bab ii landasan pustaka a. kajian teori 1. bimbingan dan

30
9 BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bimbingan dan Konseling Secara etimologis bimbingan dan konseling, terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (Terjemahan dari kata ”guidance” ). Dan “konseling” (diadopsi dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian integral (Tohirin, 2011:15). a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut schertezer dan stone (dalam mu’awanah dan hidayah 2009:53) menyatakan bahwa bimbingan adalah memberikan batasan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan secara individu yang bertujuan agar individu dapat memahami diri dan dunianya. Bimbingan digunakan untuk membantu siswa agar mengerti tentang dirinya sendiri dan dunianya bagaimana siswa bisa mengenali kemampuan yang dimiliki dan mengenali lingkungan sekitar mereka. Siswa yang bisa mengenali kemampuan dirinya dan mengenali lingkungan sekitar mereka akan mudah untuk menjalani semua permasalahan yang di hadapi siswa. Menurut Surya (dalam Tohirin, 2011:17) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki atau perempuan yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai,

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis bimbingan dan konseling, terdiri atas dua kata yaitu

“bimbingan” (Terjemahan dari kata ”guidance” ). Dan “konseling” (diadopsi

dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan

satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian

integral (Tohirin, 2011:15).

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut schertezer dan stone (dalam mu’awanah dan hidayah

2009:53) menyatakan bahwa bimbingan adalah memberikan batasan

bimbingan sebagai proses pemberian bantuan secara individu yang bertujuan

agar individu dapat memahami diri dan dunianya. Bimbingan digunakan

untuk membantu siswa agar mengerti tentang dirinya sendiri dan dunianya

bagaimana siswa bisa mengenali kemampuan yang dimiliki dan mengenali

lingkungan sekitar mereka. Siswa yang bisa mengenali kemampuan dirinya

dan mengenali lingkungan sekitar mereka akan mudah untuk menjalani semua

permasalahan yang di hadapi siswa.

Menurut Surya (dalam Tohirin, 2011:17) menyatakan bahwa

bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki atau

perempuan yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai,

10

kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya

mengembangkan kegiatan – kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah

pandanngnya sendiri, memikul bebannya sendiri.

Menurut Miller (dalam Tohirin, 2011:17) menyatakan bahwa

bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai

pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan

penyasuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga dan masyarakat.

Bimbingan di sekolah Hamalik menyatakan (dalam Tohirin, 2011:20)

menyatahkan bahwa bimbingan di sekolah merupakan aspek program

pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat

menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan merencanakan masa

depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya.

Merujuk kepada proses perkembangan individu yang dibimbing, maka

bimbingan juga berarti proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

pembimbing kepada terbimbing agar individu yang dibimbing mencapai

perkembangan yang optimal. Apabila merujuk pada persoalan-persoalan yang

dihadapi individu yang dibimbing mampu mengenal, menghadapi, dan

memecahkan masalah–masalah dalam hidupnya. Masalah-masalah yang

dimaksud dalam makna diatas tentu dalam arti luas yang mencakup masalah

pribadi, sosial, pendidikan (akademik), karier, penyesuaian diri, dan lain

sebagainya.

Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan bukan

kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian

11

tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada

pencapaian tujuan (Yusuf, 2006:6). Bimbingan suatu proses yang tidak dapat

seketika bimbingan harus dilaksanakan dengan bertahap untuk melaksanakan

suatu kegiatan. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu atau

kelompok agar individu atau kelmpok dapat memecakan sebuah masalah yang

dihadapi dengan melibatkan pembimbing. Kerena pembimbing adalah sebuah

solusi agar masalah yang dihadapi memperoleh jalan keluar dengan

memberikan saran kepada individu atau kelompok agar mencapai jalan keluar.

Menurut jones (dalam Sutirna, 2013:13) meyatakan konseling itu

membicarakan masalah seseorang dengan berdiskusi dalam prosesnya, hal ini

dapat dilakukan secara individual dimana masalahnya sangat rahasia dan

kelompok masalahnya yang umum (bukan rahasia). Menurut Prayitno dan

Erman Amti (dalam Sutirna, 2013:15) konseling adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli

(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah

(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai klien.

Menurut winkel (dalam Sutirna, 2013:15) konseling sebagai

serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu

konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil

tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah

khusus.Menurut Montersen (dalam Tohirin, 2011:15) konseling merupakan

proses hubungan antar pribadi dimana orang yang satu membantu yang

12

lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan

masalahnya. Dalam pengertian ini dijelaskan bahwa konseling pertemuan

antara konselor dengan konseli dimana konselor membantu konseli untuk

memecahkan masalah dengan membantu untuk mencari jalan keluar masalah

yang dihadapi.

Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor

dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan masalahnya berdasarkan

penentuan sendiri. (Tohirin, 2011:23). pengertian ini menunjukan bahwa

konseling merupakan suatu situasi pertemuan tatap muka antara konselor

dengan klien dimana konselor berusaha membantu klien memecahkan

masalah yang dihadapi klien (siswa) berdasarkan pertimbangan bersama-

sama, tetapi penentuan pemecahan masalah dilakukan oleh klien sendiri.

Artinya bukan konselor yang memecahkan masalah klien.

Berbagai pendapat yang dikemukakan mengenai bimbingan dan

konseling maka dapat ditarik kesimpulam bahwa bimbingan dan konseling di

sekolah dasar merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan secara

tatap muka antara seorang ahli (di SD yaitu guru kelas) kepada individu yang

bermasalah (peserta didik siswa) untuk membantu agar tersebut mampu

menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal dalam

kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan

karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan

norma-norma yang berlaku.

13

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan pelayanan bimbingan konseling ialah agar konseli (peserta

didik) dapat: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, (1)

perkembangan karier serta kehidupannya dimasa yang akan datang, (2)

mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin, (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,

lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, (4) mengatasi

hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan

lingkungan pendidikan masyarakat (Sutirna, 2013:18).

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik

(belajar) adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kesadaran akan potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami

berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang

dialaminya.

2) Memiliki sikap dan kebiasan belajar yang positif, seperti kebiasaan

membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap

semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang

diprogramkan.

3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

14

4) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif seperti

keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran,

dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian

5) Memiliki keterampilan untuk menetapakan tujuan dan perencanaan

pendidikan, seperti membuat jadwal pelajaran, mengerjakan tugas

memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu dan berusaha

memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka megembangkan

wawasan yang lebih luas.

6) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Menurut kurikulum 2013 dan kurikulum 2006 tujuan bimbingan dan

konseling adalah sebagai berikut :

1) Memahami dan menerima diri dari lingkungannya

2) Merencanakan kegiatan penyelesaia studi, perkembangan karier dan

kehidupannya dimasa yang akan datang.

3) Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin

4) Menyesuaikan diri dengan lingkungannnya

5) Mengatasi hambatan ayau kesulitan yang dihadapi dalam

kehidupannya dan

6) Mengaktualisasikan dirinya secara bertanggung jawab.

15

c. Fungsi Bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling memiliki fungsi dalam mengatasi

pemasalahan-permasalahan yang ada diantaranya adalah:

1) Fungsi Pencegahan

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling

dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa

sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat

menghambat perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh

guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan program

bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat

menghambat perkembangan siswa seperti kesulitan belajar,

kekurangan informasi, masalah social dan lain sebagainya dapat

dihindari.

2) Fungsi Pemahaman

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling

dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri

klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga ligkungannya

oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya

(pembimbing)

3) Fungsi Pengentasan

Apabila seseorang mengalami suatu permasalahan dan tidak dapat

memecahkannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau

16

konselor, maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkutan

adalah adalah teratasinya masalah yang dihadapinya. Siswa yang

mengalami masalah dianggap berada dalam suatu kondisi atau

keadaan yang tidak mengenakan sehingga perlu diangkat atau

dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Masalah yang

dialami siswa sangat tidak mengenakan bagi siswa oleh sebab itu

masalah perlu dientas atau diangkat dari keadaan yang tidak

disukai. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan

melalui bimbingan konseling pada hakikatnya merupakan upaya

pengentasan.

4) Fungsi Pemeliharan

Menurut prayitno dan Erman (dalam Tohirin, 2011:46) fungsi

pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif)

yang ada pada diri individu (siswa), baik hal itu merupakan

pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai

selama ini. Mempunyai kepintaran, bakat yang sangat baik,

mempunyai minat dalam hal-hal yang baik dan produktif. Sikap

dan kebiasaan yang baik harus dipelihara agar dapat memperoleh

hasil yang baik pula dalam kehidupan sekarang ataupun yang akan

datang.

Menurut prayitno dan Erman Amti (dalam Tohirin, 2011:46)

menyatakan bahwa fungsi pemeliharan disini bukan sekedar

mempertahankan agar hal-hal yang telah disebutkan diatas tetap utuh

17

tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, melainkan juga

mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan

berkembang.

5) Fungsi Penyaluran

Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk

mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing

yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita dan lain sebagainya.

Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya

mengenali siswa secara perorangan.

Bentuk kegiatan bimbingan dan konseling berkaitan dengan fungsi ini

adalah: (1) pemilihan sekolah lanjutan, (2) memperoleh jurusan yang

tepat, (3) penyusunan program belajar, (4) pengembangkan bakat minat

(5) perencanaan karier

6) Fungsi penyesuaian

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu

terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan

kata lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling

membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan

lingkungannya (terutama lingkungan sekolah bagi siswa).

7) Fungsi Pengembangan

Siswa di sekolah atau madrasah merupakan individu yang sedang

dalam proses perkembangan. Misalnya murid SD/MI adalah sosok

individu yang sedang berkembang menuju usia SMP/MTS, siswa

18

SMP/MTS, adalah sosok individu yang sedang berkembang menuju usia

SMA/MA dan seterusnya. Melalui fungsi pengembangan pelayanan

bimbingan dan konseling diberikan kepada para siswa untuk membantu

para siswa dalam pengembangan keseluruhan potensinya secara lebih

terarah. Pelayanan bimbingan dan koseling mengharapkan siswa dapat

berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.

8) Fungsi Perbaikan

Setiap individu ataupun siswa memiliki masalah. Bisa dipastikan

bahwa tidak ada individu atau siswa yang tidak mempunyai sebuah

masalah. Meskipun pelayanan bimbingan dan konseling melaui fungsi

pencegahan, penyaluran dan penyesuaian telah diberikan, tetapi masih

mungkin individu (siswa) memiliki masalah-masalah tertentu. Sehingga

fungsi perbaikan diperlukan. Berbeda dengan fungsi pencegahan dalam

fungsi perbaikan didalam fungsi perbaikan siwa yang mendapatkan

masalah yang mendapat prioritas untuk diberikan bantuan, sehingga

diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa

yang akan datang.

9) Fungsi advokasi

Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi advokasi adalah

membantu peseta didik memperoleh pembelaan atas hak dan

kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. Fungsi-fungsi tersebut

diwujudkan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling untuk mencapai hasil sebagaimana yang terkandung dalam

19

fungsi-fungsi tersebut apabila semua fungsi-fungsi itu terlaksana dengan

baik, maka peserta didik akan mampu berkembang secara optimal dan

untuk kelancaran pelaksanaan fungsi tersebut, diperlukan kerjasama

antara konselor guru-guru dan staf sekolah lainnya.

Menurut kurikulum 2013 dan kurikulum 2006 fungsi bimbingan dan

konseling adalah sebagai berikut :

1) Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih

baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan

norma agama).

2) Fasilitas yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai

perumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang

seluruh aspek pribadinya.

3) Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

4) Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan pekerjaan dan

karir masa depan, termasuk juga memilih program peminatan yang sesuai

kemampuan, minat, bakat, keahlian, dan cirri-ciri kepribadiannya.

5) Adaptasi yaitu membantu para pelaksanaan pendidikan termasuk kepala

satuan pendidikan, staf administrasi, dan guru matapelajaran atau guru kelas

untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang

pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.

20

6) Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisupasi

berbagai kemugkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya,

supaya peserta didik/konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.

7) Perbaikan dan penyembuhan yaitu mebantu peserta didik/konseli yang

bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan,

berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling

melakukan memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola

fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehinnga konseli

berkendak merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan

normatif.

8) Pemeliharaan yaitu membentu peserta didik/konseli supaya dapat menjaga

kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang

telah tercipta dalam dirinya.

9) Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang

memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan

jejaring yang bersifat kolaboratif.

10) Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupaya pembelaan terhadap

hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

d. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Agar dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dengan sebaik-

baiknya maka ada beberapa hal yang perlu dijadikan pedoman sehingga

pelayanan bimbingan dan konseling dapat sesuai dengan yang diharapakan.

21

Adapun prinsip-prinsip bimbingan yang perlu kita pedomani adalah sebagai

berikut :

1) Hendaknya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling individu

(siswa) dianggap sebagai individu yang berkemampuan, termasuk

kemampuan untuk memecahkan masalahnya. Merupakan tugas pembimbing

untuk memecahkan masalahnya.

2) Siswa adalah individu yang berharga, sehingga perlu dihormati

bagaimanapun keadaanya, mereka (siswa) tidak boleh diremehkan

direndahkan martabatnya, baik oleh sikap perbuatan maupun kata-kata

pembimbing. Pembimbing seharusnya menunjukan sikap hormat kepada

klien, menunjukan perhatian agar klien tumbuh rasa percaya terhadap

pembimbing. Dengan rasa percaya kepada pembimbing maka siswa akan

membicarakan semua masalah yang dihadapinya.

3) Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah lakunya diwarnai

oleh keadaan fisik, psikis, serta sosial dan latar belakang lainnya, demikian

pula kelainan tingkah lakunya. Dengan demikian siswa perlu dipahami oleh

pembimbing keadaanya secara menyeluruh juga segi kehidupannya.

4) Siswa adalah merupakan makhluk yang unik, artinya antara siswa satu dengan

yang lain terdapat perbedaan. Dengan demikian, perlu sekali dipahami sifat-

sifat dari masing-masing siswa.

Keberhasilan pelayanan bimbingan di sekolah amat diperlukan oleh kesediaan

serta kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada kesadaran tersebut layanan

22

bimbingan konseling tidak akan berjalan. Oleh karana itu, usaha paling awal

yang perlu dilakukan oleh seorang pembimbing di sekolah adalah menanamkan

kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi diri sendiri, setelah itu baru diberi

layanan bimbingan dan konseling.

Prinsip-prinsip menurut kurikulum 2013 dan 2006 adalah sebagai berikut :

1) Bimbingan dan konseling diperuntukan bagi semua peserta didik/konseli dan

tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada

semua peserta didik/konseli, baik yang tidak bersalah maupun yang bersalah,

baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja maupun dewasa tanpa

dikriminatif.

2) Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik

bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan

peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.

3) Bimbingan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan dan

konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk

membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang

ada pada dirinya dan lingkungannya.

4) Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan

dan konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan

konseling, tetapi tanggung jawab guru-guru dan pimpinan satuan pendidikan

sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.

23

5) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan

konseling. Bimbingan dan konselung diarahkan untuk membantu peserta

didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta

merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab.

6) Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan)

kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya

berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga,

perusahaan/industry, lembaga-lembaga pemerintah/swasta dan masyarakat

pada umumnya.

7) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

8) Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia.

Interaksi antar guru bimbingandan konseling atau konselor dengan peserta

didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung

tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu dilaksanakan.

9) Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel adaptif serta berkelanjutan.

Layanan bimbingan dan konseling harus mempertimbangkan situasi dan

kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.

10) Bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh tenaga profesional dan

kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga pendidik

professional yaitu konselor atau guru bimbingan dan konseling yang

berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan

24

bimbingan dan konseling dan telah lulus profesi guru bimbingan dan

konseling/konselor dari lembaga pendidikan tinggi kependidikan yang

terakreditasi.

11) Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis

kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.

12) Program bimbingan dan konseling di evaluasi untuk mengetahui keberhasilan

layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

e. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling

Menurut Hellen (2005:72) pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah

merupakan kegiatan yang sistematis dan terarah dan berkelanjutan.

1) Bidang bimbingan pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling

membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat

jasmani dan rohani.

2) Bidang bimbingan sosial

Dalam bidang bimbingan dan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan

lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab

kemasyarakatan dan kenegaraan.

3) Bidang bimbingan belajar

Dalam bidang bimbingan dan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling

membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan

25

kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan

sejalan dengan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan

ketingkat yang lebih tinggi atau untuk terjun kelapangan tertentu.

4) Bidang bimbingan karier

Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan dan konseling

ditunjukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan

pilihan karier.

Meunrut kurikulum 2013 dan kurikulum 2006 tentang bidang layanan

bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

1) Layanan bimbingan dan konseling pribadi

Bimbingan konseling pribadi adalah suatu proses bantuan dari konselor

atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk

memahami, menerima, mengarahkan mengambil keputusan, dan

merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang

perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai

perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,

kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.

2) Layanan bimbingan dan konseling sosial

Program layanan bimbingan dan konseling sosial adalah suatu proses

pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk

memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara

positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah

26

sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memeiliki

keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai

kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

3) Layanan bimbingan dan konseling belajar

Program layanan bimbingan dan konseling belajar adalah suatu bantuan

konselor atau guru bimbingan dan konseling peserta didik/konseli dalam

mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan

belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan

menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil

belajar secara optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar secara

optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan

kebahagian dalam hidupnya.

4) Layanan bimbingan dan konseling karier

Layanan bimbingan dan konseling karier adalah bantuan konselor atau

guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk

mengalami pertumbuhan, perkembangan, ekplorasi, aspirasi dan

pengembalian keputusan karier sepanjang rentang hidupnya secara

rasional dan realistis berdasar informasi potensii diri dan kesempatan

yang terssedia di lingkunga hidupnya sehingga mencapai kesuksesan

dalam kehidupannya.

27

f. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kontak langsung

dengan sasaran layanan (konseli/siswa), dan secara langsung berkenaan

dengan permasalahan atau kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran

layanan itu. Layanan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif

secara langsung kepada sasaran (konseli) yang mendapatkan layanan.

Menurut Nurihsan (2003: 73-75), jenis-jenis layanan bimbingan dan

konseling di sekolah dasar meliputi “(1) layanan orientasi; (2) layanan

informasi; (3) layanan penempatan/penyaluran (4) layanan pembelajaran; (5)

konseling perorangan; (6) bimbingan kelompok (7) konseling kelompok.

Tohirin (2011: 141-206) menyebutkan ada Sembilan jenis layanan

bimbingan dan konseling yaitu (1) layanan orientasi; (2) layanan informasi;

(3) layanan penempatan penyaluran; (4) layanan pengausaan konten; (5)

layanan konseling perorangan; (6) layanan bimbingan kelompok; (7) layanan

konseling kelompok; (8) layanan konsultasi; (9) layanan mediasi.

1) Layanan oientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (konseli) memahami lingkungan yang baru

dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar

berperannya peserta didik di lingkungan yang baru tersebut.

2) Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinan peserta didik (konseli) menerima dan memahami berbagai

28

informasi yang mendapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.

3) Layanan penempetan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik (konseli) memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, minat,

serta kondisi pribadinya.

4) Layanan pengausaan konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

kemungkinan peserta didik (konseli) mengembangkan diri berkenaan

dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok

dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan

kegiatan belajar lainnya.

5) Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik (konseli) mendapatkan layanan langsung

tatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka

pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang sedang

dihadapinya.

6) Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui

dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu

(terutama dari guru pembimbing) dan atau membahas secara bersama-sama

pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman

dan kehidupannya sehari-hari dan atau untuk perkembangan dirinya baik

29

sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam

pengambilan keputusan, dan atau keputusan tertentu.

7) Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (konseli) memperoleh kesempatan untuk

pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialamiya melalui

dinamika kelompok. Masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah

pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

8) Layanan konsultasi, layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan

antara seorang guru terhadap konsultasi yang memungkinkannya untuk

memeproleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau pihak ketiga.

9) Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

dilaksanakan konselor (guru) terhadap dua orang atau lebih yang sedang

dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan.

Selain kegiatan layanan yang telah disebutkan di atas, di dalam

bimbingan dan konseling terdapat beberapa kegiatan lain yang disebut

kegiatan pendukung. Pada umumnya kegiatan pendukung tidak ditujukan

secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah konseli

melainkan untuk diperolehnya data dan keteranga lain serta kemudahan-

kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan

kegiatan layananan kepada peserta didik.

30

Menurut Tohirin (2011: 207-256) menyebutkan kegiatan pendukung

bimbingan dan konseling meliputi “aplikasi instrumentasi, himpunan data,

konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.”

1) Aplikasi insrumentasi, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik,

keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih

luas, pengimpulan data dan keterangan tentang peserta didik dan

lingkungan yang lebih luas, pengumpulan data ini dapat dilakukan

dengan berbagai instrument baik tesmaupun non tes.

2) Himpunan data, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk

menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan

pengembangan peserta didik. Himpunan data dilaksanakan secara

berkelanjutan, sistematis, komperhensif, terpadu dan sifatnya tertutup.

3) Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam

suatu forum pertemuan yang dihadiri pleh berbagai pihak yang

diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan, dan

komitmen bagi terentasnya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam

rangka konferensi kasus besifat terbatas dan tertutup.

4) Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan peserta didik (konseli) melalui kunjungan

31

ke rumah. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang

tua dan anggota keluarga lainnya.

2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar kurikulum 2006 dan

2013

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai upaya untuk memajukan

pendidikan di Indonesia salah satunya dengan mengeluarkan kurikulum

bimbimngan dan konseling yang diatur dalam kurikulum 2006 dan kurikulum

2013. Bimbingan dan konseling yang terdapat pada ktsp atau kurikulum 2006

pada bimbingan dan konseling diatur dalam PERMENDIKNAS Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum,

telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program

pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

konselor, guru kelas, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam

bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan

melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir

peserta didik.

32

Kurikulum 2013 bimbingan dan konseling diatur pada

PERMENDIKBUD Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan

konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang memuat

program peminatan peserta didik yang merupakan suatu proses pemelihan

dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas

pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan pendidikan.

Kegiatan bimbingan dan konseling di SD pada kurikulum 2013 dilaksanakan

langsung oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling, atau gugus aatu

sejumlah SD dapat mengangkat seorang konselor atau guru bimbingan dan

konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling konselor atau guru bimbingan

dan konseling dapat bekerja sama dengan guru kelas dalam membantu

tercapainya perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan

pribadi, sosial, belajar, dan karir secara utuh dan optimal.

3. Peran guru kelas dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

di sekolah dasar.

Tugas guru kelas selain mengajar adalah menyelenggarakan

pelayanan bimbingan dan konseling terhadap seluruh siswa di kelas yang

menjadi tanggunga jawabnya. Setiap hari, guru kelas berada bersama siswa

dalam proses pendidikan dasar yang amat penting dalam seluruh

perkembangan siswa sehingga guru kelas lebih memahami secara mendalam

pribadi siswanya. Guru akan lebih mengetahui bagaimana kebiasaan siswanya

setiap hari baik di dalam maupun di luar kelas. selama jam sekolah,

33

kecenderungan akademik serta bakat dan minatnya, hambatan dan

permasalahan yang di hadapi serta kondisi keluarga maupun lingkungannya.

Implementasi kegitan bimbingan dan konseling sangat menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas

dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling sangat penting dalam

rangka mengekfektifkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut sardiman

(2011:142) mengatakan bahwa ada Sembilan peran guru kelas dalam kegiatan

BK di SD, yaitu :

1) Informator, Guru diharapakn sebagai pelaksana cara mengajar

inormatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi

kegaiatan akademik maupun umum.

2) Organisator, Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,

jadwal pelajaran dan lain-lain

3) Motivator, Guru harus mamapu merangsang dan memberikan

dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siwa

menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta (kreatifitas)

sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.

4) Director , Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang di cita-citakan.

5) Inisiator, Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar

mengajar

34

6) Transmitter, Guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan pengetahuan

7) Fasilitator, Guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

proses belajar mengajar.

8) Mediator, Guru sebagai penengah dalan kegiatan belajar mengajar

siswa

9) Evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak

didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya,

sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau

tidak.

4. Pelaksanaaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan di SD/MI.

Oleh karena itu, guru perlu mempelajari terlebih dahulu sehingga

memperoleh pemahaman baik secara konseptual maupun parktikal.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan guru yang kreatif dan

inovatif dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling agar pelaksanaan

bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancar. Menurut Hellen

(2005:72) pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan

kegiatan yang sistematis dan terarah dan berkelanjutan pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1) Bidang bimbingan pribadi

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling

membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan

35

bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat

jasmani dan rohani.

2) Bidang bimbingan sosial

Dalam bidang bimbingan dan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan

lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab

kemasyarakatan dan kenegaraan.

3) Bidang bimbingan belajar

Dalam bidang bimbingan dan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling

membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan

kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan

sejalan dengan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan

ketingkat yang lebih tinggi atau untuk terjun kelapangan tertentu.

4) Bidang bimbingan karier

Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan dan konseling

ditunjukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan

pilihan karier.

B. Kajian penelitian yang relevan

Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Ayu Zumaroh (2013)

dengan mengambil judul “meningkatkan motivasi belajar siswa

UNDERACHIEVER melalui layanan bimbingan dan konseling kelompok

pada siswa SD Negeri pakunden semarang”. Menurut Ayu Zumaroh dari

kesimpulan penelitian ini adalah motivasi belajar siswa UNDERCHIVIER

36

dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan dan konseling kelompok yang

tepat. Seharusnya di SD pangkunden ada seorang guru bimbingan dan

konseling yang dapat secara khusus mengurusi perkembangkan siswa, karena

guru kelas saja tidak cukup dan kurang berkompeten dalam menangani

permasalahan siswa.

Sedangkan Eko Yuliani Hasanah (2013) dengan judul “ Korelasi

antara peran guru bimbingan konseling dengan prestasi kelas IV B di MIN

Kebonagung Imogiri Bantul Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa (1) terdapat korelasi yang positif yang erat dan signifikan antara peran

guru bimbingan konseling dengan prestasi siswa kelas IV B MIN Kebonagung

Imogiri Bantul Yokyakarta tinggi dan signifikan. (2) korelasi antara peran guru

bimbingan dan konseling dengan prestasi siswa kelas IV B di MIN

Kebonagung Imogiri Bantul Yokyakarta tinggi dan signifikan. (3) korelasi

yang tinggi dan signifikan bahwa intensitas peran guru bimbingan dan

konseling semakin tinggi maka prestasi belajar para siswa naik secara

signifikan. Korelasi yang signifikan menandakan adanya peran guru yang

sangat tinggi dan pengaruh pada prestasi siswa.

Perbedaan penelitan yang akan dilakukan dengan penelitian

sebelumnya Ayu Zumaroh (2013) adalah dalam penelitian sebelumnya

menggunakan penelitian kuantitatif dan penelitian yang akan dilakukan

menggunakan penelitian kualitatif. Pada penelitian sebelumnya meneliti

tentang meningkatkan motivasi belajar anak UNDERCHEVIER melalui

bimbingan dan konseling sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan

37

meneliti tentang peran guru kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

selain itu, terdapat perbedaan yaitu dalam hal pendekatan penelitian, yang akan

dilakukan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Eko Yuliani Hasanah

(2013) adalah penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian

kualitatif sedangkan penelitian sebelumnya ini menggunakan penelitian

menggunakan penelitian kuantatif. Sedangkan persamaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti

tentang peran guru, dalam peran guru kelas dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan dasar penelitian ini dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan penelitian. Kerangka pikir menjelaskan alur penelitian yang

dilakukan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang peneliti.

Adapun urutan kerangka pikir dalam penelitian ini diringkas dalam Gambar

2.1 berikut ini:

38

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Pentingnya guru melaksanakan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa SD

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

Tindakan

1. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling 2. Faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling 3. Faktor pendukung atau solusi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling

Cara

Metode: penelitian kualitatif

Pengambilan data: observasi, wawancara,

dokumentasi

Sumber: guru kelas I-VI

Analisis data: reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan dan

verifikasi

Hasil

Analisis Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sd Sunan

Kali Jaga Kabupaten Malang