bab ii landasan teori 2.1 peranan -...

13
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pemimpin terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa 1 . Pengertian peranan menurut Setyadi dalam Ras Eko adalah “suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstak maupun yang konkrit dalam organisasi.” 2 Menurut Soerjono Soekanto pengertian peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan 3 . Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling bertentangan satu sama lain. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Sementara peranan itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 1 Kamus besar indonesia 2 Ras Eko Budi Santoso (http://www.ras-eko.com/2015/05/pengertian-peranan.html?m=1) diakses tanggal 28 April 2015 pukul 08.02 WIB 3 Soejono sekamto, 2002, hal. 243.

Upload: trankiet

Post on 10-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peranan

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang

menjadi bagian atau memegang pemimpin terutama dalam terjadinya suatu hal

atau peristiwa1. Pengertian peranan menurut Setyadi dalam Ras Eko adalah

“suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstak maupun yang

konkrit dalam organisasi.”2

Menurut Soerjono Soekanto pengertian peranan merupakan aspek dinamis

kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka

ia menjalankan suatu peranan3. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan dan

saling bertentangan satu sama lain. Setiap orang mempunyai macam-macam

peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut sekaligus

berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat

kepadanya. Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan

sebagai suatu proses.

Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan

hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Sementara peranan

itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

1 Kamus besar indonesia

2Ras Eko Budi Santoso (http://www.ras-eko.com/2015/05/pengertian-peranan.html?m=1)

diakses tanggal 28 April 2015 pukul 08.02 WIB 3 Soejono sekamto, 2002, hal. 243.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta

menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, antara lain :

“a.Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam

masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b.Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang

dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat

sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat.”4

Menurut Soerjono Soekanto, unsur-unsur yang ada dalam peranan atau

role adalah :

“ a. Aspek dinamis dari kedudukan

b. Perangkat hak-hak dan kewajiban

c. Perilaku sosial dari pemengang kedudukan

d. Bagian dari aktivitas yang dimainkan seseorang.”5

Pembahasan perihal aneka macam peranan yang melekat pada individu-

individu dalam masyarakat penting bagi hal-hal sebagai berikut :

“a.Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan

apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan

kelangsungannya.

b.Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada

individu-individu yang oleh masyarakat dianggap

mampu melaksanakan. Mereka harus lebih dahulu

terlatih dan menpunyai hasrat untuk

melaksanakannya.

c. Dalam masyarakat kadang kala dijumpai individu-

individu yang tak mampu melaksanakan peranannya

sebagaimana diharapkan oleh masyarakat, karena

mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan

arti kepentingan-kepentingan pribadi yang terlalu

banyak.

d.Apabila semua orang sanggup dan mampu

melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat

4 Ibid, hal.243-244.

5 Ibid, hal.441.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

akan memberikan peluang-peluang yang seimbang,

bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat

membatasi peluang-peluang tersebut.”6

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

peranan adalah suatu aspek pola tindakan yang dilakukan seseorang terhadap cara

menentukan sikap dan perbuatan dalam situasi tertentu dalam sebuah organisasi.

2.2 Panti Asuhan

2.1.1. Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia panti asuhan adalah rumah

tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu, dan sebagainya.7

Menurut Pane, panti asuhan adalah satu tempat atau wadah yang beguna untuk

menampung anak-anak yatim piatu dan anak terlantar dalam rangka

kesejahteraan anak sebagai usaha mengentaskan anak penyandang masalah

dengan pelayanan dalam penanganan masalah sosial anak.8

Usaha-usaha kesejahteraan yang diberikan pada panti asuhan berupa

peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, peningkatan pendidikan dan

keterampilan anak binaan, pemenuhan kebutuhan rohani, sosial, dan kesehatan,

keterampilan sehingga anak-anak binaan tersebut diharapkan dapat

mengembangkan pribadi, potensi, kemampuan dan minatnya secara optimal,

sehingga panti asuhan sebagai lembaga usaha kesejahteraan sosial yang

mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan pengganti fungsi keluarga

6 Ibid, hal.246.

7 Departemen Pendidikan Nasioinal, 2004, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3,

Jakarta: Balai Pustaka, hal. 826. 8 Pane. A.S. “faktor-faktor perilaku agresif remaja yatim piatu di panti asuhan Al

Jamtyatul Washliah Medan, dalam: Rola. F. (ed.), 2006, Konsep Diri Penghuni Panti Asuhan .

Medan: USA repository, hal. 20.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

harus benar-benar memperhatikan fisik, mental, dan sosial mereka agar

pertumbuhan daan perkembangnnya dapat sesuai dengan tingkat usianya.

Sebagai lembaga sosial panti asuhan mempunyai tugas pokok seperti yang

dijelaskan pasal 4 ayat 1 Keputusan Menteri Sosial RI. No HUK 3.3.8/239 Tahun

1974 yakni :

“1. Mempersiapkan mereka yang dilayani sedemikian rupa,

sehingga menjadi manusia yang sadar akan tanggung

jawab dan berdaya guna, baik dalam kedudukan sebagai

anggota masyarakat.

2.Mengembangkan potensi yang terdapat pada mereka yang

dilayani secara berencana dan terarah, sehingga mereka

dapat menjalankan fungsi sosial mereka.

3.Menghindari terdapatnya jurang pemisah dalam

hubungan pergaulan antara mereka yang dilayani

dengan mayarakat sekeliling dengan cara

menciptakan/mengadakan mo dus-modus yang bersegi

pendekatan pribadi/sosial yang efektif dan efisien.

4.Menciptakan suasana hubunga n yang serasi, baik antar

mereka yang dilayani. Maupun dengan para

pengasuhnya sehingga tercipta suas ana kekeluargaan.

5.Mengusahakan penya luran dan penempatan terhadap

warga panti sosial k eberbagai lapangan kerja sesuai

dengan kemampuan dan keahliannya.

6.Memberikan motivasi kepada lingkungan masyarakat,

untuk dapat lebih meningkatkan usaha-usaha praktis

kesejahteraan sosial keluarga dan masyarakat,

berdasrkan kemampuan yang ada.”9

Dijelaskan pula dengan peraturan panti asuhan yaitu pada pasal 3

dalam Keputusan Menteri Sosial RI. 3.3.8/239 Tahun 1974.

“1.Panti sosial berfungsi sebagai sarana dan prasarana

pembinaan kegiatan sosial berdaya guna, efektif dan

efisien serta bermanfaat bagi yang bersangkutan maupun

masyarakat pada umumnya.

2.Panti sosial juga merupakan kegiatan kesejahteraan sosial

bagi masyarakat yang memerlukan.”10

9 Indonesia, Keputusan Menteri Sosial RI. No HUK 3.3.8/239 Tahun 1974.

10 Ibid.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

2.1.2. Klasifikasi Jenis Kegiatan atau Pekerjaan

Bedasarkan Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak, klasifikasi kegiatan/pekerjaan dapat disimpulkan menjadi:

1) Penghuni

a. Anak-anak

Pada dasarnya seorang anak yang menjadi

penghuni panti asuhan tidak diperkenankan/dilarang untuk

diperkerjakan dalam pekerjaan berbahaya atau yang

pekerjaan yang dapat membahayakan kesehatan,

keselamatan, dan mo ral anak-anak. Anak-anak di panti

asuhan juga tidak dili batkan dalam pekerjaan yang dapat

menghambat pemenu han kebutuhan dan hak-hak anak.

Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anak-

anak panti asuhan seperti piket dibatasi pada jenis

pekerjaan yang ditujukan untuk meningkatkan

keterampilan hidup/life skill seperti membersihkan kamar

anak, mencuci dan menyetrika baju pribadi, serta

membantu me nyiapkan makanan pada hari libur anak.

Anak- anak diberi kesempatan untuk mengatur

sendiri wakt u mereka dengan tetap memberi berbagai

pertimbang an pengaturan waktu secara bertanggung

jawab mencakup waktu makan, waktu sekolah, waktu

belajar, waktu ibadah, waktu bermain, waktu beristirahat

dan waktu piket secara proporsional.

b. Pengasuh

Pengasuh dalam sebuah panti asuhan tidak

diperkenankan merangkap tugas lain selain mengasuh

anak-anak panti asuhan. Jumlah pengasuh juga

disesuaikan dengan gender serta kebutuhan anak

berdasarkan usia dan tahap perkembangan anak penghuni

panti asuhan. Sangat disarankan bagi panti asuhan untuk

menciptakan lingkungan tempat tinggal yang menyerupai

keluarga dan memungkinkan anak asuh untuk memperoleh

pengasuhan dari pengasuh tetap/tidak berubah-ubah

seperti halnya dari orang tua dengan perbandingan

minimal satu orang pengasuh bagi lima anak.

Pengasuh berperan membantu kehidupan dan

kegiatan anak panti asuhan secara kontinu 24 jam yang

meliputi kegiata n merawat anak, mengawasi anak,

mendampingi an ak dan mendukung aktivitas anak dari

sisi psikologi dan m ental.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

Pengasu h juga berkewajiban untuk menyimpan

segala berkas/ dokumen yang menyangkut privasi anak

dalam tempat penyimpanan tertutup yang tidak terbuka

untuk umum.

c. Petugas Keamanan

Melakukan pengamanan di lingkungan panti

asuhan dan memahami tentang perlindungan anak,

mencakup berpatroli malam.

d. Petugas Kebersihan

Membersihkan lingkungan panti asuhan.

e. Juru Masak

Menyiapkan makanan yang memenuhi standar

pemenuhan nutrisi dengan prinsip higienis.

2) Pek erja Sosial Profesional11

Mengacu kepada Permensos No. 108/HUK/2009 tentang

sertifikasi bagi Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan

Sosial,

“seorang pekerja sosial melaksanakan fungsi dan p

eran/tugas secara langsung yang mencakup fungsi

penanganan masalah anak dan keluarganya, fungsi

pengelolaan sumber dan fungsi edukasi. Pelayanan yang

dilakukan oleh seorang pekerja sosial mencakup lingkup

anak-anak sebagai penghuni panti asuhan, pengasuh

anakanak panti asuhan, keluarga anak, komunitas dan

pemerintah yang diwakili oleh Dinas Sosial/Instansi

Sosial.”12

2.1.3. Klasifikasi Fasilitas

Panti asuhan harus menyediakan fasilitas yang lengkap, memadai, sehat

dan aman bagi anak untuk mendukung pelaksanaan pengasuhan.

Sebuah panti asuhan harus dibangun di tengah-tengah masyarakat yang

memungkinkan anak-anak untuk mengakses berbagai fasilitas edukasi maupun

rekreasi, serta mendukung anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan

11

Permensos No. 20 Tahun 2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak 12

Permensos No. 108/HUK/2009 tentang sertifikasi bagi Pekerja Sosial Profesional dan

Tenaga Kesejahteraan Sosial

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

kemasyarakatan dan jauh dari kemungkinan untuk mengalami kekerasan di

lingkungan panti asuhan.

Apabila perlu, panti asuhan dapat menyediakan fasilitas umum yang dapat

digunakan bersama dengan masyarakat sekitar seperti sarana olahraga, sarana

untuk ibadah, sarana bermain dan berkesenian selama tidak membahayakan

kepentingan anak. Selain itu, panti asuhan harus aman untuk dijadikan tempat

tinggal dan tempat beraktivitas bagi anak, dalam hal ini standar keselamatan dan

keamanan haruslah diperhatikan.

2.1.4. Persyaratan Umum

Keputusan Menteri Sosial RI No. 50/HUK/2004 tentang Standarisasi Panti

Sosial dan Pedoman Akreditasi Panti Sosial memuat kondisi dan kinerja tertentu

bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial dan atau lembaga pelayanan sosial

lainnya yang sejenis, dalam hal ini panti asuhan termasuk salah satunya.

Persyaratan umum sebuah panti asuhan adalah:

1) Kelembagaan, meliputi:

a. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari

instansi yang berwenang dalam rangka memperoleh

perlindungan dan pembinaan profesionalnya.

b. Visi dan Misi. Memiliki landasan yang berpijak pada

visi dan misi.

c. Organisasi dan Tata Kerja. Memiliki struktur organisasi

dan tata kerja dalam rangka penyelenggaraan kegiatan. 2) Sumber Daya Manusia, mencakup dua aspek:

a. Aspek penyelenggara panti, terdiri dari tiga unsur:

a) Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-

kepala unit yang ada dibawahnya.

b) Unsur Operasional, meliputi pekerja sosial,

instruktur, pembimbing rohani, dan pejabat

fungsional lainnya.

c) Unsur Penunjang, meliputi pembina asrama,

pengasuh,

d) juru masak, petugas kebersihan, satpam dan sopir.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

b. Pengembangan personil panti seperti SDM.

3) Sarana Prasarana, mencakup:

a. Pelayanan Teknis. Mencakup peralatan asesmen,

bimbingan sosial, ketrampilan fisik dan mental.

b. Perkantoran. Memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang

tamu, kamar mandi, WC, dan peralatan kantor seperti:

alat komunikasi, alat transportasi dan tempat

penyimpanan dokumen.

c. Umum. Memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan

cuci, kerapihan diri, belajar, kesehatan dan

peralatannya (serta ruang perlengkapan).

4) Pembiayaan

Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap

maupun tidak tetap.

5) Pelayanan Sosial Dasar

Memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan

kebutuhan sehari-hari klien, meliputi: makan, tempat tinggal,

pakaian, pendidikan, dan kesehatan.13

2.1.5. Persyaratan Fasilitas

Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

mewajibkan panti asuhan untuk menyediakan tempat tinggal yang memenuhi

kebutuhan dan privasi anak. Dalam hal ini dapat dipraktekkan dengan cara:

1) Menyediakan tempat tinggal dan ruang tidur yang berbeda

antara laki-laki dan perempuan.

2) Menyediakan ruangan untuk memenuhi kebutuhan dan

aktivitas anak, seperti ruang belajar, ruang bermain, ruang

olahraga, perpustakaan, ruang kesenian, ruang pelayanan

kesehatan, ruang ibadah, ruang makan, dsb.

3) Ruang yang terkait dengan privasi anak, misalnya kamar

tidur, kamar mandi, dan toilet harus dilengkapi pintu yang

dapat dikunci agar keamanan anak terjaga.

4) Menyediakan tempat tinggal untuk pengasuh agar

pengasuh dapat memantau aktivitas anak sepanjang hari

termasuk di malam hari.

5) Menyediakan kamar tidur dengan ukuran 9 m² untuk 2

anak, yang dilengkapi lemari untuk menyimpan barang

pribadi anak, meja dan kursi belajar.

13

Keputusan Menteri Sosial RI No. 50/HUK/2004 tentang Standarisasi Panti Sosial dan

Pedoman Akreditasi Panti Sosial

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

6) Setiap anak memiliki tempat tidur sendiri yang dilengkapi

dengan seprei, kasur, bantal dan selimut.

7) Kamar tidur memiliki ventilasi dan pencahayaan yang

cukup di siang maupun malam hari, serta memiliki pintu

dan jendela yang terkunci.

8) Di dalam kamar anak tidak terdapat barang yang

membahayakan anak, misalnya kompor.

9) Menyediakan perlengkapan kebersihan seperti sapu,

pembersih debu (lap, kemoceng) di setiap kamar.

10) Dekorasi kamar anak disesuaikan dengan selera dan

perkembangan anak termasuk ketersediaan cermin.

11) Kamar mandi dalam keadaan bersih, dilengkapi sarana

kebersihan seperti sikat kamar mandi, sabun pembersih

lantai, dan pewangi ruangan.

12) Memiliki pencahayaan yang cukup baik pada siang

maupun malam hari dan memiliki ventilasi untuk sirkulasi

udara, serta lantai yang tidak licin. Ratio penyediaan

kamar mandi 1 : 5 anak.

13) Ruang makan mengakomodasikan kegiatan berkomunikasi

selama makan baik antar anak maupun dengan pengasuh.

14) Ruang dapur disertai perlengkapan memasak yang

memadai, bersih dan aman untuk digunakan kepentingan

anak.

15) Menyediakan tempat beribadah yang dilengkapi prasarana

untuk kegiatan ibadah.

16) Menyediakan ruang kesehatan yang memberikan

pelayanan regular yang dilengkapi petugas medis,

perlengkapan medis dan obat-obatan sesuai kebutuhan

penyakit anak.

17) Menyediakan ruang belajar dan perpustakaan dengan

pencahayaan yang cukup baik siang maupun malam hari

dilengkapi dengan meja dan kursi, serta lemari buku yang

bisa dijangkau oleh anak.

18) Menyediakan ruang bermain, olahraga dan kesenian yang

dilengkapi peralatan yang sesuai dengan minat dan bakat

anak, bersifat terbuka untuk umum dengan

mempertimbangkan jenis olahraga yang dapat dilakukan

bersama.

19) Ruang dan fasilitas yang dimiliki harus dapat

dimanfaatkan oleh anak laki-laki dan perempuan bahkan

anak cacat tanpa diskriminasi.

20) Menyediakan ruangan yang dapat digunakan untuk

berkonsultasi secara pribadi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

21) Ruang tamu mengakomodasikan kegiatan pengisian buku

tamu bagi orang yang datang berkunjung.14

2.3 Kesejahteraan Anak Asuh

Pengertian anak secara umum dipahami masyarakat adalah keturunan

kedua setelah ayah dan ibu.15

Sekalipun dari hubungan yang tidak sah dalam

hukum. Ia tetap dinamakan anak, sehingga pada definisi ini tidak dibatasi dengan

usia. Sedangkan dalam pengertan Hukum Perkawinan Indonesia, anak yang

belum mencapai usia 18 tahun atau belum pernah melangsungkan pernikahan

ada dibawah kekuasaan orang tuanya. Selama mereka tidak dicabut dari

kekuasaan.16

Pengertian in bersandar pada kemampuan anak, jika anak telah

mencapai umur 18 tahun namun belum mampu menghidupi dirnya sendiri, maka

ia termasuk kategori anak. Namun berbeda apabila ia telah meakukan perbuatan

hukum, maka ia telah dikenai peraturan hukum atau perundang-undangan.

Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, anak adalah seorang

yang berusia dibawah 21 tahun dan belum menikah17

. Sedangkan menurut UU

No.23 Tahun 2002 tentang pelindungan anak, anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 tahun termasuk yang masih dalam kandungan.18

14

Permensos No. 20 Tahun 2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak 15

WJS. Poerdarminta, 1992, Kamus UmumBahasa Indonesia , Jakata: Balai pustaka, hal.

38-39. 16

Indonesia, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 47 Tentang Perkawinan. 17

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak 18

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

Sementara usaha kesejahteraan anak adalah kesejahteraan sosial

yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama

terpenuhinya kebutuhan anak-anak19

.

Dalam hal ini anak yang perlu mendapatkan perhatian adalah anak yang

tidak mempunyai orang tua dan ibu kandung dan anak yang tidak mampu

karena suatu sebab tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik secara

rohani, jasmani, sosial dengan wajar. Dalam pelaksanaan usaha kesejahteraan

sosial dapat dilakukan melalui 5 bidang praktek pekerjaan sosial yaitu :

1. Usaha kesejahteraan anak

2. Usaha bimbingan ksejahteraan keluarga

3. Usaha keseejahteraan lanjut usia

4. Usaha kesejahteraan para cacat

5. Usaha kesejahteraan umum

Berdasarkan Undang-undang nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan

pokok kesejahteraan sosial bahwa

“setiap warga Negara berhak atas taraf sosial yang

sebaik-baiknya, maka kesejahteraan anak merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian, karena masih banyak

anak-anak yang tidak dapat menikmati masa kanak-

kanaknya yang menyenangkan karena kondisi yang

dihadapinya dan keadaan orang tuanya.” 20

Usaha kesejahteraan anak sebagai pembinaan pertumbuhan dan

perkembangan secara wajar bagi anak yang akan menentukan keutuhan pribadi

anak dalam menyonsong masa depannya untuk manusia dewasa yang dapat

19

Indonesia, Undang-Undang Nomor. 6 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak 20

Ibid

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

memenuhi kebutuhannya sendiri secara wajar adalah :

1. Bantuan sosial untuk anak-anak terlantar baik melalui

panti maupun luar panti

2. Rehabilitasi dan pendidikan anak cacat (cacat fisik,

indera maupun mental)

3. Perawatan anak-anak yang mengalami gangguan

emosional

4. Sistem usaha keluarga (foster home care)

5. Adopsi anak perwalian

6. Bimbingan anak

7. Perkumpulan dan kegiatan untuk mengisi waktu senggang

termasuk rekreasi serta bermain (play group).”21

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh orang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Anna Mufida. Penelitian

dilaksanakan pada tahun 2013, yang berasal dari Fakultas Fakultas Ilmu Sosial

atau Jurunsan Politik Dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini berjudul Pembinaan Remaja di Panti Asuhan Aisyiyah Kabupaten

Kudus. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam membina para remaja meliputi keagaman dan

pembinaan mental spiritual. Anak asuh yang terdiri berbagai remaja diajarkan

untuk melaksanakan ibadah sholat wajib, sholat sunnah, mengaji,

berpuasa,keterampilan. Hal ini sangat penting karena dengan adanya pembinaan

keagamaan anak asuh mempunyai bekal iman yang kuat, sehingga setelah keluar

dari panti asuhan anak asuh diharapkan menjadi kebanggaan orang tua. Anak

21

Ibid

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/2/T1_162011012_BAB II.pdf · Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan

dibiasakan bertingkah laku yang sesuai dengan akhlakul karimah dengan

berdasarkan nilai moral yang harus ditaati anak asuh dalam Panti Asuhan.