bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

27
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia sejak tahun 1995, namun kurang berkembang akibat krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1998- 1999. Reksa dana mulai berkembang pesat sejak tahun 2000, dimana tercatat pertumbuhan jumlah reksa dana mencapai 161,7% dari tahun 2000 hingga tahun 2004 yakni dari sekitar 94 jenis reksa dana hingga 246 jenis reksa dana. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan reksa dana di Indonesia antara lain karena terus turunnya suku bunga simpanan di bank, tingginya penawaran/penjualan obligasi pemerintah dan surat utang negara yang berisiko rendah, dan didukung oleh pemasaran melalui perbankan. Tersedianya instrumen investasi yang berisiko kecil dan memberikan return yang lebih tinggi dari suku bunga simpanan mendorong masyarakat menempatkan dananya pada reksa dana yang portfolio investasinya didasarkan pada instrumen obligasi dan surat utang negara. 2.2 Definisi Reksa Dana Menurut Manurung (2007, 1-5), terdapat beberapa pengertian reksa dana antara lain: reksa dana didefinisikan sebagai portfolio aset keuangan yang terdiversifikasi, yang menjual bagian saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikan berdasarkan pada harga nilai aktiva bersihnya (“diversified portfolio of securities, registered as an open-end investment company, which sell

Upload: phungbao

Post on 12-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia

Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia sejak tahun 1995, namun

kurang berkembang akibat krisis moneter yang dialami Indonesia pada tahun 1998-

1999. Reksa dana mulai berkembang pesat sejak tahun 2000, dimana tercatat

pertumbuhan jumlah reksa dana mencapai 161,7% dari tahun 2000 hingga tahun 2004

yakni dari sekitar 94 jenis reksa dana hingga 246 jenis reksa dana.

Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan reksa dana di Indonesia antara

lain karena terus turunnya suku bunga simpanan di bank, tingginya

penawaran/penjualan obligasi pemerintah dan surat utang negara yang berisiko

rendah, dan didukung oleh pemasaran melalui perbankan. Tersedianya instrumen

investasi yang berisiko kecil dan memberikan return yang lebih tinggi dari suku

bunga simpanan mendorong masyarakat menempatkan dananya pada reksa dana yang

portfolio investasinya didasarkan pada instrumen obligasi dan surat utang negara.

2.2 Definisi Reksa Dana

Menurut Manurung (2007, 1-5), terdapat beberapa pengertian reksa dana

antara lain: reksa dana didefinisikan sebagai portfolio aset keuangan yang

terdiversifikasi, yang menjual bagian saham kepada masyarakat dengan harga

penawaran dan penarikan berdasarkan pada harga nilai aktiva bersihnya (“diversified

portfolio of securities, registered as an open-end investment company, which sell

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

7

shares to the public at an offering price and redeems them on demand at net asset

value”).

Dalam situs Wikipedia (www.wikipedia.org), reksa dana dijelaskan sebagai

wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi

dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit

penyertaan reksa dana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke

dalam portfolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun

efek/sekuriti lainnya.

Menurut Reilly dan Brown (2000, hal.1207), reksa dana adalah lembaga yang

menghimpun uang dari para pemegang unit dan kemudian menginvestasikannya

dalam berbagai surat berharga, seperti saham, obligasi dan pasar uang. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “reksa dana adalah wadah

yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk

selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi”. Manajer

investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para

nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,

termasuk dalam hal ini mengelola reksa dana.

Dari definisi-definisi di atas dapat dideskripsikan beberapa karakteristik reksa

dana yaitu:

1. Adanya kumpulan dana investor, baik individu maupun institusi.

2. Dana yang dikumpulkan diinvestasikan dalam berbagai instrumen investasi.

3. Manajer investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik investor.

4. Merupakan instrumen investasi jangka menengah dan panjang dan berisiko.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

8

5. Keuntungan atau kerugian investasi dalam reksa dana terlihat pada perubahan

Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang digunakan sebagai dasar pembelian dan

penjualan unit penyertaan.

2.3 Jenis–jenis Reksa Dana

Berdasarkan peraturan Bapepam Nomor IV.C.3, reksa dana terbuka dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

• Reksa dana saham

Merupakan reksa dana yang investasi dananya minimal 80% dari aktivanya

dalam bentuk efek ekuitas atau saham.

• Reksa dana pendapatan tetap

Merupakan reksa dana yang investasi dananya minimal 80% dari aktivanya

dalam bentuk efek utang atau obligasi.

• Reksa dana pasar uang

Merupakan reksa dana yang investasi dananya pada efek utang atau obligasi

yang memiliki jangka waktu jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

• Reksa dana campuran

Merupakan reksa dana yang investasi dananya pada efek ekuitas atau saham

dan efek utang dengan komposisi perbandingan yang berbeda dari ketiga

reksa dana diatas.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

9

2.4 Manfaat dan Risiko Reksa Dana

2.4.1 Manfaat reksa dana

Reksa dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah

satu alternatif investasi yang menarik antara lain:

1. Dikelola oleh manajemen profesional

Pengelolaan portfolio suatu reksa dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang

memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer

Investasi sangat penting mengingat pemodal individu pada umumnya mempunyai

keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam

menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal.

2. Diversifikasi investasi

Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portfolio akan

mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan

reksa dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga

tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli

satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.

3. Transparansi informasi

Reksa dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portfolionya dan

biayanya secara berkelanjutan sehingga pemegang unit penyertaan dapat

memantau keuntungan, biaya, dan risiko reksa dana setiap saat. Pengelola reksa

dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) setiap hari di surat kabar

serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

10

secara teratur sehingga investor dapat memonitor perkembangan investasinya

secara rutin.

4. Likuiditas yang tinggi

Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus

mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, pemodal

dapat mencairkan kembali unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang

dibuat masing-masing reksa dana sehingga memudahkan investor mengelola

kasnya. Reksa dana terbuka wajib membeli kembali unit penyertaannya sehingga

sifatnya sangat likuid.

5. Biaya rendah

Karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan dikelola

secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan

investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya

transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila investor individu

melakukan transaksi sendiri di bursa.

2.4.2 Risiko reksa dana

Setiap investasi pasti memiliki risiko. Makin besar keuntungan yang diperoleh

dari investasi tersebut, biasanya tingkat risikonya pun semakin tinggi. Sesuai dengan

prinsip high risk-high return. Demikian pula dengan reksa dana, sebagai salah satu

sarana investasi maka reksa dana pun memiliki risiko yang perlu diketahui oleh

investor. Risiko-risiko investasi di reksa dana antara lain:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

11

1. Risiko turunnya nilai unit penyertaan reksa dana

Walaupun produk reksa dana merupakan produk yang terdiversifikasi, tidak

tertutup kemungkinan bahwa nilai unit penyertaannya akan turun. Turun naiknya

nilai unit penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan harga efek

ekuitas dan/atau efek utang yang menjadi alat investasi reksa dana tersebut.

2. Risiko perubahan ekonomi dan politik

Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi

pandangan umum perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Berubahnya pandangan umum tersebut dapat

mempengaruhi likuiditas portfolio efek sehingga harga efek dapat turun ataupun

naik.

3. Risiko wanprestasi

Risiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait pasar modal seperti

emiten, bank kustodian, broker gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan ini

dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi dapat terjadi

akibat dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, misalnya pialang, bank

kustodian, agen pembayaran, atau akibat force majeure (bencana alam,

kebakaran, kerusuhan).

4. Risiko yang berhubungan dengan peraturan

Reksa dana memiliki peraturan yang dimaksudkan untuk melindungi investor

tetapi ada kalanya batasan-batasan ini dapat menghambat para investor.

5. Risiko likuiditas reksa dana terbuka

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

12

Risiko ini dapat terjadi ketika perusahaan reksa dana tidak memiliki dana tunai

untuk membeli kembali unit penyertaan investornya. Sebuah perusahaan reksa

dana memperoleh dananya dengan menjual unit penyertaan kepada investor.

Ketika investor menjual kembali unit penyertaannya sedangkan perusahaan reksa

dana tidak dapat menjual portfolio investasinya dan tidak memiliki uang tunai,

maka ia tidak dapat membeli unit penyertaan yang dijual investornya. Untuk

mengatasi masalah tersebut, perusahaan reksa dana diijinkan untuk memperoleh

pinjaman untuk melunasinya. Pinjaman yang diberikan biasanya dibatasi dan

disesuaikan dengan keadaan perusahaan reksa dana tersebut. Apabila keadaan

demikian terus berlangsung, maka proses penjualan kembali unit penyertaan oleh

investor akan tertunda sampai memungkinkan.

2.5 Mekanisme kerja reksa dana kontrak investasi kolektif

Berdasarkan Studi Tipologi Investor Reksa Dana di Pasar Modal Indonesia

Bapepam (2007, hal.8), prosedur atau mekanisme transaksi reksa dana tergambar

pada gambar 2.1 atau dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Investor/pemodal yang ingin melakukan investasi di reksa dana menghubungi

manajer investasi yang mengeluarkan reksa dana tersebut atau agen penjualnya.

Pemodal dapat menanyakan langsung semua informasi mengenai reksa dana yang

dikeluarkan oleh manajer investasi yang bersangkutan.

b. Setelah memutuskan untuk berinvestasi, pemodal harus membayar sejumlah nilai

investasi ke bank kustodian dan bukti transfer beserta formulir permohonan

pembelian reksa dana diserahkan ke manajer investasi atau agen penjualnya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

13

c. Manajer investasi akan menghubungi bank Kustodian untuk menerbitkan surat

konfirmasi (bukti investasi yang berisi banyaknya unit penyertaan) kepada

pemodal. Dana dari pemodal akan digunakan oleh manajer investasi untuk

diinvestasikan pada efek berupa saham, obligasi atau Sertifikat Bank Indonesia.

d. Saat pemodal ingin menjual kembali investasinya, pemodal harus menghubungi

manajer investasi atau agen penjualnya dan menyerahkan surat konfirmasi/bukti

investasi.

e. Manajer investasi akan memerintahkan kepada bank kustodian untuk melakukan

pembayaran ke rekening pemodal yang melakukan penjualan tersebut.

f. Seluruh kegiatan transaksi reksa dana di Indonesia diawasi oleh Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepamlk) yang berada dibawah

Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Gambar 2.1. Mekanisme Transaksi Reksa Dana

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

14

2.6 Nilai Aktiva Bersih dan Biaya–biaya Reksa Dana

2.6.1 Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana

Menurut Manurung (2007, hal.70-75), setiap investor selalu mengharapkan

tingkat pengembalian atas investasinya dan investor ingin mengetahui perhitungan

tingkat pengembalian reksa dana yang dimilikinya. Tingkat pengembalian dari

investasi reksa dana bergantung pada perubahan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa

dana tersebut. NAB reksa dana saham dapat berubah karena hal-hal antara lain

adanya dana masuk/keluar dari portfolio, perubahan harga saham, dan adanya biaya-

biaya yang muncul dari pengelolaan reksa dana.

2.6.2 Biaya-biaya Reksa Dana

Menurut Manurung (2007, hal. 51-55), tingkat pengembalian dari suatu

portfolio reksa dana juga dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikenakan oleh

manajer investasi. Biaya-biaya ini secara umum terbagi atas 3 kategori antara lain

biaya saat investor membeli reksa dana, biaya saat reksa dana beroperasi sebagai

badan hukum dan biaya saat investor menjual reksa dana.

Biaya saat investor membeli reksa dana di Indonesia umumnya maksimal

sebesar 2% dan manajer investasi menerapkan biaya yang lebih tinggi pada investasi

reksa dana saham dibandingkan reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana pasar

uang karena tingkat imbal hasil reksa dana saham yang lebih tinggi.

Biaya lainnya adalah biaya yang timbul saat reksa dana beroperasi, antara lain

biaya management fee, biaya bank Kustodian, biaya audit, biaya pencetakan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

15

prospektus, biaya notaris, dan lain-lain. Biaya-biaya ini dipotong dari total NAB

reksa dana tersebut sehingga dapat mengurangi return dari portfolio reksa dana.

Biaya terakhir yang di terapkan oleh manajer investasi sebagai biaya pada saat

investor memutuskan untuk menjual reksa dana atau umum juga disebut sebagai

redemption fee dengan maksimal sebesar 2%.

2.7 Variabel-variabel Statistik dari Portfolio Investasi

2.7.1 Expected return

Menurut Bodie, Kane, Marcus (Investments 6th ed., 2005), expected return

dari sebuah aset investasi adalah rata-rata probabilitas dari return aset tersebut di

semua kondisi (”expected return of an asset is a probability-weighted average of its

return in all scenarios”), diformulasikan sebagai:

)()Pr()( srsrEs∑=

Dimana:

Pr = Probabilitas munculnya return

r = return portfolio

E(r) = expected return portfolio

2.7.2 Standar Deviasi (standard deviation)

Dalam portfolio investasi, standar deviasi merupakan risiko dari volatilitas

return yang dihasilkan oleh portfolio selama periode tertentu. Standar deviasi

dihitung sebagai akar dari variance return portfolio, dapat diformulasikan sebagai

berikut:

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

16

∑=

−−

=T

tpt mR

T 1

2)(1

Dimana:

σ = Standar deviasi

ptR = Tingkat pengembalian portfolio pada periode t

m = Rata-rata tingkat pengembalian portfolio dari sampel

2.7.3 Beta

Menurut Reilly (1997, hal.289), beta dapat dilihat sebagai ukuran standar dari

risiko sistematik (”Beta can be as a standardized measure of systemic risk”).

Variabel beta umum digunakan sebagai indikator untuk mengetahui

hubungan/korelasi antara kinerja dari suatu portfolio dengan kinerja dari pasar.

Menurut Manurung (1992, hal.96), variabel beta dapat dikelompokkan menjadi 3

kategori yaitu:

a. Portfolio dengan variabel beta lebih besar dari 1, ini berarti pergerakan kinerja

dari portfolio melebihi pergerakan dari pasar. Saat pasar berada dalam keadaan

bullish (naik), portfolio mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari kenaikan

pasar dan sebaliknya bila pasar dalam keadaan bearish (turun), portfolio

mengalami penurunan yang lebih rendah dari penurunan pasar.

b. Portfolio dengan variabel beta lebih kecil dari 1, ini berarti pergerakan kinerja

dari portfolio lebih rendah daripada pergerakan pasar dan merupakan kebalikan

dari keadaan dimana variabel beta portfolio melebihi 1.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

17

c. Portfolio dengan variabel beta sama dengan 1, ini berarti pergerakan kinerja

portfolio mengikuti pergerakan dari pasar. Fluktuasi pergerakan portfolio saat

pasar dalam keadaan bullish ataupun bearish akan sama.

2.8 Metode Analisa Data

2.8.1 Metode korelasi linear sederhana

Menurut Donald R. Cooper dan C. William Emory ( 1995, hal. 61) koefisien

korelasi menunjukan nilai dan arah hubungan. Nilai Koefisien korelasi adalah derajat

pergerakan variabel dalam arah yang sama atau berlawanan. Pengujian korelasi

digunakan untuk menunjukan ada atau tidaknya hubungan antara suatu variabel bebas

(variabel X) dengan variabel terikat (variabel Y). Hubungan linear antara dua variabel

tersebut ditunjukan melalui koefisien korelasi yang dinotasikan dengan lambang r

yang berada diantara -1 dan + 1 atau dapat dituliskan: 11 ≤≤− r

Dimana:

0=r , menunjukan tidak adanya korelasi antar dua variabel

1=r , menunjukan adanya korelasi positif sempurna antara dua variabel.

1−=r , menunjukan adanya korelasi negatif sempurna antara dua variabel.

Koefisien korelasi (r) dapat diformulasikan sebagai berikut:

∑∑

==

=

−−

−−==

n

ii

n

ii

n

iii

YX YYXX

YYXX

SSYXr

1

2

1

2

1

)()(

))((),cov(

Dimana:

X = nilai variabel X

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

18

Y = nilai variabel Y

XS = standar deviasi X

YS = standar deviasi Y

Untuk membuktikan keberadaan hubungan antara dua variabel acak, maka

dapat menggunakan pengujian hipotesis sebagai berikut:

0:0 =ρH , menunjukan tidak adanya hubungan antara dua variabel

0:1 ≠ρH , menunjukan adanya hubungan antara dua variabel

2.8.2 Metode regresi berganda

Menurut Donald R. Cooper dan C. William Emory (1995, hal.147-150)

regresi berganda dipakai sebagai alat deskriptif pada tiga jenis situasi yaitu untuk

mengembangkan persamaan estimasi untuk memprediksi nilai-nilai bagi variabel

kriteria dari beberapa variabel prediktor, digunakan untuk mengontrol variabel

majemuk agar evaluasi lebih baik dari kontribusi variabel lainnya dan terakhir

digunakan untuk menguji dan menjelaskan teori sebab-akibat. Sebagai alat deskriptif,

regresi berganda juga digunakan sebagai alat acuan untuk menguji hipotesis dan

mengestimasi nilai populasi.

Metode regresi berganda merupakan perluasan dan pengembangan dari

regresi linear sederhana. Walaupun variabel dummy (variabel nominal berkode 0 atau

1) dapat digunakan, tetapi semua variabel lainnya harus berskala interval atau rasio.

Persamaan regresi berganda secara umum yaitu εβββ ++++= nn XXY ...110 ,

dimana:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

19

β0 = konstanta, nilai Y saat semua variabel X bernilai nol

βi = kemiringan permukaan regresi atau permukaan respon (βi menyatakan koefisien

regresi dari variabel Xi)

ε = tracking error, berdistribusi normal dengan rata-rata 0. Untuk tujuan

perhitungan, ε diasumsikan 0

Koefisien regresi dapat diartikan sebagai besarnya perubahan variabel Y bila

terjadi perubahan variabel X sebesar 1 unit bila pengaruh dari semua variabel lainnya

konstan. Nilai koefisien regresi juga menunjukkan seberapa kuat pengaruh dari

variabel X tersebut terhadap variabel Y, dimana variabel yang lebih besar

menunjukkan pengaruh yang lebih kuat.

Dengan menggunakan regresi berganda, dapat muncul suatu situasi dimana

beberapa atau semua variabel independen berkorelasi tinggi atau umum disebut

sebagai multi-koliniearitas. Terdapat 2 cara untuk menghilangkan multi-kolinearitas

yaitu dengan memilih salah satu variabel dan menghilangkan variabel lainnya atau

dengan membuat variabel baru yang merupakan gabungan dari variabel yang saling

berkorelasi tinggi. Umumnya variabel dengan VIF (Variable Inflation Factor) diatas

10 menunjukkan terjadinya multi-kolinearitas.

2.8.3 Metode pengujian hipotesis

Menurut Donald R. Cooper dan C. William Emory ( 1995, hal. 61-69) ada 2

pendekatan yang dapat digunakan dalam uji hipotesis yaitu dengan pendekatan klasik

atau teori sampling (lebih umum digunakan) dan pendekatan bayesian. Pendekatan

klasik menggambarkan secara objektif digunakannya peluang (probability) untuk

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

20

membuat keputusan yang bersandar secara total pada analisis data sampel (sampling

data) yang tersedia. Hipotesis yang digunakan, ditolak atau diterima tergantung

kepada data sampel yang dikumpulkan.

Sedangkan dengan pendekatan bayesian yang merupakan perluasan dari

pendekatan klasik juga menggunakan data sampel untuk membuat keputusan namun

melangkah lebih jauh dengan menimbang semua informasi yang tersedia. Informasi

tambahan tersebut terdiri dari estimasi peluang subjektif yang dinyatakan dalam

derajat kepercayaan. Estimasi yang subjektif ini lebih berdasarkan pada pengalaman

umum daripada pengumpulan data secara khusus. Hal ini dinyatakan sebagai prior

distribution yang dapat ditinjau kembali setelah informasi sampel terkumpul yang

umum disebut dengan posterior distribution.

Dengan mengikuti pendekatan klasik (sampling), maka dalam uji signifikansi

(test of significance) digunakan dua jenis hipotesis yaitu hipotesis nol (null

hypothesis) yang menyatakan tidak ada perbedaan antara parameter dengan statistik

yang sedang dibandingkan dan hipotesis alternatif yang menyatakan sebaliknya.

Pengambilan keputusan didasarkan pada aturan: tidak dilakukan koreksi apabila

analisis menunjukkan tidak dapat menolak hipotesis nol (H0). Apabila secara statistik

terdapat perbedaan signifikan untuk menolak hipotesis nol maka hipotesis alternatif

akan diterima dan sebaliknya. Untuk menentukan penolakan/penerimaan hipotesis nol

dilakukan berdasarkan interval kepercayaan yang digunakan (umumnya 95% atau α =

0.05). Batas antara daerah penerimaan dan penolakan disebut sebagai nilai kritis yang

dihitung dalam bentuk variabel acak standar.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

21

2.8.4 Metode pengujian parametrik (Uji t)

Menurut Donald R. Cooper dan C. William Emory ( 1995, hal. 73), pengujian

parametrik digunakan untuk menentukan signifikansi statistik diantara rata-rata

distribusi sampel dan parameter atau dengan kata lain untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini digunakan pengujian parametrik uji t karena sample yang digunakan

lebih dari 2 sampel dan saling berhubungan serta berupa skala rasio/interval. Batas

untuk penolakan hipotesis nol pada uji t ditentukan berdasarkan degree of freedom

(df) dan tingkat keyakinan yang digunakan (confidence level) menurut pada tabel

distribusi t. Nilai t hitung yang berada dalam batas penolakan akan menolak hipotesis

nol (H0).

2.9 Metode Perhitungan Kinerja Portfolio Reksa Dana

Titik awal dalam menilai kinerja sebuah portfolio yaitu perhitungan

pengembalian portfolio tersebut. Dalam menghitung tingkat pengembalian ini sangat

sederhana, tetapi ada beberapa permasalahan yang muncul membuat perhitungan

tersebut menjadi kompleks. Diantaranya adalah harus mempertimbangkan faktor

risiko dari portfolio dan juga konsistensi pencapaian dari manajer investasi setiap

periodenya. Dalam penelitian ini perhitungan kinerja portfolio reksa dana

menggunakan model Capital Asset Pricing Model (CAPM).

2.9.1 Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Menurut Bodie, Kane, Marcus (Investments 6th ed. , 2005), CAPM merupakan

sekumpulan prediksi yang memperhatikan tingkat keseimbangan return yang

diharapkan (expected return) dari aset yang berisiko (”a set of predictions concerning

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

22

equilibrium expected returns on risky assets”). Model CAPM ini dikembangkan oleh

William Sharpe (1964), John Lintner (1965) dan Jan Mossin (1966). Beberapa asumsi

yang digunakan dalam CAPM antara lain:

• Terdapat banyak pemodal, dengan kekayaan yang relatif kecil dibandingkan

dengan total kekayaan seluruh pemodal dan pemodal ini merupakan pengambil

risiko. Dalam ilmu mikroekonomi, keadaan ini umum disebutkan sebagai

persaingan sempurna.

• Semua pemodal merencanakan periode investasi yang sama.

• Instrumen investasi terbatas pada yang diperdagangkan secara umum (saham,

obligasi, deposito/investasi bebas risiko).

• Pemodal tidak dikenakan pajak, ataupun biaya transaksi dalam memperdagangkan

instrumen investasi.

• Semua pemodal menggunakan model seleksi portfolio Markowitz.

• Semua pemodal menganalisa instrumen investasi dengan cara yang sama dan

memiliki informasi/pandangan yang sama terhadap perekonomian dunia.

Dalam CAPM, semua pemodal akan berusaha mendapatkan portfolio

investasi yang optimal sehingga komposisi aset investasi para pemodal akan

menyerupai portfolio pasar secara keseluruhan. Berdasarkan CAPM, maka beberapa

metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung kinerja dari portfolio reksa

dana antara lain:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

23

2.9.2 Metode Perhitungan Imbal Hasil Portfolio

Umumnya sebuah portfolio tidak membagikan dividen selama periode

portfolio tersebut akan dikembangkan, akan tetapi ada kalanya sebuah portfolio tetap

membagikan dividen, terutama untuk masyarakat Indonesia sehingga tingkat

pengembalian yang direalisasikan pada sebuah portfolio adalah hasil selisih antara

harga pasar portfolio pada akhir periode dengan awal periode pembagian kas yang

dilaksanakan oleh portfolio. Dengan mempergunakan 3 asumsi yaitu: keuntungan

diinvestasikan kembali pada portfolio selama periode evaluasi, pembayaran kas

dihitung pada akhir periode evaluasi dan tidak adanya dana baru yang masuk selama

periode evaluasi maka perhitungan tingkat pengembalian portfolio dapat

diformulasikan sebagai berikut:

0

01

MVDMVMV

Rp+−

=

Dimana:

pR = Tingkat pengembalian portfolio

1MV = Nilai pasar portfolio pada akhir periode

0MV = Nilai pasar portfolio pada awal periode

D = Pembagian kas selama periode

Untuk memperoleh tingkat pengembalian selama periode evaluasi dapat

dilakukan dengan menghitung rata-rata tingkat pengembalian sub-periode. Misalnya,

periode evaluasi satu tahun dimana tingkat pengembalian perbulan selama 12 bulan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

24

dapat dihitung maka tingkat pengembalian setiap bulan disebut tingkat pengembalian

sub-periode dan rata-rata tingkat pengembalian perbulan dapat dihitung selama

sebulan. Ada dua metode utama perhitungan yang dapat digunakan untuk menghitung

rata-rata tingkat pengembalian dalam periode tertentu yaitu:

1. Metode Aritmatika

nRRRR n

A+++

=....21

Dimana:

AR = Rata-rata tingkat pengembalian aritmatika

nR = Tingkat pengembalian pada sub-periode n

n = Jumlah sub-periode selama periode evaluasi

2. Metode Geometri

Ada 2 metode perhitungan yang umum digunakan dalam metode geometri, yaitu:

Metode Penimbang Waktu (Time-Weighted Returns)

1])1).....(1)(1([ /121 −+++= n

nG RRRR

Dimana:

GR = Rata-rata tingkat pengembalian geometri

nR = Tingkat pengembalian pada periode ke-n

n = Jumlah periode selama evaluasi

Metode Penimbang Dollar (Dollar-Weighted Returns)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

25

nnn

RVC

RC

RCV

)1(....

)1()1(21

0 +++

++

+=

Dimana:

R = Tingkat pengembalian penimbang dollar

nC = Arus kas pada periode ke-n

nV = Nilai akhir portfolio

0V = NIlai awal portfolio

2.9.3 Metode Rasio Sharpe

Menurut Sharpe (1966), yang menggunakan konsep dari Capital Market

Model, kinerja portfolio dihitung berdasarkan variabel expected rate of return dan

variabel risiko atau standar deviasi dari return. Asumsi yang digunakan adalah semua

pemodal dapat berinvestasi pada tingkat suku bunga bebas risiko yang sama dan juga

meminjam dana dengan tingkat suku bunga yang sama. Berdasarkan penelitian

tersebut maka rasio Sharpe atau disebut sebagai rasio reward-to-variability (R/V

Ratio) dihitung dengan formula sebagai berikut:

p

fpp

RRS

σ−

=

Dimana:

pσ = Total risiko (penjumlahan risiko sistematik dan unsistematik)

fR = Tingkat pengembalian bebas risiko

pR = Tingkat pengembalian portfolio

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

26

Menurut metode ini, reksa dana dengan nilai rasio yang tinggi lebih baik

daripada reksa dana lainnya yang memiliki rasio yang lebih rendah.

2.9.4 Metode rasio Treynor

Berdasarkan survei literatur yang dilakukan Sourd (2007, hal.13), Indeks

Treynor mengukur hubungan antara imbal hasil (return) dari portfolio yang melebihi

return aset bebas risiko dan risiko sistemiknya. Indeks kinerja Treynor dihitung

dengan formula berikut:

p

fpp

RRET

β−

=)(

Dimana:

pβ = beta dari portfolio

fR = Tingkat pengembalian bebas risiko

pR = Tingkat pengembalian portfolio

Dalam perhitungan rasio Treynor, diperlukan penentuan indeks pembanding

yang digunakan untuk menghitung beta dari portfolio. Hasil dari perhitungan rasio

Treynor sangat bergantung pada indeks pembanding yang digunakan. Perhitungan

dengan metode Treynor ini cocok digunakan untuk portfolio yang terdiversifikasi

dengan baik. Menurut metode ini, reksa dana dengan nilai rasio yang tinggi lebih baik

daripada reksa dana lainnya yang memiliki rasio yang lebih rendah.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

27

2.9.5 Metode rasio Jensen (Jensen’s Alpha)

Berdasarkan survei literatur yang dilakukan Sourd (2007, hal.15), rasio Jensen

(Jensen’s Alpha) didefinisikan sebagai perbedaan antara return portfolio yang

melebihi return pasar dan return aset bebas risiko. Rasio Jensen (alpha) didasarkan

pada CAPM dan dihitung dengan persamaan regresi sebagai berikut:

))(()( fmppfp RRERRE −+=− βα

atau dapat diformulasikan sebagai berikut:

)]([ fmpfpp RRRR −+−= βα

Dimana:

pα = alpha portfolio

pβ = beta dari portfolio.

fR = Tingkat pengembalian bebas risiko

pR = Tingkat pengembalian portfolio

Dalam perhitungan rasio Jensen, diperlukan penentuan indeks pembanding

untuk menghitung beta dari portfolio. Hasil dari perhitungan rasio Jensen juga sangat

bergantung pada indeks pembanding yang digunakan. Kelemahan dari perhitungan

dengan rasio Jensen adalah ketika manajer investasi melakukan strategi market timing

dalam menghadapi pergerakan pasar, maka sering kali alpha Jensen menjadi negatif

dan tidak merefleksikan performa manajer investasi sebenarnya. Menurut metode ini,

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

28

reksa dana dengan nilai rasio yang tinggi lebih baik daripada reksa dana lainnya yang

memiliki rasio yang lebih rendah.

2.9.6 Metode Rasio Informasi

Berdasarkan survei literatur yang dilakukan Sourd (2007, hal.15), metode

rasio informasi atau sering juga dinamakan sebagai appraisal ratio dihitung dengan

membagi alpha dari portfolio dengan risiko non-sistematik dari portfolio yang

disebut juga dengan “tracking error”. Metode ini mengukur imbal hasil abnormal

dari portfolio untuk setiap unit risiko yang pada prinsipnya dapat didiversifikasi bila

memiliki portfolio sesuai dengan indeks pasar. Metode ini dapat diformulasikan

sebagai berikut:

)( p

p

eInformasiRasio

σα

=

Dimana:

pα = alpha portfolio

pe = tracking error portfolio

Rasio ini digunakan untuk mengukur apakah risiko yang diambil oleh manajer

investasi karena membedakan diri dari pembandingnya (benchmark) mendapatkan

return yang sesuai. Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator apakah seorang

manajer investasi memiliki tingkat informasi yang lebih baik dari informasi publik

beserta keahlian (skill) yang dimilikinya untuk mendapatkan kinerja portfolio yang

lebih baik dari rata-rata manajer investasi lainnya.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

29

2.9.7 Metode rasio risiko

Menurut Manurung (2007, hal.143), metode Rasio Risiko adalah metode yang

digunakan untuk menghitung kemampuan manajer investasi dalam mengelola

portfolio reksa dananya dalam menghadapi risiko pasar. Semakin besar rasio risiko

menunjukkan kemampuan manajer investasi dalam bertahan menghadapi risiko pasar.

Rasio Risiko diformulasikan sebagai berikut:

Rp

RmRisikoRasioσσ

=

Dimana:

Rpσ = Total risiko portfolio reksa dana

Rmσ = Total risiko pasar

2.9.8 Metode Rasio Value at Risk (VaR)

Dalam Risk Management Guide, VaR didefinisikan sebagai : “VaR is defined

as the predicted worst-case loss at a specific confidence level (e.g., 95%) over a

certain period of time“. Nilai VaR dapat dikalkulasikan dengan beberapa metode

umum seperti Metode simulasi Historical, Metode Parametric dan Metode Simulasi

Montecarlo. Dalam penelitian ini digunakan Metode Parametric karena perhitungan

yang digunakan lebih sederhana. Perhitungan nilai VaR dengan metode parametric

dan confidence level 95% dapat diformulasikan sebagai berikut:

)*65.1( ppRVaR σ−=

Dimana:

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

30

pR = Tingkat pengembalian portfolio

pσ = Total risiko portfolio reksa dana

Berdasarkan survei literatur yang dilakukan Sourd (2007, hal.14), metode

rasio VaR dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur kinerja

portfolio reksa dana. Metode perhitungan yang digunakan mirip dengan metode rasio

Sharpe, perbedaannya terdapat pada penggunaan VaR sebagai pengganti variabel

standar deviasi portfolio. Formula perhitungan metode ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

0

VaR Rasio

p

p

fp

VVaR

RR −=

Dimana:

pVaR = Nilai Value at Risk portfolio reksa dana

fR = Tingkat pengembalian bebas risiko

pR = Tingkat pengembalian portfolio

0pV = Nilai awal portfolio reksa dana

Menurut metode rasio VaR, reksa dana yang memiliki nilai rasio VaR yang

lebih rendah memiliki kinerja yang lebih baik daripada reksa dana yang memiliki

nilai rasio VaR yang lebih tinggi karena nilai rasio VaR yang rendah menunjukkan

bahwa portfolio reksa dana tersebut mampu mendapatkan return yang tinggi untuk

menghadapi potensi kerugian maksimal yang dihadapinya.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

31

2.9.9 Metode Rasio Sortino

Berdasarkan survei literatur yang dilakukan Sourd (2007, hal.31), metode ini

merupakan modifikasi dari Rasio Sharpe dimana metode ini mendiferensiasikan

volatilitas yang merugikan dari volatilitas yang menguntungkan dengan mengganti

standar deviasi menjadi downside deviasi. Rasio Sortino secara prinsip sama dengan

Rasio Sharpe, hanya tingkat pengembalian bebas risiko diganti dengan Minimum

Acceptable Return (MAR) dan standar deviasi yang digunakan adalah standar deviasi

downside. Rasio ini di formulasikan sebagai berikut:

∑=

−=

T

tpt

p

MARRT

MARRESortinoRasio

0

2)(1

)(

Dimana :

)( pRE = Tingkat pengembalian portfolio yang diharapkan

MAR = Tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima

ptR = Tingkat pengembalian portfolio pada periode t

Metode rasio Sortino mampu mengukur perbedaan antara volatilitas yang baik

(return portfolio yang melebihi MAR) dan volatilitas yang buruk (return portfolio

yang lebih rendah dari MAR). Menurut metode ini, reksa dana dengan nilai rasio yang

tinggi lebih baik daripada reksa dana lainnya yang memiliki rasio yang lebih rendah.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-97.pdf2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Reksa dana mulai diperkenalkan ke pasar Indonesia

32

2.9.10 Metode Risk-Return Histories (Snail Trail)

Metode ini digunakan untuk menilai kinerja portfolio dalam jangka panjang.

Metode ini merupakan aplikasi dari risiko dan tingkat imbal hasil yang diplot dalam

kuadran dari waktu ke waktu sehingga terlihat pergerakan portfolio sepanjang waktu.

Pembagian kuadran dalam metode risk-return histories digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Grafik Pembagian Kuadran Metode Risk-Return Histories Sumber: Reksa Dana Investasiku, hal.136

Portfolio yang berada di kuadran 1 dinyatakan sebagai portfolio yang

menghasilkan imbal hasil yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah, portfolio di

kuadran 2 dinyatakan sebagai portfolio yang menghasilkan imbal hasil yang tinggi

dengan tingkat risiko yang tinggi, portfolio di kuadran 3 dinyatakan sebagai portfolio

yang menghasilkan imbal hasil yang rendah dengan risiko yang tinggi, dan portfolio

di kuadran 4 dinyatakan sebagai portfolio investasi yang menghasilkan imbal hasil

yang rendah dengan tingkat risiko yang rendah.

Kuadran 1

RisikoTinggi

Tinggi

Imba

l Has

il

Kuadran 2

Kuadran 4

Kuadran 3

Rendah