bab ii kajian pustaka -...

15
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam 1. IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks.Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan. 2. IPA Sebagai Proses Yang dimaksud dengan proses di sini adalah proses mendapatkan IPA. IPA disusun dandiperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA adalah metode ilmiah. Sepuluhketerampilan proses meliputi : observasi,klasifikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variable, merencanakan dan melaksanakan penelitian, inferensi, aplikasi dan komunikasi. 3. IPA Sebagai Pemupukan Sikap Makna sikap pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alamsekitar. Ada Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD/MI,yaitu : sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berfikir bebas, sikap kedisiplinan diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan,(Sri Sulistyorini, 2007:9-10) 2.1.2 Definisi Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang dapat dirumuskan kebenarannya secara empiris. Adapun definisi Ilmu Pengetahuan Alam menurut beberapa ahli :

Upload: lycong

Post on 10-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

1. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu

dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku

teks.Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak

didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar

merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan.

2. IPA Sebagai Proses

Yang dimaksud dengan proses di sini adalah proses mendapatkan IPA. IPA disusun

dandiperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA adalah metode

ilmiah. Sepuluhketerampilan proses meliputi : observasi,klasifikasi, interpretasi,

prediksi, hipotesis, mengendalikan variable, merencanakan dan melaksanakan

penelitian, inferensi, aplikasi dan komunikasi.

3. IPA Sebagai Pemupukan Sikap

Makna sikap pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah

terhadap alamsekitar. Ada Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat

dikembangkan pada anak usia SD/MI,yaitu : sikap ingin tahu, sikap ingin

mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap

tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berfikir

bebas, sikap kedisiplinan diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa

melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan,(Sri Sulistyorini,

2007:9-10)

2.1.2 Definisi Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang dapat

dirumuskan kebenarannya secara empiris. Adapun definisi Ilmu Pengetahuan Alam

menurut beberapa ahli :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

6

1. Fisher

Science adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang berdasarkan observasi.

2. Nash

Nash seorang ahli kimia, menekankan bahwa science adalah suatu proses atau suatu

cara untuk meneropong dunia.

2.1.3Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)

secara terperinci adalah:

1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,

2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat,

4. mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan, dan

6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

2.1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu

kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan

penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah,

sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif

sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang

sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

7

Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,

hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda

atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan

perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua

aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh

pemahaman atau penemuan konsep IPA.

2.1.5 Fungsi Dan Manfaat IPA

Untuk mengenal apa IPA itu, kita juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya.

Dari berbagai pustaka dapat dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:

1. Membangun pola berpikir

Dapat kita simak dari fakta sejarah, bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir

manusia yang berkembang dari zaman ke zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga

dapat membangun pola berpikir manusia dengan ciri-ciri khusus.

2. Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam

Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu :

a. Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objek

b. penelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.

c. Logis, artinya dapat diterima oleh akal.

d. Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak

jelas tata urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula

bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih

dalam arti berlawanan satu dengan yang lain.

e. Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu

terjadi.

f. Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:

Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika,

Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran

hasil pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

8

Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan

kecermatan pengukuran.

Sedangkan maanfaat IPA sendiri adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah antara

lain:

a. sikap ingin tahu (curiousity)

b. sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

c. sikap kerja sama (cooperation)

d. sikap tidak putus asa ( perseverance)

e. sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness)

f. sikap mawas diri (sel f cr i t ism)

g. sikap bertanggung jawab (responsibility)

h. sikap berpikir bebas (independence in thinking)

i. sikap kedisiplinan diri (sel f disc ip l ine)

2.1.6Pendekatan Pembelajaran IPA ( Sains )

Menurut Kurikulum KBK (2004) pendekatan pembelajaran IPA meliputi :

1. Pendekatan Belajar Aktif

Pendekatan belajar aktif yaitu pembelajaran yang menekankan aktivitas

siswasecara fisik, intelektual, dan emosional untuk memperoleh hasil belajar

yang maksimal, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

2. Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui konsep dari

beberapa mata pelajaran yang dapat memberikan pengertian kebermaknaan dari

konsep yang bersangkutan.

3. Pendekatan Kontruktifis

Pembelajaran IPA secara kontruktifis merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran di

kelas melalui tiga fase yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi

konsep. Melalui tiga fase ini, siswa dibimbing membentuk pemahamannya.

4. Pendekatan Realistik

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

9

Pembelajaran IPA realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertitik

tolak dari hal-hal yang riil bagi siswa, menekankan keterampilan proses,

berdiskusi dan berkolaborasi.berargumentasi dengan teman sekelas sehingga

mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan IPA untuk

menyelesaikan masalah, baik secara individu maupun kelompok.

Dari pendapat diatas dapat di artikan IPA adalah teoritis diperoleh

dengan metode khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil

observasi dan eksperimen tentang gejala alam dan berusaha mengembangkan

rasa ingin tahu tentang alam serta berperan dalam memecahkan menjaga dan

melestarikan lingkungan

2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan atau dikuasai siswa

sebagai hasil pembelajaran (Nasution 1999).Menurut Darsono (2001) faktor-faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran dan hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh

pehatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan

merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.

2. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis bertujuan pada suatu obyek.

Pehatian ini timbul karena adanya sesuatu yang menarik sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

3. Motivasi

Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu

aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

mendorong orang melakukan kegitan tertentu untuk mencapai tujuan.

4. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses

pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa terlihat aktif berperan.

5. Mengalami sendiri

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

10

Dalam melakukan sesuatu sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih

mendalam.

6. Pengulangan

Adanya latihan-latihan akan berarti bagi siswa untuk lebih meningkatkan

kemampuan dan pemahaman materi.

7. Balikan dan Penguatan

Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun

guru.Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa

yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar.

8. Perbedaan individual

Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun pebedaan tingkat kemampuan

dan minat belajar memerlukan perhatian khusus agar perkembangan siswa

tetap berlangsung baik sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang

datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1)

jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga

(cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah

(metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,

keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil belajar

siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting dalam

mempengaruhi hasil belajar siswa.Untuk itu, Guru harus memiliki kompetensi

dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru sebaiknya

mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi inkuiri, praktikum,

game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

11

mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar, motivasi

tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal.

Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut

baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor)

maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh

adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.

Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar mengajar (Anni et

al. 2006) yaitu:

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan,

kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang mencakup

yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan

(application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan penilaian (evaluation).

b. Ranah afektif

Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam

ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding),

penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola

hidup.

c. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.

Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set),

gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian (adaption), dan kreativitas.

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas

merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian

keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya

sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi

yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

12

penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and

pen), dan penilaian sikap.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas (Anni 2004) . Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku

belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap,

pengamatan, dan kemampuan. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses

pembelajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajar itu

sendiri. Hasil belajar adalah informasi tentang kemajuan dalam upaya mencapai

tujuan siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu,

untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitan dan

menyarankan kegiatan remidial atau perbaikan.

Dari uraian diatas dapat dikaji bahwa hasil belajardapat merubah perwujudan

perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan,

sikap, pengamatan, dan kemampuan.sehingga guru sebagai anggota sekolah

memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus

memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka

guru sebaiknya mampu memvariasikan metode

Dapat disimpulkan hasil belajar dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan

gembira, bebas, aktif, dan produktif, sehingga kendala psikologis yang sering

menghambat siswa seperti rasa enggan, takut, malu dapat teratasi.sehingga

kemampuan siswa dapat meningkat yang berpengaruh pada hasil ketuntasan hasil

yang meningkat juga.

2.3 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitik

beratkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang

berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Metode pembelajaran ini dapat diartikan

sebagai srategi pembelajaran yang terstruktur. Siswa diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,

seperti menjelaskan kepada siswa lain, menghargai pendapat teman, berdiskusi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

13

dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya

(Handayani 2007).

Hindarto dan Anwar (2007), menyatakan bahwa pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktivitas dan keterampilan berproses adalah model pembelajaran

kooperatif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Winarno dalam Hindarto dan Anwar

(2007) yang menyimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan pendekatan

pembelajaran yang efektif di sekolah menengah dan baik diterapkan dalam setiap

pembelajaran.

Muslim dalam Putra (2006), untuk mencapai hasil maksimal unsur-unsur

pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Unsur-unsur dalam pembelajaran

kooperatif, yaitu:

a. Siswa dalam kelompoknya bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompok seperti milik mereka sendiri.

b. Siswa haruslah mengetahui bahwa mereka memiliki tujuan sama.

c. Siswa berbagi kemampuan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama dalam proses belajarnya.

d. Siswa akan diminta pertanggungjawaban secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Tugas kelompok dapat paralel atau komplementer. Tugas paralel berarti semua

kelompok mendiskusikan/membahas topik yang sama atau mengerjakan tugas yang

sama. Hasil diskusi atau pekerjaan tugas kelompok dibawa dalam diskusi kelas,

kemudian dibandingkan satu dengan yang lain untuk disimpulkan bersama. Tugas

komplementer berarti masing-masing kelompok mendapat satu topik atau satu tugas

yang berbeda dengan topik atau tugas yang diberikan pada kelompok lain. Setiap

kelompok dalam diskusi kelas akan mendapat tugas yang berbeda, tetapi masing-

masing topik atau tugas itu masih merupakan satu kesatuan dalam keseluruhan materi

pelajaran. Masing-masing kelompok memberikan laporan, sehingga siswa dalam

kelompok lain akan memperoleh informasi mengenai bagian materi pelajaran yang

tidak langsung mereka hadapi. Bagian-bagian itu dihubungkan satu sama lain dalam

pembahasan kelas, sehingga saling melengkapi membentuk satu kesimpulan dari

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

14

keseluruhan materi yang dipelajari (Djamarah & Zain 2006).Tugas yang akan

diterapkan dalam penelitian ini adalah tugas kelompok komplementer.

Roger dan David Johnson dalam Lie (2004) mengatakan bahwa tidak semua

kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning. Ada lima unsur model

pembelajaran gotong royong harus diterapkan untuk mencapai hal yang maksimal,

yaitu sebagai berikut;

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan pembelajaran.

b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan positif. Jika

tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur strategi pembelajaran yang

sesuai, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan

yang terbaik.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.

Kegiatan interaksi ini dapat membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota. Inti dan sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan

berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu

mengajarkan cara-cara berkomunikasi.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi

proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja

sama dengan lebih efektif.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

15

2.4 Pengertian Pembelajaran Cooperative script

Cooperative script merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu siswa

dengan strategi belajar ini akan bekerja berpasangan dan secara lisan menerangkan

bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah dalam pembelajaran strategi

cooperative script adalah sebagai berikut;

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b. Guru membagikan wacana atau materi bahan pelajaran dan lembar diskusi

berupa Lembar Diskusi Siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara

dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara menjelaskan materi yang telah diterima kepada pendengar. Sementara

pendengar menyimak, mengoreksi dan menanyakan bagian-bagian tertentu yang

belum dipahami.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, kemudian melakukan kegiatan yang sama seperti di atas.

f. Guru memberikan kesimpulan (Kiranawati 2007).

Pembelajaran kooperatif dengan strategi cooperative script mempunyai

keungulan sebagai berikut;

a. Meningkatkan ketelitian dan kecermatan siswa serta tanggung jawab

perseorangan.

b. Memperdalam pemahaman terhadap materi atau bahan pelajaran

c. Setiap siswa akan mendapat peran masing-masing sehingga mempunyai

kesempatan untuk menjelaskan suatu bagian materi atau bahan pelajaran pada

teman satu kelompoknya.

d. Meningkatkan keberanian untuk mengungkapkan kesalahan orang lain secara lisan

dan menyampaikan pendapat kepada orang lain. Saling memahami adanya

perbedaan individu, karena masing-masing siswa memiliki tingkat ketelitian dan

pemahaman yang heterogen (Kiranawati 2007).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Manchine et all. (1998) tentang analisis

pembelajaran strategi cooperative script yang telah dilakukan pada kelas pendidikan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

16

psikologi menunjukkan bahwa pembelajarannya menjadi efektif dan dapat

meningkatkan pembelajaran secara optimal.

Script Cooperative ( Dansereau Cs., 1985 )

Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan

mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-Langkah :

1. Guru mengelompokan siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara

dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara menjelaskan materi yang telah diterima kepada pendengar

5. Bertukar peran

6. Guru memberikan kesimpulan

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

cooperative script ini adalah model yang menekankan pada aktivitas dan interaksi

siswa untuk saling memotivasi , membantu,menjadi tutor sebaya dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal secara individu,melalui kerja tim

atau kelompok.

2.6 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang relevan

a) Nurdiansah, Dia. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model

Cooperative Script Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Ketuntasan Hasil Belajar

Pada Siswa

Kata Kunci: Cooperative script, Kemampuan berpikir kritis, Hasil belajar

Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menyiapkan siswa agar

memiliki hubungan sosial yang sehat akhir-akhir ini banyak dikembangkan melalui

pembelajaran kooperatif.Salah satunya adalah cooperative script. Sejumlah studi

tentang cooperative script ini telah konsisten menemukan bahwa siswa yang belajar

dengan cara ini dapat belajar dan mengendapkan materi lebih banyak daripada siswa

yang membuat ringkasannya sendiri atau mereka yang hanya sekedar materi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

17

pelajaran itu. Ada suatu hal yang menarik, siswa mendapatkan peningkatan hasil

belajar dari aktivitas ini, peningkatan yang lebih besar diperoleh untuk bagian materi

saat siswa mengajarkan bagian materi itu kepada pasangannya daripada materi saat

siswa berperan sebagai pendengar (Spurlin, dkk dalam Nur & Wikandari, 2004).

b) KUSMIATI RIRIN,(2009). MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

Kata kunci: Cooperative Script, Motivasi, dan Hasil Belaja

Melihat masih banyaknya penerapan pembelajaran yang bersifat konvensional maka

perlu diadakannya pembaharuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran,

khususnya pembelajran IPA. Maka perlu diterapkan suatu strategi yang

konstruktivistik.Konstruktivistik sendiri merupakan pembelajaran yang menggali

pengetahuan dan pemahaman awal peserta didik terhadap konsep tertentu. Salah

satu pembelajaran yang konstruktivistik adalah pembelajaran Cooperative Script.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar

siswa dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Script dan mengetahui

peningkatan hasil belajara siswa dalam penerapan model pembelajaran Cooperative

Script

Hasil penelitian sebelum dan sesudah dikenai model pembelajaran Cooperative Script

menunjukkan prosentase rata-rata motivasi belajar dari kelima elemen motivasi, yaitu

tekun menghadapi tugas, minat, mandiri, percaya diri, dan senang memecahkan

masalah mengalami peningkatan. Prosentase sebelum model pembelajaran

Cooperative Script sebesar 44,786% dan sesudah dikenai model pembelajaran

Cooperative Script sebesar 75%, yang artinya mengalami peningkatan sebesar

30,214%. Sedangkan untuk ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yaitu 32,26%;

mengalami kenaikan pada siklus II menjadi 61,29%; dan pada siklus III mengalami

kenaikan menjadi 87,096%. Hal ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif model

Cooperative Script efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa.

2.7 Kerangka berpikir

Rutinitas pembelajaran yang berlangsung di kelas, adalah pembelajaran yang berpusat

pada guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran dengan menyampaikan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

18

materi IPA melalui ceramah. Kadang-kadang saja di tengah-tengah ceramah, guru

menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa.Respon siswa

terhadap pembelajaran yang dilakukan guru, adalah mengantuk, tidak segera dapat

peduli dengan situasi yang ada baik yang diadakan oleh guru atau siswa yang lain,

sehingga siswa cenderung untuk pasif saja.Kondisi ini jika siswa diberi pertanyaan

atau tes, hasilnya tidak dapat mengerjakan secara optimal, sehingga skor yang

diperoleh rendah.

Pembelajaran dengan metode konvensional yang pada umumnya

dilaksanakan oleh guru masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa.

Guru masih dominan sehingga membuat siswa menjadi pasif. Siswa tidak mengalami

pengalaman belajar sendiri untuk mendapatkan pengalaman baru dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah, akibatnya hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi

paradigma di atas, guru mencoba menerapkan suatu model pembelajaran Cooperative

Script. Hasil yang diharapkan adalah optimal. Oleh karena itu, untuk mengukurnya

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka pengukuran dilakukan

dengan unjuk kerja dan tes formatif. Skor capaian pengukuran ini akan menunjukkan

kenaikan skor yang signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan dengan pemamntapan

tindakan yaitu mengulang kembali dengan modelCooperative Script.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3732/3/T1_262012008_BAB II.pdfAda Sembilan aspek sikap dari ilmiah yang ... dalam arti berlawanan

19

KONDISI AWAL

GURU/PENELITI

Belum menggunakan alat perga apapun dan hanya

mengguakan metdoe

ceramah saja

Kerangka berpikir

1.8 Hipotesis

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Scriptdapat meningkatkan

hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Tombo 02Kecamatan Bandar

Kabupaten BatangSemester I Tahun Pelajaran 2013/2014