bab ii landasan teori 2.1 prestasi belajar 2.1.1...

12
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prestasi Belajar 2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu hal yang sangat penting didalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dengan prestasi belajar akan dapt dilihat berhasil atau tidaknya proses pendidikan dan pengajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar merupakan suatu fase yang terdiri dari dua kata yaitu “ prestasi dan belajar”. Kata prestasi merupakan terjemahan dari bahasa inggris “Achievement” yang berarti “kecakapan”. Sumardjono (1997) bahwa prestasi adalah hasil akhir dari proses belajar aktif yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan. Sedangkan Aswar mengatakan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam belajar (Suseno, 1999). Tirta Negoro (Tarmiyati, 2002) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilain hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sadali (2003) mengatakan bahwa prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan kinerja akademik yang dalam bahasa inggris disebut Academic Performance” berupa hasil belajar siswa adalah hasil dari usaha,

Upload: nguyenxuyen

Post on 16-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu hal yang sangat penting didalam

proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dengan prestasi belajar akan

dapt dilihat berhasil atau tidaknya proses pendidikan dan pengajaran untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari

prestasi belajarnya.

Prestasi belajar merupakan suatu fase yang terdiri dari dua kata yaitu

“ prestasi dan belajar”. Kata prestasi merupakan terjemahan dari bahasa

inggris “Achievement” yang berarti “kecakapan”.

Sumardjono (1997) bahwa prestasi adalah hasil akhir dari proses

belajar aktif yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan.

Sedangkan Aswar mengatakan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

siswa dalam belajar (Suseno, 1999).

Tirta Negoro (Tarmiyati, 2002) mengatakan bahwa prestasi belajar

adalah penilain hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Sadali (2003) mengatakan bahwa prestasi belajar siswa sangat

berhubungan dengan kinerja akademik yang dalam bahasa inggris disebut

“Academic Performance” berupa hasil belajar siswa adalah hasil dari usaha,

9

kemampuan, dan sikap seseorang dalam menyesuaikan suatu kegiatan

dalam bidang pendidikan.

Menurut Nawawi (Harsini, 2001) prestasi belajar siswa adalah

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah mata pelajaran tertentu.

Thantawi (1979) dalam kamus bimbingan dan konseling

merumuskan prestasi belajar sebagai tanda atau simbol keberhasilan yang

telah dicapai dari usaha belajar yang biasanya dinyatakan dalam nilai, angka

atau huruf, dimana tanda itu melambangkan kemampuan aktual dalam

bidang pengetahuan dan keterampilan.

Prestasi belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari

kata “prestasi” yang berarti hasil yang telah dicapai dan “belajar” yang

berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan oleh guru. Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai dalam penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberika oleh guru.

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu usaha, kemampuan dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu di bidang pendidikan.

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis

tertentu yang berada di bangku sekolah (Arifin, 1989).

10

Winkel dalam Sunarto (2009) menyatakan bahwa prestasi belajar

siswa adalah bukti usaha yang dapat dicapai siswa di sekolah setelah

melakukan proses belajar. Pengertian yang dimaksud dengan prestasi belajar

adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam suatu proses psikis yang

berlangsung dalam proses interaksi seseorang dengan lingkungannya yang

menghasilkan perubahan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai

yang akan disiapkan atau dilaksanakan menuju kemajuan.

Pengertian prestasi belajar menurut Davis adalah kemampuan yang

berupa Knowledge, Understanding and Skill siswa dalam suatu kurun waktu

yang meliputi satu bulan, caturwulan, semester atau satu tahun berdasarkan

tujuan tes prestasi belajar (Tarmiyati, 2002).

Dari pengertian belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil akhir dari usaha,

kemampuan belajar siswa dalam penguasaan pengetahuan maupun

keterampilan yang dikembangkan melalui suatu pelajaran yang diperoleh,

melalui pembelajaran dan pendidikan di sekolah sebagai tanda atau simbol

keberhasilan yang dinyatakan dalam nilai, angka atau huruf pada akhir

pembelajaran dalam kurun waktu satu bulan , catur wulan, dan semester.

Prestasi belajar tiap siswa berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya. Bervariasinya prestasi belajar yang diperoleh siswa sebagai

penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam mata pelajaran yang

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu faktor-faktor yang

sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa cukup kompleks, ada yang

berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan dan ada juga yang

berasal dari luar diri individu yang bersangkutan.

11

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Suryabrata (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah :

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu :

a. Faktor Fisikologis : Kematangan fisik, kesehatan badan, kualitas

makanan dan fungsi panca indra.

b. Faktor Psikologis : Minat, rasa ingin tahu, adanya sifat kreatif, rasa

aman, motivasi, pengalaman masa lalu dan kecerdasan.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu:

a. Faktor Sosial : Faktor pribadi guru yang mengajar, sikap orang tua

terhadap anaknya yang sedang belajar dan situasi bergaul dengan

teman sebaya.

b. Faktor Non Sosial : Cuaca, keadaan udara, suhu udara, waktu

(pagi, siang, malam), tempat (letaknya, gedung), alat yang

digunakan untuk belajar (alat tulis, buku-buku, alat peraga).

Menurut Haditono (1978), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa adalah :

1. Faktor endogen atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

yaitu :

a. Faktor Biologis

b. Faktor Psikologis

2. Faktor eksogen atau faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu :

a. Faktor Keluarga

b. Faktor Sekolah

c. Faktor Masyarakat

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slameto dan

Sumardjono (1997) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

a. Guru dan pelajarannya

b. Siswa yang bersangkutan : Penguasaan materi prasyarat, cara,

kebiasaan dan keterampilan belajar, usia, daya tangkap dan semangat

belajarnya.

c. Sekolah : Ketersediaan alat peraga dan kualitas bimbingan.

d. Lingkungan : Kualitas dukungan orang tua dan pengaruh lingkungan

siswa.

12

Surya dan Amir (Harsini, 2001) menyatakan bahwa prestasi belajar

siswa dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :

1. Faktor Internal

a. Faktor Jasmaniah : Terdiri atas penginderaan, pendengaran dan

struktur tubuh.

b. Faktor Psikologis : Terdiri dari faktor intelektual meliputi potensi

yaitu kecerdasan, bakat, kecakapan, faktor non intelektual yaitu diri

dan faktor kematangan fisik dan psikologis.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Sosial : terdiri atas lingkungan keluarga yaitu orang tua, kakak

dan adik, lingkungan sekolah yaitu guru dan teman-teman di sekolah,

lingkungan masyarakat yaitu tetangga, lingkungan kelompok yaitu

teman belajar di sekolah dan teman bermain.

b. Faktor Budaya : seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi

serta kesenian.

c. Faktor Lingkungan Fisik : seperti fasilitas belajar, iklim dan cuaca.

Faktor-faktor tersebut di atas saling berinteraksi secara langsung maupun

tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut

Azwar (2003) adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal terdiri dari :

a. Faktor fisik, seperti panca indra dan kondisi fisik secara umum.

b. Faktor psikologis, seperti minat, bakat, motivasi dan kecerdasan.

2. Faktor eksternal terdiri dari :

a. Faktor fisik, seperti kondisi tempat belajar (kelas), saran dan

prasarana belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar.

b. Faktor sosial seperti, dukungan sosial (keluarga, teman atau tetangga

di sekitar rumah.

Kedua faktor tersebut sangatlah berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa, karena faktor internal dan eksternal datang dari diri sendiri

ataupun dari luar.

Untuk mengetahui sampai dimanakan usaha atau kemajuan siswa

dalam belajar di sekolah, maka dilakukan penilaian pendidikan mengenai

kepandaian, kelakuan dan kerajinan siswa yang menjadi tanggung jawab

siswa selama masa tertentu (6 bulan). Oleh karena itu penilaian memegang

13

penting didalam proses pendidikan. Umumnya penilaian dari guru dan

dirumuskan kedalam sebuah daftar nilai yaitu raport. Raport diberikan

kepada sisiwa setiap akhir masa tertentu (6 bulan sekali).

Nilai murni siswa diperoleh dari nilai tes ulangan yang diberikan

oleh guru kepada siswa pada masa tertentu sesuai dengan program

sekolah. Nilai murni berasal dari:

a. Nilai tugas yaitu nilai yang diperoleh dari hasil tugas-tugas yang

diberikan oleh guru kepada siswa pada setiap bidang studi.

b. Nilai ulangan harian yaitu penilaian yang diberikan kepada siswa

setelah guru bidang studi menyelesaikan setiap sub pokok bahasan atau

pokok bahasan mata pelajaran dalam waktu 1 semester.

c. Nilai tes akhir semester yaitu penilaian yang diberikan guru kepada

siswa pada akhir semester untuk seluruh bidang studi.

Cara mendapatkan nilai murni :

NT + NH + NS

3

keterangan :

NT : Nilai tugas

NH : Nilai ulangan harian

NS : Nilai ulangan semester

2.2. Disiplin Belajar

2.2.1. Pengertian Disiplin Belajar

Dolet Unaradjan (2003), disiplin adalah “Ketaatan terhadap

peraturan dan norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara yang berlaku, yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas,

14

lahir dan batin, sehingga timbul rasa malu terkena sanksi dan rasa takut

terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.

Batasan tersebut menekankan sikap ketaatan terhadap norma

kehidupan yang berlandaskan pada kesadaran dan keikhlasan manusia.

Alex Nitisemito (1982), mengatakan bahwa disiplin adalah

“suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan

dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak”.

Selanjutnya N. A. Ametembum (1975), mengatakan disiplin

adalah “suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung

dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada

dengan senang hati”.

Rachman dalam bukunya Tu’u, (2004), disiplin adalah upaya

mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata

tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam

hatinya.

Zainal (2009), disiplin adalah satu aspek kehidupan yang mesti

wujud dalam masyarakat. Oleh itu ia hendaklah mendapat perhatian

berat dari semua pihak sama ada di sekolah atau di luar sekolah.

Sanjaya (2005), disiplin belajar adalah hal yang sangatlah

diperlukan bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan

pendidikan akan lebih mudah tercapai.

Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama,

mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya

disiplin bukan hanya pada lembaga formal, namun pada lembaga non

formal pun sangat penting. Sudah menjadi keharusan bahwa tiap-tiap

lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal harus bisa

menegakkan serta menciptakan suatu disiplin yang tinggi. Apabila di

dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan

15

disiplin, kemungkinan besar lembaga pendidikan itu tidak bisa berjalan

dengan baik, sehingga peroses belajar mengajar akan terganggu.

Disiplin dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap

aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di

sekolah, yang meliputi waktu masuk sekolah dan keluar sekolah,

kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti

kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang

dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas belajar di

sekolah.

Berdasarkan paparan di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah kondisi yang menentukan

keberhasilan siswa dalam proses belajarnya. Disiplin merupakan titik

pusat dalam pendidikan, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan

antara guru dan siswa yang mengakibatkan prestasi yang dicapai kurang

optimal terutama dalam belajar.

Prinsip-prinsip disiplin yang penulis dapat dari paparan di atas

sebagai berikut :

1. Disiplin mencakup bukan hanya tentang ketaatan belaka, tapi juga

percaya diri, kontrol diri, inisiatif dan kebebasan bertindak.

2. Disiplin yang baik, dikembangkan berdasarkan sikap kesopanan

dan respect antara pimpinan dan bawahan.

3. Disiplin yang baik adalah dengan kegiatan yang bermakna sesuai

hasil perencanaan.

4. Disiplin yang baik merupakan hasil pengawasan bersama pimpinan

dan bawahan.

16

2.2.2. Unsur-unsur Disiplin Belajar

Ditinjau dari Etimologinya disiplin berasal dari kata Disco

Dedici yang berarti belajar. Sedangkan pengertian disiplin mengandung

makna bahwa tiap individu yang dididik untuk memiliki disiplin perlu

diperlakukan sebagai orang yang belajar. Disiplin terdapat unsur-unsur

antara yang satu dengan yang lain saling mendukung.

Hurlock (2002), menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin

meliputi :

1. Peraturan sebagai pedoman perilaku.

2. Konsistensi dalam peraturan tersebut dan cara yang digunakan untuk

mengajarkan disiplin serta melaksanakannya.

3. Hukuman untuk pelanggaran peraturan.

4. Penghargaan untuk perilaku yang baik dengan peraturan yang

berlaku.

Unsur disiplin tersebut diharapkan mampu mendidik anak untuk

berperilaku sesuai standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka.

2.2.3. Indikator Disiplin Belajar

Menurut Arikunto (1990) dalam penelitian mengenai

kedisiplinannya membagi 3 macam indikator kedisiplinan, yaitu :

1) Kepatuhan mengikuti proses belajar mengajar

2) Kepatuhan pada tata tertib, dan

3) Ketaatan pada jam belajar.

2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Menurut buku dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(1983), faktor yang dapat mempengaruhi disiplin belajar siswa, antara

lain :

1. Keteladanan

Keteladanan orang tua sangat mempengaruhi sikap disiplin anak,

sebab sikap tingkah laku orang tua sangat mempengaruhi dan

akan ditiru oleh anak.

17

2. Kewibawaan

Dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1983), bahwa kewibawaan adalah

pancaran kepribadian yang menimbulkan pengaruh positif

sehingga orang lain mematuhi aturan. Orang yang berwibawa

menampakkan sikap dan nilai yang lebih unggul untuk diteladani.

3. Anak

Agar disiplin di lingkungan keluarga dapat berjalan dengan baik

diharapkan kerjasama antar semua anggota keluarga. Sangat

diharapkan adanya kesadaran anak itu sendiri dalam membina

kedisiplinan. Anak harus menyadari kedudukannya sebagai anak

yang memerlukan orang tua.

4. Hukuman dan ganjaran

Merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi perilaku.

Apabila anak melakukan suatu pelanggaran dan tidak mendapat

teguran, maka akan timbul dalam diri anak tersebut suatu

kebiasaan yang kurang baik.

5. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Apabila

lingkungan baik, maka akan berpengaruh terhadap perbuatan

yang positif.

Dengan demikian, dapat diidentifikasi bahwa disiplin belajar

merupakan keadaan sikap mental yang dengan senang hati tunduk pada

aturan ketertiban kegiatan fisik dan mental dalam merubah perilaku

melalui kegiatan belajar di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan

masyarakat.

2.3. Hubungan Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar

Disiplin adalah kunci sukses. Disiplin dalam belajar akan terhindar

dari mengantuk setiap berhadapan dengan buku, tidak dapat memahami apa

yang dibacanya, tidak dapat mengkonsentrasikan perhatian pada pelajaran.

Disiplin belajar yang efisien harus memperhatikan hukum-hukum yang

berlaku dalam belajar. Disiplin belajar yang ketat mengatur diri pelajar

untuk mempersiapkan pelajaran yang akan ditempuh, untuk merekam

dengan penuh pengertian bahan yang akan disajikan, untuk menganalisa dan

18

mensistensikan bahan dengan pemahaman dan ungkapannya sendiri

(Riberu, 1982).

Belajar harus dengan disiplin karena disiplin adalah kunci sukses.

Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal diperlukan sikap mental

siswa dalam mengarahkan seluruh belajarnya. Siswa yang ingin prestasi

belajarnya tinggi harus mempunyai disiplin belajar yang tinggi. Karena

sikap yang membuat siswa senantiasa mempunyai kesediaan, kegairahan,

dan tanggung jawab dalam belajar, tanpa sikap seperti ini siswa tidak

mampu mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan. Siswa yang memiliki

disiplin belajar tinggi maka akan memperoleh prestasi yang tinggi.

2.4. Penelitian Yang Relevan

1.) Istiana Setyaningrum (2011) yang berjudul “Hubungan Antara Disiplin

Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD

Negeri Gugus Lokantara Kec. Temanggung Kab. Temanggung Semester I

Tahun 2011/2012”. Dengan hasil penelitiannya adalah, hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) nilai korelasi antara disiplin belajar dan hasil

belajar IPA sebesar rxy = 0,046 berarti ada hubungan tetapi sangat rendah

sama juga tidak ada hubungan dan nilai signifikan sebesar p = 0,224 berarti

tidak signifikan hubungan antara disiplin belajar dan hasil belajar IPA. (2)

Nilai korelasi antara motivasi belajar dan hasil belajar IPA sebesar rxy =

0,143 berarti ada hubungan tetapi sangat rendah sama juga tidak ada

hubungan dan nilai signifikan sebesar p = 0,010 berarti tidak signifikan

antara disiplin belajar dan hasil belajar IPA. (3) Nilai korelasi antara disiplin

19

belajar dan motivasi belajar IPA sebesar rxy = 0, 463 berarti ada hubungan

tetapi sedang dan nilai signifikan sebesar p = 0,000 berarti signifikan antara

disiplin belajar dan motivasi belajar. (4) nilai korelasi antara disiplin belajar

dan motivasi belajar dengan hasil belajar IPA sebesar rxy = 0,212 berarti

ada hubungan tetapi sangat rendah sama juga tidak ada hubungan dan nilai

signifikan sebesar p = 0,037 berarti tidak signifikan antara disiplin belajar

dan motivasi belajar dengan hasil belajar IPA.

2.) Sumantri, Bambang (2010). Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas XI SMK PGRI 4 Ngawi Tahun Pelajaran 2009/2010.

Dengan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa

dimana r hitung sebesar 0,894 lebih besar dari r Tabel 0,254.

2.5.Hipotesis

“Ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bringin tahun ajaran 2016/2017.”