bab ii landasan teoretis, kerangka berfikir dan …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/bab ii.pdf ·...

22
BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teoritis 1. Metode Cooperative Script a. Pengertian Metode Metode dalam kamus bahasa Inggris yaitu method, methodical. 1 Sedangkan dalam bahasa Indonesia metode ialah cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, cara kerja. 2 Metode berasal dari bahasa greeka-Yunani, yaitu metha (melalui atau meleati), dan hodos (jalan atau cara) Selain itu metode secara harfiah juga bisa diartikan sebagai cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistmatis. Dalam dunia psikologi, metode berarti proses yang sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan utuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya 3 Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun pendekatan dan model yang digunakan dalam mengajar, maka 1 Wojowasi dan poerwadarmita, Kamus Lengkap Inggis-Indonesia, Indonesia- Inggris,(Bandung: Hasta,980),h.187 2 Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Arloka, 1994), h 395. 3 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosakaya 2010), h. 198 10

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

BAB II

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoritis

1. Metode Cooperative Script

a. Pengertian Metode

Metode dalam kamus bahasa Inggris yaitu method, methodical.1

Sedangkan dalam bahasa Indonesia metode ialah cara yang teratur dan

sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, cara kerja.2 Metode berasal dari

bahasa greeka-Yunani, yaitu metha (melalui atau meleati), dan hodos

(jalan atau cara)

Selain itu metode secara harfiah juga bisa diartikan sebagai cara.

Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan

suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta

dan konsep-konsep secara sistmatis. Dalam dunia psikologi, metode

berarti proses yang sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa

digunakan utuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti

metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya3

Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran.

Apapun pendekatan dan model yang digunakan dalam mengajar, maka

1 Wojowasi dan poerwadarmita, Kamus Lengkap Inggis-Indonesia, Indonesia-

Inggris,(Bandung: Hasta,980),h.187 2 Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Arloka,

1994), h 395. 3 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosakaya 2010), h.

198

10

Page 2: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

11

harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Nana Sudjana metode

mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.4

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam

penggunaan meode pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Metode yang digunakkan harus dapat membangkitan motif,

minat gairah belajar

2) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa

untuk beajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan

ekspotasi

3) Metode yang digunakan harus dapat membagi kesempatan bagi

siswa mewujudkan hasil karya.

4) Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan

kegitan kepribadian siswa

5) Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam

teknik belajar sendiri dan memperoleh pengetahuan melalui

usahanya sendiri.

6) Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan

megembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan

sehari-hari.5

Dengan demikian menurut penulis bahwa metode harus dapat

menarik siswa untuk belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mewujudkan hasil karya dengan pemikirnnya.

b. Pengertian metode Cooperative Script

Metode cooperative script ini adalah metode sederhana yang

dipakai untuk mempraktekan suatu keterampilan atau produser dengan

teman belajar.6 Tujuan pembelajaran Cooperative Script adalah untuk

meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan keterampilan

4 Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, (Ciputat: Haja Mandiri

2014) , h . 2 5 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, ( Ciputat: PT

Ciputat Pers, 2005), h. 52 6 Agus suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,

2014), h.128

Page 3: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

12

dengan benar. Materi-materi yang bersifat psikomotorik adalah materi

yang baik untuk diajarkan dengan strategi ini.7

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan, “ In

cooperative learning methods, students work together in four member

teams to master material initially presented by the teacher”. Dari uraian

tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran cooperative adalah suatu

model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.8

Pembelajaran Kooperatif terkadang disebut juga kelompok

pembelajaran (group learning) yang merupakan istilah generik bagi

bermacam prosedur intruksional yang melibatkan kelompok kecil yang

interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik

dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama

dalam kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam

kelompok mereka serta dengan kelompok lain. pada umumnya metode

pembelajaran kooperatif, para siswa saling berbagi, bertukar pikiran.

Metode pembelajaran cooperative script adalah suatu pembelajaran

peyajainnya dimana siswa diberikan kesempatan membicarakan dan

menganalisa secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

7 Agus suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,

2014), h.126 8 Isjoni, Cooperative Learnin (Bandung: Alfabeta 2012), 15

Page 4: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

13

kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu

masalah. Abd. Al-rahman al-Nawawi menyebutdengan metode hiwar

(dialog). Prinsip dasar meode initerdapatdalam al-Qur‟an surah Assafat

dimana telah terjadi dialog antara Allah dengan penghuni neraka.

Artinya:

Dan mereka berkata:"Aduhai celakalah kita!" Inilah hari

pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.

(kepada Malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim

beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu

mereka sembah. Selain Allah ; Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan

ke neraka. 9

Pembelajaran kooperatif terbukti merupakan pembelajaran yang

efetif bagi bermacam karakteristik dan latar belakang sosial siswa karna

mampu meningkatkan prestasi akademik siswa, baik bagi siswa yang

9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang :

PT Tanjung Mas inti semarang, 1992), 717.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

14

berbakat, siswa yang kecakapannya rata-rata maupun mereka yang

tergolong lambat belajar. Strategi ini meningkatkan hasil belajar,

mendorong untuk saling menghargai dan menjalani persahabatan diantara

berbagai kelompok siswa bahkan dari mereka yang berasal dari ras dan

golongan etnis yang berbeda.

c. Langkah-langkah metode cooperative Script

Langkah-langkah dalam menerapkan metode cooperative script

pada proses pembelajaran adalah10

:

1) Guru membagi siswa untuk berpasangan

2) Guru membagikan wacana/materi kepada masing-masing siswa

untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan

sebagai pembicaraan dan siapa yang berperan sebagai

pendengar.

4) Sesuai kesepakatan, siswa yang menjadi pembicaraan

membacakan ringkasan atau prosedur pemecahan masalah

selengkap mungkin dengan memasukan ide ide pokok dalam

ringkasan dan pemecahan masalahnya. Sementara pendengar

(a) menyimak mengoreki / menunjukan ide-ide pokok yang

kurang lengkap, (b) membantu mengingat/menghafal pokok

dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi

hasilnya.

5) Bertukar peran, semula sebagai pembicaraan ditukar menjadi

pendengar dan sebagaimana serta lakukan seperti diatas.

6) Guru bersama siswa membuat kesimpulan

7) Penutup.

d. Kelebihan dan kekurangan Metode Cooperative Script

Strategi pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa

kelebihan. Diantaranya adalah:

10

Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2013), 213.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

15

1) Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir

kritis, serta mengembangkan jiwa kebersamaan dalam

menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar.

2) Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih

percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk perbikir mencari

informsi dari sumber lain, dan belajar dari siswa lain.

3) Menndorong siswa untuk berlatih memecahkan masuk dengan

mengungkapkan idenya secara verbal dan mebandingkan ide

sisa dengan ide temannya.

4) Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan

siswa yang kurang pintar serta menerima perbedaan yang ada

5) Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu

mengungkapkan pemikirannya.

6) Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial,

7) Meningkatkan kemampuan berpikr kreatif.11

Akan tetapi, strategi ini juga memiliki kekurangan, yaitu antara lain

adalah12

:

1) Ketakukan beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena

akan dinilai oleh teman dalam kelompoknya.

2) Ketidakmampuan semua siswa untuk menerapkan strategi ini,

sehingga banyak waktu yang akan tersita untuk menjelaskan

mengenai model pembelajaran ini.

3) Keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan

tiap tugas siswa untuk menghitung hasil presentai kelompok,

dan ini bukan tugas yang sebentar

4) Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja

sama dengan baik.

5) Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mreka berada

dalam kelompok.

Maka demikian pembelajaran Cooperative Script terjadi

berkesepakan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkoaborasi.

Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran

guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan belajar.

11

Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2013), 214. 12

Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2013), 215.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

16

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dalam kamus bahas Inggris adalah learn, study.13

Belajar

merupakan suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat frudamental dan penyelanggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. 14

Sebagian terbesar dari proses perkembangan berlangsung

melalui kegiatan belajar. Belajar yang didasari atau tidak, sederhana atau

kompleks, belajar sendiri atau tidak bantuan guru, belajar dari buku atau

dari media elektronik, belajar di sekolah di rumah, di lingkungan kerja

atau di masyarakat.

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan- perubahan pada diri

orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun

yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait

dengan belajar adalah pengalaman pengalaman yang berebentuk intetaksi

dengan orang lain atau lingkungannya.

Seseorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan bahwa pada

dirinya terjadi proses perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahan ini

biasanya berangasur-angsur dan memakan waktu cukup lama. Untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai masalah belajar ini akan dikemukakan

pendapat para aahli pendidikan tentang pengertian belajar.

13

Fais Putra M, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (

Surabaya: Apollo Lestari. 2007), h. 283 14

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT . Logos Wacana Indonesia,

1999), h. 59

Page 8: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

17

1) Nana Sudjana mengatakan belajar bukan menghafal dan bukan

pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang.15

2) Menurut Morgan, sebagaimana dalam buku Agus suprijono “

Belajar adalah perubahan prilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengaalman.16

3) Menurut R. Gagne mengatakan belajar adalah suatu proses

untuk memperoleh modivikasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan yang diperoleh dari ineraksi.17

4) Biggs mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu:

rumusan kualitatif, rumusan institusional, dan rumusan

kuantitatif. Secara kualitatif artinya belajar berarti kegiatan

pengisian atau pengembangan kognitif dengan fakta sebanyak-

banyaknya. 18

Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau

pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.

Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi

(pengabsahan) terhadap penguasaan peserta didik atas materi-materi yang

telah ia pelajari. Kemudian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah

proses memperoleh arti-arti dan pemahaman. Belajar dalam pengertian ini

15

Nana Sudjana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru

Algensindo, 2011),9. 16

Agus suprijono, Cooperative Learning Teori & aplikasi Paikem,

(Yogyakarta:Pusaka Pelajar, 2015), 3. 17

Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Belajar (Ciputat: Haja Mandiri, 2014),

62. 18

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 237.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

18

difokuskan pada tercapainya daya piker dan tindakan yang bekualitas

untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan yang akan datang.

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan

maksudnya yaitu individu tersebut akan berubah atau bertambah baik

keterampilan, kemampuan maupun sikap sebagai hasil pengalaman dalam

berinteraksi dengan lingkungan.

Allah akan mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu.

Kemudian menjadikan mereka dalam kebaikan seperti pemimpin dan

pemberian petunjuk di dalam kebaikan, jejak mereka diikuti serta

perbuatan-perbuatan mereka diamalkan.19

Tujuan belajar penting bagi

peserta didik maupun guru sendiri. Dalam desain instruksional, guru

merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar siswa

berdasarkan pertimbangan - pertimbangan tertentu. Rumusan tersebut

disesuaikan dengan perilaku yang hendak dapat dilakukan siswa.20

Tujuan belajar sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang

emplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksioanl, yang

biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar

sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut

murturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan

kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan

sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik

19

Imam Ghazali, Ihya’Ulumuddin,( Surabaya: Himayah Jaya, 2004), 9. 20

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka

Cipta,2002), 23.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

19

“menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.21

Jadi

tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan,

penanaman sikap mental atau nilai-nilai.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

dan dicipatkan secara indiividu maupun kelompok, hasil tidak akan pernah

di raih seseorang selama belum pernah melakukan kegiatan. Menurut S.

Nasution, hasil belajar adalah suatu perubaahan yang terjadi pada individu

yang belajar, bukan saja perubaahan mengetahui, tetapi juga pengetahuan

untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, dan

pengharagan dalam individu yang belajar.22

Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai,pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Nana Sudjana mengklafikasikan hasil belajar berdasarkan

teori Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yaitu:

1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi

2) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yaitu, penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan

internalisasi

21

Agus suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,

2014), 5. 22

Darwyan Syah, Supardi,dan Eneng Muslihah, Strategi belajar Mengajar.

(Jakarta: Diadit Media, 2009), h 49

Page 11: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

20

3) Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak.23

Hasil belajar diperoleh melalui evaluasi belajar. Evaluasi belajar ini

dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan

dengan melakukan tes presentasi belajar. Tes presentasi belajar dapat

digolongkan kedalam jenis penelitian sebagai berikut:

1) Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada

akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat

keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan

demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-

mengajar. Dengan penilaian foematif diharapkan guru dapat

memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya.

Menurut Ramayulis penilaian formatif untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah

menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada satu

bidang study tertentu 24

2) Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada

akhir unit program, yaitu akhir caturwulan, akhir semester, dan

akhir tahun.

3) Penilaian diagnostic adalah penilaian yang bertujuan untuk

melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.

4) Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk

keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga

pendidikan tertentu.

5) Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk

mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu

program belajar dan penguasaan belajar seperti yang

diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk

program itu.25

Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh

siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah

yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Untuk

23

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009), 23 24

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 226. 25

Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung; Pt Remaja

Rosdakarya, 2009), 5.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

21

mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh

seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi tujuannya untuk

mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah poses belajar mengajar

berlangsung. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada

kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan

sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar

mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah

barang tentu harus ada yang diproses ( masukan atau input), dan hasil dari

pemprosesan (keluaran atau output) Faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan dan faktor dari dalam diri siswa.26

Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada

dua macam, yaitu faktor internal atau faktor yang datang dari diri individu

itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang datang dari luar individu

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

Faktor internal antara lain faktor fisiologis, psikologis, minat,

26

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru

Algensindo,2000), 39

Page 13: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

22

bakat, motivasi, kematangan, dan lain-lain.27

Menurut Nana

Sudjana bahwa faktor yang datang dari dalam siswa adalah:

a) Kemampuan yang dimiliki siswa, sebagaimana

dikemukakan oleh Richard Cralk, bahwa hasil belajar siswa

di sekolah 70% dipengaruhi oleh lingkungan.

b) Motivasi belajar siswa

c) Minat dan perhatian siswa

d) Sikap dann kebiasaa siswa

e) Keadaan sosial ekonomi siswa

f) Keadaan atau fakktor fisik dan psikis siswa.28

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.29

Dalam hal ini

Ahmadi dan Widodo faktor dari eksternal yaitu:

a) Faktor social seperti lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dankelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan

dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas

belajar dan iklim.

27

Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

(Bandung:Sinar Baru Algensindo,1996), 6 28

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1990), 39 29

Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

(Bandung:Sinar Baru Algensindo,1996), 6

Page 14: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

23

d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.30

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama islam

Istilah Pendidikan berasal dari kata didik dengan memberikan

awalan “pe” dan akhiran “kan” yang mengandung arti perbuatan, hal cara

dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani

yaitu “paedagogieg” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada

anak.Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris

“education” yang berarti pengembangan dan bimbingan dalam bahasa

Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan kata „„tarbiyah” yang berarti

pendidikan.31

Pengertian agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan perbuatan kepada tuhan

yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan

manusia dan manusia serta lingkungannya. Sedangkan Islam adalah agama

yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW.

Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat ialah pendidikan

dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia

dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam yang

telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam

30

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Cet II (Jakarta: Rineka

Cipta 2004), 132 31

Eneng Muslihah,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Diadit Media,2010),1

Page 15: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

24

itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan

hidup di dunia maupun di akhirat kelak.32

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang memberikan

keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan

Negara melalui materi Keimanan, Bimbingan Ibadah, Al-Qur‟an Hadits,

Akhlak, Syariah/Fiqh/Muamalah dan Tarikh (Sejarah Islam), yang

bersumber kepada Al-Qur‟an dan Hadits.33

Jadi Pendidikan Agama Islam adalah pengajaran atau penyampaian

keimanan dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah

yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta

lingkungan. Sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh nabi Muhammad

SAW.

b. Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam memiliki fungsi sebagai media untuk

mendekatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Zakiah Drajat

berpendapat bahwa sebagai sebuah bidang studi disekolah, pengajaran

Pendidikan Agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu:

1) Menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat

2) Menanam kembangkan kebiasaan ( habit vorming ) dalam

melakukan amal ibadah,amal sholeh, dan akhlak mulia

32

Zakia Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara 1996), h. 81 33

Darwyan Syah dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama

Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), 28.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

25

3) Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam

sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada manusia.34

Dengan demikian secara singkat fungsi pendidikan Agama Islam

adalah untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt

serta membentuk kebiasaan kepada peserta didik untuk berakhlak mulia.35

Secara garis besar, ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal

pokok, yaitu:

1) Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu credial atau

keimanan terhadap Allah dan semua yang difirmankan-Nya

untuk di yakini.

2) Aspek norma atau hukum yang disebut syariah, yaitu aturan-

aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,

sesama manusia, dan dengan alam semseta.

3) Aspek prilaku yang disebut dengan akhlak, yaitu sikap-sikap

prilaku yang Nampak dari pelaksanaan aqidah dan syariah.36

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara nasional satuan

pendidikan sekolah terdiri atas: Al-Qur‟an dan Hadis, Akidah Akhlak,

Fiqih, serta Tarik dan Kebudayaan Islam. Sedangkan ruang lingkup

34

Zakiah Darajat. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara 1995), 63 35

Darwyan Syah dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama

Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), 29. 36

Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, (Bandung:

Alfabeta 2014), 24

Page 17: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

26

Pendidikan Agama Islam di madrasah meliputi mata pelajaran Al-Qur‟an

Hadis, Aqidah Ahlak, Fiqih, serta Sejarah Kebudayaan Islam.37

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Secara umum pendidikan agama islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt serta

menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik. Secara lebih rinci Abrasi

merumuskan tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk:

1) Membimbing akhlak

2) Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat

3) Penguasaan ilmu

4) Keterampilan bekerja dalam masyarakat

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk

menumbuhkan danmeningkatkan keimanan dan ketqwaan sisiwa yang

diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman

siswa tentang Pendidikan Agama Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaannya

kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidpan pribadi,

bermasyarakat berbangsa dan bernegara,serta untuk dapat melanjutkan

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.38

37

Darwiyan Syah dan Supandi,Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, (Jakarta: HAJA Mandiri, 2014),16. 38

Darwyan Syah dkk, Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama

Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), 30.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

27

B. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan

sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran

tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan

pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik

berusaha secara aktif untuk mencapainya.39

Pembelajaran yang berlangsung

dikelas, perlu melibatkan siswa dan menuntut siswa untuk melakuakan

aktivitas belajar. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih tergolong

sangat rendah, banyaknya dari peserta didik yang menggap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kurang menarik. Hal ini dapat disebabkan terkait

materi yang sulit untuk dipahami atau metode yang dipakai oleh guru masih

monoton kegiatan pembelajaran Pendidiakan Agama Islam berpusat pada guru

akan tetapi peserta didik pun turut menjadi pusat dalam pembelajaran. Dalam

proes pembelajaran mengajar guru dan siswa memiliki peran sangat penting.

Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran

yang memiliki tanggung jawab, untuk menyiapkan diri dalam proses

pembelajaran yang memberikan penjelasan serta bimbingan siswa dengan

teknik yang telah disiapkan. Sedangkan peran siswa untuk mengamati dan

menelaah apa yang disampaikan oleh guru. Bukan hanya itu saja, siswa juga

harus aktif dalam mencari ide-ide yang terkait dengan mata pelajaran,

sehingga segala sesuatu pengetahuan yang didapat tidak hanya berasal dari

39

Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2002), 44.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

28

seorang guru saja, melainkan peserta didikpun menjadi bagian dalam mencari

ide atupun informasi tersebut. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

masih tergolong rendah karna masih banyak siswa yang tidak mencapai KKM

pada mata pelajaran ini jika dilihat dari hasil ujian tengah semester.

Kelemahan ini di karnakan guru tidak mendukung pembelajaran dengan

metode dan media yang untuk menunjang dan meningkatkan minat siswa pada

mata pelajaran ini. Dengan begitu, peserta didikpun akan termotivasi sehingga

mereka akan terasa senang untuk ikut pembelajaran. Hal ini menjadi motivasi

untuk memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa.

Maka dari itu, dengan perbandingankan kedua metode tersebut yaitu

metode cooperative script dan metode konvensional dapat memberikan

perbedaan pada hasil belajar peserta didik.Karena untuk meningkatkan hasil

belajar siswa maka diperluknnya model-model pembelajaran dan teknik-

tekniknya.Salah satu metode yang bisa digunakan pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yaitu cooperative script. Model pembelajaran ini

adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa bekerja secara bepasang-

pasangan danbergantiansecara lisan dalam mengintisarikan bagian-bagian

materi yang di pelajari. Strategi ini ditujukan untuk membantu siswaberpikir

sistematis dan berkonsentrasi pada materi pembelajaran. Siswa juga dilatih

untuk saling bekerja sama satu sama lain dalam suasana yang menyenangkan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

29

Cooperative Script juga memungkinkan siswa untuk menemukan ide-ide

pokok dari gagasan besar yang disampaikan oleh guru.40

Dengan ini, metode cooperative script merupakan metode yang

menarik minat siswa dalam belajar. Karena pada metode ini siswa saling

berpasang-pasangan dan mereka akan mencari ide bersama pasangannya,

sehingga akan tercipta suasana kerjasama. Peserta didik juga dapat

mempertimbangkan jawaban secara bersama-sama. Pembelajaran dengan cara

bekerjasama akan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan mereka pun

akan berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Hasil belajar merupakan penentu keberhasilan peserta didik selama

mengikuti proses pembelajaran. Baik dari segi kognitif, afektif, psikomotorik.

Hasil belajar memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa

dalam upayah mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar dan rumusan tujuan

institusional41

. Tujuan institusional merupakan penjabaran dari tujuan

pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional menggambarkan kepribadian

ideal seseorang warga Negara Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,

40

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis

danParadigmatis, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 213. 41

Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, Psikologi Belajar dalam Persepektif Islam, (

Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 64.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

30

cerdas, terampil, serta sehat jasamani dan rohani.42

Berdasarkan teori yang

sudah dijelaskan, bahwa jika dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative script

maka diduga akan adanya pengaruh hasil belajar Pendidikan Agama Islam.

Bagan 2.1

Pengaruh Metode Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Pendidikan

Agama islam

y

y

yy

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara dari penelitian yang akan

dilakukan. Pembahasan statistik inferensial dimulai dari merumuskan

42

Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, ( Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), 179

Indicator Variabel X

Metode Cooperative Script:

1. Pembagian kelompok ,

dari siswa yang memiliki

kemampuan berbeda-

beda

2. Adanya pertukaran

pemikiran antar siswa

3. Kesimpulan dilaksanakan

bersama

Indicator Variabel Y

Hasil Belajar:

1. Ranah Kognitif

2. Ranah Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Pengaruh

Responden

Page 22: BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN …repository.uinbanten.ac.id/1613/3/BAB II.pdf · interaktif. Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu

31

hipotesis penelitian. Seseorang yang akan meneliti harus merumuskan

hipotesis penelitiannya. Karena dengan hipotesis yang diajukan akan menjadi

pengendalian bagi semua kegiatan penelitian, mulai dari pemilihan sample,

pembuatan instrument, pengelolan data, sehingga penarikan kesimpulan.43

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 diterima : thitung < ttabel

Ha diterima : thitung > ttabel

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (metode

Cooperative Script ) dengan variabel Y (hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI)

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (metode

Cooperative Script ) dengan variabel Y (hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI)

43

Darwyan Syah dan Supardi, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2009), h. 75