bab ii kajian teori a. kajian teori 1. prestasi olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain...

83
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga Nasional Prestasi olahraga nasional tercapai dengan membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melaui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan Lutan (1998 : 23) menyatakan kemajuan yang dicapai dalam olahraga pada umumnya terutama berkat dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK). Produk penelitian dalam alat-alat olahraga yang lebih canggih, pengembangan alat ukur dan penganalisis yang lebih cermat, metode yang lebih berhasil dan penemuan dalam berbagai bidang ilmu saling berpadu. Dukungan IPTEK merupakan syarat mutlak. Para ahli telah merintis usaha untuk mengidentifikasi struktur ilmu keolahragaan hal ini sejalan dengan pendapat Lutan ( 1998 : 24 ) digunakan istilah struktur, karena ilmu keolahragaan bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tapi sebagai lintas disiplin. Artinya, terdapat seperangkat disiplin ilmu yang saling mendukung, selain ada keterpaduan antar displin ilmu, juga ada pengembangan disiplin masing-masing. Susunan batang tubuh ilmu keolahragaan dapat dijelaskan berdasarkan tiga kemungkinan pendekatan yang menekankan pada (1) isi,(2)

Upload: buinhu

Post on 10-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Prestasi Olahraga Nasional

Prestasi olahraga nasional tercapai dengan membina dan mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melaui kompetisi untuk

mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah pendekatan keilmuan

yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan

kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah

dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan fungsi,

manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tau menghasilkan

teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah

peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

memanfaatkan kaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya

untuk meningkatan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

telah ada tau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan Lutan (1998 :

23) menyatakan kemajuan yang dicapai dalam olahraga pada umumnya terutama berkat

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK). Produk penelitian dalam alat-alat

olahraga yang lebih canggih, pengembangan alat ukur dan penganalisis yang lebih

cermat, metode yang lebih berhasil dan penemuan dalam berbagai bidang ilmu saling

berpadu. Dukungan IPTEK merupakan syarat mutlak. Para ahli telah merintis usaha

untuk mengidentifikasi struktur ilmu keolahragaan hal ini sejalan dengan pendapat

Lutan ( 1998 : 24 ) digunakan istilah struktur, karena ilmu keolahragaan bukanlah ilmu

yang berdiri sendiri, tapi sebagai lintas disiplin. Artinya, terdapat seperangkat disiplin

ilmu yang saling mendukung, selain ada keterpaduan antar displin ilmu, juga ada

pengembangan disiplin masing-masing. Susunan batang tubuh ilmu keolahragaan dapat

dijelaskan berdasarkan tiga kemungkinan pendekatan yang menekankan pada (1) isi,(2)

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

9

tema, dan (3) pada bidang teori. Membagi ilmu keolahragaan menjadi tiga kelompok

utama, yang meliputi tujuh bidang teori:

a. Subdisiplin berlandaskan pengetahuan Anatomi-Fisiologi-Mekanika:

i. Ilmu Kedokteran Olahraga (Sport Medicine)

ii. Biomekanika Olahraga (Sport Biomechanic)

b. Subdisiplin berlandaskan ilmu sosial dan tingkah laku (behavioral):

i. Psikologi Olahraga (Sport Psychology)

ii. Pedagogi Olahraga (Sport Pedagogy)

iii. Sosiologi Olahraga (Sport Sociology)

c. Subdisiplin berlandaskan pengetahuan sejarah dan filsafat:

i. Sejarah Olahraga (Sport History)

ii. Filsafat Olahraga (Sport Philosophy)

Berdasarkan kerangka yang dikemukakan Prof.Hagg dapat dipaparkan secara

singkat, objek kajian masing-masing rumpun ilmu keolahragaan itu. Tugas utama sport

medicine atau ilmu kedokteran olahraga ialah:

i. Mengidentifikasi status kesehatan para olahragawan dalam berolahraga

ii. Menggambarkan perkembangan fisik para olahragawan

iii. Mengidentifikasi status fungsi organ tubuh dan kemampuan para

olahragawan.

Tercakup dalam sport medicine beberapa bidang teori yang terkait seperti gizi

dan perawatan cedera. Meskipun tak disebutkan dalam kerangka 7 bidang teori terpadu

menurut Prof. Hagg ilmu faal olahraga atau excercise science juga berkembang pesat.

Ilmu yang berlandaskan pengetahuan tentang fungsi organ tubuh manusia ini

berkembang melalui penelitian eksperimental. Sebagai contoh yang diteliti adalah

pengaruh aklimatisasi terhadap prestasi, pengaruh ketinggian dataran terhadap prestasi.

Bertitik tolak dari pandangan bahwa penguasaan keterampilan olahraga dipengaruhi

oleh bentuk dan ukuran tubuh, maka berkembang bidang teori yang dinamakan

kinanthropometry, bidang ini merupakan gabungan antara morphometry (pengukuran

tentang bentuk dan bangun) dan anthrhopometry (pengukuran tentang bangun dan

bentuk tubuh manusia). Jadi, kinanthropometry merupakan studi kuantitatif

tentangukuran besar, bangun, proporsi, susunan dan kematangan perkembangan tubuh

manusia dalam kaitanya dengan pelaksanaan gerak yang melibatkan otot-otot besar.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

10

Sebagai ilmu terapan berkembang bidang teori yang disebut sport trainology. Ilmu ini

merupakan ilmu pelatihan memusatkan kajian pada berbagai aspek seperti perencanaan

latihan, pengaturan beban, metode melatih, dan topik lainnya yang bersifat terapan.

Biomekanika olahraga bertujuan untuk mempelajari kaitan antara gerak manusia

dan performa. Liputan kajiannya mencakup pola gerak dan efektifitas/efisiensi gerak.

Dalam rangka mengajar dan melatih, biomekanika olahraga bermanfaat untuk

membantu menetapkan (1) cabang olahraga yang sesuai dengan kemampuan gerak

seseorang;(2) penyesuaian alat dan pengajaran dengan irama perkembangan dan usia;

(3) pemilihan variasi teknik yang sesuai dengan ciri morpologis dan psikologis atlet

pemula; dan (4) pengontrolan terhadap kaitan antara kematangan dan proses belajar

dihubungkan dengan pembinaan jangka panjang di kalangan anak remaja dan orang

dewasa.

Psikologi olahraga merupakan ilmu yang mempelajari gejala mental dalam

olahraga. Di Eropa, kajiannya tertuju pada perilaku motor, perkembangan gerak,

penguasaan keterampilan gerak, penguasaan keterampilan sensori gerak. Sementara di

uni soviet, psikologi olahraga menelaah masalah penting seperti motivasi dalam

berolahraga, ciri emosi, latihan ideomotor, gejala prilaku kekerasan, fungsi perhatian

konsentrasi, dan strees kejiwaan dalam latihan dan pertandingan olahraga.

Sumbangan besar dari pedagogi olahraga yakni menghapus prasangka terhadap

olahraga yang dianggap tidak mengandung nilai pendidikan. Kajian Rijsdorp dari

belanda atau Grupe dari jerman misalnya, berhasil mengoreksi beberapa pandangan,

yakni:

i. Jiwa dan bandan merupakan satu kesatuan; raga bukan alat bagi jiwa, tapi

sebagai satu kesatuan bulat

ii. Jika badan bukan sebagai aspek terpisah, maka konsep bermain dipahami

semata-mata sebagai gejala jasmaniah belaka.

Sosiologi olahraga memusatkan perhatiannya pada objek khas yakni gejala

sosial dalam olahraga. Yang dibahas antara lain peranan olahraga sebagai sub bagian

dari tatanan kemasyarakatan, penggolongan sosial, mobilitas sosial, perilaku kolektif,

perilaku penonton, peranan kelompok minoritas dan lainnya, meskipun belum banyak

perkembanganya, bidang ini mulai memperoleh perhatian di Indonesia.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

11

Manajemen olahraga kian terasa pentingnya dalam proses pembangunan

oalhraga. Karena itu, di negara maju manajemen olahraga merupakan bidang teori yang

memperoleh perhatian banyak. Segi perencanaan, pendayagunaan sumber,

penanggaran,kepemimpinan, pengawasaan, dan pengelolaan sistem informasi mendapat

tempat khusus dalam manajemen olahrga. Sayangnya, hal ini masih belum tertata di

Indonesia. Padahal dari sekian banyak persoalan yang menghambat kemajuan olahraga

Indonesia ialah lemahnya kemampuan manajemen olahraga.

Filsafat olahraga memusatakan perhatiannya pada masalah yang patut ditelaah

secara mendalam hingga menyentuh bagian yan paling hakiki. Bidang kajiannya yakni

metafisika yang menelaah masalah yang berlainan dengan hakikat dan bidang aksiologi

yang berkenanan dengan kaji nilai. Apa hakikat fair plkay, sejauh mana kita dapat

menerapkan IPTEK dalam olahraga misalnya, merupakan masalah filsafat dalam

olahraga.

Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk memaksialkan hasil

yang dicapai. Asas penghematan, manfaat, dan kegunaan praktis begitu menonjol dalam

olahraga. Persoalan berikutnya adalah sampai batas mana kita leluasa menerapkan

IPTEK dalam olahraga, mengingat yang dibina adalah manusia.

Roesdiyanto & Budiwanto ( 2008 : 1- 2 ) menyatakan “latihan olahraga untuk

mencapai prestasi yang tinggi dimasa sekarang tindak hanya sekedar melakukan

olahraga tetapi, sudah merupakan proses yang kompleks, metodologis, canggih,

dan memerlukan waktu”.

Dalam metodologi pelatihan olahraga akan menerapkan berbagai ilmu dan

pengetahuan yang mempunyai kaitanya dengan proses kegiatan berlatih dan melatih.

Pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang

sangat menentukan keberhasilan pencapaian prestasi olahraga.

Menurut Roesdiyanto & Budiwanto ( 2008 : 2 ) “ pemanfaatan dan penerapan

hasil-hasil penelitian, kajian teori, metode latihan, penggunaan peralatan

perlengkapan dalam kegiatan latihan dan pertandingan”.

Menyadari dan memahami hal tersebut, maka seorang pelatih olah raga

hendaknya membekali diri dengan pengetahuan metodologi pelatihan olahraga dan

menambah ilmu pengetahuan dan teknologi lainya yang diperlukan dalam proses

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

12

pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi

olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan mental, biomekanika serta tes dan pengukuran.

Dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, maka sumber daya

manusiadi bidang olahraga yang memniliki kualitas, kompetensi dan profesionalisme

dapat dipenuhi. Prestasi setinggi-tingginya adalah tujuan utama dalam proses berlatih

melatih olahraga. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak faktor-faktor yang berperan

dan menentukan. Menurut Roesdiyanto & Budiwanto ( 2008 : 2-15 ) faktor-faktor

yang berperan mencapai prestasi, yaitu faktor atlet, pelatih, partisipasi, pemerintah,

partisipasi masyarakat, manjemen dan organisasi olahraga, sarana dan prasarana, ilmu

pengetahuan dan teknologi.

a. Faktor Atlet

Kesehatan adalah faktor yang mutlak harus dimiliki oleh semua orang yang ikut

serta dalam latihan. Oleh karena itu sebelum menjadi anggota klub olahraga dan

melakuk kegiatan latihan olahraga, hendaknya melalui tes kesehatan meliputi fisiologis

dan anatomis. Selain tidak adanya penyakit, aspek fisiologis yang perlu diobservasi

antara lain fungsi fisik dan organ-organ meliputi paru-paru, jantung,ginjal, pncernaan

makanan, tekanan darah dan lainnya. Masing-masing cabang olahraga menuntut

kemampuan fisiologis dan anatomis serta kemampuan anggota badan khusus yang

berbeda dengan cabang olahraga lainnya. Dokter memberikan rekomndasi dan pelatih

memilih hanya individu yang sehat saja dan diperbolehkan menjadi anggota. Susunan

anatomis, proporsi dan postur tubuh perlu diperhatikan, terutama keharmonisan proporsi

tubuh secara keseluruhan sesuai dengan tuntutan setiap cabang olahraga. Berkaitan

dengan itu adalah kualitas biometrik atau pengukuran antropometri dan somatotipe

sangat diperlukan.ukuran tinggi badan, berat badan, panjang tungkai, panjang lengan

merupakan mempunyai peranan yang penting untuk beberapa cabang olahraga. Setiap

atlet harus memiliki kesegaran jasmani yang terdiri dari unsur-unsur kekuatan, daya

tahan otot, daya tahan kardiovascular, kecepatan, kelincahan, power, kelenturan,

keseimbangan, dan koordinassi.kondisi fisik merupakan faktor yang harus dimiliki

setiap atlet dan menjadi landasan untuk memperoleh kenampuan teknik dan taktik.

Keterampilan teknik yang sempurna merupakan faktor yang sangat berperan dalam

mencapai prestasi yang setinggi-tingginya tanpa penguasaan keterampilan teknik yang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

13

sempurna, seorang atlet sulit untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi. Keterampilan

teknik tersebut meliputi teknik dasar, teknik menengah dan teknik tinggi. Untuk

memenagkan pertandingan, faktor kemampuan melakukan taktik dan strategi adalah

sangat menentukan. Kemampuan taktik dan strategi adalahg kemampuan melakukan

siasat atau akal untuk memenangkan pertandingan secara sportif. Taktik dan strategi

yang dilakukan dapat berupa taktik perorangan, taktik kelompok, taktik tim, pola-pola

permainan bertahan atau menyerang. Kesehatan mental sebagai aspek kejiwaan yang

harus dimiliki seorang atlet antara lain moral, sportifitas, sikap olahragawaan sejati (fair

play atau sportmanship), disiplin, percaya diri, konsentrasi, daya pikir dan kreatifitas,

kemamuan dan semangat juang, tanggung jawab, rasa harga diri, keberanian, kerjasama.

Keturunan, fenomena yang sangat kompleks, anak-anak cenderung mewarisi biologik,

psikologis dan karakteristik orang tuannya; meskipun pendidikan, latihan, dan kondisi

sosial mungkin sedikit mengubah sifat yang diperoleh. (Bompa:1994). Proporsi serabut

otot merah dan putih pada manusia rupanya ditentukan berdasarkan keturunan.fungsi

metabolis kedua serabut otot juga berbeda. Serabut otot merah, atau serabut otot lambat

(slow-twitch fibers) mempunyai lebih banyak myoglobin sebagai cadangan oksigen

yang diangkut oleh darah untukkerja sel dan oleh karena itu secara biokimia sebagai

bahan lebih baik untuk kegiatan bersifat aerobik. Sedangkan serabut ototputih ( fast-

twitch fibers ) berisi glikogen (karbohidrat) yang lebuh banyak, dan lebih baik untuk

kegiatan anaerobik atau jenis kegiatan olahraga pendek dan keras (intensif).

b. Faktor pelatih

Untuk menghasilkan prestasi tinggi dalam olahraga banyak faktor yang berperan

penting, menentukan dan saling berkaitan. Salah satunya adalah peranan pelatih yang

memenuhi beberapa persyaratan. Pelatih adalah tokoh sentral dalam proses pelatihan

olahraga. Tokoh sentral tersebut harus memliki ciri-ciri yang ideal antara lain,

kepribadian, kesegaran jasmani, kesehatan mental, keterampilan, pengetahuan, dan pola

pikir ilmiah, pengalaman, human relation dan kerjasama dan kreatifitas. Seorang pelatih

harus selalu tampil prima secara fisik maupun mental di lapangan saat maupun

pertandingan. Maka seorang pelatih harus memiliki kebugaran jasmani dan kesehatan

mental. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan para anak latihnya. Selain itu,

dengan kesegaran jasmani memungkinkan seorang pelatih mampu memimpin selama

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

14

kegiatan latihan dan mampu melakukan gerakan untuk memberi contoh kepada atlet.

Seorang pelatih hendaknya memiliki keterampilan sesuai dengan cabang olahraga yang

dilatihkan. Pengalaman sebagai pemain akan lebih memberikan nilai tambah tersendiri

dalam berperan sebagai pelatih yang memerlukan keterampilan. Keterampilan tersebut

sangat diperlukan pada waktu memperagakan gerakan teknik dengan benar sesuai

dengan perkembangan pelaksanaan suatu teknik atau memeragakan pola-pola taktik

bermain. Seorang pelatih adalah salah satu sumber daya manusia dalam keolahragaan,

yang berperan sanagat penting dalam pencapaian prestasi atlet yang dilatihnya. Maka

seorang pelatih hendaknya selalu berusaha untuk menjadi profesional dengan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan pelatihan dan cabang

olahraga yang dilatihkan. Dalam kegiatan pelatihan modern banyak masalah yang

terjadi dan harus dipecahkan dengan cepat dan tepat. Salah satu pendekatan pemecahan

masalah adalah menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan. Beberapa pengetahuan

yang diperlukan antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi

olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan mental, biomekanika serta tes dan pengukuran.

Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan, membaca buku, kursus dan

penataran, dan juga diskusi dengan kolega. Harus disadari bahwa seorang pelatih adalah

tokoh yang menjadi model bagi atlet dan masyarakat disekitarnya. Segala tingkah laku,

tutur bahasa, kepribadian dan mungkin gaya hidupnya akan ditiru oleh atletnya. Oleh

karena itu seorang pelatih harus benar-benar memiliki tingkah laku dan tutur bahasa

yang pantas untuk diteladani oleh atletnya. Pelatih yang baik adalah jika mampu

menghantarakan atletnya meningkatkan kemampuan dan mencapai prestasi yang

semaksimal sesuai dengan kemmpuan atletnya. Secara total dan penuh rasa tanggung

jawab seorang pelatih menuangkan dan mewujudkan kemampuan yang dimiliki dalam

proses berlatih untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

c. Parsitipasi Pemerintah

Dalam upaya pembangunan olahraga pada umumnya dan khususnya upaya

peninngkatan prestasi atlet, pemerintah mempunyai peran sebagi fasilitator,

mengakomodasi dan menciptakan iklim yang kondusif kegiatan olahraga, yang

dilakukan masyarakat atau organisasi olahraga. Pemerintah dalam hal ini adalah para

elite atau para pemimpin pemegang kendali kebijakan dan pengambil keputusan yang

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

15

secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan olahraga. Peran

pertama adalah kemauan dan kemampuan para pemimpin atau pemegang kebijakan di

bidang olahraga dalam memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk

meningkatkan prestasi olahraga. Peran kedua, pemerintah pusat maupun di daerah

mampu membangun, pengadaan, dan menyediakan saran dan prasarana olahraga. Selain

itu, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prsarana yang sudah ada harus dilakukan.

Biasanya pembangunan fasilitas olahraga menjadi bagian dari perncanaan pembangunan

kompleks pemukiman dan fasilitas sosial yang lain.peran ketiga adalah memfasilitasi

dan membantu peningkatan kualitas profesionalisme dan kompetensi sumber daya

manusia bidang olahraga terutama pelatih-pelatih cabang olahraga yang secara langsung

terjun dilapangan. Program peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi tuntutan

yang mutlak harus dipenuhi, dan hendaknya menjadi program prioritas yang harus

difasilitsi oleh pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah. Peran keempat

adalah dukungan dana yang diperlukan untuk berbagai kegiatan olahraga, kegiatan

penunjang lainya serta pengadaan alat-alat dan pembangunan fasilitas olahraga. Peran

kelima, pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan hukum material maupun

immaterial terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan olahraga. Peran keenam,

pemerintah berkewajiban memberikan penghargaan, tanda jasa, kesejahteraan atau

fasilitas lain kepada semua unsur yang berhasil mengangkat, mengharumkan dan

membela nama bangsa dan negara dalam berbagai kegiatan dengan keolahragaan di

tingkat nsional maupun internasional. Peran ketujuh, pemerintah mampu memfasilitasi

dan menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan industri yang berkaitan dengan

olahraga dan koperasi olahraga. Olahraga saat ini sudah menjadi komoditas industri

yang menjanjikan keuntungan dan masa depan cera di masa yang akan datang. Industri-

industri tersebut antara lain industri alat-alat dan pakaian olahraga, industri hiburan,

industri media masa olahraga, industri periklanan. Program kerjasama antar dunia usaha

dengan lembaga dan organisasi olahraga harus dikembangkan menjadi bentuk

kemitraan yang saling menguntungkan.

d. Partisipsi Masyarakat

Perlu kita bangun paradigma baru tentang pemberdayaan dalam pembangunan

olahraga dan khususnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan olahraga dan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

16

khususnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kegiatan olahraga prestasi.

Sehingga tanggung jawab dan peran serta msyarakat akan lebih besar dibanding

pemerintah. Pengertian masyarakat di sini adalah semua pihak yang bukan pemerintah,

yang terlibat dan mempunyai komitmen dalam upaya pembangunan olahraga dan

kegiatan olahraga prestasi. Misalnya organisasi-organisasi olahraga (klub-klub

olahraga) masyarakat, organisasi profesi, masyarakat industri atau perusahaan swasta

yang berkaitan dengan olahraga. Pasrtisipasi yang diharapakan dari masyarakat antara

lain pengadaan dan pembangunan sarana dan prasarana olahraga, menghimpun dan

menggali atau menjadi penyandang dana dalam berbagai kegiatan olahraga,

menggerakan dan menggalakan kegiatan olahraga di sekolah, perguruan tinggi, pabrik

atau perusahaan, kantor atau komplek permukiman.

e. Manajemen dan Organisasi Olahraga

Keberhasilan pembangunan dan pembinaan olahraga dan khususnya pembinaan

olahraga prestasi ditentukan oleh faktor manajemen olahraga dan seluruh organisasi dan

olahraga dan seluruh organisasi dan lembaga yang terlibat dan terkait dengan olahraga.

Manajemen olahraga harus dilaksanakan secara sistematis dan terpadu, mencakup

seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Komite Olahraga

Nasional Indonesia (KONI) adalah lembaga non pemerintah yang bertanggung jawab

dalam pembinaan olahraga prestasi. Di bawah KONI terdapat induk-induk organisasi

cabang olahraga yang dibina di Indonesia. Selain itu ada banyak organisasi profesi yang

terkait dengan bidang keolahragaan: Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI),

Perhimpunan Dokter Olahraga, Ikatan Guru Pendidikan Jasmani, Perhimpunan

Psikologi Olahraga, Ikatan Ahli Fisiologi Olahraga Indonesia, Ikatan Ahli Gizi

Olahraga, Asosiasi Pelatih Olahraga, Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia,

Serikat Wartawan Olahraga, Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia, Badan

Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia. Lembaga pemerintah dan non pemerintah, dan

semua organisasi profesi yang terkait dengan olahraga harus bekerjasama secara

sinergis menentukan arah kebijakan dan tindakan, meningkatkan kinerja untuk

mencapai perkembangan, kemajuan olahraga secara keseluruhan dan terutama dalam

pembinaan olahraga prestasi.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

17

f. Sarana dan Prasarana

Untuk melaksanakan kegiatan olahraga prestasi, olahraga masyarakat dan

pendidikan olahraga diperlukan penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana

olahraga yang memadai. Sarana meliputi perlengkapan atau perkakas (equipment) dan

alat-alat olahraga (supplies). Prasana adalah fasilitas yang meliputi stadion olahraga,

lapangan-lapangan permainan, kolam renang, gedung-gedung olahraga (sport hall),

ruang senam, ruang beladiri. Terpenuhinya persyaratan ukuiran standar dan materi

sesuai dengan peraturan-peraturan permainan setiap cabang olahraga. Macam-macam

fasilitas olahraga mencakup kebutuhan untuk kegiatan cabang-cabang olahraga dan

fasilitas yang mendukung kegiatan olahraga. Pengadaan dan penyediaan sarana dan

prasarana ini dapat dilakukan oleh pemerintah, masyarakat atau swasta.

g. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Salah satu faktor yang menentukan dan tidak bisa diabaikan dalam

mengembangkan olahraga terutama pembinanan olahraga prestasi adalah pemanfaatan

dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsekuensinya lembaga-lembaga

pendidikan dan lembaga-lembaga ilmiah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi olahraga tingkat nasional maupun daerah, dan yang ada di instansi pemerintah

harus diberdayakan dan ditingkatkan kinerjannya dan didukung oleh sumber daya

manusia, alat dan fasilitas, dan dana, Lembaga pendidikan antara lain Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Akademi Olahraga, Program Studi Kedokteran olahraga, Program Studi

Kesehatan Olahraga, Penataran Guru Pendidikan Jasmani. Lembaga-lembaga ilmiah

antara lain Pusat pengkajian dan pengembangan IPTEK Olahraga, Pusat Studi Olahraga

di berbagai perguruan tinggi atau Bidng Litbang KONI dan pada induk-induk organisasi

olahraga. Selain itu, sumber daya manusia yang terlibat dalam ilmu pengetahuan dan

teknoligi olahraga harus diperbanyak jumlahnya, ditingkatkan kualitasnya sesuai

dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olaharaga. Penelitain-

penelitian dan pengkajian ilmiah di bidang olahraga harus digiatkan dan ditingkatnkan

kualitasnya.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

18

2. Sport Medicine Centre

A. Sport Medicine Centre

Pusat kebugaran Olahraga merupakan tempat sekumpulan Ilmu-ilmu yang

membahas segala permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan Olahraga. Olahraga

itu sendiri di samping sebagai tujuan yaitu mencapai prestasi yang setinggi-tingginya

dalam Olahraga Prestasi, hakekatnya adalah juga alat untuk meningkatkan derajat

kesehatan, yang berarti meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dengan demikian

maka konsep dasar Kesehatan Olahraga adalah pembinaan mutu sumber daya manusia

menuju sehat seutuhnya sedangkan peran utama sport medicine centre sesuai dengan

pendapat Macleod dan Porteus ( 1990 : 83 ) yang menyatakan peran utama dari pusat

kedokteran olahraga adalah untuk mendiagnosa dan mengobati oleh kedokteran

olahraga dan merehabilitasi atlet ke pusat-pusat kebugaran, mereka dalam berbagai

lembaga potensial dalam waktu sesingkat mungkin serta setelah cedera atau sakit.

Selain itu, kebugaran secara keseluruhan atlet harus dijaga selama treatment, mengingat

masalah fisik dan psikologis yang timbul sebagai akibat dari gangguan signifikan dalam

program pelatihan atlet. Dengan demikian, akses ke fasilitas asesemen kebugaran adalah

menjadi tujuan utama, sedangkan dalam Macleod dan Porteus (1990 : 84)

mendefinisikan Sport Medicine Centre merupakan

“Sebuah pusat kedokteran olahraga juga harus menyediakan program pendidikan

untuk atlet dan pelatih pada pencegahan , perawatan cedera olahraga dasar dan

pengetahuan dari cedera atau penyakit yang mungkin timbul selama olahraga.

Sebuah pusat kedokteran olahraga harus mampu memberikan masukan, atau

mengatur petugas medis, fisioterapis dan memberikan pertolongan pertama

untuk cedera olahraga yang terjadi. Sebuah pusat kedokteran olahraga harus

menyediakan layanan untuk semua disiplin ilmu olahraga”.

Tidak dapat dipungkiri, bagaimanapun, bahwa pusat akan cenderung untuk

mengembangkan kegiatan layanan yang tergantung pada kepentingan dan pengalaman

dari staf dan atlet klien mereka. Ini akan menuntut pengetahuan yang baik dari olahraga

yang bersangkutan, jadwal pelatihan, teknik pembinaan dan peralatan yang digunakan,

jika staf dari pusat kedokteran olahraga akan memberikan saran spesialis yang relevan

tentang pencegahan dan rehabilitasi cedera. Di dalam Macelod dan Porteus ( 1990 : 84

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

19

) diuraikan Sport Medicine Centre yang berada di Skotlandia, sebuah pusat kedokteran

olahraga harus di bawah pengawasan medis. Supervisor medis harus menyarankan

praktek umum komite pelayanan medis lokal, proposal untuk mendirikan sebuah pusat

kedokteran olahraga dan mencari persetujuan dan dukungan dari komite ini. staf dari

pusat kedokteran olahraga, metode kehadiran dan rujukan pasien, prosedur dokumentasi

dan komunikasi dengan dokter umum pasien sendiri harus dicatat. Proposal untuk

pendanaan pusat dan pengisian pasien harus diuraikan dalam pengajuan kepada komite

pelayanan medis praktek umum. otoritas lokal dan regional juga dapat membantu

dalam pendanaan. pertimbangan etis dari kerahasiaan harus ditegakkan. Seharusnya

tidak ada iklan medis atau paramedis tetapi nama dan kualifikasi dari semua staf yang

bekerja di pusat harus tersedia untuk umum. Semua staf medis dan paramedis harus

menjadi anggota badan profesional yang sesuai dan membawa jaminan asuransi

profesional yang sesuai. dokumentasi Standarisasi untuk catatan medis dan fisioterapi

dianjurkan dan harus terstruktur untuk memfasilitasi audit klinik. Dewan Skotlandia

Olahraga memberikan bentuk record standar untuk pusat-pusat mendukung.

Standar komunikasi dengan dokter pasien sendiri dan, di mana disepakati oleh

pasien, dengan pelatih. kebijakan obat resep harus mahal didefinisikan dan harus

langsung di bawah pengawasan, atau dengan persetujuan, dokter umum atlet.

Penggunaan sampel gratis harus dikontrol dengan ketat dan didokumentasikan. Keadaan

di mana resep pribadi akan dilakukan harus secara jelas didokumentasikan.

Menghindari keterlambatan dalam resep obat, di mana dianggap penting, harus menjadi

salah satu tujuan dari pusat kedokteran olahraga. Akses untuk menyelidiki fasilitas

harus ditetapkan untuk memastikan bahwa penggunaan yang efisien, tanpa melanggar,

laboratorium dan departemen x-ray. pengaturan lokal mungkin mendikte bahwa

investigasi disusun dengan dokter umum atlet, kecelakaan rumah sakit setempat dan

gawat darurat atau dengan akses terbuka setuju. Menghindari keterlambatan dalam

penyelidikan di mana dianggap penting, harus menjadi salah satu tujuan dari pusat

kedokteran olahraga. pengaturan keuangan harus didefinisikan secara jelas. Biaya yang

atlet, akan dikenakan biaya harus siap tersedia untuk pemeriksaan. Biaya yang akan

dibahas oleh para atlet biaya harus diidentifikasi terlebih dahulu, misalnya honorarium

untuk staf, peralatan dan bahan habis pakai, akomodasi, asuransi, tarif dll Setiap pusat

kedokteran olahraga diharapkan menghasilkan laporan tahunan, salinan yang harus

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

20

diteruskan ke Dewan Skotlandia Olahraga pada akhir setiap tahun keuangan. Dewan

Olahraga Skotlandia, dengan saran dari kelompok konsultatif pada kedokteran olahraga

dan ilmu olahraga, telah menyusun starter pack peralatan fisioterapi dan bahan habis

pakai. Olahraga pusat obat yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam pedoman di

atas menerima dana untuk item ini dari Dewan Olahraga Skotlandia untuk membantu

menutupi biaya awal mereka. Kartu rekam medis dan komputerisasi telah dirancang

mengikuti diskusi luas dan komentar dari pusat kedokteran olahraga. Kartu catatan

diterbitkan tanpa biaya ke pusat olahraga obat pada pemahaman bahwa salinan catatan

dikumpulkan terpusat oleh Dewan Olahraga Skotlandia dan bahwa data yang dihasilkan

tersedia untuk analisis dan penelitian. Di dalam Macleod dan Porteus (1990 : 84)

menjelaskan forum pendidikan yang diadakan oleh Dewan Olahraga Skotlandia dan

kelompok konsultatif yang menyelenggarakan pertemuan tahunan atas nama pusat

kedokteran kedokteran dan masing-masing pusat kedokteran olahraga membawanya

pada gilirannya untuk bertindak sebagai tuan rumah untuk pertemuan. Program ini

dibagi rata antara presentasi administrasi dan akademik dan telah terbukti sangat

berharga. Selain itu, pusat-pusat kedokteran olahraga didorong untuk mengatur

pertemuan mereka sendiri untuk kedua pengembangan staf dan pendidikan komunitas

medis, fisioterapi atau olahraga lokal.

Mcdonald ( 1990 : 10-12 ) menerangkan crystal palace sport centre yang

diadalamnya terintegrasi dengan fasilitas Sport Medicine Centre terdapat fasilitas

termasuk tiga kamar konsultasi, area terbuka besar pengobatan, gymnasium, ruang

mandi, ruang ganti, ruang tunggu, akomodasi kantor dan ruang staf. Ruang mandi besar

dilengkapi dengan built-in mandi faradic kaki, wastafel USG, dan mobile Lo-anak

Whirlpool mandi. Ada tempat tidur es besar yang dibangun pada ketinggian yang bisa

diterapkan untuk pengobatan, casting untuk orthotics, dan taping. Ruang basah juga

dilengkapi dengan hydrocollator dan mesin es besar. Sebuah mesin cuci dan pengering

kesepakatan dengan sejumlah besar handuk dan es handuk yang digunakan sehari-hari.

Rencana perawatan daerah terbuka memiliki sembilan sofa perawatan hidrolik dan unit

traksi. Fisioterapi modalitas listrik termasuk diapulse, curapuls, gelombang pendek,

interferential, diadynamic, USG, faradism, orthotron, multistim dan kecil unit portabel

seperti Q pulse, centicure, REBOX, TNS, pompa flowtron dll Wilayah latihan bebas

dilengkapi dengan tiga tempat tidur yang rendah dan rehabilitasi peralatan kecil biasa

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

21

termasuk rocker / papan goyangan dalam berbagai ukuran, papan Fitter Pro untuk

pelatihan dan rehabilitasi, penjaga, sepatu berat, bola obat-obatan dan berbagai macam

pipa karet untuk latihan kekuatan. Gym berkaca-kaca pada dua dinding untuk visibilitas

yang jelas. Hal ini dilengkapi dengan lima buah Norsk peralatan urutan pelatihan, unit

latihan kekuatan Schnell M3, treadmill, ergometers sepeda, sistem katrol bilateral,

dinding bar, roda bahu, roller pergelangan tangan, bobot, mesin uji kekuatan otot dan

perekam, bersama-sama dengan peralatan pengujian kebugaran kecil seperti pulsa

meter, cardiotesters dynamometers dan flexometers dll peralatan ini digunakan terutama

untuk rehabilitasi fisik tetapi juga digunakan untuk program kekuatan dan fleksibilitas.

The Norsk peralatan latihan kekuatan itu, dan masih dapat, digunakan untuk kelas

pelatihan kebugaran terorganisir.

B. Aspetar – Rumah Sakit dan Pusat Kedokteraan Olahraga

Pada tahun 2009, Aspetar - Rumah Sakit ortopedi dan pusat kedokteran

olahraga resmi terakreditasi sebagai Federasi Internasional Asosiasi Sepakbola ™

(FIFA) Medical Centre of Excellence (F-MARC) oleh FIFA Chief Medical Officer.

Aspetar Sports Medicine Centre yang pertama di kawasan ini untuk menerima

kehormatan seperti itu, dan bergabung dalam 49 daftar bergengsi pusat kesehatan dan

klinik di seluruh dunia yang juga telah terakreditasi untuk standar yang tinggi ini.

1. Fasilitas Aspetar

Untuk membantu atlet menjaga kondisi kebugaran mereka saat mereka pulih

dari cedera, Departemen Rehabilitasi Aspetar memiliki area kebugaran yang besar dan

fungsionl sepenuhnya dikelola oleh pelatih fisik dilatih untuk mengelola kebutuhan

kebugaran pasien. Dilengkapi dengan peralatan yang Inovatif dan berbagai program dan

latihan khusus, sementara staf Apetar sangat terlatih melakukan penilaian yang

mendalam sebelum membuat program individual untuk setiap pasien. Langkah-langkah

ini melindungi daerah yang sudah terluka sementara mempertahankan, atau bahkan

meningkatkan, sisa tubuh selama pemulihan atlet dari cedera untuk kembali ke

olahraga. Selain itu, tim Aspetar dari pelatih fisik bekerja sama dengan tim rehabilitasi

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

22

pria dan wanita dari fisioterapis untuk memastikan pemrograman yang optimal untuk

pasien dari satu hari.

The Alter G treadmill memberikan kemungkinan untuk menjaga tingkat

kebugaran Anda dan mobilitas meskipun Anda memiliki cedera tubuh bagian

bawah. Anda dapat menjalankan dengan hanya 10% dari berat badan Anda yang

menghindari tekanan pada lutut yang cedera atau pergelangan kaki. Dengan waktu,

fisioterapis akan meningkat secara bertahap persentasi sampai pasien mencapai 100%

dari berat badan Anda.

Gambar 2.1 gambar Alter G treadmill ASPETAR

Sumber http://www.aspetar.com/

• Kami memiliki 4 kamar operasi berdasarkan di lantai pertama dengan mengangkat

langsung ke bangsal. Kami memiliki 50 kamar tidur pasca operasi tetapi hanya 25 yang

digunakan saat ini.

• kami 3 ahli bedah berdasarkan Aspetar mengkhususkan diri dalam lutut, bahu dan

pergelangan kaki, tetapi kami juga mengembangkan program ahli bedah mengunjungi

yang akan datang kira-kira setiap 5 minggu dan mengkhususkan diri dalam bagian

tertentu dari tubuh seperti tangan, pinggul, rasa sakit tumbuh , dll

• Kami sedang menciptakan DVD informatif di cedera tertentu. Tujuannya adalah untuk

mengurangi sebanyak mungkin stres dan kecemasan pada atlet.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

23

• sesi fisioterapi Pra-operasi yang ditawarkan kepada atlet untuk mengajarinya latihan

rumah, berjalan dengan kruk, dll

Fasilitas Olah Raga di Aspire Academy menawarkan berbagai negara peralatan

dan teknologi untuk memantau dan menilai kesehatan dan status atlet. pemantauan rutin

dan tes diagnostik berlangsung di lapangan dan laboratorium. Aspetar menyediakan

analisis kinerja, pengujian biomekanik, penilaian fisiologis dan biokimia, dan dukungan

psikologi olahraga di sisi trek. Selain itu Aspetar memiliki penilaian berikut:

• Antropometri suite, termasuk DEXA dan laser scanner

• Dua suite fisiologi yang lengkap untuk pengujian latihan bergradasi

• Biokimia Suite memungkinkan untuk hematologi / hormonal fungsi / imunologi

• Fasilitas Biomekanik yang meliputi analisis gerak dan kinematika suite serta isometrik

/ pengujian kinetik

• Tiga kekuatan dan pengkondisian suite untuk kekuatan dan pengkondisian daya /

penilaian

• Dua fasilitas pelatihan hipoksia

Jalur pemanasan adalah salah satu Aspire Fasilitas zona dan itu termasuk ukuran

lapangan sepak bola resmi dan jalur lari di samping gedung administrasi yang

mencakup semua fasilitas atlet dan ofisial.

Aspetar Rehabilitasi saat ini memiliki dua kolam renang hidroterapi dengan

pembuangan. Salah satu kolam renang adalah kolam resistensi dan sangat baik untuk

mengamati teknik perenang melalui melihat jendela atau untuk memperkenalkan

hidroterapi untuk pasien terbiasa dengan bentuk terapi. Kolam lain adalah kolam rehab

besar dengan treadmill bawah air dan berbagai macam peralatan yang digunakan dalam

hidroterapi. fisioterapis Aspetar yang berpengalaman dan berpengetahuan dengan upaya

rehabilitasi fisioterapi untuk Pria dan Wanita Unit Rehabilitasi dengan program dinamis

dan individual yang nyaman dan menantang. Aspetar menyediakan pasien dengan

layanan pencitraan yang komprehensif. Dari x-ray sederhana untuk sistem pencitraan

terbaru, ahli radiologi dan teknologi Aspetar menawarkan berbagai pilihan pencitraan

untuk membantu dalam diagnosis dan pengobatan cedera olahraga dan trauma. MRI,

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

24

CT, USG, Flouroscopy dan X-Ray adalah segala bentuk pencitraan digital yang tersedia

di Departemen Radiologi di Aspetar. Gambar-gambar ini disimpan pada arsip citra

digital dan langsung tersedia untuk dilihat oleh staf medis setiap saat dari mana saja di

rumah sakit.

2. Departement Sport Science

a) Psikologi Olahraga

Sebagai bagian dari komitmen Aspetar untuk mencapai keunggulan layanan

klinis dalam kedokteran olahraga, Unit psikologi Aspetar menyediakan baik dukungan

psikologis pra dan pasca-operasi untuk semua atlet yang terdaftar di Qatar. Sementara

layanan ini tersedia untuk semua pasien bedah.

Bantuan psikologis terus juga diberikan sebagai bagian dari tim interdisipliner

untuk atlet menjalani rehabilitasi untuk memastikan kesiapan yang optimal untuk

kembali ke olahraga. Selain itu, konsultasi psikologis mengatasi berbagai masalah

kesehatan mental dan psikologis yang berkaitan yang tersedia untuk pasien rawat jalan.

anggota Unit psikologi Aspetar ini menyediakan layanan psikologi olahraga diterapkan

dengan dukungan terintegrasi untuk bekerja dengan berbagai federasi nasional program

kinerja tinggi melalui National Sport Medicine Program (NSMP). psikolog Aspetar ini

bekerja sama dengan pelatih dan atlet untuk mengembangkan strategi individual dan

kinerja tim Performance enhancement (manajemen stres, pengendalian emosi,

mengoptimalkan pemulihan dan aktivitas regenerasi, memperkuat dinamika tim dan

kohesi dll). layanan psikologis dicapai secara pendekatan holistik, mengenai kesehatan

mental dan kesejahteraan kedua atlet Qatar dan atlet elit internasional yang datang ke

Aspetar.

b) podiatri olahraga

podiatri olahraga mengkhususkan diri dalam diagnosis, manajemen dan

pencegahan cedera kaki dan tungkai bawah dan gangguan. Kondisi ini berkisar dari arch

pain, nyeri tumit dan shin splints sampai nyeri lutut anterior dan nyeri punggung bawah.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

25

podiatris Aspetar yang berpengalaman menggunakan alat pemotong tepi, seperti

video berkecepatan tinggi, di-sepatu tekanan plantar dan electromyo analisis grafis,

untuk memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor biomekanik yang

berkontribusi terhadap cedera tertentu. Perawatan Podiatric fokus pada peningkatan

fungsi ekstremitas bawah dan mengurangi beban yang berlebihan pada daerah yang

terluka melalui peregangan, penguatan, saran alas kaki, saran pelatihan dan penggunaan

orthoses kaki. Aspetar memiliki laboratorium orthotic digital penuh di mana Podiatrists

mampu merancang dan memproduksi orthoses kaki kustom sepenuhnya individual yang

mungkin kemudian dipasang ke sepatu seorang atlet. Podiatris Aspetar memiliki

pengalaman yang luas bekerja dengan atlet mulai dari orang hanya ingin aktif, atlet

Olimpiade dan Juara Dunia di berbagai olahraga.

c) Gizi Olahraga

Olahraga dan Kinerja Nutrisi layanan menawarkan akses ke informasi terbaru

tentang gizi olahraga praktis dan membantu atlet mendapatkan lebih dari pelatihan dan

kinerja kompetisi. Secara klinis, Aspetar memiliki tim spesialis ahli gizi dalam

rehabilitasi yang berfokus pada gizi dan cedera untuk meningkatkan hasil pengobatan.

Departemen juga memiliki staf difokuskan pada nutrisi kinerja yang mendukung

berbagai macam kedua olahraga tim senior dan atlet terdaftar individu di seluruh Qatar.

Ini termasuk bola tangan, voli, tenis, renang dan squash, dan krusial memberikan penuh

ahli gizi waktu olahraga untuk senior Qatar National, Olimpiade dan U-20 tim sepak

bola nasional. Departemen ini juga memimpin dalam berbagi praktik terbaik dan

pengetahuan tentang semua aspek gizi olahraga di Zona Aspire dengan memberikan

workshop reguler untuk pemain, pelatih, staf dan profesional olahraga lainnya, termasuk

serangkaian berfungsi penuh dari lokakarya nutrisi untuk koki yang bekerja dalam

olahraga dan NSMP dokter olahraga.

d) Fisiologi latihan

Fisiologi latihan berfokus pada respon akut dan kronis dari pelatihan olahraga

khusus untuk atlet yang kompetitif. Fungsi utama dari Departemen Fisiologi adalah

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

26

untuk memantau pelatihan dan kompetisi untuk menilai tuntutan olahraga, dan tingkat

stres fisik dan fisiologis pada atlet. Pendekatan terpadu yang kemudian dibawa untuk

bekerja dengan pelatih, atlet dan para ilmuwan, dalam lingkungan pelatihan, untuk

membuat rekomendasi untuk membantu organisasi meningkatkan kinerja atlet.

pengujian kinerja disusun dalam rencana kinerja tahunan olahraga, dan dilakukan dalam

satu laboratorium kinerja Aspetar ini, atau di lapangan. Komitmen Aspetar untuk

penelitian terapan disediakan dalam kemitraan dengan sejumlah anggota Aspire Zone

dan organisasi olahraga internasional. Aspetar secara konsisten mendukung tim

olahraga lokal dan internasional melalui Aspetar ketinggian asrama. Dalam

hubungannya dengan departemen Olahragawan Kesehatan dan Kinerja Pusat Penelitian,

fisiologi kami bertujuan untuk memahami hubungan antara paparan ketinggian dan

beban latihan, dan memberikan pemantauan yang komprehensif untuk mengunjungi

atlet menggunakan fasilitas ini untuk meningkatkan kinerja mereka.

3. Sport Medicine department

a) Screening atlet

Aspetar screening Olahragawan ini dan Departemen Kardiologi olahraga

melakukan penilaian medis pada atlet untuk berbagai alasan, termasuk penilaian untuk

penandatanganan kontrak baru. Penilaian kesehatan tahunan; penilaian pemeriksaan

jantung, atau penilaian kardiologi penuh dan menindaklanjuti. Setiap penilaian medis

terdiri dari komponen yang berbeda dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan

masing-masing individu atlet. Sementara setiap tes khusus untuk setiap orang, sejumlah

komponen yang standar di seluruh papan, seperti:

• screening jantung (termasuk EKG, dan investigasi sering lebih seperti ECHO atau

Cardiac MRI)

• Tes latihan Treadmill / siklus, termasuk analisis gas

• Rinci medis dan cedera kuesioner

•Tes laboratorium

• penilaian Gigi

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

27

• penilaian otot Biodex

• penilaian fungsional Fisioterapi (termasuk FMS)

• Spirometri

• penilaian ketajaman Visual

• pemeriksaan medis dan muskuloskeletal Umum yang dilakukan oleh Olahraga dan

Latihan Medicine Dokter yang berpengalaman. Sebuah laporan ringkasan disediakan

pada akhir penilaian dengan rekomendasi untuk tindakan apapun

b) Kardiologi olahraga

Atlet dikenal karena tingkat kebugaran mereka yang luar biasa, tetapi dalam

beberapa tahun terakhir sebagian kecil namun penting dari atlet menderita apa yang

disebut suddent cardiac death (SCD). Sekitar 80% dari kematian mendadak non-

traumatik pada atlet di bawah usia 35 tahun yang dikaitkan dengan sejumlah gangguan

jantung keturunan atau bawaan yang mempengaruhi mereka untuk aritmia ventrikel

ganas. Sementara masih persentase minimal, konsistensi yang SCD lazim pada atlet

muda telah menyerukan pelaksanaan program skrining terorganisir oleh sebagian besar

badan olahraga yang mengatur utama, termasuk Komite Olimpiade Internasional (IOC)

dan FIFA (FIFA) . Aspetar Sports Kardiologi Project, yang didirikan pada tahun 2008,

memberikan izin medis untuk setiap atlet muda yang ingin berpartisipasi dalam

olahraga melalui evaluasi yang sistematis rutin dimaksudkan untuk mengidentifikasi

kelainan jantung yang belum ada, sehingga mengurangi potensi efek samping dan

kematian. Meskipun keberhasilan dicapai sejak pengujian telah dilaksanakan, salah satu

perhatian utama awal tentang pengujian jantung pada atlet masih tetap. Karena

modifikasi jantung listrik dan struktural, validitas interpretasi elektrokardiogram bisa

sangat sulit untuk memastikan sebagai konsekuensi dari aktivitas fisik secara teratur dan

intensif, yang disebut 'atlet jantung', yang kadang-kadang tumpang tindih dengan

gangguan jantung umumnya terlibat dalam kematian jantung mendadak. Perubahan ini

berbeda antara etnis, dan Aspetar, melalui Olahraga Kardiologi Project, adalah

pemimpin dunia dalam memahami dampak dari etnis seorang atlet, khususnya etnis

Asia Barat (meliputi Teluk, Timur Tengah, Maghreb, Persia dan Asia Timur) pada

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

28

adaptasi kardiovaskular yang disebabkan oleh olahraga teratur dan intensif. Berdasarkan

kesadaran fenomenal bahwa Proyek Olahraga Cardiology telah mengumpulkan sejauh

ini, Aspetar telah menghasilkan lebih dari 50 artikel dalam jurnal ilmiah peer-review,

termasuk dua British Journal isu-isu khusus Sports Medicine di 'Sports Cardiology',

menguraikan bagaimana membantu dokter dalam menurunkan risiko keliru menafsirkan

EKG dan ECHO perubahan atlet Arab, sehingga membatasi jumlah diskualifikasi

olahraga yang tidak perlu. Pada bulan Oktober 2014, Aspetar disampaikan pertama saja

IOC maju dalam Olahraga Cardiology di luar Eropa dan Amerika Utara dan, sampai

saat ini, telah disaring dekat dengan 10.000 atlet, dengan lebih dari 150 atlet dengan

kondisi jantung yang menjalani pemeriksaan rutin dengan Aspetar.

c) Rehabilitasi Lapangan

Departemen Rehabilitasi di Aspetar peduli untuk pasien Aspetar dari saat cedera

awal mereka sampai saat pasien kembali ke olahraga. Namun sebelum pulang, pasien

Aspetar anggota tim rehabilitator langsung akan kembali memperkenalkan atlet yang

cedera untuk latihan dan keterampilan yang akan dibutuhkan ketika mereka kembali ke

cabang olahraga mereka. Teknik ini memastikan mereka re-introduksi dilakukan secara

bertahap dan aman, dan juga berfungsi sebagai penghubung antara tahap rehabilitasi

perawatan dan atlet kembali ke tindakan. jasa olahraga rehabilitator kami disediakan di

lapangan sepak bola kami atau dalam gedung olah raga kami, tergantung pada pelatihan

yang diperlukan untuk olahraga khusus mereka. Tim kami kelas ahli memiliki latar

belakang yang kuat dalam berbagai macam olahraga yang dikombinasikan dengan

komunikasi yang erat dengan kedua fisioterapi rehabilitasi wanita dan pria, menciptakan

sebuah jembatan untuk memungkinkan atlet yang cedera untuk kembali ke olahraga

khusus mereka yang telah dipersiapkan. Sumber http://www.aspetar.com/medical-

services-single.aspx?id=36, diunduh pada tanggal 07.06.2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

29

3. Cedera Olahraga / Sport Injury

Penanganan dan manajemen cedera olahraga telah menjadi aspek multi

dimensional dan sangat berhubungn erat dengan ilmu olahraga. Kedokteran olahraga

merupakan daerah yang berbeda dari studi profesional dalam bidang yang lebih luas

dari ilmu kedokteran itu sendiri karena cedera olahraga berbeda dengan pengobatan

jenis lain dari cedera fisik. Cedera didefinisikan sebagai segala bentuk kerusakan atau

luka yang diderita oleh tubuh manusia, tidak peduli bagaimana dengan terjadinya cedera

itu. Cedera dapat dapat terjadi karena tindakan sendiri, seperti terkilir pergelangan kaki

yang diderita saat bermain basket, atau melalui dampak kekuatan lingkungan, seperti

panas atau dingin. Cedera mungkin disengaja, cedera mungkin dapat terjadi karena

tindakan yang disengaja dari pihak ketiga, atau mungkin merugikan diri sendiri. Tubuh

tidak membuat perbedaan fisiologis antara cedera olahraga dan non-olahraga; tubuh

merespon kerusakan berkelanjutan untuk jaringan, tulang, organ, atau sistem tidak

peduli bagaimana cedera itu disebabkan K. Lee Lerner et al ( 2007 : 676 ). Ketika

digunakan sebagai kata sifat untuk menggambarkan jenis cedera, istilah sport

didefinisikan sebagai setiap permainan, kompetisi, latihan atau program pelatihan yang

membutuhkan aktivitas fisik. Pada suatu waktu, cedera olahraga yang dianggap hanya

cedera yang terjadi dalam perjalanan kompetisi. Luka yang diderita sementara atlet

berlatih dan mengalami cedera olahraga. Cedera olahraga yang paling baik dipahami

sebagai bagian dari siklus atau rangkaian kegiatan fisik. Cedera olahraga tidak terjadi

dalam kekosongan, di mana cedera mengarah secara progresif untuk penanganan cedera

dan pada tahap pemulihan. Cedera olahraga terjadi dengan latar belakang yang

kompleks yang mencakup tingkat kemampuan atlet, pengalaman atlet dalam olahraga,

kesehatan umum dan sejarah kebugaran, dan keinginan atlet untuk kembali ke olahraga

setelah recovery.

Menurut K.Lerner et al ( 2007 : 677 )” Faktor-faktor latar belakang akan

sering mempengaruhi pendekatan yang diambil oleh atlet dan tenaga medis

untuk pengobatan dan rehabilitasi. Cedera adalah fakta dari kehidupan olahraga.

Dalam kebanyakan olahraga, itu bukan pertanyaan tentang apakah seorang atlet

akan mengalami cedera kembali, melainkan ketika cedera akan terjadi dan

sejauh apa cedera yang dialami oleh atlet tersebut”.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

30

K.Lerner et al ( 2007 : 678 ) Faktor-faktor internal yang mempengaruhi

terjadinya cedera olahraga adalah sebagi berikut:

a. Cedera atletik hasil dari partisipasi dalam olahraga itu sendiri, seperti petinju

mengalami gegar otak akibat menerima pukulan lawan ke kepala, atau pemain

basket menangis karena mengalami cedera pada ligamen anterior (ACL) di lutut.

Atau, partisipasi dalam olahraga dapat mengungkapkan adanya kondisi fisik

yang sudah ada atau yang mendasarinya.

b. Contoh dari cedera olahraga bertindak sebagai agen yang mengekspos sudah ada

kondisi fisik meliputi panjang kaki yang tidak sama di pelari; panjang kaki tidak

sama berkontribusi pada kekuatan langkah kaki yang tidak sama yang biasa

mengakibatkan fraktur pada tibia.

c. Kondisi fisiologis laten lain yang diungkapkan oleh latihan termasuk kelemahan

dalam sistem kardiovaskular, seperti jantung berdetak tidak teratur.

d. Ada sejumlah olahraga di mana peserta khusus dalam kegiatan ini membawa

pandangan mental tertentu untuk olahraga yang disertai dengan kemungkinan

yang lebih besar dari cedera. Contohnya adalah pendekatan pelatihan diadopsi

oleh banyak atlet dengan olahraga yang bersifat daya tahan, seperti pelari

maraton dan triathlon, salah satu yang sering dinyatakan sebagai '' No pain, No

gain. '' Pada artikulasi yang paling dasar, pendekatan ini kemajuan dalil bahwa

jika atlet adalah tidak menderita untuk beberapa level yang cukup besar dalam

latihan, atlet tidak akan pernah mencapai kesuksesan kompetitif.

Sejumlah penelitian telah mengkonfirmasikan bahwa atlet tersebut jatuh korban

dengan frekuensi yang jauh lebih besar dari overuse dan over training injury, seperti

fraktur stres dan kerusakan sendi serius. Ini merupakan tantangan yang signifikan untuk

menghalangi atlet dengan ini pola pikir pelatihan mendasar dari pendekatan ini dengan

maksud untuk mengurangi risiko cedera pribadi dalam K.Lerner et al ( 2007 : 677 )

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya cedera olahraga adalah sebagi

berikut:

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

31

a. Tekanan mental eksternal yang dapat diarahkan atlet sering menyebabkan

pendekatan berlebih selama latihan yang menghasilkan cedera olahraga.

Tekanan orangtua pada atlet muda untuk berprestasi.

b. Tekanan yang sama diarahkan dari pelatih terhadap atlet dapat membuat pola

pikir yang membuat kemungkinan cedera yang lebih besar.

K.Lerner et al., ( 2007 : 677 ) menyatakan perbedaan utama dalam

pengobatan cedera olahraga dengan luka yang dialami dalam populasi umum adalah

tingkat dan tujuan dari pengobatan rehabilitasi diarahkan ke masing-masing keahlian.

Profesi medis, baik dalam praktik umum atau dalam olahraga, memiliki kewajiban

untuk mengobati kondisi fisik yang melemahkan, pengobatan cedera olahraga adalah

kombinasi dari kecepatan, keinginan untuk return to sport . Atlet untuk bertindak

secepat mungkin, dan untuk berlatih dengan tujuan pencegahan cedera serupa di masa

yang akan datang.

Dalam olahraga profesional, ada faktor tambahan, insentif keuangan sangat

berpengaruh signifikan untuk tim dan atlet untuk membuat cepat sembuh. Contoh

kecepatan yang biasanya berhubungan dengan kedua diagnosis dan dimulainya

pengobatan cedera olahraga ditemukan dalam sifat alat diagnostik yang digunakan

untuk mengobati, personnel—x rays , teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI),

dan komputer tomography (CAT) scan. Kebanyakan tim olahraga profesional dan

banyak program perguruan tinggi, seperti Divisi elit partisipan sekolah di Collegiate

Athletic Association (NCAA) kompetisi Nasional di Amerika Serikat memiliki akses

langsung ke alat-alat ini.

Operasi arthroscopic adalah pengembangan yang paling penting dalam

penanganan cedera olahraga cedera sejak 1980. arthroscope adalah perangkat bedah

kecil yang dilengkapi dengan kamera yang memungkinkan ahli bedah untuk memeriksa

keadaan didalam sendi yang terluka melalui sayatan kecil. Prosedur arthroscopic

merevolusi pengobatan luka pada lutut, siku, dan bahu, sebagai ahli bedah tidak

dibutuhkan untuk melakukan prosedur invasif untuk mencapai tujuan bedah sederhana.

Banyak kemajuan teknologi dalam teknik arthroscopic sejak tahun 1980 telah didorong

oleh keinginan untuk sepenuhnya merehabilitasi.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

32

Operasi sekarang standar untuk memperbaiki sendi siku, ulnaris ligamentum

cruciatum (UCL), sering rusak sebagai akibat dari tekanan yang terjadi dalam bisbol

Pitching, pertama kali dikembangkan oleh Dr Frank Jobe, sport medicine California

spesialis ortopedi, pada tahun 1973. Banyak prosedur arthroscopic digunakan di bahu

dan lutut perbaikan yang diprakarsai oleh ahli kedokteran olahraga Amerika James

Andrews, dimulai pada pertengahan 1980-an.

The Super Study dalam K.Lerner et al., ( 2007 : 678 ) mengklasifikasikan

empat klasifikasi umum berdasarkan setiap klasifikasi yang didasarkan dari jumlah

waktu yang dibutuhkan atlet untuk tidak beraktifitas dari latihan dan bertanding selama

cedera.

a. level I cedera tidak akan mengganggu athlete's participation dalam olahraga

atau kegiatan, dan tidak ada masalah berikutnya yang dihasilkan dari cedera.

Contoh cedera Tingkat I termasuk pemain sepak bola dengan bahu memar yang

tidak mempengaruhi mobilitas nya.

b. Level II cedera adalah salah satu yang memerlukan atlet untuk kehilangan

setidaknya satu sesi pelatihan atau acara yang kompetitif, tapi tidak lebih dari 1

bulan kegiatan (praktek atau kompetisi) cedera.

c. Level III dapat mengesampingkan atlet selama minimal 1 bulan aktivitas.

d. Level IV memiliki definisi yang sama seperti kejadian Tingkat III, kecuali

bahwa atlet itu memerlukan mendapatkan perawatan medis di ruang gawat

darurat rumah sakit, menjalani operasi atau intervensi medis lainnya.

Rehabilitasi ini sering diawasi oleh salah seorang fisioterapis, pelatih atletik,

atau keduanya.

4. Kedokteran Olahraga / Sport Medicine

Kedokteran olahraga adalah spesialisasi medis yang relatif baru. Sampai tahun

1980-an, tim dokter dalam program olahraga profesional adalah dokter spesialis

ortopedi dengan minat dalam olahraga, tidak ada pelatihan khusus atau program

pendidikan untuk mendukung praktek medis olahraga.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

33

K.Lerner et al., ( 2007 : 681 ) menyatakan “Fokus utama dari dokter adalah

reaktif, antara lain untuk melakukan hal pencegahan cedera, diagnosa,

perawatan, dan rehabilitasi cedera adalah fungsi yang sedang berlangsung yang

paling penting dalam kedokteran olahraga”.

Peningkatan kemampuan atlet dan pelatih untuk mencapai latihan dan

kompetisi adalah dorongan dalam pengembangan sport medicine sebagai disiplin yang

diakui dalam profesi medis. pendidikan kedokteran olahraga saat ini mencakup berbagai

ilmu, yang masing-masing memberikan kontribusi untuk pelatihan kesehatan, diagnosa,

pengobatan, perbaikan, dan rehabilitasi atlet. Seorang praktisi kedokteran olahraga akan

menjadi bagian dari upaya pengobatan yang terkoordinasi yang melibatkan sejumlah

ahli yang berkumpul menjadi satu kesatuan. Kedokteran olahraga modern tidak

diarahkan hanya untuk pengobatan dan perbaikan cedera, tujuan akhir, sehubungan

dengan cedera atletik adalah peningkatan penyembuhan, pemulihan, dan bebas dari

keterbatasan untuk beraktivitas, bebas dari rasa sakit untuk kembali berolahraga.

Tujuan pendidikan kedokteran olahraga untuk semua hal diatas. Kedokteran olahraga

dipengaruhi oleh sejumlah bidang, beberapa diantaranya dalam bidang dokter, dengan

kemampuan lain yang berakar dalam berbagai aplikasi kinerja olahraga.

Kemampuan mereka termasuk obat-obatan, dengan penekanan khusus pada

spesialisasi ortopedi, kedua perawatan bedah dan non-bedah, dan physiatry, rehabilitatif

dan spesialisasi physical medicine. Perbedaan lain spesialisasi medis yang merupakan

bagian dari pendidikan kedokteran olahraga adalah subscript ortopedi, rekonstruksi

sendi. Penelitian medis, dengan mana semua pendidikan kedokteran olahraga harus

menjadi satu kesatuan, berkelanjutan, bidang yang dinamis yang didorong oleh studi

dari disiplin ilmu seperti biomekanik dan ilmu anatomi manusia.

Olahraga lainnya aplikasi obat podiatri, pengobatan kaki dan prosesnya, dan

ilmu olahraga (kinesiologi), studi tentang gerakan manusia. Pengobatan yang efektif

dan pengelolaan cedera olahraga membutuhkan landasan yang solid dalam mekanika

tubuh. Seorang ahli kedokteran olahraga mungkin tidak secara fisik langsung kursus

sehari-hari terapi atletik; pemahaman apa terapis dapat capai adalah mendasar untuk

resep pengobatan untuk cedera. Namun, bagaimana seorang atlet dilatih merupakan

komponen penting untuk memahami jalannya kemungkinan rehabilitasi dan pemulihan

akan dialami oleh atlet.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

34

Menurut K. Lerner et al., ( 2007 : 682 ) Pendidikan kedokteran olahraga

menempatkan penekanan utama pada kebutuhan untuk menyediakan atlet dengan

penilaian fisik sebelum partisipasi mereka dalam olahraga. Penilaian ini akan sering

diberikan dalam hubungannya dengan pelatih atau terapis atletik, jika ada kekhawatiran

mengenai cedera yang sudah ada sebelumnya atau kondisi, atau ketika tenaga medis

sedang mencari untuk mengidentifikasi kondisi bawaan seperti aritmia jantung (detak

jantung tidak teratur). Dalam banyak olahraga, yang Sports medicine profesional akan

berhubungan dengan teknik mikro-operasi yang menyediakan kecanggihan yang

merupakan perbaikan kurang invasif sendi seperti lutut atau siku, adalah khusus

berkembang pesat dalam pengobatan ortopedi. Physiatry, yang rehabilitatif dan fisik

obat khusus merupakan aspek penting dari pendidikan kedokteran olahraga. Terkait

dengan upaya rehabilitatif semua adalah arah dari semua upaya yang mendukung

pemulihan atlet luar lingkup tradisional pelatihan-medis penciptaan orthotics yang tepat,

dan pemanfaatan pengobatan alternatif seperti fisioterapi dan pijat.

Kedokteran olahraga berhubungan dengan cedera atau penyakit yang dihasilkan

dari kegiatan dalam olahraga dan aktivitas atletik. Hal ini berkaitan dengan

berfungsinya tubuh manusia dan dengan pencegahan, pengobatan cedera atletik. Bidang

ini terus berkembang karena berbagai alasan. Semakin banyak orang mencari untuk

meningkatkan atau mempertahankan tingkat kebugaran mereka dengan terlibat dalam

kegiatan olahraga yang lebih luas dari sebelumnya berbanding lurus dengan jumlah

peserta olahraga yang semakin bertambah, ada peningkatan jumlah jenis risiko tinggi

pada kegiatan olahraga. Akibatnya, banyak orang (yang umumnya kurang terlatih)

berpartisipasi dalam kegiatan atletik lebih beresiko seperti atlet rekreasi, sedangkan

atlet profesional sebagai saksi dalam perkembangan evolusi dan pertumbuhan

kedokteran olahraga. Kemajuan ini merupakan dampak dari hasil keuangan yang

meningkat untuk kompetisi profesional, yang telah meningkatkan dedikasi untuk

keberhasilan dalam bidang olahraga, dan peningkatan pada biaya keselamatan fisik.

Selanjutnya, atlet yang sebelumnya berlatih secara musiman sekarang memilih untuk

menjalani pelatihan sepanjang tahun untuk memperoleh keunggulan atas pesaing

mereka. Dengan pertumbuhan eksplosif dalam popularitas olahraga, telah ada minat

meningkat di antara anggota profesi kesehatan untuk mengejar karir di bidang ini.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

35

Untuk menangani bertambahnya cedera yang berhubungan dengan olahraga,

pelatih dan dokter telah bersatu untuk mengembangkan fasilitas olahraga. Karena

semakin pentingnya olahraga elit dan olahraga rekreasi, permintaan untuk diagnosis

yang akurat dan pengelolaan cedera olahraga semakin bertambah. Sebagai tindak

lanjutnya, subspesialisasi baru yaitu kedokteran olahraga semakin berkembang.

a. Karir Di sport Medicine

Kedokteran olahraga melibatkan tim komprehensif profesional dalam bidang

kesehatan yang terlatih dari berbagai latar belakang. Jenifer L. Miningh ( 2007 : 4-9 )

menyatakan Kedokteran olahraga bukanlah profesi tunggal, melainkan payung di mana

ada profesi yang beragam dan banyak kesempatan kerja yang tersedia. Berikut adalah

gambaran, dalam urutan abjad, dari karir yang paling umum:

1. Atlet

Menjadi seorang atlet melibatkan lebih dari bersaing di kompetisi setiap

sekarang dan kemudian. Atlet hari ini menghabiskan berjam-jam setiap hari berlatih

keterampilan dan mengembangkan kerja sama tim. Mereka menonton rekaman video

untuk menganalisis kinerja mereka sendiri dan belajar strategi untuk bersaing lawan-

lawan mereka. Karena banyak atlet mendorong tubuh mereka ke batas selama kedua

latihan dan kompetisi, cedera karir-akhir selalu mengintai di cakrawala. Bahkan luka

ringan dapat menempatkan pemain beresiko terganggu dan digantikan oleh seseorang

yang lebih muda dan bugar. Persaingan sangat ketat, dan keamanan kerja selalu tidak

pasti. Atlet tidak mampu downtime dari olahraga di tingkat profesional. Kehidupan

seorang atlet bisa menuntut, baik secara fisik dan mental.

2. Athletic Trainer (Olahraga Therapist)

Pelatih Athletic bekerja dengan dokter tim, pelatih olahraga profesional untuk

pencegahan cedera dan mengobati penyakit yang berhubungan dengan olahraga. Pada

tahun 2004, gelar sarjana dari program diakreditasi oleh Commission on Accreditation

of Allied Health Education diperlukan untuk mengambil ujian sertifikasi nasional di

Athletic Trainer Association (NATA). Di kebanyakan negara, lisensi diperlukan untuk

memenuhi keberhasilan pemeriksaan NATA. Pelatih Athletic biasanya bekerja dengan

atlet di sekolah tinggi, perguruan tinggi, atau tingkat profesional. Mereka juga bekerja

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

36

di klinik kedokteran olahraga. Profesi ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan

selama hampir tiga puluh tahun, dan keanggotaan dalam NATA telah tumbuh lebih dari

520 persen sejak tahun 1974.

3. Biomekanik / kinesiologist

Seorang biomekanik / kinesiologist berusaha untuk menerapkan hukum fisika

untuk aktivitas fisik, olahraga, dan olahraga. Melakukan penelitian cedera biomekanik

otot, tulang, dan sendi dalam kondisi tertentu. Mereka menganalisis mekanika tubuh

dan upaya untuk meningkatkan kinerja atletik. Biomekanik biasanya digunakan dalam

pengaturan penelitian dan situs klinis, namun pertumbuhan di masa depan tampaknya

berada dalam pengaturan ergonomis industri. Seorang kinesiologist harus memiliki

persyaratan minimal adalah gelar master.

4. Chiropractor

Chiropractors secara khusus dididik dalam mengobati sendi dan otot-otot tubuh

dengan tangan mereka. Chiropractor mengobati orang dengan masalah punggung,

cedera olahraga, dan masalah kesehatan lain yang terkait dengan otot, saraf, dan sistem

tulang, terutama tulang belakang pada manusia. Untuk menjadi chiropractor, seseorang

harus memperoleh gelar doktor chiropractic dan lulus empat ujian pada level nasional.

Selain itu, calon chiropractor harus memperoleh lisensi di negara bagian ditempatnya

melakukan praktek. di banyak negara, ujian tambahan yang diperlukan untuk lisensi

ini.

5. Pelatih fisiologi

Fisiologi olahraga mempelajari respon fisiologis akut dan kronis pada saat

melakukan aktivitas fisik. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan kesehatan,

kebugaran, dan kinerja. Secara tradisional, ahli fisiologi olahraga bekerja hanya dengan

atlet. Namun, ahli fisiologi olahraga hari ini juga bekerja dalam pengaturan komersial

profesional, klinik, dan lainnya untuk masyarakat umum. Gelar sarjana diperlukan

untuk menjadi physiologist. Sertifikasi olahraga dapat diperoleh dari American College

of Sports Medicine.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

37

6. Pelatih Pribadi / Personal Trainer

Instruktur kebugaran, atau personal trainer, biasanya bekerja one on one

dengan klien baik di rumah klien, kantor pelatih, atau pusat kebugaran. Pelatih pribadi

umumnya bekerja sebagai kontraktor lepas dibayar per jam atau per sesi. Disarankan

bahwa seorang pelatih pribadi memiliki latar belakang yang kuat dalam anatomi dan

dasar kinesiologi , dan sebaiknya gelar sarjana di ilmu yang berhubungan. Selain itu,

pelatih pribadi harus mendapatkan sertifikasi American College of Sports Medicine

dengan sertifikat Certified Personal Trainer.

7. Masseur / Massage Therapist

Pijat terapis meredakan ketegangan otot, kejang, radang, retensi cairan, nyeri,

kekakuan, dan nyeri dengan menerapkan tekanan terstruktur, ketegangan, gerakan,

atau getaran pada jaringan lunak tubuh. Manfaat lain dari pijat termasuk peningkatan

sirkulasi (darah dan getah bening), fleksibilitas umum, berbagai gerakan, dan elastisitas

jaringan meningkat. Pijat dapat membantu dalam penyembuhan luka dengan

membatasi pembentukan bekas luka. Setelah menyelesaikan program pelatihan terapi

pijat, terapis pijat dapat mencari sertifikasi melalui ujian negara. Sebuah ujian sertifikasi

nasional yang diadakan oleh Dewan Sertifikasi Nasional Therapeutic Massage dan

Lembaga Sertifikasi. Pijat terapis dapat bekerja sebagai dosen di olahraga / diklinik

sport medicine atau pusat kebugaran / spa. Mereka umumnya bertindak sebagai

pendukung untuk atlet profesional atau tim olahraga.

8. Ahli Gizi / Sport Dietitian

Ahli gizi mempelajari pola diet untuk mencegah penyakit dan meningkatkan

kesehatan. Diet adalah studi tentang asupan gizi dan bagaimana tubuh menggunakan

makanan. Bidang ilmu ini menghubungkan makanan dan gizi untuk manajemen

kesehatan. Untuk menjadi seorang ahli diet, seseorang harus menyelesaikan gelar

sarjana dalam program studi diet, menyelesaikan program sembilan bulan di American

Dietetics Association (ADA) melaksakan magang ditempat yang disetujui, dan lulus

ujian sertifikasi ADA. Ahli gizi bekerja di rumah sakit, klinik, kompleks olahraga,

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

38

sistem sekolah, dan fasilitas kesehatan masyarakat. Mereka juga dapat disewa oleh klien

swasta atau tim olahraga untuk merancang program nutrisi yang tepat untuk

menurunkan berat badan, kinerja, dan pemeliharaan kesehatan.

9. Ahli Ortopedi

Orthopedists mendiagnosa dan mengobati gangguan tulang dan sendi pada

manusia. Karena pengetahuan mereka tentang fungsi sistem muskuloskeletal,

orthopedists sering memperlakukan cedera olahraga dan kadang-kadang berfungsi

sebagai dokter utama untuk tim atletik. Ortopedis diperlukan untuk menyelesaikan

magang satu tahun di bedah umum, empat tahun pelatihan di bedah ortopedi, dan satu

tahun praktek medis sebelum mengambil ujian khusus.

10. Terapis Fisik / Occupational Therapist

Terapis fisik bekerja untuk meningkatkan mobilitas, mengurangi rasa sakit, dan

mencegah atau membatasi cacat fisik permanen pasien yang menderita cedera atau

penyakit. Lulusan dari program pendidikan yang terakreditasi harus lulus ujian lisensi

negara sebelum diizinkan untuk magang. Terapis fisik bekerja di rumah sakit, klinik,

atau kantor pribadi dengan fasilitas khusus. Mereka juga dapat mengobati pasien di

kamar rumah sakit, rumah, atau sekolah. Sedangkan terapi fisik membantu orang

sembuh dari cedera atau penyakit, terapis okupasi bekerja lebih dengan perkembangan

keterampilan motor halus dan ketangkasan. Sebagian besar sekolah terapi okupasi

memerlukan dua sampai tiga tahun pendidikan khusus setelah gelar sarjana empat

tahun. Selain itu, salah satu harus lulus ujian nasional untuk menjadi ahli terapi fisik

atau berlisensi. Kebanyakan kesempatan kerja berada di rumah sakit dan klinik.

11. Ahli penyakit kaki/ Podiatrists

Podiatrists yang dikhususkan untuk studi dan pengobatan tentang gangguan pada

kaki, pergelangan kaki, dan tungkai bawah, yang terdiri dari sebagian besar kerangka

manusia. ( kaki manusia adalah struktur kompleks yang mengandung dua puluh enam

tulang, selain otot, saraf, ligamen, dan pembuluh darah.) Podiatrists memerlukan lisensi

negara yang membutuhkan penyelesaian setidaknya sembilan puluh jam belajar sarjana,

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

39

penyelesaian program empat tahun di sebuah perguruan tinggi kedokteran Podiatric, dan

di kebanyakan negara, program residensi postdoctoral minimal satu tahun.

12. Peneliti Ilmu Kepelatihan

Ilmu olahraga adalah studi tentang komponen fisiologis, biokimia, dan molekul

gerakan. Kebanyakan perguruan tinggi dan universitas menyediakan kurikulum khusus

atau jurusan akademis dalam ilmu olahraga. Terkait program kuliah sarjana meliputi

biologi, kimia, biokimia, anatomi dan fisiologi, kinesiologi, fisiologi olahraga, dan

program kebugaran. Mahasiswa pascasarjana biasanya mempelajari bidang-bidang

tertentu dari fisiologi olahraga dengan penekanan pada penelitian. Para peneliti

melakukan studi baik dari perspektif dasar atau klinik. Peneliti dasar biasanya

melakukan penelitian dengan fokus pada tingkat seluler dan molekuler, seperti

bagaimana organ sistem kerja, beradaptasi, atau menanggapi berbagai faktor. Peneliti

klinis biasanya melakukan penelitian dengan fokus pada individu secara keseluruhan

dan berusaha untuk meningkatkan kinerja atletik atau untuk meningkatkan kesehatan

dan mengurangi penyakit. Kedua karir memerlukan gelar sarjana, seperti master atau

Ph.D, yang melibatkan dua sampai lima tahun melampaui tingkat sarjana. Kebanyakan

peneliti bekerja di universitas dan rumah sakit.

13. Pengacara Olahraga

Pengacara mewakili klien di pengadilan hukum dan dalam bentuk lain dari

penyelesaian sengketa. Pengacara olahraga khususnya menangani negosiasi kontrak

atlet dan penyusunan detail kontrak, selain meninjau layanan untuk berbagai kinerja,

dukungan, sponsor, lisensi, dan kontrak Media. Mereka juga menangani kasus-kasus

cedera, kasus pencemaran nama baik, dan klaim kompensasi klien atlet yang cedera.

Pengacara harus memiliki gelar sarjana hukum untuk praktek hukum di kebanyakan

negara. Sekolah di Amerika Serikat (dan beberapa di Kanada dan di tempat lain)

penghargaan siswa lulus gelar doktor ahli hukum. Seorang mahasiswa hukum harus

lulus ujian bar (atau serangkaian pemeriksaan seperti) sebelum menerima izin praktek.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

40

14. Sports Medicine Dokter

Dokter kedokteran olahraga yang sangat terlatih dalam diagnosis dan

pengobatan cedera yang berhubungan dengan olahraga. Kebanyakan tim profesional

mempekerjakan dokter spesialis kesehatan olahraga, sedangkan dokter lainnya

dipekerjakan oleh klinik atau rumah sakit. Seorang dokter tertarik pada kedokteran

olahraga biasanya mencari pelatihan khusus dalam kedokteran olahraga, ortopedi,

kardiologi. Setiap bidang memiliki tiga sampai lima tahun dari magang dan pelatihan

residensi, selain satu sampai dua tahun lebih dari pelatihan persekutuan.

15. Psikolog Olahraga

Psikolog olahraga mempelajari faktor psikologis terkait dengan partisipasi dan

prestasi olahraga, olahraga dan jenis-jenis aktivitas fisik. Secara khusus, seorang

psikolog olahraga membantu atlet menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk

mencapai kesehatan mental yang optimal dan kinerja atletik. Dalam kebanyakan kasus,

gelar sarjana adalah persyaratan utama untuk masuk ke profesi ini. Selain memperoleh

gelar dalam psikologi, salah satu syarat harus mendapatkan sertifikasi nasional. The

Executive Committee dari Divisi 47 (Latihan dan Psikologi Olahraga) dari American

Psychological Association merekomendasikan bahwa seorang individu mendapatkan

sertifikasi dari Asosiasi untuk Kemajuan Terapan Olahraga Psikologi untuk berlatih

olahraga psikologi.

16. Pelatih Fisik / Strength and Conditioning Coach

Kekuatan dan pengkondisian pelatih mengembangkan dan memonitor rencana

pelatihan bagi para atlet. Tujuan mereka adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan

kekuatan atlet dan kinerja. SMA, perguruan tinggi, dan tim atletik profesional sering

membutuhkan jasa seorang pelatih kekuatan dan pengkondisian. Pekerjaan di bidang

ini biasanya memerlukan gelar master, serta sertifikasi oleh National Strength and

Conditioning Association (NSCA).

b. Pendapatan Di bidang Sport Medicine

Gambaran gaji profesional kedokteran olahraga bervariasi karena faktor-faktor

seperti pengalaman, lokasi geografis, aturan kerja, dan permintaan pasar. Aspek-aspek

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

41

lain, seperti gelar, lisensi profesional, dan sertifikasi. Menurut Jenifer L. Miningh (

2007 : 12 ) Prospek karir di kedokteran olahraga cukup menjanjikan. Menurut

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, atlet, pelatih, wasit, dan lainnya yang

berhubungan dengan pekerjaan olahraga diadakan sekitar 212.000 pekerjaan pada tahun

2004. Pelatih diadakan 178.000 pekerjaan; atlet, 17.000 pekerjaan; dan wasit, dan

pejabat olahraga lainnya, 16.000 pekerjaan. Di antara mereka yang bekerja di Wageand

pekerjaan gaji-produktif, 30 persen yang bekerja di pelayanan pendidikan swasta.

Sekitar 15 persen bekerja di hiburan, perjudian, dan industri rekreasi, termasuk golf dan

klub tenis, gimnasium, klub kesehatan, dan olahraga lainnya dan fasilitas rekreasi. 9

persen lainnya bekerja di industri olahraga dengan penonton (misalnya, klub bola

nasional). Kerja dari atlet, pelatih, wasit, dan pekerja yang berhubungan dengan

olahraga lainnya diperkirakan akan meningkat lebih cepat daripada rata-rata dari semua

pekerjaan. Selain itu, pertumbuhan pekerjaan akan didorong oleh meningkatnya jumlah

baby boomer mendekati pensiun, pada saat itu mereka diharapkan untuk berpartisipasi

dan memerlukan instruksi dalam kegiatan rekreasi, seperti golf dan tenis. Banyaknya

ledakan anka kelahiran juga akan menjadi peserta aktif di sekolah tinggi dan atletik

perguruan tinggi, yang akan menciptakan lebih banyak pekerjaan untuk pelatih dan

pelatih.

c. 3 Jenis Cedera Olahraga Secara Umum

Jenifer L. Miningh ( 2007 : 32 ) membagi jenis cedera olahraga yang terjadi

secara umum ke dalam 3 klasifikasi yaitu cedera pada anak-anak, cedera pada orang

dewasa dan cedera pada atlet disabilitas.

1. Cedera Pada Anak-anak:

Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 30 juta anak-anak dan remaja

berpartisipasi dalam olahraga yang terorganisir. Mengingat angka-angka ini, seseorang

dapat melihat mengapa olahraga adalah penyebab utama cedera pada remaja. Pada

tahun 2001, the Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan bahwa

satu-setengah dari semua cedera olahraga pada anak-anak dapat dicegah. Epidemiologi

(cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan kejadian itu, distribusi, dan

pengendalian penyakit dalam suatu populasi) dari anak-anak yang mengalami cedera

olahraga individu merupakan area yang penting dari obat-obatan dan olahraga penelitian

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

42

ilmu. Satu terkenal 2006 studi (oleh Simon et al) berusaha ciri demografi dan penyebab

eksternal olahraga pediatrik kunjungan terkait cedera untuk departemen darurat dan

untuk menganalisis efek ras / etnis dan status asuransi atas kunjungan ini. Para peneliti

melakukan survei cross-sectional dari departemen darurat di National Rumah Sakit

Ambulatory Survey Perawatan Medis 1997-2001 untuk pasien lebih muda dari sembilan

belas tahun. Studi ini menunjukkan bahwa cedera olahraga mengakibatkan 2,5 juta

kunjungan ke rumah sakit setiap tahunnya (23 persen darurat kunjungan ruang cedera

terkait). anak laki-laki Kaukasia (enam sampai delapan tahun) yang terkait dengan

tingkat masuk yang lebih tinggi. Bersepeda, basket,cedera yang terjadi di taman

bermain , dan sepak bola adalah jumlah terbesar. kebanyakan cedera yang patah tulang

dan dislokasi, keseleo dan strain, luka terbuka, dan memar. Anak Hispanik dikaitkan

dengan tingkat yang lebih rendah dari cedera di semua jenis asuransi, setelah

mengendalikan faktor demografi dan asuransi. Karena sebagian besar luka di sekolah

terjadi selama kegiatan olahraga, sebuah diskusi dilakukan untuk mengeksplorasi

dampak dari cedera olahraga sekolah diawasi. Dari 194 pasien, usia 11-18 tahun, 51

persen memiliki luka yang terjadi selama kegiatan olahraga sekolah. Cedera terjadi

paling sering di rugby (43 persen) diikuti oleh pendidikan jasmani dan lainnya game

gabungan (17,5 persen). Studi lain 2006 (oleh Kurszewski et al) berusaha untuk

mengidentifikasi kejadian, keparahan, dan potensi risiko faktor untuk olahraga / cedera

rekreasi yang dikeluarkan oleh anak-anak dan orang dewasa dalam lima negara,

pedesaan, wilayah Midwest. wawancara telepon dengan bantuan komputer dilakukan

yang mencakup pertanyaan tentang semua luka yang memenuhi syarat, rumah tangga

yang berpartisipasi pada tahun 1999; 16.538 orang berpartisipasi, termasuk 8.488 anak

di bawah dua puluh tahun usia. Dari total 2.586 luka-luka, 733 (28 persen) yang terkait

dengan olahraga / kegiatan rekreasi, termasuk olahraga tim (64 persen), kegiatan

bermain umum (19 persen), dan olahraga perorangan (14 persen). Tingkat keseluruhan

adalah 46,4 peristiwa cedera per 1.000 orang per tahun. untuk anak-anak 99,4 untuk

anak laki-laki dan 64,3 untuk anak perempuan. Untuk orang dewasa (usia dua puluh

tahun dan lebih tua), jumlahnya y 11,9 untuk pria dan 4,8 untuk wanita.

2. Cedera Pada Orang Dewasa

Angka cedera olahraga pada orang dewasa yang jauh lebih sedikit daripada dari

anak-anak. Apakah ini karena anak-anak secara fisik lebih rentan terhadap cedera atau

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

43

karena mereka bermain lebih keras dan mengambil lebih banyak risiko ? Jawabannya

adalah yang paling mungkin keduanya . Orang tua menunjukkan karakteristik yang

berbeda dari cedera olahraga . Exertion-related injury umum di kalangan orang tua dan

berhubungan terutama dengan proses penuaan degeneratif . Dengan demikian, seorang

atlet tua cenderung untuk mempertahankan cedera akut dalam kegiatan olahraga yang

menuntut koordinasi yang tinggi , waktu reaksi , dan kemampuan keseimbangan . Pada

atlet lansia aktif , otot adalah jaringan yang paling sering cedera akut , dengan

ekstremitas bawah yang paling rentan .

3. Cedera Pada Atlet Disabilitas

The Athletes with Disabilities Injury Registry (Ferrara dan Buckley, 1996)

adalah satu-satunya studi prospektif mengatasi tingkat cedera atlet penyandang cacat

dengan cara yang konsisten dengan studi olahraga epidemiologi lainnya. Dalam studi

tiga tahun, penulis menemukan tingkat cedera 9,30 cedera per 1000 atlet. Tingkat

cedera ini mirip dengan tingkat cedera lainnya dilaporkan menggunakan mekanisme

perekaman yang sama. Jenis cedera pada atlet penyandang cacat juga mirip dengan atlet

ablebodied. Perbedaan utama adalah karena variasi dalam massa otot fungsional dan

sejauh mana gangguan fisik. atlet penyandang cacat memiliki cedera khusus yang

berkaitan dengan kecacatan mereka (misalnya, lebih banyak lecet dan cedera jaringan

lunak dengan atlet kursi roda, dan kaki dan cedera lutut akibat penggunaan outriggers di

ski). Jenis kecacatan mempengaruhi lokasi cedera, juga. cedera ekstremitas bawah lebih

sering terjadi pada atlet ambulatory (tunanetra, diamputasi, cerebral palsy), sedangkan

cedera ekstremitas atas lebih sering pada atlet yang menggunakan kursi roda.

d. Tipe-tipe Cedera

Jenifer L. Miningh ( 2007 : 34 ) menerangkan semua cedera ( seperti patah

tulang , dislokasi , dan sprain ) dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok : akut dan

kronis . Akut cedera olahraga termasuk sprain angkle , strain punggung , dan tangan

retak , semua yang terjadi tiba-tiba selama kegiatan. Tanda-tanda cedera akut dibawah

ini:

• mendadak , sakit parah

• Pembengkakan

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

44

• Ketidakmampuan menahan berat badan pada ekstremitas bawah

• Sendi tidak mampu bergerak penuh pada Range Of Motion / ROM (ruang gerak

sendi).

• dislokasi yang terlihat atau patah

Luka kronis umumnya hasil dari terlalu sering menggunakan satu area tubuh

saat bermain olahraga atau berolahraga dalam jangka panjang . Berikut ini adalah tanda-

tanda cedera kronis :

• Nyeri saat melakukan suatu kegiatan

• memar kusam saat istirahat

• Pembengkakan

1. Fraktur

Fraktur adalah cedera olahraga umum. Fraktur paling sering dikaitkan dengan

olahraga keras dan high contact. Ada beberapa jenis patah tulang:

• Oblique : fraktur yang berjalan pada axis

• Comminuted : fraktur banyak fragmen yang relatif kecil

• Spiral : fraktur yang berjalan sekitar axis

• Compound : fraktur yang memecah kulit

• Greenstick : fraktur di sendi

• Transverse : fraktur yang terjadi pada sumbu axis

• Simple : fraktur yang tidak merusak kulit

Dua ilmuwan penelitian, Hon dan Kock, merancang sebuah studi observasi di

sebuah rumah sakit Malaysia untuk membangun profil patah tulang yang berhubungan

dengan kegiatan olahraga. Pada tahun 2001, mereka melaporkan bahwa pria

berkelanjutan 92 persen dari semua patah tulang, 62,5 persen dari yang terjadi selama

pertandingan sepak bola. Secara keseluruhan, 65 dari 113 pasien sedang bermain sepak

bola pada saat fraktur. patah tulang lainnya terjadi di berbagai olahraga, termasuk

memancing. Menurut penelitian, tulang-tulang di lengan dan tungkai bawah (radius,

humerus, dan tibia) adalah situs yang paling sering patah. fraktur stres adalah salah satu

cedera yang paling umum dalam olahraga. Cedera ini disebabkan oleh overuse dan

terjadi ketika otot-otot menjadi lelah dan tidak mampu untuk menyerap kejutan

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

45

tambahan. Akhirnya, karena kekuatan berulang atau berkepanjangan, otot lelah

mentransfer kelebihan tekanan ke tulang, sehingga menyebabkan retakan disebut fraktur

stres. fraktur stres dapat hasil dari peningkatan jumlah atau intensitas kegiatan terlalu

cepat. Mereka juga dapat disebabkan oleh dampak dengan permukaan asing. Misalnya,

seorang pemain tenis yang beralih dari lapangan tanah liat lunak ke lapangan keras

dapat menyebabkan fraktur stres. Peralatan yang tidak benar atau usang dan

peningkatan stres fisik, seperti waktu bermain meningkat untuk pemain basket, juga

dapat berkontribusi untuk jenis cedera. Sebagian besar fraktur stres terjadi di tulang

menahan beban dari ekstremitas, dengan lebih dari 50 persen terjadi di kaki bagian

bawah. penelitian medis (lihat Feingold, 2006) telah menunjukkan bahwa atlet wanita

tampaknya mengalami fraktur stres lebih daripada rekan-rekan pria mereka. Ini

mungkin disebabkan amenorrhea, osteoporosis.

2. Dislokasi / Joint Instability

Hal ini tidak biasa bagi atlet untuk cedera pada sendi. Tidak hanya cedera ini

memulai proses degeneratif pada sendi, tetapi juga kurangnya penyembuhan yang

tuntas pada cedera sendi dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Selain itu,

berulang dampak tingkat rendah dari atletik dapat cukup untuk merusak jaringan

lunak dan memulai proses atriris. Cedera olahraga utama yang menyebabkan

osteoarthritis gejala di tahun kemudian adalah mereka yang terjadi pada ligamen,

menyebabkan ketidakstabilan sendi. ketidakstabilan sendi merupakan spektrum

gangguan yang mencakup dislokasi, subluksasi, dan laxity ( looseness ). Sebuah

subluksasi adalah dislokasi parsial sendi. Kelemahan disebabkan oleh kerusakan

struktural jaringan ikat yang mendukung sendi. Dislokasi adalah cedera yang sangat

menyakitkan yang sering dihasilkan dari pukulan ke sendi antara tulang. Ini berbeda

dari patah tulang di tulang yang tetap utuh, tapi ujung tulang dipindahkan dari posisi

normal di dalam sendi. Hal ini menyebabkan deformitas sementara yang kadang-kadang

dapat menyebabkan imobilisasi sendi. Dislokasi dapat terjadi pada sendi yang lebih

besar, seperti bahu, siku, atau lutut, serta pada sendi kecil, seperti jari tangan dan kaki.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

46

3. Cedera Otot dan Cedera Ligamen

Cedera otot yang umum, diperhitungkan hingga 30 persen dari semua cedera

olahraga. Contoh otot dan ligamen cedera termasuk robek ACL (anterior crusiate

ligamentum), rotator cuff, patella, dan robek tendon Achilles. Istilah sprain dan strain

sering digunakan secara bergantian untuk menggambarkan jenis cedera; Namun, strain

dan sprain sangat berbeda. Strain adalah peregangan atau robek ligamen, dan

ketegangan cedera baik otot atau tendon. Dalam jenis luka ada banyak kesamaan.

Beberapa luka bernama mimickers karena mereka menyerupai luka lainnya. Misalnya,

strain rotator cuff adalah mimicker pasca-trauma dari tendonitis seperti yang terlihat

pada MRI. Selain itu, dislokasi tempurung lutut dapat mensimulasikan cedera ligamen.

Fraktur dari skafoid (tulang pergelangan tangan) sering terjadi terjadi karena terjatuh

dengan tangan terentang. Cedera ini dapat benar diidentifikasi sebagai sprain. Meskipun

cedera ini meniru gejala ligamen sprain atau tendon, seperti sprain, cedera ini tidak

menyembuhkan dari waktu ke waktu atau dengan istirahat.

e. Location Of Injuries/ Lokasi cedera

Dalam Jenifer L. Miningh ( 2007 : 35 ) Ada kesepakatan umum di antara para

peneliti bahwa kejadian cedera lebih besar selama kompetisi daripada sesi latihan. Pada

tahun 1998, Seil dan rekan melakukan studi prospektif cedera handball Eropa di 186

laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian cedera selama kompetisi

adalah dua puluh empat kali lebih besar dari saat latihan. Lebih dari setengah (54

persen) dari semua cedera terjadi di ekstremitas bawah, dan lutut adalah daerah anatomi

yang paling sering cedera. Cedera didefinisikan sebagai insiden yang mengakibatkan

absen dari setidaknya satu latihan atau game. Dalam sebuah penelitian terbaru yang

dilakukan oleh Sanchis-Gimeno et al dari Januari 2003 hingga Januari 2005, total

2.701 atlet (rata-rata usia tiga puluh sembilan tahun) berpartisipasi dalam studi

prospektif yang dirancang untuk mengidentifikasi lokasi anatomi dari cedera yang

dialami secara eksklusif saat pelatihan. Sejumlah total 781 cedera tercatat, dan

sebagian besar terjadi di ekstremitas bawah (84,5 persen), di ikuti oleh tulang

belakang (7,4 persen), ekstremitas atas (5,6 persen), batang (1,8 persen), dan kepala (

0,6 persen). Di ekstremitas bawah, cedera yang paling sering ditemukan pada lutut

(35,4 persen), diikuti oleh pergelangan kaki (25,6 persen), kaki (18,8 persen), dan

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

47

paha (10,6 persen). Cedera tulang belakang yang paling sering di daerah punggung

bawah (51,7 persen), diikuti oleh tengah kembali (29,3 persen) dan leher (19,0 persen).

Di ekstremitas atas, cedera yang paling sering terletak di bahu (43,2 persen), diikuti

oleh lengan (38,6 persen), lengan (29,5 persen), dan tangan (9,1 persen)

Jenifer L. Miningh ( 2007 : 38), selain penjelasan diatas dibawah ini akan

diuraikan daerah anatomi yang sering mengalami cedera olahraga antara lain articulatio

humeri , articulatio genus, , kepala dan spine, abdominal.

a. Shoulder / articulatio humeri

Gambar 2.2 Glenohumeral joint ( Sobbota 2006 : 398 )

Anatomi dan fisiologi dari bahu mempunyai potensi dengan cedera olahraga.

Sendi bahu bergantung pada ligamen dan otot untuk menstabilkan karena tidak

memiliki anatomi ball in socket seperti pinggul. Selandia Baru 2004 angka

menunjukkan bahwa ada 81.000 klaim biaya kesehatan (59.000 klaim baru dan 22.000

klaim berkelanjutan) pada tahun 2002 untuk cedera bahu. Total biaya tahunan untuk

cedera ini adalah sekitar $ 37.000.000, dengan cedera jaringan lunak 74 persen. Cedera

umum lainnya adalah dislokasi bahu, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi

glenohumeral dan acromioclavicular cedera sendi. Jenis cedera paling sering terjadi

selama musim gugur pada sendi bahu. Banyak penelitian saat ini pada sendi bahu telah

berupaya untuk menemukan cara terbaik untuk melihat bagian dalam sendi bahu.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

48

Menurut American College of Radiology, bahu trauma akut yang terbaik dicitrakan

dengan radiografi polos (x-ray). Teknik ini memberikan visualisasi cepat sendi dan

struktur tulang sekitarnya. Manset rotator dan struktur sekitarnya dapat dicitrakan dalam

banyak cara, termasuk resonansi magnetik dan USG. USG bahu telah terbukti akurat,

murah, dan cepat. Namun, pencitraan tambahan sering diresepkan karena banyak

orthopedists ingin melihat lebih banyak bukti sebelum mereka melakukan operasi.

b. Articulatio Genus / Knee Joint

Lutut adalah sendi yang paling sering mengalami cedera pada tubuh bagian

bawah. Ada 1,3 juta kunjungan tahunan ke rumah sakit di Amerika Serikat. Trauma

lutut akut diperkirakan bahwa di Amerika Serikat, lebih dari satu juta radiografi lutut

dilakukan per tahun untuk pasien dengan nyeri lutut akut. Menurut sebuah studi tahun

2001 oleh Verma dan rekan, radiografi ini dihitung lebih dari satu miliar dolar yang

dihabiskan. Mekanisme yang paling umum untuk cedera lutut yang trauma tumpul dan

memutar. Cedera yang terjadi dengan gerakan memutar lutut mengakibatkan tiga-

perempat dari semua lutut cedera. Namun 86 persen dari semua patah tulang lutut hasil

trauma tumpul. Hampir 94 persen pasien yang hadir dengan cedera lutut akut

mengalami kerusakan jaringan lunak bukan cedera tulang. Pada pasien dengan patah

tulang, sering terkait cedera jaringan lunak yang biasa terjadi. cedera ligamen adalah

patologi lutut yang paling umum. Umumnya dilaporkan cedera ligamen melibatkan

anterior cruciate ligament (ACL) dan posterior cruciatum ligament (PCL). cedera lutut

yang lain sering melibatkan meniskus, yang terdiri dari tulang rawan yang berguna

untuk menyerap kejutan, mendistribusikan berat badan, dan menstabilkan sendi.

Memutar lutut dapat merobek meniskus dan mengakibatkan robek meniscal.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

49

Gambar 2.3 Anterior Cruiciate Ligamentum (ACL) & Posterior Cruiciate

Ligamentum (PCL).

c. Concussion/ Gegar Otak

Gegar otak cedera kepala yang paling umum dalam olahraga adalah gegar otak,

terjadi di sekitar 300.000 atlet per tahun. Sebuah studi enam tahun di NFL ( National

Football League) melaporkan total 887 gegar otak dalam permainan dan latihan . 17

tingkat gegar otak yang dilaporkan di NHL ( National Hokey League ) lebih dari tiga

kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Gegar otak adalah periode ketidaksadaran

sementara yang disebabkan oleh trauma kepala. Meskipun umumnya tidak ada

kerusakan struktural otak, gegar otak mungkin melibatkan hematoma subdural. gegar

otak berulang akhirnya menyebabkan gejala yang menunjukkan kerusakan otak. Sebuah

gegar otak dapat menimbulkan ancaman serius jika disertai dengan hematoma.

hematoma subdural adalah bentuk cedera otak traumatis di mana darah mengumpul

antara lapisan otak. Perdarahan ini biasanya hasil dari robek di pembuluh darah dan

dapat menyebabkan peningkatan tekanan otak di kepala, sehingga mengakibatkan

kompresi dan kerusakan jaringan otak yang halus. hematoma subdural akut memiliki

tingkat kematian yang tinggi dan merupakan keadaan darurat medis yang parah. Efek

kumulatif dari trauma kepala berulang dan gegar otak yang paling jelas adalah pada

atlet tinju. Boxer’s syndrome (juga disebut punch-drunk syndrome) adalah gangguan

neurologis yang mempengaruhi karir petinju yang menerima beberapa pukulan ke

kepala. Kondisi ini berkembang selama beberapa tahun, dengan waktu rata-rata

permulaan menjadi sekitar enam belas tahun setelah dimulainya karir di tinju. petinju

terkenal yang menderita sindrom Boxer termasuk Joe Louis, Beau Jack, dan baru-baru,

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

50

Muhammad Ali. Kondisi ini umumnya bermanifestasi sebagai demensia, penurunan

kemampuan mental, Parkinson, tremor, dan kurangnya koordinasi. Diulang cedera otak

ringan yang terjadi selama jangka (yaitu, bulan atau tahun) dapat mengakibatkan defisit

neurologis dan kognitif, tetapi berulang cedera otak ringan yang terjadi dalam waktu

singkat (jam, hari, atau minggu) dapat menjadi bencana besar atau fatal. Fenomena

terakhir, second impact syndrome , pertama kali ditandai pada tahun 1984. second

impact syndrome dapat terjadi selama olahraga yang mengakibatkan pukulan ke arah

kepala. Tingkat kematian second impact syndrome adalah hampir 50 persen. Jelas, sulit

bagi dokter tim ketika seorang atlet, profesional atau sebaliknya, telah menderita

sejumlah cedera concussive tetapi tidak memiliki gejala neurologis atau kognitif

residual. Selain itu, tidak mengherankan bahwa atlet profesional memiliki masalah yang

berhubungan dengan kesehatan yang timbul dari cedera concussive. Bahkan, Troy

Aikman, yang menderita sebanyak sepuluh gegar otak sepanjang perjalanan karirnya,

mengklaim beberapa masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang berasal dari

gegar otak dan luka lainnya. Sakit kepala Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Hippocrates

mencatat hubungan antara sakit kepala dan latihan: ". Satu harus bisa mengenali mereka

yang memiliki sakit kepala dari latihan senam atau berlari atau berjalan atau berburu

atau lainnya". Olahraga terkait sakit kepala yang cukup umum, terutama dalam

olahraga kontak, seperti sepakbola dan tinju. Mereka bisa tidak berbahaya, seperti sakit

kepala primer, atau mungkin sinyal hematoma subdural traumatis. kondisi sakit kepala

spesifik yang berhubungan dengan kegiatan olahraga adalah sebagai berikut:

• Sakit kepala yang disebabkan oleh dekompresi tekanan udara , umumnya pada

penyelam

• Sakit kepala yang disebabkan faktor ketinggian, umumnya di pendaki gunung

• Sakit kepala yang disebabkan kacamata, umum di perenang

Kebanyakan sakit kepala disebabkan oleh penyebab yang tidak berbahaya dan

tidak memerlukan penyelidikan rinci. Namun, jika cedera jaringan otak dicurigai, dapat

segera dilakukan langkah medis termasuk scan kepala.

d. Avascular Necrosis

Kematian tulang karena kurangnya suplai darah disebut Avascular Necrosis

(AVN). Ketika sendi terluka, seperti dalam fraktur atau dislokasi, pembuluh darah

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

51

mungkin rusak. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya sementara atau permanen

dari suplai darah ke tulang. Tanpa darah, jaringan tulang mati dan mengakibatkan tulang

rapuh. Studi menunjukkan bahwa jenis AVN dapat berkembang pada lebih dari 20

persen orang yang dislokasi sendi panggul mereka. Meskipun AVN dapat terjadi di

tulang apapun, itu paling sering mempengaruhi (epiphysis) tulang panjang, seperti

tulang paha. tulang umum lainnya termasuk humerus, lutut, bahu, dan pergelangan kaki.

AVN biasanya mempengaruhi orang antara tiga puluh dan lima puluh tahun, dan sekitar

10.000 sampai 20.000 orang dengan AVN berkembang setiap tahun.

e. Sinovitis Synovium

adalah cairan licin, lapisan berpelumas yang ditemukan di beberapa sendi,

termasuk pinggul. sinovium memungkinkan pinggul untuk bergerak bebas dan

mencegah permukaan tulang dari bergesekan dengan satu sama lain. Cedera pinggul

yang kerusakan sinovium sendi dapat menimbulkan peradangan sinovium, disebut

sinovitis. Sinovitis adalah komplikasi umum dari pinggul cedera, seperti patah tulang.

Sebagian besar sinovitis pinggul dapat ditelusuri kembali ke spesifik cedera, meskipun

atlet mungkin tidak mengingatnya.

f. Heat Illness

Heat stroke adalah penyebab paling umum ketiga kematian cedera tulang

belakang leher dan kondisi jantung pada atlet sekolah tinggi di Amerika Serikat.

Angka kematian berkisar antara 10 sampai 75 persen, dan rata-rata 25 persen. Ada dua

jenis heat stroke: klasik dan saat aktivitas. Heat stroke klasik terjadi lebih pada anak-

anak dan orang tua yang terlalu lama terkena suhu tinggi saat istirahat. Heat stroke

saat beraktivitas terjadi pada orang-orang yang berolahraga dalam kondisi lingkungan

stres.

5. Pencegahan Cedera / Injury Prevention

Kemampuan untuk mencegah cedera adalah 'cawan suci' dari kemampuan

terapis olahraga. Untuk mengurangi terjadinya cedera dan dengan demikian menjaga

atlet untuk tetap berkompetisi dan berlatih. Dalam Mike dan Andy ( 2010 : 12 ) Ada

banyak faktor yang berkontribusi untuk mencapai tujuan ini dan ada banyak faktor yang

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

52

tidak bisa dikontrol atas yang membahayakan upaya terbaik dari pencegahan cedera.

Namun, salah satu cara untuk mengidentifikasi atlet memiliki risiko cedera apa, adalah

untuk melakukan skrining atau profil medis. Ini adalah sebuah survei muskuloskeletal

atlet, dengan mempertimbangkan jenis olahraga mereka, bermain dalam posisi apa,

tuntutan olahraga, morfologi atlet, kekuatan, keseimbangan otot, proprioception, postur,

biomekanik, berbagai gerakan sendi dan stabilitas sendi, kontrol tubuh, fleksibilitas

dan koordinasi. Ini adalah daftar panjang tetapi proses maju yang melibatkan tubuh

atlet, memeriksa setiap sendi dan otot, kelompok dengan sejarah cedera masa lalu

atlet, mengidentifikasi setiap kekurangan, ketidakseimbangan, kelainan struktural atau

cedera yang akan menempatkan atlet pada risiko cedera. Untuk proses ini, daftar

kelemahan yang diidentifikasi kemudian dapat diatasi dengan latihan prehabilitasi.

Latihan 'Prehab' kekurangan telah terbukti mengurangi insiden cedera dan sekarang

merupakan bagian integral dari atlet. Tidak ada bukti rencana yang akan membuat atlet

bebas cedera tetapi di bawah ini adalah beberapa faktor penting yang perlu dilakukan

untuk pencegahan cedera olahraga.

a. Core stability / Stabilitas Core

Stabilitas core / core stability telah menjadi perhatian untuk petugas medis

olahraga dan pelatih fisik . Hal ini terkait dengan otot-otot di sekitar togok dan

panggul memastikan bahwa seorang atlet memiliki togok dan panggul yang stabil,

akan memberikan dasar untuk semua gerakan dari anggota badan untuk bekerja.

Beberapa ahli fisioterapi yang berbicara tentang stabilitas segmental dari setiap

tingkat tulang belakang, sementara itu cenderung menjadi pengkondisian yang

berada di ujung lain dari spektrum dan yang melihatnya sebagai penggunaan seluruh

otot togok kuat bersama-sama untuk memberikan dasar. Dibawah ini akan dibahas

tentang dua kelompok umum otot: otot stabilitas beban rendah ( low-load stability

muscles ) dan otot mobilitas tingkat tinggi ( high-level mobility muscles ), baik yang

dibahas di bawah ini.

1) Low load stability muscles

Otot-otot ini, yang meliputi transversus abdominis, multifidus dan bahkan

bagian dalam dari psoas, telah dibahas sebagai otot yang bekerja pada beban rendah (

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

53

low load ) dan sebagai otot kontrol postural. Mereka bekerja untuk memberikan

stabilitas dan kontrol segmental spinal dan telah terbukti memiliki peran antisipatif

dalam mengendalikan togok, karena sebelum gerakan anggota badan terjadi dan

karenanya memberikan dasar yang stabil diperlukan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa-pelatihan kembali otot-otot ini setelah ada

nyeri punggung bawah ( low back pain ) dapat mengurangi kekambuhan dari sekitar

70% menjadi sekitar 30%. Oleh karena itu merupakan area yang penting bagi para

atlet untuk melatih pencegahan cedera dan mengantisipasi cedera mereka kembali.

Latihan dalam studi awalnya mencoba untuk mengisolasi kontraksi setiap otot dan

kemudian secara bertahap tambahkan beban sambil mempertahankan kontraksi.

Dalam prakteknya, lebih dari satu otot bekerja pada saat yang sama dan itu adalah

co-kontraksi yang efektif dalam menjaga stabilitas tulang belakang. Otot-otot masih

perlu bekerja dan diajarkan untuk mengaktifkan sekitar 30% dari kontraksi

maksimal tapi cocontraction diterima. Latihan transversus abdominis tradisional di

crook lying dan gentle flattening perut lebih rendah terhadap tulang belakang, saat

bernapas. Sebuah teknik fasilitasi untuk para atlet yang berjuang dengan konsep

adalah dengan menggunakan otot-otot yang dapat membantu mengaktifkan otot

transversus.

Gambar 2.4 Transversus abdominis exercise ( Mike dan Andy 2010 : 18 )

2) Floor Exercise

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

54

Semua latihan lantai dimulai dalam posisi terlentang, dengan lutut atlet ditekuk

keatas (crook lying) dengan lumbar netral dengan aktivasi low level core muscles

seperti transversus abdominis.

a) Bent knee fallout

Atlet memegang tulang pelvic anterior dan perlahan-lahan tekuk lutut kearah lantai

menjaga kaki di lantai. atlet berhenti ketika kontrol panggul hilang dan tulang panggul

berlawanan naik ke jari-jari mereka.

b) Unilateral hip fleksi

Atlet memiliki tangan mereka di bawah tulang lumbal untuk memantau gerakan

dan perlahan mengangkat dan menurunkan lutut menuju dada. berhenti dan

menurunkan jika lumbar netral hilang oleh salah satu tekanan yang berlebihan atau

kehilangan tekanan dirasakan melalui tangan mereka di bawah tulang belakang

pinggang mereka. Latihan ini berkembang ke meregangkan kedua pinggul dan

membawa kedua lutut ke arah dada dan kemudian menurunkan lagi.

c) Unilateral hip and knee extension

Atlet dimulai dengan kedua kaki terangkat dari lantai pelvic fleksi 90 ° . atlet

kemudian meluas satu pinggul sehingga kaki adalah satu inci dari lantai dan

kemudian meluas lutut sampai titik di mana lumbal netral hilang. Selanjutnya

adalah untuk melakukan hal ini dengan kedua kaki bersama-sama.

Floor exercise dapat dikembangkan dengan gym ball untuk membuat latihan

core stability lebih sulit dan menarik bagi atlet. Atlet perlu mengaktifkan

abdominus transversus dan otot stabilitas lainnya sementara melakukan latihan ini .

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

55

Gambar 2.5 Unilateral hip and knee extension ( Mike dan Andy 2010 : 20 )

Gambar 2.6 Bilateral hip flex ( Mike dan Andy 2010 : 19 ) .

3) High Level-mobility muscle

Fungsi utama high level-mobility muscle seperti dari otot-otot togok seperti

rektus abdominis, erector spinae dan oblique adalah untuk menggerakan togok. Namun,

banyak atlet yang memiliki kualitas otot core yang rendah, otot-otot ini juga berfungsdi

sebagai stabilisasi melalui kontraksi isometrik. Sulit untuk otot untuk melakukan dua

pekerjaan sekaligus yang di ujung-ujung spektrum. Mereka tidak bisa menstabilkan

kontraksi secara isometric di satu sisi dan kemudian menyebabkan gerakan melalui

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

56

kontraksi konsentris di sisi lain, dan karena itu atlet harus mampu mengaktifkan otot

stabilitas yang lebih dalam juga. Namun, penggerak ini otot yang diperlukan saat beban

lebih besar yang diberikan untuk tubuh dan untuk berkontribusi pada stabilitas tulang

belakang melalui kontraksi mereka sebagai otot stabilitas tidak dapat mengatasi sendiri.

co-kontraksi ini sangat penting untuk mencegah cedera dan memungkinkan platform

yang stabil untuk anggota badan untuk menerima beban latihan yang lebih tinggi.

Contoh floor exercise dengan beban rendah dengan progres latihan gym ball exercise

dan akhirnya melakukan core excersie dengan beban meningkat.

a) Gym ball exercises

ÿ Single leg extension : atlet terlentang dan bahu menumpu dengan gym ball , kaki

di lantai dan pantat terangkat, sehingga tulang belakang dalm posisi netral. atlet

kemudian mengangkatsalah satu lutut untuk mengangkat kaki dari lantai dan

mempertahankan posisi.

Gambar 2.7 Single leg extension with gym ball ( Mike dan Andy 2010 : 20 )

ÿ Prone hip extensions : atlet berada dalam posisi telungkup dengan tangan di

lantai dan kaki atau tulang kering pada gym ball . Satu kaki kemudian diangkat

dari bola dan lumbar pada posis netral.

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

57

Gambar 2.8 Prone hip extensions ( Mike dan Andy 2010 : 21 )ÿ Supine hip extension: atlet berbaring telentang dengan kaki bertumpu pada bola .

Dia kemudian mengangkat pantat dari lantai dengan menekan melalui tumitnya

progres selanjutnya adalah atlet mengangkat satu kaki pada gym ball.

Gambar 2.9 Two leg supine hip extension ( Mike dan Andy 2010 : 21 )

Gambar 2.10 Single leg supine hip extension ( Mike dan Andy 2010 : 21)

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

58

b) PlankAtlet tengkurap dengan tumpuan siku di bawah bahu kemudian mengangkat

panggulnya dari lantai sehingga hanya bertumpu pada siku dan kaki saja, beban dapat

ditambahkan ke belakang untuk membuat latihan lebih sulit.

Gambar 2.11 Plank ( Mike dan Andy 2010 : 22)

c) Glute exercise

Bagian penting lain dari togok dan stabilitas panggul adalah otot-otot gluteal .

Sedangkan fungsi otot gluteal adalah memproduksi gerakan sendi pinggul, otot-otot

gluteal juga bertanggung jawab untuk menyediakan stabilitas sendi sacroiliac dan

penting dalam mengendalikan rotasi pinggul dalam posisi menahan beban. Otot-otot

gluteal juga berfungsi dalam mempertahankan hip netral pada saat berotasi hal ini yang

sangat penting dalam memberikan dasar yang stabil untuk ekstremitas bawah . Hal yang

sering terjadi adalah kurangnya kontrol rotasi lateral yang yang menyebabkan masalah

di ekstremitas bawah dan oleh karena itu beberapa latihan penguatan yang berguna

glutealis di bawah ini .

ÿ The clam : Tidur dengan posisi miring, pinggul dan lutut fleksi sampai 90 ° ,

lutut atas terangkat menggunakan glutes dan menjaga tumit bersama-sama

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

59

Gambar 2.12 the calm ( Mike dan Andy 2010 : 22)

d. Proprioception/Latihan Keseimbangan

Dalam ( Mike dan Andy 2010 : 24 ) Istilah proprioception adalah pemahaman

tubuh dari posisi sendi dalam ruang. Ini setara dengan kemampuan seorang atlet untuk

mengontrol gerakan mereka dan memperbaiki posisi sendi selama melakukan gerakan-

gerakan. Ini adalah karakteristik fisiologis penting untuk performa sukses dalam

olahraga. otak menerima umpan balik dari mechanoreceptors dan ujung saraf di dalam

dan sekitar sendi ketika mereka bergerak, yang kemudian memungkinkan gerakan

kompensasi kecil terjadi yang menjaga atau mengembalikan sendi atlet untuk

keselarasan normal. Gerakan-gerakan kecil terjadi sangat cepat dan mencegah bergerak

bersama ke end-of-range (arah yang tidak terjangkau) posisi ekstrim di mana kerusakan

dapat terjadi pada pembatasan pasif, seperti ligamen, kapsul sendi dan hambatan aktif,

seperti otot-otot yang bekerja pada sendi. Akibatnya, ini adalah area yang atlet harus

sangat sadar untuk meningkatkan perofma dan mencegah cedera. Ini adalah area yang

dapat dilatih dengan perbaikan sering menyamakan dengan pengurangan cedera

ligamen. atlet juga harus memiliki basic strength yang baik pada otot untuk menjaga

kestabilan sendi, karena kontrol otot-otot ini yang menghasilkan gerakan-gerakan kecil

yang benar. Oleh karena itu, program propriosepsi perlu diintegrasikan ke dalam

program kekuatan. Dua ranah yang paling umum di mana rehabilitasi proprioceptive

atau prehabilitation terjadi berada di tungkai dan bahu. Sedangkan ( K.Lerner et al.,

2007 : 58 ) propriosepsi adalah sistem pengatur internal tubuh yang mengatur

kemampuan untuk menghasilkan dan mempertahankan postur tegak efektif dan

keseimbangan fisik. Dalam Sugiyanto (2014) menjelaskan keterampilan gerak tubuh

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

60

yang baik atau kemampuan melakukan gerakan yang terampil pada dasarnya

mengandung kualifikasi gerakan yang efektif dan efisien, untuk mencapai efisiensi

dalam gerakn diperlukan kompoinen-komponen kemampuan dalam diri individu yang

kompleks dan dapat berfungsi secara sistemik. Sedangkan menurut Drowatzky (1981)

dalam Sugiyanto (2014) mengemukakan suatu skema yang menggambarkan komponen-

komponen penting yang membentuk gerakan yang efisien yaitu seperti Gmbar 2.10,

didalam gambar tersebut terdapat 3 lingkaran yang masing-masing mengelompokan

komponen fittness dan kemampuan gerak (fittness and motor abilities), kemampuan

mengindera (sensori abilities) dan proses-proses perseptual (perceptual proceses).ketiga

lingkaran saling berkaitan yang melambangkan ketiganya saling berinteraksi untuk

menghasilkan gerakan efisien. Dibawah ini bebrapa latihan proprioception menurut

Mike dan Andy ( 2010 : 24 ). Didalam lingkaran sensory abilities terdapat unsur

propriosepsi, propriosepsi menjadi salah satu unsur fitness and motor ability, sehingga

bagi atlet latihan propriosepsi sangat penting untuk menunjang gerak yang efektif dan

efisien dan juga untuk mencegah cedera.

Propriopection

Gambar 2. 13 Komponen-komponen dari Gerakan yang Efisien

Sumber: Sugiyanto ( 2014 ) dimodifikasi dari Barsch ( 1968 )

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

61

1. Latihan propriosepsi ektremitas bawah:

Sendi ankle dan sendi lutut rentan terhadap cedera ligamen dan latihan propriosepsi

dapat berguna untuk mencegah atau dalam rehabilitasi dari cedera ini. Latihan ini

menggunakan metode latihan fungsional dan latihan closed kinetic chain ( latihan

dengan menumpu pada permukaan yang tidak bergerak seperti lantai) dengan

menumpu. Contoh latihan propriosepsi dengan progresnya dibawah ini:

1) Single-leg standing × 30 s ( berdiri dengan 1 kaki x 30 detik)

Beban latihan dapat ditambah dengan: berdiri dipermukaan yang lebih lembut atau

permukaan yang tidak rata, seperti bantal, handuk yang digulung. Tahap selanjutnya

berdiri dengan menangakp atau passing bola. Melakukan gerakan fungsional dari

cabang olahraga contoh: memukul bola kearah tembok.

2) Single-leg standing with eyes closed × 30 s (berdiri dengan satu kaki dengan

mata tertutup x 30 detik, beban latihan dapat ditambah seperti latihan single leg

standing diatas.

3) Lompat dengan satu kaki dan menahan dengan posisi hop × 10 s.

4) Lompat hop dengan satu kaki dan menahan dengan posisi hop × 10 s.

5) Grid hops, contoh: lompat dengan kotak angka dan atlet harus melompat dengan

satu kaki dengan angka yang berbeda.

6) Single-leg squats (squat dengan satu kaki) beban dapat ditambah dengan squat

diatas permukaan yang tidak rata seperti bantal, squat dengan posisi jinjit.

7) Wobbleboard or BOSU balance, Beban latihan dapat ditambah dengan berdiri

dengan satu kaki dengan mata tertutup x 30 detik, lompat hop dengan satu kaki

dan ditahan dengan posisi satu kaki x 10 detik.

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

62

Gambar 2.14 1 leg standing on floor & 1 leg standing on BOSU balance sumber

( Mike dan Andy 2010 : 26 )

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

63

Gambar 2.15 sumber one leg hop jump on BOSU & knee drive

(Mike dan Andy 2010 : 27 )

2. Latihan propriosepsi ekstremitas atas

Sendi bahu memiliki ruang gerak sendi terbesar dari setiap sendi tubuh manusia

dan terlibat dalam semua kegiatan olahraga, apakah itu hanya dalam menjalankan atau

tindakan yang lebih kompleks seperti olahraga melempar atau olahraga dengan raket.

Oleh karena itu resiko cedera ketika diambil melalui berbagai gerak , sering dengan

kecepatan tinggi dan karenanya memiliki kekuatan yang signifikan diberikan pada

sendi dan jaringan lunak sekitarnya. Hal ini sangat penting untuk membantu

propriosepsi atlet sekitar sendi untuk mencegah cedera , dan dengan menggabungkan

latihan propriosepsi dengan latihan penguatan. Contoh latihan ditunjukkan di bawah

ini:

ÿ Menangakap bola posisi supinasi dengan abduksi sendi bahu/lateral rotasi, mulai

dengan bola yang ringan dengan progres bebanbisa ditambah secara bertahap.

Kesulitan bisa ditambah dengan menutup mata.

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

64

ÿ Press-ups on a wobbleboard, BOSU, progress to single-armed press-ups.

Gambar 2.16 Ball catching in supine with shoulder in abduction & press-ups on a BOSU (Mike dan Andy 2010 : 30)

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

65

e) Recovery

Mike dan Andy ( 2010 : 30 ) Mengungkapkan recovery , ada juga telah banyak

kepentingan dalam mengembangkan strategi pemulihan pasca-latihan lain yang dapat

digunakan untuk meminimalkan nyeri otot pasca latihan, mengendalikan pendarahan

yang bisa terjadi dan karenanya membatasi tingkat cedera minor yang mungkin telah

dipertahankan. strategi pemulihan meliputi:

1) Mandi es / ice bath : atlet memasukan tubuh mereka ke dalam air dingin, yang

bersuhu serendah 5 ° Celcius, yang menyebabkan vasokonstriksi atau efek

penyempitan pada pembuluh darah. Efek penyempitan ini dapat bermanfaat dalam

membatasi pendarahan karena penurunan aliran darah ke area otot pasca latihan.

Hal ini juga berguna untuk mengurangi DOMS (delayed onset muscle soreness)

ketika dikombinasikan dengan kontras panas, melalui mandi air panas atau mandi

(yang menyebabkan vasodilatasi atau pembukaan pembuluh darah). penutupan dan

kemudian membuka pembuluh darah berpikir untuk membantu efek pengurangan

dan penghapusan produk limbah (asam laktat) dari otot-otot setelah latihan. Masih

ada sejumlah studi yang telah menunjukkan definitif bukti untuk efek positif atau

waktu yang ideal perendaman. Namun, bukti penelitian dari berbagai macam atlet

telah menunjukkan bukti signifikan dirasakan manfaatnya dari penggunaan ice bath

dan karena itu ice bath harus dianjurkan untuk atlet sebagai bagian dari program

pemulihan mereka. Tidak ada penelitian yang pasti memberikan waktu yang ideal

untuk perendaman dalam ice bath. Namun , dua protokol menguntungkan adalah

sebagai berikut : 1 min es : 1 min panas × 5 pengulangan, 3 menit es : 3 menit

panas × 2-3 pengulangan. Atlet perlu uji coba variasi waktu yang berbeda dan

mencari tahu protokol yang memberikan manfaat terbesar bagi mereka karena

masih relatif subjektif teknik recovery sejauh ini.

2) Massage: teknik pijatan ringan yang mendorong pergerakan cairan seperti

effleurage dapat berguna untuk membantu dalam penghapusan produk limbah

pasca latihan. Namun , penting bahwa tidak ada cedera jaringan lunak saat masas

dapat meningkatkan aliran darah ke daerah tersebut dan oleh karena itu , bisa

menyebabkan perdarahan ekstra terjadi jika dilakukan untuk daerah luka segera

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

66

setelah cedera telah terjadi. Disarankan, oleh karena itu, pijat yang tidak dilakukan

segera pasca pertandingan dan selama 16 jam atlet yang telah berpartisipasi dalam

kegiatan olahraga kontak, untuk memastikan bahwa atlet tidak menderita hematoma

otot atau memar.

6. Manajemen Penanganan Cedera

Apa yang akan dilakukan untuk pemain dan bagaimana untuk mengelola cedera

dalam 24 jam pertama dapat menjadi hal yang menentukan dan mempengaruhi pada

durasi cedera dan kesehatan jangka panjang dari pemain itu. Menghabiskan waktu untuk

meminimalkan luasnya cedera dan memaksimalkan kapasitas penyembuhan cedera

dapat memiliki waktu yang besar menyimpan manfaat baik bagi terapis dan pemain dan

menghormati masa kritis ini penting untuk manajemen lebih lanjut. Dalam Mike dan

Andy ( 2010 : 92 ) Dalam 24 jam pertama , dua proses penting terjadi. Segera setelah

cedera ada vasodilatasi diikuti oleh vasokonstriksi mengakibatkan pembentukan

koagulasi sumbat trombosit dan matriks berserat. Meminimalkan vasodilatasi dan

resultan perdarahan dan pembengkakan dan peningkatan tekanan yang menyebabkan

rasa sakit, nyeri dan gangguan penyembuhan sangat penting. Hal ini perlu dimulai

sesegera mungkin dan darah harus didorong untuk diserap kembali ke dalam limfatik

untuk dihapus dari situs cedera. Dalam beberapa jam cedera, ada leukosit perekrutan

dengan makrofag dan neutrofil sebagai bagian dari proses inflamasi. Proses ini penting

untuk menghilangkan kotoran, perlindungan terhadap infeksi dan tahap awal dari proses

penyembuhan. Namun, jika hal ini berlebihan, maka kadang-kadang efek ini bisa

menjadi kontraproduktif dan dapat memperlambat pembentukan jaringan baru. Hal ini

penting, karena itu, untuk meminimalkan efek ini dan memfasilitasi sistem dalam tubuh

penyembuhan. kerusakan lebih lanjut pada struktur jaringan dan sekunder hipoksia

cedera perlu dihindari dan ini terbaik disingkat dengan PRICED.

a) Protect: Hal ini penting untuk melindungi daerah tubuh yang telah terluka ,

untuk mencegah gerakan yang berlebihan , untuk mencegah orang lain

memperparah cedera dan untuk memungkinkan proses penyembuhan untuk

dianjurkan. Imobilisasi adalah penting untuk cedera tertentu seperti patah tulang

akut dan beberapa patah tulang stres seperti patah tulang navicular. Demikian

juga , cedera jaringan lunak berat mungkin perlu immobilisasi selama 48 jam

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

67

untuk membatasi rasa sakit dan pembengkakan . Ini dapat diberikan melalui

kruk , braces , splints , bahan termoplastik dan plester gips.

b) Rest :Mirip dengan perlindungan, penting bahwa atlet terletak daerah luka

sehingga dapat mengurangi perdarahan dan pembengkakan. Penggunaan kain

atau kruk penting dalam hal ini untuk mengingatkan pemain bahwa mereka

harus memperlakukan anggota tubuh mereka dengan hati-hati.

c) Ice : utama di balik menggunakan terapi es adalah untuk memberikan

vasokonstriksi dan analgesia. Meskipun tidak ada bukti berkualitas tinggi untuk

bagaimana ini harus diterapkan, secara umum diterima bahwa menerapkan es

selama 15 menit setiap 1-2 jam awalnya dan kemudian secara bertahap

mengurangi frekuensi selama 24 jam berikutnya adalah praktek umum. Es tidak

harus diterapkan untuk bidang sirkulasi yang buruk dan pemain perlu

diperhatikan dari risiko luka bakar pada kulit dan kerusakan saraf dengan

aplikasi ice berkepanjangan. Penggunaan es hancur dalam tas lembab, es

perendaman dalam ember atau mandi adalah bentuk yang paling umum dari

aplikasi ini.

d) Compression : Kompresi daerah yang terluka mengurangi perdarahan dan

meminimalkan pembengkakan dan penerapan es tidak harus menunda kompresi

apapun. Bukti menunjukkan bahwa itu tidak digunakan cukup meskipun

memainkan peran utama dalam mengurangi edema sekitar cedera. Kompresi

harus mulai hanya distal ke lokasi perdarahan atau cedera dan harus

memperpanjang 6 inci proksimal cedera. Kompresi harus progresif dan

mendorong cairan apapun untuk bergerak ke arah jantung. Kompresi telah

terbukti lebih efektif daripada es, elevasi atau istirahat dalam mengurangi edema

dan pembengkakan di sekitar cedera.

e) Elevation : Hal ini akan mengurangi edema dan akumulasi cairan interstitial di

sekitar cedera. Penggunaan sling atau anggota badan bagian atas pada bantal di

lengan kursi sementara duduk di kursi telah ditemukan berguna. Juga, elevasi

Page 61: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

68

dari ekstremitas bawah di kursi atau bantal telah terbukti bermanfaat, sebagai

lawan berdiri untuk jangka waktu yang lama di mana kaki tergantung bisa

menjadi lebih bengkak.

f) Drugs : Secara historis, penggunaan awal antiinflamasi telah menguntungkan.

Seperti disebutkan di atas, adalah hal penting bahwa beberapa bentuk proses

inflamasi diizinkan terjadi dan penggunaan rutin antiinflamasi di semua cedera

sekarang tidak sedang dianjurkan. Adalah penting bahwa kontrol nyeri dengan

analgesik sederhana disarankan dan penggunaan parasetamol atau obat-terkait

codeine adalah pengobatan lini pertama yang baik; Namun antiinflamasi dalam

24 jam pertama mungkin bermanfaat terbatas.

Ada berbagai pengobatan modalitas yang memiliki efek menguntungkan pada

berbagai cedera . Tidak semua rezim perawatan ini berlaku untuk setiap cedera ; Namun

,modalitas yang tersedia adalah sebagai berikut dengan beberapa manfaat terapi

modalitas dibawah ini:

1) Mobilisasi: Setelah periode awal imobilisasi , beberapa derajat pergerakan

jaringan memiliki manfaat . Ini mencegah kekakuan , memungkinkan tulang

rawan artikular memelihara dan mempertahanka kekuatan otot. Gerakan bebas

menahan diri , bagaimanapun, mungkin lebih dari jaringan penyembuhan yang

halus bisa mentolerir dan karena gerakan terbatas dalam penjepit atau dalam

rekaman mungkin disarankan . mobilisasi dini dari sendi seperti sprain ankle

mengurangi rasa sakit dan pembengkakan dan meningkatkan hasil fungsional

dibandingkan dengan mereka yang tersisa di gips selama jangka waktu yang

lama . Gerakan dapat difasilitasi oleh gerakan pasif yang terus-menerus . Hal ini

menguntungkan dalam cara yang mirip dengan mendorong nutrisi tulang rawan

artikular dan mengurangi kekakuan sendi dan berguna dalam tahap awal cedera

otot .

2) Hot and cold therapy/terapi dingin dan terapi panas:

Penggunaan cryotherapy pada tahap akut sebagai bagian dari PRICED telah

disebutkan di atas . Penggunaan Es telah digunakan dalam kondisi permukaan

Page 62: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

69

spesifik lokal seperti tendinopathy mana kubus es dipijat secara melingkar di

atas permukaan tendon selama 5-10 menit . Hal ini memberikan efek analgesik

dengan menurunkan gerak dan sensorik kecepatan konduksi saraf . terapi panas

dapat berkontribusi untuk meningkatkan pengobatan cedera jaringan lunak tetapi

tidak boleh digunakan dalam 48 jam pertama. Penggunaan perlakuan panas dan

handuk panas telah digunakan selama bertahun-tahun dalam mengurangi kejang

otot di sekitar cedera dan untuk memfasilitasi rehabilitasi . Penggunaan mandi

kontras panas dan dingin dirasakan menurun pembengkakan dengan

menciptakan kekuatan mekanik.

7. Berolahraga Sesudah Cedera

Mengembalikan seorang atlet keolahraga mereka secepat mungkin dari cedera

adalah tantangan untuk petugas medis olahraga hari ini. Tujuannya atlet untuk kembali

ke olahraga secepat mungkin bisa sembuh dari cedera, sehingga pekerjaan medis

olahraga untuk membimbing mereka melalui proses ini, sementara juga bekerja untuk

mencegah kambuhnya cedera kembali. Akibatnya, seorang dokter olahraga harus

memiliki pemahaman yang jelas tentang patofisiologi yang akan terjadi setelah cedera,

bersama dengan pemahaman mendalam tentang apa olahraga atau kebutuhan event atlet

benar-benar memerlukan. Basis pengetahuan ini akan memungkinkan petugas medis

olahraga secara akurat merencanakan program penanganan dan rehabilitasi yang

mempertimbangkan baik proses fisiologis penyembuhan yang terjadi dan tuntutan fisik

penuh atlet.

a) Proses Inflamasi Dan Proses Perbaikan Jaringan

Proses inflamasi dan penyembuhan jaringan setelah jaringan dalam tubuh terluka,

itu mengalami proses yang sama setiap waktu untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Proses ini sangat rumit, dimediasi reaksi kimia dan oleh karena itu versi sederhana dari

proses ini akan dibahas di sini.

Page 63: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

70

1) Bleeding Phase / Fase Perdarahan

Cedera menyebabkan pendarahan terjadi di dalam jaringan yang terluka dan ini

dimulai segera setelah cedera telah terjadi. Pendarahan berlangsung selama sekitar rata-

rata 8 jam, meskipun dalam jaringan pembuluh darah dan setelah cedera yang

signifikan, dapat terus sampai 24 jam setelah kejadian. Ini merupakan jangka waktu

yang penting untuk diingat ketika merawat cedera akut untuk mencegah lebih lanjut dan

perdarahan yang berlebihan, dan karena itu pedoman PRICED dibahas sebelumnya

sangat penting dalam fase awal ini.

2) Fase inflamasi

Fase inflamasi dimulai hanya beberapa jam setelah cedera terjadi dan merupakan

bagian penting dari proses perbaikan. Puncak sebenarnya dari proses inflamasi adalah

sekitar 2-3 hari setelah cedera, meskipun proses akan terus selama 1-2 minggu ke depan

meskipun akan berkurang seiring waktu ini. Trauma atau cedera menyebabkan

pelepasan mediator inflamasi ( seperti sel mast dan basofil ) yang pada gilirannya

memicu pembuluh darah dan respon seluler. Tanggapan vaskular disebabkan oleh

mediator ini adalah vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas sel yang menyebabkan

peningkatan aliran darah dan peningkatan eksudat inflamasi atau cairan , yang

merupakan pembengkakan terkait dengan cedera . Respon seluler menyebabkan fagosit

akan dirilis yang membersihkan jaringan yang mati atau rusak . Pada gilirannya ,

makrofag ini memediasi awal fase proliferasi dengan melepaskan zat kimia pada akhir

proses fagositosis mereka .

3) Proliferative / Fase Perbaikan

Fase proliferatif juga dimulai di antara 24 dan 48 jam, meskipun tidak mencapai

tingkat aktivitas puncaknya untuk 2-3 minggu. Hal ini terus terjadi namun aktivitas

berkurang selama beberapa minggu ke depan. Salah satu jenis sel yang bermigrasi ke

jaringan yang rusak akibat mediator kimia yang dilepaskan oleh makrofag adalah

fibroblast. fibroblas ini bertanggung jawab untuk sintesis kolagen dan angiogenesis (

pembentukan sirkulasi baru ) dan itu adalah dengan sintesis kolagen ini bahwa

perbaikan terjadi. Serat kolagen yang ditetapkan sepanjang garis stres pada jaringan dan

ini adalah fase penting bagi atlet untuk mulai memuat mereka, sehingga untuk

memastikan bahwa serat kolagen yang sejajar dalam arah yang benar .

Page 64: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

71

4) Fase Remodelling

Fase perbaikan dimulai antara 1 dan 2 minggu setelah cedera terjadi dan terus

hingga 1 tahun setelah cedera. Hal ini selama fase ini bahwa kolagen dewasa melalui

proses pematangan dan kolagen menjadi lebih kuat. Sebagai beban juga meningkatkan

melalui jaringan sebagai atlet kembali ke pelatihan dan bahkan bermain, serat kolagen

menyesuaikan diri lebih tepat seperti yang seharusnya. Tipe I kolagen yang ditetapkan

selama fase proliferatif digantikan oleh kolagen tipe III dan kolase atau jaringan parut

mulai menjadi lebih seperti jaringan asli.

b. Prinsip-prinsip Rehabilitasi

Sebuah program rehabilitasi yang sukses perlu melakukan beberapa hal dibawah ini :

1) Program harus dirancang dengan penyembuhan jaringan dalam pikiran sehingga

secara fisiologis suara untuk memulai setiap latihan yang berbeda hadir dan

mereka dapat diintegrasikan ke dalam program

2) Persyaratan strengthening specific untuk merehabilitasi atau melindungi jaringan

terluka, mengingat kebutuhan fisik dari kegiatan atau olahraga

3) Faktor-faktor lain seperti proprioception yang memainkan peran penting untuk

jaringan yang terluka daerah terkait lain yang memerlukan perhatian untuk

mencegah terulangnya cedera, seperti inti atau stabilitas.

4) Sport khusus untuk atlet, seperti tackle pemain rugby atau serve di pemain tenis,

dll

5) Diskusi dengan staf teknis dan pelatih fisik diperlukan untuk memastikan bahwa

overload tidak terjadi dan bahwa atlet akan sepenuhnya siap untuk ketika mereka

diintegrasikan kembali ke rezim pelatihan normal

6) Sebuah rencana untuk reintegrasi bertahap ke pelatihan penuh dan play

diperlukan untuk memastikan bahwa atlet tidak memecah saat mereka kembali

ke peningkatan intensitas pelatihan dan bermain

7) Sebuah program maintanance. Setelah atlet telah kembali ke pelatihan penuh dan

bermain, mereka sering mengabaikan latihan dan kerja pencegahan yang telah

direhabilitasi mereka. Adalah penting bahwa mereka mempertahankan status

kebugaran mereka dengan terus dengan program pemeliharaan untuk membantu

melindungi mereka dari kekambuhan.

Page 65: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

72

Jika faktor-faktor ini, bersama-sama dengan prinsip-prinsip lain dari tujuan

mengembangkan digunakan, program rehabilitasi yang sukses dapat dirancang, yang

akan memungkinkan atlet untuk aman kembali ke bermain dengan harapan bahwa

kekambuhan kurang mungkin.

c. Prencanaan Tujuan Latihan

Penetapan tujuan sering populer dengan atlet dan petugas medis olahraga sama.

Hal ini memungkinkan rencana untuk diletakkan di tempat dengan jangka waktu yang

dialokasikan untuk setiap tujuan dan memberikan pemain sesuatu untuk tujuan di.

Namun, penting bahwa dokter olahraga dan atlet yang realistis ketika mereka akan

melalui proses ini. Tujuan harus mencakup baik jangka pendek dan tujuan jangka

panjang dan karena itu mereka harus pergi melalui program SMART bawah untuk

memastikan bahwa manfaat maksimal diperoleh dari program rehabilitasi.

1) Spesific: tujuan harus spesifik untuk individu dan relevan dengan kinerja

mereka. Misalnya tidak ada titik memberikan pelari cepat waktu yang ditetapkan

untuk mencapai untuk menjalankan 800 m jika mereka biasanya tidak melatih

dengan cara itu.

2) Measurable: memberikan latihan atlet yang dapat memiliki hasil yang diukur

adalah cara terbaik untuk memantau kemajuan dan menunjukkan atlet yang

mereka memperbaiki. Hal ini juga memberikan penanda kapan bahwa tujuan

tertentu telah dicapai sehingga atlet dapat pindah ke yang berikutnya.

3) Achievable: adalah penting bahwa tujuan yang realistis untuk atlet individu. Ini

akan menjadi mengecewakan jika mereka tidak mampu untuk mencapai salah

satu tujuan mereka dan tidak mampu bergerak sepanjang melalui program

rehabilitasi mereka.

4) Realistic: dalam cara yang sama ke bagian dicapai di atas, tidak ada gunanya

meminta atlet untuk menetapkan terbaik atau dunia pribadi rekor sementara

mereka awalnya pulih dari cedera.

Page 66: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

73

5) Timed: atlet dan setiap tujuan harus memiliki jangka waktu bekerja untuk. Ini

akan memberi target bahwa atlet dapat bertujuan untuk, tetapi juga dapat

memetakan proses rehabilitasi secara keseluruhan dan memberikan atlet 'cahaya

di ujung terowongan.

8. Prinsip-prinsip Latihan

Latihan terprogram berdasarkan prinsip-prinsip latihan secara benar, dapat

mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar latihan tersebut perlu di

implementasikan dalam proses latihan. Penyusunan program latihan yang baik dan

benar perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

program latihan tersebut dalam meningkatkan prestasi. Faktor-faktor tersebut antara

lain adalah :

1) Intensitas latihan

Intensitas latihan adalah dosis beban latihan yang harus dilakukan atlet dalam

suatu program latihan tertentu. Intensitas (intensity) latihan sering diartikan sebagai

besarnya beban yang harus ditanggung selama latihan dengan indikator jumlah

denyutan jantung meningkat tiap menitnya atau denyut nadi latihan (heart rate).

Intensitas yang diberikan tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi. Apabila

intensitas terlalu rendah maka pengaruh latihan sangat kecil atau bahkan tidak ada sama

sekali. Sebaliknya apabila terlalu tinggi dapat berakibat terjadinya cedera atau sakit.

Jadi dalam menentukan intensitas latihan harus memperhatikan kemampuan masing-

masing atlet. Dalam menentukan dosis latihan ada tiga cara yang bisa dicapai sebagai

patokan ambang rangsang, yaitu: denyut nadi, asam laktat, dan ambang rangsang

anaerobik. Cara yang termudah adalah dengan pengukuran perhitungan denyut nadi.

2) Lama latihan

Lama latihan atau durasi latihan adalah berapa minggu atau bulan program

latihan itu dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan setiap kali latihan

(Soekarman, 1987:63, Bompa, Tudor.O, 1990:239), sehingga seorang atlet dapat

mencapai kondisi yang diharapkan. Lama latihan ditentukan berdasarkan kegiatan

latihan per minggu, per bulan atau aktivitas latihan yang dilakukan dalam jangka waktu

per menit atau jam. Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Bila

Page 67: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

74

intensitas latihan tinggi maka durasi latihan lebih singkat, sebaliknya bila intensitas

latihan rendah maka durasi latihan lebih panjang.

M. Sajoto (1995:70) menyatakan bahwa “lama latihan hendaknya dilakukan 4 –

8 minggu”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Pate, Russell R. Clanaghan, Bruce

Mc & Rotella Robert (1993 : 318) lama pelatihan 6 - 8 minggu akan memberikan efek

yang cukup bagi yang berlatih. Sedangkan Harsono (1988: 117) berpendapat bahwa

“untuk tujuan olahraga prestasi, lama latihan 45-120 menit dan untuk olahraga

kesehatan lama latihan 20-30 menit dan training zone”.

3) Frekuensi latihan

Frekuensi latihan adalah jumlah latihan intensif yang dilakukan dalam satu

minggu. Untuk menentukan frekuensi latihan harus memperhatikan kemampuan

seseorang, sebab kemampuan setiap orang tidak sama dalam beradaptasi dengan

program latihan. Bila frekuensi latihan terlebih dapat mengakibatkan cedera, tetapi bila

frekuensi kurang maka tidak memberikan hasil karena otot sudah kembali pada kondisi

semula sebelum latihan.

Jumlah frekuensi latihan bergantung pada jenis, sifat dan karakter olahraga

yang dilakukan. Latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam satu minggu untuk memberi

kesempatan bagi tubuh beradaptasi dengan beban latihan. Sajoto, M (1995: 35)

mengemukakan bahwa, ”program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu

selama 6 minggu cukup efektif, namun para pelatih cenderung melaksanakan 3 kali

setiap minggu untuk menghindari terjadinya kelelahan yang kronis, dengan lama latihan

yang dilakukan selama 6 minggu atau lebih. Latihan dengan frekuensi 3 kali perminggu

sangat sesuai bagi pemula dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti”.

4) Prosedur Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan, dimana pelatihan

dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pemanasan, pelatihan inti dan pelatihan penutup. Hal-

hal tersebut di atas sangat penting dalam menyusun program latihan suatu cabang

olahraga, sehingga usaha latihan untuk meningkatkan dari maksimal ke super maksimal

dapat terwujud tanpa merugikan atlet karena terjadinya cedera.

Otot yang dilatih secara teratur dengan dosis dan waktu yang cukup, akan

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan secara fisiologis yang mengarah pada

kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan dapat memperbaiki penampilan

Page 68: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

75

fisik (Fox, Bowers, D. Foss:1988). Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi dalam

otot skelet sebagai akibat dari latihan yang dilakukan berupa :

1) Konsentrasi karotin otot meningkat 39 %, PC 22%, ATP 18% dan Glikogen 66%.

2) Aktivitas enzim glikolitik meningkat

3) Aktivitas enzim pembentuk kembali ATP disebut dapat meningkat kecil dan tidak

dapat ditentukan.

4) Aktivitas enzim daur Kreb’s mengalami sedikit peningkatan.

5) Konsentrasi mitochondria tampak menurun karena akibat meningkatnya ukuran

myofibril dan bertambahnya cairan otot atau sarkoplasma.

Adapun perubahan fisiologis sebagai akibat dari latihan menurut (Fox, Edward. L;

Bowers; D Foss, 1988) adalah sebagai berikut:

1) Perubahan biokimia dalam jaringan

2) Perubahan sistemik, yaitu perubahan sistem sirkulasi dan respirasi dan sistem

pengangkutan oksigen

3) Perubahan yang terjadi pada komposisi tubuh, kadar kolesterol dan trigliserida,

perubahan tekanan darah, perubahan oklimatisasi pada panas

Latihan fisik yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu serta

menerapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat akan menyebabkan terjadinya

perubahan-perubahan terhadap tubuh yang mengarah pada peningkatan kemampuan

tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih berat. Agar dapat mencapai hasil sesuai

yang diharapkan, program latihan yang disusun dan dilakukan harus memperhatikan

prinsip-prinsip latihan secara benar. Prinsip- prinsip latihan yang perlu digunakan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan latihan, menurut Sajoto, M. (1995:30-31) yaitu:

1) Prinsip overload (beban lebih)

2) Prinsip penggunaan beban secara progresif

3) Prinsip pengaturan latihan

4) Prinsip kekhususan program latihan

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:10) bahwa, “latihan harus dikhususkan

pada olahraga yang dipilihnya serta memenuhi kebutuhan khusus dan strategi untuk

olahraga yang dipilih”. Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut beberapa aspek

diantaranya: (1) khusus terhadap sistem energi utama yang diperlukan (2) khusus

terhadap kelompok otot yang dilatih, dan (3) khusus terhadap pola gerak yang sesuai

Page 69: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

76

dengan keterampilan cabang olahraga yang akan dikembangkan, pada pembinaan

prestasi pencak silat, pembentukan unsur-unsur fisik antara lain meliputi latihan daya

tahan (endurance), latihan kekuatan otot (muscle strenght), latihan kecepatan (speed),

latihan tenaga ledak (muscle explosive power), latihan ketangkasan (agility), latihan

kelentukan (flexibility), latihan keseimbangan (balance). (Joko Subroto, 1994;22).

Sementara itu Claude Bouchard dkk (1974) mengunakan istilah Physical Qualities

mengklasifikasi domain fisik sebagai berikut :

a. Kualitas Organik

1) Kapasitas Aerobik

2) Kapasitas Anaerobik

b. Kualitas Otot

1) Kekuatan Otot

2) Kapasitas Aerobik Otot Lokal

3) Kapasitas Anaerobik Otot Lokal

4) Power

5) Fleksibilitas

c. Kualitas Persepsi Kinetik

1) Kecepatan Mereaksi

2) Kecepatan Bergerak

3) Koordinasi Syaraf-Otot

4) Kepekaan Kinetik

Masing-masing pengertian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kualitas Organik

1) Kapasitas aerobik adalah kualitas yang membuat seseorang mampu melaksanakan

kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam kondisi aerobik, yaitu

kondisi dimana kebutuhan oksigen perlu tercukupi untuk memproduksi adenosine

tri posphat (ATP). Kapasitas aerobik ditentukan oleh kapasitas fungsional jantung

dan efisiensi penyediaan oksigen.

2) Kapasitas anaerobik adalah kualitas yang membuat seseorang mampu

melaksanakan kerja otot yang bersifat menyeluruh selama mungkin dalam kondisi

anaerobik, yaitu kondisi dimana oksigen tidak mutlak diperlukan dalam

Page 70: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

77

memproduksi ATP. Kapasitas anaerobik ditentukan oleh kapasitas maksimum

konsumsi oksigen dan kapasitas psikologis melawan kesulitan fisiologis.

b. Kualitas Otot

1) Kekuatan Otot adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan otot

dalam kontraksi yang maksimal atau kemampuan menggunakan daya tegang

untuk melawan beban atau hambatan. Kekuatan ditentukan oleh volume otot dan

kualitas control pada otot yang bersangkutan.

2) Kapasitas aerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan seseorang

melakukan usaha yang menggunakan otot lokal atau sekelompok otot tertentu

selama mungkin dalam kondisi aerobik. Kapasitas ini ditentukan oleh kualitas

sirkulasi lokal serta konsentrasi mioglobin dan kekuatan otot.

3) Kapasitas anaerobik otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan seseorang

melakukan usaha yang menggunakan otot lokal selama mungkin dalam kondisi

anaerobik. Kapasitas ini ditentukan oleh tingkat kekuatan otot dan kapasitas

psikologis untuk bertahan terhadap rasa sakit pada otot.

4) Power atau daya ledak eksplosif adalah kualitas yang memungkinkan otot atau

sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik yang eksplosif. Power ditentukan

oleh kekuatan otot dan kecepatan rangsang syaraf serta kecepatan kontraksi otot,

produksi energi secara biokimia dan pertimbangan mekanik gerak.

1. Fleksibilitas

Menurut Setiawan (1991: 67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang dapat

melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian, sedangkan

fleksibilitas menurut Bompa (1994: 317) yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan

jangkauan yang seluas-luasnya. Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu

persendian atau beberapa persendian. Ada dua macam fleksibilitas , yaitu (1) fleksibilitas

statis, dan (2) fleksibilitas dinamis. Fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas

gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak

persendian tulang belakang dengan cara sit and reach, front splits, dan slide splits.

Sedangkan fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan

kecepatan yang tinggi (Sukadiyanto, 2002: 119).

Page 71: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

78

Fleksibilitas yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh

menunjukkan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan fungsinya.

Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendi yang

dapat dilakukan. Fleksibilitas yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada beberapa

faktor. Faktor penentu kelentukan adalah: (1) elastisitas dari otot, ligamentum, tendo,

dan capsul, (2) luas sempitnya ruang gerak sendi (ROM), (3) tonus otot, tendo,

ligamentum, dan cupsula, (4) tergantung dari derajat panas diluar (temperatur), (5)

unsur jemu, muram, takut, senang, semangat (6) kualitas tulang-tulang yang membentuk

persendian (7) faktor umur dan jenis kelamin (Suharno, 1993: 53).

Fleksibilitas adalah suatu kualitas fisik yang sangat mudah dikembangkan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan M. Sajoto (1988:45), bahwa: fleksibilitas adalah kemampuan

untuk menggunakan ayunan-ayunan, gerakan-gerakan dalam persendian kemampuan

maksimum. Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan) dalam

tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin sesuai dengan

struktur anatomi tubuh. Dalam gerakan-gerakan yang memerlukan lebar ayunan

maksimum, fleksibilitas sering terbatas karena kapasitas pengembangan otot-otot

antagonis.

Perkembangan fleksibilitas seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan

fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki otot

yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia belasan

tahun (usia sekolah). Memasuki usia remaja fleksibilitas mereka cenderung mencapai

puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-lahan fleksibilitas mereka

menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).

Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada otot-

otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan atau agility,

membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran tenaga pada waktu

melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh (Harsono, 1988: 163). Macam-

macam latihan peregangan terdiri dari, 1) peregangan balistik, 2) peregangan statis, 3)

peregangan pasif, dan 4) peregangan kontraksi-relaksasi (Pate, 1993: 330)..

Suharno H.P (1993:35) mengatakan ada dua macam fleksibilitas, yaitu :

Page 72: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

79

a) Fleksibilitas umum; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitude

yang keras dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan

menghadapi dunia kerja dalam kehidupan sehari-hari.

b) Fleksibilitas khusus; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak amplitude yang luas

dan berada dalam suatu cabang olahraga.

Kapasitas melakukan pergerakan yang tinggi dan lebar disebut fleksibilitas atau

mobilitas dan merupakan hal yang signifikan dalam olahraga. Hal ini merupakan

persyaratan yang mutlak bagi keterampilan dengan pergerakan tinggi dan meningkatkan

peringanan dimana pergerakan cepat mungkin akan dilakukan. Keberhasilan dalam

melakukan pergerakan semacam ini bergantung pada lebar tulang sendi atau jarak

gerakan, yang harus lentuk dan dikembangkan agar berada dalam sisi yang aman.

Kelentukan yang baik menurut Harsono, (1988:163) akan bermanfaat bagi atlet,

diantaranya adalah :

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi.

b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan.

c. Membantu perkembangan prestasi

d. Menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan-gerakan.

e. Membantu memperbaiki sikap tubuh

Menurut Tudor O. Bompa (1994:317), suatu perkembangan fleksibilitas yang

tidak mencukupi atau tidak adanya fleksibilitas mungkin berakibat pada beragam

difisiensi, antara lain : (a) belajar, atau penyempurnaan beragam pergerakan terganggu,

(b) atlet gampang menderita luka-luka, (c) perkembangan kekuatan, kecepatan dan

koordinasi berefek dirugikan, (d) kualitas pergerakan jadi terbatas, ketika seseorang

memiliki fleksibilitas maka keterampilannya mungkin akan dilakukan lebih cepat, lebih

energik, lebih mudah dan lebih ekspresif.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas menurut Tudor O.

Bompa (1994:317-319) adalah sebagai berikut :

a) Fleksibilitas dipengaruhi bentuk, tipe, struktur persendian. Ikatan ligament dan urat

daging tendon juga mempengaruhi fleksibilitas, lebih elastis dan lebih lebar

pergerakan.

b) Otot yang melewati atau berbatasan dengan tulang sendi juga mempengaruhi

fleksibilitas. Dalam pergerakan apapun, kontraksi otot secara aktif (agonist)

Page 73: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

80

bersamaan dengan relaksasi atau pertentangan otot antagonist. Lebih mudah otot

mengalahkan resistensinya. Kapasitas urat otot untuk merentang meningkat sebagai

hasil pembinaan fleksibilitas. Bagaimanapun juga daya fleksibilitas sering terbatas

tanpa memperhatikan jumlah aktifitas gerak yang dilakukan. Jika otot antagonist

tidak kendur atau kurang koordinasi antara kontraksi (agonist) dan relaksasi

(antagonist). Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika seseorang dengan koordinasi

kurang/ketidakmampuan merelaksasi otot antagonist, mungkin memiliki

fleksibilitas yang rendah.

c) Usia dan jenis kelamin mempengaruhi fleksibilitas, individu lebih muda dan

perempuan cenderung lebih lentuk. Fleksibilitas maksimum dapat dicapai pada usia

15-16 tahun.

d) Temperatur tubuh. Pada umumnya temperature otot khususnya mempengaruhi

lebar pergerakan. Sama halnya dengan lebar pergerakan naik mengikuti pemanasan

normal karena aktifitas fisik progresif mengintensifkan aliran darah dan membuat

otot lebih elastis.

e) Melakukan peregangan (stretching) sebelum pemanasan, merupakan hal yang

penting. Seperti ditunjukkan oleh rangkaian gerak yang diikuti selama pemanasan,

pembinaan fleksibilitas mengikuti beragam tipe jogging dan senam. Sewaktu

pergerakan fleksibilitas dilakukan, temperature otot meregang tanpa menyebabkan

luka. Hasil yang diharapkan merupakan nilai tertinggi fleksibilitas didapak dengan

mengikuti pemanasan normal dan 21% lebih besar daripada minum air panas dan

89% lebih besar daripada tidak melakukan pemanasan sama sekali.

f) Fleksibilitas dapat beragam dalam waktu-waktu tertentu. Pergerakan paling lebar

adalah jam 10.00-11.00 dan 16.00-17.00, sementara pergerakan terendah terjadi di

waktu fajar.

g) Kekuatan otot yang kurang memadai juga menghambat lebar beragam gerak. Jadi

kekuatan merupakan komponen penting fleksibilitas dan sebaiknya diperhatikan

oleh pelatih. Bagaimanapun juga ada pelatih dan atlet yang memiliki kesan

mendapatkan fleksibilitas tinggi akan berefek terhadap kekuatan. Teori tertentu

berdasar fakta kalau peningkatan ukuran otot mengurangi fleksibilitas tulang sendi.

Bagaimanapun juga kapasitas otot untuk meregang mempengaruhi kemampuan

untuk melakukan kekuatan. Kekuatan dan kelemahan tersebut harmonis karena

Page 74: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

81

kekuatan bergantung pada seksi persaingan otot sementara fleksibilitas bergantung

pada seberapa jauh otot mampu direnggangkan. Hal tersebut merupakan

mekanisme berbeda dan tidak saling melenyapkan satu dengan lainnya.

h) Kelelahan dan kondisi emosi mempengaruhi fleksibilitas secara signifikan. Kondisi

emosional positif memberi pengaruh positif terhadap fleksibilitas dibandingkan

dengan rasa depresif. Fleksibilitas juga dipengaruhi oleh keletihan dan keletihan

berakumulasi terhadap gerak akhir.

Fleksibilitas adalah suatu kualitas fisik yang sangat mudah dikembangkan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan M. Sajoto (1988:45), bahwa: fleksibilitas adalah

kemampuan untuk menggunakan ayunan-ayunan, gerakan-gerakan dalam persendian

kemampuan maksimum. Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan)

dalam tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin sesuai dengan

struktur anatomi tubuh. Gerakan-gerakan yang memerlukan lebar ayunan maksimum,

fleksibilitas sering terbatas karena kapasitas pengembangan otot-otot antagonis.

Menurut Harsono (2001) ada beberapa metode latihan untuk mengembangkan

kemampuan kelentukan seseorang adalah sebagai berikut :

1. Peregangan dinamis (dynamic stretching)

Metode latihan tradisional untuk melatih fleksibilitas adalah metode

peregangan dinamis (dynamic stretch). Peregangan dinamis biasanya dilakukan

dengan menggerak-gerakkkan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis (berirama)

dengan gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota-anggota tubuh,

sedemikian rupa sehingga otot-otot Terasa teregangka, dan yang dimaksud ialah

untuk secra bertahap meningkatkan secara progresif ruang gerak sendi-sendi.

Metode peregangan dinamis akan menyebabkan terjadinya refleks-regang.

Seperti dikatakan oleh De vrie (1961) a rapid forcefull stretch is known to evoke

the stretch reflex. Oleh karena itu gerakan yang dinamis berfungsi untuk

melindungi otot dari cedera akibat peregangan yang berlebihan (overstretching)

2. Peregangan statis (static stretching)

Cara lain untuk mengembangkan kelentukan adalah dengan latihan

peregangan statis (static stretch). Dalam latihan peregangan statis pelaku

mengambil sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok otot

tertentu. Misalnya sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan dibungkukkan,

Page 75: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

82

tangan menyentuh lantai. Sikap demikian meregangkan kelompok otot belakang

paha dan sendi panggul. Sikap ini dipertahankan secar statis (tidak digerak-

gerakkan) untuk beberapa detik. Yaitu sekitar 20-30 detik.

3. Peregangan pasif (passive stretching)

Dalm metode ini pelaku merilekskan suatu kelompok otot tertentu,

kemuduian temannya membantu meregangkan otot tersebut. Secara perlahan-

lahan sampai titik fleksibilitas maksimal tercapai, tanpa keikutsertaan secara aktif

dari pelaku. Sikap regang ini dipertahankan selama 20-30 detik.

Selain efektif untuk melatih fleksibilitas, keuntungan peregangan pasif

adalah juga rileksasi dari otot-otot yang meregang lebih rileks daripada

peregangan statis, karena otot-otot akan dapat meregang lebih jauh.

4. Peregangan PNF (Propioceptive Neuromuscular Facilitation)

Sebelum diregangkan otot ditegangkan dulu secar isometric (6-10 detik)

kemudian otot diregangkan dengan metode pasif selam 20-30 detik. Suatu

penelitian menunjukkan bahwa metode peregangan ini lebih efektif daripada

metode peregangan yang lain.

Menurut M.Furqon H (1982:89) pembinaan fleksibilitas merupakan

pengembangan elastisitas legamentum-legamentum, tendon-tendon dan terutama otot-

otot. Faktor internal dan eksternal yang berbeda sangat mempengaruhi fleksibilitas. Di

dalam kondisi-kondisi eksternal dimasukkan kondisi cuaca dan iklim (dalam hal ini sore

hari lebih menguntungkan dan akhirnya durasi dan kualitas pemanasan dalam beban

kerja seharian). Kondisi-kondisi internal mencakup keadaan kelelahan atau tingkat

perangsangan sebelum dan selama kompetisi. Menurut M. Sajoto (1988:21) kelelahan

dan keadaan emosional yang tinggi berpengaruh negatif terhadap kemungkinan

fleksibilitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas menurut M. Furqon H (1982: 99-

100) antara lain (1) pengaruh usia, (2) persyaratan-persyaratan fleksiblitas dari cabang

olahraga dan teknk olahraga, (c) faktor internal dan eksternal.

Perkembangan fleksibilitas dari anak, remaja dan dewasa dipengarui oleh otot

dan tulang. Pada usia enam tahun peningkatan jaringan otot lebih banyak dan

pertumbuhan tulang juga meningkat. Diantara penelitian fleksibilitas yang dilakukan

Page 76: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

83

yang cukup menarik dilakukan oleh Hupprich dan Sigerseth dalam (Koesnadi et al,

1988:56). Mereka mengukur fleksibilitas :

1) Sampai umur 12 tahun anak perempuan mengalami peningkatan fleksibilitas

secaraumum dan setelah usia 12 tahun akan mengalami penurunan.

2) Ada pengecualian penurunan fleksibilitas secara umum tersebut, yaitu pada bahu,

lutut dan paha. Fleksibilitas sudah mulai menurun sesudah umur 6 tahun.

3) Fleksibilitas pergelangan kaki konstan seumur hidup.

4) Fleksibilitas salah satu bagian tubuh tidak bisa menaksir fleksibilitas tubuh yang

lain.

Untuk mengembangkan fleksibilitas tungkai dapat dilakukan latihan peregangan

otot, seperti: peregangan dinamis dan peregangan statis. Memperbaiki kelentukan

daerah gerak suatu persendian, harus dilakukan beberapa bentuk peregangan yang

dinamis dan statis agar badan menjadi normal kembali atau bahkan kondisi lebih baik.

Komponen fleksibilitas merupakan unsur penting dalam pembinaan olahraga

prestasi. Oleh karena fleksibilitas sangat berpengaruh terhadap komponen biomotor

yang lain. Kurang lentuk (lentur) adalah salah satu faktor yang menyebabkan prestasi

kurang memuaskan dan teknik yang tidak efisien, termasuk pula penyebab dari banyak

ketegangan dan sobeknya otot dalam berolahraga. Lebih jauh lagi kelentukan yang

tidak memadai juga menjadi penyebab tidak meningkatnya kecepatan dan terbatasnya

daya tahan. Kelentukan yang tidak memadai akan memaksa otot untuk bekerja lebih

keras untuk mengatasi tahanan kegiatan yang dinamis dan berlangsung lama. Dengan

menambah luas ruang gerak di sendi bahu, panggul, togok dan engkel mungkin saja

kecepatan dan kelincahan seseoang akan bertambah baik, bahkan dampaknya sampai

pada adanya penghematan dalam penggunaan energi. Sehingga atlit dapat bekerja lebih

keras dan lebih lama. Sedangkan menurut Harsono (1988:163), mengemukakan bahwa

kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi,

ruang gerakan sendi kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendo,

dan ligamen.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat di atas adalah, orang yang

mempunyai kelentukan yang baik, khususnya kelentukan tungkai adalah orang yang

mempunyai ruang gerak yang luas pada sendi-sendi tungkai dan mempunyai otot-otot

yang elastis pada tungkai.

Page 77: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

84

2. Daya tahan

Daya tahan merupakan kemampuan tubuh atau bagian tubuh dalam

melakukan kerja dalam waktu tertentu yang dipengaruhi oleh kemampuan kerja dari

sistem kerja kardiorespiratori. Daya tahan sering didefinisikan sebagai kemampuan

kerja otot melakukan kerja dalam waktu yang lama, namun para ahli mengklasifikasikan

daya tahan berdasarkan lama kerja kedalam tiga kelompok, yaitu daya tahan waktu

lama, sedang dan pendek. Dalam olahraga, daya tahan dikenal sebagai kapasitas daya

tahan organisme melawan kelelahan dalam penampilan yang berlangsung lama. Namun

demikian arti penampilan yang berlangsung lama adalah, juga tidak sesederhana itu,

karena dalam perlombaan lari 200 m, seorang atlet memerlukan kualitas daya tahan

tertentu. Berbagai cabang olahraga yang memerlukan unsur daya tahan adalah sangat

luas.Ini mencakup nomor-nomor yang memerlukan waktu beberapa detik sampai lari

marathon yang lebih dari 2 jam. Lama waktu suatu penampilan dalam olahraga berada

dalam hubungan langsung dengan intensitas latihan. Oleh karena itu makin lama

penampilan berlangsung, maka makin rendah intensitas atau kesempatan penampilan

dan sebaliknya.

Berkaitan dengan daya tahan, Suharto (2000:115) mengemukakan, daya tahan

adalah kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh

pembebanan yang berlangsung relatif lama. Suharto juga membagi daya tahan menjadi

dua, yaitu: daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik.

a) Daya tahan Aerobik

Adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi kelelahan yang disebabkan

pembebanan aerobik yang berlangsung lama.Yang termasuk pembebanan aerobik

adalah segala aktivitas fisik yang berlangsung relatif lama dengan intensitas rendah

sampai sedang. Gallahue dan Ozmun (1997:375) mengatakan bahwa ‘cardiovascular or

aerobic endurance is related to the functioning of the heart, lungs and vascular system’.

b) Daya tahan Anaerobik

Adalah kemampuan organ tubuh mengatasi kelelahan yang disebabkan

pembebanan yang berlangsung secara anaerobik dengan intensitas tinggi (80%-100%).

sedangkan sistem energi yang dibutuhkan adalah anaerobik alaktik. Hal ini

menyebabkan kecenderungan adanya sisa pembakaran yang tidak dapat diresintesis

Page 78: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

85

menjadi energi kembali untuk itu diperlukan sistem energi anaerobik laktik agar kerja

otot dapat berlangsung lebih lama lagi. Dengan adanya bantuan dari sistem glikolisis

anaerobik akan dapat memperpanjang kerja otot kira-kira 120 detik.

Pada umumnya latihan daya tahan mengembangkan kapasitas fungsional suatu

organisme. Ekspresi-ekspresi seperti kesegaran jasmani atau stamina adalah erat

kaitannya dengan masalah ini. Realisasi pentingnya latihan daya tahan untuk setiap

orang berakibat dalam kegiatan seluruh dunia. Olahraga untuk setiap orang (sport for

all) untuk meningkatkan kesehatan dalam individu-individu dengan daya tahan yang

mudah dikonsentrasikan dengan latihan-latihan seperti jogging, bersepeda atau renang.

Organ-organ yang dibebani dengan latihan daya tahan adalah:

a. Jantung dan sirkulasi darah (sistem kardiovaskuler)

b. Paru-paru dan ventilasi paru-paru (sistem pulmonary)

c. Sistem jantung dan sirkulasi dalam hubungannya dengan paru-paru dan respirasi

(sistem kardiopulmonari)

Latihan daya tahan mengembangkan kapasitas fungsional di samping daya

tahan otot-otot elawan kelelahan. Menurut Josef Nosseck (1982) dalam M. Furqon H.

(1995: 75), berdasarkan jumlah otot yang terlibat dalam aktivitas gerakan, dibuat

pembagian berikut:

a. Nomor-nomor dan latihan-latihan dimana hanya 1/3 dari otot tubuh yang bekerja

menyebabkan kelelahan lokal dengan latihan daya tahan (misalnya latihan gerak

halus).

b. Nomor-nomor dan latihan-latihan yang menyebabkan yang menyebabkan kelelahan

regional dengan hamper 2/3 otot tubuh bekerja dalam aktivitas (misalnya latihan

sirkuit).

c. Nomor-nomor dan latihan-latihan yang menyebabkan kelelahan global atau total

dengan lebih dari 2/3 otot-otot tubuh bekerja (misalnya dayung, tinju, dsb.).

Fox, Edward. L; Bowers; D Foss (1988:27) menyatakan bahwa, prinsip dasar

dalam program latihan adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk

melakukan aktivitas dan kemudian melalui prinsip overload, disusunlah suatu program

latihan yang akan mengembangkan sistem energi khusus tersebut. Menurut Fox,

Edward L (1984 : 34-36 ), sistem energi berdasarkan waktu penampilan olahraga secara

umum dibedakan menjadi 4 (empat) bidang, yaitu :

Page 79: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

86

1) Bidang 1, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan kurang dari 30

detik. Sistem energi utama yang terlibat adalah ATP-PC, contoh olahraganya

adalah lari 100 m, pukulan dalam tenis dan golf, gerakan lari pemain belakang

sepakbola.

2) Bidang 2, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan antara 30 detik

sampai 1 ½ menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah ATP-PC dan asam

laktat, contoh olahraganya adalah lari 200 meter dan 400 meter, renang gaya bebas

100 meter

3) Bidang 3, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan antara 1 ½ menit

sampai 3 menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah asam laktat dan Oksigen,

contoh olahraganya adalah lari 800 meter dan 1500 meter, renang gaya bebas 200

dan 400 meter, nomor-nomor senam, tinju (3 menit tiap ronde ) dan gulat (2 menit

tiap babak)

4) Bidang 4, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan lebih dari 3 menit.

Sistem energi utama yang terlibat adalah Oksigen. Contoh olahraganya adalah lari

marathon, renang gaya bebas 1500 meter dan jogging, sedangkan karakteristik

umum dari sistem energi tersebut, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Page 80: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

87

Tabel 1.1 Karakteristik Umum Sistem Energi

Sistem ATP-PC Sistem Lactid Acid Sistem Oksigen

Anaerobik (tanpa

oksigen)

Anaerobik Aerobik

Sangat cepat Cepat Lambat

Bahan bakar kimia : PC Bahan bakar makanan :

Glikogen

Bahan bakar makanan :

glikogen dan protein

Produksi ATP sangat

terbatas

Produksi ATP terbatas Produksi ATP tidak

terbatas

Penyimpanan /

penimbunan di otot

terbatas

Dengan memproduksi

Lactid Acid

menyebabkan kelelahan

otot

Dengan memproduksi

Lactid acid

tidak melelahkan

Menggunakan aktivitas

lari cepat atau berbagai

power yang tinggi,

waktu aktivitasnya

pendek

Menggunakan aktivitas

dengan lama antara 1 –

3 menit

Menggunakan daya tahan

atau aktivitas dengan

durasi panjang

Dikutip dari Fox, Edward. L ( 1984:22 )

Page 81: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

88

C. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang mempunyai relevansi dan keterkaitan teoritis dengan

penelitian ini antara lain :

1. Paul Dijkstra (2014) : Managing the health of the elite athlete: a new integrated

performance health management and coaching model. Atlet level elit berusaha

untuk melatih dan bersaing bahkan ketika sakit atau cedera. Motivasi mereka

mungkin intrinsik atau karena pelatih dan tekanan dari tim. Dokter Sport Medicine

memainkan peran penting untuk mengelola kesehatan atlet dalam kemitraan dengan

pelatih dan anggota lain dari tim. Dokter sport medicine perlu untuk membangun

keseimbangan etika dan operasional yang tepat antara manajemen kesehatan dan

mengoptimalkan kinerja. Hal ini diperlukan untuk meninjau kembali model

pengiriman populer kedokteran olahraga dan layanan ilmu pengetahuan untuk atlet

elit berdasarkan sistem multispecialist kurang dalam praktek pendekatan terpadu

dan komunikasi yang efektif. Atlet dan pelatih dalam training camp atau dengan

anggota dari tim multidisiplin, sering tidak memenuhi syarat atau berpengalaman

untuk melakukannya, memutuskan pemanfaatan layanan dan bagaimana

menerapkan rekomendasi. Kami mengusulkan model Kinerja Manajemen

Kesehatan Terpadu dan Coaching baru berdasarkan pengalaman Atletik Inggris

dalam persiapan untuk Olimpiade London dan Paralimpiade. Medical dan Coaching

Tim dikelola oleh individu yang berkualitas dan berpengalaman yang beroperasi di

sinergi menuju tujuan kinerja umum, bertanggung jawab kepada Direktur Kinerja

dan akhirnya kepada Dewan Direksi. Kami menggambarkan sistem, proses dan

strategi implementasi untuk membantu atlet, pelatih dan team support untuk terus

memantau dan mengelola kesehatan atlet dan performa atlet. Sistem ini

memfasilitasi pendekatan yang seimbang untuk pelatihan dan keputusan

bertanding, terutama saat atlet sakit atau cedera. Mereka memperhitungkan saran

medis terbaik dan preferensi atlet. Model Manajemen Kinerja Kesehatan Terpadu

dan Coaching ini didukung kinerja Atletik Medali Emas di Olimpiade London dan

Paralimpiade.

Page 82: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

89

D. Kerangka Berpikir

.

Seorang pelatih fisik memiliki peranan untuk mengembalikan performa atlet

setelah mengalami cidera olahraga maupun menjalankan program pencegahan cedera

olahraga dengan melakukan latihan-latihan pengutan, dari sini penulis ingin mengetahui

secara lengkap penanganan dan tindakan pencegahan cedera olahraga yang berada di

ISMC, karena ISMC menjadi salah satu rujukan untuk penangan dan tindakan

pencegahan cidera olahraga.

Sport Medicine Centre dalam Penanganan Cedera

Olahraga.

Indonesia Sport Medicine Centre Jakarta dalam mendukung prestasi olahraga

Nasional

∑ Eksistensi ISMC Jakarta sebagai sentra kesehatan olahraga

∑ Bentuk kelembagaan ISMC

∑ Fungsi dan mekanisme kerja kelembagaan ISMC

∑ Realitas penanganan cedera olahraga di ISMC

∑ Realitas peran ISMC dalam penanganan cedera atlet

Nasional

Page 83: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Olahraga ... · 12 pelatihan olahraga antara lain pengetahuan pelatihan olahraga, anatomi dan fisiologi olahraga, ilmu jiwa dan kesehatan

90

Cedera olahraga merupakan permasalahan tersendiri bagi atlet, pelatih dan

sebuah tim olahraga umur atlet dan prestassi atlet ditentukan oleh tingkat kebugaran dari

atlet tersebut, seorang pelatih olahraga modern menurut peneliti juga harus memahami

penanganan dan tindakan preventif cidera olahraga karena ditangan seorang pelatih

tentunya masa depan seorang atlet tergantung dari pelatih tersebut, jika seorang pelatih

buta tentang metode penangan dan tindakan pencegahan cidera bisa jadi karir seorang

atlet itu tidak akan bertahan lama, banyak fenomena yang telah bermunculan yaitu altet

yang sedang berada dimasa keemasan harus berhenti karirnya karena terkendala

masalah cidera, hal ini mungkin tidak akan terjadi bila pelatih mengerti dan memahami

tindakan penanganan cedera olahraga dan tindakan pencegahan olahraga dengan

bertambahnya ilmu pengetahuan yang dikuasai seorang pelatih olahraga diharapkan

akan berdampak pada prestasi atlet. Indonesia Sport Medicine Centre adalah klinik

cedera olahraga yang didirikan dan dikelola oleh swasta dan menjadi klinik untuk

menangani salah satu klub basket profesional di Jakarta selain itu klinik ini pernah

menangani beberapa atlet nasional. Sport medicine merupakan salah satu ilmu yang

baru berkembang di Indonesia, bidang ini memiliki peran penting untuk menjaga dan

menangani seorang atlet dari cedera olahraga untuk mengembalikan performa atlet

untuk siap bertanding lagi, selain itu prestasi atlet tidak hanya ditentukan bagaimana

atlet tersebut berlatih tetapi ditentukan dengan bagaimana atlet tersebut di maintain dan

dipantau oleh tim medisnya. Dari paparan diatas penulis berusaha untuk meneliti

tentang manajemen penangan dan tindakan preventif cedera olahraga yang dilakukan

oleh Indonesia Sport Medicine Centre.