bab ii kajian pustaka -...

18
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA a. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. (Iskandar, 1996: 1). Proses ilmiah tersebut antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan- gagasan. Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya. Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SD memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihafal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya. Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.

Upload: dinhdieu

Post on 13-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kajian Teori

1.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA

a. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari

pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat

dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah

fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. (Iskandar, 1996: 1).

Proses ilmiah tersebut antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-

gagasan.

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak

dapat mempelajarinya. Ide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai

dengan kemampuan anak untuk memahaminya.

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap

siswa terutama yang ada di SD memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan

sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan

sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam

setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut.

Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan

sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan

penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk

dihafal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di

atas nampaknya pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya.

Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan

menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

10

Pencapaian SK dan KD di dasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk

membangun kemampuan bekerja ilmiah dan yang di fasilitasi oleh guru.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA di

SD adalah ilmu pelajaran di SD yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan

dalam alam sesuai standar kompetensi lulusan siswa SD yang harus dimodifikasi, ide

dan konsep disederhanakan, dengan tujuan agar siswa SD dapat memiliki kepribadian

yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi

yang ada di alam.

b. Pembelajaran IPA

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek

alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan

perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.

Darmodjo Hendro (1991: 3) menyebutkan secara singkat IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

Purnell’s (dalam Iskandar, 1996: 2) menyatakan “Science the broad field of

human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained

by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu

Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas dan didapatkan dengan cara

observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-

aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Ada pula

yang mendefinisikan demikian : “IPA adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA”.

Bernal (dalam Darmodjo Hendro: 1991: 4) menyatakan bahwa IPA dapat

dipandang sebagai institusi, metode, kumpulan pengetahuan, suatu faktor yang

berpengaruh terhadap peningkatan produksi, salah satu faktor penting yang

mempengaruhi sikap dan pandangan manusia terhadap alam.

Dari beberapa definisi diatas pembelajaran IPA merupakan pengetahuan yang

rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya yang didapatkan

dengan cara observasi dan eksperimen.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

11

c. Tujuan Pembelajaran IPA

Dalam kurikulum 2006, tujuan untuk tiap mata pelajaran yang harus dicapai

peserta didik di tingkat SD/MI didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No.23 Tahun 2006 untuk mata pelajaran IPA seperti yang dikemukakan oleh Naniek

Sulistya Wardani (2012: 32) dalam bukunya sebagai berikut.

1. Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil

pengamatannya secaraa lisan dan tertulis

2. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan

tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk hidup

dengan lingkungannya

3. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan, dan tumbuhan, serta

fungsinya dan perubahan pada makkhluk hidup

4. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya, perubahan

wujud benda, dan kegunaannya

5. Memahami berbagai bentuk energy, perubahan dan manfaatnya

6. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan

permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.

Pencapaian tujuan IPA dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi

Dasar (KD). Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di SD merupakan

standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi

acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran IPA Sekolah Dasar

Negeri Pojoksari Ambarawa kelas 5 semester II tahun 2011/2012

Kelas 5, Semester II

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

12

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bumi dan Alam

Semesta

7. Memahami perubahan

yang terjadi di alam

dan hubungannya

dengan penggunaan

sumber daya alam

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan

manusia yang dapat mempengaruhinya

7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan

lingkungan

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang

dapat mengubah permukaan bumi (pertanian,

perkotaan, dsb)

2.1.2 Aktivitas belajar

Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi

kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif,

maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. (Djamarah, 2010: 38)

Pembelajaran aktif lebih banyak melibatkan aktifitas siswa dalam mengakses

berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat

meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif

memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, seperti

menganalisis dan melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagi

fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada siswa. Siswa terlibat

secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

13

memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses

pembelajaran.

Penerapan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui

pengembangan berbagai keterampilan belajar esensial yang antara lain sebagai berikut:

(1) berkomunikasi secara lisan dan tertulis secara efektif, (2) berfikir logis, kritis, dan

kreatif, (3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan informasi, (5) pengembangan

personal dan sosial, dan (6) belajar mandiri. (Rusman, 2012: 388)

Proses pembelajaran dikatakan sedang berlangsung, apabila ada aktifitas siswa

di dalamnya. Dave Meier (dalam Martinis Yamin, 2008:74) mengemukakan bahwa:

“Belajar harus dilakukan dengan aktifitas, yaitu menggerakkan fisik ketika belajar, dan

memanfaatkan indera siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran

terlibat dalam proses belajar.”

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa belajar harus melibatkan seluruh

potensi yang dimiliki siswa, yang meliputi potensi gerakan fisik, potensi panca indera,

dan potensi kemampuan intelektual. Sebagian besar siswa memiliki gaya belajar yang

kolaboratif, yaitu menggabungkan potensi visual, audio, dan kinestik. Pembelajaran

yang melibatkan aktifitas siswa secara langsung merupakan implementasi dari gaya

belajar yang mengaktifkan siswa. Karena dengan aktifitas langsung dalam proses

pembelajaran, maka siswa secara otomatis melibatkan gerakan fisik, indera, mental,

dan intelektual secara bersmaan.

Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa harus

mengalami aktivitas mental, misalnya pelajar dapat mengembangkan kemampuan

intelektualnya, kemampuan berfikir kritis, kemampuan menganalisis, kemampuan

mengucapkan pengetahuannya dan lain sebagainya, tetapi juga mengalami aktivitas

jasmani seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan

lain-lainnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar lebih banyak

melibatkan aktivitas siswa dalam mencari berbagai informasi dan pengetahuan untuk

dibahas dan dikaji dalam proses belajar mengajar dikelas. Aktivitas belajar ini

memposisikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga memberikan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

14

konsekuensi keterlibatan siswa secara penuh mulai dari perencanaan pembelajaran,

proses hingga evaluasi pembelajaran.

2.1.3 Hasil Belajar

Dalam pendidikan, pengukuran hasil belajar dilakukan dengan mengadakan

testing untuk membandingkan kemampuan siswa yang diukur dengan tes sebagai alat

ukurnya. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan

itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Purwanto (2009: 34), dalam bukunya mengemukakan hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari aktivitas belajar. Walapun tidak

semua perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena

dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar

mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Menurut Gagne (dalam Dahar, 1998:95), hasil belajar adalah terbentuknya

konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang

menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru

dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori.

Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan

tujuan pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil

belajar diukur untuk nmengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses

belajar mengajar.

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil

belajar. Menurut Winkel (Purwanto, 2009: 45) hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan

itu mengacu pada taksonami tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom,

Simpson dan Haroow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

15

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli mengenai pengertian hasil belajar,

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar.

Perubahan perilaku disebabkan karena siswa tersebut mencapai penguasaan atas

sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu

didasarkan atas sejumlah tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat

berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses

belajar. Maka pengukuran yang dilakukan oleh guru lazimnya menggunakan tes

sebagai alat pengukur. Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pernyataan

yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Dalam dunia

pendidikan instrumen yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

seperti tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket

Pengukuran hasil belajar siswa menggunakan alat penilaian hasil belajar. Teknik

yang dapat digunakan dalam asesmen pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa

dengan menggunakan teknik tes dan non tes, antara lain:

I. TES

Tes ialah seperangkat evaluasi atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

yang akan dites, dan berhasil menyelesaikan tugas atau evaluasi yang telah dikerjakan

tersebut, akan dapat ditarik suatu kesimpilan tentang aspek tertentu pada orang atau

peserta tersebut. Alat tes adalah sebagai alat ukur yang banyak ragamnya serta luas cara

penggunaannya, seperti berikut ;

a. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Merupakan soal yang harus dijawab oleh perseta atau orang yang dites

dengan memilih jawaban yang tersedian.

b. Tes Tertulis

Merupakan tes yang beberapa soal harus dijawab oleh peserta atau orang

yang dites dengan memberikan jawaban tertulis.

c. Tes Lisan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

16

Merupakan tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengadakan

tanya-jawab secara langsung antara peserta atau orang yang dites dan orang

yang member pertanyaan atau penanya.

d. Tes Perbuatan

Merupakan tes dengan cara memiliki penguasaan yang disampaikan dalam

bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaa tugasnya diukur dengan perbuatan

atau unjuk kerja.

II. NON TES

Teknik non tes merupakan kegiatan aktvitas yang diamati oleh observer pada

saat observasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan

angket, maupun wawancara, dan dapat pula dilakukan dengan menggunakan sosiometri.

Tes ini digunakan sebagai pelengkap dan sebagai bahan petimbangan dalam

pengambilan keputusan untuk sebagai bahan pertimbangan penentuan kualitas dari

hasul belajar, teknik ini dapat memiliki sifat yang menyeluruh untuk semua aspek

dikehidupan anak.

Dalam perencanaan untuk menyusun instrumen proses belajar, maka langkah

yang dilakukan adalah menyusun kisi-kisi dan menentukan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) adalah format

atau matriks pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik

atau pokok bahasan berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang kemampuan

tertentu (Wardani Naniek Sulistya dkk, 2012: 92-93). Penyusunan kisi-kisi ini

digunakan untuk pedoman menyusun atau menulis soal menjadi perangkat tes.

Untuk merumuskan indikator dengan tepat dikarenakan dalam penyusunan kisi-

kisi soal, Indikator perilaku merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang

dikehendaki. Dalam hal ini guru perlu memperhatikan materi yang akan diujikan,

indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik

dirumuskan secara singkat dan jelas Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

17

yang dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom dan kawan-kawan yang kemudian

direvisi oleh Krathwoll (2001). Revisi Krathwoll terhadap tingkatan dalam ranah

kognitif adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi

(C5), dan kreasi (C6).

Naniek Sulistya Wardani dkk, (2012:51) menjelaskan, bahwa evaluasi itu

merupakan proses untuk memberi makna atau menetapkan kualitas hasil pengukuran,

dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.

Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat

ditentukan sebelum proses pengukuran atau ditetapkan setelah pelaksanaan

pengukuran. Kriteria tersebut dapat berupa proses atau kemampuan minimal yang

dipersyaratkan seperti KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), atau batas keberhasilan,

kriteria tersebut juga dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok,

atau berbagai patokan yang lain. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil

pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau ditetapkan

setelah pelaksanaan pengukuran. Kriteria tersebut dapat berupa proses atau kemampuan

minimal yang dipersyaratkan seperti KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), atau batas

keberhasilan, kriteria tersebut juga dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja

kelompok, atau berbagai patokan yang lain. Kriteria yang berupa batas kriteria minimal

yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut dengan

Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acuan Kriteria (PAP/PAK), sedangkan kriteria

yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan

kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penilaian Acuan Norma/ Penilaian Acuan

Relatif (PAN/PAR).

Dalam perencanaan proses belajar KKM merupakan bagian yang berperan

penting setelah kisi-kisi. KKM merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan

peserta didik mencapai ketuntasan dan harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran

(Naniek Sulistya Wardani dkk, 2012:117). Satuan pendidikan dapat memulai dari KKM

di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap. KKM menjadi acuan

bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua. KKM harus dicantumkan dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

18

Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta

didik.

2.1.4 Model Pembelajaran Jigsaw

Model Pembelajaran Jigsaw merupakan teknik pembelajaran yang menarik

untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian

dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini

adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligusn

mengajarkan kepada orang lain. ( Zaini, 56)

Seperti diungkapkan oleh Lie (1999:73), bahwa “pembelajaran kooperatif

dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam

orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan

bertanggung jawab secara mandiri”.

Dalam model pembelajaran ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat

meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab

terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan

dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Lei (1994) menyatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model

pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan

pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten

menunjukkan bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran model kooperatif

model Jigsaw ini memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan

lebih positif terhadap pembelajaran, di samping saling menghargai perbedaan dan

pendapat orang lain.

The Jigsaw method is a cooperative learning technique in which students work

in small groups. In this method, each group member is assigned to become an "expert"

on some aspect of a unit of study. After reading about their area of expertise, the

experts from different groups meet to discuss their topic, and then return to their

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

19

groups and take turns teaching their topics to their groupmates.

(olc.spsd.sk.ca/de/PD/coop/page4.html , 1 Januari 2013).

Artinya bahwa model pembelajaran jigsaw adalah teknik pembelajaran

kooperatif dimana siswa dalam bekerja membentuk kelompok kecil. Dalam model

pembelajaran ini, masing-masing anggota kelompok ditunjuk sebagai ahli/pakar untuk

menjadi kelompok pakar dalam aspek yang telah dibagi. Setelah mendalami materinya

dalam kelompok pakar, mereka kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan materi

tersebut dengan kelompoknya.

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw seperti yang diungkapkan Hisyam Zaini (2008:

56) adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus

mengajarkan kepada orang lain.

Jadi dapat diambil kesimpulan model pembelajaran kooperatif model Jigsaw

adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok

siswa dalam bentuk kelompok kecil. Pembelajaran model Jigsaw juga dapat dikenal

dengan kooperatif para ahli/ tim ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada

permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama,

setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut

sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya

hasil permasalahan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota

kelompoknya.

Dalam melaksanakan kegiatan menggunakan model pembelajaran jigsaw ada

beberapa langkah yang harus dilakukan, kegiatan tersebut adalah:

1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5–6);

2. Materi pelajaran dan peran masing-masing dibagi kepada siswa per kelompok

dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab;

3. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung

jawab untuk mempelajarinya. Dalam hal ini materi yang akan di pelajari adalah

materi dalam mata pelajaran IPA. Maka setiap siswa dari satu kelompok

mempelajari salah satu materi, misal tanah humus. Kelompok satunya mempelajari

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

20

tentang salah satu materi lainnya, siswa yang lainnya tentang salah satu materi

lainnya lagi dan begitu seterusnya

4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu

dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya;

5. Setelah anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya, dia bertugas mengajari

temannya secara bergilir;

6. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru menunjukkan satu kelompok untuk

menyampaikan hasilnya dengan melakukan perannya di dalam kelompok masing-

masing, kelompok lain menanggapi dan guru mengklarifikasi;

7. Membuat kesimpulan

2.1 Penelitian Yang Relevan

Miftahul Ahmadah, 2011 dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Hasil

Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV

SDN Sumberasri 05 Kabupaten Blitar, menyatakan bahwa metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang

dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan tahapan sebagai

berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sedangkan

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan

dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS

melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN Sumberasri 05 yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar

pada pra tindakan 57, siklus I 70, dan siklus II 83 . Ketuntasan belajar pada pra

tindakan sebesar 37%, siklus I sebesar 75%, dan siklus II 88%. Kelebihan: Penelitian

ini dilakukan dengan model pembelajaran yang menarik, sehingga siswa antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran. Kelemahan: peneliti perlu meningkatkan dalam

penguasaan kelas karena proses pembelajaran yang bersifat kelompok. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

21

kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN

Sumberasri 05 Kabupaten Blitar, oleh karena itu guru disarankan untuk menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak hanya di kelas IV tetapi juga di setiap

kelas serta menerapkannya pada semua mata pelajaran sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Lilin Yunarwi, 2011 dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID Smp Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran

2010/2011. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian dilaksanakan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-

D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sumber data berasal dari

informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran,

dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, dan wawancara.

Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis kualitatif. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling

berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif

jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di kelas VII-D SMP

Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan motivasi belajar siswa

dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Persentase rata-rata berdasarkan

lembar observasi motivasi belajar siswa pra siklus sebesar 54,24%, siklus 1 sebesar

71,89% dan siklus 2 sebesar 83,98%. Hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan

motivasi belajar siswa sebesar 68,37%, siklus 1 sebesar 73,06%, dan siklus 2 sebesar

80,34%. Kelebihan: dalam penelitian ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

karena menggunakan media yang menyenangkan sehingga siswa tidak mudah bosan.

Kelemahan: peneliti sebaiknya menggunakan metode pembelajaran lebih dari satu agar

siswa tidak mudah bosan. Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran koperatif

Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

22

Secara umum model pembelajaran jigsaw dalam kajian diatas dapat

meningkatkan hasil belajar namun tidak semua siswa yang tuntas dalam pembelajaran

yang diajarkan. Hal ini bukan berarti tidak berhasilnya penerapan model pembelajaran

jigsaw, tetapi dikarenakan dari faktor siswanya sendiri yang kurang memperhatikan

pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan diskusi yang dilakukan bersama-sama

dengan temannya. Selain itu dalam suasana pembelajaran guru juga belum bisa

mengarahkan semua kelompok untuk berdiskusi secara aktif dan memahami materi

yang sedang didiskusikan.

Namun model pembelajaran jigsaw di dalam penelitian ini guru akan

memberikan pengarahan yang lebih maksimal kepada semua kelompok, sebelum

pembelajaran dimulai guru akan memberikan pengarahan langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan sehingga siswa akan lebih mengerti alur-

alur/gambaran-gambaran pembelajaran yang akan dilakukan hari ini. Di dalam diskusi

guru akan mendampingi satu-persatu kelompok untuk diarahkan berdiskusi dengan

temannya, sehingga diharapkan siswa akan saling bertukar pemikiran terhadap materi

yang dibahas bersama-sama tersebut. Selain itu di dalam diskusi ada bantuan alat

peraga yang akan membuat siswa lebih memahami materi yang dibahas bersama-sama.

Dari keseluruhan pembelajaran model pembelajaran jigsaw ini diharapkan keaktifan

dan hasil belajar yang diperoleh siswa dapat tercapai sesuai yang diinginkan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

23

2.2 Kerangka Berfikir

Pembelajaran IPA yang sering berlangsung di kelas-kelas, adalah pembelajaran

yang berpusat pada guru. Guru dalam penyampaian materi masih menggunakan

metode ceramah, sehingga respon siswa terhadap pembelajaran IPA menjadi kurang

maksimal, diantaranya siswa berbicara sendiri, siswa menjadi mengantuk dan cepat

bosan, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak aktif. Kondisi seperti yang membuat

siswa ketika mengerjakan tes atau tugas tidak dapat mengerjakan secara optimal

sehingga keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh rendah.

Pembelajaran dengan metode konvensional yang pada umumnya dilaksanakan

oleh guru masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Guru masih

dominan sehingga membuat siswa menjadi pasif. Siswa tidak mengalami pengalaman

belajar sendiri untuk mendapatkan pengalaman baru dalam kegiatan belajar mengajar

di sekolah, akibatnya siswa kurang aktif dan hasil belajar siswa rendah. Untuk

mendapatkan keaktifan dan hasil belajar yang maksimal diperlukan berbagai faktor

yang mendukung, diantaranya adalah dengan model pembelajaran yang dilakukan oleh

guru, yang dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga siswa aktif dan keaktifan

serta hasil belajar siswa meningkat.

Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran yang berbeda akan

mengurangi kondisi yang monoton pada siswa sehingga pembelajaran ini akan menarik

bagi siswa. Salah satu model yang dapat digunakan oleh guru dalam mata pelajaran

IPA adalah dengan model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran jigsaw dalam

pembelajarannya dapat melatih siswa untuk berdiskusi memahami materi yang sedang

diajarkan oleh guru serta melatih tanggung jawab dalam berkelompok. Dalam kegiatan

pembelajaran, mula-mula guru memberikan materi secara langsung kemudian guru

membagi siswa kedalam 5-6 kelompok asal untuk mambahas materi yang sedang

diajarkan. Didalam model pembelajaran ini siswa aktif untuk berdiskusi memahami

materi dan bertanggung jawab terhadap materi yang sedang dipelajari bersama-sama

dengan teman sekelompoknya. Selain itu siswa juga dituntut untuk membagi anggota

kelompoknya menjadi beberapa ahli/pakar dalam setiap soal dan bertanggung jawab

untuk lebih memahami tugasnya. Model pembelajaran ini juga melatih kemandirian

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

24

siswa setelah siswa para ahli ditemukan kepada ahli lain dalam kelompok asal yang

lain pula. Materi yang diajarkan oleh guru akan lebih dimengerti dan dipahami siswa

dengan menggunakan model pembelajaran ini. Para ahli dapat kembali kepada

kelompok asal dan dapat menyampaikan hasil diskusinya dengan kelompok ahli, yang

kemudian para ahli tersebut memiiki tanggung jawab untuk menjeaskan kepada

anggota kelompok asalnya hingga mengerti dan paham. Hal ini akan memacu seluruh

siswa untuk aktif belajar ketika pembelajaran berlangsung. Diharapkan dalam

penggunaan model pembelajaran jigsaw ini siswa dapat bertukar pendapat dengan

temannya mengenai materi yang sedang diajarkan dan membantu temannya yang

kesulitan memahami materi tersebut. Selain itu siswa juga dapat menemukan konsep-

konsep yang ada pada materi, siswa tidak hanya tahu teorinya saja melainkan dibahas

dan dicari bersama-sama dengan siswa lainnya. Untuk itu guru perlu melakukan

pembelajaran dengan model pembelajaran jigsaw agar siswa lebih giat mengikuti

pembelajaran sehingga keaktifan dan hasil belajar yang dicapai siswa sesuai dengan

yang diharapkan. Untuk langkah-langkah model pembelajaran jigsaw untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 2.1.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

25

Gambar 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran Konvensional (penyampaian materi

dengan metode ceramah, berpusat pada guru)

Siswa pasif, mengantuk,

dan cepat bosan dalam

mengikuti pembelajaran

Keatifan dan Hasil

Belajar Rendah

Model Pembelajaran Jigsaw

Guru fasiltator pendamping

(guru kelas)

Hasil belajar siswa meningkat pada mata

pelajaran IPA

Pembelajaran IPA

Kompetensi Dasar : mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

serta mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya

Siswa membentuk 5-6 kelompok sebagai

kelompok asal.

Setiap anggota dalam kelompok asal diberi materi

dan tugas yang berbeda sebagai tim ahli

Anggota kelompok yang berbeda dengan materi

yang sama membentuk kelompok baru (kelompok

ahli) untuk mendiskusikan materi mereka.

Tim ahli kembali ke kelompok asal dan bergantian

mengajar teman dalam kelompok asal tentang materi

yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya

mendengarkan dengan saksama.

Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

Guru memberikan evaluasi kepada siswa

Tes

Formatif

Rubrik Keaktifan Siswa dalam

Menyampaikan Pendapat di depan kelas

Rubrik Diskusi (membicarakan materi

pembelajaran, bukan yang lainnya)

Penilaian hasil

belajar

Penilaian

Keaktifan Siswa

Skor Keaktifan

Rubrik Diskusi (membicarakan materi

pembelajaran, bukan yang lainnya)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8187/2/T1_292009218_BAB II.pdf · ... konsep-konsep dan prinsip-prinsip, ... Tes Pilihan Ganda

26

2.3 Perumusan Hipotesis

Dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran IPA

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri

Pojoksari Ambarawa semester II tahun 2012/2013.