bab ii kerangka teoritis dan bangunan hipotesis a ...digilib.unila.ac.id/19738/3/bab ii.pdfkerangka...

33
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A. Pengungkapan (Disclosure) 1. Pengertian Pengungkapan dan Kualitas Pengungkapan Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan investor (investor publik yang tidak memiliki hubungan khusus dengan manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan). Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi bagi pengambil keputusan. Informasi dalam laporan keuangan akan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi hanya jika laporan keuangan tersebut merupakan suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk para pemakai untuk mempermudah dalam mengambil keputusan. Evans (2003, dalam Suwardjono, 2005) mengartikan pengungkapan sebagai berikut: “Disclosure mean supplying information in the financial statement. Including the statement themselves, the notes to statement, and the supplementary disclosure associated with the statement. It does not extend to public or private statement made by management or information provided outside the financial statement”.

Upload: lyduong

Post on 08-Apr-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS

A. Pengungkapan (Disclosure)

1. Pengertian Pengungkapan dan Kualitas Pengungkapan

Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk

berkomunikasi dengan investor (investor publik yang tidak memiliki hubungan

khusus dengan manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan).

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi bagi pengambil

keputusan. Informasi dalam laporan keuangan akan dapat dipahami dan tidak

menimbulkan salah interpretasi hanya jika laporan keuangan tersebut merupakan

suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk para pemakai untuk mempermudah

dalam mengambil keputusan.

Evans (2003, dalam Suwardjono, 2005) mengartikan pengungkapan sebagai

berikut:

“Disclosure mean supplying information in the financial statement.

Including the statement themselves, the notes to statement, and the

supplementary disclosure associated with the statement. It does not extend

to public or private statement made by management or information

provided outside the financial statement”.

Page 2: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

11

Evans (2003, dalam Suwardjono, 2005) membatasi pengertian pengungkapan

hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan. Pernyataan manajemen

dalam surat kabar atau media massa lain serta informasi di luar tingkat pelaporan

keuangan tidak termasuk dalam pengertian pengungkapan. Sedangkan Wolk,

Tearney, dan Dodd (dalam Tarigan, 2008) memasukkan statement keuangan

segmental dan statement yang merefleksikan perubahan harga sebagai bagian dari

pengungkapan.

Kualitas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dikenal dengan

berbagai konsep, antara lain kecukupan (adequency), kelengkapan

(comprehensiveness), informatif (informativeness), dan tepat waktu (time lines).

Imhoff (1992, dalam Marwata 2001) menunjuk tingkat kelengkapan sebagai

karakteristik kualitas ungkapan.

Marwata (2001) mendefinisikan kualitas pengungkapan dari luasnya

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Indikator empiris kualitas

pengungkapan berupa indeks pengungkapan (disclosure index) yang merupakan

rasio antara jumlah elemen (item) informasi yang dipenuhi dengan jumlah elemen

informasi yang mungkin dipenuhi. Makin tinggi angka indeks pengungkapan,

maka makin tinggi kualitas pengungkapan.

2. Fungsi atau tujuan pengungkapan

Tujuan dari pengungkapan adalah untuk menyajikan informasi yang dipandang

perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai

pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.

Page 3: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

12

Pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, sehingga

pengungkapan dapat bertujuan sebagai berikut:

1. Tujuan melindungi

Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup

canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi dengan mengungkapkan

informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin

mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu

pos statement keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan yang dimaksudkan

untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka.

Dengan adanya tujuan ini, tingkat atau volume pengungkapan akan menjadi

tinggi.

2. Tujuan informatif

Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah

diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan

pengambilan keputusan pemakai tersebut. Tujuan ini melandasi penyusun standar

akuntansi untuk menentukan tingkat pengungkapan.

3. Tujuan kebutuhan khusus

Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan

informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang

dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan

pengawasan. Informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas

Page 4: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

13

berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan

secara rinci.

Belkoui (2000) lebih spesifik lagi mengemukakan tujuan pengungkapan tersebut,

yaitu:

a. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran

yang relevan bagi item-item tersebut. Selain ukuran dalam laporan

keuangan.

b. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan menyediakan ukuran

yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

c. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur

dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan

yang belum diakui.

d. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh

pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan

antar tahun.

e. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar

dimasa mendatang.

f. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasi.

3. Luas Pengungkapan

Ada perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana luas pengungkapan laporan

keuangan seharusnya dilakukan dan kebutuhan informasi pihak pengguna

berbeda. Ada tiga konsep mengenai keluasan pengungkapan laporan keuangan

(Hendriksen, 1997) yaitu adequate, fair, dan full disclosure. Konsep yang paling

Page 5: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

14

sering dipraktikkan adalah pengungkapan yang memadai (adequate disclosure),

yaitu pengungkapan minimum yang harus dipenuhi agar statement keuangan

secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan.

Pengungkapan yang wajar atau adil (fair disclosure) mengandung sasaran etis

dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.

Sedangkan pengungkapan penuh (full disclosure) merupakan pengungkapan atas

semua informasi yang relevan.

Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian informasi secara melimpah,

sehingga beberapa pihak justru berpendapat tidak baik. Informasi yang terlalu

melimpah akan kontra produktif karena pengungkapan detail-detail yang tidak

begitu penting justru akan menutup informasi yang signifikan untuk menyebabkan

laporan keuangan sulit diinterpretasikan. Tetapi pengungkapan yang layak

mengenai informasi yang signifikan bagi para investor dan pihak lain hendaknya

memadai, wajar, dan lengkap. Tidak ada perbedaan yang nyata diantara konsep-

konsep ini jika semuanya dipergunakan dalam konteks yang layak.

Sementara itu ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh standar, yang pertama adalah pengungkapan

wajib (mandatory disclosure), yaitu pengungkapan yang disyaratkan oleh standar

akuntansi yang berlaku. Dan yang kedua adalah pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure), yaitu pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara

sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku, meskipun

semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum,

Page 6: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

15

mereka berbeda secara substansial dalam jumlah tambahan informasi yang

diungkap kepada pasar modal.

4. Metode Pengungkapan

Pada tahun 1991, AICPA mendirikan Special Committee on Financial Reporting

atau Jenkins Committee. Komite ini bertugas untuk menentukan : a) sifat dan

cakupan informasi yang seharusnya tersedia bagi pihak selain manajemen, dan b)

cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh auditor. Pada bulan

November 1995, komite ini mengeluarkan laporan yang disebut The Information

Needs of Investor and Creditors.

Laporan yang diusulkan berbentuk menyeluruh yang didalamnya termasuk 10

elemen dalam bidang kategori informasi yang luas. Elemen-elemen tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Data keuangan dan non keuangan :

Laporan keuangan dan ungkapan-ungkapan yang terkait

Data operasi tingkat tinggi dan pengukuran kinerja yang digunakan

oleh manajemen untuk mengelola bisnis.

2) Analisis manajemen mengenai data keuangan dan non keuangan :

Alasan terjadinya perubahan dalam data yang terkait dengan

keuangan, operasi dan kinerja serta identifikasi dan dampak tren

yang penting pada masa lalu.

3) Informasi mengenai keadaan masa mendatang :

Kesempatan dan resiko, termasuk hasilnya dari tren yang paling

penting.

Page 7: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

16

Rencana manajemen, termasuk faktor-faktor kesuksesan yang

penting.

Perbandingan antara kinerja bisnis sesungguhnya dengan

kesempatan, resiko dan rencana manajemen yang diungkapkan

sebelumnya.

4) Informasi mengenai manajemen dan pemegang saham :

Direktur, manajemen, kompensasi, pihak-pihak penting yang

terkait dengan perusahaan, transaksi dan hubungan-hubungan

dengan pihak-pihak terkait

5) Latar belakang perusahaan :

Tujuan dan strategi secara luas

Cakupan dan gambaran bisnis dan kepemilikan

Dampak struktur industri pada perusahaan

Hedriksen (1997) di dalam bukunya menjelaskan metode-metode pengungkapan

sebagai berikut :

1. Bentuk dan susunan laporan keuangan

Informasi yang paling relevan dan signifikan harus selalu tampak dalam

batang tubuh utama dari salah satu laporan keuangan termasuk di dalam

laporan posisi atau neraca, perhitungan rugi laba, arus kas, dan laporan

perubahan posisi keuangan. Akan tetapi bentuk dan susunan laporan bisa

saja diubah secara efektif agar dapat mencakup jenis informasi tertentu

yang tidak diungkapkan dalam laporan yang tradisional.

2. Terminologi dan penyajian yang terinci

Page 8: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

17

Judul yang cocok dan uraian-uraian pos dalam laporan dapat memberi

penjelasan bagi pembaca, akan tetapi istilah-istilah yang kabur hanya bisa

mengakibatkan kebingungan dan salah paham. Istilah-istilah teknis dapat

bermanfaat apabila memiliki pengertian yang akurat. Keseragaman

peristilahan disetiap bagian laporan akuntansi akan sangat membantu

apabila makna dan pos-pos yang digunakan sama di dalam setiap kasus

yang ada. Pilihan mengenai berapa banyak informasi yang harus disajikan

dan pemilihan mengenai pos-pos apa saja yang perlu disajikan secara

terpisah tergantung pada tujuan-tujuan laporan dan pada materialitas pos-

pos yang bersangkutan. Keringkasan merupakan tujuan yang diinginkan

tetapi penyajian yang baik, informasi yang terperinci harus lebih

diutamakan jika membuat laporan tersebut berarti untuk pengambilan

keputusan.

3. Informasi Selipan (Parenthetical Information)

1) Indikasi mengenai prosedur spesifik atau metode penilaian yang

dipergunakan

2) Karakteristik khusus yang memberikan pengertian yang lebih besar

mengenai kepentingan relatif pos yang bersangkutan.

3) Rincian mengenai jumlah suatu pos yang tercantum dalam klasifikasi

yang lebih luas yang ada.

4) Penilaian alternatif

5) Referensi kepada informasi yang berhubungan dalam laporan lain.

Page 9: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

18

4. Catatan Kaki

Tujuan catatan kaki bagi laporan keuangan sesungguhnya adalah untuk

mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan dengan baik dalam

batang tubuh suatu laporan tanpa merusak sifat kejelasan laporan

keuangan tersebut. Manfaat catatan kaki adalah digunakan :

1) Untuk menyajikan informasi non kuantitatif sebagai bagian yang

terpadu dari laporan keuangan.

2) Untuk mengungkapkan kualifikasi dan retriksi terhadap pos-pos yang

terdapat dalam laporan.

3) Untuk mengungkapkan suatu jumlah rincian yang lebih besar daripada

yang dapat disajikan dalam laporan.

4) Untuk menyajikan materi kuantitatif ataupun deskriptif yang

mempunyai tingkat kepentingan sekunder.

Catatan kaki dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Penjelasan teknik atau perubahan dalam metode

2) Penjelasan hak-hak kreditur atas aktiva-aktiva tertentu ataupun

prioritas-prioritas hak.

3) Pengungkapan aktiva dan hutang masyarakat.

4) Pengungkapan retriksi bagi pembayaran deviden.

5) Deskripsi mengenai transaksi yang mempengaruhi modal saham dan

hak-hak para pemegang ekuitas.

6) Uraian mengenai kontrak-kontrak pelaksanaan.

5. Ikhtisar dan Skedul Pelengkap

Page 10: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

19

Pada umumnya ikhtisar itu menunjukkan informasi tambahan atau

informasi yang dirancang dalam suatu penampilan yang berbeda. Skedul

pelengkap dimasukkan dalam suatu seksi tersendiri dari laporan yang

disebut financial highlights.

6. Sertifikat Auditor

Sertifikat auditor berperan sebagai suatu metode untuk mengungkapkan

jenis informasi sebagai berikut :

1) Pengaruh yang material dari penggunaan metode akuntansi yang

berbeda dari yang diterima umum.

2) Pengaruh yang material dari perubahan satu metode akuntansi yang

lazim lainnya.

3) Perbedaan opini antara auditor dan klien mengenai dapat diterimanya

salah satu atau lebih metode akuntansi yang dipergunakan dalam

laporan.

7. Surat Direktur Utama (The President’s Letter)

Jenis informasi yang disajikan antara lain kejadian-kejadian nonkeuangan

dan perubahan-perubahan selama setahun tersebut, harapan dan perkiraan

di masa datang, rencana pertumbuhan dan perubahan operasi, jumlah dan

pengaruh yang diharapkan dengan adanya pengeluaran serta usaha-usaha

penelitian.

B. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup menurut PSAK No. 33 paragraf 54 adalah kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya

Page 11: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

20

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan, dan kesejahteraan

manusia, serta makhluk hidup lainnya.

Menurut Soemarwoto (1994) lingkungan hidup merupakan suatu ruang yang

ditempati suatu makhluk hidup bersama-sama dengan benda hidup dan benda

tidak hidup, dimana setiap makhluk hidup saling berinteraksi satu sama lain atau

dengan kata lain mereka hidup berdampingan secara erat dan saling memiliki

keterkaitan.

Lingkungan hidup terdiri dari berbagai proses ekologi dan merupakan suatu

kesatuan. Proses ini merupakan siklus yang mendukung lingkungan hidup

terhadap pembangunan. Siklus ini berupa 1) siklus hidrologi yang mengatur tata

perairan. 2) Siklus hara yang mengatur makanan. 3) Siklus energi dan bahan yang

mengatur penggunaan dan perubahan bentuk energi, dan 4) siklus lain yang

merupakan struktur dasar ekosistem (Hadiprodjo dan Brojonegoro, 1992 dalam

Tarigan, 2008).

Tabel 2.1 menjabarkan bentuk dan sumber pencemaran lingkungan. Dengan

adanya pencemaran tersebut, sangat diperlukan pengelolaan dan konversi

lingkungan yang merupakan suatu usaha penanggulangan dan pengendalian

dampak lingkungan. Soemarwoto (1994) memberikan ruang lingkup yang cukup

luas dengan cara beraneka untuk melakukan pengelolaan lingkungan, diantaranya

adalah :

1. Pengelolaan lingkungan secara rutin

2. Perencanaan dini pengelolaan lingkungan suatu daerah yang menjadi dasar

dan tuntutan bagi perencanaan pembangunan.

Page 12: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

21

3. Perencanaan pengelolaan lingkungan berdasarkan perkiraan dampak

lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat suatu proyek pembangunan

yang sedang direncanakan.

4. Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingkungan yang

mengalami kerusakan baik karena sebab alamiah maupun karena tindakan

manusia.

Tabel 2.1. Sumber dan Bentuk Pencemaran Lingkungan

Sumber Pencemaran Bentuk Pencemaran

1. Udara Pemanasan dan pusat

tenaga

Industri besi dan baja

Pengecoran logam bukan

besi

Industri kimia

Produksi minyak mineral

industri petrokimia

Transportasi bermotor

Industri bahan bangunan

Terbuangnya zat

beracun dan zat

radioaktif ke udara

seperti SO2, CO, NO,

HC dan CO2

Zat padat yang

melayang (debu)

Kabut asap (smog)

Bau busuk

Hujan asam

Polusi asap

Cepatnya pelapukan

dan perkaratan

2. Air Limbah industri

Sisa metabolisme

manusia

Kegiatan pertanian

Perembesan air kotor

dari permukaan tanah

Aliran air hujan yang

berasal dari kota

Tercemarnya sumber

air seperti sungai,

danau, dan laut dengan

ditandai oleh bau

busuk, berubahnya

warna dan berbusa

3. Tanah Sampah organik dan

non-organik

Abu

Bangkai binatang

Sampah jalan dan pasir

Sampah industri

Kegiatan pertanian

Masalah penumpukan

Penurunan nilai tanah

Penurunan sifat-sifat

baik segi fisik, kimia

dan biologi

Sebagai penghantar zat

berbahaya yang diserap

tumbuhan yang

kemudian akan

dikonsumsi manusia

dan hewan

Page 13: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

22

C. Akuntansi Lingkungan

1. Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi lingkungan hidup yang merupakan sub bagian dari akuntansi sosial,

berawal dari pemikiran perlunya melakukan perhitungan terhadap kerusakan-

kerusakan yang ditimbulkan suatu entitas dari kegiatan operasionalnya, yang

dikenal sebagai environmental cost, yang biasanya diungkapkan sebagai

kewajiban bersyarat dalam laporan keuangan.

Istilah akuntansi lingkungan mempunyai banyak arti dan kegunaan. Akuntansi

lingkungan dapat mendukung akuntansi pendapatan, akuntansi keuangan maupun

bisnis internal akuntansi manajerial. Fokus utamanya didasarkan pada penerapan

akuntansi lingkungan sebagai suatu alat komunikasi manajerial untuk

pengambilan keputusan bisnis internal. Akuntansi lingkungan (environmental

accounting) merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya

lingkungan ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States

Environment Protection Agency/US EPA) akuntansi lingkungan adalah:

“Suatu fungsi penting tentang akuntansi lingkungan adalah untuk

menggambarkan biaya-biaya lingkungan supaya diperhatikan oleh para

stakeholders perusahaan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasian

cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang

bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan”.

Akuntansi lingkungan juga dapat didefinisikan sebagai pencegahan, pengurangan

dan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan, bergerak dari beberapa

kesempatan, dimulai dari perbaikan kembali kejadian-kejadian yang menimbulkan

Page 14: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

23

bencana atas kegiatan-kegiatan tersebut. Dampak lingkungan merupakan beban

terhadap lingkungan dari operasi bisnis atau kegiatan manusia lainnya yang secara

potensial dapat merintangi pemeliharaan lingkungan yang baik.

2. Latar Belakang Akuntansi Lingkungan

Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun

1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan pemerintah dan

meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar

perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan, bukan hanya

kegiatan industri demi bisnis saja.

Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut

kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah

mengambil manfaat dari lingkungan. Manfaat yang diambil ternyata telah

berdampak pada maju dan berkembangnya bisnis perusahaan. Oleh karena itu,

penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat

meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara

berkelanjutan. Usaha yang dibuat tentunya berkaitan dengan akuntansi lingkungan

yang merupakan bagian dari aktifitas bisnis mereka. Salah satu usaha tersebut

adalah memasukkan anggaran lingkungan pada laporan keuangan dan

pertanggungjawaban perusahaan. Ada beberapa alasan kenapa perusahaan perlu

untuk mempertimbangkan pengadopsian akuntansi sebagai bagian dari sistem

akuntansi perusahaan, antara lain:

1. Memungkinkan secara signifikan mengurangi dan menghapus biaya-biaya

lingkungan.

Page 15: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

24

2. Memungkinkan pendapatan dihasilkan dari biaya-biaya lingkungan.

3. Memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin

mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan

bisnis perusahaan.

4. Diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap

produk dari proses lingkungan yang dihasilkan.

5. Memungkinkan keuntungan yang lebih bersaing sebagaimana pelanggan

mengharapkan produk/jasa lingkungan yang lebih bersahabat.

6. Dapat mendukung pengembangan dan jalannya sistem manajemen

lingkungan yang menghendaki aturan untuk beberapa jenis perusahaan.

3. Konsep dan Tujuan Akuntansi Lingkungan

Secara garis besar, keutamaan penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi

perusahaan adalah kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan

lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang

kini menerapkan akuntansi lingkungan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan

lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang

biaya dan manfaat atau efek. Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai

perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak

perlindungan lingkungan.

Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi

relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya.

Tujuan lain dari pentingnya pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan oleh perusahaan maupun

Page 16: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

25

organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi publik dan perusahaan-

perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan ini penting terutama bagi

para stakeholders untuk dipahami, dievaluasi dan dianalisis sehingga dapat

memberi dukungan bagi usaha mereka. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan

selanjutnya menjadi bagian dari suatu sistem sosial perusahaan.

Di samping itu, maksud dan tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan

antara lain meliputi:

1. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan.

2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat.

Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk

menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi

biaya konservasi lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk

menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan konservasi

lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan

lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menilai

tingkat keluaran capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan

yang harus berlangsung terus menerus.

Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk

menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan

hasilnya kepada publik. Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan

dari berbagai pihak, pelanggan dan masyarakat digunakan sebagai umpan balik

untuk mengubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan

lingkungan.

Page 17: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

26

4. Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan

Pentingnya penggunaan akuntansi lingkungan bagi perusahaan atau organisasi

lainnya dijelaskan dalam fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Fungsi dan

peran ini dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal.

Masing-masing fungsi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal

perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha.

Faktor yang dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan.

Sebagaimana halnya dengan sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi

internal memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan

menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan

efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan.

Fungsi Eksternal

Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan

keuangan. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan

informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam

mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi

tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman

yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk

mempelajari informasi dengan cara yang rasional.

Page 18: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

27

Pada fungsi ini, faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah

pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data

akuntansi. Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan

bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu,

perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen

perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas

pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan

publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-

perusahaan dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi

para stakeholders yang secara simultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi

dari kegiatan konservasi lingkungan.

D. Pengungkapan Lingkungan

Pengungkapan lingkungan adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan

lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Kata pengungkapan

(disclosure) memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila

dikaitkan dengan data, pengungkapan berarti memberikan data yang bermanfaat

kepada pihak yang memerlukan. Jadi, data tersebut harus benar-benar bermanfaat,

karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan

tercapai. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan akan

mengungkapkan semua informasi yang diperlukan dalam rangka berjalannya

fungsi pasar modal. Pendukung pendapat ini menyatakan bahwa jika suatu

Page 19: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

28

informasi tidak diungkapkan hal ini disebabkan informasi tersebut tidak relevan

bagi investor atau informasi ini tersedia di tempat lain.

Dalam FASB, FASC nomor 1 menyatakan bahwa pemakai laporan keuangan

adalah pihak investor dan kreditor yang tidak lain merupakan pihak ekstern. Pihak

investor berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan dalam rangka

penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, sedangkan pihak kreditor yang

berkepentingan atas laporan keuangan untuk memutuskan kredit kepada

perusahaan.

Di negara-negara Eropa, pengungkapan informasi laporan keuangan ditujukan

kepada pihak yang lebih luas lagi yaitu meliputi juga pengungkapan untuk

pegawai dan pemerintah. Pengaruhnya terhadap item yang diungkapkan menjadi

luas. Arpan (1981) mengamati praktek yang dilakukan oleh perusahaan di

Perancis yang mengharuskan perusahaan untuk menyusun neraca sosial (social

balancesheet) kepada pemerintah setiap tahun.

Belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai pengelolaan lingkungan hidup

oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Meskipun demikian, pada suatu

penelitian tentang pengungkapan laporan tahunan perusahan yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta, ditemukan bahwa dari 30 perusahaan yang disurvey, sebanyak

7 (atau 23,3%) perusahaan melaporkan program pengelolaan lingkungannya.

Mereka melaporkan usaha-usahanya dalam pengelolaan limbah, program

penghijauan dan peningkatan kesadaran lingkungan bagi karyawannya. Akan

tetapi tidak ada pelaporan khusus mengenai data keuangan sehubungan dengan

Page 20: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

29

program-program dan kegiatan tersebut (Russel Craig and Joselito Diga,

Corporate Accounting Disclosure in ASEAN, 1998).

Sedangkan di negara-negara maju, penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

pelaporan lingkungan oleh perusahaan telah mengalami peningkatan yang

signifikan sejak empat dekade terakhir (Bates, 2002; Welford 1998). Penelitian di

Negara-negara maju menunjukkan bahwa pengungkapan akuntansi lingkungan

telah dilakukan secara sukarela atau dengan dorongan dari pemerintah melalui

keringanan pajak dan sebagainya.

Pengungkapan (disclosure) dibagi kepada dua karakter, yaitu: pengungkapan

wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Pengungkapan dalam akuntansi

lingkungan merupakan jenis pengungkapan sukarela, dan perusahaan berhak

memilih bentuk pelaporan sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas

organisasinya.

Saat ini tidak ada standar yang baku mengenai item-item pengungkapan

lingkungan. Namun beberapa institusi telah mengeluarkan rekomendasi sistem

pengungkapan lingkungan, antara lain Dewan Ekonomi dan Sosial – Perserikatan

Bangsa-Bangsa (ECOSOC PBB), Ernst and Ernst, Institute of Chartered

Accountant in England and Wales (ICAEW), dan Global Reporting Initiative

(GRI). GRI adalah sistem pengungkapan yang paling banyak dijadikan rujukan

saat ini. GRI yang berdiri tahun 1997 merupakan inisiatif bersama antara koalisi

LSM di Amerika Serikat, Coalition for Environmentally Responsible Economies

(CERES) dengan United Nation Environment Programme (UNEP).

Page 21: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

30

Tahun 2000, untuk pertama kalinya GRI mempublikasikan guideline-nya disusul

publikasi untuk expanded version-nya pada Agustus 2002. Saat ini tidak kurang

dari 460 perusahaan dari 45 negara mengadopsi total atau sebagian dari GRI

untuk digunakan sebagai sustainability report pada perusahaannya (Wibisono,

2007).

Item-item pengungkapan lingkungan antara lain:

1. Pengungkapan kebijakan lingkungan

2. Sertifikasi lingkungan (ISO 14000 series)

3. Rating lingkungan

4. Energi yang digunakan dalam operasi perusahaan

5. Pencegahan/ pengurangan polusi

6. Dukungan pada konservasi satwa

7. Regulation compliance

Usaha dari pihak regulasi untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan

lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang telah dilakukan dengan

menetapkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Aturan pelaksanaan lebih lanjut telah dinyatakan

dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Dalam

Undang-undang itu juga disebutkan bahwasanya penyelenggaraan pengelolaan

lingkungan hidup harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan

tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta

perangkat hukum internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Undang-

undang tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam peraturan-peraturan dari instansi

Page 22: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

31

pemerintah yang terkait, seperti kementerian kehutanan, industri dan perdagangan,

pertambangan dan sebagainya dalam bentuk peraturan pemerintah (PP).

Lebih jauh lagi, suatu nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Lingkungan

Hidup dengan Bank Indonesia telah ditandatangani tahun 2005 yang lalu sebagai

tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penetapan

Peringkat Kualitas Aktiva bagi bank umum. Aspek lingkungan menjadi salah satu

variabel penentu dalam pemberian kredit bagi perusahaan. Kinerja lingkungan

yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui PROPER adalah

tolok ukur mereka. PROPER adalah penilaian kinerja perusahaan terkait

lingkungan hidup. Evaluasi kinerja lingkungan hidup perusahaan ini adalah

program tahunan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendorong penataan

perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi.

Sejalan dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, pedoman

mengenai pelaksanaan akuntansi lingkungan telah dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia, yaitu dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 32 dan No. 33 yang mengatur tentang akuntansi kehutanan dan pertambangan

umum.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 32 tentang Akuntansi

Kehutanan

PSAK No. 32 memberikan pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

pelaksanaan akuntansi kehutanan. Manfaat dan tujuan akuntansi kehutanan sesuai

dengan PSAK No. 32 adalah terwujudnya pembakuan perlakuan akuntansi dan

penyajian laporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan, seperti pemegang

Page 23: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

32

HPH/HPHTI, berdasarkan asas keterbukaan, sehingga dapat dipergunakan oleh

berbagai pihak ekstern seperti instansi yang berwenang dan masyarakat.

Akuntansi kehutanan disusun dengan tujuan untuk menciptakan keseragaman dan

harmonisasi dalam perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan

perusahaan pengusahaan hutan dikarenakan karakteristiknya yang berbeda dengan

perusahaan pada umumnya.

Dengan berlakunya Akuntansi Kehutanan dalam semua perusahaan yang

berkaitan dengan pengusahaan hutan, maka diharapkan:

a) Terdapat keseragaman dalam praktik-praktik akuntansi dan pelaporan

keuangan oleh perusahaan pengusahaan hutan di Indonesia, sehingga

mendorong terciptanya laporan keuangan yang berdaya banding.

b) Laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi pihak eksternal yang

tidak terlibat langsung dalam perusahaan.

c) Pemerintah akan dapat memantau perkembangan dan kondisi keuangan

perusahaan.

(SAK, 2007:32.1)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 33 tentang Akuntansi

Pertambangan Umum

PSAK No. 33 ditujukan untuk memberikan dasar keseragaman dalam penyajian

informasi keuangan perusahaan yang beroperasi di bidang pertambangan umum.

Sifat dan karakteristik industri pertambangan umum berbeda dengan industri

lainnya. Di antaranya adalah, kegiatan operasinya berpotensi menimbulkan

kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup, sehingga setiap perusahaan

Page 24: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

33

pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku mengenai

lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pascapenambangan yang jelas.

Sebagai usaha untuk mengurangi dan mengendalikan dampak negatif kegiatan

usaha penambangan, maka dalam PSAK No. 33 juga diatur tentang kegiatan

pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam

industri pertambangan umum, yang meliputi upaya terpadu dalam pemanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan

lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan hidup itu wajib

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

E. Laporan Tahunan

Laporan tahunan wajib disampaikan oleh emiten yang terdaftar di Bursa Efek

sebagai pelaporan kegiatan selama satu tahun sebelumnya kepada pihak-pihak

yang berkepentingan (stakeholders). Keseluruhan isi dari laporan tahunan tidak

diatur oleh otoritas profesi yang berwenwng seperti Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) namun diatur oleh Regulator Bursa Efek yaitu Bapepam.

Bentuk dan isi laporan tahunan menurut peraturan Bapepam secara garis besar

dibagi menjadi lima bagian besar, yaitu:

1. Ketentuan umum

Berisi tentang ketentuan bentuk fisik laporan tahunan serta ringkasan

umum mengenai bahasan yang wajib dilaporkan dalam laporan tahunan.

Page 25: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

34

2. Laporan manajemen

Berisi tentang penjelasan umum mengenai perusahaan, seperti sambutan

komisaris dan direksi kepada pemegang saham, pelanggan atau

masyarakat umum; uraian mengenai keikutserataan perusahaan dalam

program kemasyarakan; informasi mengenai perkembangan perusahaan;

uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan; riwayat

hidup para anggota komisaris dan/atau direksi; dan informasi lain yang

bersifat umum berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai di masa depan.

Serta berisi tentang penjelasan khusus mengenai perusahaan yang belum

tercakup dalam penjelasan umum.

3. Bagian mengenai ikhtisar data keuangan penting

Berisi tentang keharusan perusahaan menyajikan informasi keuangan

perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika

perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5

tahun.

4. Bagian mengenai analisis dan pembahasan umum oleh manajemen

Berisi tentang uraian singkat yang membahas dan menganalisis laporan

keuangan dan informasi lain dengan penekanan pada perubahan-perubahan

material yang terjadi sejak laporan tahunan terakhir atau sejak pernyataan

pendaftar diajukan.

5. Bagian mengenai laporan keuangan

Berisi tentang penyajian laporan keuangan yang disusun sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan

Page 26: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

35

Indonesia dan peraturan Bapepam di bidang akuntansi serta harus diaudit

oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam.

Tujuan dari laporan tahunan adalah:

1. Berguna bagi pemakai (users) laporan tahunan dalam membuat keputusan

investasi, masalah kredit atau keputusan-keputusan lainnya.

2. Menyediakan laporan tahunan yang komprehensif mengenai prospek

perusahaan di masa depan, baik kegiatan operasi, keuangan, dan

informasi-informasi relevan lainnya.

3. Menyediakan informasi mengenai klaim sumber daya perusahaan serta

perubahannya.

F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Lingkungan

Ada dua pengaruh yang mendorong perusahaan untuk memperhatikan aspek

lingkungan hidup dalam kegiatan usahanya, yaitu dorongan dari dalam (internal

force) dan dorongan dari luar (external force). Faktor pendorong dari dalam

perusahaan adalah para karyawan dan manajemen puncak. Pengaruh bisa timbul

dari pihak karyawan yang mempengaruhi tindakan manajemen puncak, akan

tetapi bisa juga sebaliknya, dimana manajemen puncak menetapkan kebijakan

tentang lingkungan hidup bagi perusahaan. Pengaruh juga bisa muncul berupa

hal-hal kecil yang kemudian berkembang menjadi isu lingkungan yang meluas di

dalam organisasi.

Meskipun demikian, ada beberapa persyaratan bagi perubahan itu dalam

perusahaan, yaitu sikap dan tindakan pimpinan perusahaan, yang diharapkan

Page 27: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

36

dapat mengubah budaya organisasi yang memiliki kesadaran akan pentingnya

pengelolaan lingkungan hidup yang tinggi.

Adapun faktor pendorong dari luar perusahaan terutama adalah peraturan-

peraturan pemerintah dan dari badan-badan terkait. Faktor eksternal lainnya di

antaranya adalah dari konsumen, masyarakat, lembaga-lembaga swadaya

masyarakat, dan juga perusahaan pesaing.

Review yang dilakukan oleh Berthelot et. al. (2003) menunjukkan bahwa

penelitian mengenai hubungan antara environmental disclosure dengan kinerja

keuangan cukup banyak dilakukan. Beberapa peneliti umumnya menggunakan

variabel kinerja keuangan atau pasar modal sebagai prediktor bagi kinerja

lingkungan atau pengungkapan lingkungan itu sendiri. Dari hasil investigasi

penelitian terdahulu tersebut, nampak bahwa penelitian yang menggunakan

variabel non keuangan sebagai prediktor kinerja lingkungan masih jarang

dilakukan. Di samping itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan kinerja lingkungan dalam laporan tahunan juga masih jarang

dilakukan.

Dari beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan informasi lingkungan dalam laporan tahunan tersebut,

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang sering

digunakan sebagai variabel penduga untuk menjelaskan variasi pengungkapan

dalam laporan tahunan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: size atau

ukuran perusahaan, profitabilitas, profil dewan komisaris, financial leverage,

Page 28: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

37

kepemilikan manajemen, dan tipe industri atau profil perusahaan (high profile

atau low profile).

1. Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel penduga yang banyak digunakan

untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal

ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya

keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk

mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu perusahaan besar merupakan

emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan

pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat diproksikan dari nilai kapitalisasi pasar, total asset, log

penjualan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.

Menurut Cowen et. al., (1987), secara teoritis perusahaan besar tidak lepas dari

tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh

yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham

yang memperhatikan program-program sosial yang dibuat perusahaan sehingga

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pattern (1991, 1992), menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan (size) merupakan faktor yang mempengaruhi pengungkapan

akuntansi lingkungan. Sembiring (2005), juga menemukan bahwa size perusahaan

berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Hasil penelitian Sembiring (2005) ini sejalan dengan hasil penelitian yang

Page 29: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

38

dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989), Adam et. al., (1995, 1998), Hackston

dan Milne (1996), Kokubu et. al., (2001), Hasibuan (2001), dan Gray et. al.,

(2001). Semua penelitian ini, secara umum menyatakan bahwa semakin besar

suatu perusahaan maka pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuat juga

cenderung semakin luas. Akan tetapi tidak semua penelitian mendukung

hubungan antara size perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.

Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan antara kedua variabel ini

antara lain Roberts (1992), Sigh dan Ahuja (1983), Davey (1982), dan Ng (1985).

2. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba.

Ratio profitabilitas perusahaan diwakili oleh perhitungan profit margin, Net ratio

of ROI, dan Earning per share.

Seperti halnya hasil penelitian mengenai hubungan size perusahaan dan

pengungkapan sosial di atas, hasil penelitian mengenai hubungan profitabilitas

dan pengungkapan sosial perusahaan juga memperlihatkan hasil yang sangat

beragam. Secara teoritis, menurut Kokubu et. al., (2001) terdapat hubungan

positif antara kinerja ekonomi suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung

jawab sosial. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi dengan premis bahwa

perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan

informasi sosial yang lebih luas.

Sebaliknya, Donovan dan Gibson (2000) menyatakan bahwa berdasarkan teori

legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan

Page 30: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

39

pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki

tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu

melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan

perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap

para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya

dalam lingkup sosial dan lingkungan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Sejalan dengan Donovan dan Gibson (2000) adalah hasil penelitian Freedman dan

Jaggi (1998) dan Sembiring (2005). Pada sisi lain beberapa penelitian

menyebutkan bahwa dua variabel itu memiliki hubungan yang signifikan, seperti

dikemukakan oleh Bowman dan Haire (1976) serta Preston (1978). Sedangkan

Gray et. al., (2001) menemukan hubungan yang bervariasi setiap tahun untuk

kedua variabel tersebut.

3. Financial Leverage

Ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan

operasinya tercermin dalam tingkat financial leverage. Financial leverage ini juga

mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan. Berdasarkan teori agensi,

tingkat leverage memiliki pengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial. Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage tinggi cenderung

mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak

menjadi sorotan dari para debtholders.

Page 31: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

40

Penelitian mengenai hubungan antara leverage dengan pengungkapan tanggung

jawab sosial juga menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989) serta Cormier dan Magnan (1999)

menemukan hubungan yang negatif signifikan antara kedua variabel tersebut.

Suda dan Kokubu (1994) dan Kokubu et.al., (2001) tidak menemukan hubungan

antara kedua variabel tersebut. Selain itu Robert (1992) menemukan hubungan

yang positif antara kedua variabel tersebut.

4. Profil Dewan Komisaris

Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme

pengendalian intern tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan

manajemen puncak. Dikaitkan dengan pengungkapan informasi oleh perusahaan,

kebanyakan penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara berbagai

karakteristik dewan komisaris dengan tingkat pengungkapan informasi oleh

perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Sembiring (2005), yang menemukan

bukti empiris bahwa ukuran dan profil dewan komisaris berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan sosial.

5. Kepemilikan Manajemen

Penelitian mengenai kepemilikan manajemen yang dilakukan oleh Jensen dan

Meckling (1976), menyatakan bahwa konflik kepentingan antara manajer dengan

pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan

semakin kecil. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan

kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya, semakin

Page 32: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

41

besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan

manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak

dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan

informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun

ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray et. al., 1998).

G. Hipotesis

Berdasarkan uraian mengenai faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

pengungkapan lingkungan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan

yang diteliti.

H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengungkapan

lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang diteliti.

H3 : Leverage perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan

yang diteliti.

H4 : Profil dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan perusahan-perusahaan

yang diteliti.

Page 33: BAB II KERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS A ...digilib.unila.ac.id/19738/3/BAB II.pdfKERANGKA TEORITIS DAN BANGUNAN HIPOTESIS ... suatu komunikasi pengukuran akuntansi untuk

42

H5 : Kepemilikan manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan

yang diteliti.