bab ii landasan teoretis, kerangka berfikir dan …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teoritis
1. Metode Cooperative Script
a. Pengertian Metode
Metode dalam kamus bahasa Inggris yaitu method, methodical.1
Sedangkan dalam bahasa Indonesia metode ialah cara yang teratur dan
sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, cara kerja.2 Metode berasal dari
bahasa greeka-Yunani, yaitu metha (melalui atau meleati), dan hodos
(jalan atau cara)
Selain itu metode secara harfiah juga bisa diartikan sebagai cara.
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan
suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta
dan konsep-konsep secara sistmatis. Dalam dunia psikologi, metode
berarti proses yang sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa
digunakan utuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti
metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya3
Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran.
Apapun pendekatan dan model yang digunakan dalam mengajar, maka
1 Wojowasi dan poerwadarmita, Kamus Lengkap Inggis-Indonesia, Indonesia-
Inggris,(Bandung: Hasta,980),h.187 2 Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Arloka,
1994), h 395. 3 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosakaya 2010), h.
198
10
11
harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Nana Sudjana metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.4
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan meode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Metode yang digunakkan harus dapat membangkitan motif,
minat gairah belajar
2) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa
untuk beajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan
ekspotasi
3) Metode yang digunakan harus dapat membagi kesempatan bagi
siswa mewujudkan hasil karya.
4) Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegitan kepribadian siswa
5) Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan memperoleh pengetahuan melalui
usahanya sendiri.
6) Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan
megembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan
sehari-hari.5
Dengan demikian menurut penulis bahwa metode harus dapat
menarik siswa untuk belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mewujudkan hasil karya dengan pemikirnnya.
b. Pengertian metode Cooperative Script
Metode cooperative script ini adalah metode sederhana yang
dipakai untuk mempraktekan suatu keterampilan atau produser dengan
teman belajar.6 Tujuan pembelajaran Cooperative Script adalah untuk
meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan keterampilan
4 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, (Ciputat: Haja Mandiri
2014) , h . 2 5 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, ( Ciputat: PT
Ciputat Pers, 2005), h. 52 6 Agus suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,
2014), h.128
12
dengan benar. Materi-materi yang bersifat psikomotorik adalah materi
yang baik untuk diajarkan dengan strategi ini.7
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan, “ In
cooperative learning methods, students work together in four member
teams to master material initially presented by the teacher”. Dari uraian
tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran cooperative adalah suatu
model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.8
Pembelajaran Kooperatif terkadang disebut juga kelompok
pembelajaran (group learning) yang merupakan istilah generik bagi
bermacam prosedur intruksional yang melibatkan kelompok kecil yang
interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik
dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama
dalam kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam
kelompok mereka serta dengan kelompok lain. pada umumnya metode
pembelajaran kooperatif, para siswa saling berbagi, bertukar pikiran.
Metode pembelajaran cooperative script adalah suatu pembelajaran
peyajainnya dimana siswa diberikan kesempatan membicarakan dan
menganalisa secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
7 Agus suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,
2014), h.126 8 Isjoni, Cooperative Learnin (Bandung: Alfabeta 2012), 15
13
kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu
masalah. Abd. Al-rahman al-Nawawi menyebutdengan metode hiwar
(dialog). Prinsip dasar meode initerdapatdalam al-Qur‟an surah Assafat
dimana telah terjadi dialog antara Allah dengan penghuni neraka.
Artinya:
Dan mereka berkata:"Aduhai celakalah kita!" Inilah hari
pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.
(kepada Malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim
beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu
mereka sembah. Selain Allah ; Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan
ke neraka. 9
Pembelajaran kooperatif terbukti merupakan pembelajaran yang
efetif bagi bermacam karakteristik dan latar belakang sosial siswa karna
mampu meningkatkan prestasi akademik siswa, baik bagi siswa yang
9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang :
PT Tanjung Mas inti semarang, 1992), 717.
14
berbakat, siswa yang kecakapannya rata-rata maupun mereka yang
tergolong lambat belajar. Strategi ini meningkatkan hasil belajar,
mendorong untuk saling menghargai dan menjalani persahabatan diantara
berbagai kelompok siswa bahkan dari mereka yang berasal dari ras dan
golongan etnis yang berbeda.
c. Langkah-langkah metode cooperative Script
Langkah-langkah dalam menerapkan metode cooperative script
pada proses pembelajaran adalah10
:
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan
2) Guru membagikan wacana/materi kepada masing-masing siswa
untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicaraan dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
4) Sesuai kesepakatan, siswa yang menjadi pembicaraan
membacakan ringkasan atau prosedur pemecahan masalah
selengkap mungkin dengan memasukan ide ide pokok dalam
ringkasan dan pemecahan masalahnya. Sementara pendengar
(a) menyimak mengoreki / menunjukan ide-ide pokok yang
kurang lengkap, (b) membantu mengingat/menghafal pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
hasilnya.
5) Bertukar peran, semula sebagai pembicaraan ditukar menjadi
pendengar dan sebagaimana serta lakukan seperti diatas.
6) Guru bersama siswa membuat kesimpulan
7) Penutup.
d. Kelebihan dan kekurangan Metode Cooperative Script
Strategi pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa
kelebihan. Diantaranya adalah:
10
Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2013), 213.
15
1) Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir
kritis, serta mengembangkan jiwa kebersamaan dalam
menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar.
2) Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih
percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk perbikir mencari
informsi dari sumber lain, dan belajar dari siswa lain.
3) Menndorong siswa untuk berlatih memecahkan masuk dengan
mengungkapkan idenya secara verbal dan mebandingkan ide
sisa dengan ide temannya.
4) Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan
siswa yang kurang pintar serta menerima perbedaan yang ada
5) Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu
mengungkapkan pemikirannya.
6) Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial,
7) Meningkatkan kemampuan berpikr kreatif.11
Akan tetapi, strategi ini juga memiliki kekurangan, yaitu antara lain
adalah12
:
1) Ketakukan beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena
akan dinilai oleh teman dalam kelompoknya.
2) Ketidakmampuan semua siswa untuk menerapkan strategi ini,
sehingga banyak waktu yang akan tersita untuk menjelaskan
mengenai model pembelajaran ini.
3) Keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan
tiap tugas siswa untuk menghitung hasil presentai kelompok,
dan ini bukan tugas yang sebentar
4) Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja
sama dengan baik.
5) Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mreka berada
dalam kelompok.
Maka demikian pembelajaran Cooperative Script terjadi
berkesepakan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkoaborasi.
Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran
guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk
mencapai tujuan belajar.
11
Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2013), 214. 12
Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2013), 215.
16
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar dalam kamus bahas Inggris adalah learn, study.13
Belajar
merupakan suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat frudamental dan penyelanggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. 14
Sebagian terbesar dari proses perkembangan berlangsung
melalui kegiatan belajar. Belajar yang didasari atau tidak, sederhana atau
kompleks, belajar sendiri atau tidak bantuan guru, belajar dari buku atau
dari media elektronik, belajar di sekolah di rumah, di lingkungan kerja
atau di masyarakat.
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan- perubahan pada diri
orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun
yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait
dengan belajar adalah pengalaman pengalaman yang berebentuk intetaksi
dengan orang lain atau lingkungannya.
Seseorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan bahwa pada
dirinya terjadi proses perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahan ini
biasanya berangasur-angsur dan memakan waktu cukup lama. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai masalah belajar ini akan dikemukakan
pendapat para aahli pendidikan tentang pengertian belajar.
13
Fais Putra M, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (
Surabaya: Apollo Lestari. 2007), h. 283 14
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT . Logos Wacana Indonesia,
1999), h. 59
17
1) Nana Sudjana mengatakan belajar bukan menghafal dan bukan
pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang.15
2) Menurut Morgan, sebagaimana dalam buku Agus suprijono “
Belajar adalah perubahan prilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengaalman.16
3) Menurut R. Gagne mengatakan belajar adalah suatu proses
untuk memperoleh modivikasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan yang diperoleh dari ineraksi.17
4) Biggs mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu:
rumusan kualitatif, rumusan institusional, dan rumusan
kuantitatif. Secara kualitatif artinya belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kognitif dengan fakta sebanyak-
banyaknya. 18
Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi
(pengabsahan) terhadap penguasaan peserta didik atas materi-materi yang
telah ia pelajari. Kemudian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah
proses memperoleh arti-arti dan pemahaman. Belajar dalam pengertian ini
15
Nana Sudjana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru
Algensindo, 2011),9. 16
Agus suprijono, Cooperative Learning Teori & aplikasi Paikem,
(Yogyakarta:Pusaka Pelajar, 2015), 3. 17
Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Belajar (Ciputat: Haja Mandiri, 2014),
62. 18
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 237.
18
difokuskan pada tercapainya daya piker dan tindakan yang bekualitas
untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan yang akan datang.
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan
maksudnya yaitu individu tersebut akan berubah atau bertambah baik
keterampilan, kemampuan maupun sikap sebagai hasil pengalaman dalam
berinteraksi dengan lingkungan.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu.
Kemudian menjadikan mereka dalam kebaikan seperti pemimpin dan
pemberian petunjuk di dalam kebaikan, jejak mereka diikuti serta
perbuatan-perbuatan mereka diamalkan.19
Tujuan belajar penting bagi
peserta didik maupun guru sendiri. Dalam desain instruksional, guru
merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar siswa
berdasarkan pertimbangan - pertimbangan tertentu. Rumusan tersebut
disesuaikan dengan perilaku yang hendak dapat dilakukan siswa.20
Tujuan belajar sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang
emplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksioanl, yang
biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut
murturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan
kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik
19
Imam Ghazali, Ihya’Ulumuddin,( Surabaya: Himayah Jaya, 2004), 9. 20
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka
Cipta,2002), 23.
19
“menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.21
Jadi
tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan,
penanaman sikap mental atau nilai-nilai.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
dan dicipatkan secara indiividu maupun kelompok, hasil tidak akan pernah
di raih seseorang selama belum pernah melakukan kegiatan. Menurut S.
Nasution, hasil belajar adalah suatu perubaahan yang terjadi pada individu
yang belajar, bukan saja perubaahan mengetahui, tetapi juga pengetahuan
untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, dan
pengharagan dalam individu yang belajar.22
Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai,pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Nana Sudjana mengklafikasikan hasil belajar berdasarkan
teori Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yaitu:
1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
2) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yaitu, penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan
internalisasi
21
Agus suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,
2014), 5. 22
Darwyan Syah, Supardi,dan Eneng Muslihah, Strategi belajar Mengajar.
(Jakarta: Diadit Media, 2009), h 49
20
3) Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak.23
Hasil belajar diperoleh melalui evaluasi belajar. Evaluasi belajar ini
dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan
dengan melakukan tes presentasi belajar. Tes presentasi belajar dapat
digolongkan kedalam jenis penelitian sebagai berikut:
1) Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada
akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat
keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan
demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-
mengajar. Dengan penilaian foematif diharapkan guru dapat
memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya.
Menurut Ramayulis penilaian formatif untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah
menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada satu
bidang study tertentu 24
2) Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada
akhir unit program, yaitu akhir caturwulan, akhir semester, dan
akhir tahun.
3) Penilaian diagnostic adalah penilaian yang bertujuan untuk
melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.
4) Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk
keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga
pendidikan tertentu.
5) Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk
mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan penguasaan belajar seperti yang
diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk
program itu.25
Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh
siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah
yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Untuk
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), 23 24
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 226. 25
Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung; Pt Remaja
Rosdakarya, 2009), 5.
21
mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi tujuannya untuk
mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah poses belajar mengajar
berlangsung. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada
kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan
sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar
mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah
barang tentu harus ada yang diproses ( masukan atau input), dan hasil dari
pemprosesan (keluaran atau output) Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan dan faktor dari dalam diri siswa.26
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada
dua macam, yaitu faktor internal atau faktor yang datang dari diri individu
itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang datang dari luar individu
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
Faktor internal antara lain faktor fisiologis, psikologis, minat,
26
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru
Algensindo,2000), 39
22
bakat, motivasi, kematangan, dan lain-lain.27
Menurut Nana
Sudjana bahwa faktor yang datang dari dalam siswa adalah:
a) Kemampuan yang dimiliki siswa, sebagaimana
dikemukakan oleh Richard Cralk, bahwa hasil belajar siswa
di sekolah 70% dipengaruhi oleh lingkungan.
b) Motivasi belajar siswa
c) Minat dan perhatian siswa
d) Sikap dann kebiasaa siswa
e) Keadaan sosial ekonomi siswa
f) Keadaan atau fakktor fisik dan psikis siswa.28
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.29
Dalam hal ini
Ahmadi dan Widodo faktor dari eksternal yaitu:
a) Faktor social seperti lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dankelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan
dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar dan iklim.
27
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung:Sinar Baru Algensindo,1996), 6 28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990), 39 29
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung:Sinar Baru Algensindo,1996), 6
23
d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.30
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama islam
Istilah Pendidikan berasal dari kata didik dengan memberikan
awalan “pe” dan akhiran “kan” yang mengandung arti perbuatan, hal cara
dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani
yaitu “paedagogieg” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak.Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
“education” yang berarti pengembangan dan bimbingan dalam bahasa
Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan kata „„tarbiyah” yang berarti
pendidikan.31
Pengertian agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan perbuatan kepada tuhan
yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Sedangkan Islam adalah agama
yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW.
Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat ialah pendidikan
dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia
dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam yang
telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam
30
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Cet II (Jakarta: Rineka
Cipta 2004), 132 31
Eneng Muslihah,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Diadit Media,2010),1
24
itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan
hidup di dunia maupun di akhirat kelak.32
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang memberikan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan
Negara melalui materi Keimanan, Bimbingan Ibadah, Al-Qur‟an Hadits,
Akhlak, Syariah/Fiqh/Muamalah dan Tarikh (Sejarah Islam), yang
bersumber kepada Al-Qur‟an dan Hadits.33
Jadi Pendidikan Agama Islam adalah pengajaran atau penyampaian
keimanan dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungan. Sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh nabi Muhammad
SAW.
b. Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam memiliki fungsi sebagai media untuk
mendekatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Zakiah Drajat
berpendapat bahwa sebagai sebuah bidang studi disekolah, pengajaran
Pendidikan Agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu:
1) Menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat
2) Menanam kembangkan kebiasaan ( habit vorming ) dalam
melakukan amal ibadah,amal sholeh, dan akhlak mulia
32
Zakia Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara 1996), h. 81 33
Darwyan Syah dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), 28.
25
3) Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam
sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada manusia.34
Dengan demikian secara singkat fungsi pendidikan Agama Islam
adalah untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt
serta membentuk kebiasaan kepada peserta didik untuk berakhlak mulia.35
Secara garis besar, ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal
pokok, yaitu:
1) Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu credial atau
keimanan terhadap Allah dan semua yang difirmankan-Nya
untuk di yakini.
2) Aspek norma atau hukum yang disebut syariah, yaitu aturan-
aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
sesama manusia, dan dengan alam semseta.
3) Aspek prilaku yang disebut dengan akhlak, yaitu sikap-sikap
prilaku yang Nampak dari pelaksanaan aqidah dan syariah.36
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara nasional satuan
pendidikan sekolah terdiri atas: Al-Qur‟an dan Hadis, Akidah Akhlak,
Fiqih, serta Tarik dan Kebudayaan Islam. Sedangkan ruang lingkup
34
Zakiah Darajat. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara 1995), 63 35
Darwyan Syah dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), 29. 36
Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, (Bandung:
Alfabeta 2014), 24
26
Pendidikan Agama Islam di madrasah meliputi mata pelajaran Al-Qur‟an
Hadis, Aqidah Ahlak, Fiqih, serta Sejarah Kebudayaan Islam.37
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Secara umum pendidikan agama islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt serta
menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik. Secara lebih rinci Abrasi
merumuskan tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk:
1) Membimbing akhlak
2) Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat
3) Penguasaan ilmu
4) Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
menumbuhkan danmeningkatkan keimanan dan ketqwaan sisiwa yang
diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman
siswa tentang Pendidikan Agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidpan pribadi,
bermasyarakat berbangsa dan bernegara,serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.38
37
Darwiyan Syah dan Supandi,Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: HAJA Mandiri, 2014),16. 38
Darwyan Syah dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), 30.
27
B. Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran
tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik
berusaha secara aktif untuk mencapainya.39
Pembelajaran yang berlangsung
dikelas, perlu melibatkan siswa dan menuntut siswa untuk melakuakan
aktivitas belajar. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih tergolong
sangat rendah, banyaknya dari peserta didik yang menggap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kurang menarik. Hal ini dapat disebabkan terkait
materi yang sulit untuk dipahami atau metode yang dipakai oleh guru masih
monoton kegiatan pembelajaran Pendidiakan Agama Islam berpusat pada guru
akan tetapi peserta didik pun turut menjadi pusat dalam pembelajaran. Dalam
proes pembelajaran mengajar guru dan siswa memiliki peran sangat penting.
Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran
yang memiliki tanggung jawab, untuk menyiapkan diri dalam proses
pembelajaran yang memberikan penjelasan serta bimbingan siswa dengan
teknik yang telah disiapkan. Sedangkan peran siswa untuk mengamati dan
menelaah apa yang disampaikan oleh guru. Bukan hanya itu saja, siswa juga
harus aktif dalam mencari ide-ide yang terkait dengan mata pelajaran,
sehingga segala sesuatu pengetahuan yang didapat tidak hanya berasal dari
39
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002), 44.
28
seorang guru saja, melainkan peserta didikpun menjadi bagian dalam mencari
ide atupun informasi tersebut. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
masih tergolong rendah karna masih banyak siswa yang tidak mencapai KKM
pada mata pelajaran ini jika dilihat dari hasil ujian tengah semester.
Kelemahan ini di karnakan guru tidak mendukung pembelajaran dengan
metode dan media yang untuk menunjang dan meningkatkan minat siswa pada
mata pelajaran ini. Dengan begitu, peserta didikpun akan termotivasi sehingga
mereka akan terasa senang untuk ikut pembelajaran. Hal ini menjadi motivasi
untuk memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa.
Maka dari itu, dengan perbandingankan kedua metode tersebut yaitu
metode cooperative script dan metode konvensional dapat memberikan
perbedaan pada hasil belajar peserta didik.Karena untuk meningkatkan hasil
belajar siswa maka diperluknnya model-model pembelajaran dan teknik-
tekniknya.Salah satu metode yang bisa digunakan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yaitu cooperative script. Model pembelajaran ini
adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa bekerja secara bepasang-
pasangan danbergantiansecara lisan dalam mengintisarikan bagian-bagian
materi yang di pelajari. Strategi ini ditujukan untuk membantu siswaberpikir
sistematis dan berkonsentrasi pada materi pembelajaran. Siswa juga dilatih
untuk saling bekerja sama satu sama lain dalam suasana yang menyenangkan.
29
Cooperative Script juga memungkinkan siswa untuk menemukan ide-ide
pokok dari gagasan besar yang disampaikan oleh guru.40
Dengan ini, metode cooperative script merupakan metode yang
menarik minat siswa dalam belajar. Karena pada metode ini siswa saling
berpasang-pasangan dan mereka akan mencari ide bersama pasangannya,
sehingga akan tercipta suasana kerjasama. Peserta didik juga dapat
mempertimbangkan jawaban secara bersama-sama. Pembelajaran dengan cara
bekerjasama akan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan mereka pun
akan berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Hasil belajar merupakan penentu keberhasilan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran. Baik dari segi kognitif, afektif, psikomotorik.
Hasil belajar memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upayah mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar dan rumusan tujuan
institusional41
. Tujuan institusional merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional menggambarkan kepribadian
ideal seseorang warga Negara Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
40
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis
danParadigmatis, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 213. 41
Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, Psikologi Belajar dalam Persepektif Islam, (
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 64.
30
cerdas, terampil, serta sehat jasamani dan rohani.42
Berdasarkan teori yang
sudah dijelaskan, bahwa jika dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative script
maka diduga akan adanya pengaruh hasil belajar Pendidikan Agama Islam.
Bagan 2.1
Pengaruh Metode Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Agama islam
y
y
yy
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara dari penelitian yang akan
dilakukan. Pembahasan statistik inferensial dimulai dari merumuskan
42
Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), 179
Indicator Variabel X
Metode Cooperative Script:
1. Pembagian kelompok ,
dari siswa yang memiliki
kemampuan berbeda-
beda
2. Adanya pertukaran
pemikiran antar siswa
3. Kesimpulan dilaksanakan
bersama
Indicator Variabel Y
Hasil Belajar:
1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
3. Ranah Psikomotorik
Pengaruh
Responden
31
hipotesis penelitian. Seseorang yang akan meneliti harus merumuskan
hipotesis penelitiannya. Karena dengan hipotesis yang diajukan akan menjadi
pengendalian bagi semua kegiatan penelitian, mulai dari pemilihan sample,
pembuatan instrument, pengelolan data, sehingga penarikan kesimpulan.43
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 diterima : thitung < ttabel
Ha diterima : thitung > ttabel
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (metode
Cooperative Script ) dengan variabel Y (hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI)
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (metode
Cooperative Script ) dengan variabel Y (hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI)
43
Darwyan Syah dan Supardi, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2009), h. 75