bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

25
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut Pratomo dan Nugraha (2005), Investasi adalah “Membeli” suatu aset yang diharapkan dimasa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Menurut Cahyono, investasi (investment) adalah kata benda dari kata kerja invest yang mempunyai dua definisi yaitu menempatkan uang atau modal demi hasil atau bunga dengan cara membeli properti, saham obligasi dan lain-lain atau meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan atau manfaat di kemudian hari. Menurut Bodie, investasi terbagi menjadi dua kelompok, pertama adalah real assets yaitu tanah, bangunan, pengetahuan, peralatan atau mesin yang digunakan untuk memproduksi barang, dan para pekerja yang keahliannya digunakan untuk mengelola sumber daya tersebut. Sedangkan yang kedua adalah financial assets seperti saham atau obligasi. Financial assets ini tidak mencerminkan kekayaan masyarakat tetapi memberikan kontribusi secara tidak langsung terhadap kapasitas produksi dalam ekonomi karena financial assets ini memberikan batasan yang jelas antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dan memfasilitasi transfer of funds kepada perusahaan dengan kompensasi yang menarik. Financial assets dibagi menjadi dua kelompok yaitu direct investing dan indirect investing. Direct investing terdiri atas money market instrumens, capital market instruments (yang terbagi lagi menajdi fixed income isntruments dan equity instruments), dan derivative instruments. Penjelasan tentang direct investing dan indirect investing adalah sebagai berikut :

Upload: truongnhan

Post on 25-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

6  

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi

Menurut Pratomo dan Nugraha (2005), Investasi adalah “Membeli” suatu aset

yang diharapkan dimasa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Menurut Cahyono, investasi (investment) adalah kata benda dari kata kerja invest

yang mempunyai dua definisi yaitu menempatkan uang atau modal demi hasil atau

bunga dengan cara membeli properti, saham obligasi dan lain-lain atau

meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan atau

manfaat di kemudian hari. Menurut Bodie, investasi terbagi menjadi dua kelompok,

pertama adalah real assets yaitu tanah, bangunan, pengetahuan, peralatan atau

mesin yang digunakan untuk memproduksi barang, dan para pekerja yang

keahliannya digunakan untuk mengelola sumber daya tersebut. Sedangkan yang

kedua adalah financial assets seperti saham atau obligasi. Financial assets ini tidak

mencerminkan kekayaan masyarakat tetapi memberikan kontribusi secara tidak

langsung terhadap kapasitas produksi dalam ekonomi karena financial assets ini

memberikan batasan yang jelas antara kepemilikan dan pengelolaan suatu

perusahaan dan memfasilitasi transfer of funds kepada perusahaan dengan

kompensasi yang menarik.

Financial assets dibagi menjadi dua kelompok yaitu direct investing dan

indirect investing. Direct investing terdiri atas money market instrumens, capital

market instruments (yang terbagi lagi menajdi fixed income isntruments dan equity

instruments), dan derivative instruments. Penjelasan tentang direct investing dan

indirect investing adalah sebagai berikut :

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

7  

 

1. Direct investing adalah investasi dengan cara membeli secara langsung pada

efek. Direct investing terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut :

a. Money market instruments yaitu investasi pada financial assets terutama

dalam obligasi yang jangka waktu jatuh temponya kurang dari satu tahun.

b. Capital market instruments yaitu investasi pada obligasi yang jangka waktu

jatuh temponya lebih dari satu tahun. Instrumen ini juga dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu:

- Fixed market instrument yaitu instrumen keuangan yang mempunyai

jadwal pembayaran pokok dan bunga yang menarik.

- Equity instrument yaitu instrumen yang berinvestasi pada saham baik

preffered stock maupun common stock yang menjanjikan dividen dan

harapan mendapat keuntungan dari kenaikan harga saham.

c. Derivative instruments yaitu financial instrument yang nilainya diturunkan dari

financial instrument utama yang lebih dasar (seperti harga aktiva, index,

harga saham, harga obligasi, dan interest rate).

2. Indirect investing adalah investasi di mana investor dapat berinvestasi pada

reksa dana yang merupakan paket dari direct investing.

2.1.2. Konsep Resiko dan Imbal Hasil Portofolio 2.1.2.1. Konsep Resiko Portofolio

Tujuan melakukan investasi adalah untuk mendapatkan imbal hasil yang

diharapkan (expected return) baik berupa penerimaan tunai maupun kenaikan nilai

investasi di masa yang akan datang. Tetapi pada kenyataannya, realisasinya tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terjadi karena adanya faktor

ketidakpastian yang merupakan resiko dari investasi. Resiko adalah prospek suatu

hasil yang tidak disukai atau dalam pengertian manajemen keuangan adalah

penyimpangan arus kas yang mungkin terjadi di masa yang akan datang (Keown,

1996, 210). Semakin besar rentang penyimpangan yang mungkin terjadi / tingkat

ketidakpastiannya maka akan semakin besar eisikonya.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

8  

 

Resiko ini timbul karena imbal hasil yang diharapkan akan diperoleh dari

suatu investasi belum tentu akan diperoleh dengan sempurna atau terdapat

kemungkinan imbal hasil yang sebenarnya berbeda dengan imbal hasil yang

diharapkan. Resiko berbanding lurus dengan imbal hasil, semakin besar resiko

maka semakin tinggi pula imbal hasil yang diminta pemodal. Untuk mengukur resiko

digunakan standar deviasi (σ ). Standar deviasi adalah akar dari rata-rata

penyimpangan pangkat dua dari setiap imbal hasil terhadap imbal hasil yang

diharapkan. Formula standar deviasi adalah seperti persamaan di bawah ini :

( ) ( ) ( )[ ]∑ −==d

rEsrsp 2σσ

Di mana :

σ : standar deviasi

2σ : Variance

p(s) : probabilitas imbal hasil dari masing-masing skenario

r(s) : holding period return pada masing-masing skenario

E(r) : expected return

Cara mengartikan standar deviasi adalah misalnya investasi pada suatu

saham standar deviasinya adalah 4 % sedangkan imbal hasil yang diharapkan

adalah 9 %, maka imbal hasil aktual akan berada dalam kosaran 5 % dan 13 % (9%

plus / minus 4%) dengan asumsi penyebaran simpangan terjadi secara normal.

Standar deviasi ini digunakan untuk membuat perbandingan antar instrumen

investasi dan mengukur resiko portofolio antar reksadana. Semakin besar standar

deviasinya maka semakin besar ketidakpastiannya sehingga semakin besar

risikonya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

9  

 

Reksadana menawarkan berbagai komposisi sekuritas tergantung pilihan

pemodal, sehubungan dengan hal tersebut maka sebenarnya reksa dana

melakukan diversifikasi resiko dengan cara melakukan investasi pada aset yang

berbeda-beda yang mempunyai korelasi rendah atau tidak saling mengkuti rendah

atau tidak saling mengikuti sehingga penyimpangan imbal hasil portofolio akan

menurun. Tetapi tidak semua resiko dapat diversifikasikan, ada resiko yang tidak

dapat didiversifikasikan, oleh karena itu dalam hubungannya dengan total

penyimpangan / total resiko maka ada dua konsep resiko, yaitu :

a. Resiko unik perusahaan (company – unique risk) – unsystematic risk

Yaitu resiko yang berkaitan dengan kejadian-kejadian unik perusahaan yang

bersangkutan, misalnya kebijakan pendanaan, rencana pengembangan produk

baru atau strategi ekspansi perusahaan. Resiko ini dapat didiversifikasikan

(diversifiable risk).

b. Resiko pasar (market – related risk) – systematic risk

Resiko ini merupakan akibat dari pengaruh pasar secara umum yang

mempengaruhi semua sekuritas misalnya perubahan tingkat bunga, inflasi, atau

tax reform sehingga resiko ini tidak dapat didiversifikasikan (nondiversifiable

risk).

2.1.2.2. Mengatur Risiko Pasar Ukuran resiko pasar yang tidak dapat didiversifikasikan adalah beta ( )β . Beta

mengukur sensitivitas perubahan imbalan hasil suatu sekuritas terhadap perubahan

dalam imbal hasil pasar secara keseluruhan (market portofolio’s returns). Cara

mencari beta adalah dengan membandingkan imbal hasil sekuritas pada rentang

waktu tertentu dengan imbal hasil pasar (biasanya menggunakan S & P 500 Index

atau IHSG jika di Indonesia) dalam rentang waktu yang sama. Teknik yang biasa

digunakan adalah dengan menggunakan analisis regresi linear. Hasil dari analisis

regresi linear ini kemudian digambarkan secara grafis, kemudian kita tarik garis

melalui titik-titik yang telah diplot tersebut sehingga diperoleh garis karakteristik

(characteristic line). Slope garis karakteristik itulah yang disebut beta.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

10  

 

Jika beta sekuritas yang diperoleh sama dengan 1 maka imbal hasilnya

cenderung mengikuti fluktuasi portofolio pasar (naik atau turun dalam proporsi yang

sama), jika beta kurang dari 1 maka imbal hasilnya cenderung untuk naik atau turun

dalam proporsi yang lebih kecil dari fluktuasi portofolio pasar. Jika beta lebih besar

dari 1 maka imbal hasil sekuritas cenderung naik atau turun dalam proporsi yang

lebih besar dari fluktuasi portofolio pasar. Jadi semakin besar beta semakin tinggi

resikonya.

2.1.2.3. Konsep Imbal Hasil Portofolio 2.1.2.3.1.Expected Return Portofolio

Expected return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari expected

return individual sekuritas dengan bobot timbangan sama dengan proporsi dana

yang diinvestasikan dalam setiap jenis sekuritas. Dengan demikian expected return

portofolio terdiri dari dua jenis saham yaitu lima saham A dengan %18=r dan lima

saham B dengan %6=r , maka rpf = (5/10 x 18) + (5/10 x 6) = 12%. Formula

expected return portofolio adalah seperti persamaan di bawah ini:

i

n

iipf sekuritasrwr ∑

==

1

Di mana :

pfr : expected return portofolio

wi : bobot / proporsi sekuritas i dalam portofolio

sekuritasr : rata-rata imbal hasil sekuritas i dalam portofolio

2.1.2.3.2. Imbal Hasil Reksadana Imbal hasil dari investasi di reksadana dihitung dari proporsi peningkatan

atau penurunan NAB ditambah distribusi pendapatan yang diterima oleh reksadana

yang berasal dari dividen dan keuntungan modal (capital gain) pada periode

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

11  

 

investasi tertentu terhadap NAB pada awal periode investasi. Formula rate of return

reksa dana adalah seperti persamaan 2-4 berikut ini (Bodie et.al., 2002, 113):

0

01

NAVNAVNAV onsdistributigaincapitalandIncome

returnofRate+−

= (2-4)

Di mana :

NAV1 : Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada waktu 1

NAV0 : Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada waktu 0 (pada

awal periode investasi)

2.2. Teori Reksadana 2.2.1. Teori Reksadana di Indonesia

Pengertian reksadana menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal adalah “suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh

manajer investasi”. Yang dimaksud dengan efek adalah kumpulan atau kombinasi

surat berharga, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya

mengelola efek tersebut.

Penempatan investasi reksadana dapat dilakukan di berbagai instrumen efek

di pasar uang, pasar modal, atau gabungan dari keduanya. Selain itu investasi

reksadana dapat dikhususkan pada efek yang mewakili industri tertentu seperti

industri manufaktur, keuangan atau infrastruktur. Hal ini menunjukkan bahwa

reksadana bersifat fleksibel karena mampu memberikan berbagai alternatif bagi

investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhan investasi.

Industri reksadana di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

sangat pesat terutama sejak awal tahun 2000. Reksadana terbuka terutama yang

berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) menjadi sarana investasi bagi kalangan

investor, baik lokal maupun internasional, baik institusional maupun individual.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

12  

 

2.2.2. Bentuk Reksadana Menurut Bapepam ( 1997 : 7 & 32) terdapat dua bentuk reksadana, yaitu :

1. Reksadana Berbentuk Perseroan Dalam bentuk ini, reksadana menghimpun dana dari masyarakat dengan

menjual sahamnya sendiri di bursa efek dan selanjutnya dana dari hasil penjualan

tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek baik yang diperdagangkan di pasar

modal maupun di pasar uang. Ciri-ciri reksadana berbentuk perseroan adalah

sebagai berikut :

- Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT);

- Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara direksi

perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk;

- Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer

investasi dengan bank konsultan.

Selanjutnya, reksa dana berbentuk perseroan ini dibedakan lagi berdasarkan

sifatnya yaitu :

a. Reksadana Tertutup Reksadana tertutup adalah reksadana yang transaksi perdagangan UP

dilakukan di bursa saham karena pemegang UP memiliki saham dan menjualnya ke

bursa sehingga permintaan dan penawaran merupakan harga dari UP atau saham.

Bila investor tidak ada yang membeli saham tersebut maka investor tidak akan

memperoleh dana dengan cepat, di samping itu, jumlah saham yang diterbitkan oleh

perusahaan sama jumlahnya dari waktu ke waktu kecuali ada tindakan dari

perusahaan (corporate action).

b. Reksadana Terbuka Reksadana terbuka adalah reksadana dimana pemegang UP menjual unitnya

langsung kepada manajer investasi. Harga unit ditentukan oleh harga penutupan

perdagangan pada hari yang bersangkutan. Oleh karena itu, investor tidak

mengetahui harga jual atau beli dari UP tetapi akan diketahui pada esok harinya.

2. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

13  

 

Bentuk KIK dapat dijelaskan sebagai kontrak antara manajer investasi

dengan bank kustodian yang mengikat pemegang UP dimana manajer investasi

diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian diberi

wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksadana berbentuk KIK hanya

dapat beroperasi secara terbuka. Ciri-ciri reksadana berbentuk KIK adalah sebagai

berikut :

- Bentuk hukumnya adalah KIK;

- Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak;

- Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian

berdasarkan kontrak.

Di Indonesia, reksadana berbentuk KIK ini lebih populer dan jumlahnya mengalami

perkembangan yang pesat.

2.2.3. Jenis Reksadana Dalam mengelola reksadana, manajer investasi memiliki kebijakan investasi

tertentu sesuai dengan prospektus reksadana. Kebijakan investasi ini

mencerminkan konsentrasi investasinya. Konsentrasi investasi yang dibentuk oleh

manajer investasi inilah yang membedakan reksadana berdasarkan jenisnya. Jenis

reksadana menurut Bapepam adalah sebagai berikut :

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana jenis ini menginvestasikan dananya hanya pada efek yang

bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun yang diperdagangkan di

pasar uang dengan tujuan untuk menjaga likuiditas pemerliharaan modal. Perlu

diketahui bahwa reksadana jenis ini mempunyai resiko yang relatif lebih rendah

dibandingkan dengan jenis reksadana karena instrumen investasi yang dipilih

adalah instrumen hutang jangka pendek seperti SBI, sertifikat deposito, dan Surat

Pengakuan Hutang (SPH).

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

14  

 

Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari

aktivanya pada efek bersifat hutang yang memberikan pendapatan yang pasti.

Resiko reksadana ini relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang karena

instrumen hutangnya bersifat jangka panjang. Tujuannya adalah untuk

menghasilkan imbal hasil yang stabil.

3. Reksadana Saham (Equity Funds) Jenis reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari

aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas atau saham. Resiko reksadana

ini paling tinggi jika dibandingkan dengan reksadana lainnya tetapi imbal hasil yang

mungkin diperoleh juga lebih tinggi. Tingginya risiko reksadana jenis ini dikarenakan

oleh sifat harga saham yang sangat fluktuatif. Meskipun demikian dalam jangka

panjang imbal hasilnya dapat lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana jenis lain.

Jenis ini sesuai untuk investor yang mempunyai jangka waktu investasi yang

panjang.

4. Reksadana Campuran (Mixed Funds) Reksadana campuran melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas

dan efek yang bersifat hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dimana

perbandingan investasinya tidak sama dengan reksadana pendapatan tetap dan

reksadana saham. Resiko reksadana ini modereat dengan imbal hasil yang relatif

lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap. Perbandingan komposisinya

dapat beragam, dapat dalam bentuk efek hutang, efek ekuitas atau efek pasar uang.

2.2.4. Pihak-pihak yang Terkait dengan Reksadana 1. Manajer Investasi

Yang dimaksud dengan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan

usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola investasi

kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dan pensiun, dan

bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan undang-undang yang

berlaku (UU. No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

15  

 

Untuk menjamin agar pengelolaan suatu reksa dana dilaksanakan secara

profesional maka manajer investasi yang boleh beroperasi hanyalah manajer

investasi yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam. Dalam pengelolaan

investasi, manajer investasi wajib memiliki minimal dua tenaga profesional yang

disebut Wakil Manajer Investasi (WMI) yang telah mendapatkan izin perorangan dari

Bapepam.

Reksadana sering disebut sebagai wahana yang bercirikan three well, well

managed, well diversified, dan well regulated. Dua hal pertama itulah yang menjadi

tanggung jawab manajer investasi dan menjadi pedoman dalam mengukur sejauh

mana kualitas manjer investasi yang bersangkutan. Di samping itu, syarat lain

adalah integritas manjer investasi (Macmud: 1997). Tentu hal yang tidak mudah

untuk memilih manajer investasi dengan reputsai yang baik dan integritas yang

sudah teruji. Ada beberapa faktor yang membuat manajer investasi memiliki

reputasi dan integritas yang baik di mata investor, yaitu sebagai berikut (Pratomo

dan Nugraha, 2002, 140 – 144):

a. Pengalaman Pengalaman berkaitan dengan lamanya perusahaan telah beroperasi.

Beberapa manajer investasi merupakan afiliasi dari grup keuangan internasional

yang juga bertindak sebagai manajer investasi dan telah beroperasi secara global

selama puluhan tahu. Informasi ini dapat diperoleh dari prospektus.

b. Kinerja historis Petunjuk yang paling kasat mata adalah kinerja historis meskipun tidak

pernah menjadi suatu kepastian kalau reksadana yang memilik kinerja hebat di

masa lalu akan menjamin hal yang sama di masa yang akan datang. Akan tetapi,

paling tidak, konsistensi jangka panjang atas kinerja masa lalu merupakan salah

satu petunjuk bagi potensi reksadana tersebut di masa depan. Berkaitan dengan

kinerja historis adalah profil risk and return yang dihasilkan. Profil resiko dan kinerja

perlu mendapat perhatian agar tidak terjerumus dengan hanya melihat imbal hasil

yang dihasilkan. Di dalam investasi, kinerja yang tinggi selalu berdampingan dengan

risiko yang tinggi pula.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

16  

 

c. Gaya investasi Gaya berinvestasi (investment style) manajer investasi dapat dipelajari dari

laporan keuangan yang sudah diaudit dalam pembaharuan prospektus (khususnya

untuk reksa dana saham). Jenis saham apakah yang mendominasi portofolionya,

apakah saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi kecil namun dengan tingkat

pertumbuhan besar (growth stock) yang menandakan gaya berorientasi pada

pertumbuhan tinggi ? atau justru sebaliknya, lebih banyak didominasi oleh

perusahaan yang sudah mapan dengan kapitalisasi besar dengan pertumbuhan

yang lebih kecil? Tingkat perputaran (turnover) juga menjadi salah satu indikator

dalam hal sejauh mana manajer investasi melakukan aktivitas jual beli.

Perbedaan-perbedaan di atas akan sangat berpengaruh pada profil risk &

return reksa dana yang dikelolanya. Namun perlu juga diingat bahwa manajer

investasi bisa juga memiliki beberapa gaya investasi secara sekaligus dan

diterapkan untuk masing-masing reksadana yang berbeda walaupun dari jenis yang

sama.

d. Dukungan grup perusahaan Umumnya investor melihat dukungan grup perusahaan untuk meyakinkan

bahwa manajer investasi mempunyai komitmen jangka panjang untuk tetap

beroperasi. Yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya conflict of interest

(benturan kepentingan) di dalam pengelolaan investasinya. Krisis ekonomi di

Indonesia telah memberikan pelajaran berharga khususnya bagi dunia perbankan,

di mana dana yang dikumpulkan dari masyarakat telah disalahgunakan untuk

membiayai perusahaan dari grup sendiri melewati batas yang telah ditentukan.

Manajer investasi merupakan suatu wadah dikumpulkannya dana

masyarakat, independendi manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi

menjadi sangat penting. Dukungan grup harus lebih dikaitkan dengan jaringan

informasi, bantuan teknis, efisiensi biaya serta yang paling penting adalah komitmen

untuk tetap beroperasi dalam jangka panjang yang memungkinkan perusahaan

manajer investasi bertahan di masa krisis.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

17  

 

Salah satu penyebab mundurnya industri reksadana ketika krisis adalah

penarikan besar-besaran dana investor terutama oleh investro institusi. Tidak sedikit

dari mereka yang ternyata terkait dengan fund manager yang mengelola dana

sehingga pada saat grup perusahaan mengalami masalah, anak perusahaan ikut

memikul imbasnya.

e. Besarnya aset yang dikelola dan jumlah nasabah Besarnya aset yang dikelola akan memberikan keuntungan dari segi

economies of scale suatu perusahaan manajer investasi dalam hal efisiensi biaya

dan bargaining power untuk mendapatkan harga yang lebih baik dalam bertransaksi

khususnya untuk instrumen pasar uang dan pendapatan tetap. Memang masih

menjadi perdebatan, apakah semakin besar aset yang dikelola, semakin baik kinerja

yang akan dihasilkan oleh manajer investasi.

Banyaknya nasabah juga bisa menjadi salah satu indikator kepercayaan

investor publik kepada suatu manajer investasi. Selain mengelola reksadana,

beberapa manajer investasi juga mengelola nasabahnya secara discretionary,

dimana umumnya yang menjadi nasabahnya adalah investor institusi seperti dana

pensiun atau perusahaan asuransi. Mengenai masalah jumlah aset dan banyaknya

investor, perlu juga diperhatikan asal dari aset yang dikelolanya dan asal investor,

apakah investor tersebut berasal dari investor publik atau dari grup sendiri.

f. Kualitas sumber daya manusia Kegiatan usaha manjer investasi sangat tergantung pada kualitas sumber

daya para stafnya. Itulah sebabnya, dalam prospektus reksadana akan selalu

dijelaskan mengenai curriculum vitae dari para staf manajer investasi khususnya

yang terlibat secara langsung dalam tim pengelolaan investasi. Investor bisa

memperlajari pengalaman serta kualifikasi akademis yang dimiliki oleh tim

investasinya. Dalam beberapa kasus, kepercayaan investor terhadap suatu manajer

investasi mungkin saja disebabkan karena investor tersebut lebih percaya terhadap

manajernya secara individu daripada terhadap perusahaan manajer investasinya

sebagai suatu institusi.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

18  

 

g. Kualitas pelayanan Pelayanan sebenarnya sangat luas cakupannya, namun akan dibatasi pada

kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, keakuratan dan

kecepatan pelaporan, dan kemudahannya untuk dihubungi jika diperlukan untuk

berkonsultasi. Sama dengan industri jasa lainnya yang menekankan hubungan

jangka panjang, kualitas pelayanan akan diukur melalui after sales service yang

membuat nasabah merasa nyaman untuk terus berhubungan atau tidak.

2. Bank Kustodian Lembaga kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek

dan harta lain yang berkaitan dengan efek dan memberikan jasa lain seperti

menerima dividen atau bunga. Selain itu, lembaga kustodian juga berperan

menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi

nasabahnya. Lembaga kustodian ini biasanya berbentuk bank umum.

Dalam hubungannya dengan reksadana, bank kustodian mempunyai

wewenang dan tanggung jawab untuk menyimpan, menjaga, dan

mengadministrasikan kekayaan reksadana termasuk pencatatan dan

pembayaran/penjualan kembali UP reksa dana berdasarkan kontrak yang dibuat

dengan manajer investasi. Dengan kata lain, bank kustodian hanya mengeksekusi

perintah yang diberikan oleh manajer investasi sesuai kontrak (Bapepam,1997, 16).

Dalam Undang-Undang Pasar Modal disebutkan bahwa kekayaan reksadana wajib

disimpan di bank kustodian sehingga manajer investasi tidak memegang langsung

kekayaan tersebut. Selain itu bank kustodian juga dilarang terafiliasi dengan

manajer investasi dengan tujuan untuk menghindari adanya benturan kepentingan

dalam pengelolaan kekayaan reksadana.

3. WAPERD (Wakil Agen Penjual Efek Reksadana) WAPERD adalah orang perseorangan yang mendapatkan izin dari Bapepam

untuk bertindak sebagai wakil perusahaan efek untuk menjual efek reksadana. Izin

tersebut hanya boleh dipergunakan untuk satu perusahaan efek. Selain WAPERD,

pihak lain yang diizinkan untuk memasarkan efek reksadana adalah pegawai suatu

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

19  

 

perusahaan efek yang telah memiliki izin sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek

(WPPE) atau Wakil Penjamin Emisi (WPE) atau Wakil Manajer Investasi (WMI).

4. Profesi Penunjang Reksadana Profesi penunjang dalam industri reksadana antara lain adalah:

a. Notaris, berperan sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta

otentik seperti pembuatan akta kontrak yang diperlukan pada saat pendirian

reksadana dan dalam pembuatan kontrak antara manajer investasi dengan

bank kustodian.

b. Konsultan hukum, berperan sebagai ahli hukum yang memberikan dan

menandatangani pendapat hukum tentang penawaran umum suatu

reksadana dan semua kontrak yang dibuat oleh reksadana dengan pihak

lain sehingga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Akuntan publik, merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap

kewajaran penyajian informasi keuangan atau laporan keuangan dari

reksadana.

2.2.5. Manfaat dan Resiko Reksadana 2.2.5.1. Manfaat Reksadana

Sebagai salah satu instrumen investasi, reksadana memiliki beberapa

manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Manfaat

tersebut antara lain (Bapepam, 1997, 13):

1. Dikelola oleh manajemen profesional Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi yang memiliki

keahlian khusus dan memenuhi persyaratan tertentu dalam hal pengelolaan dana.

Hal ini sangat menguntungkan investor yang memiliki keterbatasan waktu dan

kemampuan dalam menganalisis harga efek dan kondisi perekonomian.

2. Diverifikasi investasi Dana yang terhimpun oleh suatu reksadana akan diinvestasikan pada efek

yang terdiri atas beragam jenis efek sehingga resiko akan tersebar dengan

dilakukannya diversifikasi.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

20  

 

3. Kemudahan berinvestasi Kemudahan berinvestasi tercermin dari rendahnya nilai investasi awal dan

kemudahan pelayanan administrasi baik dalam pembelian maupun penjualan

kembali suatu unit reksadana bila dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.

Kemudahan lainnya adalah adanya fasilitas bagi investor untuk melakukan

reinvestasi dengan menggunakan dividen yang diperolehnya sehingga UP terus

bertambah.

4. Transparansi informasi Reksadana wajib memberikan informasi kepada investornya tentang

perkembangan dan biayanya secara kontinyu sehingga investor dapat memantau

keuntungan, biaya, dan risiko investasinya setiap saat. Selain itu, pengelola

reksadana wajib mengumumkan NAB setiap di hari di surat kabar dan menerbitkan

laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur

sehingga investor mendapatkan informasi yang lengkap dan dapat memantau

perkembangan investasinya secara terus menerus.

5. Likuiditas yang tinggi Investor dapat mencairkan kembali saham atau UP-nya setiap saat sesuai

dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana sehingga memudahkan

investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali UP-nya

sehingga sifatnya sangat likuid.

6. Biayanya rendah Dalam melakukan investasi di reksadana, investor dihadapkan pada biaya

transaksi. Biaya ini dikenakan pada saat investor hendak membeli UP reksadana

yang disebut sebagai biaya pembelian (front-end load) dan pada saat investor

hendak menjual UP tersebut yang disebut sebagai biaya penjualan kembali (back-

end load). Di samping itu, reksadana harus mengeluarkan biaya operasional untuk

biaya administrasi dan biaya untuk manajer investasi. Biaya operasional ini secara

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

21  

 

periodik diambil dari reksadana sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi NAB

investor. Karena dana yang dipercayakan pada reksadana merupakan kumpulan

dana dari banyak investor dan kemudian dikelola secara profesional maka besarnya

biaya transaksi per UP akan menjadi semakin kecil dan efisien apabila dibandingkan

dengan biaya investasi investor individu yang melakukan sendiri transaksi di bursa.

2.2.5.2. Resiko Reksadana Selain memberikan manfaat dan keuntungan yang besar, reksadana juga

mengandung resiko yang harus dipertimbangkan oleh investor. Semakin tinggi imbal

basil yang diharapkan, semakin tinggi pula resikonya. Resiko reksadana diantaranya

adalah (Bapepam, 1997, 14):

1. Resiko berkurangnya UP

Resiko ini disebabkan oleh turunnya harga efek yang menjadi bagian dari

reksadana seperti turunnya harga saham atau harga obligasi yang menyebabkan

turunnya nilai UP.

2. Resiko Likuiditas Penjualan kembali (redemption) sebagian besar UP oleh investor kepada

manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam

menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.

3. Resiko Politik dan Ekonomi Kondisi makro negara baik ditinjau dari segi ekonomi maupun politik akan

mempengaruhi kinerja perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek. Hal ini jelas

akan mempengaruhi harga efek yang ada dalam reksadana itu sendiri.

4. Resiko Wanprestasi Resiko ini timbul pada saat perusahan asuransi yang menerima asuransi

reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari pada

nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal di luar kendali reksadana seperti bencana

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

22  

 

alam, kebakaran, kerusuhan atau wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan

reksadana seperti pialang, bank kustodian atau agen pembayaran, yang mungkin

dapat menyebabkan penurunan NAB reksadana yang bersangkutan

2.4. Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memenuhi ketentuan

sebagai berikut:

1. Bank Kustodian wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana setiap

hari bursa dan mengumumkannya.

2. Penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan (UP) dapat

dilakukan melalui bank kustodian atau agen penjual yang ditunjuk oleh manajer

investasi.

3. Setelah memberitahukan secara tertulis kepada Bapepam, manajer investasi

dapat menginstruksikan kepada bank kustodian dan agen penjual untuk

melakukan penolakan pembelian kembali (pelunasan) apabila terjadi hal-hal

sebagai berikut :

a. Bursa Efek dimana sebagian besar portofolio efek reksa dana

diperdagangkan ditutup.

b. Perdagangan efek atas sebagian besar portofolio efek reksadana di Bursa

Efek dihentikan.

c. Keadaan darurat

d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi

setelah mendapat persetujuan Bapepam.

4. Bank kustodian dilarang mengeluarkan Unit Penyertaan baru selama periode

penolakan pembelian kembali (pelunasan)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

23  

 

5. Manajer investasi wajib memberitahukan kepada pemegang Unit Penyertaan

apabila melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 diatas.

6. Manajer investasi atau bank kustodian wajib menolak pesanan pembelian Unit

Penyertaan dari calon pemegang Unit Penyertaan, dalam hal terdapat keyakinan

adanya adanya pelanggaran ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan

Bapepam Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah.

7. Manajer investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab

menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan reksadana.

dalam hal manajer investasi tidak melakukan kewajibannya, manajer investasi

tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena

tindakannya.

8. Kontrak Investasi Kolektif wajib menetapkan hak dan tanggung jawab dari pihak-

pihak dalam kontrak, yaitu antara manajer investasi dan bank kustodian yang

mengikat pemegang unit penyertaan.

9. Alokasi Biaya

a. Biaya yang menjadi beban manajer investasi :

1. Biaya persiapan

2. Biaya administrasi

3. Biaya pemasaran

4. Biaya pencetakan

5. Biaya distribusi prospektus pertama kali

b. Biaya yang menjadi beban reksa dana :

1. Biaya pengelolaan manajer investasi

2. Biaya bank kustodian

3. Biaya asuransi, jika ada

4. Biaya transaksi

5. Biaya pembaharuan prospektus dan pendistribusiannya

6. Biaya-biaya lain yang ditetapkan dalam kontrak

c. Biaya yang menjadi beban pemodal

1. Biaya penjualan, jika ada

2. Biaya pembelian kembali (pelunasan) jika ada

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

24  

 

3. Biaya transfer pembelian kembali (pelunasan) jika ada Pajak yang

berkenaan dengan pemodal, jika ada.

d. Biaya yang menjadi beban manajer investasi atau reksadana

1. Biaya konsultan hukum

2. Biaya notaris

3. Biaya akuntan

10. Manajer investasi dapat menunjuk agen penjual yang menerima permintaan

penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan untuk

disampaikan kepada bank kustodian.

11. Manajer investasi dan atau agen penjual reksadana wajib memastikan bahwa

sebelum membeli Unit Penyertaan reksadana calon pemegang Unit Penyertaan

telah memahami isi prospektus reksadana.

12. Manajer investasi dapat menentukan tata cara pembelian kembali (pelunasan)

Unit Penyertaan. i\

13. Manajer investasi dilarang terafiliasi dengan bank kustodian

14. Manajer investasi reksadana dilarang melakukan tindakan yang dapat

menyebabkan reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang telah

dinyatakan efektif:

a Membeli efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang

informasinya tidak dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet

yang tersedia.

b Membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang

informasinya dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang

tersedia lebih dari 15% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana.

c Melakukan transaksi lindung nilai atas pembelian efek yang diperdagangkan

di Bursa Efek luar negeri lebih besar dari nilai efek yang dibeli.

d Membeli efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah

mencatatkan efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% dari modal

disetor perusahaan dimaksud.

e Membeli efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan lebih dari

10% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana pada setiap saat. Pembatasan ini

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

25  

 

termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh bank-bank tetapi

tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi yang diterbitkan oleh

Pemerintah Republik Indonesia.

f Menjual Unit Penyertaan kepada setiap pemodal lebih dari 2% dari jumlah

Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali:

- bagi manajer investasi, semata-mata untuk kepentingan sendiri dan

bukan untuk kepentingan pihak lain. Pembelian tersebut guna

menjamin pembayaran atas penjualan kembali (pelunasan) Unit

Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan.

- kelebihan pemilikan Unit Penyertaan tersebut yang dimiliki oleh

pemegang Unit Penyertaan yang berasal dari penanaman kembali

pembagian keuntungan

g Membeli Efek Beragun Aset lebih dari 10% dari NAB reksadana, dengan

ketentuan bahwa setiap jenis Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% dari NAB

reksadana.

h Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum dan atau tidak dicatatkan

pada Bursa Efek di Indonesia, kecuali efek pasar uang, efek sebagaimana

dimaksud dalam angka 14 huruf b di atas dan obligasi yang diterbitkan oleh

pemerintah Republik Indonesia.

i Membeli efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi baik dengan manajer

investasi maupun pemegang Unit Penyertaan lebih dari 20% dari NAB

reksadana, kecuali hubungan afiliasi yang terjadi karena penyertaan modal

pemerintah.

j menempatkan dana investasi dalam kas atau setara kas kurang dari 2 % dari

NAB reksadana.

k Terlibat dalam kegiatan selain investasi, investasi kembali, atau perdagangan

efek.

l Terlibat dalam penjualan efek yang belum dimiliki (short sale)

m Terlibat dalam pembelian efek secara margin

n Melakukan penerbitan obligasi atau sekuritas kredit

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

26  

 

o Terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek

yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak

lebih dari 10 % dari nilai portofolio reksadana pada saat pembelian

p membeli efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana

manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai penjamin emisi efek dari

efek yang dimaksud.

q Terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi basil dengan manajer

investasi atau afiliasinya.

r Membeli Efek Beragun Aset yang sedang ditawarkan dalam Penawaran

Umum dimana manajer investasinya sama dengan manajer investasi reksa

dana dan akan terafiliasi dengan kreditur awal Efek Beragun Aset tersebut.

s Membeli Efek Beragun Aset yang tidak tercatat di Bursa Efek.

15. Dalam hal manajer investasi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan angka

14 di atas, kebijakan investasi, ketentuan dalam kontrak dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal, maka:

a Selambat-lambatnya dua hari kerja sejak terjadinya pelanggaran tersebut,

bank kustodian wajib memberikan surat teguran kepada manajer investasi

dengan tembusan kepada Bapepam.

b Manajer investasi wajj menyesuaikan selambat-lambatnya 10 hari kerja sejak

terjadinya pelanggaran.

16. Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam angka 14 huruf f diatas, manajer

investasi wajib untuk membatasi penempatan dana awal pada saat dibentuknya

reksa dana tersebut dengan ketentuan :

a Penempatan dana awal sekurang-kurangnya 1% dan sebanyak-banyaknya

20% dari jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.

b Masing-masing pihak yang melakukan penyetoran penempatan dana awal

dapat memiliki Unit Penyertaan sebanyak-banyaknya 2,5% dari jumlah Unit

Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak

c Pihak tersebut dalam huruf b di atas dilarang melakukan penjualan kembali

(pelunasan) Unit Penyertaan dalam jangka waktu satu tahun sejak efektifnya

pernyataan pendaftaran reksadana tersebut

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

27  

 

17. Bapepam berwenang mengalihkan, membekukan, mengamankan kekayaan,

menunjuk manajer investasi lain untuk mengelola kekayaan reksadana,

membubarkan reksadana dimaksud dan atau melakukan tindakan lain terhadap

reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) untuk melindungi kepentingan para

pemegang Unit Penyertaan.

18. Kontrak pengelolaan reksadana berbentuk KIK dan perubahannya wajib dibuat

secara notariil.

19. Reksadana berbentuk KTK hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan

atas:

a Efek yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan atau dicatatkan di Bursa

Efek baik di dalam maupun di luar negeri

b Instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang

dari satu tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar

Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Deposito, baik dalam rupiah

maupun dalam mata uang asing, dan Obligasi yang diterbitkan oleh

Pemerintah Republik Indonesia.

c Surat berharga komersial dalam negeri yang jatuh temponya dibawah tiga

tahun dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek.

20. Formulir penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan yang diterima secara

lengkap oleh manajer investasi sampai dengan pukul 13:00 Waktu Indonesia

Bagian Barat (WIB) wajib diproses berdasarkan NAB reksadana yang ditetapkan

pada akhir hari bursa yang bersangkutan.

21. Pembayaran atas Unit Penyertaan reksadana berbentuk KIK yang dijual kembali

oleh pemegang Unit Penyertaan dilakukan sesegera mungkin, tidak lebih dari

tujuh hari bursa sejak diminta penjualan kembali (pelunasan) oleh pemegang

Unit Penyertaan.

22. NAB reksadana awal untuk setiap Unit Penyertaan dari reksadana wajib

ditetapkan sebesar Rp 1.000,00. Sedangkan reksadana yang menggunakan

denominasi mata uang asing, maka NAB reksadana awal wajib ditetapkan

sebesar US$ 1 atau EUR 1.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

28  

 

23. Laporan keuangan tahunan reksadana wajib diperiksa oleh akuntan yang

terdaftar di Bapepam serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh manajer

investasi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan

keuangan tahunan berakhir.

24. Manajer investasi reksadana wajib menerbitkan pembaharuan prospektus yang

disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib disampaikan kepada

Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan

keuangan berakhir.

25. Manajer investasi wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam

mengenai rencana pembubaran, likuidasi dan pembagian basil likuidasi

reksadana dengan melampirkan:

a Kesepakatan pembubaran dan likuidasi reksadana antara manajer investasi

dengan bank kustodian

b Alasan pembubaran

c Kondisi keuangan terakhir

26. Manajer investasi wajib mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan

pembagian basil likuidasi reksadana dalam dua surat kabar harian berbahasa

Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya dua hari bursa

setelah pemberitahuan kepada Bapepam. Pada hari yang sama dengan

pengumuman tentang rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian basil

likuidasi tersebut, manajer investasi wajib memberitahukan secara tertulis

kepada bank kustodian untuk menghentikan perhitungan NAB reksadana.

27. Manajer investasi wajib memastikan bahwa basil dari likuidasi reksadana hams

dibagi secara proporsional menurut komposisi jumlah Unit Penyertaan yang

dimiliki oleh masing-masing pemegang Unit Penyertaan.

28. Manajer investasi wajib menyampaikan laporan basil pembubaran, likuidasi dan

pembagian basil likuidasi reksadana kepada Bapepam selambat-lambatnya dua

bulan setelah tanggal pemberitahuan rencana pembubaran, likuidasi dan

pembagian hasil likuidasi tersebut yang diajukan dengan dilengkapi pendapat

dari konsultan hukum dan akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi

Reksadana dari notaris.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

29  

 

29. Dalam hal reksadana dibubarkan dan dilikuidasi, maka beban biaya pembubaran

dan likuidasi reksadana termasuk biaya konsultan hukum, akuntan dan beban

lain kepada pihak ketiga menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar manajer

investasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

2.5 Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang kinerja reksadana dirintis oleh Jensen (1968). Hasil

penelitiannya menyatakan bahwa reksadana tidak memiliki kemampuan yang

memadai dalam memilih saham yang menguntungkan. Hal ini berarti bahwa

reksadana dianggap tidak dapat memberikan kinerja yang baik diatas kinerja pasar

yang dijadikan sebagai proksi. Penelitian yang dilakukan oleh Malkiel (1995) juga

menyatakan bahwa kinerja reksadana tidak lebih baik dari pada kinerja pasar.

Hasil penelitian Jensen dan Malkiel tersebut bertentangan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Grinbaltt dan Titman (1992), Goetzmann dan

Ibbotson (1994), serta Brown dan Goetzmann (1995) yang menyatakan adanya

kinerja yang baik pada reksadana-reksadana yang diobservasi. Penelitian-penelitian

tersebut dilakukan untuk periode penelitian yang lebih singkat yaitu satu hingga tiga

tahun. Menurut penelitian mereka, adanya kinerja yang baik dari reksadana

disebabkan oleh kemampuan yang tinggi atau adanya hot hands dari manager

investasi dalam menentukan strategi investasi dan memilih saham yang tepat.

Elton, Gruber, Das dan Hlavka (1993) serta Elton, Gruber, Das dan Blake

(1996) meneliti adanya kinerja yang baik pada sekelompok reksadana dalam

periode pengukuran yang lebih lama yaitu lima sampai sepuluh tahun. Hal ini

disebabkan oleh karena manajer investasi sekelompok reksadana tersebut memiliki

informasi yang lebih kaya dibandingkan dengan manajer investasi sekelompok

reksadana yang lain dan memiliki kemampuan dalam memilih saham yang tepat.

Sementara itu di Indonesia, Hayun (2003) menganalisis 64 reksa danapada

kurun waktu 2001 dan 2002 dengan menggunakan Sharpe Measure.

Kesimpulannya adalah pada tahun 2001 hanya 22 reksadana (34,38%) yang

memiliki Sharpe Measure positif, sedangkan pada tahun 2003 hanya 33 reksadana

(51,56%) yang memiliki Sharpe Measure positif. Setiadharma (1997) meneliti kinerja

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2___09-89_2.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Investasi 2.1.1 Manajemen Investasi Menurut

30  

 

Danareksa Mawar, Danareksa Melati dan Danareksa Anggrek yang merupakan

produk reksadana PT Danareksa Fund Management dimana hasil penelitiannya

berdasarkan ukuran Treynor menyatakan bahwa ketiga reksadana tersebut

mempunyai ukuran Treynor yang positif dan mampu memberikan imbal hasil yang

lebih besar daripada imbal hasil deposito. Bahkan kinerja reksadana Mawar dan

Melati mampu memberikan imbal hasil dan imbal hasil per unit total resiko yang

lebih besar daripada investasi yang menggunakan strategi pasif.

Selain itu penelitian yang dilakukan Wardhani (2003) menyatakan bahwa

secara individu hanya tujuh dari 18 reksadana yang diteliti pada periode tahun 1999-

2002 yang mempunyai kinerja yang outperform terhadap kinerja pasar, dengan

tingkat nilai Alfa Jensen berkisar antara 0,11 sampai dengan 0,438. Sedangkan 11

reksadana lainnya menunjukkan kinerja yang underperform terhadap kinerja pasar

dengan nilai Alfa Jensen berkisar antara -0,0673 sampai dengan -0,45.