bab ii kominusi lebih new

33
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB II PREPARASI 2.1. KOMINUSI 2.1.1. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum kali ini, adalah : a. Mengetahui mekanisme peremukan dan cara kerja alat b. Menentukan ukuran butir hasil keluaran c. Menentukan produktifitas dan recovery alat 2.1.2. Dasar Teori Preparasi adalah tahapan awal dari pengolahan bahan galian sebelum menuju ke tahapan konsentrasi. Pada preparasi terdapat 2 tahapan lagi yaitu kominusi dan sizing. Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir agar menjadi lebih kecil dan dapat digunakan dalam proses selanjutnya (Sukandarrumidi. 2009). Kominusi merupakan tahapan awal dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk membebaskan atau meliberasi mineral berharga dari material pengotornya, menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya, dan memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. Kominusi juga memiliki istilah umum yang sering digunakan untuk operasi penghancuran, Kelompok IX H1C112225

Upload: ayuniislamiaty22

Post on 10-Apr-2016

57 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

ger g

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IIPREPARASI

2.1. KOMINUSI2.1.1. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini, adalah :

a. Mengetahui mekanisme peremukan dan cara kerja alat

b. Menentukan ukuran butir hasil keluaran

c. Menentukan produktifitas dan recovery alat

2.1.2. Dasar TeoriPreparasi adalah tahapan awal dari pengolahan bahan galian

sebelum menuju ke tahapan konsentrasi. Pada preparasi terdapat 2

tahapan lagi yaitu kominusi dan sizing. Kominusi merupakan proses

mereduksi ukuran butir agar menjadi lebih kecil dan dapat digunakan

dalam proses selanjutnya (Sukandarrumidi. 2009).

Kominusi merupakan tahapan awal dalam proses pengolahan

bahan galian yang bertujuan untuk membebaskan atau meliberasi

mineral berharga dari material pengotornya, menghasilkan ukuran dan

bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses

berikutnya, dan memperluas permukaan partikel agar dapat

mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.

Kominusi juga memiliki istilah umum yang sering digunakan untuk

operasi penghancuran, contohnya adalah mesin pemecah (crusher)

atau mesin penggiling (grinder).

Adapun syarat dari pemecahan atau penggilingan yang ideal

yaitu :

a. Memiliki kapasitas besar

b. Memerlukan masukan daya kecil persatuan hasil

c. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu dengan distribusi

ukuran tertentu sesuai yang dikehendaki

Kelompok IXH1C112225

Page 2: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tujuan dari dilakukannya proses kominusi adalah sebagai

berikut :

a. Membebaskan satu atau lebih mineral berharga dari mineral yang

tidak berharga dengan cara derajat liberasi.

b. Menghasilkan ukuran partikel yang sesuai dengan ukuran yang

dikehendakai pada proses berikutnya.

c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak

dengan zat lain.

Proses kominusi suatu material dapat dikendalikan oleh

beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

a. Karakteristik dari sifat mineral, terdiri dari :

1) Struktur

2) Kekerasan

3) Tingkat homoginitas dari bijih, misal bijih yang brittle, fibrous

lebih mudah pecah dibandingkan dengan yang kompak

4) Kandungan air, dimana bijih yang mempunyai kandungan air

yang tinggi akan mudah lengket pada alat

b. Rasio Pengecilan

Adalah suatu proses pengecilan ukuran atau suatu

perbandingan antara umpan yang masuk dalam crusher dengan

ukuran hasil produksi (ukuran yang keluar).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kominusi :

1) Ukuran bijih

2) Keadaan bijih

3) Ketersediaan air

4) Proses berikutnya, wet or dry

5) Korosi dan lining

6) Reaksi antara material dengan air

c. Penghancuran

Adalah dimana mineral sudah dibedakan dikarenakan

proses penghancuran material telah mencapai ukuran yang

maksimal yang dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan galian

itu sendiri.

Kelompok IXH1C112225

Page 3: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Penghancuran atau penggerusan merupakan proses

lanjutan pengecilan ukuran yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi

ukuran yang lebih halus lagi.

Perlunya untuk melakukan pengecilan ukuran (size reduction)

suatu mineral tergantung pada berbagai kebutuhan, tujuan utamanya

adalah :

a. Meliberalisasikan suatu kandungan tertentu dari pengotornya,

misalnya bijih dari batuannya.

b. Memperoleh permukaan yang lebih luas agar penggunaanya lebih

baik, seperti pada penggunaan serbuk batubara.

c. Menghasilkan material yang bentuknya sesuai tujuan

penggunaannya, misalnya untuk semen, pupuk, dan pewarna cat.

Berdasarkan cara kerjanya, crusher dibedakan menjadi :

a. Crusher yang memecahkan batuan dengan cara memberikan

tekanan pada batuan. Contohnya : Jaw (Rahang) Crusher,

Gyratory atau Cone (Kerucut) Crusher, dan Rollel Crusher

b. Crusher yang memecahkan batuan dengan cara tumbukan dengan

kecepatan yang tinggi. Contohnya : Impact Crusher

Kominusi dapat dilakukan dalam tiga tahapan, diantaranya

sebagai berikut :

a. Primary Crushing

Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana

umpan berupa bongkah-bongkah besar yang berukuran + 84 x 60

inchi dan produk berukuran 4 inchi. Alat yang dipergunakan untuk

primary crushing antara lain :

1) Jaw Crusher

Jaw Crusher adalah jenis crusher yang paling banyak

digunakan untuk crusher primer, dimana sistem kerjanya

menghimpit material hingga hancur, dengan bentuk yang mirip

rahang atas dan rahang bawah dari seekor binatang. Untuk

melakukan peremukan, batuan yang mengandung mineral

dijepit diantara dua buah rahang yang terdiri dari yang satu

dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya tidak dapat

bergerak (fixed jaw), lalu dihancurkan dengan gaya tekan

remuk. Gaya penghancur atau pemecah dari alat jaw crusher

Kelompok IXH1C112225

Page 4: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

adalah sebagai hasil tekanan terhadap batuan oleh swing jaw

kepada fixed jaw (Anonim, 2015).

*Sumber : http://www.directindustry.com, 2015

Gambar 2.1.1 Jaw crusher

Pecahnya batuan dari jaw crusher karena adanya daya

tahan batuan lebih kecil daripada gaya yang menekan, nip angle,

dan resultan gaya yang arahnya ke bawah. Gaya-gaya yang

bekerja pada jaw crusher yaitu gaya tekan (aksi), gaya gesek,

tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultan gaya akhir

arahnya harus ke bawah, yang berarti material dapat

dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka material

hanya meloncat-loncat ke atas.

Faktor – faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw crusher :

a) Lebar lubang pengeluaran

b) Variasi dari throw

c) Kecepatan

d) Ukuran umpan

e) Reduction ratio (RR)

f) Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan

berat jenis umpan.

Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran

umpan dengan ukuran produk. Reduction ratio yang baik untuk

ukuran primary crushing adalah 4 – 7.

Pada jaw crusher mempunyai dua jenis jaw, yang satu

dapat digerakkan (swing jaw) dan lainnya tidak dapat digerakkan

Kelompok IXH1C112225

Page 5: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

atau diam (fixed jaw) berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi

dalam dua macam :

a) Blake Jaw Crusher

Blake Jaw Crusher merupakan crusher dengan poros di atas.

*Sumber : http://smkntualang.blogspot.co.id, 2015

Gambar 2.1.2Mekanisme Blake Jaw Cruser

b) Dodge Jaw Crusher

Dodge Jaw Crusher merupakan crusher dengan poros di

bawah.

*Sumber : http://smkntualang.blogspot.co.id, 2015

Gambar 2.1.3Dodge jaw crusher

(Anonim, 2015)

Perbandingan Blake Jaw Crusher dengan Dodge Jaw

Crusher, yaitu:

Kelompok IXH1C112225

Page 6: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a) Ukuran produk pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan

dengan Dodge Jaw yang relatif seragam

b) Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang

terbesar mengenai partikel yang terkecil

c) Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang

terbesar mengenai partikel yang terbesar sehingga gaya

mekanis dari dodge Jaw lebih besar dibandingkan dengan

blake jaw.

d) Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada

ukuran yang sama

e) Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan

Pada Jaw Crusher terdapat beberapa istilah yaitu, antara

lain :

a) Setting Block

Merupakan bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar

lubang ukuran sesuai dengan yang dikehendaki. Bila setting

block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan swing

jaw menjadi lebih dekat, dan sebaliknya.

b) Toggle

Merupakan bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk

mengubah gerakan naik turun menjadi maju mundur.

c) Pitman

Berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur

menjadi gerakan naik turun.

d) Swing Jaw

Merupakan bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak

akibat gerakan atau dorongan toggle.

e) Fixed Jaw

Merupakan bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak atau

diam.

f) Mouth

Merupakan bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai

lubang penerimaan umpan.

Kelompok IXH1C112225

Page 7: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g) Throat

Merupakan bagian paling bawah yang berfungsi sebagai

lubang pengeluaran.

h) Gate

Merupakan jarak mendatar pada mouth.

i) Set

Merupakan jarak mendatar pada throat.

j) Closed Setting

Merupakan jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada

saat swing jaw ekstrim ke depan.

k) Open Setting

Merupakan jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada

saat swing jaw ekstrim ke belakang.

l) Throw

Merupakan selisih jarak pelemparan antara open setting

dengan close setting.

m) Nip Angle

Merupakan sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang

dibuat melalui titik singgung antara jaw dengan batuan.

*Sumber : http://ardra.biz/mineral/pengolahan-mineral, 2015

Gambar 2.1.4 Jaw diagram

Rumus-rumus yang dipergunakan untuk menghitung

efisiensi serta produktivitas dari jaw crusher antara lain :

Kelompok IXH1C112225

Page 8: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

tWakhirP ................................................……..(2.1.1)

%100xWawalWakhirR

.......................................………......(2.1.2)

Dimana :

P = Produktivitas (Ton / Jam)

W = Berat (Ton)

T = Waktu (Jam)

R = Recovery (%)

Reduction ratio merupakan perbandingan antara ukuran

umpan dan ukuran produk. Terdapat empat macam reduction

ratio, yaitu :

a) Limiting reduction ratio (LRR)

Perbandingan antara tebal atau lebar umpan dengan tebal

atau lebar produk.

...... ………............................................. (2.1.3)

Dimana :

tF = tebal umpan

wF = lebar umpan

tP = tebal produk

wP = lebar produk

b) Working reduction ratio (WRR)

Perbandingan antara tebal partikel umpan (tF) yang terbesar

dengan efektif set (Se) dari crusher.

….................................................... (2.1.4)

c) Apperent reduction ratio (ARR)

Perbandingan antara efektif gape (G) dengan efektif set (So).

Kelompok IXH1C112225

Page 9: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

…..................................................... (2.1.5)

d) Reduction ratio 80 (R80)

Perbandingan antara lubang ayakan umpan dengan lubang

ayakan produk pada kumulatif 80 %.

(Sukamto, 2001)

Kapasitas jaw crusher dipengaruhi oleh :

a) Gravitasi

b) Kekerasan mineral

c) Keliatan mineral

d) Kandungan air atau kelembaban

Menurut Taggart, kapasitas jaw crusher dinyatakan dalam

suatu rumus empiris :

............................................................. (2.1.6)

Dimana :

T = kapasitas, ton/jam

L = panjang dari lubang penerimaan

S = lebar dari lubang pengeluaran

2) Gyratory Crusher

Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar

jika dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan dari gyratory

crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses

penghancuran berjalan terus menerus tanpa selang waktu.

Berbeda dengan jaw crusher yang proses

penghancurannya tidak berlanjut, yaitu pada waktu swing jaw

bergerak ke belakang sehingga ada material-material yang tidak

mengalami penggerusan.

Kelompok IXH1C112225

T = 0,6 LS

Page 10: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber : http://ardra.biz/sain-teknologi, 2015

Gambar. 2.1.5 Gyratory crusher

Macam-macam gyratory crusher, antara lain :

a) Suspended Spindel Gyratory Crusher

b) Parallel Pinch Crusher

Perbedaan antara gyratory dan jaw crusher, adalah :

a) Pemasukan umpan, jaw crusher pemasukannya tidak

kontinyu sedangkan gyratory kontinyu

b) Gyratory alatnya lebih besar dan bagian-bagiannya tidak

mudah dilepas

c) Kapasitas gyratory lebih besar dari jaw crusher, karena

pemasukan umpan dapat kontinyu dan penghancurannya

merata

d) Pemecahan pada jaw lebih banyak tekanan, tetapi pada

gyratory crusher gaya geseknya lebih besar walaupun ada

gaya tekannya. Pada gyratory kalau berputarnya cepat,

produk yang dihasilkan relatif kecil.

3) Impact Crusher

Impact crusher merupakan alat pemecah batuan yang

menggunakan cara tumbukan dengan kecepatan yang tinggi

untuk menghancurkan material. Digunakan untuk material

berukurah panjang 500 mm, dengan tekanan anti 350 MPa

kekuatan.

Kelompok IXH1C112225

Page 11: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Keuntungan dari impact crusher yaitu struktur sederhana,

non sambungan kunci, menyederhanakan proses penghancuran,

tinggi efisiensi dan konservasi energi.

*Sumber : http://www.nusamachinery.com, 2015

Gambar 2.1.6 Impact Crusher

b. Secondary Crushing

Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary

crushing, dimana umpan berukuran lebih kecil dari 6 inchi.

Beberapa alat untuk secondary crushing antara lain :

1) Jaw Crusher (kecil)

Jaw crusher adalah alat yang digunakan untuk

penghancur atau pemecah material hingga hancur. Bedanya alat

yang digunakan pada primary crushing dengan secondary

crushing terletak di ukuran bukaan dan kapasitasnya.

*Sumber : http://www.metso.com, 2015

Gambar 2.1.7 Jaw Crusher (Kecil)

Kelompok IXH1C112225

Page 12: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2) Cone Crusher,

Cone Crusher merupakan secondary crusher yang

penggunaannya lebih ekonomis. Cone crusher hampir sama

dengan jaw crusher, perbedaannya terletak pada :

a) Crushing surface terluar bekerja sedemikian rupa sehingga

luas lubang pengeluaran dapat bertambah.

b) Crushing surface terluar bagian atasnya dapat diangkat

sehingga material yang tidak dapat dihancurkan dapat

dikeluarkan.

(Anonim, 2015)

*Sumber : http://www.metso.com, 2015

Gambar 2.1.8 Cone crusher

Macam-macam cone crusher, antara lain :

a) Symon Cone Crusher

Alat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) Standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang

berukuran kasar.

2) Short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan

berukuran halus.

b) Telsmith Gyrasphere Crusher

Crushing head dari alat ini berbentuk bulat (sphere) yang

terbuat dari baja dengan cutter shell bergerak naik turun.

Dalam cone crusher crushing head adalah rata dan

perbandingan antara tinggi dengan diameternya 1 : 3.

Kelompok IXH1C112225

Page 13: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Prinsip kerja cone crusher terdiri dari frame, perangkat

transmisi, poros eksentrik berongga, mangkuk berbentuk

bantalan, menghancurkan kerucut, mata air dan stasiun tekanan

hidrolik untuk menyesuaikan membuka debit. Selama operasi,

motor drive shell poros eksentrik untuk berbalik melalui poros

horizontal dan sepasang gigi bevel. Poros menghancurkan

ayunan kerucut dengan kekuatan poros eksentrik shell sehingga

permukaan menghancurkan dinding dekat ke dinding mortir

berguling dari waktu ke waktu. Dengan cara ini, bijih besi dan

batu akan ditekan dan bengkok dan hancur.

3) Hammer Mill

Hammer mill adalah alat proses penghancuran material

menggunakan shearing stress (kurang dari 1 inchi).

*Sumber : http://tgkboy.blogspot.com, 2015

Gambar 2.1.9 Hammer Mill

4) Impact Crusher

Impact crusher merupakan alat pemecah batuan yang

menggunakan cara tumbukan dengan kecepatan yang tinggi

untuk menghancurkan material.

Digunakan untuk material berukurah panjang 500 mm,

dengan tekanan anti 350 MPa kekuatan. Selama proses operasi,

rotor dalam kecepatan tinggi, material akan ditimpa oleh hammer

monitor akan hancur dan kemudian akan dibuang melalui lubang

pembangunan.

Kelompok IXH1C112225

Page 14: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Keuntungan dari impact crusher yaitu struktur sederhana,

non sambungan kunci, menyederhanakan proses penghancuran,

tinggi efisiensi dan konservasi energi.

*Sumber : http://www.alibaba.com, 2015

Gambar 2.1.10 Impact Crusher

Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi

dengan ayakan. Impactor merupakan mesin pemecah primer

untuk batuan dan biji, dengan kemampuan mengolah sampai

600 ton/jam. Partikel yang dihasilkan hampir seragam

menyerupai kubus. Pada impactor hanya terjadi aksi pukulan.

*Sumber : http://www.breakday.com, 2015

Gambar 2.1.11Mekanisme Impact Crusher

Kelompok IXH1C112225

Page 15: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c. Fine Crushing

Fine Crushing merupakan proses kelanjutan dari primary

crushing dan secondary crushing. Merupakan tahap penghalusan

bijih,produk yang dihasilkan bisa mencapai + 325mesh. Beberapa

alat untuk fine crushing antara lain :

1) Ball Mill

Ball mill adalah peralatan untuk menggerinda material

yang telah hancur dan ball mill secara luas digunakan untuk

produksi pembuatan powder (bubuk) termasuk semen, silikat,

tipe baru material bangunan, refactory material pupuk, ore

dressing, gelas keramik, dll. .

Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan

diameter sama dengan panjangnya, yang dilapisi dengan suatu

plat. Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi dengan bola baja.

*Sumber:http://www.tradevv.com, 2015

Gambar 2.1.12 Ball Mill

Ball mill adalah perangkat berputar horisontal

ditularkan oleh peralatan luar. Cara kerjanya yaitu dengan

diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-

bola baja. Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang

ball mill. Bahan-bahan yang ditransfer ke ruang menggiling

melalui pena poros seragam. Ada tangga yang terletak di

kapal liner dan riak dan spesifikasi yang berbeda dari bola

baja di ruangan. Gaya sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi

dari barel membawa bola baja ke ketinggian tertentu dan

Kelompok IXH1C112225

Page 16: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dampak dan menggiling bahan. Bahan dasar yang dibuang

melalui papan pemakaian sehingga proses penggilingan

selesai.

2) Raymond Grinder

Raymond grinder umumnya digunakan untuk

menggerinda non-inflammable dan non-explosive material

dengan skala kekerasan Mohs dibawah 7. Moisture content

dibawah 6 % seperti barite, kalsit, potassium feldspar, talk,

marble, batugamping, keramik, glass dan lain-lain.

*Sumber: http://www.chinapulveriz.com, 2015

Gambar 2.1.13 Raymond Grinder

Kelompok IXH1C112225

Page 17: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.1.3. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1) Crusher tipe jaw crusher, berfungsi adalah untuk

menghancurkan atau mereduksi ukuran material

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.14Jaw crusher

2) Sekop, berfungsi adalah untuk memindahkan material dari satu

tempat ke tempat lain.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.15Sekop

Kelompok IXH1C112225

Page 18: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Peralatan safety, berfungsi sebagai perlindungan diri. Peralatan

ini terdiri dari sepatu, kacamata, ear plug, helmet, sarung

tangan dan masker.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.16Peralatan safety

4) Timbangan, berfungsi untuk menimbang berat material yang

kurang dari 5 kg

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.17Timbangan

Kelompok IXH1C112225

Page 19: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

5) Timbangan, berfungsi untuk menimbang berat material yang

lebih dari 5 kg

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.18Timbangan

6) Alat tulis, berfungsi adalah untuk mencatat data-data hasil

pengamatan dan hal yang terkait.

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.19Alat tulis

b. Bahan

Kelompok IXH1C112225

Page 20: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Bahan yang akan digunakan dalam praktikum kali ini adalah

bongkahan bijih besi

*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 2.1.Bijih besi

2.1.4. Prosedur Kerja

Kelompok IXH1C112225

Page 21: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a.Menyiapkan beberapa buah contoh batuan berukuran sedang.

b.Menimbang berat masing-masing contoh dengan menggunakan

timbangan.

c.Mengukur dimensi masing-masing contoh dengan menggunakan

penggaris.

d.Mengukur setting lubang bukaan jaw crusher.

e.Membersihkan tempat penampungan produk hasil crusher sebelum

menghidupkan jaw crusher.

f. Menghidupkan crusher sesuai SOP.

g.Memasukkan contoh batuan secara perlahan-lahan sampai

semuanya habis.

h.Mencatat waktu yang diperlukan jaw crusher untuk menggerus

contoh batuan, dimulai dari pertama kali contoh dimasukkan

sampai crusher benar-benar kosong.

i. Mematikan jaw crusher.

j. Menimbang kembali produk hasil crushing untuk mendapatkan nilai

recovery.

2.1.5. Data hasil pengamatan

Kelompok IXH1C112225

Page 22: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai

berikut :

a. Berat sampel sebelum di crushing = 150 kg

b. Berat sampel setelah di crushing = 149 kg

c. Waktu yang diperlukan = 268 detik

t = x 1 jam

= 0,0744 jam

d. Berat sampel yang hilang = Wawal – Wakhir

= 150 kg – 149 kg

= 1 kg

2.1.6. PerhitunganDari data hasil pengamatan dilakukan perhitungan sebagai

berikut.

Diketahui : Wawal = 150 kg

Wakhir = 149 kg

` t = 0,0744 jam

Ditanya : a. Produktifitas ?

` b. Recovery (R) ?

Jawab :

a. P =

=

= 2016,129 kg/jam

= 2,16 ton/jam

Jadi, produktifitas dari alat adalah 2,16 ton/jam.

b. R = x 100%

Kelompok IXH1C112225

Page 23: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

= x 100%

= 99,33%

Jadi, nilai recovery-nya adalah 99,33%.

2.1.7. Pembahasan

Kelompok IXH1C112225

Page 24: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.1.8. Penutupa. Kesimpulan

Kelompok IXH1C112225

Page 25: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini antara

lain:

1) Preparasi merupakan tahapan awal dari pengolahan bahan

galian sebelum menuju ke tahapan konsentrasi. Pada preparasi

terdapat 2 tahapan lagi yaitu kominusi dan sizing.

2) Kominusi adalah kegiatan dalam pengolahan bahan galian yang

bertujuan untuk mereduksi ukuran bongkah material.

3) Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran

besar lebih daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih

berukuran kurang daripada 100 mikron

4) Kominusi dapat dilakukan dengan 3 tahap kegiatan yaitu

crushing (peremukan) tahap pertama untuk proses kering,

peremukan tahap kedua, dan tahapan peremukan ketiga

biasanya disebut grinding (penggilingan) digunakan untuk

proses basah dan kering.

5) Pada kegiatan praktikum kali ini alat yang digunakan untuk

mereduksi ukuran adalah jaw crusher.

6) Feed yang digunakan material bongkahan biji besi sebanyak 150

kg. Diperlukan waktu 0,0744 jam untuk mengolah feed, dengan

berat produk 149 kg, berarti berat yang hilang sebesar 1 kg.

7) Produktivitas yang didapat setelah dilakukan analisa dan

perhitungan adalah sebesar 2,16 ton/jam dan hasil recovery

sebesar 99,33 %.

8) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan recovery

dari kegiatan praktikum crushing yaitu kinerja alat, tempat

penampungan hasil produksi, banyaknya material yang

terlempar keluar pada proses pengolahan, ketelitian dalam

menimbang berat sampel, dan penggunaan waktu yang kurang

maksimal pada waktu memasukkan sampel ke dalam jaw

crusher.

b. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum kali ini

adalah:

Kelompok IXH1C112225

Page 26: Bab II Kominusi Lebih New

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIANLABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Sebaiknya wadah penampungan dibuat secara khusus agar

tidak ada material yang terlempar keluar dari wadah

penampungan.

2) Sebaiknya digunakan timbangan yang sesuai untuk menimbang

benda berat dan masih bekerja dengan baik

3) Sebaiknya bukan hanya ala seperti jaw crusher dan vibrating

screen yang dicek sebelum praktikum, tetapi kelengkapan

peralatan lain juga harus dicek.

4) Sebaiknya penggunaan peralatan safety seperti earplug dan

masker agar lebih diperhatikan lagi.

Kelompok IXH1C112225