bab ii landasan teori 2.1. kemasyarakatan suku...

17
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayak Kemajemukan dalam kehidupan bangsa Indonesia diharapakan dapat memnjadi modal pembangunan bangsa Indonesia, keanekaragaman memberikan warna dalam kehidupan suku bangsa Indonesia. Keanekaragaman suku ras dan agama tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga di negara lain, menurut Koentjaraningat masalah masyarakat majemuk dan kesatuan nasional adalah Sifat majemuk, pluralisme, atau keanekaragaman dapat mempunyai ujut yaitu keanekawaranaan bahasa, keanekawarnaan agama, keanekawarnaan lapisan sosial dan kasta, keanekawarnaan ras, dan keanekawarnaan kebudayaan suku-bangsa. Kenaekaragaman mungkin terdapat dalam Negara-negara maju tetapi, terutama terdapat dalam Negara-negar sedang berkembang. Diantara 157 negara di dunia hanya 17 negara yang mempunyai sifat yang seragam, dalam arti bahwa setiap warga negaranya memiliki kebudyaan yang sama dengan kebudayaan suku bangsa yang dominan dalam Negara yang bersangkutan.” 1 Suku Dayak merupakan salah satu dari suku yang ada yang mendiami Pulau Kalimantan (Indonesia dan Malaysia ). Penduduk Suku Dayak sebagian besar bermukim di daerah pedalaman Pulau Kalimantan. ‟‟Kata Dayak berasal dari kata“Daya” artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan.Sebagian besar orang Dayak berdiam di wilayah Kalimantan Tengah, Timur, Barat, serta sebagian kecil di Kalimantan Selatan. Sukubangsa Dayak terdiri atas beberapa sub-sukubangsa, antara lain Iban, Maanyan, Ngaju, Kenyah, Lawangan, Murut, dan sebagainya. Dengan sistem kekerabatan Bilateral/ambilineal, yaitu menarik garis keturunan dari pihak ayah dan ibu.Sehingga sistem pewarisan tidak membedakan anak laki-laki dan anak perempuan.‟‟ 2 Masyarakat Suku Dayak juga memiliki bentuk kehidupan kekeluarga, selain bentuk sistem kekerabatan bilateral juga dibeberapa sub suku termasuk Suku Dayak Pesaguan yang berdomisili di Kecamatan Sungai Melayu Rayak, lebih menganut sistem patrilineal yaitu 1 Koentjaraningrat, 2007 , Sejarah Teori Antropologi II , UI-Press, Jakarta. Hlm 253-254 2 wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01

Upload: doandan

Post on 14-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kemasyarakatan Suku Dayak

Kemajemukan dalam kehidupan bangsa Indonesia diharapakan dapat memnjadi modal

pembangunan bangsa Indonesia, keanekaragaman memberikan warna dalam kehidupan suku

bangsa Indonesia. Keanekaragaman suku ras dan agama tidak hanya ada di Indonesia tetapi

juga di negara lain, menurut Koentjaraningat masalah masyarakat majemuk dan kesatuan

nasional adalah

“Sifat majemuk, pluralisme, atau keanekaragaman dapat mempunyai ujut yaitu

keanekawaranaan bahasa, keanekawarnaan agama, keanekawarnaan lapisan sosial

dan kasta, keanekawarnaan ras, dan keanekawarnaan kebudayaan suku-bangsa.

Kenaekaragaman mungkin terdapat dalam Negara-negara maju tetapi, terutama

terdapat dalam Negara-negar sedang berkembang. Diantara 157 negara di dunia

hanya 17 negara yang mempunyai sifat yang seragam, dalam arti bahwa setiap

warga negaranya memiliki kebudyaan yang sama dengan kebudayaan suku bangsa

yang dominan dalam Negara yang bersangkutan.”1

Suku Dayak merupakan salah satu dari suku yang ada yang mendiami Pulau

Kalimantan (Indonesia dan Malaysia ). Penduduk Suku Dayak sebagian besar bermukim di

daerah pedalaman Pulau Kalimantan.

‟‟Kata Dayak berasal dari kata“Daya” artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat

yang tinggal di pedalaman atau perhuluan.Sebagian besar orang Dayak berdiam di

wilayah Kalimantan Tengah, Timur, Barat, serta sebagian kecil di Kalimantan

Selatan. Sukubangsa Dayak terdiri atas beberapa sub-sukubangsa, antara lain Iban,

Maanyan, Ngaju, Kenyah, Lawangan, Murut, dan sebagainya. Dengan sistem

kekerabatan Bilateral/ambilineal, yaitu menarik garis keturunan dari pihak ayah dan

ibu.Sehingga sistem pewarisan tidak membedakan anak laki-laki dan anak

perempuan.‟‟2

Masyarakat Suku Dayak juga memiliki bentuk kehidupan kekeluarga, selain bentuk

sistem kekerabatan bilateral juga dibeberapa sub suku termasuk Suku Dayak Pesaguan yang

berdomisili di Kecamatan Sungai Melayu Rayak, lebih menganut sistem patrilineal yaitu

1Koentjaraningrat, 2007 , Sejarah Teori Antropologi II, UI-Press, Jakarta. Hlm 253-254

2wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

menarik garis keturunan dari pihak ayah. Peran anak laki-laki dalam keluarga sangat menonjol

karena anak pria biasanya oleh orang tuanya, dipersiapakan untuk menjadi Demung

(Pemangku adat).

Sebagai salah satu suku yang ada di Indonesia yang semuanya memiliki kebudayaan

sediri-sendiri serta mempunyai ciri khas pada setiap suku. Suku Dayak juga memiliki

kebudayaan yang unik, dan sangat banyak ragamnya, setiap sub suku memiliki kebudayaan

yang ditaati oleh masyarakat tidak terkecuali sub Suku Dayak Pesagauan yang di dalamya

adalah Suku Dayak yang ada di Kecamatan Sungai Melayu Rayak, yang dahulu menjadi

bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi.

“Suku Dayak Pesaguan adalah sub-suku Dayak yang mendiami Kabupaten Ketapang,

Kalimantan Barat, Indonesia. Masyarakat Dayak Pesaguan adalah kelompok

masyarakat asli yang mendiami wilayah pehuluan aliran Sungai Pesaguan di

Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Kelompok ini tersebar di wilayah tiga

kecamatan, yaitu: Kecamatan Tumbang Titi di bagian paling timur, Desa Lalang

Panjang di bagian tengah, dan Kecamatan Sungai Melayu Raya di bagian barat.

Kebudayan suku dayak musim buah bagi masyarakat adat Dayak Pesaguan

bukanlah hal yang biasa. Apalagi jika pada musim buah yang sangat melimpah.

Masyarakat adat mewujudkannya dengan melakukan rangkaian upacara adat.

Masyarakat adat Dayak Pesaguan di Kab.Ketapang setidaknya mengenal 7

rangkaian upacara adat buah-galau (buah-buahan). Ketujuh upacara adat buah

tersebut lazimnya dilakukan pada setiap musim buah raya.Musim buah raya biasanya

ditandai dengan berbuahnya beberapa jenis buah seperti kelampai, kumpang, limat

(janta') dan kekalik. Rangkaian upacara adat buah dipimpin oleh seorang belian

(bolin) buah.Upacara adat buah dimulai dari memorum doun memangkah dohan

pada saat kuntum mulai tumbuh. Usai upacara adat ini, masyarakat tidak boleh

memanjat pohon durian dan mengambilnya malam hari. Seorang belian buah tidak

boleh memakan semua jenis buah sampai pada upacara nyabit buah atau ninjangan

senggayung, kecuali pinang-sirih. Ketika bunga mulai kembang dilanjutkan dengan

upacara merimbang bunga' (memelihara kembang).Kemudian pada saat kembang

mulai jadi buah (biasanya berpatokan pada pohon durian) diadakan upacara adat

menimang/memandian pansai. Upacara ini disertai dengan upacara ritual ma-alap

senggayung (alat musik yang terbuat dari bambu)”3

Terdapat perbedaan perlakuan terhadap tumbuh-tumbuhan antara Suku Dayak

Pesaguan dengan Suku Dayak lain yang ada di Kalimantan Barat. Pada Suku Dayak

Pesaguan termasuk Suku Dayak yang ada di Kecamatan Sungai Melayu Rayak lebih

3(id.wikipedia.org)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

mensakralkan pohon durian, pohon durian diperlakukan sederajat dengan dengan manuasi (

Demung Kampung) yang dihormati oleh masyarakat.

„‟Keluarga batih (nuclear family), wali/asbah (mewakili keluarga dalam kegiatan

sosial dan politik di lingkungan dan di luar keluarga) adalah anak laki-laki

tertua. Keluarga luas (extended family), wali/asbah adalah saudara laki-laki ibu

dan saudara laki-laki ayah. Peran wali/asbah, misalnya dalam hal pernikahan,

orang yang paling sibuk mengurus masalah pernikahan sejak awal sampai akhir

acara. Oleh karena itu, semua permasalahan dan keputusan keluarga harus

dikonsultasikan dengan wali/asbah. Penunjukan wali/asbah berdasarkan

kesepakatan keluarga.‟‟4

Suku Dayak juga memiliki strata sosial dalam kehidupan sehari-hari, strata sosial dari

yang paling tinggi sampai yang paling rendah, strata sosial tertinggi depegang oleh pemangku

adat didaerah/ kampung.

„‟Suku Dayak Kalimantan Barat memiliki satrata seperti Suku Dayak Banuaka di

Kapuas Hulu mengenal adanaya golongan Samangat(Ningrat), Pabiring ( golongan

Menengah), Banua( golongan masyarakat biasa) dan yang paling rendah Pakam

(budak). Pada Dayak Kayan dikenal golongan Parem (Ningrat),Payen ( masyarakat

biasa), dan Dipan ( budak). Pada masyarakat Kenyah Paren (ningrat), Payem (

masyarakat biasa), dan Koulak (budak).‟‟5

Berdasarkan teori yang telah dipaparakan diatas dapat dismpulakan bahwa

masyarakat Suku Dayak dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai sistem strata sosial.

Penggolongan masyarakat berdasarkan kelas sosial sehingga dapat dikatakan golongan sosial

masyarakat diperoleh melaui keturunan. Anak laki-laki menjadi penerus garis keturuna

dengan kata lain menganut sistem patrilineal.

2.2. Kebudayan dan Pendidikan.

Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan, kebudayaan

menjadi warna dan kekayaan lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Setiap daerah mempunyai

kebudayaan yang berbeda-beda. Tidak bisa dipungkiri manusia tidak dapat dilepaskan dari

4 Ibid/2010/01

5Florus, Paulus, Stevanus D, Jhon Bamba, Nico A, 1994, Kebudayaan Suku Dayak Aktualisasi dan

Transformasi, PT. Grasindo, Jakarta. Hlm 78

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

kebudayaan, karena kebudayaan merupakan kehidupan manusia itu sendiri seperti pendapat

Hadi Poerwanto berikut ini.

„‟Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu

pendukung kebudayaan adalah makhkuk manusia itu sendiri. Sekalipun manusia akan

mati, tetapi kebudayaan yang dimikinya akan akan diwariskan pada keturunannya,

demikian seterunya. Pewaris kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi

secara vertical atau kepada anak cucu mereka, melainkan dapat pula secara

horizontal yaitu manusia dapat belajar kebudayaan dari manusia lainya.‟‟6

Kebudayaan dan pendidikan merupakan dua elemen yang saling berkaitan,

pendidikan merupakan cerminan dari kebudayaan dari masyarakat itu sendiri. Dapat

dikatakan pula bahwa pendidikan dan kebuadayaan adalah dua tema kembar yang keduanya

tidak dapat dipisahkan. Seperti pendapat dari H.A.R. Tilaar yang menyatakan bahwa;

Pendidikan merupakan pranata sosial dimana kebudayaan itu berkembang. Dengan

demikian antara kebudayaan dan pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan

yang lainnya. Dimana ada kebudayaan di situ ada pendidikan. Di mana ada

pendidikan disitu ada kebudayaan.7

Pendidikan yang merupakan implementasi dari kemajuan budaya suatu bangsa. Hasil

dari proses pembudayaan melalui pendidikan mampu menciptakan inovasi baru untuk

kemasalahat umat manusia. Dua hal yang sangat mencerminkan hasil dari kebudayaan

melalui pendidikan.

1. Penemuan dan invensi (discovery and invention)

Kedua proses ini menempati peranan yang penting sekali di dalam pertumbuhan

dan perkembangan kebudayaan. Tanpa penemuan yang baru dan invensi (ilmu

pengetahuan) suatu budaya akan mati.

2. Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan

terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang

relative tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan

lamban. Dalam masyarakat terbuka kebudayaan kemungkinan untuk inovasi

menjadi terbuka karena didorong oleh kondisis budaya yang memungkinkan.8

Kesimpulan dari ketiga pendapat yang telah dipaparkan, bahwa kebudayaan dan

pendidikan dalam tatanan kehidupatan masyarakata pada dasarnya adalah saling mendukung.

6 Poerwanto, Hadi, 2010, Kebudayaan Dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi, Pustaka

Pelajar,Yogyakarta, Edisi V, Hlm 50. 7 Tilaar. H.A.R, 2002, Pendidikan Kebudayaan, Dan Masyarakat Madani Indonesia Strategi Reformasi

pendidikan Nasional, PT. Remaja Rosdakarya,Hlm. 30 8 Ibid. hlm 60

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

Kebudayaan tidak pernah bertentangan dengan kebudayaan begitupun sebaliknya, bahwa

pendidikan adalah cerminan dari kebudayaan masyarakat itu sendiri. Kebudayaan melalui

proses pendidikan dapat menciptakan individu yang kreatif dan inovatif.

2.3.Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak

Keluarga sebagai pendidikan pertama dan terutama harus terlibat dalam proses

pendidikan anak. Tanggung jawab dari orang tua adalah memberikan dorongan kepada anak

untuk menjadi lebih baik. Dalam dunia pendidikan dukungan orang tua sangat di perlukan.

Partisipasi aktif orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada pembiayaan pendidikan anak

tetapi juga memberikan dorongan yang positif terhadap pendidikan anak.

„‟Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan harus pula disertai dengan

upaya peningkatan tanggung jawab dan partisipasi orang tua pada keberhasilan

pendidikan peserta didik.‟‟9

Biaya dalam pendidikan merupakan elemen penting dalam pertimbangan seseorang

untuk melanjutkan pendidikan, karena pendidikan tidak bisa dilepaskan dari biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendidikan. Biaya yang dimaksud adalah seluruh biaya yang

dikeluarkan orang tua untuk anak selama menempuh jenjang pendidikan biaya tersebut

tentunya yang berkaitan dengan pendidikan.

„‟Orang tua tidak memikirkan jenis biaya apa saja yang harus dibayar olehnya untuk

menyekolahkan anaknya. Kebanyakan orang tua siswa atau calon siswa berfikir

sangat sederhana. orang tua akan bersedia membayar sejumlah dana agar anak

mereka bisa masuk sekolah atau perguruan tinggi yang dinginkan. Orang tua

menyekolahankan anak pada pendidikan dengan lingkungan terbatas maka

konsekuensinya sumber-sumber pendidikan juga terbatas, maka akan terjadi

kesesuaian antara biaya yang dikelurkan dengan kemampuan membiayai.‟‟10

Dorongan dari orang tua dalam pendidikan anak menjadi motivasi tersendiri bagi

anak, orang tua sebagai motivator karena ada keterikatan batin pada diri anak dan orang tua

9Palekahelu D.T. dan Ferry F. Karwur.loc.cit. hlm 75.

10Harsono,2007,Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, PustakaBook Publisher, Yogyakarta. hlm 21

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

(ayah dan ibu). Oranga tua pun menaruh harapan pada anaknya agar dapat dibanggakan oleh

mereka. Tingkat pendidikan anak dapat menaikan gengsi bagi orang tua. Seperti pendapat

yang mengutarakan bahawa

„‟Pendidikan adalah karena dorongan orang tua yaitu hatinuraninya yang terdalam

yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik dari segi

phisik,social,emosi maupun inteligensinya agar memperoleh keselamatan,

kepandaian agar mendapatkan kebahagiaan hidup seperti yang mereka idam-

idamkan sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnaya anak tersebut

yangdiberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat dipelehara dan dididik

dengan sebaik-baiknya‟‟11

.

Kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan adalah perlu peran serta

orang tua dan lingkungan sekitar termasuk tokoh adat sebagai panutan masyarakat dan anak-

anak dalam pendidikan anak, orang tua sebagi guru pertama dalam kehidupan perserta didik

sudah seharusnya dapat mendorong anak untuk sekolah sampai pada perguruana tinggi sesuai

dengan tututan persaingan global.

2.3.1. Sumber Daya Alam Dan Pendidikan.

Keadaan sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat juga menjadi bahan

pertimbangan pemenuhan biaya pendidikan. Orang tua yang tinggal di daerah yang sumber

daya alamnya mendudukung penghasilan, akan lebih mudah membiayai pendidikan anak-

anak mereka.

„‟Kondisi sumber daya alam mempengaruhui kebijakan pendidikan. Karena kebjiakan

dibuat tidak bisa dilepaskan ada tidaknya, cukup atau tidak dan melimpah atau

tidaknya sumber alam sebagai penopangnya. Di negara yang alamnya subur dimana

masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan apa yang dibutukan, akan berbeda

dengan perumusan kebijakan pendidikan dengan negara yang langka akan sumber

alamnya.‟‟12

Pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah harus terlebih dahulu

mempersiapkan pendidikan terlebih dahulu, pendidikan begitu penting dalam pemanfaatan

11

Ahmadi, Abu, H. dan Nur Uhbiyanti, 2007, Ilmu Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta hlm 74

12Imron, Ali, 2002, Kebijakan Pendidikan Di Indonesia proses, Produk, Dan Masa Depannya. Bumi

Aksara, Jakarta. Hal 32

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

sumber daya alam. Pendidikan penting supaya masyarakat tidak menjadi salah kaprah dalam

memanfaatkanya. Menurut Wakil Presiden Boediono saat memberikan arahan pada sambutan

pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Depok, Senin (11/2).

“Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang terpenting, bahkan apabila

disandingkan dengan sumber daya alam (SDA) sekalipun. Sumber daya alam yang

terlalu berlimpah justru bisa menjerumuskan. Bukannya menciptakan sesuatu yang

baru dan berkreasi, tapi bisa membuat energi suatu bangsa habis untuk

memperebutkan sumber daya alam itu. Beda halnya dengan SDM berkualitas yang

berlimpah. Hal ini dipastikan akan menjadi motor penggerak bangsa. Untuk itulah,

peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan sangat penting. Perihal pendidikan

inilah yang menjadi tanggung jawab bersama”13

Sumber daya alam bagi masyarakat Suku Dayak sangat penting keberadaannya. Sejak

jaman nenek moyang, sumber daya alam menjadi tumpuan kehidupan bagi mereka. Hidup

mereka sangat dekat dengan alam, sehingga dapat dikatakan alam adalah hidup mereka.

Sejak jaman dahulu masyarakat Suku Dayak selalu memanfaatkan hasil alam dalam

kehidupan mereka. Kedekatan mereka dengan alam membuat mereka tidak mementingkan

hal lain. Alam menyediakan segalanya untuk mereka, dengan hasil alam yang berlimpah

membuat mereka merasa cukup dan mengabaikan banyak hal, termasuk pendidikan karena

alam telah menyediakan segalanyaSeperti pendapat Djuweng 1992 yang dikutip oleh Paulus

Florus.

“Sumber daya alam bagi masyarakat Dayak berfungsi sangat vital terhadap seluruh

tatanan kehidupan mereka. Fungsi ekonomi dari tanah dan sumber daya alam

berkaitan erat dengan nilai-nilai sosial, budaya, kepercayaan, dan politik. Tanah

menjadi menghubungkan generasi masa lalu, sekarang, dan yang akan dating”14

.

Eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki daerah untuk kesejahteraan masyarakat

setempat. Hasil dari sumber daya alam itu semestinya tidak menghambat masa depan

generasi penerus. Pemanfaatan secara optimal oleh masyarakat agar kesejateraan masyarakat

13

http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wapres-pendidikan-kunci-kualitas-sumber- daya-

manusia. 14

Florus, Paulus. Eat all. 1994. Kebudayaan Dayak aktualisasi dan Tranformasi. Jakarta : PT. Grasindo.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

menjadi meningkat. Tidak hanya diukur dari sisi ekonomi tapi juga aspek lain seperti,

pendidikan dan kesehatan. Seperti pendapat yang diutarakan oleh Pieter Sambut;

“Karakteristik suistanable development (pemabangunan yang berkelanjutan atau

ramah lingkungan) merujuk pada kondisi bahwa pengekploitasian sumber daya alam

harus memperhatikan aspek kelestariannya, baik kelestarian produksi/ekonomi,

kelestarian fungsi ekologi dan kelestarian fungsi sosial sumber daya alam (SDA).

Sementara karakteristik resourses prudecen bermaksud agar sumber daya alam yang

ada dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan rakyat, tanpa harus

menggadaikan masa depan”15

.

Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejateraan masyarakat. Merupakan hak masyarakat

untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, tanpa mengesampingkan aspek-aspek lain.

Aspek lain yang dimasud ialah kelestarian lingkungan hidup dan pendidikan. Pendidikan

sangat penting dalam proses eksploitasi sumber daya alam. Dengan sumber daya manusia

yang baik dapat menciptakan inovasi untuk mengeksploitasi sumber daya alam. Dengan kata

lain pendidikan ditingkatkan kualitasnya terlebih dahulu, baru eksploitasi sumber daya alam,

sehingga pengeksplotasian sumber daya alam tidak terhalang dan menghalangi pendidikan

masyarakat.

2.4. Pendikan Dalam Era Otonomi Daerah

2.4.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan selalu berkaitan erat, dengan pedidikan keduanya sangat berkaitan satu

dengan yang lain. Pendidikan dan kebudayaan memiliki peran penting, kerena keduanya

saling mendudukung. Pendidikan mendukung budaya begitupun sebaliknya.

‟‟kebudayaan dengan pendidikan sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan

dan tidak dapat dipisahkan karena saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya.

Kebudayaan akan terlestarikan apabila para generasi mudanya sebagai generasi

penerus. Transfer nilai-nilai budaya atau cara yang paling efektif dalam mentrasnfer

15

Sambut, Pieter, 2003, Merajut Masa Depan NTT Menuju Masyarakat Yang Mandiri, Maju Dan Sejahtera.

NTT: Pemerintah Provinsi NTT, hlm 61.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

nilai-nilai budaya adalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat

hubungannya”16

.

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk

pendidikan dalam keadaan sadar untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan

potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang No.

20 tahu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah.

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara‟‟17

Pendidikan dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu pendidikan dasar, menengah dan pendidikan

tinggi, Berdasakan PP. Nomor 66 Tahun 1999, BAB I ayat 1 bahawa pendidikan tinggi

memiliki pengertian.

“Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang

yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah pada jalur pendidikan sekolah.

Sedangkan Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggaraan

pendidikan tinggi.”18

Pengertian pendidikan tinggi dipertegas dengan keluarnya undang-undang sistem

pendidikan nasional pada tahun 2003, sebagai pondasi sistem pendidikan di Indonesi dalam

Bagian keempat UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di bagian

Keempat pasal 19 dan 20 dikatakan dengan jelas pengertian pendidikan tinggi.

Pasal 19 berbunyi ;

1. Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan

doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. 2. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.

Pasal 20 yang berbunyi;

16

http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html 17

Undang-undang No.20 tahu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI pasal 13) 18

PP. Nomor 66 Tahun 1999, BAB I ayat 1).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

1. Perguruan Tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut,

atau Universitas.

2. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

3. Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau

vokasi.

4. Ketentuan mengenai Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat satu,

duadan tiga diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”19

2.4.2. Otonomi Pendidikan

Otonomi daerah adalah pemberian wewenang dari pusat kepada daerah sehingga

daerah dapat mengatur sendiri daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan keariban lokal yang

dimiliki oleh daerah tersebut, seperti pendapat yang diutarakan oleh Hasbullah.

“Desentralisasi atau otonomi daerah merupakan penyerham kewenangan urusan-

urusan yang semula menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah

daerah untuk melaksanakan urusan-urusan yang semula menjadi urusan pemerintah

pusat.”20

Pendidikan dalam era otonomi daerah merupakan penyerahan kekuasaan yang

dilimpahkan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan,

mengelola, dan mengawasi pendidikan di daerah sehingga diharapkan pendidikan dapat

mengadopsi kebudayaan lokal yang dimiliki oleh daerah tersebut, seperti pendapat Mulyasa

yang dukutip oleh Hisbullah yang berpendapat bahwa

„‟Desentrsalisasi manajemen pendidikan adalah kewenagan yang lebih besar

diberikan kepada kabupaten dan kota untuk mengelola pendidikan sesui dengan

potensi dan kebutuhan daerahnya, perubahan kelembagaan untuk memenuhi

kebutuhan dan peningkatan efisiensi serta efektivitas dalam perencanaan dan

pelaksanaan pada unit-unit kerja daerah, kepegawaian yang menyangkut perubahan

dan pemberdayaan sumber daya manusia yang menekankan pada profesionalisme,

serta perubahan-perubagan anggaran pembangunan pendidikan‟‟21

Otonomi daerah mengatur pula pembagian urusan antara pemerintah pusat dan

pemerintah dareah. Pembagian urusan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007. Pembagian urusan ini

19

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bagian Keempat pasal 19 dan 20. 20

Hasbullah, 2006, Otonomi Pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap

Penyelenggaraan Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 11 21Ibid hlm 35

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

mencangkup berbagai urusan yang harus dikekola oleh pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Pemerintah daerah diberi tugas untuk mengelola pendidikan di daerah ( provinsi dan

kabupaten/kota). Aturan tersebut tertuang dalam PP nomor 38 tahun 2007 bab 3 pasal 7 ayat 1

dan 2 yang berbunyi:

„‟Ayat (1 )Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan

pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan

pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

Ayat (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: pendidikan,

kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan

pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal,koperasi

dan usaha kecil dan mkoperasi dan usaha kecil dan menengan, kependudukan dan

catatan sipil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan,

komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri,

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi, keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial,

kebudayaan, statistic, kearsipan dan perpustakaan.‟‟22

Pembiayaan pendidikan yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan atau

pemerintah daerah meliputi biaya pengelolaan pendidikan, penyelenggaraan, dan biaya

pribadi peserta didik. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

pendanaan pendidikan.

“Pedanaan pendidikan disebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi: biaya satuan

pendidikan, biaya penyelenggaraan dan atau pengelolaan pendidikan, biaya pribadi

peserta didik. Adapun cangkupan biaya pendidikan meliputi:

1. Biaya satuan pendidikan meliputi;

a. Biaya investasi yang terdiri dari biaya investasi lahan dan biaya selain

lahan pendidikan

b. Biaya operasional yang terdiri dari biaya personalia dan biaya non

personalia

c. Bantuan biaya pendidikan.

d. Beasiswa,

2. Biaya penyelengaraan dan atau pengelolaan pendidikan meliputi;

a. Biaya investasi, yang terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan

biaya investasi selain lahan pendidikan.

b. Biaya opersional, yang terdiri atas;

22

PP nomor 38 tahun Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Bab 3 pasal 7 ayat 1 dan 2.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

1. Biaya personalia meliputi; gaji pokok pegawai pada satuan

pendidikan, tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai pada

satuan pendidikan, tunjangan struktural bagi pejabat structural pada

satuan pendidikan

2. Biaya non personalia‟‟23

.

Berdasaran pendapat yang telah diutarakan dapat disimpulkan bahwa pemerintah

daerah mempunyai andil yang cukup besar dalam pengelolaan pendidikan di daerah. Hal ini

dilakukan karena pendidikan diharapkan dapat mengadopsi kekayaan-kekayaan budaya dan

keariban lokal. Karena untuk mengadopsi segala kebudayaan lokal hanya mampu dikoordinir

oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan.

2.5. Faktor Peneyebab Putus sekolah

Keadaan ekonomi orang tua merupakan alasan sebagian besar siswa putus sekolah, atau

tidak melanjutkan sekolah. Kemampuan orang tua untuk membiayai pendidikan, menjadi

alas paling dominan penyumbang terbesar banyaknya siswa putus sekolah atau tidak

melanjutkan pendidikannya. Seperti data yang dilasir oleh Susesnas yang dikutip oleh M. Ali

berikut ini;

„‟Menurut data dari (Sumber Social Ekonomi Nasional (SUSESNAS 2003 dalam M.

Ali 2009) menunjukan bahwa faktor ekonomi (75,7%) merupakan alasan utama anak

putus sekolah atau tidak melanjutkan kependidikan tinggi bagi masyarakat yang

tinggal di Desa, baik karena tidak memiliki biaya sekolah (67,0%) maupun karena

harus bekerja (8,7%). Hal ini menujukan bahwa tingginya APS(Angka Partisipasi

Sekolah) tinggi bagi masyarakat kota dan penduduk kaya dikarenakan tingkat

pendapatan merekan lelatif lebih tinggi dibanding dengan penduduk yang ada di

Desa dan masyarakat yang miskin‟‟24

Lingkungan sosial sangat mempengaruhui kehidupan anak, kepribadian anak banyak

atau sedikit mencerminkan lingkungan sosial yang ditempatinya, kreativitas berpikir anak

dibentuk oleh lingkungan hidupnya.

“Kondisi ekonomi yang yang kokoh, keluarga akan mampu melaksanakan fungsi-fungsi

keluarga dalam meningkatkan kualitas manusia dalam bidang pendidikan pendidikan,

23

Master Plan-Pendidikan Kabupaten Semarang Tahun 2013-2017. Hlm 117 24

Ali, M, 2009, Pendidkan Untuk Pembanganan Nasiional. Bandung: IMTIMA

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

kesejahteraan kemudian mampu bersama pemerintah membangun gerakan secara luas”

Gerakan Ekonomi Keluarga” dengan program-program.‟‟25

Selain faktor ekonomi penyebab lulusan SMA/SMK tidak melanjutkan pendidikan

mereka ke perguruan tinggi adalah digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan

ekseternal. Seperti yang dilasir oleh anggunnov.blogspot. com/2012/01.

Faktor Internal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi.

1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap dunia pendidikan dalam perguruan

tinggi

2. Kurangnya harapan dari diri sendiri untuk menjadi lebih maju dan untuk

memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Faktor eksternal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi.

1. Kondisi ekonomi orang tua yang kurang atau bahkan tidak memadai

2. Kurangnya motivasi dari orang tua untuk meningkatkan pendidikan anaknya

3. Tidak terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan perguruan tinggi yang

diinginkan

4. Tingginya biaya-biaya di pendidikan tinggi dan kurangnya peran pemerintah

untuk memberikan subsidi.

5. Lingkungan Masyarakat yang Kurang Mendukung26

Kesimpulan dari pendapat yang telah dipaparkan, faktor yang paling dominan,

penyumbang angka putus sekolah adalah masalah ekonomi orang tua siswa. Ini berkaitan

dengan kemampuan pembiayaan oleh orang tua dalam proses pendidikan anak. Selain faktor

ekonomi adalah faktor internal siswa itu sendiri seperti kurangnya minat belajar dan harapan

dari siswa itu sendiri. Tidak kalah penting juga adalah faktor eksterna yaitu berkaitan dengan

lingkungan dimana siswa itu berada, seperti motivasi dari orang tua dan motivasi dari

lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Dengan kata lain lingkungan dapat

mempengaruhi pola pikir siswa, pola pikir siswa pada umumnya mengambarkan lingkungan

keberadaanya.

2.6.Penelitian Terdahulu

25

Tewu, Denny, ML, 2011, Membangun Papua Dengan Hati Dan Kasih Menuju Masyarakat Papua Yang

Damai Sejahtera.,Verbum Publishing, Jakarta. Hlm 137 26 http://anggunnov.blogspot.com/2012/01/makalah-penyebab-banyaknya-lulusan-slta.html

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

Bedasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamid Darmadi Kabupaten

Sintang Kalimantan Barat pada tahun 2006 dengan judul penelitian ’’Korelasi Antara Status

Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Kualitas Pembelajaran Siswa di Sekolah (Studi Kasus di

Desa Sungai Pukat Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat)’’

menghasilkan kesimpulan

1. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan kegiatan

belajar.

2. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi

belajar.

3. Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan kegiatan belajar siswa

4. Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan prestasi siswa.

5. Terdapat hubungan positif antar pendapatan orang tua dengan kegiatan belajar

siswa.

6. Terdapat hubungan positif antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar

siswa di sekolah.

7. Terdapat hubungan positif antara pendapatan orang tua dengan perlengkapan siswa

di sekolah.27

Hasil penelitian lain yang berkaitan dengan pendidikan dikalimantan barat dilakukan

oleh Witarsa di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat pada tahun 2011 dengan judul

“Pengaruh Kinerja Kepemiminan Pendidikan Berbasis Nilai Terhadap Pengembangan

Budaya Sekolah Di Wilayah Perbatasan Indonesia Malaysia (Studi di SD, SMP, dan

SMK Kabupaten Sanggau) yang dilakukan oleh Witarsa dengan temuan penelitian dari

hasil uji hipotesis adalah

„‟ Variabel nilai merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap

pengembangan budaya sekolah, dan ditemukan model kinerja pendidikan berbasis

nilai terhadap pengembangan budaya sekolah di wilayah perbatasan Indonesia-

Malaysia.‟‟28

Hasil dari penelitian lain sebagai pembanding yaitu penelitian tesis yang dakukan oleh

Rendi Talehala pada tahun 2009 di Kabupaten Halmahera Utara dengan judul “

Pembangunan Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan “ ( Suatu Studi Evaluasi

27

http://jurnal.upi.edu/mimbar-pendidikan/view/363/korelasi-antara-status-sosial-ekonomi-orang- tua-

dengankualitas-pembelajaran-siswa-di-sekolah-studi-kasus-di-desa-sungai-pukat-kecamatan-kelam-

permaikabupaten-sintang-kalimantan-barat-.html

28http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/441/pengaruh-kinerja-kepemimpinan-pendidikan-

berbasis-nilai-terhadap-pengembangan-budaya-sekolah-di-wilayah-perbatasan-indonesia-malaysia-

studi-di-sd,-smp,-dan-smk-kabupaten-sanggau-.html

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

Terhadap Implementasi Program Pembangunan SDM Bidang Pendidikan Formal Oleh

Pemerintah Daerah Halmahera Utara) penelitian ini menghasilkan kesimpulan:

1. Pemerataan Pendidikan di Halmahera Utara yang telah dilakukan oleh Pemerintah

Daerah melalui Dinas Pendidikan Halmahera Utara hingga saat ini masih belum

terealisasi dengan maksimal seluruh daerah-daerah yang ada di Halmahera Utara.

Dalam hal ini pemerataan pendidikan hanya terjadi di daerah-daerah yang dapat

dijangkau oleh Pemerintah Daerah, sedangkan bagi daerah-daerah yang sulit untuk

dijangkau masih belum mendapat pemerataa pendidikan secara layak

2. Upaya Pemerintah Daerah Melaui Dinas Pendidikan Halmahera Utara untuk

meningkatkan kualitas Pendidikan di Halmahera Utara secara menyeluruh, hingga

sampai saat ini belum sampai pada hasil maksimal, itu berarti bahwa upaya

Pemerintah Daerah Melaui Dinas Pendidikan Daerah belum sepenuhnya dikatakan

berhasil untuk mengatasi persoalan meningkatkan kualitas pendidikan secara

menyeluruh.

3. Hingga sampai saat ini relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja di

Halmahera Utara belum memberikan kontribusi yang besar dalam dunia kerja,

maksudnya ialah sebagian besar siswa lulusan pendidikan menengah keatas tidak

semuanya memiliki keterampilan dan kelebihan-kelebihan yang dibutuhkan dalam

dunia kerja di Halmahera Utara. Dengan demikian hampir sebagian besar para

lulusan pendidikan menengah keatas tidak memliki kesempatan memasuki dunia kerja

disebabkan karena tidak memenuhi kreteria dan kelebihan-kelebihan dan

persyaratan yang ditetapkan dan digunakan didalam dunia kerja di Halmahera

Utara.

4. Persoalan efisiensi pendidikan di Halmahera Utara hingga saat inipun Pemerintah

Daerah melalui Dinas Pendidikan Daerah belum mendapat solusi yang tepat, hal ini

berarti bahwa efisiensi pendidikan yang terjadi di Kabupaten Halmahera Utara

masih jauh dari harapan masyarakat Halmahera Utara yang menyangkut dengan

biaya pendidikan yang semakin tinggi secara drastis pada setiap tahunnya.

5. Kurangnya tenaga terdidik yang profesional di Halmahera Utara juga mrnjadi salah

satu faktor yang sangat mempngaruhi pembangunan pendidikan, itu artinya bahwa

kemajuan pendidikan diberbagai jenjang di Halmajera Utara secara menyeluruh

tidak mengalami peningkatan dan kemajuan yang pesat dikarenakan kurangnya

tenaga pendidik yang profesional dan memilki standar kompetensi mengajar29

.

2.7.Kerangka Penelitian

Dukungan dari orang tua menjadi factor sangat penting dalam pendidikan anak,

ormenurut Dharmaputra T. Palekahelu dan Ferry F. Karwur

29

Rendi Talehala pada tahun 2009 di Kabupaten Halmahera Utara dengan judul “ Pembangunan

Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan “ ( Suatu Studi Evaluasi Terhadap Implementasi

Program Pembangunan SDM Bidang Pendidikan Formal Oleh Pemerintah Daerah Halmahera

Utara)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

„‟peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan harus pula disertai dengan

upaya peningkatan tanggung jawab dan partisifasi orang tua pada keberhasilan

pendidikan peserta didik.‟‟30

Selain partisipasi dari orang tua yang tidak kalah penting adalah kemaun keras dari

anak untuk bersekolah, ini menjadi faktor yang sangat penting, karena semua berasal dari

anak. Pola pikir orang tua dan anak untuk bersekolah mempertimbangkan biaya pendidikan

anak, sistem pendidikan, dan lingkungan budaya diman dia tinggal. Menurut Harsosno

„‟orang tua menyekolahankan anak pada pendidikan dengan lingkungan terbatas maka

konsekuensinya sumber-sumber pendidikan juga terbatas, maka akan terjadi

kesesuaian antara biaya yang dikelurkan dengan kemampuan membiayai. „‟31

Kondisi sumber daya alam yang dimiliki suatu wilayah menjadi pertimbangan dalam

kebijakan pendidikan, serta menjadi pertimbangan orang tua dalam menyekolahkan anak-

anaknya. Masyarakat dengan sumber daya alam yang baik dapat memberikan penghasilan

yang baik sehingga masyarakat mempunyai peluang untuk menyekolahkan anak-anak mereka

sampai pada perguruan tinggi.

„‟Kondisi sumber daya alam mempengaruhui kebijakan pendidikan. Karena kebjiakan

dibuat tidak bisa dilepaskan ada tidaknya, cukup atau tidak dan melimpah atau

tidanya sumber alam sebagai penopangnya. Pertimbagan – pertimbangan tesebut

sebagai acuan berpikir orang tua dan anak dalam menentukan pilihan.‟‟32

Lulusan SMA/SMK setelah lulus dari sekolah dalam mentukan pilihan untuk ke

perguruan tinggi memerlukan peran orang tua, pemerintah melaui dinas pendidkan

memberikan fasiltas pendidikan, serta kebudayaan dalam menanamkan nilai melaui adat

istiadat. Orang tuan berperan aktif dalam mendorong anak untuk sekolah dengan

menyediakan biaya pendidikan dan memberikan dorongan mental kepada anak. Pemerintah

daerah melaui Dinas Pendidikan bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas penunjang,

30

Palekahelu D.T. dan Ferry F. Karwur, 2012. Kodisi Dan Permasalahan Pedidikan Di Kabupaten Sumba Timur,

FTI UKSW, Salatiga. Hlm 75 31Harsono, 2007,Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, PustakaBook Publisher, Yogyakarta

hlm 21 32

Imron, Ali, 2002, Kebijakan Pendidikan Di Indonesia proses, Produk, Dan Masa Depannya. Bumi

Aksara, Jakarta. 32

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemasyarakatan Suku Dayakrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3588/3/T1... · bagian dari wilayah Kecamatan Tumbang Titi. ... Kecamatan Tumbang Titi

dan kebudayaan menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak dalam menempuh pendidikan.

Peran dari ketiga elemen itu diharapakan dapat memberikan pertimbangan pada anak untuk

memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau berhenti. Jika berhenti apa yang

menjadi penyebab pilihan jatuh pada kepetusan untuk tidak melanjutkan pendidikan

keperguruan tinggi dilakalangan lulusan SMA/SMK Suku Dayak di Kecamatan Sungai

Melayu Rayak .

Skema 2.1. Kerangka Berfikir

Lulusan

SMA/SMK

Peran

Birokrasi/Pe

merintah

Peran orang

tua/motivasi

Minat melanjutkan

pendidikan ke

Perguruan Tinggi

Tidak

Melanjutkan

Peran

Budaya

Faktor Penyebab

tidak melanjutkan

pendidikan

Kuliah