bab ii kajian teori a. olahraga bulu tangkis 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti...

29
9 BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1. Olahraga Tidak mudah merumuskan pengertian sport (olahraga) itu sendiri, istilah sport berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang menyenangkan baik dalam bentuk percakapan, hiburan, senda gurau, dan permainan. Kata kerja sport adalah se desporter yang berarti melompat-lompat kegirangan atau bersenang-senang. Kata desport diambil oleh bangsawan inggris dan berubah menjadi disport pada abad ke-14 dan kemudian mendapatkan bentuknya seperti saat ini, yaitu sport. Pada masa itu sport diartikan sebagai aktifitas yang sangat menyenangkan dari golongan bangsawan sebagai bagian dari gaya hidupnya yang khusus. Selanjutnya sport mencakup beberapa permainan yang lebih populer dengan tetap mempertahankan acuannya kepada jiwa aristokratik dan untuk kesenangan. Di Prancis pada tahun 1820- an, istilah sport pada mulanya berarti pacuan kuda, serta beberapa permainan yang bersifat konfrontasi seperti tinju. Tahun 1873, pengertian sport dipakai untuk menunjukkan latihan di alam terbuka, seperti pacuan kuda, dayung, berburu, memancing, panahan, senam, dan anggar (Pandjaitan Hinca IP, 2011:129). Sementara itu di Indonesia sendiri pengertian olahraga (sport) dirumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasianal pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa definisi olahraga, adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Rumusan dari pengertian ini sangat luas maknanya, karena tidak disebutkan apakah aktivitas yang dimaksudkan sebagai olahraga. Kata kuncinya adalah segala kegitan yang sistematis. Dengan demikian rumusan ini memperlihatkan bahwa aktivitas olahraga yang dimaksud sepanjang tujuannya yaitu tujuanya untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian orang, bahkan untuk sebagian orang yang lain olahraga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam hidupnya. Olahraga yang sebelumnya dipandang sebelah mata dan

Upload: phungdiep

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. OLAHRAGA BULU TANGKIS

1. Olahraga

Tidak mudah merumuskan pengertian sport (olahraga) itu sendiri, istilah sport

berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana

yang memberikan ruang waktu yang menyenangkan baik dalam bentuk percakapan,

hiburan, senda gurau, dan permainan. Kata kerja sport adalah se desporter yang berarti

melompat-lompat kegirangan atau bersenang-senang. Kata desport diambil oleh

bangsawan inggris dan berubah menjadi disport pada abad ke-14 dan kemudian

mendapatkan bentuknya seperti saat ini, yaitu sport.

Pada masa itu sport diartikan sebagai aktifitas yang sangat menyenangkan dari

golongan bangsawan sebagai bagian dari gaya hidupnya yang khusus. Selanjutnya sport

mencakup beberapa permainan yang lebih populer dengan tetap mempertahankan

acuannya kepada jiwa aristokratik dan untuk kesenangan. Di Prancis pada tahun 1820-

an, istilah sport pada mulanya berarti pacuan kuda, serta beberapa permainan yang

bersifat konfrontasi seperti tinju. Tahun 1873, pengertian sport dipakai untuk

menunjukkan latihan di alam terbuka, seperti pacuan kuda, dayung, berburu,

memancing, panahan, senam, dan anggar (Pandjaitan Hinca IP, 2011:129).

Sementara itu di Indonesia sendiri pengertian olahraga (sport) dirumuskan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

Keolahragaan Nasianal pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa definisi olahraga, adalah segala

kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi

jasmani, rohani, dan sosial. Rumusan dari pengertian ini sangat luas maknanya, karena

tidak disebutkan apakah aktivitas yang dimaksudkan sebagai olahraga. Kata kuncinya

adalah segala kegitan yang sistematis. Dengan demikian rumusan ini memperlihatkan

bahwa aktivitas olahraga yang dimaksud sepanjang tujuannya yaitu tujuanya untuk

mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.

Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian

orang, bahkan untuk sebagian orang yang lain olahraga menjadi sebuah kebutuhan

mendasar dalam hidupnya. Olahraga yang sebelumnya dipandang sebelah mata dan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

10

merupakan sebuah aktivitas rekreasi semata, seiring perkembangan zaman dan

kemajuan ilmu pengetahuan olahraga menjelma menjadi sesuatu yang memiliki nilai

vital dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Olahraga menjadi sangat penting

karena tidak terlepas dari kebutuhan mendasar manusia itu sendiri yang pada prinsipnya

selalu bergerak. Olahraga itu sendiri merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan

terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk

mempertahankan hidup serta meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Tujuan seseorang berolahraga adalah untuk meningkatkan derajat sehat dinamis

(sehat dalam gerak), dan sehat statis (sehat dikala diam). Prestasi melalui kegiatan

olahraga pun menjadi suatu alasan sesorang menekuni olahraga. Hal tersebut sejalan

dengan isi Undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional yang menyatakan bahwa “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis

untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan

sosial”.

Olahraga bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa

memandang dan membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan sebagainya.

Olahraga mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan bangsa. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat (Mutohir, 2005) yaitu hakekat olahraga adalah

sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di dalam olahraga tergambar

aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang terpantul lewat hasrat

mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Kita sering mendengar kata-kata bahwa

kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin dari prestasi olahraganya.

Harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat pendorong gerakan

kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik secara fisikal, mental,

intelektual, sosialnya serta mampu membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani

dan rohani seutuhnya.

Pemahaman tentang konsep olahraga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan

teknologi. Menurut (Engkos Kosasih, 1980:20) istilah sport berasal dari bahasa Latin

”disportare” atau ”deporate” didalam bahasa Itali menjadi ”diporte” yang artinya

penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Istilah olahraga dan

sport itu berubah sepanjang waktu, namun mempunyai pengertian yang sama yaitu

esensi pengertiannya kebanyakan berkaitan dengan 3 unsur pokok yaitu bermain,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

11

latihan fisik, dan kompetisi. Sedangkan menurut (Ratal Wirjasantosa, 1984:21) olahraga

berarti memperkembangkan, memasak, mematangkan, menyiapkan manusia sedemikian

rupa, sehingga dapat melaksanakan gerakan-gerakan dengan efektif dan efisien”.

Nuansa usaha keras mengandung ciri permainan dan konfrontasi melawan tantangan

tercermin dalam definisi UNESCO tentang sport, yaitu setiap aktifitas fisik berupa

permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur dan orang lain ataupun diri

sendiri. Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan. Olahraga (sport) tidak

digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif yang sempit, karena pengetiannya

bukan hanya sebagai himpunan aktifitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan

tidak resmi (informal) yang tampak dalam kebanyakan cabang-cabang olahraga namun

juga dalam bentuk yang mendasar seperti senam, latihan kebugaran jasmani atau

aerobik.

Olahraga juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam olahraga yang

dimaksud adalah adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi, baik itu dalam olahraga

yang bersifat play (bermain), games maupun sport. Aturan dalam olahraga yang

bersifat play, tidak terlalu ketat, karena play merupakan aktivitas fisik yang bersifat

sukarela dan dilakukan secara bebas. Misalnya ketika kita lari di sore hari atau jogging,

yang kita perhatikan adalah kita harus menggunakan pakaian dan lari di tempat yang

tidak mengganggu aktivitas orang lain. Kemudian, olahraga yang bersifat games,

aturannya sudah mulai ketat. Karena dibuat oleh pemain yang akan melakukan

permainan untuk ditaati bersama. Misalnya, pada waktu kita ingin bermain bola

bulutangkis dengan teman yang lain, sebelum permainan dimulai, kita sudah

menentukan kesepakatan atas aturan yang akan kita gunakan, baik itu penentuan set,

skor, jumlah pemain dan lain sebagainya. Olahraga dalam bentuk sport, aturan yang

harus dipatuhi sudah sangat kompleks, dibuat secara formal oleh organisasinya.

Misalnya dalam permainan sepak bola atau pun permainan lainnya, semua sudah ada

ketentuannya. Di situ sudah ada peraturan atau pembatasan ruang, luas, jumlah pemain

dan aturan-aturan lain yang harus dipakai sesuai dengan kesepakatan yang telah

ditentukan sebelumnya. Di dalam olahraga, aturan-aturan yang telah dibuat bukan

merupakan suatu hal yang dapat menghambat pengembangan kemampuan dalam

berekspresi atau juga bukan merupakan pengekang kebebasan, melainkan suatu bentuk

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

12

tindakan untuk menjadikan olahraga itu menjadi lebih baik, penuh dengan seni dan

etika.

Pada zaman modern ini manusia telah berhasil mengembangkan berbagai macam

teknologi termasuk mengembangkan beberapa teknik olahraga, namun dengan semakin

berkembangnya teknologi justru sebagian manusia menjadi korban dari perkembangan

teknologi tersebut karena dengan semakin berkembangnya teknologi maka akan

mempermudah kinerja seseorang, dengan kata lain teknologi akan mengurangi aktifitas

fisik seseorang. Dengan berkurangnya aktifitas fisik seseorang, maka akan berpengaruh

terhadap kebugaran tubuhnya dan nantinya akan berpengeruh juga terhadap aktifitas

fisik lainnya. Oleh karena hal tersebutlah disarankan untuk tetap menjaga kesehatan dan

kebugaran dengan berolahraga secara baik dan benar.

Aktivitas gerak sangat penting baik untuk kelangsungan hidup maupun

komunikasi dengan dewa, maka aktivitas fisik tersebut merupakan yang terpenting

untuk eksistensi manusia. Oleh karena itu, mereka mulai menyusun struktur geraknya

ke dalam bentuk-bentuk yang bermanfaat, tepat dan sadar. Semua peristiwa penting

dalam siklus kehidupan orang primitif yang memiliki makna praktis dan religius

disimbolkan dalam gerakan-gerakan tubuh yang terstruktur. Di seluruh periode

evolusinya, aktivitas fisik sangat penting untuk kelangsungan hidup dan tetap penting

untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimum. (Harrow, 1977:5)

mengemukakan bahwa ada tujuh pola gerak yang sangat penting untuk eksistensi

orang primitif yang merupakan dasar gerakan keterampilan. Aktivitas gerak ini adalah

inheren dalam diri manusia, yakni lari, lompat atau loncat, memanjat, mengangkat,

membawa, menggantung, dan melempar. Hingga kini aktivitas fisik atau gerak, juga

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena gerak dipandang sebagai kunci

untuk hidup dan untuk keberadaan dalam semua bidang kehidupan. Jika manusia

melakukan gerakan yang memiliki tujuan tertentu, maka ia mengkoordinasikan aspek-

aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

Olahraga juga sebagai sarana untuk pertukaran budaya dari berbagai negara,

berbagi informasi dan mengembangkan pemahaman budaya timbal balik. Ini berarti

olahraga sering menjadi barang ekspor budaya dari Negara maju dan menyatu dengan

hidup sehari-hari orang di negara lain. Partisipasi even olahraga internasional sering

bermakna bahwa negara lemah harus mencari negara tangguh atau yang disebut

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

13

adikuasa dalam olahraga untuk mendapat bimbingan dan sumber daya. Menurut Adolf

Ogi, mantan Presiden Swiss yang kini bertugas sebagai penasehat khusus Sekretaris

Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai olahraga untuk pembangunan

dan perdamaian menyatakan bahwa, “Nilai-nilai olahraga identik dengan nilai-nilai

PBB. Kegiatan olahraga perlu terus dipromosikan demi keselamatan umat manusia”.

Lebih lanjut Piere De Cerbertin dalam beberapa tulisannya menyatakan bahwa,

“Olympic Games bukan hanya event atletik saja, tetapi Olympic Games merupakan inti

dari gerakan sosial yang luas. Melalui kegiatan olahraga akan meningkatkan

pengembangan kualitas sumberdaya manusia dan saling pengertian secara

Internasional” IOC, 2002; Tode, 2002; Ian Seagrave, 1995 dalam (Maksum, 2004).

Moto Olimpik “Citius, Altius, fortius” (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat) telah

menjadi suatu filsafat hidup, mengagungkan dan mengkombinasi suatu keseluruhan

yang seimbang, kualitas tubuh, akal dan pikiran serta mencampur olahraga dengan

kultur dan pendidikan sedangkan Olympism mencari untuk menciptakan suatu jalan

hidup berdasar pada kegembiraan, nilai bidang pendidikan dari contoh dan rasa hormat

yang baik untuk prinsip etis pokok yang universal.

2. Sejarah Bulutangkis

Olahraga bulutangkis yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang

di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik

Rakyat Cina. Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa,

Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya

dimanipulasi dengan kaki. Misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak

menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Olahraga kompetitif

bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19

saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab

kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai

Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada

1850-an.

Dikatakan oleh (James Poole, 2006:7) Asal mula olahraga bulu tangkis, sampai

kini masih diragukan. Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa permainan ini terdapat

di beberapa negara yang berada sejak puluhan tahun yang lalu. Salah satu permainan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

14

yang mirip yang di mainkan di Cina, disana digunakan alat pemukul yang berbentuk

dayung dari kayu dengan bola sebagai sasaran pukulannya.

Permainan ini juga telah ada sekitar abad ke-12 di lapangan olahraga kerajaan

Inggris. Juga ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa anggota-anggota kerajaan di

Polandia memainkan olahraga ini pada akhir abad ke-17 atau permulaan abad ke-18. Di

India, olahraga ini dinamakan Poona, dan sampai tahun 1890 permainan ini di sana

dikenal dengan nama Poona.

Di Indonesia, badminton dikenal juga sebagai bulutangkis. Perkembangan

bulutangkis di Indonesia terkait dengan adanya kesadaran bahwa bahwa olahraga dapat

membawa nama harum bangsa Indonesia di dunia. Di Jakarta, berdiri perkumpulan

bulutangkis yakni Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada tanggal 20

Januari1947. PORI pusat saat itu berkedudukan di Yogyakarta. Ketua pori adalah Tri

Tjondokusumo. Pada zaman belanda, persatuan bulutangkis tersebut dinamakan BBL

(Bataviasche Badminton Leaque) yang kemudian di lebur menjadi BBU (Bataviasche

Badminton Unie). BBU secara umum diikuti oleh orang-orang keturunan Tionghoa

yang mempunyai kesadaran nasional tinggi. Kemudian, BBU diubah lagi menjadi

Perbad (Persatuan Badminton Djakarta) yang diketuai oleh Tjong Seng Tiang.

Pada tahun 1949 Perbed bertukar pikiran dengan para tokoh bulutangkis di

Indonesia, antara lain Sudirman Liem Soei Liong, E. Sumantri, Ramli Rakin, Ang Bok

Sun, dan Khow Dji Hoe. Agar organisasi ini menjangkau seluruh Indonesia, Sudirman

dan rekan-rekan menghubungi teman-temannya di seluruh Indonesia untuk mendirikan

perkumpulan bulutangkis. Pada 5 Mei 1951 barulah dapat dibentuk Persatuan

Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Indonesia mulai masuk secara resmi di IBF pada

tahun 1953. Emapat tahun kemudian Indonesia baru mengikuti piala Thomas tahun

1957-1958. Pada tahun 1950an, bulutangkis sudah menjadi permainan tingkat Nasional

dan dimainkan diseluruh Indonesia. Khususnya di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan

Kalimantan. Setelah berhenti pada masa penjajahan Jepang, olahraga ini kembali

dimainkan tidak lama setelah Indonesia merdeka. Pertandingan antar kota sudah mulai

diadakan, walau hanya antar perkumpulan. Penyebaran bulutangkis di tanah air, antara

lain dapat dilihat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) I di Surakarta tahun 1948yang

diikuti banyak wilayah dan (Karisidenan).

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

15

3. PERMAINAN Bulutangkis

a. Bentuk Permainan Bulu Tangkis

Bulu tangkis merupakan olahraga permainan yang sangat banyak peminatnya di

Indonesia. Menurut (Subardjah, 2000) “permainan bulu tangkis merupakan bentuk

permainan bola kecil yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara

melakukan satu orang melawan satu orang (single) atau dilakukan oleh dua orang

melawan dua orang (double)“.

Permainan bulu tangkis menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock

sebagai obyek yang dipukul. Lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi

oleh net untuk memisahkan anatara dua daerah permainan sendiri dan daerah

permainan lawan. Tujuan permainan bulu tangkis adalah berusaha menjatuhkan

shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha lawan tidak dapat memukul

shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Pada saat permainan

berlangsung, masing-masing pemain berusaha agar shuttlecock tidak menyentuh lantai

di daerah permainannya sendiri. Apabila shuttlecock jatuh di lantai atau menyangkut

net, maka permainan berhenti dan dimulai dengan melakukan servis. Permainan

dilaksanakan dengan sistem penilaian relly poin. Pemain atau regu yang memperoleh

nilai 21 dinyatakan menang. Dan apabila terjadi nilai sama 20 lawan 20 dicari selisih

dua angka. Untuk dapat bermain bulu tangkis dengan baik, maka seorang pemain

bulutangkis harus memiliki teknik permainan yang baik.

b. Perlengkapan Bulu Tangkis

1. Raket

Raket sebagai alat pemukul dalam olahraga bulutangkis dapat diperoleh dengan

harga yang bervariasi, pada masa awal perkembangannya hingga tahun 1970an, dikenal

raket yang rangkanya dari kayu. Setelah itu, dikenal raket yang rangkanya terbuat dari

almunium atau logam-logam ringan lainnya. Saat ini, hampir semua raket yang beredar

dipasaran (di toko-toko olahraga) terbuat dari bahan campuran serat karbon dan

beberapa diantaranya campuran titanium. Pemanfaatan bahan campuran serat karbon

atau campuran titanium sebagai rangka raket, memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan dengan bahan kayu, antara lain :

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

16

a. Bentuknya tidak mudah berubah (tidak mudah melengkung), sehingga tidak perlu

menjepitnya dengan rangka pengepres pada saat tidak digunakan.

b. Lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk diayunkan sesuai dengan jenis dan

arah pukulan yang diinginkan pemakainya.

c. Tegangan senarnya dapat lebih tinggi, sehingga mampu menghasilkan laju

shuttlecocks yang lebih kencang.

d. Relatif lebih tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga dapat lebih awet dan tahan

lama.

2. Shuttletcock

Shuttlecocks (biasa disingkat penyebutannya menjadi „shuttle‟ atau „cocks‟.

Dalam pertandingan-pertandingan bulu tangkis biasanya menggunakan jenis shuttlecock

yang berbahan dari bulu angsa, dengan berat 4,8-5,6gram (73-85 grain) dan mempunyai

14-16 helai bulu. Sedangkan dalam pertandingan pertandingan resmi, baik berskala

Nasional maupun Internasinal, pemilihan berat shuttle bulu angsa didasarkan atas suhu

ruangan tempat pertandingan itu diselenggarakan. Untuk lapangan dengan suhu relatif

tinggi, umumnya digunakan shuttle yang beratnya 4,7-4,9 gram, sedangkan untuk

ruangan yang memiliki suhu relatif rentah digunakan shuttle yang beratnya 5,2-5,4 gram

(James Poole, 2006:13-14). Shuttlecocks dari bahan bulu angksa ini harus di simpan

dalam ruangan yang agak lembab, untuk menjaga supaya bulu-bulunya tetap kering

yang menyebabkan mudah rusak dan patah.

3. Lapangan

Pada prinsipnya, permainan bulutangkis dapat dilakukan di dalam ruangan

maupun di luar ruangan. Meskipun demikian, semua turnamen resmi sampai saat ini

dilakukan di dalam ruangan. Hal ini dikarenakan laju Shuttlecock relatif tidak

terpengaruh oleh angin ruangan untuk permainan bulutangkis mempunyai langit-langit

minimal setinggi 7,62 meter (25 kaki). Sedangkan taraf Internasional mempunyai

langit-langit berketinggian diatas 9,14 meter (30 kaki) (James Poole, 2006:14).

Bentuk lapangan bulu tangkis yang resmi yaitu semua garis batas lapangan bulu

tangkis, dibuat dengan ketebalan atau lebar 3,8 cm (11/2 inci). Garis pada lapangan

dapat digambar dengan cat atau dibuat dengan menempelkan pita di atas lantai. Jaring

yang melintang di tengah lapangn, yang membatasi kedua sisi lapangan, terbuat dari

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

17

bahan katun atau nilon. Tinggi jaring yaitu 155 cm (5 kaki 1 inci) di tiang dan 152 cm

(5 kaki) ditengah lapangan.

Gmbar 2.1

Lapangan BuluTangkis

c. Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis

Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, maka seorang pemain bulutangkis

harus menguasai teknik dasar. Penguasaan keterampilan teknik merupakan modal dasar

untuk mencapai prestasi permainan bulutangkis yang optimal. Keterampilan merupakan

kecakapan melakukan tugas gerakan keterampilan. “gerakan keterampilan merupakan

salah satu jenis gerakan yang dalam melaksanakannya memerlukan koordinasi beberapa

bagian tubuh atau bagian-bagian tubuh secara keseluruhan”. Orang dikatakan memiliki

keterampilan jika dirinnya terampil melakukan suatu gerakan tertentu. “gerakan yang

terampil pada dasarnya gerakan yang efisien”. Berdasarkan uraian tersebut dapat

dirumuskan bahwa, keterampilan bermain bulu tangkis merupakan suatu tindakan

efisiensi dalam melakukan gerakan teknik, untuk memperoleh keberhasilan dalam

permainan bulutangkis (Sugiyanto, 1995:36-40).

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

18

Setiap cabang olahraga memiliki spesifikasi tersendiri yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya. Dalam permainan bulutangkis memiliki teknik khusus yang

berbeda dengan cabang olahraga lain. Menguasai teknik dasar bulutangkis merupakan

salah satu bagian yang dapat mendukung keterampilan bermain bulutangkis. Berkaitan

dengan teknik dasar bulutangkis (Tohar, 1992:95) menyatakan bahwa, “Teknik dasar

dalam permainan bulutangkis adalah penguasaan pokok yang harus dipahami dan

dikuasai oleh setiap permain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis”. Menurut

(Suharsimi Arikunto, 1990:12) bahwa, “Teknik bermain bulu tangkis adalah suatu

proses gerakan dalam praktek untuk menyelesaikan tugas pegangan raket yang sesuai,

langkah kaki lincah, menerima bola dengan baik dan memukul bola dengan terarah”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar

bulutangkis merupakan suatu proses gerakan terkoordinasi yang meliputi cara memukul

bola dan gerakan-gerakan khusus yang mendukung gerakan memukul bola. Sedangkan

macam-macam teknik dasar bulutangkis menurut (Soemarno, 1995:489)

mengklasifikasikan teknik dasar bulutangkis menjadi empat macam, yaitu: “(1) Teknik

memegang raket (grips), (2) Teknik mengatur kerja kaki (footwork), (3) Teknik

menguasai pukulan (strokes), dan (4) Teknik menguasai pola-pola pukulan”.

d. Taktik Dalam Bulutangkis

Taktik dalam permainan bulu tangkis merupakan salah satu hal penting dalam

permainan bulu tangkis. Strategi atau taktik dalam permainan merupakan keterampilan

gerak atlet sebagai suatu cara yang fair untuk memperoleh keuntungan dari lawan dalam

suatu permainan. Dengan kata lain, rencana bentuk-bentuk strategi bermain yaitu

merencanakan suatu metode atau cara yang bertujuan dari periode waktu yang berbeda

dan mengatur tempo kompetisi dari setiap pertandingan. beberapa aspek penting dalam

permainan bulu tangkis yaitu konsep taktik atau susunan sebelum suatu kompetisi dan

yang kedua tindakan taktif yang efektif.

e. Peraturan Nomor Bulutangkis

Olahraga bulutangkis adalah suatu olahraga yang dimainkan oleh dua orang

(tunggal) atau dua pasangan (ganda). Permainan ini bertujuan memukul bola permainan

(shuttlecock) melewati jaring agar jatuh di area lawan dan mencegah lawan melakukan

hal yang sama. Peraturan permainan ditentukan dan diterapkan oleh sidang tahunan

Organisasi Olahraga Bulutangkis Internasional (IBF). Peraturan permainan ini mulai

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

19

berlaku tanggal 1 Agustus 1998 dan berlaku sampai sekarang. Antara lain peraturannya

sebagai berikut: bentuk permainan (permainan tunggal dan permainan ganda), jumlah

nilai poin, bola (Shuttlecock) pengundian, peraturan lapangan bulu tangkis, dan jaring

net.

4. Pemanduan Bakat Atlet Bulu Tangkis

a) Potensi Atlet

Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pembinaan prestasi

khususnya olahraga bulutangkis, karena atlet merupakan objek yang sangat berpengaruh

terhadap berhasil atau tidaknya suatu cabang olahraga. memiliki prestasi yang optimal

merupakan suatu tujuan utama dari setiap cabang olahraga. atlet adalah seseorang yang

telah melakukan pelatihan dari salah satu cabang olahraga secara kontinyu dalam waktu

tertentu serta telah menunjukkan peningkatan prestasi secara bertahap (Harsuki,

2012:104).

pencapaian prestasi suatu cabang olahraga yang tinggi diperlukan beberapa hal

selain bentuk latihan atau metode yang terprogram dengan baik, namun harus ada juga

proses identifikasi pemanduan bakat yang akan menentukan apakah atlet sesuai dengan

cabang olahraga tersebut. Penelitian bakat dalam cabang olahraga bulutangkis

memerlukan cara tertentu dalam menentukan atlet yang akan di bina untuk mencapai

prestasi tertinggi sesuai yang diharapkan dan dapat tampil maksimal dalam setiap

kompetisi.

b) Bakat

Bakat merupakan dasar kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak

lahir. Bakat pada umumnya diartikan sebagai sebagai suatu kemampuan bawaan yang

merupakan potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih, yaitu

agar bakat tersebut bisa terwujud secara maksimal.

Dikatakan (Yudiana, 2007:53) bahwa Tujuan identitifikasi bakat adalah untuk

memprediksikan suatu derajat yang tinggi tentang kemungkinan sarana talet akan

mampu menyesuwaikan dan menyelesaikan program latihan junior dengan baik dalam

olahraga yang di pilih, agar ia dapat dan layak mengukur secara pasti, kemudian dapat

melakukan tahap selanjutnya. Tujuan umum dari identifikasi bakat anak dan remaja

adalah meningkatkan standar prestasi olahraga, yakni peningkatan standar prestasi pada

kompetisi Nasional dimaksimalkan melalui bakat yang dimiliki atlet pada cabang

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

20

olahraga tertentu agar menjadi sukses dikompetisi tingkat Internasional. Sedangkan

tujuan khusus dari identifikasi bakat anak dan remaja antara lain sebagai berikut: (a)

memetakan bakat anak dan remaja dengan kesempatan untuk berkembang pada

keterampilan olahraga yang ditekunininya, (b) Optimis terhadap potensi seluruh

individu pada kesuksesan prestasi olahraga, (c) meningkatkan rangsangan yang cukup

untuk partisipasi secara berkelanjutan, (d) mengendalikan ketidaksesuaian cabang

olahraga yang ditekuni oleh anak dan remaja sehingga mengurangi kemungkin cedera

saat olahraga.

Proses identifikasi bakat untuk mendapatkan calon atlet yang kelak diharapkan

dapat meraih prestasi diperlukan upaya dengan beberapa tahapan. Ada beberapa tahapan

yang harus disiapkan atlet yaitu: (a) Mencari calon atlet berbakat, (b) Memilih calon

atlet yang usia muda (c) Memonitor calon atlet secara terus menerus dan teratur, (d)

Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak.

Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi bakat pada calon atlet adalah

pertama seleksi alam, merupakan pendekatan yang normal dan cara pengembangan

alam olahraga dalam olahraga tertentu. Seleksi ini menganggap bahwa atlet mengikuti

olahraga tertentu sebagai hasil dari pengaruh setempat, misal tradisi sekolah, harapan

orang tua, teman sebaya dan lingkungan sekitar. Dengan demikian evolusi prestasi atlet

ditentukan oleh seleksi alam yang bergantung pada beberapa faktor. Pendekatan pada

seleksi alam ini sering kali berjalan lambat. Seleksi alam lebih sedikit memerlukan

persyaratan tinggi atau berat badan misalnya: Bola baskte, Bola voli, Sepakbola dan

sebagainya. Demikian juga olahraga yang memerlukan kecepatan, waktu reaksi,

koordinasi dan power seperti: Lari cepat, Judo, Hockey, Nomor lompat, dan sebagainya.

Kedua adalah seleksi ilmiah yaitu suatu pendekatan untuk mengidetifikasi bakat anak

dengan cara menyeleksi prospek kemampuan alami yang telah dimiliki anak untuk

diarahkan pada olahraga yang sesuai dengan potensinya dan dilakukan dalam bentuk tes

ilmiah oleh para ilmuan. Seperti untuk cabang olahraga yang memerlukan tinggi badan

dan berat badan seperti olahraga Bola basket, Bola voli, Sepakbola, atau even-even

melempar pada cabang olahraga atletik. Seleksi ilmiah menjadi penguat untuk betul

dipertimbangkan. Begitupula, untuk olahraga yang didominasi oleh unsur percepatan

seperti waktu reaksi, koordinasi dan power. Misalnya: Lari cepat, Gulat, Sepakbola,

Bola voli, atau Nomor lompat pada olahraga atletik.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

21

Kriteria pemilihan atlet berbakat adalah sebagai berikut: (a) Aspek biologis

(potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur dan struktur tubuh),

(b) Aspek psikologis (intelektual, kecerdasan atau IQ, motivasi, kepribadian dan kerja

syaraf), (c) Umur (usia secara kronologis dan usia secar psikologis), (d) Keturunan, (e)

Aspek lingkungan.

c) Pembinaan atlet

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 193) disebutkan bahwa pembinaan adalah

usaha kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang

lebih baik. Sedangkan menurut (Tohar, 2004:31) untuk mencapai prestasi optimal atlet,

juga diperlukan usaha dan daya melatih yang dituangkan dalam rencana progam latihan

tertulis yang tersusun secara sistematis sebagai pedoman arah kegiatan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien.

Strategi yang paling mendasar dalam upaya mewujudkan peningkatan sumber

daya manusia Indonesia, khususnya dibidang olahraga adalah memusatkan perhatian

dan orientasi pembangunan olahraga sedini mungkin, yaitu dengan melakukan

pembinaan dan pengembangan olahraga bagi generasi muda sejak usia dini. Konsep

pembinaan olahraga sedini mungkin adalah kalu kita ingin mencapai prestasi yang

tinggi, maka perlu diterapkan konsep sedini mungkin. Karena saat itulah yang paling

tepat untuk memberikan dasar keterampilan dan membentuk karakter bermain

bulutangkis, menumbuhkan sportivitas, dan semangat pantang menyerah, sehingga

prestasi yang dihasilkan benar-benar maksimal (Koni, 2000:65). Menurut (Harsuki,

2003:308) tanpa pembibitan jangan diharapkan akan diperoleh olahraga prestasi.

Konsep tersebut jelas mengacu kepada pembinaan anak-anak usia dini. Oleh karena

periode umur anak-anak tersebut merupakan periode yang potensial, guna

memungkinkan pembinaan prestasi setinggi mungkin. Terciptanya prestasi puncak

adalah hasil dari persiapan atlet yang cermat, berdasarkan progam latihan yang

terorganisasi secara rinci, direncanakan secara bertahap, obyektif dan diterpakan secara

berkesinambungan. Pola pembinaan dalam olahraga bulu tangkis di daerah bisa dibilang

cukup baik dilihat dari beberapa atlet yang berasal dari Kabupaten Tegal. Dilihat dari

tahun ke tahun klub atau persatuan bulu tangkis di setiap desa dan jumlah setiap tahun

meningkat. Prestasi bulutangkis di Kabupaten Tegal dapat dikatakan tidak ada

peningkatan atau stabil.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

22

5. Perkembangan Bulutangkis Kabupaten Tegal

Desa-desa yang ada di Kabupaten Tegal terdapat satu perkumpulan yang sering

disebut dengan persatuan bulutangkis (PB) dengan tujuan nenumbuhkan atlet-atlet baru,

mengisi waktu dengan berolahraga dan menyalurkan hobi. Persatuan bulutangkis di

Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat banyak, dengan adanya persatuan bulutangkis

disetiap desa dan beberapa desa memiliki Klub bulutangkis resmi dan melakukan

pembinaan atlet-atlet dari usia dini.

B. PRESTASI BULUTANGKIS

Bicara soal prestasi bulutangkis perlu diperhatian proses dari awal atau pembinaan

dari usia dini yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi yang telah dimiliki oleh

pemain. Dengan adanya pola pembinaan yang baik merupakan suatu usaha untuk

membina dan mendidik secara berdaya guna, diharapkan akan ada atlet-atlet yang bisa

menjadi juara dan meraih prestasi serta mengharumkan nama bangsa dan negara, baik

dievent-event tertentu maupun multievent seperti sea game, asian game bahkan

olimpiade. Saat pembinaan tersebut dapat dilatih berupa latihan-latihan yang berupa

keterampilan bermain bulutangkis dan faktor kondisi fisik merupakan hal yang melekat

atau bawaan dari lahir tetapi semua itu bisa dilatih.

Keterampilan Bermain bulutangkis menurut (Subardjah, 2000:13) “bulutangkis

merupakan bentuk permainan bola kecil yang bersifat individual yang dapat dilakukan

dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang (single) atau dilakukan oleh dua

orang melawan dua orang (double)”. Apabila ingin menjadi pemain bulutangkis yang

baik dan berprestasi, maka harus menguasai bermacam-macam teknik pukulan dengan

benar. Oleh karena itu, untuk menjadi pemain yang baik mempunyai keharusan untuk

berlatih tekun, disiplin, dan terarah di bawah bimbingan pelatih yang berkualifikasi

baik, dapat menguasai berbagai teknik dasar dan teknik pukulan bermain bulutangkis

secara benar. (Sapta Kunta Purnama, 2010:13), mengatakan bahwa “Teknik dasar

keterampilan bermain bulutangkis yang harus dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis

antara lain : sikap berdiri (stance), teknik memegang raket, teknik memukul bola, teknik

langkah kaki (foot work)” dan melatih teknik.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

23

Di samping penyediaan alat dan fasilitas, dalam proses latihan juga dipengaruhi

oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan

sekitar/masyarakat. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah,

ibu dan anak yang berhubungan dan dijiwai oleh suasana afeksi, rasa tanggung jawab

dan berfungsi untuk memelihara, merawat dan melindungi anak agar mampu

mengendalikan diri. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang paling besar,

khususnya orang tua, motivasi yang kuat dari orang tua sangatlah berpengaruh terhadap

proses sosialisasi pembentukan anak. Lingkugan sekitar atau masyarakat juga dapat

mempengaruhi prestasi olahraga bulutangkis, seperti di Kabupaten Tegal ada beberapa

desa yang memiliki industri rumahan shuttlecock otomatis masyarakatnya akan sering

melakukan aktivitas bulutangkis.

Faktor Kemampuan Fisik yang Mempengaruhi Prestasi Bermain Bulutangkis.

Kemajuan ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan dunia modern yang sangat

memperhatikan kecepatan dan akurasi. Perubahan tipe permainan ini berpengaruh pada

pandangan dasar dari jiwa dan tipe atau karakteristik permainan bulutangkis. Sebagai

konsekuensinya, hal ini berpengaruh terhadap pandangan orang terhadap aspek-aspek

yang perlu diutamakan pengembangannya untuk mencapai prestasi bulutangkis secara

maksimal. faktor yang menjadi mempengaruhi prestasi bermain bulutangkis adalah

faktor fisik dari itu peneliti tertarik untuk melalukan penelitian tersebut yaitu faktor fisik

dominan power otot lengan, power otot tungkai, fleksibilitas, koordinasi mata tangan,

kecepatan reaksi dan kelincahan penentu prestasi bermain bulutangkis. Faktor yang

mempengaruhi prestasi antara lain sebagai berikut:

1. Power Otot Lengan

(Suharno H P, 1993:32) mendefinisikan, bahwa strength atau kekuatan

merupakan “salah satu unsur kesegaran jasmani, yang bisa digunakan untuk mengatasi

beban, gerakan meledak dalam suatu irama, serta ketahanan yang tinggi dalam waktu

yang relatif lama”. Berikut adalah pembagian strength atau kekuatan berdasarkan

kegunaannya atas tiga macam, yaitu:

a. Maximum strength, adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat

melawan beban yang maksimal pula.

b. Explosive power, adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk

mengatasi tahanan beban dengan kecepatan yang tinggi dalam satu gerakan.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

24

c. Power endurance, adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk

melawan beban yang tinggi intensitasnya.

Demikian juga dalam permainan bulutangkis, unsur kekuatan memegang peranan

yang sangat penting, terutama kekuatan otot lengan dalam upaya membantu seorang

dalam memukul shuttlecock (smash). “Semakin kuat lengan seorang atlet, maka akan

menghasilkan pukulan yang semakin kuat dan cepat” (Nurhasan, 2001:34).

2. Power Otot Tungkai

Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan

(Irianto, 2002), sedangkan (Tudor O. Bompa, 2000) kekuatan didefinisikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan tenaga untuk mengatasi tahanan. Setiap aktivitas

olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan.

Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian,

ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot serta

jumlah serabut otot yang diaktifkan. Power otot tungkai sangat membantu dalam

melakukan gerakan melompat. Dengan memiliki power otot tungkai yang besar, maka

kemampuan melompat ke atas (vertical jump) pun lebih tinggi dan sangat berpengaruh

untuk keterampilan bermain bulutangkis.

3. Fleksibilitas

“Fleksibilitas adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi”

(Harsono, 1988:25), dalam hal ini fleksibilitas dipengaruhi oleh tulang otot dan sendi.

Tulang berfungsi untuk alat gerak pasif, bagian dari kerangka dihubungkan satu dengan

yang lainnya melalui perantara berupa persendian, dan otot merupakan alat gerak aktif.

(Suharno H P, 1993:35) mengatakan bahwa ada dua (2) macam fleksibilitas, yaitu:

a. Fleksibilitas umum; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo

yang keras dimana sangat berguna.dalam gerakan olahraga pada umumnya dan

menghadapi dunia kerja dalam kehidupan sehari-hari.

b. Fleksibilitas khusus; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak amplitudo yang

luas dan berada dalam suatu cabang olahraga.

4. Koordinasi Mata-Tangan

Mata adalah indera yang dipakai untuk melihat dan tangan adalah anggota badan

dari siku sampai ujung jari atau dari pergelangan sampai ke ujung jari (Yandianto,

2000:603), jadi yang dimaksud dengan koordinasi mata tangan dalam penelitian ini

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

25

adalah mengkoordinasikan indera penglihatan “mata” dan tangan sebagai anggota badan

dari pergelangan sampai ujung jari. Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang

harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama

melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan. Koordinasi

ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang

suatu tes koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, 2009:54).

Koordinasi pada umumnya sering dilakukan pada gerakan-gerakan keterampilan pada

suatu cabang olahraga. Hal ini karena gerakan keterampilan selalu melibatkan beberapa

unsur gerakan untuk kemudian dirangkaikan menjadi satu pola gerakan tertentu.

Disamping tinggi badan dan kecepatan reaksi, peranan koordinasi mata-tangan juga

sangat penting pada saat melakukan tembakan lompat, karena dengan koordinasi mata-

tangan yang bagus, maka akan menghasilkan tembakan lompat yang akurat.

5. Kecepatan Reaksi

Mengenai kecepatan reaksi ini, (Dangsina Moeloek, 1989:13) menyatakan, bahwa

“kecepatan reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberi jawaban

kinetis, setelah menerima suatu rangsangan”. Kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan kecepatan reaksi dengan cepat, ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor,

menurut (Dangsina Moeloek, 1989:25), faktor-faktor tersebut meliputi : Usia, Jenis

kelamin, Kesiapan, Intensitas stimulus, Latihan, Diet, Kelelahan.

6. Kelincahan

Seseorang yang mampu merubah posisi yang berbeda dalam kecepatan yang

tinggi dengan koordinasi yang baik berarti kelincahannya cukup baik. (A. Hamidah

Noer, 1990:36) menjelaskan bahwa sesuai dengan fungsinya kelincahan dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1. Kelincahan umum (General Agility), merupakan kelincahan gerak secara umum

untuk menghadapi aktifitas olahraga secara umum pula dan dapat pula diartikan

kelincahan untuk menghadapi lingkungan hidup dengan segala problematikanya.

2. Kelincahan khusus (Special Agility). Merupakan kemampuan seseorang untuk

menjalankan cabang olahraga khusus sesuai dengan pilihannya seperti :

bulutangkis, hokey, renang, tinju dan sebagainya. Dengan demikian kelincahan

sangat besar manfaatnya untuk peningkatan prestasi yang maksimal dalam cabang

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

26

bola efisien, dengan gerakan yang efisien maka tenaga yang dikeluarkan akan

sedikit, sehingga gerakan akan efektif dan sesuai dengan keinginan.

C. KLUB OLAHRAGA BULUTANGKIS

1. Pengertian Klub Olahraga

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:44) menyatakan bahwa klub adalah

perkumpulan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang tertentu bagi para anggotanya.

Masyarakat dalam hidupnya selalu membutuhkan waktu yang disebut dengan waktu

luang. Waktu luang sering banyak dilakukan sekelompok orang maupun secara individu

dalam berbagai hal yang bersifat menyenangkan, salah satunya adalah olahraga.

Olahraga ini dilakukan secara individu maupun berekelompok, dengan tujuan dan

maksud yang sama diantara kelompoknya. Kegiatan yang dilakukan oleh beberapa

orang dengan tujuan yaitu aktivitas olahraga biasanya masyarakat ikut dalam suatu

wadah yang disebut klub olahraga. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republi

Indonesia Sistem Keolahragaan Nasional tahun 2008 pasal 23 ayat 2 dan ayat 3 bahwa:

“pembinaan dan pengembangan olahraga oleh masyarakat dilakukan oleh perkumpulan

olahraga di lingkungan masyaraakat setempat, masyarakat dalam melakukan pembinaan

dan pengembangan olahraga dapat membentuk organisasi cabang olahraga yang tidak

bertentangan dengan Undang-undang ini”.

2. Pembinaan Klub Olahraga

Pembinaan olahraga berawal dari aktivitas keluarga yang kontruksi dasarnya

adalah keluarga kecil yang kemudian berkembang ke arah masyarakat yang luas dan

melalui kegiatan sekitar, aktivitas di sekolah dan perkumpulan-perkumpulan olahraga di

masyarakat. Dalam masyarakat kita mengenal berbagai pembinaan yang mengutamakan

olahraga yang hanya di untuk kegiatan rekreasi semata dalam arti bahwa kegiatan

tersebut tidak mengutamakan kompetisi, sedangkan ada olahraga yang lebih

berpedoman dengan tujuan pada peningkatan prestasi. Hal tersebut banyak dipengaruhi

pada hasil dari pada olahraga itu sendiri yaitu apakah olahraga tersebut melalui sebuah

proses panjang yang terprogram atau tidak. Seperti yang disampaikan (Mutohir, dan

Maksum, 2007: 27) bahwa di negara maju di kenal dengan dua sistem pembinaan

olahraga yaitu pembinaan olahraga dengan menonjolkan pada olahraga elit (elit sport)

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

27

dan pembinaan olahraga yang memfokuskan pada budaya gerak (sport and movement

culture).

3. Klub Olaharaga Bulu Tangkis

Organisasi olahraga yang mengurusi tentang segala hal keperluan pada sebuah

klub resmi, selayaknya memiliki organisasi yang standar proses pelaksanaan pelatihan

agar dapat menuju pada tujuan utamanya dengan diadakannya pusat pelatihan cabang

olahraga tertentu. Manajer, asisten manajer, pelatih dan asistennya, trainer pun juka

diperlukan yang bertugas sebagai pelatih fisik utama atlet saat pelaksanaan program

latihannya, serta yang tidak kalah pentingnya adalah adanya fasilitas gedung dan

peralatan-peralatan yang mendukung pada cabang tersebut sangat vital dibutuhkan

untuk mencapai prestasi yang maksimal dan optimal. Mengelola sebuah organisasi atau

klub yang baik harus memperhatikan berbagai faktor, salah satunya adalah adanya

manajerial yang baik dan berkualitas untuk mencapai tujuan yang ingin di capai klub

atau organisasi tersebut.

Manajemen adalah sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu

hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Setiap

kombinasi dari keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (dicecting), pengawasan (controlling),

penganggaran (budgeting), kepemimpinan (leading), dan penilaian (evaluating), di

dalam konteks dari suatu organisasi atau departemen yang produk utamanya atau

servisnya dikaitkan dengan olahraga atau kegiatan fisik menurut (Harsuki, 2013:62-63)

Klub bulu tangkis yang layak untuk sebuah latihan harus memenuhi beberapa

persyaratan tersebut. Lapangan bulu tangkis in door, peralatan net dan shuttlecock serta

lapangan yang standar dari sisi luas bangunan termasuk area bebas permainan dari

segala gangguan benda-benda di luar lapangan permainan. Langit-langit atau atap

permukaan lapangan harus diatur sebaik mungkin oleh seorang pemimpin atau orang-

orang yang memahami tentang manajerial sebuah organisasi dalam rangka tujuan

jangka panjang, baik penggunaan, perawatan, maupun rehabilitasi atau perbaikan-

perbaikan untuk ketahanan usia fasilitas organisasi yang lebih baik.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

28

D. INDUSTRI RUMAHAN SHUTTLECOCK

Industri rumahan atau sering disebut dengan industri kecil rumah tangga

merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh seseorang yang dilakukan di rumah

sebagai tempat usahanya. Perkembangan industri sangat berkembang secara pesat

seiring kebutuhan manusia dan perubahan pola hidup manusia yang semakin kompleks

tidak seimbang dengan pasokan akan adanya sumber daya yang ada di bumi ini.

Pembangunan yang sekarang ini dilakukan dibanyak negara terutama negara

berkembang kebanyakan memprioritaskan pembangunan di bidang ekonomi. Hal

seperti ini menuntut masyarakat untuk memahami aspek-aspek atau segala sesuatu yang

berhubungan dengan ilmu ekonomi, utamanya di lingkungan masyarakat pedesaan

dengan sumber daya alam yang ada dan banyak mengambil dari alam harus memahami

tentang ekonomi kemasyarakatan. Menurut (Irsan, 1986:1) industri kecil mempunyai

definisi sebagai usaha-usaha yang menyerap tenaga kerja antara 5 sampai dengan 49

tenaga kerja. Di luar dari negara indonesia pemahan industri kecil juga berbeda berdasar

dari tingkat perkembangannya khususnya negara-negara anggota ASEAN di Singapura

menyatakan bahwa industri kecil merupakan suatu unit usaha industri yang dilakukan

atau mempekerjakan antara 10 sampai dengan 99 orang tenaga kerja. Di Malaysia dan

Muangthai di definisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan tidak lebih

dari 50 orang tenaga kerja. Sementara di Indonesia dan Filipina sebagai unit usaha

industri yang mempekerjakan antara 5 sampai dengan 19 orang tenaga kerja.

Industri rumahan saat ini telah berkembang baik dalam Kota maupun luar Kota.

Bisnis ini telah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Tegal, kini

jumlahnya mencapai 210 unit usaha kecil dan menengah, serta 10 unit lainnya

merupakan unit perusahaan besar atau pabrik. Menjamurnya potensi industri rumah

tangga di Kabupaten Tegal, menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi didaerah

tersebut, jadi Kabupaten Tegal mendapat julukan sebagai Jepangnya Indonesia. Di

Kecamatan Dukuhturi (Desa Lawatan, Desa Kepandean), Kecamatan Talang (Desa

Dukuhmalang dan Tegalwangi), Kecamatan Pagerbarang (Desa Pesarean) terdapat

industri rumahan berkembang dan dalam pembuatannya kebanyakan di kerjakan oleh

sekelompok orang dan biasa di lakukan oleh pekerja yang masih ada hubungannya

dengan satu keluarga yang memiliki keahlian dalam membuat shuttlecock.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

29

E. SHUTTLECOCK

Shuttlecocks biasa disingkat penyebutannya menjadi „shuttle‟ atau „cocks‟. Dalam

pertandingan-pertandingan bulu tangkis biasanya menggunakan jenis shuttlecock yang

berbahan dari bulu angsa, dengan berat 4,8-5,6gram (73-85 grain) dan mempunyai 14-

16 helai bulu. Sedangkan dalam pertandingan pertandingan resmi, baik berskala

Nasional maupun Internasinal, pemilihan berat shuttle bulu angsa didasarkan atas suhu

ruangan tempat pertandingan itu diselenggarakan. Untuk lapangan dengan suhu relatif

tinggi, umumnya digunakan shuttle yang beratnya 4,7-4,9 gram, sedangkan untuk

ruangan yang memiliki suhu relatif rentah digunakan shuttle yang beratnya 5,2-5,4 gram

(James Poole, 2006:13-14).

1. SHUTTLECOCKS BULU ANGSA

Jenis shuttlecock yang berbahan dasar dari bulu angsajarang diproduksi di industri

rumahan yang ada di Kabupaten Tegal, ini disebabkan karena bahan baku dari bulu

angsa susah didapatkan dan mahal. Beberapa impor bahan bulu angsa banyak

dihentikan karena salah satunya sejak kasus flu burung. Jadi saat ini Shuttlecocks

berbahan dari bulu angsa sangat sedikit dan susah ditemukan.

Gambar 2.2

Shuttlecock Bulu Angsa

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

30

2. SHUTTLECOCKS BULU AYAM

Shuttlecocks berbahan dari bulu ayam cukup menjadi primadona pada pemain-

pemain bulu tangkis karena banyak dibutuhkan pada berbagai event diluar pertandingan

resmi. Bahan baku Shuttlecocks ini diambil dari bulu ayam petelur dan ayam potong.

Pembuatan satu buah Shuttlecocks dibutuhkan 16 bulu ayam. Bahan dasar bulu ayam ini

mudah didapakan dengan beberapa tingkat kwalitas.

Gambar 2.3

Shuttlecock Bulu Ayam

F. SARANA DAN PRASARANA

1. Pengertian sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalamn mencapai

maksud atau tujuan (Depdikbud, 1990:78). Menurut (Suharno, 1981:3), fasilitas, alat

dan perlengkapan latihan diusahakan dapat memadai kebutuhan latihan, agar dapat

membantu tercapainya sasaran latihan. Sedangka menurut (Imam Suyudi, 1998:34),

sarana dan prasarana belajar merupakan pendukung keberhasilan pembinaan olahraga,

yang harus tersedia bagi setiap upaya peningkatan prestasi sebagai tujuan utama

pembinaan olahraga. Pentingnya alat dan fasilitas olahraga dalam kegiatan prestasi.

Tanpa adanya fasilitas olahraga, pelaksanaan pembinaan olahraga akan mengalami

gangguan atau bahkan tidak berkembang.

Sarana dan prasarana olahraga adalah suatu bentuk permainan baik di dalam

ruangan atau di luar ruangan. Semua lapangan dan bangunan olahraga beserta

perlengkapannya untuk melaksanakan program latihan atau kegiatan

(http//rosi46nelly.wordpress.com, Aceessed 28/09/2015).

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

31

2. Sarana Olahraga

Sarana olahraga terjemahan dari “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan

dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani.

Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

a. Peralatan (apparatur), ialah sesuatu yang digunakan, contoh: peti loncat, palang

sejajar, dan lain-lain.

b. Perlengkapan (device), yaitu

Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana misalnya: net, bendera untuk

tenda, garis batas dan lain-lain

Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki,

misalnya: bola, raket pemukul dan lain-lain.

Seperti halnya prasarana olahraga, sarana yang dipakai dalam kegiatan olahraga

pada masing-masing cabang olahraga tersebut dipakai sebagai materi kegiatan

(Soepartono, 2000: 6).

3. Prasarana Olahraga

Prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya

suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan

sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang

relatif permanen (Soepartono, 2000: 5).

Berdasarkan definisi dapat disebutkan beberapa contoh prasarana olahraga ialah:

lapangan bola basket, lapangan tenis, gedung olahraga (hall), stadion olahraga, stadion

atletik dan lain-lain. Gedung olahraga merupakan prasarana berfungsi serba guna yang

secara berganti-ganti dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga.

gedung olahraga dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli,

pertandingan bulutangkis dan lain-lain. Pengertian prasarana sebenarnya bukan hanya

terbatas pada hal-hal terkait dengan arena kegiatan olahraga saja. Tetapi segala sesuatu

di luar arena ikut memperlancar jalannya aktivitas olahraga juga disebut prasarana.

4. Sarana Dan Prasarana Terhadap Prestasi

Setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan tujuan utama yang

harus dicapai oleh setiap klub atau atlet. Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi yang

dicapai oleh atlet akan mengharumkan nama atlet itu sendiri serta klub dan juga pelatih

yang menanganinya. Pengertian prestasi olahraga itu sendiri merupakan puncak

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

32

penampilan atlet yang dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah

melalui berbagai macam latihan maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya

dilakukan secara periodik dan dalam waktu tertentu. Prestasi tinggi dalam suatu cabang

olahraga, membutuhkan prasyarat berupa karakteristik yang sesuai dengan tuntutan

cabang olahraga yang bersangkutan. Setiap cabang olahraga memiliki sifat yang

spesifik, dan karena itu pula pembinaan olahraga merupakan bantuan secara sengaja dan

sistematik untuk memenuhi tuntutan tersebut agar dapat dicapai prestasi yang lebih

tinggi. Secara umum dapat diklasifikasi 3 faktor utama yang mempengaruhi pencapaian

prestasi. Pertama, faktor yang melekat pada diri atlet seperti karakteristik fisik dan sifat-

sifat psikologis tertentu. Kedua, faktor lingkungan sekitar atlet. Ketiga, faktor mutu

pelatihan. Ketiga faktor itu berinteraksi sebagai sebuah sinergi sehingga terbentuk

efisiensi teknis dan kemampuan psikologis. Membangun prestasi atlet memang tidak

mudah, semua unsur pembinaan dan faktor pendukung harus saling melengkapi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam olahraga prestasi yaitu,

kemenangan dan pemecahan rekor adalah tujuan yang diharapkan oleh semua atlet.

Untuk mencapai tujuan itu, seorang atlet harus mengandalkan kemampuan fisik dan

keterampilannya, baik secara individu maupun tim. Kemampuan fisik yang prima dan

keterampilan yang tinggi hanya dapat diperoleh dengan melakukan latihan.

Menurut Lenk yang dikutip oleh (Lutan, 2000:14) dikatakan bahwa, “Dorongan

berprestasi atau mencapai hasil yang lebih baik merupakan ciri hakiki pada manusia.

Karena itulah, manusia dapat bertahan dan terus kian maju melalui proses aktif dalam

membentuk dirinya dan dunia sekitarnya.” Dengan demikian, maka dalam pencapaian

suatu prestasi, potensi diri dan pengembangan diri dalam suatu aktivitas tertentu

merupakan faktor-faktor yang menentukan tingkat pencapaian suatu prestasi. Tentang

hal ini, Lutan menjelaskan sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan menjadi dua

katagori yaitu: 1) Faktor endogen dan, 2) Faktor eksogen. Yang dimaksud faktor

endogen ialah atribut atau ciri-ciri yang melekat pada aspek fisik dan psikis seseorang,

sementara faktor eksogen diartikan semua faktor di luar diri individu baik yang terdapat

di lingkungan tempat berlatih maupun di lingkungan yang lebih umum.

Proses pembinaan atlet dalam suatu cabang olahraga perlu memperhatikan kondisi

dari faktor endogen dan eksogen atlet. Seperti dikemukakan di atas bahwa faktor

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

33

eksogen adalah semua hal di luar diri individu, maka bagi seorang atlet faktor eksogen

ini dapat berupa latihan-latihan, sarana dan prasarana latihan, keadaan lingkungan,

penghargaan dan lain sebagainya. Dalam proses pembinaan atlet hendaknya fungsi

faktor eksogen harus benar-benar optimal, artinya kondisi dari pelatihan yang ada dapat

memberikan kontribusi yang positif dan menunjang terhadap pencapaian tujuan.

Latihan merupakan salah satu faktor eksogen yang berpengaruh langsung

terhadap prestasi yang dicapai oleh atlet, karena itu latihan-latihan yang dilakukan harus

mencakup segala aspek yang dibutuhkan oleh tuntutan dari olahraganya. Pengoptimalan

fungsi faktor eksogen dalam pengembangan faktor endogen atlet adalah hal utama bagi

usaha peningkatan dan pencapaian suatu prestasi. Faktor eksogen lainnya yang

memberikan pengaruh secara langsung kepada atlet adalah sarana dan prasarana yang

ada, dalam hal ini adanya dukungan industri rumahan shuttlecock terhadap prestasi bulu

tangkis di Kabupaten Tegal.

Gambar 2.5

Faktor Peningkatan Prestasi

Keadaan saran dan

prasarana dan

peralatan olahraga

Sistem

pembinaan

Prestasi

tinggi

Keadaan

psikologis atlet

rasa aman

percaya diri

motivasi

disipilin

Rutinitas

latihan

Keterampilan

teknik dan

skill atlet

Fisik atlet Faktor

pelatih

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

34

G. FASILITAS OLAHRAGA

Fasilitas olahraga ialah semua prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan

atau bangunan olahraga beserta perlengkapnnya untuk melaksanakan program kegiatan

olahraga.berdasarkan batasan diatas, istilah fasilitas olahraga sudah mencakup

pengertian sarana dan prasarana perlengkapan.Dalam pembicaraan sehari-hari istilah

fasilitas olahraga ini sudah populer, sehingga tidak ada kesulitan jika pada pembicaraan

selanjutnya istilah ini kadang-kadang digunakan (Soepartono, 2000: 6).

H. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang berkaitan dengan keberadaan industri rumahan untuk

meningkatkan prestasi olahraga. hasil penelitian Abdian Asgi Sukmana menyatakan

bahwa eksistansi keberadaan industri rumahan (home Industri) bola sepaktakraw dan

perkembangan klub-klub olahraga sepaktakraw di Kabupaten Trenggalek. Hasil

penelitian ini disimpulkan bahwa, 1) Keberadaan industri rumahan di desa Wonoanti,

Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek masih ada dengan data survay dilapangan

pada tahun 2010 terdapat 25 orang pengrajin yang masih aktif sampai sekarang, 2)

Perkembangan klub-klub bulutangkis yang ada di Kabupaten Trenggalek menggalami

penurunan dari 197 sampai dengan sekarang, dengan jumlah klub yang terdata 1979

sebayak 67 klub, pada tahun 1985 terdapat 58 klub, pada tahun 1999 terdapat 45 klub,

pada tahun 1996 terdapat 32 klub, pada tahun 2000 terdapat 30 klub, pada tahun 2005

terdapat 28 klub yang masih aktif, pada tahun 2010 terdapat 30 klub sedikit ada

peningkatan 2 klub yang berdiri, dan pada 2012 turun menjadi 27 klub yang masih aktif

melakukan latihan, 3) Adanya industri rumahan bola sepaktakraw di desa Wonoanti,

Kecamatan Gandusari.

I. KERANGKA BERFIKIR

Kabupaten Tegal terkenal dengan berbagai industri rumahan, salah satunya adalah

industri rumahan shuttlecock. Di Kabupaten Tegal terdapat tiga kecamatan yang

menjadi sentra pembuatan shuttlecocok, yaitu Kecamatan Dukuhturi (Desa Lawatan dan

Desa Kepandean), Kecamatan Talang (Desa Dukuhmalang dan Tegalwangi), dan

Kecamatan Pagerbarang (Desa Pesarean). Industri rumahan yang ada di Kabupaten

Tegal memiliki berbagai macam produk shuttlecock.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

35

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi perubahan-

perubahan di berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat, perubahan tersebut

meliputi:

Perubahan mata pencaharian yaitu sebelum bekerja pada industri bermata

pencaharian di sektor pertanian setelah adanya industri masyarakat beralih

ke sektor industri dan jasa.

Perubahan jumlah kesempatan kerja yaitu setelah berkembangnya industri

maka peluang kesempatan kerja semakin luas.

Perubahan tingkat pendapatan yaitu adanya perubahan pendapatan

masyarakat setelah berkembangnya industri.

Perubahan jumlah sarana dan prasarana.

Animo masyarakat terhapat industri rumahan sangat besar, masyarakat berharap

bahwa industri rumahan shuttlecock dapat maju pesat dan berkembang dengan baik.

Adanya industri olahraga tersebut masyarakat sekitar memiliki keinginan untuk bermain

bulutangkis. Olahraga bulutangkis merupakan rutinitas bagi masyarakat sekitar. Akan

tetapi masyarakat sekitar tidak memiliki keinginan untuk berprestasi atau mendapatkan

prestasi puncaknya pada cabang olahraga bulutangkis melainkan masyarakat lebih fokus

pada industri olahraga. Masyarakat di Kabupaten Tegal sangat mendukung program

pemerintah yaitu dengan menjadikan industri rumahan sebagai kampung wisata

industri.

Kampung wisata yang berlatar belakang pada sentra kerajinan saat ini terus

digalakkan. Melalui pengembangan konsep kampung wisata industri akan mengangkat

produksi industri lokal yang dihasilkan. Apabila produk tersebut telah dikenal oleh

masyarakat luas, secara otomatis daerah penghasil produk tertentu ikut terangkat pula.

Konsep wisata kampung industri itu juga akan mampu menambah Pendapatan Asli

Daerah (PAD), baik sektor pembuatan barang atau pariwisata.

Di Kabupaten Tegal, khususnya di Kecamatan Dukuhturi, desa Lawatan

merupakan salah satu sentra penghasil shuttlecock terbesar di Kabupaten Tegal. Produk

shuttlecock yang dihasilkan telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesiaterutama

Sumatera, Jawa, Kalimantan dan lain sebagainya dengan berbagai tingkat kualitas.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

36

Dengan potensi yang dimiliki desa tersebut, pengelola dan pengembangan sentra

tersebut masih dapat dimaksimalkan.

Muhamad Sumitro Daut mengatakan bahwa jenis produk terkenal yang dihasilkan

di Lawatan adalah shuttlecock. “Dari industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja

hingga ribuan orang sehingga mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat”.

Kampung tersebut selama ini secara alamiah menjadi sentra pembuatan kerajinan

shuttlecock. “Apabila potensi yang ada dikelola dengan baik, otomatis desa itu lebih

maju lagi. Produk hasil kerajinan tangan dengan bahan dasar bulu unggas khas lawatan

telah menyebar keseluruh wilayah Indonesia. Dengan kondisi sekarang ini Desa

Lawatan dapat dikembangkan menjadi salah satu kampung wisata industri yang

berbasis pembuatan shuttlecock. Jumlah perusahaan besar ada sekiatar 10, untuk

tinggkat menengah ada sekitar 50 rumah produksi, kelas kecil mencapai 50 rumah

produksi. Perbedaan kelas tersebut berdasarkan jumlah produksinya per bulan.

Pengusaha besar dalam satu bulan bisa menyelesaikan 8.000 slop, kelas menengah rata-

rata mampu memproduksi 1.500 slop sampai 2.500 slop per bulan, sedangkan

pengusaha kecil hanya mampu memproduksi sekitar 500 slop per bulan. Dengan

melihat potensi yang ada, sebenarnya Lawatan bisa dijadikan sebagai kampung wisata

industri, sehingga bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat sekaligus mengangkat

nama Kabupaten Tegal.

2. Industri rumahan shuttlecock yang ada di Kabupaten Tegala khususnya

Kecamatan Dukuhturi (Desa Lawatan, Desa Kepandean), Kecamatan Talang

(Desa Dukuhmalang dan Tegalwangi), Kecamatan Pagerbarang (Desa Pesarean)

memberikan sponsor dalam setiap kompetisi yang diadakan baik di Kabupaten

Tegal dan luar Kabupaten Tegal. Sponsor diberikan dalam bentuk shuttlecock,

kaos panitian, uang dan peralatan yang dibutuhkan.

3. Industri rumahan di Kabupaten Tegal mengadakan kompetisi setiap tahunnya.

Seperti Larissa Cup II yang direncanakan pada tanggal 27 April 2016. Adanya

kompetisi yang diadakan pada setiap industri rumahan shuttlecock diharapkan

dapat meningkatkan industri rumahan tersebut dan menyalurkan bakat anak-anak,

pemuda pemudi di Kabupaten Tegal.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. OLAHRAGA BULU TANGKIS 1 ... - … · berasal dari kata desport yang berarti dalam bahasa Prancis kuno, yaitu seluruh sarana yang memberikan ruang waktu yang

37

2.1 Kerangka konsep

Gambar 2.6

Kerangka berfikir

Industri Rumahan Shuttlecock

SARANA DANA KOMPETISI

Prestasi bulutangkis