bab ii landasan teori 2.1 sistem pendukung keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 bab ii landasan...

26
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi yang berbasis komputer yang fleksibel, interaktif dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan keputusan (Turban, Sharda & Delen, 2011). Menurut Kusrini, Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data (Kusrini, 2009). Dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi yang mendukung keputusan semiterstruktur dengan menggunakan menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. 2.1.2 Karakteristik dan Kapabilitas SPK Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan menurut Turban, Sharda & Delen (2011), adalah sebagai berikut :

Upload: others

Post on 06-Aug-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Pengertian

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi

yang berbasis komputer yang fleksibel, interaktif dan dapat diadaptasi,

yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah

manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Sistem Pendukung

Keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna

yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan

keputusan (Turban, Sharda & Delen, 2011).

Menurut Kusrini, Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu

sistem informasi yang menyediakan informasi, pemodelan dan

pemanipulasian data (Kusrini, 2009).

Dari beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

pendukung keputusan merupakan sistem informasi yang mendukung

keputusan semiterstruktur dengan menggunakan menyediakan

informasi, pemodelan dan pemanipulasian data.

2.1.2 Karakteristik dan Kapabilitas SPK

Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan

menurut Turban, Sharda & Delen (2011), adalah sebagai berikut :

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

11

Gambar 2.1 Karakteristik dan Kapabilitas SPK

(Sumber: Turban, Sharda & Delen, 2011)

1. SPK menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan terutama

pada situasi terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan

pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, mulai dari eksekutif

puncak sampai manajer lapangan.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang

terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari

departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan

dari organisasi lain.

4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial.

Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali atau berulang

(dalam interval yang sama).

5. Dukungan pada semua fase proses pengambilan keputusan :

intelegensi, desain, pilihan dan implementasi.

6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. SPK selalu dapat beradaptasi sepanjang waktu. Pengambilan

keputusan harus reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

12

secara tepat dan dapat mengadaptasikan SPK untuk memenuhi

perubahan tersebut.

8. SPK mudah untuk digunakan. Pengguna harus merasa nyaman

dengan sistem. User-friendly, dukungan grafis yang baik dan

antarmukabahasa yang sesuai dengan bahasa manusia dapat

meningkatkan efektivitas SPK.

9. Peningkatan terhadap efektivitas dari pengambilan keputusan

(akurasi, timeless, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya

membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).

10. Pengambil keputusan memiliki kontrol penuh terhadap semua

langkah proses pengmbilan keputusan dalam memecahkan suatu

masalah. SPK ditujukan untuk mendukung bukan menggantikan

pengambil keputusan.

11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem

sendiri. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan

ahli sistem informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitannya

dengan data warehouse membelohkan pengguna untuk

membangun SPK yang cukup besar dan kompleks.

12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisa situasi.

pengambilan keputusan.

13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe

mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem

berorientasi objek.

14. Dapat dilakukan sebagai stand-alone tool yang digunakan oleh

seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan

pada suatu organisasi keseluruhan dan beberapa organisasi terkait.

2.1.3 Komponen SPK

Menurut Turban, Sharda & Delen (2011), Decision Support System

(Sistem Pendukung Keputusan) terdiri dari empat subsistem yang

saling berhubungan yaitu :

1. Subsistem Manajemen Data

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

13

Subsistem manajemen data meliputi basis data yang terdiri

dari datadata yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh

software yang disebut Database Management System

(DBMS). Manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan

data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data

perusahaan yang relevan untuk mengambil keputusan.

2. Subsistem Manajemen Model

Subsistem manajemen model berupa paket software yang

berisi model-model financial, statistic, ilmu manajemen, atau

model kuantitatif yang menyediakan kemampuan analisa dan

manajemen software yang sesuai. Software ini disebut sistem

manajemen basis model.

3. Subsistem Dialog (User Interface Subsystem)

Subsistem dialog (User Interface Subsystem) merupakan

subsistem yang dapat digunakan oleh user untuk

berkomunikasi dengan sistem dan juga member perintah SPK.

Web browser memberikan struktur antarmuka pengguna grafis

yang familiar dan konsisten. Istilah antarmuka pengguna

mencakup semua aspek komunikasi antara pengguna dengan

sistem.

4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan (Knowledge-

Based Management Subsystem)

Subsistem manajemen berbasis pengetahuan merupakan

subsistem yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku

sebagai komponen yang berdiri sendiri (independent).

Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi

sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke

intranet perusahaan, ekstranet atau internet. Arsitektur dari

sistem pendukung keputusan.

Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem

pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

14

ekstranet atau internet. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan

ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.

Gambar 2.2 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan

(Sumber : Turban, Sharda & Delen, 2011)

2.1.4 Fase – fase Pengambilan Keputusan

Menurut Turban, Sharda, & Delen (2011), terdapat empat fase

dalam pembangunan sistem pendukung keputusan seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 3.

1. Intelligence

Pada fase Intelligence, masalah diidentifikasi,

ditentukan tujuan dan sasarannya, penyebabnya, dan

besarnya. Langkah ini sangat penting karena sebelum suatu

tindakan diambil, persoalan yang dihadapi harus

dirumuskan secara jelas terlebih dahulu. Masalah

dijabarkan secara lebih rinci dan dikategorikan apakah

termasuk programmed atau non-programmed.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

15

2. Design

Pada fase Design, dikembangkan tindakan

alternatif, menganalisis solusi yang potensial, membuat

model, membuat uji kelayakan, dan memvalidasi hasilnya.

3. Choice

Pada fase Choice, menjelaskan pendekatan solusi

yang dapat diterima dan memilih alternatif keputusan yang

terbaik. Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan jika

hasil yang diinginkan memiliki nilai kuantitas tertentu.

4. Implementation

Pada fase Implementation, solusi yang telah

diperoleh pada fase Choice diimplementasikan. Pada

tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang

terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan

disesuaikan apabila diperlukan perbaikan-perbaikan.

Gambar 2.3 Fase Pengambilan Keputusan

(Sumber : Turban, Sharda & Delen, 2011)

2.2 Multi Objective Optimazion The Basis Of Ratio Analysis (MOORA)

2.2.1 Pengertian Metode MOORA

Multi-Objective Optimization on the basis of Ratio Analysis

(MOORA) adalah multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau

lebih attribut yang saling bertentangan secara bersamaan. Metode ini

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

16

diterapkan untuk memecahkan masalah dengan perhitungan

matematika yang kompleks. Moora diperkenalkan oleh Brauers dan

Zavadskas pada tahun 2006. Pada awalnya metode ini diperkenalkan

oleh Brauers pada tahun 2004 sebagai “Multi-Objective

Optimization” yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai

masalah pengambilan keputusan yang rumit pada lingkungan pabrik.

Metode moora diterapkan untuk memecahkan banyak permasalahan

ekonomi, manajerial dan konstruksi pada sebuah perusahaan maupun

proyek (Dicky dan Sarjon, 2011).

2.2.2 Algoritma Metode MOORA

Menurut Dicky dan Sarjon (2011) Berikut ini adalah algoritma

penyelesaian metode MOORA yaitu sebagai berikut :

1. Langkah Pertama : Menginputkan Nilai Kriteria

Menginputkan nilai kriteria pada suatu alternatif dimana

nilai tersebut nantinya akan diproses dan hasilnya akan

menjadi sebuah keputusan.

2. Langkah Kedua : Merubah nilai kriteria menjadi matriks

keputusan

Matriks keputusan berfungsi sebagai pengukuran kinerja

dari alternative I th pada atribur J th, M adalah alternatif dan n

adalah jumlah atribut dan kemudian sistem rasio

dikembangkan dimana setiap kinerja dari sebuah alternatif

pada sebuah atribut dibandingkan dengan penyebut yang

merupakan wakil untuk semua alternatif dari atribut tersebut,

Berikut adalah perubahan nilai kriteria menjadi sebuah

matriks keputusan :

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

17

Keterangan :

X = nilai kriteria masing-masing kriteria yang

direpresentasikan sebagai matriks

3. Langkah Ketiga : Normalisasi pada metode MOORA

Normalisasi bertujuan untuk menyatukan setiap element

matriks sehingga element pada matriks memiliki nilai yang

seragam. Normalisasi pada MOORA dapat dihitung

menggunakan persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

Xij = urutan ke i dari alternatif pada kriteria ke j

∑ 𝑚𝑖=1 Xij2 = menunjukkan banyaknya jumlah alternatif

ke-1 sampai ke m yang di kuadratkan

4. Langkah Keempat : Mengurangi nilai maximax dan minmax

Mengurangi nilai maximax dan minmax untuk

menandakan bahwa sebuah atribut lebih penting itu bisa di

kalikan dengan bobot yang sesuai (koefisiensignifikasi)

(Brauers etal.2009 dalam Ozcelik, 2014). saat atribut bobot

dipertimbangkan perhitungan mengunakan persamaan sebagai

berikut.

Keterangan :

Yi = nilai dari penilaian normalisasi alternatif i

terhadap semua atribut.

Xij = urutan ke i dari alternatif pada kriteria ke j

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

18

Wj = Nilai bobot setiap kriteria

g =nilai kriteria yang akan dimaksimalkan, (n-g)

adalah nilai dari kriteria yang diminimalkan

j = nilai kriteria

Nilai Optimasi dengan menjumlahkan nilai atribut bertipe

benefit j hingga g dan menguranginya dengan nilai atribut cost

g+1 hingga n untuk setiap alternatif i.

5. Langkah Kelima : Menentukan rangking dari hasil perhitungan

MOORA

2.3 Alat Bantu Analisis Sistem

2.3.1 Pengertian UML(Unfied Modelling language)

UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa

yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan

requirement, membuat analisis & desain, serta menggambarkan arsitektur

dalam pemrograman berorientasi objek (Sukamto dan Shalahuddin,

2014).

2.3.2 Tujuan UML

a. Menyediakan Bahasa permodelan visual yang ekspresif dan siap

pakai untuk mengembanggkan dan pertukaran model-model yang

berarti.

b. Menyediakan mekanisme perluasan dan spesialisasi untuk

memperluas konsep-konsep inti.

c. Mendukung spesifikasi independen bahasa pemograman dan proses

pengembangan tertentu.

d. Menyediakan basis formal untuk pemahanaman bahasa

permodelan.

e. Mendorong pertumbuhan pasar kakas berorientasi objek.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

19

2.3.3 Macam – Macam UML

a. Use Case Diagram

Use Case Diagram menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013),

adalah permodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi

yang akan dibuat. Use Case Diagram mendeskripsikan sebuah

interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi

yang dibuat.

Syarat penamaan pada use case diagram adalah nama

didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat di pahami. Ada dua hal

utama pada use case diagram yaitu pendefinisian apa yang

disebut aktor dan use case :

1. Aktor merupakan orang, proses atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat

itu sendiri, walaupun biasanyan simbol aktor adalah

orang, tetapi aktor belum tentu orang.

2. Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan

sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar

unit atau aktor.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada use case diagram :

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram

(Sumber : Shalahuddin M dan A. Rossa, 2013)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

20

Simbol Nama Keterangan

Actor Simbol ini menunjukkan pengguna

sistem atau yang berinteraksi

langsung dengan sistem, seperti

manusia, aplikasi ataupun objek lain

Dependency Hubungan dimana perubahan yang

terjadi pada suatu elemen mandiri

(independent) akan mempengaruhi

elemen yang bergantung pada

elemen yang tidak mandiri.

Generalization Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagai perilaku dan

struktur data dari objek yang ada di

atasnya objek induk (ancestor).

Include Menspesifikasikan bahwa use case

sumber secara ekslisit.

Extend Menspesifikasikan bahwa use case

target memperkuat perilaku dari Use

Case sumber pada suatu titik di

berikan.

Actor

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

21

Association Apa yang menghubungkan antara

objek satu dengan objek lainnya.

Package Menspesifikasikan paket yang

menampilkan sistem secara terbatas.

Use Case Simbol yang menunjukkan tindakan

yang dikerjakan suatu objek untuk

bertukar pesan.

Collaboration Interaksi aturan-aturan dan elemen

lain yang bekerja sama untuk

menyediakan perilaku yang lebih

besar dari jumlah dan elemen-elemen

(bersinergi).

Note Mencerminkan suatu sumber.

b. Activity Diagram

Menurut Sukamto dan Shalahuddin(2013), Activity Diagram

menggambarkan aliran fungsionalitas dari mana Workflow (aliran

Package

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

22

kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau

menu yang ada pada perangkat lunak.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada Activity diagram

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram

(Sumber : Shalahuddin M dan A. Rossa, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Intial Node

(Status Awal)

Status awal aktivitas

sistem, sebauh diagram

aktivitas memiliki

sebuah status.

Activity Aktivitas yang dilakukan

sistem, aktivitas bisanya

diawali dengan kata

kerja

Percabangan

(decision)

Asosiasi percabangan

dimana jika ada pilihan

aktivitas lebih dari satu.

Fork Asosiasi percabangan

satu aktifitas dimana ada

aktifitas lebih dari satu.

NewActivity

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

23

Penggabungan /Join Asosiasi penggabungan

dimana lebih dari satu

aktivitas digabungkan

menjadi satu.

Activity Final Node

(Status Akhir)

Status akhir yang

dilakukan sistem, sebuah

diagram aktivitas

memiliki sebuah status

akhir.

Swimlane Swimlane memisahkan

organisasi bisnis yang

bertanggung jawab

terhadap aktivitas yang

terjadi.

c. Sequence Diagram

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013), Sequence

Diagram adalah diagram yang menggambarkan aktivitas objek

pada use case dengan mendeskripsikan objek dan message yang

dikirim dan diterima antar objek.

Sequence Diagram mendeskripsikan komunikasi di antara

objek-objek, meliputi pesan-pesan yang ada dan urutan pesan

tersebut muncul. Sequence diagram dapat berasosiasi dengan

realisasi usecase digunakan untuk menunjukkan flow dari

fungsionalitas di dalam suatu use case.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada class diagram

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

24

Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram

(Sumber : Shalahuddin M dan A. Rossa, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Actor Orang, proses, atau sistem lain

yang berinteraksi dengan

sistem, aktor belum tentu

orang, biasanya dinyatakan

menggunakan kata benda di

awal frase nama aktor.

LifeLine Objek entity, antar muka yang

saling berinteraksi.

Object Menyatakan objek yang

berinteraksi pesan.

Boundary Menyatakan objek sebagai

tampilan.

Control Menyatakan objek berfungsi

sebagai kontrol.

Actor

Nama Aktor

nama objek :

nama kelas

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

25

Entity Menyatakan objek sebagai

data.

Object Message Menyatakan suatu objek

membuat objek yang lain, arah

panah mengarah pada objek

yang dibuat.

Message to self Mengambarkan pesan atau

hubungan obyek itu sendiri,

yang menunjukkan urutan

kejadian yang terjadi

Return Message Menyatakan bahwa suatu objek

yang telah menjalankan suatu

operasi atau metode

menghasilkan suatu kembalian

ke objek tertentu, arah panah

mengarah pada objek yang

menerima kembalian

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

26

d. Class Diagram

Menurut Sukamto dan Shalahuddin(2013), Class Diagram

menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-

kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Class Diagram

memiliki atribut dan metode atau operasi.

a. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh

suatu kelas.

b. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki

oleh suatu kelas.

Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas

sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut:

a. Kelas main, kelas yang memiliki fungsi awal

dieksekusi ketika sistem dijalankan.

b. Kelas yang menangani tampilan sistem (view), kelas

yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke

pemakai.

c. Kelas yang diambil dari pendefinisian use case

(controller), kelas yang menangani fungsi-fungsi yang

harus ada diambil dari pendefinisian use case, kelas ini

biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani

proses bisnis pada perangkat lunak.

d. Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model),

kelas yang digunakan untuk memegang atau

membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang

diambil maupun akan disimpan ke basis data.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

27

Tabel 2.4 Simbol Class Diagram

(Sumber : Shalahuddin M dan A. Rossa, 2013)

Simbol Nama Keterangan

Class Kelas pada struktur sistem

Antarmuka atau

interface

Sama dengan konsep interface

dalam pemograman objek.

Association Relasi antarkelas dengan makna

umum, asosiasi biasanya juga

disertai dengan multiplicity.

Directed

Association

Relasi antar kelas dengan makna

kelas yang satu digunakan oleh

kelas yang lain, asosiasi

biasanya juga disertai dengan

multiplicity.

Generaliasi Relasi antarkelas dengan makna

generalisasi-spesialisasi (umum

khusus).

nama_interfa

ce

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

28

Dependency Relasi antar kelas dengan makna

kebergantungan antarkelas

Aggregation Relasi antar kelas dengan makna

semua bagian (whole-part).

2.4 XAMPP

Menurut Nugroho (2013), “XAMPP adalah paket program web

lengkapyang dapat Anda pakai untuk belajar pemrograman web, khususnya

PHP dan MySQL”.

Menurut Wicaksono (2008) menjelaskan bahwa “XAMPP adalah sebuah

software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan

menggunakan pengolah data MYSQL di komputer lokal”. XAMPP berperan

sebagai server web pada komputer lokal. XAMPP juga dapat disebut sebuah

Cpanel server virtual, yang dapat membantu melakukan preview sehingga

dapat dimodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan

internet.Folder XAMPP

Menurut Nugroho (2013), di dalam folder utama xampp, terdapat beberapa

folder penting yang perlu diketahui. Untuk lebih memahami setiap fungsinya,

Anda dapat melihat penjelasannya sebagai berikut :

Tabel 2.5 folder XAMPP

(Sumber : Nugroho, 2013)

Folder Keterangan

Apache Folder utama dari Apache Webserver

Htdocs Folder utama untuk menyimpan data-data latihan

web, baik PHP maupun HTML biasa.

Manual Berisi subfolder yang di dalamnya terdapat manual

program dan database, termasuk manual PHP dan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

29

MySQL.

MySQL Folder utama untuk database MySQL Server.

PHP Folder utama untuk program PHP.

2.5 Hypertext Preprocessor (PHP)

Menurut Agus Saputra (2011) PHP atau yang memiliki kepanjangan

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan suatu bahasa pemrograman yang

difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan

kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai

pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP

difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan adanya PHP tersebut, web

akan sangat mudah di-maintenance. PHP berjalan pada sisi server sehingga

PHP disebut juga sebagai bahasa Server Side Scripting. Artinya bahwa dalam

setiap/untuk menjalankan PHP, wajib adanya web server. PHP ini bersifat

open source sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampu lintas

platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux.

PHP juga dibangun sebagai modul pada web server apache dan sebagai

binary yang dapat berjalan sebagai CGI.

2.6 MySQL

Menurut Yenie Kustiyahningsih (2010) Basis data adalah

sekumpulaninformasi yang diatur agar mudah dicari. Dalam arti umum basis

data adalah sekumpulan data yang diproses degan bantuan komputer yang

memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan tepat, yang dapat

digambarkan sebagai aktivitas dariatu atau lebih organisasi yang berelasi.

MySQL merupakan suatu database. MySQL dapat juga dikatakan sebagai

database yang sangat cocok bila dipadukan dengan PHP. Secara umum,

database berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan,

mengklasifikasikan data secara prefosional. MySQL bekerja menggunakan

SQL Language (Structure Query Language). Itu dapat diartikan bahwa

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

30

MySQL merupakan standar penggunaan database di dunia untuk pengolahan

data.

MySQL merupakan software RDBMS( atau server database) yang dapat

mengelola database dengan sanagat cepat, dapat menampung data dalam

jumlah besar, dapat di akses oleh banyak user. Raharjo, Budi, Heryanto,

Rosdiana,E., (2014)

2.7 Pengujian Sistem

Menurut Rosa A.S dan M.Shalahudin (2014), pengujian sistem adalah

suatu aktivitas tyang pengujian direncenakan dan sistematis untuk menguji

atau mengevaluasi kebenaran yang diinginkan. Aktivitas pengujian terdiri

dari satu atau sekumpulan langkah dimana dapat menempatkan desain kasus

uji yang spesifik dan metode pengujian. Secara umum, pola pengujian pada

perangkat lunak adalah sebagai berikut :

a. Pengujian dimulai dari level komponen hingga integrasi antar

komponen menjadi sebuah system.

b. Teknik pengujian berbeda beda sesuai dengan berbagai sisi / unit uji

dalam waktu yang berbeda - beda pula bergantung pada pengujian pada

bagian yang dibutuhkan.

c. Pengujian dilakukan oleh pengembang perangkat lunak, dan jika untuk

proyek besar, pengujian bisa dilakukan oleh tim uji yang tidak terikat

dengan tim pengembang perangkat lunak.

d. Pengujian dan penirkutuan (debugging) merupakan aktivitas yang

berbeda tapi penirkutuan (debugging) harus diakomodasi pada berbagai

strategi pengujian.

Pendapat lain tentang pengujian, Menurut Pressman (2012), pengujian

merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak.

Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dari perangkat lunak. Selain

otu, pengujian diharapkan dapat mengetahui keunggulan serta kelemahan

sistem tersebut.Ada beberapa manfaat dengan adanya pengujian sistem,

diantaranya adalah :

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

31

a. Menilai dan mengevaluasi apakah output sistem sudah sesuai dengan

apa yang diharapkan.

b. Jika sistem tersebut merupakan pengembangan sistem, dapat digunakan

sebagai pembanding apakah lebih baik dari sistem yang sebelumnya

dengan meminimalisir kesalahan.

c. Sistem yang sudah diuji berarti sudah melalui pengujiansistem,

sehingga layak digunakan.

2.7.1 Black-box Testing (Pengujian Kotak Hitam)

Menurut Rosa dan Shalahudin (2014), Black-box Testing yaitu

menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa

menguji desain dan kotde program. Pengujian dimaksudkan untuk

mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari

perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.Teknik

pengujian Black-box adalah :

a) Equivalence Class Partitioning

Pengujian kelas kesetaraan didasarkan atas asumsi suatu

program yang input dan outputnya dapat dibagi kedalam suatu

jumlah kelas terbatas ( sah dan tidak sah ) seperti pada semua

kasus pada sekat tunggal, berlatih kemampuan yang sama atau

memperlihatkan perilaku yang sama.

b) Boundary Value Analysis

Analisis nilai batas dilakukan dengan membuat tes yang

mengidentifikasi tepi input dan output kelas dalam

spesifikasinya. Biasanya kelasahan program terjadi pada batas-

batas kelas kesetaraan dikenal sebagai “ Batas Analisis Nilai”.

c) Decision Tables

Tabel keputusan digunakan ketika hasil logika dalam

program didasarkan pada suatu keputusan dan aturan yang perlu

diikuti.tabel keputusan terdiri dari empat area yaitu potongan

kondisi, potongan tindakan dan akhirnya tindakan masukan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

32

d) State Transition Diagrams

State Transition Diagrams adalah alat yang sangat baik untuk

menagkap jenis dokumen tertentu dan kebutuhan sistem internal

dalam desain sistem.ketika sistem harus ingat apa yang terjadi

sebelumnya atau ketika pesan yang valid dan tidak valid

e) Orthogonal ArraysOrthogonal Array Testing Stategy (OATS)

Digunakan untuk mengurangi jumlah uji kombinasi dan

menyediakan cakupan maksimum dengan jumlah minimum

kasus yang diuji.

f) All Pairs Technique

Ini adalah teknik yang berlaku memverifikasi jumlah batasan

parameter dengan jumlah batasan nilai serta menjaga jumlah

kasus yang diuji.

Black-box Testing ( Pressman, 2012) merupakan pengujian

software engineer yang mendapatkan serangkaian kondisi input yang

sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu

program. Kesalah pada pengujian Black-box :

a) Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang

b) Kesalahan interface

c) Kesalahan dalam stuktur dan akses database eksternal

d) Kesalahan kinerja

e) Inisialisasi dan kesalahan terminasi

2.7.2 White-Box Testing ( Pengujian Kotak Putih)

Menurut Pressman (2012), pengujian White-box atau Glass-box

adalah metode test-case desain yang menggunakan struktur kontrol

desain procedural untuk memperoleh test-case.

Menurut Ayuliana (2009), whitebox testing pertama kali diusulkan

oleh Tom McCabe (1976). ujicoba whitebox merupakan metode

desain uji kasus yang menggunakan struktur kontrol dari desain

prosedural untuk menghasilkan kasus-kasus uji. Dengan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

33

menggunakan metode ujicoba whitebox, para pengembang software

dapat menghasilkan kasus-kasus uji yang :

a. Menjamin bahwa seluruh independent paths dalam modul telah

dilakukan sedikitnya satu kali.

b. Melakukan seluruh keputusan logikal baik dari sisi benar

maupun salah.

c. Melakukan seluruh perulangan sesuai batasannya dan dalam

batasan operasionalnya

d. Menguji struktur data internal untuk memastikan validitasnya

2.7.2.1 Ujicoba Berbasis Alur (Basis Path Testing)

Menurut Ayuliana (2009), metode berbasis alur memungkinkan

perancang kasus uji untuk menghasilkan ukuran kompleksitas logikal

dari desain prosedural dan menggunakan ukuran ini untuk

mendefinisikan himpunan basis dari alur eksekusi. Kasus uji

dihasilkan untuk melakukan sekumpulan basis yang dijamin untuk

mengeksekusi setiap perintah dalam program, sedikitnya satu kali

selama ujicoba.

2.7.2.2 Notasi graf Alur (Path Graph Notation)

Menurut Ayuliana (2009), notasi sederhana untuk

merepresentasikan alur kontrol disebut graf alur (flow graph), seperti

tabel dibawah ini :

notasi

Tabel 2.6 Path Graph Notation

Sumber : Ayuliana (2009)

Skema Notasi

Sequence

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

34

If

While

Until

Case

Lingkaran (node) menggambarkan satu atau lebih perintah

prosedural. Urutan proses dan keputusan dapat dipetakan dalam satu

node. Tanda panah (edge),menggambarkan aliran kontrol. Setiap node

harus mempunyai tujuan node. Region adalah daerah yang dibatasi

oleh edge dan node. Termasuk daerah diluar grafik alur.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1 · 2019. 2. 28. · 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

35

2.7.2.3 Cyclomatic Complexity

Cyclomatic Complexity yang dikembangkan oleh Mc Cabe (1976),

yaitu mengukur kompleksitas dari sebuah program dan modul secara

bersamaan yang mendeterminasikan jumlah maksimum dari independent

path yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi full line coverage pada

program.pengukuran dilakukan berdasarkan teori graph dan

perhitungannya berdasarkan dari karakteristik program terlihat pada

program flow graph. Cyclomatic Complexity (V(G)) dapat diekspresikan

dengan tiga cara berdasarkan flow graph, yaitu :

1. V(G) = R

2. V(G) = E – N + 2

3. V(G) = P + 1

Dimana : R = jumlah bagian pada program flow graph

E = jumlah edge yang ada program flow graph

N = jumlah node yang ada program flow graph

P = jumlah keputusan yang ada pada graph