bab ii landasan teori a. bimbingan kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/bab 2.pdf · peta...

35
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan Karyawisata 1. Bimbingan Kelompok a. Pengertian Bimbingan Kelompok Menurut Prayitno layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. 4 Menurut Achmad Juntika Nurihsan layanan bimbingan kelompok adalah layanan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. 5 Dan menurut I. Djumhur layanan bimbingan kelompok adalah teknik yang dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. 6 Sedangkan menurut Mc. Daniel yang dikutip oleh Prayitno bahwa sebagai informasi berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah pogram, dan peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan kelompok. 7 Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa untuk membuat keputusan dalam dinamika kelompok. 4 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 309 5 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hal 23 6 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV. Ilmu, 1975) hal 106 7 Ibid, hal 310 8

Upload: dothuy

Post on 09-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Kelompok dan Karyawisata

1. Bimbingan Kelompok

a. Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno layanan bimbingan kelompok adalah layanan

bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok.4 Menurut Achmad Juntika

Nurihsan layanan bimbingan kelompok adalah layanan bantuan terhadap

individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.5 Dan menurut I. Djumhur

layanan bimbingan kelompok adalah teknik yang dipergunakan dalam

membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah

dengan melalui kegiatan kelompok.6

Sedangkan menurut Mc. Daniel yang dikutip oleh Prayitno bahwa

sebagai informasi berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah pogram, dan

peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan

kelompok.7 Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok

adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa untuk membuat

keputusan dalam dinamika kelompok.

4Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 309 5Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hal 23 6I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV. Ilmu, 1975) hal 106 7 Ibid, hal 310

8

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

b. Teknik-teknik dalam Bimbingan Kelompok

Dalam bentuk-bentuk bimbingan kelompok terdapat sejumlah teknik

yang dipergunakan. Teknik-teknik itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pemberian informasi

Informasi yang umumnya dibutuhkan di sekolah dan diberikan oleh

guru bimbingan dan konseling, yaitu: a) Cara bergaul dengan teman

sebaya; b) Cara menghadapi orang tua dan guru; c) Cara membagi waktu

sehari-hari; d) Cara mengisi waktu senggang; e) Cara belajar yang baik; f)

Cara mengerjakan tugas; g) Cara belajar dan bekerja kelompok; h) Cara

mengembangkan hobi; i) Informasi tentang kurikulum; j) Informasi tentang

lanjutan studi; dan k) Informasi tentang lembaga-lembaga yang

memberikan pelayanan sosial.

2) Pembelajaran remedial

Pembelajaran remedial merupakan suatu usaha pembimbing untuk

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai bahan

pelajaran tertentu, teruatama yang tidak dapat diatasi dengan cara klasikal.

3) Program suasana rumah (home room)

Suatu program yang dilaksanakan dengan tujuan agar guru dapat

mengenal lebih baik siswanya sehingga dapat membuatnya lebih baik.

4) Karyawisata

Kegiatan rekreasi untuk meninjau obyek-obyek yang menarik

sehingga siswa dapat memperoleh informasi yang lebih baik dari obyek

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

wisata tersebut. Karyawisata atau field-trip disamping berfungsi sebagai

kegiatan rekreasi atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah

satu teknik bimbingan kelompok.

5) Diskusi

Diskusi atau sering juga disebut kelompok merupakan salah satu

teknik bimbingan kelompok yaitu kegiatan diskusi antar siswa untuk saling

menyumbangkan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah.

6) Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok merupakan teknik yang memberikan

kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya

dalam kelompok.

7) Organisasi siswa

Teknik dalam bimbingan kelompok yang dapat memberikan

kesempatan siswa untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial,

baik organisasi siswa dalam lingkungan sekolah maupun organisasi diluar

lingkungan sekolah.

8) Sosiodrama

Teknik dalam memecahkan masalah-maalah sosial dengan melalui

bermain peranan. Dalam sosiodrama siswa memerankan suatu peranan

tertentu dari suatu situasi masalah sosial. Dari pemeranan itu kemudian

diadakan diskusi tentang cara-cara pemecahan masalah tesebut.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

9) Psikodrama

Teknik untuk memecahkan masalah-masalah psikis yang dialami

oleh individu. Dengan memerankan peran-peran tertentu, konflik-konflik

atau ketegangan-ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau

dihilangkan.

10) Penyuluhan kelompok

Teknik untuk membantu individu-individu yang mempunyai

masalah gangguan emosional yang serius yang disebabkan oleh banyaknya

frustasi dan tekanan emosi.8

c. Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan bimbingan kelompok menurut Suparto, tujuan dari bimbingan

kelompok, yakni:

1) Pengembangan pribadi;

2) Pembahasan masalah-masalah umum.9

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

bimbingan kelompok adalah:

1) Pengembangan pribadi;

2) Membantu individu dan kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang

diri dan lingkungan;

3) Membahas masalah-masalah yang umum;

8H. M. Surya, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000) hal 4.72-4.82 9 Suparto, Selintas Mengenal Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok, Makalah (Surabaya: 2001) hal 1

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

4) Memberi kesempatan kepada semua peserta untuk mengungkapkan

perasaan diri sendiri;

5) Membantu peserta belajar memahami perasaan peserta lain dalam

mengatasi masalahnya.

Sedangkan menurut H.M. Surya dalam bukunya Bimbingan dan

Konseling yang diterbitkan oleh Universitas Terbuka adalah:

1) Membantu individu dan kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang

diri dan lingkungannya;

2) Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau mengahadapi

situasi, lingkungan, dan pengalaman baru;

3) Meletakkan dasar-dasar bagi penyuluhan individu;

4) Membantu memberikan penyesuaian diri dan penyembuhan terhadap

gejala-gejala gangguan penyesuaian diri;

5) Membantu menemukan masalah-masalah pribadi; dan

6) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan pengalaman belajar

dalam kurikulum.10

Menurut Prayitno, tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:

1) Memberikan informasi kepada peserta kelompok;

2) Menyusun rencana dan membuat keputusan; dan

3) Saling menelaah antar peserta kelompok.11

10 Ibid, hal 4.70 11 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 310

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

d. Manfaat dan Keterbatasan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang

melibatkan beberapa siswa yang diberikan dalam sebuah kelompok untuk

membahas permasalahan yang menyangkut individu dan lingkungannya.

Sehubungan dengan dilaksanakannya bimbingan kelompok, maka ada

beberapa manfaat layanan bimbingan kelompok, yakni:

1) Bimbingan kelompok yang dilakukan dalam satu kelompok kecil hasilnya

lebih efektif daripada dilakukan secara pribadi;

2) Lebih baik waktu digunakan untuk membantu 5 - 15 orang sekaligus dari

pada hanya untuk membantu seorang saja. Jadi bimbingan kelompok

mempunyai efisiensi yang baik;

3) Bimbingan kelompok dapat juga digunakan untuk mendorong orang yang

tidak ingin mengikuti bimbingan secara formal;

4) Bimbingan kelompok cenderung memperkenalkan para konseli saling

membantu;

5) Kelompok kecil adalah suatu kelompok umum untuk bimbingan

pendidikan jangka pendek.

Akan tetapi selain mempunyai beberapa manfaat seperti yang

dijelaskan datas, layanan bimbingan kelompok juga mempunyai beberapa

keterbatasan-keterbatasan, yakni:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

1) Tidak ada rahasia, karena semua anggota tahu tentang masalah didalam

kelompok yang sedang terjadi baik itu masalah seorang anggota kelompok

ataupun masalah bersama;

2) Suasana interaksi monolog atau terbatas kaena masalah yang dibahas

cenderung homogen;

3) Dengan jumlah peserta bimbingan yang terlalu besar, layanan bimbinagn

kelompok dapat tidak efektif lagi;

4) Pemimpin kelompok yang dipegang oleh salah satu peserta dapat

mengurangi keberhasilan layanan bimbingan kelompok, karena tidak

langsung dipegang oleh konselor.12

e. Tahapan Bimbingan Kelompok

Tahapan bimbingan kelompok yang terdapat dalam makalah Suparto

yaitu sebagai berikut:

Pada tahap ini dibentuk kelompok dengan peserta yang sudah

diseleksi, peserta tersebut memenuhi kriteria yang diinginkan oleh konselor

dan dapat membangun harapan bersama dalam menyelesaikan masalah.

1) Tahap Permulaan

Pada tahap ini memulai mengeksplorasi harapan peserta bimbingan

kelompok dan mulai belajar fungsi kelompok, sekaligus menegaskan

tujuan kelompok.

2) Tahap Transisi 12Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 309-315

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Pada tahap ini konselor dan peserta bimbingan kelompok menyesuaikan

diri dalam suasana kelompok yang baru, menciptakan keseimbangan

interaksi antara konselor dengan peserta kelompok antarpeserta kelompok.

3) Tahap Kerja

Pada tahap ini proses bimbingan kelompok berlangsung. Proses tersebut

diawali dengan pengutaraan berbagai permasalahan, kemudian dilanjutkan

pemilihan masalah yang dibahas dalam kelompok, dan terakhir

pembahasan masalah tersebut.

4) Tahap Akhir

Pada tahap ini konselor dengan peserta kelompok membahas tentang

keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang dibahas. Sekaligus konselor mengucapkan terimakasih kepada

peserta bimbingan kelompok karena telah mengikuti proses bimbingan

hingga selesai.

5) Tahap Evaluasi dan tindak lanjut

Pada tahap ini konselor melakukan tindak lanjut jika ternyata ada

kendala-kendala dalam pelaksanaan bimbingan kelompok.13

f. Proses dan Perilaku Antar Anggota

Dalam kelompok, peserta kelompok mengalami perkembangan sosial

yang berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan

sosial. Menurut Hurlock ada tiga proses dalam perkembangan social, yang 13Ibid, hal 158-161

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

masing-masing proses tersebut terpisah dan sangat berbeda, tetapi saling

berkaitan sehingga kegagalan dalam satu proses dapat menurunkan kadar

sosialisai, ketiga proses tersebut adalah:

1) Berperilaku dapat diterima secara sosial.

Setiap kelompok social mempunyai standar bagi para anggotanya

tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi,

seseorang tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima,

tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilakunya sehingga ia bias

diterima sebagian dari masyarakat atau lingkungan social tersebut.

2) Memainkan peran dilingkungan sosialnya.

Setiap kelompok social mempunyai pola kebiasaan yang telah

ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota

dituntut untuk dapat memenuhi tuntutan yang diberikan kelompoknya.

3) Memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya.

Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai

orang yang menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang

disenangi, berarti ia berhasil dalam penyesuaian social dan diterima

sebagai anggota kelompok social tempat mereka menggabungkan diri.14

14http://triatikahartawati.blogspot.com/2012/11/perkembangan-sosial-pada-masa-anak-anak.htmldinduhpada 22 Mei 2013

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

h. Interaksi dalam Kelompok

Dalam layanan bimbingan kelompok, terdapat interaksi antar peserta.

Hal ini memang yang diinginkan untuk terjadi dalam layanan ini, karena

memang salah satu tujuan layanan bimbingan kelompok seperti yang

dijelaskan di atas salah satunya adalah saling mengungkapkan masalah untuk

dipecahkan bersama. Saling berhubungan antara peserta kelompok sangatlah

diutamakan, sedangkan hubungan antar peserta dengan pemimpin kelompok

tidak sedemikian penting, karena dalam layanan bimbingan kelompok semua

peserta mendapatkan kedudukan yang sama untuk saling berhubungan atau

berinteraksi denganpeserta lain.15

2. Teknik Karyawisata

a. Definisi Karyawisata

Karyawisata berasal dari 2 (dua) suku kata yaitu”karya” yang berarti

kerja dan “wisata” yang berarti “pergi” jadi karyawisata adalah bepergian

kesuatu tempat untuk bekerja. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu

cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.16

Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek

dalamrangka memperluas pengetahuan.17 Pada dunia pendidikan karya wisata

dapat diartikan dengan peserta didik pergi kesuatu tempat untuk mempelajari

suatu obyek dimana obyek itu berada dengan kata lain adalah kunjungan 15Prayitno, Dasar-DasarBimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 27. 16Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: BalaiPustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 530 17Ibid,h.393

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

peserta didik ke luar kelas untuk mempelajari obyek-obyek tertentu sebagai

bagian integral dari kegiatan di sekolah.18

Menurut Shalahuddin, metode adalah suatu cara yang paling tepat

diguna;kan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat

dicapai.19 sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah:

a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan

b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar,

c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan.20

Menurut Roestiyah karyawisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk

belajar atau memperdalam pelajarannyadengan melihat kenyataannya. Karena

itu dikatakan teknik karyawisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan

dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah

untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,

suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.21

Menurut checep Teknik karyawisata atau widyawisata adalah cara

penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas.

Karyawisata memanfaatkan lingkungansebagai sumber belajar, dapat

merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luasdan aktual, siswa

dapat mencari dan mengolah sendiri informasi.Tetapi karyawisatamemerlukan

18Nana Sudjana dan Ahmad rival, Media Mengajar; Penggunaan dan Pembuatanya. (Bandung: CV. Sinar Baru, 1997), Cet VII, h.210 19Mahfudh Salahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu 1981), h. 29 20Zuharini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional 1983 ), Cet, Ke-8, h. 79 21 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta ,2012), hal.85

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang

tidak sebentar.

Menurut Mulyasa Teknik field trip atau karyawisata merupakan suatu

perjalanan atau pesiar yangdilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh

pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian

integral dari kurikulum sekolah. Meskipunkaryawisata memiliki banyak hal

yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikandapat segera dicapai,

terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalamantentang dunia

luar.22

Menurut Djamarah teknik karyawisata, yang merupakan cara mengajar

yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek

tertentu di luar sekolah untuk mempelajari ataumenyelidiki sesuatu seperti

meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan padateknik

karyawisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya.

Karyawisataada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu

beberapa hari atau waktu panjang.23

b. Tujuan Fungsi dan Manfaat Teknik Karyawisata

Pelaksanaan karyawisata dapat ditujukan untuk mencapai beberapa

tujuan seperti :

22 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2013) Hal. 112 23 Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 94

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

1. Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau di kelas

dengan hal-hal yang lebih praktis dan realistis.

2. Untuk menanamkan nilai moral pada siswa serta mengembangkan rasa

sosial diantara siswa dengan teman-temannya maupun orang lain.

3. Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya.

4. Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat

bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu

memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun

pengetahuan umum.

5. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang

dihadapinya,agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus

dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Fungsi dari teknik karya wisata adalahdengan mengunjungi obyek-

obyek menarik yang berkaitan dengan pelajaran atau tujuan tertentu untuk

mengetahui lingkungan dan masalahnya sehingga memupuk rasa tanggung

jawab, kerjasama, kepercayaan diri, mengembangkan bakat dan cita-cita

peserta didik.

Selain fungsi, karyawisata juga memiliki manfaat. Manfaat dari teknik

karyawisata, antara lain sebagai berikut:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

1. siswa akan memperoleh pengalaman langsung. Pengalaman ini dapat

memperdalam pengetahuan dan pengertian siswa karena akan lebih

banyak menarik perhatian siswa.

2. Dengan karya wisata dapat mengumpulkan bahan-bahan untuk pelajaran,

misalnya dengan cara observasi, wawancara dan sebagainya, serta dapat

mengumpulkan benda-benda untuk alat peraga.

3. Memperluas atau memperbesar minat dan perhatian anak. Misalnya

dengan kunjungan ke pabrik, perindustrian, kesenian dan lain-lain.

4. Memperkaya pengajaran di dalam kelas.

5. Membuktikan benar tidaknya pengertian yang diperoleh di dalam kelas.

Sumber di luar kelas merupakan laboratorium tempat anak-anak

mengadakan observasi, eksperimen dan lain-lain.

c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Karyawisata

Dengan teknik karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat

(objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di

sekolah. Berbeda dengan darmawisata, disini para siswa sekedar pergi ke

suatu tempat untuk rekreasi. Teknik karyawisata berguna bagisiswa untuk

membantu mereka memahami kehidupan riil dalam lingkungan beserta

segalamasalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan,

bank, pengadilan, atau kesuatu tempat yang mengandung nilai sejarah atau

kebudayaan tertentu. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif,

maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

1. Persiapan

Dalam merencanakan tujuan karyawisata, guru perlu menetapkan

tujuan pembelajarandengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik,

menghubungi pemimpin obyek yangakan dikunjungi untuk merundingkan

segala sesuatunya, penyusunan rencana yangmasak, membagi tugas-tugas,

mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,serta mengirim

utusanUntuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah

bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju.Dalam

kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek

antara laintentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang

ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang

dituju jauh. dimana.

2. Perencanaan

Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam

rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata,

pembagian objek sesuai dengan tujuan, jenis objek sesuai dengan tujuan,

jenis objek serta jumlah siswa.

a. Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.

b. Menentukan teknik mengumpulkan data, mungkin berwujud

wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.

c. Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung.Kepada para siswa

harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

telahdirencanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan

rencana.

d. Mengurus perizinan.

e. Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang

diperlukan.

3. Pelaksanaan

Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah

ditetapkan dalam rencanakunjungan, sedangkan guru mengawasi,

membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswayang kurang

mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur

segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang

telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi,

demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya,

serta memberi petunjuk bila perlu.

4. Pembuatan laporan Akhir karya wisata

Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal

hasilkarya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan

yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti

membuat grafik, gambar, model-model, diagram, sertaalat-alat lain dan

sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam

bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Menurut Mulyasa sebelum karya wisata digunakan dan

dikembangkan sebagai teknik pembelajaran, hal-hal yang perlu

diperhatikan yaitu:

a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar

mengajar.

b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program

sekolah.

c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.

d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-

sumber belajar dalamkaryawisata menunjang dan sesuai dengan

tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapatdilaksanakan.

e) Membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan

sistematis.

f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, denganmemperhatikan tujuan pembelajaran, materi

pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.

g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak,

apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan,

memberikan surat ucapan terima kasih kepada merekayang telah me

mbantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahankarya

wisata yang akan datang.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

d. Kelebihan dan Kekurangan Karyawisata

Teknik karyawisata memiliki beberapa kelebihan di dalam

pelaksanaanya yaitu seperti:

1) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

2) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan

menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin

diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat

mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.

3) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu

maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan

memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.

4) Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan

sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan

yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran

teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.

5) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-

macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak

terpisah-pisah dan terpadu.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

6) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan

dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. Pengajaran

dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Walaupun banyak memiliki kelebihan tetapi di dalam teknik

karyawisata juga memiliki beberapa kekuranganya seperti:

1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

2) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

3) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada

tujuan utama,sedangkan unsur studinya terabaikan.

4) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik

anak didik dilapangan.

5) Biayanya cukup mahal.

6) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran

karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka

panjang dan jauh.

7) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.

8) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau

kantor yang akan dikunjungi

e. Hambatan Dalam Teknik Karyawisata

Di dalam teknik karyawisata terdapat juga hambatan-hambatan

antara lain:

1) Cuaca yang kurang mendukung

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2) Dianggap karya wisata akan mengganggu pelajaran.

3) Memakan waktu dianggap sebagai penghamburan waktu.

4) Keengganan guru yang telah merasa puas dengan pelajaran sehari-hari.

5) Enggan mengganggu kegiatan perusahaan, badan-badan pemerintah

dan lain-lain.

6) Transport dan Biaya yang mahal.

B. Perilaku Prososial

1. Pengertian Perilaku Prososial

Perilaku prososial (prososial behavior) dalam kamus Psikologi

desebutkan sebagai perilaku Sosial yang menguntungkan orang lain, tercakup

di dalamnya kebersamaan, kerjasama kooperatif dan alturisme,24

Staubmenyatakan bahwa perilaku prososial adalah perilaku yang

menguntungkan orang lain yang dilakukan secara sukarela dan tanpa

paksaan.25 O’Sears menyatakan bahwa perilaku prososial mencakup kategori

yang lebih luas, meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau

direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa mempedulikan motif – motif

si penolong.26

Baron & Byrne menjelaskan bahwa perilaku prososial sebagai

tindakan apapun yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah ini

diaplikasikan pada tindakan yang tidak menyediakan keuntungan langsung 24 Kartono, Kartini, Gulo, Dali. Kamus Psikologi. (Bandung: Pionir Jaya, 1987). Hal.108 25Judith I.M, Staub. Morality and Prosocial Behavior: The Role of Awareness, Responsibility, and Norms Model. (Bournemouth University: University of Groningen, 1987).Hal.428 26 Sears, D.O. Psikologi Sosial, Jilid 2. Alih Bahasa: Michael Adryanto. (Jakarta: Erlangga, 1994), hal 47.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

pada orang yang melakukan tendakan tersebut, dan bahkan mungkin

mengandung derajat resiko tertentu.27

Dayakisni & Yuniardi mendefinisikan perilaku prososial merupakan

kesediaan orang – orang untuk membantu atau menolong orrang lain yang ada

dalam kondisi distress (menderita) atau mengalami kesulitan. Sedangkan

Faturohman juga menyatakan perilaku Sosial sebagai perilaku yang memiliki

konsekuensi positif pada orang lain.28

Staub mendefinisikan perilaku prososial sebagai suatu perilaku yang

memiliki konsekuensi Sosial positif secara fisik maupun secara psikologis,

dilakukan secara sukarela dan menguntungkan orang lain. Sedangkan

Wrightsman dan Daux mempertegas pendapat pendapat Staub dengan

menyatakan bahwa perilaku proposial merupakan tindakan yang mempunyai

akibat Sosial secara positif yang ditujukan bagi kesejahteraan orang lain, baik

secara fisik maupun secara psikologis dan perilaku tersebut merupakan

perilaku yang lebih banyak memberikan keuntungan pada orang lain dari pada

dirinya sendiri.

Berdasarkan definisi tentang perilaku prososial dari beberapa ahli

tersebut dapatlah ditegaskan bahwa untuk mengukur suatu tindakan itu

merupakan tindakan yang termasuk dalam perngertian perilaku prososial

adalah :

27 Baron, R.A. Psikologi Sosial Edisi 10 Jilid 2, Terjemahan: Djuwita. (Jakarta: Erlangga, 2005) hal 119. 28 Dayakisni, T. Psikologi Sosial Cet.2. (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press. 1997) hal 166.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

1. Perilaku atau tindakan tersebut dilakukan secara sukarela dan tanpa

tekanan.

2. Perilaku atau tindakan tersebut dilakukan dengan maksud menolong dan

mementingkan orang lain.

3. Perilaku atau tindakan tersebut dilakukan tanpa mempedulikan motif –

motif dari pelakunya.

2. Bentuk – Bentuk Perilaku Prososial

Sebagaimana ditegaskan dalam pengertian prososial, jelaslah kiranya

perilaku prososial merupakan perilaku yang menguntungkan orang lain

dilakukan secara sukarrela dan tanpa adanya paksaan dari siapapun serta tiadak

mempedulikan motif – motif pelakunya. Dengan demikian, perilaku – perilaku

yang termasuk dalam pengertian prososial diantaranya dapat berbentuk

misalnya seseorang memberikan santunan kepada yayasan Sosial dengan

maksud agar diberitakan sehingga terkesan sebagai orang baik atau dermawan,

menolong orang lain yang sedang kesusahan, seorang pejabat level bawah

mengirim parcel ke atasannya di waktu hari lebaran sehingga mengandung

makna tertentu bagi pelakunya, member bantuan kepada si miskin,

mempedulikan kesejahteraan orang..

Samson dan Museen menyebutkan bahwa perilaku – perilaku yang

termasuk dalam pengertian prososial meliputi: berbagi, bekerja sama,

menolong, berlaku jujur, mudah membantu dan memberi, mempertimbangkan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

hak dan kesejahteraan orang lain, menyumbang, merawat, dermawan,

memperhatikan hak dan kesejahteraan orang lain, dan mempunyai kepedulian

terhadap orang lain.

Menurut Museen bentuk – bentuk perilaku prososial memiliki beberapa

macam yang antara lain :29

1. Berbagi (sharing), yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang

lain dalam suasana suka maupun duka. Contoh: Siswa sering berbagi

makanan berupa roti, jajanan kepada siswa yang lain, Selain itu siswa juga

sering berbagi perasaan dalam curhat keseharian.

2. Menolong (helping), yaitu kesediaan memberikan bantuan atau pertolongsn

kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan baik berupa moril

maupun materil. Menolong meliputi membantu orang lain atau

menawarkan sesuatu yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.

Contoh: Siswa menolong siswa lain yang sedang jatuh dari sepeda, siswa

menawarkan pertolongan kepada siswa lain karena tidak punya uang saku

sekolah akhirnya mengajaknya untuk makan bersama, siswa membantu

siswa lain yang tidak mampu membayar SPP Perbulan dengan iuran teman.

3. Kerjasama (cooperating), yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan

orang lain demi tercapainya suatu tujuan. Cooperting biasanya saling

menguntungkan, saling memberi, saling menolong dan menenangkan. 29 Mussen, P.HConger,J.JandKaganJ. Child development and personality (Fifth Edition)Harper and Row ublishers. 1989).hal 360

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Contoh: Siswa menyelasaikan tugas yang diberikan kepada guru dengan

cara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama yakni menjawab soal

dan pemecahan masalah yang diberikan guru.

4. Bertindak jujur (honesty), yaitu kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti

apa adanya, tidak berbuat curang terhadap orang lain. Contoh: Siswa selalu

dilatih untuk selalu berbuat jujur kepada sesama siswa bahkan kepada guru

dalam kondisi apapun yang ada dilingkungan sekolah maupun keluarga.

5. Berderma (donating), yaitu kesediaan untuk memberikan sacara sukarela

sebagian barang miliknya kepada orang lain yang membutuhkan. Contoh:

Siswa memberikan bulpen kepada teman lain supaya untuk dipakai, siswa

memberikan makanan kepada teman-teman lainnya, dan siswa memberikan

sebagaian uang untuk siswa yang kurang mampu dalam keseharian di

sekolah maupun dilingkungan keluarganya. Hal ini akan membatu perilaku

prososial siswa tertanam dan berkembang lebih baik.

Brigham menyebutkan bentuk – bentuk prilaku prososial yang hampir

sama dengan di atas, yaitu :30

1. Alturisme yaitu kesediaan untuk menolong orang lain secara sukarela

tanpa mengharapkan imbala.

2. Murah hatu yaitu kesediaan untuk bersikap dermawan pada orang lain.

30 Brigham, J.C..SocialPsychology.(NewYork:HarpercollinsPublisher.1991) Hal. 277

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

3. Persahabatan yaitu kesediaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat

dengan orang lain.

4. Kerjasama yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain demi

tercapainya suatu tujuan.

5. Menolong yaitu kesediaan untuk membantu orang lain yang sedang berada

dalam kesulitan.

6. Penyelamatan yaitu kesediaan untuk menyelamatkan atau membantu orang

lain yang membutuhkan.

7. Pengorbanan yaitu kesediaan untuk berkorban demi orang lain yang

membutuhkan.

8. Berbagi yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain salam

suasana duka.s

Berdasarkan uraian di atas maka bentuk – bentuk perilaku prososial

tersebut antara lain berbagi, menolong, kerja sama, bertindak jujur,

pengorbanan dan berbagi merupakan suatu perilaku yang mengarah kepada

kebaikan dan pengembangan perilaku siswa yang sangat mencerminkan

akhlaqul karimah.

3. Prinsip – Prinsip Dasar Perilaku Prososial

Perilaku sosial pada dasarnya merupakan hal yang bersifat asasi di

dalam kehidupan manusia. Ia tidak hanya bersifat naluri tetapi juga dibentuk

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

oleh lingkungan sosialnya. Secara naluriah misalnya dapat dijumpai bentuknya

pada seorang ibu dan ayah memberikan pertolongan kepada anaknya, bahkan

tidak segan – segan orang tua akan berbuat yang beresiko tinggi manakala

anaknya terancam bahaya. Sedangkan yang dibentuk oleh lingkungan Sosial

dapat dijumpai misalnya di daalam sebuah pertemuan bagaiman mereka yang

terlibat dalam pertemuan tersebut saling mendukung dan menyetujui pendapat–

pendapat yang dikemukakan demi untuk kepentingan bersama di dalam

kelompok tersebut.

Pemikiran di atas memberikan gambaran tentang adanya prinsip –

prinsip dasar munculnya perilaku prososial pada manusia. Prinsip pertama

menyatakan bahwa perilaku prososial merupakan bagian sifat manusia yang

ditentukan secara genetik. Sehubungan dengan ini, Travers (dalam O’Sears,

1994) mengemukakan bahwa hanya altruism timbale balik yang mempunyai

dasar biologis. Prinsip kedua merupakan kritik dari prinsip pertama di atas.

Prinsip kedua ini menyatakan bahwa faktor Sosial jauh lebih penting

dibandingkan faktor biologis dalam menentukan perilaku prososial.31

Dalam kaitannya dengan perilaku prososial yang dibentuk oleh

lingkungan Sosial, ditemukan bahwa masyarakat secara bertahap dan selektif

mengembangkan keterampilan, keyakinan dan teknologi yang mennunjang

31 Sears, D.O. Psikologi Sosial, Jilid 2. Alih Bahasa: Michael Adryanto. (Jakarta: Erlangga, 1994), hal 120.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

kepentingan kelompok tersebut. Karena dirasakan bermanfaat bagi masyarakat,

maka perilaku prososial menjadi bagian dari aturan atau norma sosial.

Ada tiga norma yang penting bagi pembentukan perilaku prososial,

yaitu tanggung jawab Sosial, saling timbale balik dan keadaan Sosial. Norma

tanggung jawab Sosial menentukan bagaimana seharusnya kita membantu

orang lain yang bergantung kepada kita. Bentuknya bisa bermacam – macam.

Orang tua diharuskan memelihara anak – anaknya dan jawatan Sosial bisa ikut

campur tangan apabila orang tua gagal memenuhi kewajibannya. Guru harus

membantu murid – muridnya dan seterusnya. Aturan agama dan moral

kebanyakan masyarakat menekankan keharusan untuk menolong orang lain

dan kadang – kadang keharusan ini dinyatakan dalam bentuk hukum. Hukum

merupakan salah satu cara untuk menekankan pada orang bahwa mempunyai

kewajiban untuk menolong.

Sementara norma imbal balik menyatakan bahwa kita harus menolong

orang yang telah menolong kita atau seseorang harus menolong kepada orang

yang telah menolongnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang lebih

cenderung membantu seseorang yang pernah membantu mereka.32 Kekuatan

rasa kewajiban dipengaruhi oleh faktor – faktor yang ada dalam situasi.

Misalnya bantuan yang lebih sering dilakukan akan dibalas daripada bantuan

yang kecil atau jarang sekali. Di samping itu pandangan orang tentang motif

32 Ibid, hal 122

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

penolong juga berpengaruh. Upaya membalas pertolongan lebih mungkin

terjadi pula bantuan awal dipersepsi sebagai sesuatu yang diberikan secara

sengaja dan sukarela. Dalam hal ini Goranson da Berkowitz (dalam O’Sears,

1994) menyimpulkan bahwa subjek yang dibantu oleh seseorang cenderung

membalas orang tersebut, tetapi cenderung tidak menawarkan bantuan kepada

orang lain.

Selanjutnya adalah norma keadilan yang mempunyai prinsip kesamaan.

Prinsip keadilan ini berimplikasi bahwa apabila ada dua orang yang

memberikan andil yang sama dalam suatu tugas, maka kedua orang tersebut

harus menerima ganjaran yang sama pula. Apabila salah seorang menerima

lebih dari yang lainnya, maka ia akan mengalami tekanan untuk mencoba

memulihkan keadilan dengan jalan mengulang pembagian ganjaran tersebut.

Orang yang menerima ganjaran yang lebih sedikit dari yang seharusnya

diterima, jelas merasa dirugikan. Fakta yang menarik disini adalah bahwa

orang yang mersa menerima lebih dari yang seharusnya diterima, maka harus

memberikan sebagian dari miliknya kepada orang yang mendapetkan terlalu

sedikit tersebut. Dalam hal ini orang lain yang menyaksikan situasi

ketidakadilan tersebut, mungkin sekali tertarik untuk menolong orang yang

dirugikan. Tindakan membantu orang yang kurang beruntung dalam kehidupan

sehari - hari member amal, tampaknya dimotivasi oleh keinginan untuk

menciptakan situasi yang lebih adil.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

4. Ciri – Ciri Perilaku Prososial

Menurut Staub dalam Dayakisni dan Hudaniah, ada 3 (tiga) cirri

seseorang dikatakan menunjukkan perilaku prososial, yaitu:33

1. Tindakan tersebut berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan

pada pihak pemberi bantuan.

2. Tindakan tersebut dilahirkan secara sukarela

3. Tindakan teersebut menghasilkan kebaikan.34

Dalam situasi tertentu, keputusan untuk menolong melibatkan proses

kognisi Sosial yang kompleks dan pengambilan keputusan yang rasional.

Awalnya, seseorang harus memperhatikan bahwa sesuatu sedang berlangsung

dan memutuskan apakah pertolongan dibutuhkan atau tidak. Bila pertolongan

dibutuhkan mungkin orang itu masih mempertimbangkan sejauh mana

tanggung jawabnya untuk bertindak. Kemudian, orang tersebut mungkin masih

menilai ganjaran dan kerugian bila membantu atau tidak. Terakhir, orang itu

harus memutuskan jenis pertolongan apa yang dibutuhkan dan bagaimana

memberikannya. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut :35

1. Mempersepsi Kebutuhan

Persepsi terhadap kebutuhan merupakan langkah pertama yang

penting dalam setiap perilaku prososial, yaitu memperhatikan bahwa

33 Dayakisni, T. Psikologi Sosial, Cet 2. (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press. 1997) hal 166. 34 Ibid, hal 168. 35 Sears, D.O. Psikologi Sosial, Jilid 2. Alih Bahasa: Michael Adryanto. (Jakarta: Erlangga, 1994), hal 56-58

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

sesuatu sedang berlangsung dan memutuskan apakah pertolongan

dibutuhkan. Dalam beberapa situsi, suatu kebutuhan jelas, tetapi dalam

kebanyakan situasi suatu kebutuhan tidak jelas sehingga sulit untuk

memutuskan. Ketidakpastian tentang situasi merupakan alas an utama

mengapa kadang – kadang orang tidak memberikan bantuan. Isyarat apa

yang digunakan orang untuk memutuskan apakah ada keadaan darurat yang

membutuhkan campur tangan atau tidak. Menuruut Shotland & Hudson

yang mengidentifikasi lima karakteristik utama yang mengarahkan persepsi

bahwa suatu kejadian merupakan keadaan darurat.36

a. Sesuatu yang terjadi secara tiba – tiba dan tidak terduga

b. Ada ancaman bahaya yang jelas terhadap korban

c. Tindakan yang membahayakan kkorban cenderung meningkat bila tidak

ada campur tangan seseorang

d. Korban tidak berdaya dan membutuhkan bantuan orang lain

e. Ada beberapa kemungkinan cara campur tangan yang efektif

Interpretasi atau definisi seseorang tentang situasi merupakan faktor

yang penting untuk memastikan apakah orang tersebut akan memberikan

pertolongan atau tidak.

36 Ibid. Hal 57

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

2. Memikul Tanggung Jawab

Seseorang yang merasa mempunyai tanggung jawab pribadi akan

lebih cenderung melakukan perilaku prososial. Faktor yang mempengaruhi

tanggung jawab yang di persepsi adalah kompetensi. Tampaknya seseorang

merasa mempunyai kewajiban yang lebih besar untuk turut campur tangan

dalam situasi di mana mempunyai kecakapan untuk membantu secara

efektif.

3. Mempertimbangkan untung rugi

Menurut teori insentif, orang selalu mempertimbangkan

kemungkinan untung rugi dari suatu tindakan tertentu termasuk menolong

orang lain. Oleh karena itu orang akan berperilaku secara prososial bila

yang dipersepsi berupa keuntungan (ganjaran) melabihi keuntungan yang

diperoleh, sehingga orang tidak menolong.

Kadang – kadang relative mudah untuk menolong tapi di saat lain,

pemberian pertolongan bisa menimbulkan kerugian waktu, tenaga,

kesulitan yang sangat besar. Namun ada juga kerugian bila tidak

memberikan pertolongan, misalnya ada rasa bersalah karena tidak

menolong atau mungkin orang lain menganggap bahwa orang tersebut

tidak suka menolong. Di lain pihak, keuntungan yang diperoleh karena

memberikan pertolongan merupakan inisiatif positif. Semakin baik persepsi

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

tentang manfaat tindakan yang dilakukan, semakin besar kecenderungan

untuk membantu. Semakin pantas seseorang untuk ditolong semakin besar

pertolongan yang dapat diberikan dan semakin besar kesediaan untuk

menolong.

4. Memutuskann Cara Menolong dan Bertindak

Unsur terakhir dalam keputusan untuk menolong adalah menetapkan

jenis bantuan apa yang akan diberikan dan kemudian melakukan tindakan.

C. Bimbingan Kelompok Melalui Karyawisata dalam meningkatkan Perilaku

Prososial Siswa

1. Peningkatan Perilaku Prososial Siswa

Tujuan secara umum bimbingan kelompok adalah untuk

pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan

berkomunikasi siswa. Secara lebih khusus bimbingan kelompok guna

mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap

yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu

peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para

siswa.37 Dan menurut I. Djumhur layanan bimbingan kelompok adalah teknik

yang dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid

memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok.38

37Achmad Juntika Nurihsan. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hal 23 38I. Djumhur dan Drs. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah(Bandung: CV. Ilmu, 1975) hal 106

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

Dalam karyawisata siswa perlu keluar sekolah, untuk meninjau tempat

tertentu atau objek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi akan tetapi untuk

belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.

Karena itu dikatakan teknik karyawisata ialah cara mengajar yang dilakukan

dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah

untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik,

perusahaan dan lain sebagainya agar siswa bisa langsung dapat mengetahui

bagaimana kondisi atau sistem-sistem yang patut untuk di pelajari.

Dengan melaksanakan teknik karyawisata siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, menanamkan rasa cinta pada

alam. Mengembangkan kegairahan belajar siswa, mamberikan kepada siswa

bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi. Dan

dengan adanya penugasan secara kelompok akan menimbulkan rasa

kebersamaan , empati dan saling membantu serta kebersamaan yang harmonis

di lingkungan sekolah maupun lingkungan umum.

2. Aspek Perilaku Prososial Melalui Karyawisata

Dalam bimbingan kelompok melalui karyawisata maka akan terjadi

interaksi sesama teman kelompok, maka akan muncul aspek perilaku

prososial, yang antara lain :

a. Menolong orang lain yang kesulitan

Pengaruh kehadiran orang lain membuat seseorang cenderung

kurang memberikan bantuan pada orang asing yang mengalami kesulitan.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

Semakin banyak orang yang hadir, semakin kecil kemungkinan individu

yang benar-benar memberikan pertolongan. Terdapat dua variabel yang

bias mendukung dan menghambat individu untuk menolong orang yang

mengalami kesulitan, yaitu penyebaran tanggung jawab dan menghindari

kesalahan.

b. Penyebaran tanggung jawab

Bila tanggung jawab sosial merupakan keyakinan normative yang

jelas bagi kelompoknya, maka kehadiran orang lain menyebabkan

meningkatnya kemungkinan dalam berperilaku prososial.

c. Menghindari kesalahan

Kehadiran orang lain bisa menjadi penghambat berperilaku

prososial, karena individu yang berada dalam kelompok orang banyak

takut apabila melakukan kesalahan sosial. Apabila individu sedang

sendiri, maka tidak akan ragu-ragu dalam melakukannya. Namun, saat ada

beberapa orang di tempat, kecenderungannya adalah menunggu perintah

daripada membuat kesalahan dan terlihat kebodohannya. Individu yang

menolong orang yang mengalami kesulitan juga mempertimbangkan

hadiah dan kerugian yang diperoleh, suasana hati individu pada waktu itu,

empati dan karakteristik individu.

d. Mengurangi suatu tindak pelanggaran

Adanya keinginan untuk menciptakan keamanan dengan

mengurangi pelanggaran dan adanya rasa tanggung jawab untuk

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Kelompok dan ...digilib.uinsby.ac.id/3343/4/Bab 2.pdf · peta sosiometri siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam layanan bimbingan ... menyumbangkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

memberikan bantuan terhadap orang yang mengalami tindak pelanggaran.

Komitmen utama terhadap tanggung jawabnya akan meningkatkan

kemungkinan untuk ikut serta dalam berperilaku prososial.

e. Menahan godaan

Individu seringkali dihadapkan pada pilihan antara melakukan apa

yang diketahui dengan mempertahankan perilaku moral atau melakukan

cara penyelesaian yang mudah melalui berbohong, berbuat curang. Hal

tersebut sangat menggoda individu untuk melanggar aturan yang ada agar

memperoleh keuntungan dengan segera. Misalnya, siswa izin keluar

keluar kelas untuk izin ke kamar mandi, padahal ia pergi ke kantin untuk

jajan sebelum jam istirahat tiba. Individu nampaknya lebih menyukai

melakukan kejahatan sederhana jika keuntungan yang diperoleh secara

potensial tinggi dan jika kemungkinan diketahui atau ditangkap dan

kerugian yang diperoleh rendah.