bab ii kajian teori - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/bab 2-05208244017.pdfmembuat alat...

21
6 BAB II KAJIAN TEORI Kajian teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, untuk menentukan buku acuan yang berhubungan dengan objek penelitian agar mencapai penelitian yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan dengan topik penelitian, agar dapat memecahkan masalah yang ada. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Deskripsi Teori 1. Proses Pembuatan Alat Musik Istilah proses dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 899) adalah rangkaian tindakan pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk, sedangkan pembuatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:168) adalah menjadikan sesuatu, mencipta sesuatu. Sedangkan alat musik itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 27) adalah benda yang dipakai untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Jadi proses pembuatan alat musik dapat disimpulkan sebagai tindakan atau kegiatan yang tersusun untuk menghasilkan/menciptakan suatu alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian. Proses menghasilkan atau menciptakan alat musik membutuhkan kecermatan serta keuletan mulai dari pemilihan bahan sampai finishing. Setiap

Upload: buikiet

Post on 13-Mar-2018

246 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

6

BAB II

KAJIAN TEORI

Kajian teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, untuk

menentukan buku acuan yang berhubungan dengan objek penelitian agar

mencapai penelitian yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang

dipakai harus berkaitan dengan topik penelitian, agar dapat memecahkan

masalah yang ada. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

A. Deskripsi Teori

1. Proses Pembuatan Alat Musik

Istilah proses dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 899)

adalah rangkaian tindakan pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan

produk, sedangkan pembuatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2001:168) adalah menjadikan sesuatu, mencipta sesuatu. Sedangkan alat

musik itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 27) adalah

benda yang dipakai untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Jadi proses

pembuatan alat musik dapat disimpulkan sebagai tindakan atau kegiatan yang

tersusun untuk menghasilkan/menciptakan suatu alat yang dapat

mengeluarkan bunyi-bunyian.

Proses menghasilkan atau menciptakan alat musik membutuhkan

kecermatan serta keuletan mulai dari pemilihan bahan sampai finishing. Setiap

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

7

alat musik mempunyai cara pembuatan yang berbeda-beda, mulai dari bahan

baku yang digunakan, serta tingkat kesulitan pada saat proses pengerjaannya.

Sebelum mengenal lebih jauh tentang proses pembuatan alat musik,

peneliti mengambil sebuah teori yang mengklasifikasikan alat musik sesuai

dengan sumber bunyinya, seperti yang dikutip oleh Soeharto dkk (1987:51-

52) dalam buku pelajaran seni musik menuliskan bahwa Mahillon-Sach-

Hornbostel telah mengelompokkan alat-alat musik berdasarkan sumber

bunyinya diantaranya adalah :

1) Ideofon : alat musik yang sumber bunyinya berupa badan dari alat

itu sendiri. Contoh : Gong, Angklung, Kolintang, Kentongan.

2) Aerofon : Alat musik yang sumber bunyinya berupa aero atau

udara. Contoh : Seruling dan Terompet.

3) Membranofon : Alat musik yang sumber bunyinya berupa

membran atau selaput kulit. Contoh : Kendang, Rebana dan Tifa.

4) Kordofon : Alat musik yang sumber bunyinya berupa kord, tali

atau dawai. Contoh : Rebab, Sasando dan gitar akustik.

Penelitian ini membahas proses pembuatan alat musik sape’ kayaan di

Mendalam Kabupaten Kapuas Hulu. Apabila dilihat dari sumber bunyi, bahan

yang digunakan, peralatan yang dipakai sampai proses pengerjaannya,

pembuatan alat musik sape’ tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan gitar

akustik.

Menurut Williams (1986: 1), proses pembuatan alat musik gitar

akustik di mulai dari pemilihan bahan baku, peralatan yang digunakan, cara

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

8

memproduksi, finishing dan sistem pelarasan, sama seperti proses pembuatan

alat musik sape’ kayaan yang juga dimulai dari pemilihan bahan baku, alat

yang digunakan, cara memproduksi, finishing dan sistem pelarasan.

a. Pemilihan Bahan Baku

Kayu merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk

membuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan

sape’. Menurut Pearson dkk (dalam skripsi Rizky Firmansyah 2006: 3),

penggunaan kayu sebagai alat musik telah dikenal sejak 2500 SM, hal ini

disebabkan karena kayu memiliki karakter unik dan cocok untuk dijadikan

bahan baku pembuatan alat musik berdawai.

Menurut Kollman dkk (1968), kualitas suatu alat musik akan sangat

dipengaruhi oleh kayu yang digunakan. Selain konstruksi dan proses

Finishing, fungsi utama dan kualitas pemancaran suara suatu alat musik

dipengaruhi keseragaman struktur kayu, kerapatan serat kadar air kayu.

Menurut Brown (1952) persyaratan kayu sebagai bahan baku adalah jenis

kayu yang memiliki perbandingan elastisitas (kelenturan) yang tinggi terhadap

masa jenis atau kerapatannya, namun demikian kekuatannyapun sangat

penting karena dapat mempengaruhi suara yang dihasilkan.

Besarnya nilai kadar air pada kayu dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan dimana kayu itu digunakan, terutama suhu dan kelembaban relatif.

Menurut Oey Djoen Seng (1964), besarnya kadar air pada kayu juga

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

9

tergantung dari keadaan iklim setempat, di Indonesia berkisar antara 12

hingga 20%.

Kayu tidak boleh memiliki mata (motif yang menyerupai mata yang

sering dijumpai pada kayu-kayu olahan), dan kayu tidak boleh busuk. Tekstur

kayu yang dipilih memiliki serat yang teratur, padat, halus, kuat dan ringan.

Kualitas kayu yang baik untuk bahan baku alat musik ditentukan oleh tiga

sifat kayu, yaitu:

1) Sifat akustik kayu adalah kemampuan suatu kayu untuk

meneruskan suara, hal ini berkaitan dengan elastisitas kayu. Suatu

kayu dapat bergetar bebas dan mengeluarkan suara yang tinggi

tergantung pada frekwensi alami dari kayu tersebut. Frekwensi ini

ditentukan oleh kerapatan, elastisitas dan ukuran dari kayu

tersebut.

2) Sifat Resonansi kayu adalah turut bergetarnya kayu dengan adanya

gelombang suara, karena kayu memiliki sifat elastis maka kualitas

nada yang dikeluarkan kayu akan sangat baik.

3) Sifat sustained kayu adalah kemampuan kayu untuk menghasilkan

nada yang panjang dan beragam, hal ini tergantung pada

kemampuan kayu untuk dapat bergetar sepanjang mungkin.

Teknik memotong kayu harus memperhatikan tekstur serat dari kayu,

ini bertujuan supaya mendapatkan kualitas kayu yang terbaik. Menurut

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

10

Williams (1986: 3), teknik memotong kayu adalah kayu dipotong menjadi

empat bagian berlawanan dengan serat kayu.

Gambar 1: Teknik membelah kayu

(Williams, 1986 : 3)

b. Peralatan

Peralatan digunakan untuk memudahkan pengerjaan dalam membuat

instrumen musik diperlukan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis bahan

yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap

lama, tidaknya proses pembuatan dan baik tidaknya kualitas sebuah

instrumen.

Sape’ adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu, tentu peralatan

yang digunakan pada proses pengerjaan alat musik sape’ juga harus peralatan

yang dipakai untuk pengolahan kayu. Terdapat beberapa peralatan yang

digunakan untuk mengolah kayu yaitu :

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

11

1) Planer, biasa disebut dengan ketam atau pasra, alat ini berfungsi

untuk membentuk, meratakan, dan menghaluskan permukaan

kayu.

2) Circular saw, alat ini lebih dikenal dengan sebutan mesin gergaji

bundar atau sirkel, digunakan untuk memotong bahkan membelah

bahan kayu. Mata gergajinya bisa juga diganti menyesuaikan

dengan kebutuhan, misalnya untuk memotong atau membelah

masing-masing menggunakan mata gergaji yang berbeda atau

dengan mata gergaji kombinasi yang bisa digunakan untuk

keduanya.

3) Hand Grinder, disebut mesin gerinda berfungsi untuk meratakan

permukaan kayu dan membentuk detail cekung pada bagian kayu.

4) Mesin router, biasa juga disebut mesin pingul berperanan penting

dalam hal pemasangan binding dan berfungsi untuk membuat

lubang-lubang tertentu.

5) Kaoto, berfungsi sebagai pembentuk bagian-bagian yang tidak

bisa dijangkau dengan alat ketam.

6) Tatah/pahat, alat untuk menorah atau melubangi kayu.

7) Bor, alat ini digunakan untuk pekerjaan membuat lobang-lobang

pada bahan dengan menyesuaikan diameter dan ukuran mata bor

yang digunakan.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

12

8) Amplas kayu, bermacam-macam ukuran dari yang paling kasar

sampai yang paling halus digunakan untuk menghaluskan

permukaan kayu.

9) Alat pengukir kayu, alat pengukir kayu berupa pahat dengan

berbagai macam ukuran, fungsinya untuk mengukir kayu.

c. Sistem Pelarasan

Sistem pelarasan merupakan kegiatan menentukan frekwensi nada

yang akan digunakan pada instrumen musik. Alat musik sape’ adalah alat

musik petik dimana frekwensi nadanya di tentukan oleh getaran senar yang

ditekan pada lasar (fret) papan sape’.

Getaran setiap senar bervariasi tergantung dari kerapatan linear,

panjang, dan tegangan senar. Semakin besar linier density, semakin pelan

getarannya senar. Semakin panjang senar, semakin pelan getarannya. Jadi

senar akan bergetar pada frekwensi tertentu yang ditentukan oleh Panjang

senar, Jumlah tegangan pada senar, Masa senar, dan Keelastisan material

senar, di bawah ini adalah tabel Sistem Perhitungan konstan menentukan

posisi fret pada Fingerboad dalam satu oktaf yaitu :

Nut ke Fret No

Jarak dari Nut atau Fret

sebelumnya

(centimeter)

Sisa panjang bentang

17,817

Jarak dari Nut atau Fret

sebelumnya

(centimeter)

1 3,63 Panjang bentangan

17,817

64,6

17,817

3.62575

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

13

2

3

3,43

3,32

(64.6 – 3.62575)

17,817

(60.975425 – 3.42225)

17,817

60.975425

17,817

57.552

17,817

3.42225

3.23017

4 3,05 (57.552 – 3.23017)

17,817

54.3503

17,817

3.05047

5

6

2,88

2,72

(54.3503 – 3.05047)

17,817

(51.29983 – 2.87926)

17,817

51.29983

17,817

48.42057

17,817

2.87926

2.71766

7 2,57 (48.42057 – 2.71766)

17,817

45.70291

17,817

2.56512

8

9

2,42

2,29

(45.70291 – 2.56512)

17,817

(43.13779 – 2.42115)

17,817

43.13779

17,817

40.71664

17,817

2.42115

2.28526

10 2,16 (40.71664 – 2.28526)

17,817

38.43138

17,817

2.15700

11 2,04 (38.43138 – 2.15700)

17,817

36.27438

17,817

2.03594

12

13

1,92

1,81

(36.27438 – 2.03594)

17,817

(34.23844 – 1.92167)

17,817

34.23844

17,817

32.31677

17,817

1.92167

1.81381

Ukuran Jarak Fret Fingerboard (Idustri Home Gitar Ratmajaya)

d. Teknik Ukir Kayu

Ukir kayu menurut Muhajirin (2010: 16) adalah cukilan berupa

ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung, saling

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

14

jalin-menjalin, berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan

suatu hiasan. Semula ukiran merupakan ornamen sederhana yang diterapkan

dengan sistem gores dan tempel pada tanah liat, batu atau kayu dengan alat

yang sangat sederhana pula, yang selanjutnya berkembang sampai sekarang

menjadi ukiran yang beraneka ragam coraknya.

Penggunaan salah satu peralatan utama untuk mengukir kayu adalah

pahat ukir kayu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhajirin (2010: 17) :

“Peralatan untuk mengukir kayu dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu Alat pokok dan alat pembantu. Alat Pokok terdiri dari satu set pahat ukir ( sepuluh buah pahat penyilat / mata pahat lurus, 20 buah pahat penguku / mata pahat melengkung seperti kuku ditambah 3 buah pahat pengot dan 3 buah pahat kol), palu kayu ganden, meja, dingklik.”

Gambar 2 : Satu set pahat ukur

(Muhajirin, 2010: 18)

Teknologi kerja ukir kayu memerlukan perlengkapan yaitu meja kerja

sebagai tempat landasan untuk mengukir dan kursi sebagai tempat duduk

untuk kerja supaya mendapatkan kenyamanan dalam kerja ukir, penerangan

ruangan, sistem sirkulasi udara (ventilasi ruangan). Ruangan harus memadai,

sehinga dengan kelengkapan tersebut diatas akan didapatkan situasi kerja

yang nyaman.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

15

Penelitian ini membahas tentang proses pembuatan dan teknik

permainan alat musik sape’ kayaan di Mendalam Kabupaten Kapuas Hulu.

Teori-teori yang dijabarkan diatas berfungsi untuk mendukung penelitian

terutama pada pembahasan proses pembuatan alat musik sape’ kayaan.

2. Teknik Permainan Alat Musik

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “teknik” diartikan sebagai

cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 1953: 122),

sedangkan Permainan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Poerwadarminta, 1991: 641) adalah suatu pertunjukan dan tontonan. Menurut

Soewito (1996: 13) alat musik adalah alat yang digunakan untuk

menghasilkan bunyi atau suara dalam menampilkan suatu produk kesenian.

Pengertian diatas dapat diartikan bahwa teknik permainan merupakan

gambaran mengenai pola atau cara yang dipakai dalam mempertunjukkan

suatu karya seni musik berdasarkan cara memainkan instrument sehingga

menghasilkan suatu komposisi musik atau harmonisasi yang bermakna.

Secara teknik permainan alat musik sape’ memiliki kesamaan dengan

teknik permainan pada gitar, ini terlihat dari teknik-teknik yang digunakan

pada permainan alat musik sape’ seperti posisi badan, posisi jari, dan produksi

nada.

a. Posisi Badan

Posisi badan pada saat bermain alat musik dapat mempengaruhi

keadaan fisik trutama tangan kiri dan tangan kanan, hal ini dapat berakibat

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

16

terhadap kualitas permainan alat musik seseorang. Posisi badan yang benar

akan mempengaruhi kedua tangan sehingga tangan dalam keadaan

bebas/rileks tidak menanggung beban, sehingga gerakan jari tangan lebih

leluasa dan maksimal pada saat bermain alat musik.

b. Posisi Jari

Posisi jari kiri dan jari kanan pada saat bermain alat musik dapat

mempengaruhi kualitas produksi nada yang dihasilkan. Posisi jari yang benar

akan mempengaruhi kecepatan, ketepatan, dan kerapian jari pada saat

memproduksi nada.

c. Produksi Nada

Produksi nada merupakan teknik yang dipakai untuk menghasilkan

suara yang baik. Terdapat beberapa teknik yang dipakai untuk memproduksi

nada, diantaranya adalah Legato Vibrato/slur, slide, dan staccato.

1) Teknik Legato Vibrato

Menurut Wicaksono dkk (2010: 5), Teknik legato vibrato

lebih dikenal dengan sebutan slur. Ada dua macam teknik slur,

yaitu slur turun dan slur naik.

Slur turun

Slur naik

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

17

Cara memainkan slur yaitu dengan menekan dan memetik

nada pertama kemudian menekan nada yang kedua tampa harus

memetik. Dua buah nada yang berbeda dimainkan dengan teknik

slur jika ditandai dengan adanya garis lengkung ( ) di atas

atau di bawah nada-nada tersebut.

2) Teknik Slide

Teknik slide adalah teknik menekan senar jari kiri dengan

cara menyeret ke nada yang akan dituju. Ada dua macam teknik

slide, yaitu slide turun dan slide naik. Dua buah nada yang berbeda

dimainkan dengan teknik slide jika ditandai dengan adanya garis

lurus ( ) di kedua nada tersebut.

Slide naik

Slide turun

3) Teknik Staccato

Staccato pada dasarnya adalah bunyi nada yang dimainkan

dengan durasi pendek. Staccato dimainkan jika ditandai dengan

adanya tanda titik ( . ) di atas nada-nada tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

18

Staccato

d. Tangganada

Tangganada menurut Abdi Guru (2007: 63) terdiri dari nada-nada

yang bertingkat-tingkat tingginya. Dapat dipahami bahwa tangganada adalah

sekumpulan nada-nada yang memiliki tingkat tinggi yang berbeda. Antar

nada-nada terdapat jarak tertentu, diantaranya ½, 1 dan 1 ½.

Menurut Takari (2010: 21), menyatakan bahwa Varitas-varitas umum

tangganada pentatonik adalah menggunakan interval sekunder mayor dan Ters

minor dan tidak menggunakan jarak setengah (anhemionik). Salah satu

contohnya adalah menggunakan nada anggota C - D - E - G – A. Menurut

Takari (2010: 21) penyebaran tangganda pentatonik meliputi daerah seperti

Cina, India, Timur Tengah, Korea, Pulau Formosa, Kepulauan Ruyukyu,

Indonesia, dan Eropa Timur dan lainnya.

Tangganada yang dikenal selama ini, selain tangganada pentatonik,

yaitu tangganada diatonik. Menurut Abdi Guru (2007) : Tangganada diatonik

biasa dipakai dalam musik popular saat ini, yang memiliki tujuh nada dengan

jarak ½ dan 1. Tangganada diatonik ada dua macam yaitu diatonik mayor dan

diatonik minor. Dibawah ini adalah contoh tangganada diatonik mayor dan

minor.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

19

1 1 ½ 1 1 1 ½ Tangganada diatonis mayor (nada dasar C / natural)

1 ½ 1 1 ½ 1 ½ Tangganada diatonis minor (nada dasar A / natural)

3. Alat Musik Sape’

Menurut Lawing (2003: 269) mengatakan bahwa:

"The sambi’ is a type of kecapi (lute) with at least three strings and but it may have up to four or five strings depending on its origins. In other Kenyah languages, it is known as sampe’, and in Kayan it is called sape’.

Sambi’ adalah alat musik sejenis kecapi, memiliki tiga buah senar atau

bahkan empat sampai lima senar, tergantung daerah asalnya. sambi' dalam

bahasa Kenyah disebut sampe', sedangkan dalam bahasa Kayaan disebut

sape'. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sape' adalah nama untuk alat musik petik

yang berasal dari suku Dayak Kayaan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

20

Sambi'

(Lawing, 2003: 270)

Menurut Saprianus Gunung dan Dasius Simu (wawancara di desa

Datah Diaan tanggal 28,02,2012), Terdapat dua macam jenis sape’ yang

dikenal oleh masyarakat dayak Kayaan di Mendalam Kabupaten Kapuas

Hulu, yaitu sape’ kayaan dan sape’ kenyah. Sape’ kayaan memiliki dua senar

sedangkan sape’ Kenyah memiliki tiga senar. Penggunaan kedua jenis alat

musik tersebut tidak memiliki batasan karena Kayaan dan Kenyah berasal dari

satu rumpun yang sama.

4 . Letak Geografis Kabupaten Kapuas Hulu

Menurut data yang diperoleh dari RPJM (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah) Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2010, kedudukan geografis

Kabupaten Kapuas Hulu dalam konteks wilayah Propinsi Kalimantan Barat

dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun secara astronomis, Kabupaten Kapuas

Hulu yang berada pada bagian wilayah paling Timur Propinsi Kalimantan

Barat terletak pada koordinat 0°5 Lintang Utara sampai 1°4 Lintang Selatan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

21

dan diantara 111°40 sampai 114°10 Bujur Timur. Pada bagian Utara wilayah

ini berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak (Malaysia Timur), sementara

sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah dan

Kalimantan Timur. Sedangkan sebelah Barat dan Selatan Kabupaten Kapuas

Hulu berbatasan langsung dengan Kabupaten Sintang.

Gambar 3 : Peta Kabupaten Kapuas Hulu (RTRW Kabupaten Kapuas Hulu

Tahun 2003-2013)

Posisi Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke Timur,

dengan jarak terpanjang kurang lebih 240 km dan melebar dari Utara ke

Selatan kurang lebih 126,70 km. Sementara jarak dari Pontianak sebagai

Ibukota Propinsi Kalimantan Barat hingga Putussibau sebagai Ibukota

Kabupaten Kapuas Hulu adalah kurang lebih 657 km melalui jalan darat dan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

22

kurang lebih 842 km melalui sungai Kapuas serta sekitar 1¼ jam penerbangan

menggunakan Pesawat Udara DAS atau Merpati dari jenis Fokker.

Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu dari 12 (dua belas)

kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat, memiliki luas wilayah sekitar 29.842

km² yang secara administratif sejak Januari 1997 terbagi menjadi 23 wilayah

kecamatan dengan 148 desa dan 4 kelurahan. Ini berarti Kabupaten Kapuas

Hulu mencakup 20,33% luas wilayah propinsi dan sekaligus merupakan

kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Ketapang yang luasnya sekitar

35.809 km².

Luas Wilayah Kabupaten Kapuas Huliu (Kabupaten Kapuas Hulu Dakam

Angka 2003

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

23

5. Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu

Penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu terdiri dari tiga suku besar

sesuai urutan jumlah penduduknya yaitu, Dayak, Melayu, Tioghoa. Di

samping ketiga suku besar diatas terdapat beberapa suku pendatang seperti,

Jawa, Sunda, Madura, Batak, Minangkabau, Bugis dan Bali.

Suku Dayak merupakan suku terbesar di Kabupaten Kapuas Hulu,

suku dayak terbagi menjadi beberapa sub suku yang tersebar di seluruh

Kabupaten Kapuas Hulu. Terdapat beberapa pembagian dan penggolongan

sub suku dayak menurut versi dari para penulis, antara lain Menurut

Mallinckroot (1928:14-49), mantan controleur pada masa kolonial Belanda

bahwa di Kalimantan terdapat 6 rumpun suku Daya atau silsilah yang

digunakan stammenras9 yaitu, Stammenras Kenya-Kayaan-Bahau,

Stammenras Ot Danum, Stammenras Iban, Stammenras Moeroet, Stammenras

Klemantan, Stammenras Poenan.

Menurut Riwut (1979: 213-241) terdapat 7 pembagian besar suku

Dayak yaitu, Dayak Ngaju, Dayak Apu Kayaan, Dayak Iban dan Heban atau

Dayak Laut, Dayak Klemantan atau Dayak Darat, Dayak Murut, Dayak

Punan, Dayak Ot Danum.

Penggolongan suku Dayak yang dibuat oleh para penulis di atas,

cukup memberikan informasi bahwa suku Dayak terdiri dari banyak suku-

suku di mana bahasa, adat dan budaya satu sama lain berbeda, walaupun

terdapat banyak persamaan pada substansi yang diatur dalam budaya dan

kesenian.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

24

6. Suku Dayak Kayaan di Mendalam

Menurut Yampolsky (1997: 10) menjelaskan bahwa:

"kayan mendalam come from a group of kayan who live on the mendalam river in west kalimantan, east of putussibau. a branch of the prominent kayan group of central borneo, whose origin is in the apau kayan region (that is, the upper reaches of the kayan river) in east kalimantan near the border with sarawak, they migrated to the mendalam probably sometime in the eighteenth century".

Kayaan Mendalam adalah sekelompok suku dayak yang tinggal di

sungai Mendalam Kalimantan Barat, timur Putussibau. Dayak kayaan di

Mendalam awalnya berasal dari wilayah Apau Kayan yaitu daerah hulu sungai

kayan di timur kalimantan berbatasan dengan Sarawak. Sebelum abad ke-15,

orang Kayaan yang telah menetap di Brunei bermigrasi ke wilayah pedalaman

Kalimantan, Ada yang menetap di sekitar gunung Murut dan sungai Baram

(Apo Duat), dan ada juga yang ke wilayah Usun Apau (sekitar sungai Tinjar

dan Baluy).

Gelombang migrasi selanjutnya terjadi dari abad 16-18, di mana orang

Kayaan memasuki lalu mendiami Apau Kayaan, sungai Kayaan dan sungai

Bahau. Gelombang migrasi terakhir terjadi selama abad ke-18 hingga abad ke-

20, di mana mereka menganeksasi wilayah-wilayah baru seperti sungai

Malinau, sungai Sesayap, sungai Segah, sungai Kelinjau, sungai Telen dan

Wehea, sungai Belayan, sungai Mahakam, dan sungai Mendalam. Tetapi ada

juga orang Kayaan yang berbalik arah ke Sarawak lalu menetap di sekitar

sungai Baleh, sungai Baluy, sungai Tinjar dan sungai Baram. Di Kabupaten

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

25

Kapuas Hulu suku dayak Kayaan mendiami daerah sungai Mandalam

Putussibau Utara.

B. Penelitian yang Relevan

1. Hesty Prasetyo ( Jurusan Pendidikan Seni Musik Fbs. UNY, 2003) dengan

fokus penelitian pada pembuatan alat musik Krumpyung. Hesty dalam

penelitian yang berjudul” Alat Musik Krumpyung Di Dusun Tegiri II

Desa Hargowilis Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Kulon Progo”

mempermasalahkan proses pembuatan Krumpyung yang mempunyai

kualitas baik dilihat dari segi pemilihan bahan, penggunaan alat, proses

pengerjaan, finishing, dan perakitannya.

2. Misra Yanti DN dalam penelitiannya Organologi Alat Musik Pui Puik

Sarunai (2004 UNY). Dalam penelitiannya membahas tentang organology

dan bentuk permainan Pui Puik di Desa Timbulun Painan Timur

Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.

3. Bayu Erlangga dalam penelitiannya Teknik Permainan dan Aransemen

Angklung ”Padaeng” (2011 UNY). Dalam penelitiannya membahas

tentang beberapa bentuk teknik permainan angklung Padaeng. Penelitian

di atas mendeskripsikan bagaimana cara memainkan angklung Padaeng.

Angklung Padaeng memiliki karakter suara atau nada tersendiri hingga

cara atau teknik memainkannya sedikit berbeda.

Penelitian diatas relevan dan mendukung dengan penelitian yang

dilakukan peneliti dengan judul ”Proses Pembuatan dan Teknik Permainan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/8246/3/BAB 2-05208244017.pdfmembuat alat musik seperti gitar, biola, gendang, gambus, kecaping dan sape’. Menurut ... yang

26

Alat Musik Sape’ Kayaan di Mendalam Kabupaten Kapuas Hulu”.

Pembahasan penelitian diatas terdapat persamaan dengan penelitian ini, yaitu

membahas tentang proses pembuatan dan teknik permainan, namun terdapat

perbedaan pada objek penelitiannya. Kegunaan ketiga penelitian diatas untuk

penelitian ini adalah untuk mendukung teori-teori yang digunakan pada

penelitian ini trutama pada proses pembuatan dan teknik permainan alat

musik.