bab ii kajian teori a. tanggung jawab 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/2160/3/bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tanggung jawab
1. Pengertian tanggung jawab
Menurut Abu dan Munawar (2007) tanggung jawab merupakan
perbedaan antara benar dan yang salah, yang boleh dan yang di larang,
yang dianjurkan dan yang di cegah, yang baik dan yang buruk, dan sadar
bahwa harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina
diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif. Jadi sejak itu mulai
dapat melakukan apa yang dimengertikannya. Tidak lagi tergoda untuk
berbuat sama dengan orang lain, sekalipun orang lain itu berjumlah
banyak, bersikeras untuk dianut, dan ditantang dengan ancaman ataupun
hukuman.
Wiyoto (2001) menjelaskan tanggung jawab adalah kemampuan
untuk membuat keputusan yang pantas dan efektif. Pantas berarti
merupakan menetapkan pilihan yang terbaik dalam batas-batas normal
sosial dan harapan yang umum diberikan, untuk meningkatkan hubungan
antar manusia yang positif, keselamatan, keberhasilan, dan kesejahteraan
mereka sendiri, misalnya menanggapi sapaan dengan senyuman.
Sedangkan tanggapan yang efektif berarti tanggapan yang memampukan
anak mencapai tujuan-tujuan yang hasil akhirnya adalah makin kuatnya
harga diri mereka, misalnya bila akan belajar kelompok harus mendapat
izin dari orang tua. Mampu bertanggung jawab jika melakukan tugas rutin
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
10
tanpa diberi tahu, dapat menjelaskan apa yang dilakukannya, tidak
menyalahkan orang lain yang berlebihan, mampu menentukkan pilihan
dari beberapa alternatif, dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit, bisa
membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam
kelompoknya, mempunyi minat yang kuat untuk menekuni dalam belajar,
menjalin komunikasi dengan sesama anggota kelompok, menghormati dan
menghargai aturan, bersedia dan siap mempresentasikan hasil kerja
kelompok, memiliki kemampuan dalam mengemukakan pendapat,
mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat.
Menurut Schiller & Bryan (2002) tanggung jawab adalah perilaku
yang menentukan bagaimana bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang
memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral. Mudjiono
(2012) menyatakan bahwa, tanggung jawab adalah sikap yang berkaitan
dengan janji atau tuntutan terhadap hak, tugas, kewajiban sesuai dengan
aturan, nilai, norma, adat-istiadat yang dianut warga masyarakat.
Burhanudin (2000) menjelaskan bahwa tanggung jawab adalah
kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan yang
diemban dan kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan
yang dilakukan. Sedangkan menurut Britnes(dalam Mardiyah & Setiawati,
2014) tanggung jawab berarti tidak boleh mengelak, bila diminta
penjelasan tentang perbuatannya. Bertanggung jawab berarti dapat diminta
penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja bisa menjawab
melainkan juga harus menjawab.
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
11
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung
jawab merupakan kemampuan untuk memahami mengenai apa yang
bersifat positif dan negatif, berusaha untuk mencoba untuk tidak
melakukan hal yang negatif dan berusaha melakukan hal yang postif.
Tanggung jawab merupakan mengambil keputusan yang patut dan efektif,
merupakan pilihan yang terbaik dalam batas-batas norma sosial,
kesanggupan untuk menentukan suatu sikap dan memikul resiko terhadap
apa yang telah dilakukannya.
2. Aspek-aspek Tanggung Jawab
Menurut Burhanudin (2000) tanggung jawab adalah kesanggupan
untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan atau tugas yang
diemban dan kesanggupan untuk memikul resiko dari suatu perbuatan
yang dilakukan.
Aspek-aspek tanggung jawab menurut Burhanudin sebagai berikut:
a. Kesadaran
Memiliki kesadaran akan etika dan hidup jujur, melakukan
perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel, sikap produktif
dalam mengembangkan diri. Agar bisa memahami sikap dalam belajar
bagi dirinya sendiri
b. Kecintaan atau Kesukaan
Memiliki sikap empati, bersahabat, dalam hubungan
interpersonal. Hal ini dikarenakan individu melihat kebutuhan yang
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
12
lain dan memberikan potensi bagi dirinya. Dan untuk menunjukkan
ekspresi cintanya kepada individu lain.
c. Keberanian
Memiliki kemampuan bertindak independen, mampu melihat
perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai.
Dari aspek- aspek yang telah dijelaskan diatas bahwa aspek
tanggung jawab merupakan kesadaran akan etik, nilai, moral,
kemampuan dalam perencanaan, memiliki sikap produktif untuk
mengembangkan diri dalam kemampuan yang di milikinya serta
memiliki hubungan interpersonal yang baik (empati, bersahabat) dan
kemampuan bertindak independen.
3. Jenis Tanggung Jawab
Menurut Tirtorahardjo (dalam Ulfa, 2014) tanggung jawab
berdasarkan wujudnya terdiri dari: (1) tanggung jawab kepada diri sendiri,
(2) tanggung jawab kepada masyarakat, dan (3) tanggung jawab kepada
Tuhan. Berikut penjelasandari ketiga jenis tanggung jawab berdasarkan
wujudnya:
a. Tanggung Jawab Kepada Diri Sendiri
Hakikat manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai
kepribadian yang utuh, dalam bertingkah laku, dalam menentukan
perasaan, dalam menentukan keinginannya, dan dalam menuntut hak-
haknya. Namun, sebagai individu yang baik maka harus berani
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
13
menanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam bentuk penyesalan
yang mendalam.
b. Tanggung Jawab Kepada Masyarakat
Selain hakikat manusia sebagai makhluk individu, manusia
juga sebagai makhluk sosial yang berada di tengah-tengah masyarakat
dan tidak mungkin untuk hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia
dalam berpikir, bertindak, berbicara dan segala aktivitasnya, manusia
terikat oleh masyarakat, lingkungan dan negara. Maka dari itu segala
tingkahlaku ataupun perbuatannya harus dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.Tanggung jawab kepada masyarakat juga
menanggung tuntutan-tuntutan berupa sanksi-sanksi dan norma-norma
sosial, misalnya seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara, dan
lain-lain.
c. Tanggung Jawab Kepada Tuhan
Manusia di alam semesta ini tidaklah muncul dengan
sendirinya, namun ada yang menciptakan yaitu Tuhan YME. Sebagai
makhluk ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepadaNya dan juga
menanggung tuntutan norma-norma Agama serta melakukan
kewajibannya terhadap Tuhan YME. Sebagai bentuk perilaku
bertanggung jawab kepada Tuhan misalnya yaitu mempunyai perasaan
berdosa dan terkutuk.
Berdasarkan penjelasan tentang jenis-jenis tanggung jawab
tersebut, maka tanggung jawab belajar siswa termasuk dalam jenis
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
14
tanggung jawab kepada diri sendiri dan masyarakat. Artinya, santri
tersebut harus bisa menanggung kata hatinya untuk bersedia
melakukan kewajibannya sebagai santri atau tersebut harus bisa
berkomitmen untuk membiasakan diri dalam belajar dengan baik dan
disiplin.
Jenis tanggung jawab meliputi tanggung jawab terhadap diri
sendiri meliputi tingkah lak, perasaan, menentukan hak-haknya.
Tanggung jawab kepada masyarakat, meliputi aturan, norma- norma
yang ada dimana seseorang berada. Kemudian tanggung jawab
terhadap Tuhan, terkait dengan Agama yang dianutnya.
4. Ciri-ciri Tanggung Jawab
Sedangkan ciri-ciri seorang yang bertanggung jawab menurut
Astuti (2005) antara lain yaitu:
a. Melakukan tugas rutin tanpa harus diberi tahu, dia menyadari tanggung
jawabnya untuk mengerjakan tugas sebagai santri.
Narwanti (dalam Fitriastuti, 2014) yang menyatakan bahwa
tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa
b. Dapat menjelaskan apa yang dilakukannya, setiap hal yang dilakukan
memiliki alasan yaitu maksud dan tujuannya.
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
15
c. Tidak suka menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukan
orang tersebut.
d. Kemampuan dalam menentukan pilihannya menurut Pearson & Trout
(dalam Susanti,2015) menyatakan bahwa satu-satunya alasan individu
memiliki kesadaran adalah kesadaran memungkinkan individu
melakukan pergerakan atas kemauan sendiri. Pergerakan atas kemauan
sendiri adalah pergerakan yang dibuat berdasarkan keputusan, bukan
berdasarkan insting atau reflek, dengan memiliki kesadaran maka
individu mampu melakukan pergerakan atas kemauan sendiri.
e. Bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati
f. Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain
dalam kelompoknya
g. Punya beberapa saran atau minat yang ditekuni
h. Menghormati dan menghargai aturan
i. Dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit
j. Mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan
k. Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat.
Pendapat lain dari Zubaedi (dalam Ulfa, 2014) menyatakan bahwa
tanggung jawab juga ditandai dengan adanya sikap yang rasa memiliki,
disiplin, dan empati. Rasa memiliki maksudnya seseorang itu
mempunyai kesadaran akan memiliki tanggung jawab yang harus
dilakukan; disiplin berarti seseorang itu bertindak yang menunjukkan
perilaku yang tertib dan patuh pada berbagai peraturan; dan empati
berarti seseorang itu mampu mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
16
perasaan dan pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain dan
tidak merasa terbebani akan tanggung jawabnya itu.
5. Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab
Menurut Sudani (dalam A’ans dkk, 2014) sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran akan pentingnya melaksanakan hak dan
kewajiban yang merupakan tanggung jawabnya.
2. Kurang memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki
3. Dan layanan bimbingan konseling yang dilakukan oleh guru BK
(Bimbingan Konseling) dalam menangani perilaku tanggung jawab
belajar secara khusus belum terlaksana secara optimal di kelas.
B. Self -Regulated Learning
1. Pengertian Self- Regulated Learning
Menurut Hurlock (2007) self -regulated learning merupakan self-
generation dan self monitoring terhadap berbagai pikiran, perasaan, dan
perilakunya agar dapat meraih tujuan. Tujuan tersebut dapat bersifat
akademik (meningkatkan pemahaman bacaan, menjadi penulis yang apik
belajar bagaimana caranya mengalikan, mengajukan pertanyaan yang
relevan) atau dapat bersifat sosioemosional (mengontrol kemarahannya
sendiri, berada bersama kawan secara lebih nyaman).
Menurut Winne (dalam Santrock, 2007) self -regulated learning
adalah kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman
belajarnya sendiri di dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar
yang optimal.
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
17
Self -regulated learning merupakan kemampuan dalam hal
mengatur perasaan, pikiran dan perilakunya dan dapat mengelola pikiran,
perasaan, dan perilakunya secara efektif sehingga mampu mencapai hasil
belajarnya di sekolah.
2. Aspek- aspek Self Regulated Learning
Menurut Zimmerman (1998) self -regulated learning mencakup
tiga aspek :
a. Metakognisi, yaitu kemampuan individu dalam merencanakan,
mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memantau
dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.
b. Motivasi, yaitu mengatakan bahwa motivasi dalam self -regulated
learning ini merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri individu
yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi otonomi
yang dimiliki dalam aktivitas belajar. Motivasi merupakan fungsi dari
kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan
kompetensi yang dimiliki setiap individu.
c. Perilaku, yaitu merupakan upaya individu untuk mengatur diri,
menyeleksi, dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan
lingkungan yang mendukung aktivitas belajar.
Menurut Glyn dkk (dalam Latipah, 2010) self - regulated learning
merupakan kombinasi ketermapilan belajar akademik dan pengendalian
diri yang membuat pembelajaran terasa lebih mudah sehingga para santri
lebih termotivasi
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
18
Selanjutnya menurut Wolters dkk. (dalam Amalia, 2003)
menjelaskan penerapan dari setiap aspek yaitu:
Pertama, yaitu meregulasi atau mengontrol kognisi meliputi
macam-macam kognisi atau metakognitif yang mengharuskan individu
terlibat untuk mengadaptasi dan mengubah kognisinya. Strategi
pengulangan, elaborasi, dan organisasi dapat digunakan individu untuk
mengontrol kognisi dan proses belajarnya.
Kedua, yaitu meregulasi motivasi melibatkan aktivitas yang penuh
tujuan dalam memulai, mengatur atau menambah kemauan untuk
memulai, mempersiapkan tugas berikutnya, atau menyelesaikan aktivitas
tertentu atau sesuai tujuan. Regulasi motivasi adalah semua pemikiran,
tindakan atau perilaku dimana santri berusaha mempengaruhi pilihan,
usaha, dan ketekunan tugas akademisnya.
Ketiga, yaitu meregulasi perilaku merupakan usaha individu untuk
mengontrol sendiri perilaku nampak. Meliputi effort regulation (regulasi
usaha), time study environment (waktu dan lingkungan), dan help seeking
(pencarian bantuan).
Sedangkan menurut Pintrich & De Groot (dalam Ruliyanti, 2014)
terdapat tiga aspek dalam self-regulated learning yang disebut para ahli
mampu meningkatkan performa santri di dalam kelas. Pertama,
kemampuan santri menerapkan strategi metakognitif untuk merencanakan,
memonitor, dan memodifikasi kognisinya. Kedua, kemampuan santri
mengontrol upayanya untuk menyelesaikan berbagai tugas di dalam kelas,
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
19
dalam hal ini termasuk menangkal hambatan seperti gangguan lingkungan.
Ketiga, mempertahankan kognisinya agar tetap fokus pada tugas; ketiga,
strategi kognitif yang diterapkan santri untuk belajar, mengingat dan
memahami materi pelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa aspek self -
regulated learning meliputi kemampuan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, mengatur diri, memonitor diri, melakukan evaluasi
terhadap diri sendiri, serta memiliki kepercayaan terhadap kemampuan
yang dimilikinya dan mendukung terhadap kegiatan belajarnya di sekolah.
3. Faktor yang mempengaruhi self regulated learning
Menurut Zimerman (1989) setidaknya terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi self -regulated learning, sebagai berikut:
a. Faktor pribadi
Menggunakan proses pribadi untuk mengatur strategi perilaku dan
lingkungan belajar segera.
b. Faktor perilaku
Menggunakan strategi self -evaluation sehingga mendapatkan
informasi tentang akurasi dan apakah harus terus memeriksa melalui
umpan balik enactive.
c. Faktor lingkungan
Menggunakan strategi manipulasi lingkungan yang melibatkan
intervensi ruang urutan perilaku mengubah respon, seperti
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
20
menghilangkan kebisingan, mengatur pencahayaan yang memadai dan
mengatur tempat untuk menulis.
4. Karakteristik Self -Regulated Learning
Menurut Winne & Perry ( Santrock, 2007) karakteristik seseorang
yang memiliki self regulated -learning yaitu:
a. Menetapkan tujuan untuk memperluas pengetahuan mereka dan
membina motivasi mereka. Menurut Smith (dalam Latipah, 2010)
mengatakan bahwa motivasi merupakan inti dari pengelolaan diri
dalam belajar dimana santri mau mengambil tindakan dan tanggung
jawab atas kegiatan belajar yang di lakukan.
b. Menyadari sifat dasar emosinya dan menempuh startegi-strategi yang
dapat di gunakan untuk mengelola emosinya. Menurut Santrock
(dalam Alfina,2014) santri yang memiliki kemampuan self-regulated
learning menunjukan karateristik mengatur tujuan belajar untuk
mengembangkan ilmu dan meningkatkan motivasi, dapat
mengendalikan emosi sehingga tidak mengganggu kegiatan
pembelajaran, memantau secara periodik kemajuan target belajar,
mengevaluasinya dan membuat adaptasi yang diperlukan sehingga
menunjang dalam prestasi, oleh karena itu kemampuan self-regulated
learning sangat penting dimiliki oleh santri, agar memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap diri dan perilaku demi tercapainya tujuan
yang telah ditargetkan.
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
21
c. Secara berkala memonitor kemajuan yang telah dicapai dalam meraih
tujuan. Alwisol (2007) menjelaskan bahwa manusia mempunyai
kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan dirinya, bertanggung
jawab mengenai tujuan finalnya, menentukan cara memperjuangkan
mencapai tujuan itu, dan menyumbang pengembangan minat sosial
d. Merevisi atau memperhalus startegi-strateginya berdasarkan kemajuan
yang telah di capai.
e. Mengevaluasi hambatan-hambatan yang muncul dan berusaha
melakukan adaptasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik seseorang
yang memiliki self -regulated learning yaitu, menetapkan tujuan, dapat
mengelola emosinya, memonitor kemajuan yang telah di capai, berusaha
merevisi, mengevaluasi hambatan-hambatan yang muncul
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
22
C. Santri
Menurut Majid (1997) santri berasal dari perkataan sastri sebuah kata
dari sansekerta yang artinya melek huruf dikonotasikan dengan kelas literary
bagi orang jawa yang disebabkan karena pengetahuan mereka tentang Agama
melalui kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa arab. Santri merupakan
seorang pelajar yang belajar disekolah Agama atau yang disebut pondok
pesantren.
Pondok Pesantren menurut Nasir (2005) mendefinisikan bahwa
pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan
dan pengajaran serta mengembangakn dan menyebarkan ilmu agama Islam.
Dilanjutkan oleh Zarkasy (2005) menurut asal katanya pesantren berasal dari
kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang
menunjukan tempat maka artinya adalah tempat para santri.
Santri atau pelajar sama halnya dengan peserta didik, menurut
Pendidikan Nasional (2003) mengatakan bahwa peserta didik adalah anggota
yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jensi
pendidikan. Menurut Chaplin dkk ( 2013) pendidikan merupakan
pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan berbagai pengetahuan
dan kecakapan yang dibutuhkan manusia itu sendiri.
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
23
D. Kerangka Berpikir
Tanggung jawab dapat dimiliki semua orang, termasuk santri yang
tinggal di pondok pesantren. Tanggung jawab seorang santri dipondok
pesantren tidak terlepas dari tugas, peraturan yang ada disekolah. Santri yang
memiliki tanggung jawab akan menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya di
pondok pesantren, ataupun kegaiatan dan aturan lainnnya.
Santri yang bertanggung jawab memahami apa yang bersifat positif
dan negatif dan ia akan melakukan hal-hal yang positif hal ini yang
membuktikan bahwa santri memiliki kesadaran diri. Santri yang memiliki
tanggung jawab akan mampu merencanakan terhadap tanggung jawabnya di
sekolah dan mampu mengembangkan diri. Dengan kesadarannya sebagai
santri dan memiliki tanggung jawab terhadap sekolahnya maka ia akan
mengatur cara belajarnya, perasaan, perilaku, dan pikirannya. Ketika santri
telah mampu mengatur diri, mengontrol, dan mengevaluas dalam belajarnya
maka ia akan mampu bertanggung jawab terhadap belajar, aturan, yang ada di
sekolah atau pondok pesantern. Demikian juga ketika santri memiliki rasa
tanggung jawab maka ia akan dapat mengatur belajarnya, mengontrol,
memonitor, memotivasi dirinya dengan baik.
Hasil penelitian yang dilakukan Pahyanti (2013) tentang peningkatan
tanggung jawab, siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran dan sering
tidak melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru. Siswa lebih
mengandalkan teman dengan mencotek hasil pekerjaan siswa lain. Siswa tidak
berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Dalam hal ini tanggung
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
24
jawab merupakan aspek penting bagi santri, dimana tanggung jawab
merupakan hal yang membuat santri melaksanakan tugas, belajar di pondok
pesantren, mematuhi aturan yang ada dan juga tanggung jawab akan
memudahkan dalam meraih tujuan dalam belajar sebagai santri di pondok
pesantren.
Rendahnya tanggung jawab juga akan berdampak buruk pada santri,
hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Setyowati (2015) yang meneliti
tentang Tingkat tanggung jawab siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama)
dengan menerapkan Buliding leraning power. Rendahnya tanggung jawab
pada diri siswa akan berdampak pada terbentuknya perilaku-perilaku
menyimpang dalam bentuk pelanggaran-pelanggaran. Dengan penerapan
building leraning power (BLP) tingkat tanggung jawab semakin meningkat.
sebanyak 4% siswa didominasi dengan kategori cukup tanggung jawab, 32%
siswa dikategorisasikan memiliki sikap tanggung jawab, dan sebanyak 64%
siswa dikategorisasikan memiliki sikap sangat tanggung jawab. Penelitian ini
menunjukkan bahwa rendahnya tanggung jawab akan berdampak pada
pelanggaran, akan tetapi tanggung jawab juga dapat ditingkatkan.
Oleh karena itu dengan adanya self -regulated learning maka santri
akan meningkatkan tanggung jawabnya karena dengan self -regulated
learning santri akan mengatur cara belajarnya, tugas-tugasnya sebagai santri
dan aturan yang ada di pondok pesantren. Karena santri yang memiliki self -
regulated learningakan mampu merencanakan bagaimana dalam
belajar,mengevaluasi terhadap kesalahan atau yang dilakukannya, memiliki
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016
25
kepercayaan diri yang bagus dan tidak mudah terjerumus ke hal-hal yang
negatif. Adapun penjelasan yang sudah diuraikan diatas, dapat gambarkan
melalui alur kerangka berpikir dibawah ini.
Gambar 1
Kerangka Berpikir
Santri
Self -Regulated Learning
1. Metakognisi
2. Motivasi
3. Perilaku
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara self -regulated
learning dengan Tanggung Jawab Santri Tingkat SMA di Pondok Pesantren
Modern Zam-zam Muhammadiyah Cilongok Kabupaten Banyumas.
Tanggung Jawab
1. Kesadaran
2. Kecintaan
3. Menerima konsekuensi
Hubungan Antara Self…, Parlina, Fakultas Psikologi UMP, 2016