bab ii landasan teori 2.1 kajian teori 2.1.1 pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/bab ii.pdf ·...

20
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata dan Agrowisata Pariwisata sebagai sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait di bidang tersebut yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik sebuah obyek atau destinasi wisata (UU RI tentang kepariwisataan No 10 Tahun 2009). Kepariwisataan menurut Yoeti (1995 : 109), terdapat beberapa faktor penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain : 1. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu 2. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain 3. Dalam perjalanan harus selalu dikaitkan dengan rekreasi atau tamasya 4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Pariwisata merupakan kebutuhan sekunder yang oleh sebagian manusia dianggap sebagai kebutuhan primer, karena dianggap mampu melepaskan diri dari kejenuhan dan merasakan kepuasan.

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pariwisata dan Agrowisata

Pariwisata sebagai sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait di bidang

tersebut yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

obyek dan daya tarik sebuah obyek atau destinasi wisata (UU RI tentang

kepariwisataan No 10 Tahun 2009).

Kepariwisataan menurut Yoeti (1995 : 109), terdapat beberapa faktor

penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata.

Faktor-faktor yang dimaksud antara lain :

1. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu

2. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain

3. Dalam perjalanan harus selalu dikaitkan dengan rekreasi atau tamasya

4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat

yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

Pariwisata merupakan kebutuhan sekunder yang oleh sebagian manusia

dianggap sebagai kebutuhan primer, karena dianggap mampu melepaskan diri dari

kejenuhan dan merasakan kepuasan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

8

Pendit (2002:33) mengatakan bahwa kepariwisataan juga dapat

memberikan dorongan langsung kepada kemajuan-kemajuan pembangunan dan

perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan

setempat, program-program kebersihan atau kesehatan, proyek sarana budaya dan

kelestarian lingkungan, dan sebagainya yang semuanya dapat memberikan

keuntungan dan kesenangan baik bagi wisatawan dalam lingkungan wilayah yang

bersangkutan, maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar.

Sugiama (2011) mengungkapkan bahwa pariwisata rangkaian aktivitas,

dan penyediaan layanan baik untuk kebutuhan atraksi wisata, transportasi

akomodasi dan layanan lain yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

perjalanan seseorang atau sekelompok orang. Perjalanan yang dilakukan hanya

untuk sementara waktu saja meninggalkan tempat tinggalnya dengan maksut

beristirahat, berbisnis atau untuk maksut lainnya. Pariwisata dapat disimpulkan

menjadi kegiatan seseorang untuk melepas kejenuhan dan menikmati fasilitas dan

layanan yang dibutuhkan selama berada pada tempat tertentu yang bukan tempat

tinggalnya.

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris,

agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti patiwisata /

kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian dalam arti luas

mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa,

2005:11). Menurut Sutjipta (2001), agrowisata merupakan salah satu bentuk

kegiatan dengan sistem yang terpadu dan terarah dalam pengembangan sektor

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

9

pariwisata dan pertanian yang berhubungan dengan upaya melestarikan

lingkungan dan mensejahterakan petani.

R.S. Damardjati (1995:5) mengatakan bahwa yang dimaksut dengan

agrowisata adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau

perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa

sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis jenis tumbuhan yang

dibudidayakan telah menimbulkan motivasi serta daya tarik wisatawan untuk

mengunjunginya. Aspek aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas , cara

budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek

kesejahteraan, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya.

2.1.2 Motivasi

Motivasi mempunyai kata dasar “motif” yang berarti dorongan atau

rangsangan yang ada pada dalam diri seseorang. Uno (2007) mengungkapkan

bahwa motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri

seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat serta minat, dorongan serta

kebutuhan, harapan serta cita-cita, penghargaan serta penghormatan. Motivasi

menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan

kesiap sediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik

disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003).

2.1.3 Objek Wisata

Daya tarik wisata diartikan juga sebagai objek wisata namun sesuai

peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata objek wisata sudah tidak relevan

untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan. Pengertian obyek dan daya

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

10

tarik wisata menurut Marpaung (2002:78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan

fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung

untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Yoeti (1996), mengemukakan

bahwa suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata (DTW) yang baik, harus

mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni:

1. Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya

sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata yang berbeda

dengan tempat-tempat lain (mempunyai keunikan tersendiri).

2. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat sesuatu

yang menarik dan menjadi ciri khas tempat wisata untuk dibeli, seperti

cinderamata untuk dibawa pulang ke daerah masing masing. Suatu objek

wisata harus mempunyai fasilitas untuk dapat berbelanja yang menyediakan

souvenir maupun kerajinan tangan lainnya..

3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu suatu aktivitas

yang dapat dilakukan di tempat itu yang bisa membuat orang yang

berkunjung merasa betah di tempat tersebut.

2.1.4 Potensi Wisata

Potensi wisata merupakan suatu keunikan yang dimiliki oleh suatu daerah

tertentu yang jika dikembangkan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan. Yoeti (1996) mengungkapkan bahwa daya tarik atau atraksi wisata

merupakan segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung

disuatu daerah tujuan wisata, seperti :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

11

1. Alam (Nature), yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang

dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati

dan memberikan kepuasan kepada wisatawan.

2. Budaya (Culture), yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang

berasal dari seni dan kreasi manusia.

3. Buatan Manusia (Man made), yaitu segala sesuatu yang berasal dari karya

manusia, dan dapat dijadikan sebagai objek wisata seperti benda-benda

sejarah, kebudayaan, religi serta tata cara manusia.

4. Manusia (Human being), yaitu segala sesuatu dari aktivitas manusia yang

khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi

objek wisata.

2.1.5 Wisatawan

Wisatawan pada umumnya adalah pengunjung yang singgah sementara di

suatu daerah atau tempat yang dikunjungi. Pengertian pengunjung atau visitor

menurut The International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan

World Tourism Organization (WTO) adalah seseorang yang melakukan

perjalanan ke negara lain selain negaranya di luar tempat kediamannya dengan

tujuan utama kunjungan selain alasan untuk melakukan kegiatan yang

menghasilkan upah.

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan,

wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan

pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

12

perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat tidak menetap

untuk menikmati objek serta daya tarik destinasi wisata.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 pengertian wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata dalam jangka waktu tidak

lama atau hanya menetap.

2.1.6 Daya Tarik dan Daya Dorong Wisatawan

Tujuan wisatawan pergi berwisata pada umumnya adalah mendapat

kepuasan atau kesenangan pada objek wisata yang dikunjungi.Wisatawan yang

datang disuatu tempat sangat ditentukan oleh motivasi dan adanya suatu

keinginan. Kuatnya faktor faktor penarik dan faktor faktor pendorong dapat

mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan perjalanan wisata. Faktor

penarik dan pendorong merupakan faktor internal serta faktor eksternal yang

memicu wisatawan untuk mengambil suatu keputusan dalam melakukan

perjalanan wisata. Faktor-faktor pendorong dan penarik ini merupakan faktor

internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan

dalam melakukan perjalanan. Fakor pendorong umumnya bersifat sosial

psikologis, merupakan person specific motivaton (Pitana dan Gayatri 2005:66).

Faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan digunakan untuk menjelaskan

keinginan atau alasan wisatawan untuk pergi berwisata yang berkaitan dengan

motif, kebutuhan dan kepentingan wisatawan (Alghamdi 2007:46)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

13

Menurut Ryan (1991), dari kajian literaturnya menemukan berbagai faktor

pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata seperti dibawah ini:

1. Escape. Keinginan melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan

menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan

motivasi untuk escape di atas.

3. Play. Menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan

pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari

berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds. Mempererat keharmonisan dalam keluarga,

khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations). Keakraban

hubungan keluarga ini terjadi di antara anggota keluarga yang sedang melakukan

perjalanan secara bersamaan, karena kebersamaan jarang didapatkan dalam

suasana kerja sehari-hari di negara industri.

5. Prestige. Menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang juga

merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial.

6. Social interaction. Melakukan sebuah interaksi sosial dengan rekan, atau

masyarakat sekitar yang dikunjungi.

7. Romance. Rasa ingin bertemu dengan orang yang senantiasa membuat hati

tenang dan nyaman dan menimbulkan suasana romantis

8. Educational Opportunity. Keinginan dalam melihat hal baru, mempelajari

orang lain serta daerah lain, atau mengetahui kebudayaan etnis tertentu.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

14

9. Self-Fulfilment. Keinginan untuk menemukan jati diri (self-discovery), karena

biasanya bisa ditemukan saat kita menemukan daerah yang asing atau baru.

10. Wish Fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama di

cita citakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa

melakukan perjalanan, hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius,

sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Berdasarkan pendapat diatas terdapat sepuluh faktor pendorong seseorang

melakukan wisata , jika disesuaikan dengan kondisi pada Agrowisata Kampung

Coklat maka beberapa faktor pendorong seseorang antara lain escape, rilexation,

strengthening family bonds, dan educational opportunity/knowledge. Melakukan

perjalanan wisata merupakan salah satu cara seseorang dalam mengisi waktu

luang atau hanya sekedar ingin mencari kesenangan. Pariwisata juga merupakan

salah satu pilihan untuk melepaskan diri dari kebosanan setelah melakukan

rutinitas sehari hari. Memilih objek wisata yang akan dikunjungi biasanya atas

dasar motivasi atau dorongan dari dalam diri untuk melakukan perjalanan wisata.

Menurut Morrisan (2007:68) motivasi merupakan kebutuhan dan keinginan yang

merupakan faktor pendorong untuk melakukan perjalanan. Keputusan berkunjung

wisatawan yaitu bagaimana wisatawan memandang suatu masalah atau kebutuhan

dan bagaimana motivasi yang muncul dalam dirinya.

Keterangan diatas menyebutkan bahwa faktor pendorong merupakan

faktor yang sangat mempengaruhi seseorang dalam hal bertindak seperti

melalukan suatu perjalanan wisata, selain faktor pendorong ada faktor yang juga

mempengaruhi wisatawan melakukan perjalanannya yaitu faktor penarik. Faktor

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

15

penarik ini merupakan faktor internal yang ada didalam lokasi objek wisata atau

potensi yang dimiliki oleh suatu objek wisata sehingga wisatawan ingin

melakukan perjalanan di objek wisata tersebut.

Menurut Weaver & Lowton dalam Giva Pavule (2006:27) faktor penarik

didefinisikan sebagai sesuatu kekuatan yang dapat membantu untuk merangsang

sebuah produk wisata dengan menarik konsumen kepada suatu destinasi tertentu,

sub faktor yang termasuk dalam faktor penarik adalah:

1. Aksesibilitas. Sarana dan infrastuktur yang baik seperti transportasi, telepon

umum, ketertiban jalan raya, trotoar untuk pejalan kaki dan lain-lain dapat

menjadi faktor penarik utama bagi wisatawan dalam memilih negara destinasi.

2. Ketersediaan jasa atau service. Kesuksesan suatu produk pariwisata seringkali

bergantung pada ketersediaan atas fasilitas-fasilitas jasa, seperti akomodasi,

makanan dan minuman, travel agency, Souvenir, iklan mediamasa dan lain-lain.

3. Budaya. Berdasarkan Mc Intosh (1977) salah satu dari empat motivasi

berpergian adalah budaya, yang berarti keinginan untuk memperoleh pengetahuan

negara lain seperti musik, seni, tari, cerita rakyat dan agama.

4. Stabilitas politik dan keamanan. Stabilitas politik dan keamanan suatu daerah

atau negara merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan

negara destinasi.

5. Ketersediaannya atraksi. Kemampuan suatu destinasi untuk menarik konsumen

bergantung oleh beberapa faktor, seperti kualitas, kuantitas, keanekaragaman,

keunikan dari suatu atraksi atau hiburan dalam Weaver & Lowton dalam Pavule

Giva (2006: 27).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

16

Teori yang telah diungkap oleh beberapa ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa faktor pendorong dan faktor penarik merupakan faktor utama yang dapat

mempengaruhi wisatawaan untuk melakukan perjalanan wisata atau keputusan

berkunjung.

2.1.7 Keputusan Berkunjung Wisatawan

Perjalanan wisata pada dasarnya dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi

merupakan hal yang mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata,

karena motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata, walaupun

motivasi seringkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri. (Pitana

dan Gayatri 2005:58). Kunjungan wisata adalah istilah yang sering digunakan

untuk orang yang sedang berkunjung terhadap suatu objek wisata, dalam dunia

pemasaran kunjungan wisata juga berarti sama dengan keputusan pembelian, yaitu

mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan.

Keputusan berkunjung wisatawan terhadap suatu objek wisata pada

dasarnya sangat berkaitan dengan perilaku konsumen, menurut Mangkunegara

(2003) Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial

yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan,

menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya

dengan produk, pelayanan, dan sumber sumber lainnya. David L Loudon dan

Albert J. Della Bitta (1984: 6) dikutip oleh Mangkunegara (2002: 3) dalam

bukunya Perilaku Konsumen mengemukakan bahwa: “Consumer behavior may be

defined as decision process and physical activity individuals engage in when

evaluating, acquairing, using or disposing og goods and service” yang berarti

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

17

bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses pengambilan keputusan dan

aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,

memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa).

Kesimpulan dari dua pendapat diatas yakni bahwa perilaku konsumen

adalah tindakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi

yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan

menggunakan barang barang yang dapat dipengarhi oleh lingkungannya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) Keputusan pembelian adalah

membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada. Keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen tidak serta merta langsung

memutuskan, menurut Kotler dan Armstrong (2008) ada lima tahapan proses

keputusan pembelian, yaitu :

Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian, Kotler dan

Armstrong (2008)

Keterangan :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan

internal contoh lapar dan haus dan naik ke tingkat maksimum yang akhirnya

menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal,

sehingga memicu pemikiran untuk melakukan pembelian.

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Kepuasan Pembelian

Perilaku Pasca

Pembelian

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

18

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang merasa membutuhkan akan senantiasa mencari suatu

informasi sampai benar benar mendapatkan apa yang ingin diketahuinya.

3. Evaluasi Alternatif

Menilai alternatif yang ada, disini mungkin pula dinilai dari merek mana yang

lebih baik, bagaimana kekuatannya, keuntungan dari barang tersebut, manfaat dan

lain sebagainya. Konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara

sadar dan rasional, konsumen melihat produk sebagai kumpulan sifat-sifat dan

ciri-ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam membatasi manfaat

yang dicari dan dalam memuaskan kebutuhan tersebut.

4. Keputusan Pembelian

Evaluasi dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan

pembelian dan selanjutnya menilai alternatif yang ada maka dapatlah diambil

keputusan membeli atau tidak membeli barang. Kotler dan Keller (2006)

menjelaskan bahwa ada enam dimensi dalam pengambilan keputusan pembelian

konsumen yaitu :

- Keputusan produk yang dipilih

- Keputusan merek yang dipilih

- Keputusan toko yang dipilih

- Keputusan mengenai jumlah

- Keputusan mengenai waktu pembelian yang dipilih

- Keputusan mengenai cara pembayaran

5. Perilaku Pasca Pembelian

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

19

Perilaku setelah melakukan pembelian biasanya akan timbul semacam

perilaku lain dari individu, hal ini sangat dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak

puasan setelah melakukan pembelian. Menurut Kotler (2008:129) bahwa

keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan

kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan untuk membeli tersebut

mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen yang meliputi :

1. Keputusan mengenai jenis produk : Konsumen memilih produk yang akan

dibeli.

2. Keputusan mengenai bentuk produk : Konsumen memilih membeli produk

dengan bentuk tertentu.

3. Keputusan mengenai merek : Konsumen menentukan tentang merek apa

yang ingin dibeli.

4. Keputusan mengenai penjualnya : Konsumen menentukan bahwa ia akan

membeli suatu produk tersebut.

5. Keputusan mengenai jumlah produk : Konsumen menentukan tentang

berapa banyak jumlah produk yang akan dibeli.

6. Keputusan mengenai waktu pembelian : Konsumen menentukan kapan ia

harus melakukan suatu pembelian.

7. Keputusan mengenai cara pembayaran : Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang metode atau cara pembelian produk yang akan dibeli,

apakah melakukan pembelian secara tunai atau kredit.

Penelitian ini yang dijadikan variabel penelitian sesuai dengan keadaan di

lapangan dalam variabel Y keputusan berkunjung wisatawan pada agrowisata

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

20

kampong coklat yaitu semua proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan

masalah , pencarian informasi, evaluasi alternatif , pembelian serta perilaku pasca

pembelian konsumen.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu akan memaparkan landasan penelitian terdahulu

yang relevan sebagai dasar pedoman pada penelitian ini. Penelitian terdahulu

digunakan sebagai tolak ukur dan acuan peneliti untuk menyelesaikan dan

memperkaya bahan kajian untuk penelitian ini. Hasil-hasil penelitian yang

dijadikan tolak ukur tidak terlepas dari topik penelitian yaitu tentang keputusan

wisatawatan dalam berkunjung.

Penelitian pertama dilakukan oleh Epi Syahadat (2005). Tujuan penelitian

yaitu mengetahui besarnya pengaruh faktor pelayanan, sarana prasarana,

ODTWA, dan keamanan secara bersama-sama (simultan) terhadap jumlah

kunjungan di TNGP dan untuk mengetahui faktor mana di antara keempat faktor

tersebut di atas yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap jumlah

kunjungan wisata. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah

accidental sampling yang dilakukan secara acak sederhana. Metode analisis data

yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regresion

Analisys). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sarana prasarana, faktor

obyek dan daya tarik wisata alam, dan faktor keamanan secara bersama-sama

(simultan) mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengunjung akan tetapi tidak

secara nyata (tidak signifikan) di Taman Nasional Gede Pangrango, dari keempat

faktor tersebut secara parsial faktor keamanan mempunyai pengaruh yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

21

signifikan (nyata) dan dominan terhadap jumlah pengunjung di Taman Nasional

Gede Pangrango.

Penelitian kedua dilakukan oleh Danu Hermansyah, Bagja Waluya

(2012). Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh temuan tentang gambaran

faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan, untuk memperoleh temuan tentang

gambaran keputusan berkunjung wisatawan dan untuk memperoleh temuan

tentang seberapa besar pengaruh faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan.

Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah accidental sampling

yang dilakukan secara acak. Metode analisis data yang digunakan adalah

Analisis jalur, analisis jalur merupakan suatu teknik pengembangan dari regresi

linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor pendorong yang

terdiri dari escape motives, family and friends togetherness, knowledge, dan

enjoying natural resources yang memiliki pengaruh yang tinggi terhadap

keputusan berkunjung wisatawan nusantara dalam mengunjungi daya tarik wisata

Kebun Raya Bogor yaitu escape motives sedangkan terdapat satu sub variabel

yang memiliki pengaruh tidak signifikan yaitu relaxation.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Alfattory Rheza syahrul (2015). Tujuan

penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh daya tarik fasilitas dan

aksesibilitas terhadap kunjungan wisatawan asing ke Aloita Resort di Kabupaten

Kepulauan Mentawai. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini dengan

accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan atau

acak. Metode analisis data menggunkan analisis jalur. Hasil penelitian

menunjukan bahwa daya tarik (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

22

wisatawan asing berkunjung. Fasilitas (X2) berpengaruh signifikan terhadap

wisatawan asing untuk berkunjung dan aksesibilitas (X3) berpengaruh signifikan

terhadap keputusan wisatawan asing berkunjung .

Penelitian keempat dilakukan oleh Mukiroh, HP. Diyah Setiyorini (2012).

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh temuan tentang

gambaran faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan, untuk memperoleh

temuan tentang gambaran keputusan wisatawan dan untuk menperoleh temuan

seberapa besar pengaruh faktor-faktor penarik kepariwisataan. Teknik

pengambilan sample dalam penelitian ini accidental sampling. Metode analisis

data menggunkan analisis jalur, analisis ini digunakan untuk menentukan berapa

besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, baik pengaruh langsung

maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor

penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia yang terdiri aksesibilitas,

ketersediaan jasa atau service, budaya, stabilitas politik dan keamanan serta

ketersediaanya atraksi wisata dinilai cukup tinggi dalam mempengaruhi tingkat

keputusan berkunjung ke Kota Pekanbaru yaitu sebesar 64%. Presentase tersebut

menunjukan bahwa faktor-faktor penarik kepariwisataan wisatawan asal Malaysia

dapat di jadikan sebagai alat ukur untuk menyusun strategi pemasaran pariwisata

Pemerintah Kota Pekanbaru.

Penelitian kelima dilakukan oleh Herdi Jayakusumah (2011). Tujuan

penelitian adalah untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam melakukan keputusan dalam pembelian teh celup sariwangi. Teknik

pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

23

Metode analisis data menggunakan analisis faktor dengan uji validitas dan

reabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 variabel yang dianalisa

dengan model analisis faktor yang merupakan faktor faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian teh celup sariwangi. Faktor faktor tersebut terdiri dari 8

faktor yaitu faktor psikologis dengan eigen value 5.058, faktor produk dengan

eigen value 3.218, faktor sosial dengan eigen value 2.200, faktor distribusi dengan

eigen value 1.653, faktor harga dengan eigen value 1.359, faktor promosi dengan

eigen value 1.292, faktor individu dengan eigen value 1.216, faktor pelayanan

dengan eigen value 1.128.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai

skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini, dalam kerangka

pemikiran ini peneliti akan coba menjelaskan masalah pokok penelitian,

penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini.

Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dalam mengisi waktu luang

dengan tujuan utama yaitu mencari kesenangan, pada dasarnya seseorang ingin

pergi ke suatu objek wisata karena ada kejenuhan dalam dirinya.Wisatawan

berkunjung pada objek wisata tertentu karena menurutnya objek wisata tersebut

mempunyai daya tarik yang mampu memberikan rasa puas dan bahagia tersendiri.

Keputusan wisatawan berkunjung tidak hanya adanya daya tarik dari objek wisata

tapi adanya daya dorong yang ada dalam diri wisatawan yang memotivasi untuk

berkunjung ke objek wisata tersebut.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

24

Variabel yang digunakan berdasarkan kondisi objek penelitian untuk

mengetahui daya tarik objek wisata tersebut berupa aksesbilitas, atraksi dan

jasa/servis sedangkan variabel yang digunakan untuk mengetahui daya dorong

seorang wisatawan yaitu Escape, Relaxation, strengthening family bonds, dan

Educational opportunity/knowledge. Daya tarik merupakan satu hal yang sangat

diperlukan bagi objek wisata sebagai bahan pertimbangan bagi wisatawan

berkunjung, adanya daya tarik akan memancing daya dorong , motivasi atau

keinginan diri untuk wisatawan mengambil sebuah keputusan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

25

Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Agrowisata Kampung Coklat Kademangan

Kabupaten Blitar

Penilaian Wisatawan

Daya Tarik

- Aksesbilitas

- Atraksi

- Jasa/Service

Giva Pavule (2006:27)

Daya Dorong

- Escape

- Relaxation

- Strengthening Family Bonds

-Educational Opportuniyu

Ryan dalam I Gde Pitana (2005 : 67-68)

Keputusan Wisatawan

Motivasi Berwisata

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pariwisata ...eprints.umm.ac.id/45404/3/BAB II.pdf · souvenir maupun kerajinan tangan lainnya.. 3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan

26

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dikemukakan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Diduga daya dorong berperan dalam keputusan wisatawan dalam

berwisata ke Agrowisata Kampung Coklat Kademangan Kabupaten Blitar.

2. Diduga daya torong berperan dalam keputusan wisatawan dalam berwisata

ke Agrowisata Kampung Coklat Kademangan Kabupaten Blitar.

Diduga bahwa Daya Tarik dan Dorong berperan dalam keputusan wisatawan

dalam berwisata ke Agrowisata Kampung Coklat Kademangan Kabupaten Blitar.