bab ii konsep dasar a. konsep dasar keluarga 1. definisi...

52
7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan 2. Tipe / Bentuk keluarga (Murwani, 2007) a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan satu saudara, misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi kerena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu

Upload: truonghuong

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

7

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat

di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

2. Tipe / Bentuk keluarga (Murwani, 2007)

a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah

dengan satu saudara, misalnva nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi

kerena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

8

tanpa pernikahan tempi membentuk satu keluarga

3. Tugas Keluarga

Menurut Murwani (2007) ada lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan, yaitu mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap

anggotanya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat,

memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang tertalu

muda, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan

timbai balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang menunjukkan

pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada.

Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, yaitu:

pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-

sumber daya yang ada dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing

anggotanya sesuai kedudukan masing-masing, sosialisasi antar anggota

keluarga, pengaturan jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban

anggota keluarga, penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang

lebih luas, dan membangkitkan dorongan dan semangat para anggota

keluarga.

4. Peran keluarga

a. Peran formal Keluarga

1) Peran parental

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

9

Peran parental adalah peran dasar yang membentuk posisi sosial,

yaitu suami sebagai ayah dan istri sebagai ibu. Menurut Murwani

(2006) ada delapan peran parental. Peran – peran tersebut yaitu:

peran sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah

tangga, peran perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran

rekreasi, peran persaudaraan (kinship) atau peran memelihara

hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terapeutik

(memenuhi kebutuhan afektif pasangan), dan peran seksual.

2) Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan

yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat

mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana

suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara

suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah

satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

3) Peran informal

a) Pengharmonis: menengahi perbedaan yang terdapat diantara

para anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan

pendapat.

b) Inisiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide

baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-

tujuan kelompok.

c) Pendamai (compromiser): merupakan salah satu bagian dari

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

10

konflik dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan

posisi dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan

penyelesaian “setengah jalan”.

d) Perawat keluarga: orang yang terpanggil untuk merawat dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

e) Koordinator keluarga: mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi - mengangkat keterikatan

/ keakraban

5. Fungsi Keluarga (Murwani, 2007)

a. Fungsi biologis

Tugas keluarga secara biologis adalah untuk meneruskan keturunan,

memelihara dan membesarkan anak , memenuhi kebutuhan gizi

keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis

Sedangakan keluarga secara psikologis berfungsi untuk memberikan

kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota

keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta

memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi keluarga dalam hal ini adalah membina sosialisasi pada anak,

membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

11

d. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan

keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang

misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

f. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-

tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung

dan merasa aman.

g. Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,

merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling

pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam

keluarga.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

12

h. Fungsi religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan

bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada

kehidupan lain setelah di dunia

i. Fungsi rekreatif

Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi ke

tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai

keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.

6. Keperawatan kesehatan keluarga

a. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui

perawatan sebagai saran / penyalur (Murwani, 2007).

b. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan.

1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

13

kelompoknya.

3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(Pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan

dalam memelihara kesehatan para anggotanya.

5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk

berbagai upaya kesehatan masyarakat.

B. Konsep Lansia

1. Teori Menua

Menurut Lueckenotte (2000), dunia barat telah menghitung dan

membincangkan teori penuaan sejak jaman Yunani kuno. Kita

menemukan teori yang bisa menjelaskan fenomena itu. Hingga sekarang,

banyak siswa menganggapnya sebagai petualangan untuk menjadi vain

dan tidak begitu hanya satu definisi teori yang masih digunakan

menerangkan semua aspek penuaan. Para ahli seperti Gerhard, Cristofalo

(1992), Hayflick (1996), menemukan bahwa beberapa teori bisa

dikombinasikan untuk menerangkan aspek berbeda pada fenomena

kompleks yang disebut penuaan.

Fungsi teori membantu membuat pemahaman pada persepektif

untuk melihat fakta. Teori menyediakan gambaran luas diskusi dan riset.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

14

Beberapa teori ditampilkan karena nilai sejarahnya, kebanyakan teori

ditinggalkan karena kekurangan bukti empiris.

Penuaan pada manusia dipengaruhi oleh penimbunan biologis,

psikologis, fungsi sosial dan faktor spiritual. Penuaan bisa dilihat sebagai

perkembangan terus menerus terjadi dari konsepsi hingga kematian

(Ignatavicius, Workman, Mishler, 1999). Teori Biologi, sosial , dan

psikologi pada penuaan nampaknya menerangkan dan menjelaskan

dimensi berbeda pada penuaan. Teori prominent penuaan sebagai

panduan mengembangkan gerontologis holistic pada teori perawatan

untuk pemakaian praktek. Menurut Comfort (1970), tidak ada teori

perawatan gerontology yang diterima dengan kekhususan seperti ini, yang

membutuhkan perawatan dengan menggunakan pendekatan elektris dari

disiplin lain sebagai dasar pembuatan keputusan klinis. Beberapa teori

menua antara lain :

a. Biologis

Teori biologi mengenai penuaan yaitu :

1. Teori Stokastik

a). Teori kesalahan

Menurut Sonneborn (1979) dalam Lueckenotte (2000), teori

kesalahan berdasarkan pada ide bahwa kesalahan terjadi pada

transkripsi dalam sintesis DNA. Kesalahan tersebut dianggap

abadi dan seringkali membawa sistem pada fungsi yang tidak

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

15

optimal. Penuaan pada organisme dan kematian dianggap

pada kejadian ini.

b). Teori radikal bebas

Menurut Hayflick, (1996) dalam Lueckenotte (2000), radikal

bebas diproduksi oleh metabolisme. Ketika radikal bebas

terkumpul mereka merusak membran sel yang mengurangi

efisiensi. Tubuh memproduksi antioksidan yang scavenge

radikal bebas.

c). Teori Cross Linkage

Menurut Hayflick, (1996) dalam Lueckenotte (2000), Dengan

usia, telah dibuat teori bahwa beberapa protein dalam tubuh

menjadi cross-lingked. Hal ini tidak mengijinkan untuk aktifitas

metabolisme normal dan membuat produk sampah terkumpul

pada sel. Hasil akhirnya ialah pada jaringan tidak berfungsi

normal pada efisiensi optimal.

d). Teori pemakaian dan air mata

Teori ini menyamakan manusia dengan mesin. Ini memberikan

hipotesa bahwa penuaan adalah hasil dari pemakaian.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

16

2. Teori Nonstochastic

a) Teori terprogram

Hayflick dan Moorehead mendemonstrasikan bahwa sel

normal membagi banyaknya dengan waktu terbatas. Oleh karena

itu dianggap bahwa harapan hidup itu telah terprogram.

b). Teori immunitas

Perubahan terjadi di sistem kekebalan, khususnya pada t-

lymphocyte, sebagai hasil penuaan. Perubahan ini membuat

individu mudah luka kena penyakit (Phipp, Sands, Marek, 1999 )

b. Sosiologis

Memfokuskan pada peraturan dan hubungan antara ikatan individu

dalam kehidupan terakhir menurut Hogstel (1995) dalam Lueckenotte

(2000).

1). Teori sosiologi mengenai penuaan

a) Teori disengagement

Semakin bertambah tua mereka menarik diri dari komunitas dan

komunitas mendukung dengan penarikan ini.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

17

b) Aktivitas / teori perkembangan tugas

Individu perlu untuk tetap aktif untuk melakukan aktifitas

dengan mandiri. Aktifitas perlu untuk menjaga kepuasan hidup

dan konsep diri yang positif.

c) Teori kontinuitas

Individu akan merespon terhadap usia pada cara yang sama

mereka merespon pada even kehidupan sebelumnya. Kebiasaan

yang sama, komitmen, pilihan, dan ciri personality lainnya

dikembangkan selama masa dewasa akan menjagai masa tua.

d) Teori stratifikasi

Masyarakat terdiri dari group Cohort yang berkumpul

berdasarkan usia. Orang dan peraturan pada Cohorts ini saling

mengubah dan mempengaruhi, sebagai komunitas besar.

Lagipula tingkatan tinggi pada hubungan dalam masyarakat

muncul antara orang tua dengan masyarakat.

e) Teori kecocokan orang dengan lingkungannya

Tiap individual memiliki kompetensi yang mendorong orang

agar akrab dengan lingkungannya. Kompetensi ini mungkin

berubah dengan penuaan, sehingga mempengaruhi kemampuan

orang untuk berhubungan dengan lingkungan.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

18

c. Pyschologis

Dipengaruhi oleh biologi dan sosiologi dan menjelaskan

bagaimana orang merespon pada akibat dari usia mereka.

1). Teori psikologis mengenai penuaan

a) Hirarki Maslow pada kebutuhan manusia

Motivasi manusia dilihat sebagai hirarki kebutuhan atau tingkat

kebutuhan yang penting pada pertumbuhan dan perkembangan

semua orang. Individu dilihat sebagai peserta aktif dalam

kehidupan, mencari aktualisasi diri.

b) Teori Jung mengenai individualisme

Perkembangan dilihat sebagai terjadinya masa kedewasaan

dengan realisasi diri sebagai tujuan hasil pada perkembangan

kepribadian. Semakin bertambahnya usia individu, maka akan

mampu untuk mengubah ke dalam bentuk spiritual.

c ) Delapan tingkat tahapan kehidupan oleh Erikson.

Semua orang mengalami delapan tahapan psikososial dalam

kehidupannya. Tiap tahap mewakili sebuah krisis, dimana tujuan

yaitu menyatukan kedewasaan fisik dan kebutuhan psikososial.

Pada tiap tahap, orang memiliki kesempatan untuk

menyelesaikan krisis. Orang yang berhasil akan mempersiapkan

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

19

individu untuk perkembangan lanjutan. Individu akan selalu

memiliki kesempatan untuk mengerjakan tahapan psikososial

menjadi hasil kesuksesan.

d) Teori Erikson mengenai Ekspansi Peck.

Tujuh tugas yang berkembang didefinisikan sebagai

berlangsungnya final Erikson dalam dua tahapan. Akhiran tiga

dari tiap perkembangan diidentifikasikan untuk orang tua yaitu :

perbedaan ego versus peran dalam pekerjaan, transcendence diri

versus preoccupation diri dan transcendence ego versus

preoccupation ego.

e) Pengoptimalan terpilih dengan kompensasi

Kapasitas fisik diminishes dengan usia. Seorang yang menua

dengan lancer akan mengganti defisit tersebut melalui sekesi,

optimasi, dan kompensasi.

d. Moral atau spiritual

Menjelaskan dan meneliti bagaian individu mencari penjelasan

dan menerapkan kondisi mereka (Edelman, Mandle, 1998). Manusia

mencari penjelasan dan mengukuhkan keberadaanya di dunia. Bagi

kebanyakan hal ini harus melalui perkembangan moral dan sebagai

pemikir spiritual. Kolberg mengeluarkan teori mengenai perkembangan

moral yang didasarkan pada interview dengan anak muda. Dia

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

20

menemukan ada tahapan yang berkurang pada pemikiran moral.

Sayangnya dia tidak mempelajari orang tua, paralel tidak bisa

disamakan antara tahapan tertinggi pada perkembangan moral, prinsip

etis universal, dan level tertinggi Maslow pada kebutuhan transcendent

diri. Pada tiap kesempatan hanya segmen kecil pada populasi yang

mencapai level tertinggi pada perkembangan dimana populasi mencapai

level ini, dimana kebutuhan pribadi berubah untuk kebaikan dari

masyarakatnya.

Penting untuk perawat memahami dimensi spiritual pada orang

dan mendukung tampilannya dan perkembangannya (Hogstel, 1995).

Spiritulitas tidak lagi berhubungan dengan religi keagamaan, hal ini

merupakan perkembangan dari kontemplasi dari individu tersebut.

penyakit, kondisi hidup krisis, atau bahkan pemahaman mengenai hari

kehidupan di dunia terbatas yang akan membuat seseorang untuk

kontemplasi dengan spiritual. Perawat bisa mendapingi klien untuk

menemukan arti pada kehidupan masa krisis. Riset telah mempelajari

hubungan antara hasil pemusatan klien dan spiritualitas. Hubungan

yang kuat antara hasil dan spiritualitas telah ditampilkan dari riset ini.

berdasarkan hasilnya, perawat perlu untuk menempatkan spiritualitas

sebagai komponen pada perawatan holistic (Phips, Sands, Marek,

1999).

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

21

2. Perubahan pada Lansia

Menurut Wahyudi (1999), perubahan – perubahan pada lansia

meliputi :

a. Sel

1) Lebih sedikit jumlahnya.

2) Lebih besar ukurannya.

3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurang cairan

interselular.

4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati.

5) Jumlah sel otak menurun.

6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

7) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10 %.

b. Sistem Persarafan

1) Berat otak menurun 10-20 %. (Setiap orang berkurang sel saraf

otaknya dalam setiap harinya ).

2) Cepatnya menurun hubungan persarafan.

3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stress.

4) Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan,

hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa,

lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya

ketahanan terhadap dingin.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

22

5) Kurang sensitif tehadap sentuhan.

c. Sistem Pendengaran

1) Presbiakusis (ganggian pada pendengaran). Hilangnya kemampuan

(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi

suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit

mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.

2) Membrana Timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

3) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena

meningkatnya keratin.

4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan jiwa atau stres.

d. Sistem Penglihatan

1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan.

4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

5) Hilangnya daya akomodasi.

6) Menurunnya lapangan pandang: berkurang luas pandangnya.

7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

23

e. Sistem Kardiovaskuler

1) Elastisitas, dinding aorta menurun.

2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

3) Kemampuan jantung memompa darh menurun 1 % setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah; kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari

tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).

5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer; sistolis normal ± 140mmHg. Diastolis

normal ± 90 mmHg.

f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap sebagai suatu

termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi

berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Yang sering ditemui antara lain :

1) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35ºC

ini akibat metabolisme yang menurun.

2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi

panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

24

g. Sistem Respirasi

1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2) Menurunnya aktivitas dari silia.

3) Paru-paru kehilangan elastisitas; kapasitas residu meningkat,

menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum

menurun, dan kedalaman bernafas menurun.

4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.

5) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

6) CO2 pada arteri tidak berganti.

7) Kemampuan untuk batuk berkurang.

8) Kemampuan pegas, dinding, dinding, dada, dan kekuatan otot

penafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

h. Sistem Gastrointestinal

1) Kehilangan gigi; penyebab utama adanya Periodontal disease

yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi

kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis dari selaput

lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitifitas

dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin,

hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam,

dan pahit.

3) Lambung; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam

lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

25

4) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

5) Fungsi absorbsi melemah (daya absorpsi terganggu).

i. Sistem reproduksi.

1) Menciutnya ovari dan uterus.

2) Atrofi payudara.

3) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,

meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.

4) Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal

kondisi kesehatan baik).

5) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi

perubahan-perubahan warna.

j. Sistem Genitourinaria

1) Ginjal; merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme

tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh

satua (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di

glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran

darah ke ginjal menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang

akibatnya; kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat

jenis urin menurun proteinuria (biasanya + 1); BUN (Blood Urea

Nitrogen) meningkat sampai 21 mg %; nilai ambang ginjal

terhadap glukosa meningkat.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

26

2) Vesika urinaria (kandung kemih): otot-otot menjadi lemah,

kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi

buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada

pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

3) Pembesaran prostat ± 75 % dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.

k. Sistem muskuloskeletal

1) Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh

2) Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi

3) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebrata,

pergelangan dan paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat

pada area tulang tersebut

4) Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak

dan aus

5) Gerakan pinggang, lutut dan jari – jari pergelangan terbatas

6) Gangguan gaya berjalan

7) Kekakuan jaringan penghubung

8) Persendian membesar dan menjadi kaku

9) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

10) Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.

3. Peran Keluarga Terhadap Lansia

Menurut Mubarak (2006), peran keluarga terhadap lansia adalah

sebagai berikut :

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

27

a. Sistem keluarga besar

1) Lansia adalah sesepuh yang patut dihargai, dihormati dan diminta

nasehat atau doa restu

2) Usahakan menyediakan fasilitas – fasilitas kebutuhan harian (first

and the best)

3) Jagalah privacy

b. Sikap keluarga dan masyarakat terhadap lansia

1) Adanya kecenderungan berpersepsi negatif

2) Diharapkan mempunyai persepsi positif pada lansia karena

merupakan peristiwa alamiah dimana tiap – tiap individu akan

mengalaminya

c. Membangun kebutuhan untuk dicintai, aktualisasi dari lanjut usia

d. Menciptakan suasana yang menyenangkan yaitu hubungan yang

harmonis (saling pengertian antara generasi muda dan generasi lansia)

e. Menggalakkan dan melaksanakan program mendem jero mikul

duwur

f. Kepada pihak pemerintah keluarga atau masyarakat mengharapkan

adanya :

1) Bantuan kesejahteraan bagi lansia yang berupa perbaikan ekonomi,

kesehatan, transportasi, dan perumahan bagi lansia yang tidak

mempunyai perumahan.

2) Bantuan hukum bagi lansia serta perlindungan hukum

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

28

3) Melaksanakan penelitian atau kegiatan yang riil untuk

kesejahteraan lansia, memberikan gizi yang baik dan obat – obatan

untuk mencegah terjadinya penyakit yang bisa mempercepat proses

penuaan.

4. Tugas Perkembangan Keluarga Berkaitan dengan Lansia

a. Mengenal masalah kesehatan lansia

b. Mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah

kesehatan pada lansia

c. Merawat anggota keluarga lansia

d. Memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis sehingga lansia

dapat beradaptasi terhadap proses penuaan tersebut

e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial dengan

tepat sesuai dengan kebutuhan lansia

(Mubarak, 2006)

5. Alasan Lansia Perlu Dirawat di Lingkungan Keluarga

a. Keluarga merupakan unit pelayanan keperawatan dasar

b. Tempat tinggal keluarga merupakan lingkungan atau tempat

alamiah dan damai bagi lansia, apabila keluarga tersebut harmonis

c. Kesejahteraan keluarga dan kemampuan keluarga untuk

menentukan diri sendiri merupakan prinsip – prinsip untuk

mengarah kepada pengambilan keputusan

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

29

d. Pengambilan keputusan yang terkait dengan kesehatan keluarga

merupakan kesepakatan antara keluarga dan pemberi pelayanan

kesehatan

e. Perawat kesehatan masyarakat memberikan pelayanan kesehatan

utama kepada keluarga untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan

f. Pelayanan kesehatan sekunder dan tertier dilakukan apabila

perawatan kesehatan dilakukan oleh keluarga dengan bimbingan

tenaga kesehatan

g. Proses keperawatan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan

yang terkait dengan kesehatan

h. Kontrak keluarga dan perawat dalam pelayanan keperawatan

merupakan cara yang efektif untuk mencapai tujuan

i. Konseling dan pendidikan kesehatan merupakan cara untuk

mengarahkan interaksi keluarga dan perawat

j. Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah oleh keluarga

atau lansia dengan perawat ahli didalam keperawatan lansia

sebagai pemberi pelayanan, konselor, pendidik, pengelola,

fasilitator dan koordinator pelayanan kepada lansia.

(Mubarak, 2006)

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

30

6. Masalah – Masalah Kesehatan yang Dapat Muncul pada Keluarga

dengan Lansia

a. Ancaman Kesehatan

1) Risiko terjadinya cidera atau bahaya fisik

2) Risiko terjadinya kekurangan atau kelebihan nutrisi

b. Keadaan kurang sehat atau tidak sehat

1) Diabetes melitus

2) Hipertensi

3) Arthritis

4) Penyakit jantung

5) Kanker

6) Penyakit ginjal

7) Penyakit paru obstruksi menahun

8) Penyakit kulit

9) Kasus fraktus atau luka

10) Lansia dengan menarik diri atau isolasi sosial

11) Kasus depresi

12) Koping yang tidak efektif

c. Krisis

1) Lansia yang memasuki masa pensiun atau kehilangan pekerjaan

2) Kesepian karena ditinggal pasangan hidup (suami atau istri)

3) Kesepian karena anak sudah berkeluarga

(Mubarak, 2006)

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

31

C. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada

populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 2002)

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan

tekanan sistolik lebih besar / sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan

diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg. (Kodim Nasim, 2003)

Klasifikasi hipertensi :

a. Hipertensi ringan

Tekanan diastolik antara 95-104 mmHg.

b. Hipertensi sedang

Tekanan diastolik antara 105-114 mmHg

c. Hipertensi berat

Tekanan diastolik antara 115 mmHg/lebih.

Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan karena dianggap lebih

serius peningkatan sistolik. (Smith Tom, 1995)

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

32

2. Anatomi fisiologi Kardiovaskuler dan Sistem Pembuluh Darah

Sistem kardiovaskuler adalah sistem transpor tubuh yang

membawa gas-gas pernafasan, nutrisi, hormon-hormon dan zat-zat lain ke

dan dari jaringan tubuh.

Sistem kardiovaskuler dibangun oleh :

- Darah, jarngan cair kompleks yang

mengandung sel-sel khusus dalam

cairan plasma.

- Jantung, pompa ganda yang terdiri

atas empat ruang yang bekrja

memompa darah ke pembuluh-

pembuluh darah.

- Pembuluh-pembuluh darah.

- Arteri, yang membawa darah dari

jantung ke jaringan.

- Vena, yang mengembalikan darah

dari jaringan ke jantung dan

- Kapiler adalah pembuluh darah

yang sangat halus yang ada pada

seluruh jaringan tubuh kita. Kapiler

menghubungkan arteri kecil ke

vena kecil. Pertukaran gas-gas

pernafasan dan zat nutrisi di

Page 27: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

33

jaringan terjadi melewati dinding

kapiler

a. Anatomi Jantung

Jantung besarnya sekepalan tangan. Terletak di belakang

sternum dan kartilago kostae dalam mediastinum - struktur blok

diantara paru-paru. Jantung

berada di bagian tengah

diafragma, di depan esofagus.

Seluruh bagian jantung berada pada rongga perikardium, suatu

kantung fibrosa dengan membran lembab yang memungkinkan jantung

bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi.

Dinding jantung disusun oleh otot-otot jantung yang serabutnya

bercabang-cabang. Dilihat dengan mikroskop serabut-serabut ini

nampak tersusun dari sel-sel berinti yang terpisah-pisah.

Jantung memiliki empat ruang, dua atrium yang menerima

darah dari vena-vena dan dua ventrikel yang memompa darah ke

arteri-arteri. Pengaturan atrium dan ventrikel adalah rumit.

Atrium kanan berada di sepanjang batas kanan jantung dan

terbuka pada bagian kirinya ke dalam segitiga ventrikel kanan. Atrium

Page 28: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

34

ini berada pada bagian depan jantung dan memompakan darah ke atas

masuk ke arteri pulmonalis.

Atrium kiri berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena

pulmonalis masuk ke dalam setiap sudutnya. Atrium ini mengalirkan

darah ke dalam kerucut besar dan berdinding tebal ventrikel kiri.

Ventrikel kiri membentuk massa utama dari jantung dan ruangan lain

dibungkusnya. Otot-ototnya melaksanakan banyak tugas memompa

darah ke atas masuk aorta.

Dinding atrium tipis, tetapi dinding ventrikel tebal, dinding

ventrikel kiri lebih tebal dari ventrikel kanan.

1) Aliran Darah Melalui Jantung

Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang

memungkinkan darah hanya mengalir satu arah saja. Katup-katup

tersebut menutup dengan rapat untuk mencegah adanya aliran

balik, namun saat terbuka memungkinkan darah mengalir bebas ke

depan. Setiap kontraksi otot jantung dengan mudah meningkatkan

tekanan dalam ruang jantung.

Darah vena dari jaringan tubuh memasuki atrium kanan

dari vena kava superior dan inferior. Atrium kanan memompa

darah melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan dari sini darah

dipompa oleh kontraksi dinding ventrikel melewati katup

Page 29: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

35

semilunaris masuk ke arteri pulmunalis dalam perjalanannya

menuju paru-paru.

Darah teroksigenasi (kaya oksigen) dari paru-paru

memasuki atrium kiri melalui empat vena pulmonalis dan melintasi

katup mitral masuk ke ventrikel kiri dari sini dipompakan melalui

katup semilunaris masuk ke aorta yang mendistribusikan darah ke

sirkulasi sistemik.

Katup-katup jantung adalah lapisan jaringan fibrosa. Katup

trikuspidalis dan mitral – katup atrioventrikularis – harus menahan

tekanan tinggi saat terjadi kontraksi jantung. Daun-daun katupnya

dilekatkan oleh khorda tendinea ke otot papilaris di dinding

masing-masing ventrikel. Saat ventrikel berkontraksi, khorda ini

mencegah katup terbalik ke atrium.

Katup-katup semilunaris di pintu masuk ke aorta dan arteri

pulmonalis memiliki tiga helai daun katup. Katup ini tidak

memiliki tali-tali khorda yang mencegah katup-katup tersebut

membuka terbalik karena tekanan belakang dimana katup ini

diarahkan lebih sedikit daripada yang didorongkan ke katup

atrioventrikularis.

Penyakit katup yang mengakibatkan aliran balik disebut

inkompeten. Penyempitan katup yang mengakibatkan tidak

mengalirnya darah dengan bebas ke arah depan disebut stenosis.

Page 30: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

36

Penyakit katup aortik adalah salah satu penyakit katup paling

umum. Ini biasanya disebabkan oleh ateriosklerosis dan dianggap

perjalanannya sering tersembunyi pada usia senja, ini dapat

menimbulkan serangan jantung, angina dan kematian mendadak.

2) Bunyi Jantung

Aliran darah melalui jantung berjalan dengan tenang,

namun saat katup-katup jantung menutup dengan tiba-tiba

terdengar bunyi detak, serupa dengan yang terdengar bila tekanan

tinggi aliran kran tiba-tiba dimatikan.

Perbedaan bunyi-bunyi ini dapat didengar selama setiap

siklus jantung :

a) Bunyi nada rendah (‘lub’) disebabkan oleh penutupan tiba-tiba

katup atrioventrikuler saat ventrikel mulai berkontraksi pada

sistole awal. Ini adalah bunyi jantung pertama.

b) Bunyi nada tinggi (‘dup’) dihasilkan oleh menutupnya katup-

katup semilunaris saat ventrikel relaksasi. Bunyi ini disebut yi

jantung kedua.

Bunyi-bunyi ini dapat didengar dengan cara menempelkan

telinga langsung pada dinding dada atau dapat digunakan

stetoskop. Denyut jantung (kontraksi) dapat dirasakan dengan

tangan yang diletakkan di dada. Denyut jantung ini terjadi diantara

bunyi jantung pertama dan kedua.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

37

Bila katup-katup jantung rusak karena penyakit, bunyi

tambahan (murmur) akan terdengar. Sifat dan waktu murmur

penting dalam mendiagnosis penyakit jantung. Kadang-kadang

murmur terjadi pada orang muda yang sehat.

b. Pembuluh darah

Aorta dan arteri besar tidak hanya berperan membawa darah ke

jaringan, tetapi juga meratakan aliran darah, dengan mengembangkan

dindingnya pada setiap denyutan jantung dan kemudian mengerut

sewaktu diastole. Cara kerja ini mengubah aliran intermiten darah dari

jantung menjadi aliran mantap ke jaringan. Lapisan tunika media dari

pembuluh darah yang meredam tekanan ini, sebagian besar terdiri atas

jaringan elastin.

Saat arteri menjadi makin kecil maka proporsi jaringan otot di

dindingnya meningkat. Pembuluh darah dengan diameter kurang dari

0.2 mm sangat banyak jaringan ototnya, dan dikenal dengan nama

arteriol.

Arteriol-arteriol ini dindingnya tebal, dan kaya suplai saraf,

mereka ini mempunyai beberapa fungsi yang penting :

1) Berperan sebagai pengurang tekanan (seperti selang air penyiram

bunga). Karenanya, tekanan darah arteri tinggi tidak mencapai

jaringan dan merusaknya.

Page 32: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

38

2) Berperan sebagai pengatur jumlah aliran darah di suatu tempat

tertentu. Bila dibutuhkan banyak darah di tempat itu arteriol akan

melebar sehingga darah lebih banyak mengalir ke area itu.

3) Berperan mempertahankan tekanan darah. Bila segenap arteriol

berdilatasi secara serentak, maka bisa terjadi keadaan bahaya

menurunnya tekanan darah, akibat dari darah yang mengalir ke

sirkulasi perifer lebih besar jumlahnya dibanding curah jantungnya.

Namun, berkenaan dengan seluruh kerja sistem saraf simpatis

maka beberapa arteriol yang cukup tetap konstriksi untuk

mempertahankan tekanan arteri normal.

4) Arteriol-arteriol itu sendiri mempunyai aktivitas siklis, membuka

dan menutup lagi setiap beberapa menit. Mekanisme ini menjamin

pertukaran cairan jaringan tetap konstan.

a) Kapiler-Kapiler

Kapiler adalah satu-satunya pembuluh darah yang

melakukan fungsi pertukaran nutrisi / produk sisa. Kapiler

membentuk anyaman yang rapat dan ada pada setiap jaringan

tubuh yang hidup (kecuali di tulang rawan dan jaringan

transparan mata).

Kapiler tebalnya hanya selapis sel. Ukurannya hanya

cukup untuk dilewati sel darah merah satu per satu (diameter 5-

10 µm). Sel-sel gepeng yang membentuk dinding kapiler

disebut endotel.

Page 33: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

39

Air, elektrolit dan molekul-molekul sederhana dapat

keluar masuk dengan mudah melalui dinding kapiler. Namun

protein-protein plasma ukurannya terlalu besar untuk bisa

melewati endotel. Protein ini tetap berada di dalam darah dan

berpengaruh menimbulkan tekanan osmotik.

Di arteriol yaitu ujung kapiler, tekanan darah lebih

besar daripada tekanan osmotik protein plasma dan cairan

difiltrasi keluar jaringan ke jaringan sekitarnya dengan

membawa oksigen dan zat nutrisi.

Di ujung vena kapiler tekanan darah telah turun pada

tingkat lebih rendah daripada tekanan osmotik protein plasma

dan cairan ditarik kembali yang membawa produk sisa dari

jaringan.

b) Vena-Vena

Sama seperti arteri, vena juga memiliki tiga lapisan

pada dindingnya. Hanya saja lebih tipis serta lebih mudah

diregangkan. Vena mempunyai otot polos pada dindingnya

yang berada di bawah kontrol saraf autonomik.

Diameter vena lebih dari 1 mm yang mempunyai katup-

katup di dindingnya yang mengarahkan aliran darah menuju

jantung. Di anggota badan terdapat dua susunan vena, yaitu

vena dalam dan vena superfisial.

Page 34: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

40

Vena-vena dalam sering dibungkus arteri-arteri. Darah

dalam vena ini, telah didinginkan selama lintasannya melalui

anggota badan, cenderung mengabsorpasi panas dari arah arteri

dan membawanya kembali ke tubuh. Hal ini mempunyai efek

menurunkan kehilangan panas dalam kondisi dingin.

Vena superfisial (yang sangat terlihat pada lengan

orang kurus) tidak didampingi oleh arteri. Panas telah hilang

dari vena ini. Aliran balik darah vena melalui vena superfisial

ditingkatkan selama kondisi panas, jadi meningkatkan

kehilangan panas dari tubuh.

Vena-vena menampung sebagian besar darah tubuh.

Vena besar mampu mengubah kapasitasnya dengan

memperlambat penurunan diameternya. Kerja ini dapat

mengkompensasi perubahan sedang dalam volume tubuh lebih

dari periode satu jam, sebagai contoh setelah kehilangan darah

sedang.

c) Aliran Balik Vena

Tekanan darah dalam atrium kanan jantung harus selalu

positif sehingga darah selalu mengalir ke jantung. Ada

beberapa faktor penentu yang memastikan agar darah vena

senantiasa mengalir kembali ke jantung.

− Pompa Otot

Page 35: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

41

Kontraksi otot-otot, utamanya yang berada di kaki, akan

memeras vena-vena diantara otot tersebut dan memaksa

darah melewati katup-katup menuju jantung. Mekanisme

ini merupakan kerja sirkulasi selama latihan.

− Pompa Pernafasan

Tekanan negatif intratorakal, yang meningkat selama

inspirasi berkenaan dengan tarikan elastis dari

pengembangan paru, cenderung menghisap darah ke atas

masuk torak.

− Pompa Jantung

Ada tekanan tertentu dipindahkan melalui kapiler-kapiler

dari arteri.

− Denyut arteri cenderung memeras vena yang ada

disepanjang vena.

Aliran balik vena yang efektif sangat penting karena

jantung hanya dapat mensirkulasi darah yang diterimanya. Bila

aliran balik vena kurang, sebagai contoh setelah berdiri lama

sehingga darah terkumpul di pembuluh kaki, kemudian

kekurangan dalam volume darah yang kembali ke jantung

dapat menyebabkan penurunan curah jantung yang cukup

untuk mempengaruhi aliran darah ke otak dan menyebabkan

pingsan.

Page 36: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

42

D. Etiologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu : (Lany Gunawan, 2001)

1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu disebabkan oleh penyakit lain hipertensi

primer terdapat lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10%

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi

primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering

menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin

(laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam

lebih banyak dari kulit putih).

Page 37: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

43

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30gr),

kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain

misalnya merokok, minum alkohol dan minum obat-obatan.

E. Patofisiologi

Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi

sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan

aktifitas simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali normal

sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan oleh reflek

autoregulasi. Yang dimaksud dengan reflek autoregulasi ialah mekanisme

tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal. Oleh

karena curah jantung yang meningkat terjadi konstriksi sfingter

prekapiler yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian

tahanan perifer.

Peningkatan kebutuhan oksigen pada miokardium terjadi akibat

hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung sehingga

akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar

separuh kematian akibat hipertensi disebabkan oleh infark miokardium

atau gagal jantung.

Page 38: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

44

Kerusakan pembuluh darah akibat hipertensi terlihat jelas di seluruh

pembuluh darah perifer. Perubahan pembuluh darah retina yang mudah

diketahui melalui pemeriksaan oftalmoskopik, sangat berguna untuk

menilai perkembangan penyakit dan respons terhadap terapi yang

dilakukan. Aterosklerosis yang dipercepat dan nekrosis medial aorta

merupakan faktor predisposisi terbentuknya aneurisma dan diseksi.

Perubahan struktur dalam arteri – arteri kecil dan arteriola menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah progesif. Sklerosis progresif pembuluh

darah ginjal mengakibatkan disfungsi dan gagal ginjal yang juga dapat

menimbulkan kematian.

( Price, Sylvia A : 2005)

F. Manifestasi klinik

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan

gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan

kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ

yang di vaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri

koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi.

Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja

ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang

meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan

beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada

ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada

malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan

Page 39: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

45

kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke

atau serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai paralysis

sementara pada sisi (hemiplegi) atau gangguan ketajaman penglihatan.

Tetapi kadang menimbulkan gejala seperti nyeri kepala, epistaksis,

pusing, gemetar, sering marah-marah, tekanan darah lebih dari 149/90

mmHg. (Smeltzer : 2001)

G. Penatalaksanaan

1. Terapi Norfamakologis

Terapi norfarmakologi harus selalu digunakan pada pasien dengan

hipertensi perbatasan dan tanpa kerusakan organ akhir, terutama pada

orang yang kegemukan (obese). Terapi nonfarmakologi mencakup

penurunan berat badan, pembatasan garam, latihan isotonok dan

mengubah pola hidup misalnya asupan lemak, menghentikan

kebiasaan merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol sampai kurang

dari 2 gelas bir per hari.

2. Terapi Antihipertensi

Tujuan terapi antihipertensi adalah mencegah komplikasi hipertensi

dengan efek samping sekecil mungkin. Obat yang ideal adalah obat

yang tidak mengganggu gaya hidup/menyebabkan simptomatologi

yang bermakna tetapi dapat mempertahankan tekanan arteri

terkendali. Penurunan tekanan arteri jelas mengurangi risiko

Page 40: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

46

morbiditas dan mortalitas akibat stroke, gagal jantung, meskipun

terapi terhadap hipertensi ringan dengan obat belum memperlihatkan

banyak harapan dalam mengurangi risiko penyakit koroner.

Sebenarnya, obat-obatan seperti diuretika tiazid dan penghambat

adrenoreseptorbeta yang tidak mempunyai aktifitas simptomimetik

intrinsik biasanya meningkatan rasio kolesterol total terhadap HDL

dalam plasma dan trigliserida dan karenanya dapat memburuk faktor-

faktor yang ikut mengembangkan penyakit aterosklerosis penghambat

enzim pengubah (converting enzim) akan menurunkan resistensi

insulin, suatu faktor utama pada penderita diabetes yang tidak

bergantung insulin dan juga diduga terlibat dalam perkembangan

penyakit aterosklerosis. (Stein, Jay : 1999).

H. Komplikasi

Berdasarkan pada data pengkajian, komplikasi potensial yang

mungkin terjadi mencakup :

1. Perdarahan retina

2. Gagal jantung kongestif

3. Insufisiensi ginjal

4. Cedera serebrovaskuler (CVA : Cerebrovaskular Accident) atau stroke

(Doenges, Marlynn E : 1999)

Page 41: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

47

I. Konsep asuhan keperawatan keluarga

Pengkajian menurut friedman,1998 yang mendukung nasalah utama

hipertensi meliputi:

1. Data Identitas

a. Umur

Resiko hipertensi umumnya terjadi pada pria diatas usia 40 th,

sedangkan pada wanita terjadisetelah umur 45 th (setelah

menopause).

b. Jenis kelamin

Pria lebih beresiko untuk menderita hipertensi dibandingkan

dengan wanita, karena factor pria lebih banyak pengaruhnya

seperti stress, merokok, kebiasaan kerja berat makan tidak

terkontrol.

c. Pekerjaan

Pekerjaan seperti kuli bangunan, sopir, kuli panggul dan

sebagainya lebih beresiko untuk menderita hipertensi.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif dan

psikomotorik dalam pengelolaan penderita hipertensi karena mereka

tidak mengenal tentang hipertensi dan akibatnya serta pentingnya

fasilitas kesehatan.

Page 42: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

48

3. Hubungan (Genogram)

Hipertensi sangat dipengaruhi factor genetik yaitu agen kembar

monozigot pembawa sifat dominan pada hipertensi.

4. Latar belakang budaya

Kebiasaan yang mendukung adanya hipertensi adalah kebiasaan

merokok, kurang olahraga, gemar mengkonsumsi makanan kaleng, see

food, fast food, makanan yang mendukung garam tinggi.

5. Status sosial ekonomi

Hipertensi sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status sosial

ekonomi yang menengah ke atas. Karena mereka senang

mengkonsumsi makanan hasil olahan teknologi dengan bahan

pengawet dan pengasinan.

Hipertensi juga mudah terjadi pada keluarga dengan kondisi

ekonomi menengah kebawah, karena mereka jarang mengambil

keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan alas an

biaya.

d. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Riwayat keluarga dimulai dari konsepsi, kehamilan, kelahiran,

sampai saat ini termasuk dalam Riwayat perkembangan dan

kejadian – kejadian dan pengalaman – pengalaman kesehatan yang

unik yang berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam

Page 43: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

49

kehidupan keluarga dapat memicu tingkat perkembangan

seseorang (Friedman, 1999) Kondisi ini dapat mempengaruhi

penyakit yang sedang diderita oleh salah satu anggota keluarga.

e. Data lingkungan

1) Karakteristik rumah dan lingkungan

Lingkungan rumah yang lembab, sinar matahari yang kurang

dapat menyebabkan keadaan kurang sehat. Keadaan rumah

meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, luas rumah

dibandingkan jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi

terjadinya penyebaran penyakit. Adanya sanitasi lingkungan

yang baik meminimalakan terjadinya penyebaran penyakit

terhadap anggota keluarga yang lain.

2) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Hubungan baik, hubungan timbale balik yang saling

menguntungkan antar warga sekitar dapat mempengaruhi

kehidupan keluarga dan peran anggota keluarga dalam

persepsi kesehatan anggota keluarga.

( Sudiharto, 2007).

f. Fungsi Keluarga (Friedman, 1999)

1) Fungsi Afektif

Bagaimana keluarga merasakan hal – hal yang dibutuhkan oleh

individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang

Page 44: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

50

memperhatikan keluarga yang menderita Hipertensi akan

menimbulkan komplikasi lebih lanjut

2) Fungsi Sosialisasi

Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota

keluarga yang menderita Hipertensi untuk berinteraksi dengan

lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan

masalah Hipertensi:

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah pada

Hipertensi salah satu factor penyebabnya adalah karena

kurang pengetahuan tentang Hipertensi . Apabila keluarga

tidak mampu mengenal masalah hipertensi, penyakit

tersebut akan mengakibatkan komplikasi.

b) Mengambil keputusan bagi anggota keluarga yang sakit

Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan

yang tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena

tidak memahami tentang sifat, berat, dan luasnya masalah

dihadapi dan masalah tidak begitu menonjol. Penyakit

Hipertensi yang penanganan akan mengakibatkan

komplikasi.

Page 45: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

51

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Ketidakmampuan ini disebabkan karena tidak mengetahui

keadaan penyakit, misalnya keluarga tidak mengetahui

tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan

pengelolaan pada hipertensi.

d) Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan

yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

Ketidakmampuan ini disebabkan karena sumber – sumber

dalam keluarga tidak mencukupi, diantaranya adalah biaya.

e) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas

Kesehatan

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai

masalah hipertensi. Agar penderita dapat memerikasakan

kesehatannya secara rutin dan sebagai tempat jika ada keluhan.

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan

dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi

status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga dalam

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan keluarga. Adapun tugas kesehatan keluarga (

Page 46: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

52

Friedman, 1999) adalah mengenal masalah kesehatan, membuat

keputusan tindakan kesehatan yang tepat, member perawatan pada

anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau menciptakan

suasana rumah yang sehat dan mempertahankan hubungan dengan

menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

g. Koping keluarga

Apabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota keluarga,

sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi

stress pada anggota keluarga yang menderita hipertensi, karena

salah satu cara mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit

yang teratur, dan mengurangi stress.

h. Pemeriksaan fsik ( Isselbacher, 1999)

kepala : Nyeri kepala.

Mata : Papil oedema, diplopia

Hidung : Epistaksis

Leher : Distensi vena jugularis

Dada : Sesak nafas

Abdomen : Asites

Ekstremitas : Diaphoresis, edema, sianosis, capillary refill

lambat.

Page 47: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

53

i. Pemeriksaan Diagnostik

1) Hemoglobin atau hematokrit : Bukan diagnostik tetapi

mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor – faktor risiko

seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

2) BUN/kreatinin : Memberikan informasi tentang perfusi atau

fungsi ginjal. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes mellitus

adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan

kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

3) Kalium serum : Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya

aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi

diuretik.

4) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat

meningkatkan hipertensi.

5) Kolesterol dan trigliserida serum : Peningkatan kadar dapat

mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak

ateromatosa (efek kardiovaskuler).

6) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan

vasokonstriksi dan hipertensi.

7) Kadar aldosteron urin / serum : Untuk mengkaji

aldosteronisme primer (penyebab).

8) Urinalisa : Darah, protein, glikosa mengisyaratkan disfungsi

ginjal dan/atau adanya diabetes.

Page 48: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

54

9) VMA urin (metabolit katekolamin) : Kenaikan dapat

mengindikasikan adanya feokromositoma (penyebab); VMA

urin 24.

10) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai

faktor risiko terjadinya hipertensi.

11) IVP : Dapat mengindentifikasi penyebab hipertensi, seperti :

penyakit parenkim ginjal, batu ginjal/ureter.

12) Foto dada : Dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada

area katup; deposit pada dan / atau takik aorta; perbesaran

jantung.

13) EKG : Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,

gangguan konduksi, catatan : Luas, peninggian gelombang

adalah salah satu tanda dini penyakit hipertensi.

Page 49: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

55

J. PATWAY

Asupan garam berlebihan

Genetic

Stress

Penyakit ginjal

Kelainan hormone

Penyakit metabolic

Hipertensi

Kerusakan faskuler pembuluh parifer

Perubahan struktur dalam arteri kecil dan arterior

Penyumbatan pembuluh / vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi Resiko kerusakan

perfusi jaringan

Otak Mata Ginjal Jantung Ekstremitas

Peningkatan tingkat

vaskuler selebral

Kerusakan

endotel

Kerusakan pada

pembuluh eteren dan

penebalan enternal

arteri

Penurunan

suplai darah

Kontraksi otot

jantung

Kontraksi otot

jantung

Kordiomegali

Gagal jantung

Intoleransi

aktivitas Nekrosis kapiler

glomerulurus protein

urine hematoma

Gagal ginjal akut

komplikasi

Robekan

obeterasi

retina

Pendarahan

rentina gangguan

penglihatan

Resiko injuri

jatuh

Nyeri akut

Sakit kepala

1. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

2. Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan dan tindakan yang tepat

3. Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4. Ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah hipertensi

5. Ketidak mampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk memelihara kesehatan

Saifullah noer, 2004.

Page 50: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

56

K. Fokus Intervensi

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

2. Gangguan rasa nyaman nyeri

a. Prevensi primer

1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga

tentang keluhan nyeri kepala sebagai salah satu gejala

hipertensi serta cara mengatasinya.

2) Anjurkan kepada klien untuk membatasi aktivitas yang berat.

3) Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang teknik relaksasi

dalam manajemen stress.

b. Prevensi sekunder

1) Pertahankan tirah baring selama fase akut

2) Berikan tindakan untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya

kompres dingi pada dahi, pijat punggung dan leher

3) Ciptakan lingkungan yang nyaman

c. Prevensi tersier

1) Berikan analgetik sesuai indikasi

2) Pertahankan hal-hal yang bisa mengurangi nyeri

3) Kolaborasi atau rujuk ke pelayanan kesehatan

3. Gangguan perfusi jaringan serebral

a. Prevensi primer

1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang pengertian,

tanda gejala gangguan perfusi jaringan

Page 51: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

57

2) Beritahu klien untuk mengendalikan atau memodifikasi faktor

resiko misalnya: membatasi merokok, mengatur pola diit

b. Prevensi sekunder

1) Medeteksi secara dini adanya gangguan perfusi jaringan

2) Motivasi klien untuk minum obat secara teratur

3) Monitor pola diit

4) Lakukan pemantauan tekanan darah tinggi

c. Prevensi tersier

1) Rujuk atau konsultasikan ke ahli gizi

2) Rujuk ke pelayanan kesehatan

3) Motivasi klien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam

regimen pengobatan

4. Intoleransi aktifitas

a. Prevensi primer

1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga

tentang gangguan aktivitas yang sering kali terjadi

2) Motivasi klien untuk berolahraga secara teratur

3) Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang gerakan ROM

b. Prevensi sekunder

1) Monitor respon pasien terhadap aktivitas : perhatikan

peningkatan tekanan darah tinggi

2) Anjurkan kepada pasien untuk istirahat secara teratur

Page 52: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · 7 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga

58

3) Motivasi klien atau keluarga untuk melakukan gerakan ROM

seperti yang telah diajarkan

c. Prevensi tersier

1) Pertahankan untuk melakukan gerakan ROM

2) Beri dorongan kepada kepada klien untuk melakukan aktivitas

mandiri secara tahap sesuai toleransi

3) Rujuk keperluan kesehatan jika ada keluhan yang memberat

5. Resiko injuri

a. Prevensi primer

1) Orientasikan klien terhadap lingkungan

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang resiko injuri

3) Jangan letakkan alat-alat yang membahayakan didekat klien

4) Anjurkan kepada klien untuk selalu menjaga penerangan

dirumah

b. Prevensi sekunder

1) Ingatkan klien untuk menggunakan kaca mata

2) Pertahankan dan motivasi keluarga untuk menciptakan

lingkungan yang nyaman dan tenang

3) Bantu klien untuk bangun dari tempat tidur

c. Prevensi tersier

1) Pertahankan lingkungan yang nyaman

2) Rujuk ke pelayanan kesehatan jika terjafi injuri misalnya:

jatuh dari tempat tidur, kamar mandi