bab ii landasan teori 2.1. pendidikan 2.1.1. pengertian...

37
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian Pendidikan Kehidupan masyarakat tidak lepas akan kebutuhan pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat mengetahui sesuatu yang buruk dan baik, karena pendidikan selalu berhubungan dengan harkat dan martabat menjadi seorang manusia. Mudyaharjo (dalam Ahmadi,2014:37) pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/latihan yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Noor Syam (dalam Ahmadi,2014:37) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindra serta keterampilan-keterampilan). Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirintya

Upload: duonghanh

Post on 11-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pendidikan

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Kehidupan masyarakat tidak lepas akan kebutuhan pendidikan.

Melalui pendidikan manusia dapat mengetahui sesuatu yang buruk dan

baik, karena pendidikan selalu berhubungan dengan harkat dan martabat

menjadi seorang manusia.

Mudyaharjo (dalam Ahmadi,2014:37) pendidikan adalah usaha

sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/latihan yang berlangsung disekolah

dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik

agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara

tepat di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Noor Syam (dalam

Ahmadi,2014:37) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan

jasmani (pancaindra serta keterampilan-keterampilan).

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirintya

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

8

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Berdasarkan pengertian pendapat ahli tersebut maka yang

dimaksud pendidikan dalam penelitian ini adalah usaha sadar manusia

melalui berbagai proses interaksi baik di dalam keluarga, masyarakat, dan

disekolah yang dapat membentuk karakter peserta didik dan

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan

Menurut Danim (dalam Ahmadi,2014:45), secara tradisional

tujuan utama pendidikan adalah transmisi pengetahuan atau proses

membangun manusia menjadi berpendidikan.Transfer pengetahuan yang

diperoleh di bangku sekolah atau di lembaga pelatihanke dunia nyata

adalah sesuatu yang terjadi secara alami sebagai konsekuensi dari

kepemilikan pengetahuan oleh peserta didik atau siswa. Selanjutnya secara

kademik,Danim(dalam Ahmadi,2014:45) mengemukakan bahwa

pendidikan memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut:

1. Mengoptimalisasi potensi kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang dimiliki oleh siswa.

2. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi

untuk menghindari sebisa mungkin anak-anak tercebur

dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

9

3. Mengembangkan daya adaptasbilitas siswa untuk

menghadapi situasi masa depan yang terus berubah, baik

intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab

moral siswa berupa kemampuan untuk membedakan

mana yang benar mana yang salah, dengan spritatau

keyakinan untuk memilih dan menegakkannya.

5. Mendorong dan membantu siswa mengembangkan sikap

bertanggung jawab terhadap kehidupan pribadi dan

sosialnya, serta memberikan kontribusi dalam aneka

bentuk secara leluasa kepada masyarakat.

6. Mendorong dan membantu siswa memahami hubungan

yang seimbang antara hukum dan kebebasan pribadi dan

sosial.

Tujuan pendidikan menurut Ahmadi (2014:49) adalah

mengembangkan potensi bawaan manusia secara integral, simultan, dan

berkelanjutan agar manusia mampu melaksanakan tugas dan kewajiban

dalam kehidupan guna mencapai kebahagiaan dimasa sekarang dan masa

mendatang. Tujuan pendidikan disesuaikan dengan dimensi-dimensi

kehidupan manusia disetiap dimensi memiliki tujuan, dimensi-dimensi

tersebut antara lain:

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

10

1. Dimensi religi, tujuan pendidikan ini adalah untuk

membangun kesadaran beragama, membina, dan

meningkatkan pengalaman agama pada diri peserta didik

sehingga menjadi manusia yang betul – betul beriman dan

bertaqwa kepada Tuhannya.

2. Dimensi diri manusia, tujuan pendidikan ini adalah untuk

menumbuhkan kembangkan kesadaran dan pemahaman

peserta didik tentang potensi dirinya dan membangun

semangat untuk mengembangkan potensi diri yang

memungkinkannya untuk menjadi manusia percaya diri dan

mandiri.

3. Dimensi sosial, tujuan pendidikan ini adalah untuk

menumbuhkan kembangkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama

peserta didik, guru,dan lingkungannya (keluarga dan

masyarakat).

4. Dimensi ekonomi, tujuan pendidikan dalam dimensi ini

adalah menumbuh – kembangkan kesadaran peserta didik

tentang pentingnya pengetahuan baru, keterampilan baru,

dan sikap baru serta kemauan menerapkannya dalam

kehidupan sehari – hari sehingga terjadi peningkatan

pendapatan, tabungan, dan modal berinventasi untuk

kepentingan dan kemajuan kehidupannya di masa depan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

11

5. Dimensi budaya, tujuan pendidikan disini adalah

menanamkan nilai-nilai budaya pada peserta didik agar

mereka memiliki kesadaran dan kemauan untuk memahami

dan memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh

generasi terdahulu untuk kemajuan diri, bangsa dan

negaranya.

6. Dimensi politik, tujuan pendidikan adalah untuk menumbuh

kembangkan kesadaran padai didri peserta didik tentang

pentingnya keikutsertaan dalam proses dan pelaksanaan

keputusan yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya.

7. Dimensi keamanan, tujuan pendidikan ini adalah

menanamkan pada diri peserta didik tentang pentingnya

keamanan dan membangun kesadaran diri dan kewajiban

untuk ikut menciptakan keamanan dalam kehidupan

masyarakat, baik keamanan diri dan harta kekayaan

lingkungan alam sekitar.

8. Dimensi IPTEK, tujuan pendidikan adalah menumbuhkan-

kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya

IPTEK dan kemauan serta kemampuan mendayagunakan

IPTEK dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003,

Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut, “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

12

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia,sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.2. Kewirausahaan

2.2.1. Pengertian Kewirausahaan

Menurut Suryana (2006:2) kewirausahaan adalah kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk

mencari peluang menuju sukses.Kristanto (2009:03) mengatakan

kewirausahaan adalah ilmu,maupun perilaku,sifat,ciri dan watak seseorang

yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam

dunia nyata secara kreatif. Sedangkan menurut Zimmerer (dalam

Suryana,2006:14) kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi

untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang

dihadi setiap hari.

Drucker (dalam Yusuf Suryana dan Kartib Bayu,2010:12)

Kewirausahaan lebih merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat

pada seseorang yang mempunyai kesamaan keras untuk mewujudkan

gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat

mengembangkannya dengan tangguh.

Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan

keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

13

untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Seseorang yang memiliki

bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka yang dimaksud dengan

kewirausahaan dalam penelitian ini adalah adalah sifat,watak dan perilaku

seseorang yang mempunyai keberanian dapat memberikan perubahan

dengan pemikirabn kreatif dan inovasi.

2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan

Para ahli mengemukakan karakteristik dengan konsep yang berbeda-

beda. Geofrey (dalam Suryana,2006:24), megemukakan ciri-ciri dan watak

kewirausahaan seperti berikut:

Tabel 2.2

Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan

Karakteristik Watak

Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat,

ketidaktergantungan terhadap orang

lain, dan individualistis.

Berorientasi pada tugas

dan hasil

Kebutuhan untuk berprestas

Berani mengambil resiko

dan menyukai tantangan

Mampu mengambil resiko yang wajar

Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan

Keorisinilan Inovativ,kreatif, dan fleksibel

Berorientasi masa depan Memili misi dan perspektif masa depan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

14

Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John M. Mempali (dalam

Suryana,2006:25) mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam

bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel. 2.2

Nilai-Nilai dan Perilaku Kewirausahaan

Nilai-Nilai Perilaku

Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai

Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan

perhitungan yang matang

Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin

Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk

memperoleh kejelasan

Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu

kegiatan

Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besat

walaupun berada dalam situasi berat.

Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan

tujuan akhir

Manajemen

proaktif

Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan

2.2.3 Ciri – Ciri Umum Kewirausahaan

Suryana (2006:30) menjelaskan tentang ciri – ciri umum

kewirausahaan, antara lain:

1. Memiliki motif berprestasi tinggi

Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri

seorang wirausah, karena dapat membentuk mental yang ada

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

15

pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan

segala sesuatu melebihi standart yang ada.

2. Memiliki Perspektif ke depan

Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi

kemasa depan. Perspektif tersebut akan membuktikan

wirausaha tersebut sukses atau tidak.

3. Memiliki Kreativitas tinggi

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi tinggi dan

inovasi yang lebih dari nonwirausaha. Hal-hal yang belum

terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnyan dan

wirausaha mampu membuat hasil inovasinya tersebut menjadi

“permintaan”.

4. Memiliki sifat inovasi tinggi

Seorang wirausaha mengubah mimpi-mimpinya menjadi

inovasi untuk mengembangkan bisnisnya.

5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan

Seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat

dalam pekerjaannya karena jika tidak akan berakibat fatal ,

terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.

6. Memiliki tanggung jawab

Seorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan tanggung

jawab. Karena komitmen diperlukan dalam pekerjaan

sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator orang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

16

yang bertanggung jawab adalah kedisiplinan,penuh

komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi dan

konsisten.

7. Memiliki Kemandirian

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka

mengandalkan orang lain namun justru mengoptimalkan

segala daya dan upaya dalam memanfaatkan potensi diri

tanpa harus diatur oleh orang lain.

Menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai

jenis modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat:

a. Sumber daya internal calon wirausaha. Misalnya

kepandaian, keterampilan, kemampuan menganalisa

dan menghitung resiko

b. Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup

membiayai modal usaha.

c. Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.

8. Memiliki keberanian menghadapi resiko

Seorang wirausaha harus berani mengambil resiko. Semakin

besar resiko yang dihadapinya, semakin besar pula

kesempatan untuk meraih keuntungan

9. Selalu mencari peluang

Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam

perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

17

Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam

menangani berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan.

10. Memiliki jiwa kepemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat

untuk mengembangkan orang-orang disekelilingnya. Maka

oleh itu jiwa kepemimpinan sebagai faktor penting untuk

dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi

yang kuat demi tercapainya suatu tujuan.

11. Memiliki kemampuan manajerial

Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga

kemampuan yaitu:

a. Kemampuan teknik

b. Kemampuan pribadi

c. Kemampuan emosional

Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan

tenaga dan waktumorang lain untuk mencapai impiannya.

12. Memiliki kemampuan personal

Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang

wirausaha harus memperkaya diri dengan berbagai

keterampilan personal.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

18

2.3. Pendidikan Kewirausahaan

2.3.1. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi

kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam

pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan

bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan.Menurut Endang Mulyani

(2011:4-5) pendidikan kewirausahaan dapat diajarkan melalui penanaman

nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku

untuk berwirausaha agar kelak para peserta didik dapat mandiri

dalambekerja atau mandiri usaha. Pendidikan kewirausahaan sangat

penting bagi generasi muda dengan berbekal dan pengalaman yang

diperoleh selama belajar kewirausahaan. Diharapkan dapat menjadi kunci

kesuksessan perekonomian, karena mental yang siap berwirausaha.

Sedangkan menurut Wibowo (2011:30) pendidikan kewirausahaan

merupakan upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewiusahaan

baik melalui institusi pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga

pelatihan training dan sebagainya.Pendidikan kewirausahaan bertujuan

untuk membentuk manusia secara utuh, sebagai insan yang memiliki

karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Buchari

Alma (2000:16) menyatakan bahwa keahlian dan keterampilan wirausaha

banyak didapatkan dari pendidikan kewirausahaan.

Dalam membantu pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan

tertuang dalam kurikulum. Secara yuridis defininisi kurikulum

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

19

dikemukakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1 pasal 1 burtir 19, yaitu:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan,isi,serta bahan pelajaran dan cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapao

tujuan tertentu.”

Secara operasional Suherman(2008;343) mengemukakan bahwa

kurikulum pembelajaran kewirausahaan adalah program pembelajaran

yang didalamnya berisi tujuan,isi atau materi pembelajaran, cara

menyajikan materi pembelajaran tersebut, termasuk perangkat,peralatan

dan perlengkapan yang dibutuhkan atau sarana, prasarana dan fasilitas

pembelajaran yang harus tersedia.

Melalui kurikulum tersebut akan dijabarkan tentang standart

kompetensi (SK).Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk

menetapkan ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui,

dilakukan, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan

secara maju dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan jaminan mutu.

Dalam penelitian ini SK yang dipakai adalah “Desain Produk Dan

Pengawasan Karya Pengawetan Bahan Nabati Dan Hewan” pada semester

genap. Setelah menetapkan SK terdapat kompetensi dasar (KD) yang

merupakan penjabaran dari SK. Kompetensi dasar dalam penelitian ini

adalah:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

20

1. Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan

dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat

dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan

dalam menggali informasi tentang keberagaman produk

kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan

lainnya

3. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri

dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah

setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha

4. Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong,

bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan

inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat

karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan

memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun

semangat usaha

5. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya

pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep

berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mendesain produk dan pengemasan pengawetan bahan

nabati dan hewani yang diawetkan berdasarkan konsep

berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

21

Berdasarkan pendapat tersebut maka pendidikan kwirausahaan

dalam penelitian ini adalah usaha sadar yang terencana yang diajarkan

kepada peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai pokok kewirausahaan

sehingga SK dan KD yang diinginkan dapat tercapai.

2.3.2. Alasan Perlunya Pendidikan Kewirausahaan

Menurut Soeharto Prawirokusumo (dalam Suryana,2006:10)

pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu

tersendiri yang independen, karena:

1. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh

dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah

yang lengkap.

2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture

start-up dan venture-growth, ini jelas tidak masuk

dalam kerangka pendidikan manajemen umum

yangmemisahkan antara manajemen dan kepemilikan

usaha.

3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang

memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan

pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

22

2.3.3. Nilai-Nilai Pokok Pendidikan Kewirausahaan

Menurut Balitbang Kemendiknas Tahun2010 (dalam jurnal

Mulyani,2011:4-5), mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan melalui

pendidikan kewirausahaan sebagai berikut :

1. Jujur.

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

2. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

3. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai

hambatan.

4. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada.

5. Inovatif

Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam

rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang

untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

23

6. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

7. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan

mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya

8. Kerja sama

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang lain

dalam melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.

9. Kepemimpinan

Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka

terhadap saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama,

dan mengarahkan orang lain.

10. Pantang menyerah (ulet)

Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah

menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai

alternatif.

11. Berani Menanggung Resiko

Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan

yang menantang, berani dan mampu mengambil resiko

kerja

12. Komitmen

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

24

Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh

seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang

lain.

13. Realistis

Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai

landasan berpikir yang rasional dalam setiap

pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.

14. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang

dipelajari, dilihat, dan didengar.

15. Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain

16. Motivasi kuat untuk sukses

Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik

17. Berorientasi pada tindakan

Mengambil inisiatif untuk bertindak bukan

menunggu, sebelum sebuah kejadian yang tidak

dikehendaki terjadi.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

25

2.4. Sikap

2.4.1 Pengertian Sikap

Sikap menurut Berkowitz (dalam Azwar,2014:05) sikap adalah suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek

adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak.MenurutSecord dan Backman (dalam

Azwar,2014:05) sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan

(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang

terhadap suatu aspek dilingkungan sekitar.

Kelompok pemikiran yang terkenal di bidang Psikologi Sosial dan

Psikologi Kepribadian yaitu Chave, Bogardus, LaPierre,Mead dan Gordon

Allport (dalam Azwar,2014:05) mengemukakan sikap merupakan

semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara

tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial

untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada

suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang dimakdsud sikap dalam

penelitian ini adalah kesiapan seseorang yang dimana terdapat suatu

pengaruh stimulus yang akan menghasilkan respon dan merupakan

terhadap suatu objek di lingkungan sekitar.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

26

2.4.2 Struktur Sikap

Menurut Azwar (2014:23), terdapat struktur sikap terdiri atas

komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen

afektif, dan komponen konotatif.

1. Komponen Kognitif

Menurut Mann (dalam Azwar,2014:24) komponen kognitif

berisi persepsi, kepercayaan, dan steoritipe yang dimiliki

individu. Seringkali komponen kogniti dapat disamakan

dengan pandangan opini, terutama apabila menyangkut

masalah atau problem yang kontroversial.

2. Komponen Afektif

Menurut Mann (dalam Azwar,2014:24) komponen afektif

merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan

menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang

biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan

merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-

pengaruh yang mungkin mengubah sikap seseorang. Reaksi

emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak

dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai

sebagai benar dan berlaku bagi objek yang dimaksud.

3. Komponen Konotatif

Komponen perilaku atau komponen konotatif dalam

struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

27

kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang

berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini

didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan

banyak mempengaruhi perilaku.

2.4.3 Ciri – Ciri Sikap

Ciri-ciri menurut Heri Purwanto (dalam Notoadmodjo,2003:34) adalah:

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam

hubungannya dengan obyeknya.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari

dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungantertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain

sikap itu terbentuk,dipelajari, atau berubah senantiasa

berkenaan dengan suatu obyektertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat

jugamerupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi

perasaan, sifatalamiah yang membedakan sikap dan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

28

kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan

yang dimiliki orang.

2.4.4. Karakteristik Sikap

Menurut Brigham (dalam Dayakisni 2006:139) ada beberapa ciri

atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu :

1. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.

2. Sikap ditujukan mengarah kepada objekpsikologis atau

kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu

menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan

objek target dimana sikap diarahkan.

3. Sikap dipelajari.

4. Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu

sikap yang mengarah pada suatu objek memberikansatu

alasan untuk berperilaku mengarah pada objek itu dengan

suatu cara tertentu.

2.4.5. Pembentukan Sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami

oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling

mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi

hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-

masing individu sebagai anggota masyarakat.Dalam interaksi sosialnya,

individu beraksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

29

psikologis yang dihadapinya. Berikut beberapa faktor yang membentuk

sikap manusia:

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan

sikapapabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang

kuat. Sikapakan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebutterjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap

yangkonformis atau searah dengan sikap seseorang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari

konflik dengan orang yang

dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-

individumasyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa

disadari kebudayaantelah menanamkan garis pengaruh

sikap kita terhadap berbagaimasalah.

4. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau

mediakomunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

30

disampaikansecara obyektif berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembagaagama sangat menentukan sistem kepercayaan.

Tidaklahmengherankan apabila pada gilirannya konsep

tersebut mempengaruhisikap.

6. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yangdidasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai

semacam penyaluranfrustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.

Menurut Bimo Walgito (dalam Dayakisni 2006:144), pembentukan

dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu

dalam menanggapi dunia luar dengan selektif sehingga

tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.

b. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaanyang ada di luar

individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau

mengubah sikap.

Sementara itu Mednick, Higgins dan Kirschenbaum (dalam

Dayakisni, 2006:146) menyebutkan bahwa pembentukan sikap

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

31

a) Pengaruh sosial, seperti norma dan kebudayaan.

b) Karakter kepribadian individu

c) Informasi yang selama ini diterima individu

2.5. Wirausaha

2.5.1. Pengertian Wirausaha

Menurut Soegoto (2009:03) wairausaha adalah orang yang berjiwa

kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun,

mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaannya unggul.

Machfoedz (dalam Yusuf Suryana dan Kartib Bayu,2010:13) wirausaha

adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan

mengukur risiko suatu usaha. Wirausaha menurut Sukidin (dalam jurnal

2014:9) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk

membukan usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil

resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi

rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang dimakdsud Wirausaha

dalam penelitian ini adalah seseorang yang memiliki jiwa, sikap dan

perilaku wirausaha yang dapat mengelola usahanya dengan baik serta dan

mau menanggung segala resiko yang dihadapi demi lancarnya usaha

sehingga tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

2.5.2. Kemampuan Wirausaha

Menurut Soegoto (2009:08) Seorang wirausaha harus memiliki

kemampuan, dan kemampuan tersebut antara lain:

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

32

1. Self knowledge yaitu memiliki pengetahuan tentang

usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.

2. Imagination yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif,

serta tidak mengandalkan sukses masa lalu.

3. Pratical knowledge yaitu memiliki pengatahuan praktis

misalnya pengetahuan teknik, desain, processing,

pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

4. Search skill yaitu kemampuan untuk menemukan dan

berkreasi.

5. Foresight yaitu berpandangan jauh ke depan.

6. Computation skill yaitu kemampuan berhitung dan

kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan

datang.

7. Comunication skill yaitu kemampuan untuk

berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang

lain.

2.5.3. Faktor Keberhasilan Wirausaha

Beberapa faktor wirausaha untuk dapat berhasil diantaranya, yaitu:

1. Bersikap jujur dan berani, seorang wirausahawan perlu

bersikap berani mengambil resiko terhadap bisnis yang

akan dijalankannya.

2. Pandangan strategic, wirausahawan perlu mempunyai

pandangan untuk massa depan seperti:

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

33

langkah apa yang harus diambildimasa depan?produk apa

yang harus diluncurkan? Operasional perusahaan harus

dikonsolidasi atau expansi?

3. Leadership, seorang wirausaha yang baik adalah yang

dapat memberikan panduan dan inspirasi bagi para

karyawannya

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide

atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi

risiko. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko, langkah

selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan

menjalankannya. Selain bekerja keras,agar usaha tersebut berhasil,

wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra

usaha maupun pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi

kegagalan dalam berwirausaha, karena kegagalan maupun keberhasilan

wirausaha tergantung pada kemampuan yang dimiliki wirausaha

tersebut dalam memanfaatkan peluang yang ada. Terdapat beberapa

persyaratan untuk mencapai keberhasilan wirausaha menurut Astamoen

(2005: 255), diantaranya:

1. Mandiri tetapi bisa bekerja sama dengan orang lain dan

mampu berinteraksi dengan prinsip

2. Mempunyai cita-cita, impian, visi, harapan, ambisi

tapi bukan ambisius, obsesi, tantangan dianggap

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

34

sebagai titik awal untuk mencapai tujuan dalam

meraih kesuksesan

3. Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya,

tetapi juga bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.

4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan

sifat negatif ketika memandang dan memperlakukan

orang lain.

5. Selalu berpandangan dan bersikap positif terhadap orang

lain.

6. Berpikir sebagai wirausaha yang sukses, karena

wirausaha yang sukses harus berpikir seperti seorang

wirausaha yang sukses dan bukan berpikir selayaknya

orang yang gagal.

7. Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai pribadi

yang unggul.

Sukardi dalam As’ad (2002: 147) mengemukakan bahwa

seorang wirausaha yang berhasil mempunyai karakteristik psikologik

tertentu, antara lain:

1. Supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu

menerima kritik dan mampu melakukan komunikasi

secara efektif dengan orang lain.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

35

2. Mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada.

3. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan

sebelumnya mengenaisesuatu yang akan dikerjakan

serta menyenangi tugas yang dikerjakan secaraefektif

bersama orang lain.

4. Memiliki pandangan ke depan, cerdik, lincah, dan

fleksibel terhadap berbagai macam situasi.

5. Oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatu yang

orisinil dari pemikiran sendiri dan mampu menciptakan

hal-hal baru yang kreatif.

6. Percaya pada kemampuan untuk bekerja mandiri,

optimis, dinamis serta mempunyai kemampuan untuk

menjadi pemimpin.

7. Mampu dan menguasai berbagai pengetahuan dan

keterampilan dalam menyusun, menjalankan, dan

mencapai tujuan usaha, manajemen umum dan berbagai

bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.

8. Memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan

tugasnya dengan baik, mengutamakan prestasi, selalu

memperhitungkan faktor pendorong dan penghambat,

tekun, kerja keras, teguh dalam pendirian dan

memiliki kedisiplinan yang tinggi.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

36

9. Perhatian pada lingkungan sosial untuk mencapai taraf

hidup yang lebih baik bagi semua orang.

2.6. Sikap Wirausaha

Menurut Soegoto (2009:7) Sikap yang harus dimiliki oleh wirausaha antara

lain:

1. Disiplin

Disiplin atas ketepatan waktu, kualitas pekerjaan, sistem

kerja,kesepakatan yang dibuat, dan taat azas.

2. Komitmen Tinggi

Memiliki komitmen yang tinggi, jelas,terarah, dan bersifat

progresif (berorientasi pada kemajuan) atas kesepakatan yang

telah dibuat dengan seseorang, baik terhadap dirinya sendiri,

maupun orang lain.

3. Jujur

Wirausahaan harus menjujung tinggi kejujuran dalam melakukan

kegiatan usahanya sehingga akan mendapatkan konsumen aktual

dan potensial, baik jangka pendek maupun jangka yang panjang.

4. Kreatif dan Invatif

Untuk memenangkan persaingan maka seorang wirausaha harus

memiliki daya kreativitas yang tinggi. Selain itu seorang

wirausaha harus membutuhkan inovasi yang tinggi. Karena

kreativitas yang tinggi membutuhkan sentuhan inovasi.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

37

5. Mandiri

Seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam mengelola

usahanya, yakni tidak tergantung pihak lain dalam mengambil

keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan

usahanya.

6. Realistis

Penetapan keputusan bisnis harus realistis,objektif, dan rasional

dengan melihat realitas dilapangan dan menyeleksi masukan atau

saran diluar.

Sedangkan menurut Totok S. Wiryasaputra (dalam Yuyus Suryana dan

Kartib Bayu,2010:41) menyatakan bahwa ada sepuluh sikap dasar

wirausaha yaitu:

a. Visionary (visioner) yaitu mampu melihat jauh kedepan, selalu

melakukan yang terbaik pada masa kini, sambil membayangkan

masa depan yang lebih baik.

b. Positive (bersikap positif) yaitu membantu seorang wirausaha

selalu berpikir baik, tidak tergoda untuk memikirkan hal-hal yang

bersifat negatif, sehingga dia mampu mengubah tantangan menjadi

peluang.

c. Confident (percaya diri), sikap ini akan memandu seseorang dalam

setiap mengambil keputusan dan langkahnya.

d. Genuine (asli), seorang wirausaha harus mempunyai ide, pendapat,

dan mungkin model sendiri.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

38

e. Goal Oriented (berpusat pada tujuan), selalu berorientasoi pada

tugas dan hasil. Seorang wirausaha ingin selalu berprestasi,

berorientasi pada laba, tekun,tabah, bekerja keras, dan disiplin

untuk mencapai seseuatu yang telah ditetapkan.

f. Persistent (tahan uji), harus maju terus, mempunyai tenaga, dan

semangat yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa,

dan kalau jatuh segera bangun kembali.

g. Ready to face a risk (siap menghadapi risiko), risiko yang paling

berat adalah bisnis gagal dan uang habis. Siap sedia untuk

menghadapi risiko, persaingan, harga turun-naik, kadang untung

atau rugi, barang tidak laku atau tak ada order. Harus dihadapi

dengan penuh keyakinan. Dia membuat perkiraan dan perencanaan

yang matang, sehingga tantangan dan risiko dapat diminimalisasi.

h. Creative (kreatif menangkap peluang), peluang selalu ada dan

lewat di depan kita. Sikap yang tajam tidak hanya mampu melihat

peluang, tetapi juga mampu menciptakan peluang.

i. Healthy Competitor (menjadi pesaing yang baik). Berani memasuki

dunia usaha, harus berani memasuki dunia persaingan. Sikap

positif membantu untuk bertahan dan unggul dalam persaingan.

j. Democratic leader (pemimpin yang demokratis), memiliki

kepemimpinan yang demokratis, mampu menjadi teladan dan

inspirator bagi yang lain. Mampu membuat orang lain bahagia,

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

39

tanpa kehilangan arah, dan tujuan, dan mampu bersama orang

laintanpa kehilangan identitas dirinya sendiri.

Sikap hakiki dari seorang wirausaha menurut Meredith (2002:5-6) antara

lain:

a) Percaya diri

merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam

menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat

relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya

untuk memulai dan menyelesaikan. Selain itu merupakan panduan

sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau

pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan

banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai

melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan

diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif dan kreativitas,

keberanian, ketekunan, semangat kerja, serta kegairahan berkarya.

Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri

sendiri, oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha

yang mandiri dan percaya diri

b) Berorientasi tugas dan hasil

Berorientasi tugas dan hasil adalah orang yang selalu

mengutamakan nilai-nilai berprestasi, berorientasi pada

laba,ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan, peluang

hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

40

diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun – tahun dan

pengembangannya diperoleh.dengan cara disiplin diri, berpikir

kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi

c) Keberanian mengambil resiko

Keberanian mengambil resioko adalah orang orang yang lebih

menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untung mencapai

kesuksessan.Wirausaha menghindari situasi resiko yang rendah

karena tidak ada tantangan dan menjauhi resiko yang tinggi karena

ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih,

yaitu alternatif yang mengandung resiko, dan alternatif yang

konservatif. Pilihan terhadap resiko tergantung pada :

a) Daya tarik setiap alternatif

b) Kesediaan untuk rugi

c) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

Selanjutnya kemampuan untuk mengambil resiko tergantung dari

a) Keyakinan pada diri sendiri

b) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari

peluang dalamkemungkinan untuk memperoleh keuntungan

c) Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistis

d) Kepemimpinan seorang wirausaha harus memiliki sifat

kepemimpinan, kepelaporan,keteladanan, dan selalu memanfaatkan

perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

41

e) Berorientasi ke masa depan, seorang wirausaha harus memiliki

perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari

yang ada sekarang.

f) Keorisinilan,kreativitas dan inovatif adalah orang yang memiliki

ciri-ciri:

tidak pernah puas

selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya

selalu ingin tampil berbeda

Menurut Sukardi dalam As’ad (2002: 157) menyatakan bahwa

keberhasilan seorang wirausaha apabila ditinjau dari karakteristik

psikologi mereka mempunyai profil psikologis tertentu, yaitu:

1. Kepercayaan Diri. Percaya terhadap kemampuan diri sendiri

untuk bekerja dengan ide kreatif, bersikap optimis dan dinamis,

mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.

2. Bersifat Orisinal. Merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-

hal yang baru, tidak terikat pada pola-pola yang sudah ada,

kreatif dan cakap dalam berbagai bidang dan mempunyai

pernyataan maupun pengalaman yang cukup banyak.

3. Berorientasi Pada Orang Lain. Ciri wirausahawan yang berhasil

dalam tindakannya selalu menggunakan orang lain sebagai

umpan balik terhadap apa yang sudah dikerjakan, baik

langsung maupun tidak langsung.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

42

4. Berorientasi Pada Tugas. Merupakan tingkah laku yang

bertujuan menjelaskan tugas, adanya dorongan kuat untuk

mengambil risiko dan menerima segala konsekuensi yang

terjadi dari apa yang telah diputuskan sehubungan dengan

tugasnya.

5. Berpandangan Pada Masa Depan. Memiliki orientasi kedepan

mengenai hal-hal yang terjadi dan mempengaruhi perlakuan

dalam usahanya, menunjukkan kemampuan menganalisa

kejadian-kejadian yang akan terjadi secara rasional

berdasarkan informasi dan kegiatan pendukungnya.

6. Berani Mengambil Risiko.Kemampuan untuk mengambil risiko

atas hal-hal yang dikerjakan. Apabila risiko yang diperoleh

adalah sebuah kegagalan, maka wirausaha harus menganalisis

sumber kegagalan atau hambatan dalam pencapaian tujuan

dari semua usaha yang telah dikerjakannya.

2.7. Kerangka Berfikir

Uma Sekaran (dalam Sugiyono,2012) mengemukakan bahwa, kerangka

berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang

penting. Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9730/2/T1_162012014_BAB II.pdf · pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa,

43

Gambar 2.7 Kerangka berfikir

Output dalam penelitian ini adalah sikap wirausaha siswa kelas X Administrasi

Perkantoran 1 (AP1) SMK N 1 Salatiga. Sekolah SMK N 1 Salatiga mempunyai

visi dan misi yang salah satunya adalah menumbuhkan jiwa atau sikap dan

semangat wirausaha. Dalam menumbuhkan sikap wirausaha di kalangan siswa

terdapat salah satu pelajaran yang diberikan kepada siswa yaitu pendidikan

kewirausahan pada pembelajaran diharapkan membentuk sikap wirausaha dan

menjadi wirausaha yang .Sikap wirausaha dalam penelitian ini adalah sesuai

dengan tujuan yang diinginkan standart kompetensi dan kompetensi dasar.

Siswa

Pendidikan Kewirausahaan

Memiliki Sikap Wirausaha Tidak Memiliki Sikap Wirausha

Wirausha yang Berhasil Wirausha yang Tidak Berhasil