bab ii kajian pustaka dan kerangka...
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pemasaran
2.1.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2009:5) “inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi
dan memenuhi kebutuhan manusia dan social”. American Marketing
Assosiation (AMA) menawarkan definisi formal yaitu “pemasaran adalah
fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan pemangku kepentingannya.”
2.1.1.2 Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2009:5) “manajemen pemasaran adalah sebagai seni
dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan
mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Masih menurut Kotler
(2009:5) “yang membedakan manajemen pemasaran dalam dua definisi,
definisi sosial dan definisi manajerial. Secara definisi sosial pemasaran adalah
sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh
11
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang
lain.”
2.1.1.3 Bauran Pemasaran (marketing mix)
Definisi Marketing mix (bauran pemasaran) menurut Kotler (1997:46)
adalah “perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan. Produk,
harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran
terdiri dari empat kelompok, yaitu 4P yang terdiri dari:
a) Product (produk)
Penawaran berwujud kepada pasar, yang mencakup kualitas,
rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.
b) Price (harga)
Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk
produk tertentu. Harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada
pelanggan.
c) Place (tempat)
Place (tempat) disebut juga distribusi di mana aktivitas perusahaan
adalah membuat produk tersedia bagi sasaran konsumennya.
d) Promotion (promosi)
Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk
dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi
12
merupakan faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran di
mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran.” Menurut Kotler (2005:60) “bauran promosi terdiri dari:
a) Iklan
Semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau
jasa yang dibayar oleh satu sponsor tertentu.
b) Promosi penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba
atau membeli suatu produk atau jasa.
c) Hubungan masyarakat dan publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau produk individualnya.
d) Penjualan secara pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
e) Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, fax , e-mail, dan alat penghubung non
personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon
pelanggan.”
13
2.1.1.4 Komunikasi Pemasaran
Mengutip dari Kotler dan Keller (2006:496) “Komunikasi pemasaran
adalah cara yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan,
mempersuasi, dan mengingatkan konsumen, baik cara langsung maupun tidak
langsung mengenai produk dan merek yang mereka jual. Komunikasi
pemasaran berkontribusi terhadap ekuitas merek dengan membangun merek
dalam ingatan dan menciptakan citra merek yang mencakup 6 komponen, yaitu
periklanan, promosi penjualan, event, public relations dan publisitas,
pemasaran langsung, penjualan personal
2.1.2 Periklanan
2.1.2.1 Pengertian Periklanan
Mengutip dari Kottler (2007:244) Periklanan adalah segala bentuk
presentasi non pribadi da komunikasi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor
tertentu yan harus dibayar. Menurut Tjiptono (1997:226) “iklan adalah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan
atas kentungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang
untuk melakukan pembelian.”
2.1.2.2 Fungsi Periklanan
Menurut Swastha (1996:246) “ Fungsi iklan di antara lain adalah :
a) Memberikan Informasi
Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya,
baik tentang barangnya, harganya, maupun informasi lain yang
14
mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang diciptakan oleh
periklanan tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya
informasi seperti itu, orang akan segan atau tidak akan mengetahui
banyak tentang suatu barang.
b) Membujuk/Mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat
membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan
menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk
yang lain. Iklannya yang bersifat membujuk lebih banyak dipasang
pada media-media, seperti televisi dan majalah.
c) Menciptakan Kesan (image)
Pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-
baiknya, misalnya dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan
layout yang menarik. Kadang-kadang pembelian sebuah barang tidak
dilakukan secara rasional atau memperhatikan nilai ekonomisnya,
tetapi lebih terdorong kesan tertentu tentang sebuah iklan.
d) Periklanan Merupakan Alat Komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah
antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi
dengan cara yang efektif dan efisien. Komunikasi dapat menunjukkan
cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
15
2.1.2.3 Tujuan Periklanan
Mengutip dari Shimp (2003:138) “Tujuan-tujuan periklanan (advertising
objectives) adalah tujuan-tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh
periklanan. Penyusunan tujuan periklanan yang baik merupakan tugas sulit dari
manajeman periklanan, namun tujuan-tujuan tersebut menjadi fondasi bagi
seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan
Menurut Tjiptono (2005: 36) “Tujuan iklan bukan hanya untuk
meningkatkan penjualan saja, selain untuk meningkatkan penjualan, tujuan
iklan juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat yang sebelumnya tidak
tahu akan suatu produk, menjadi tahu akan keberadaan produk, sehingga
masyarakat mengambil sikap, lalu membeli. Ada beberapa cara untuk
menentukan tujuan periklanan yaitu:
1) Inventory Approach
Dalam pendekatan ini, tujuan periklanan ditentukan atau diambil dari
kumpulan berbagai tujuan perusahaan dilihat dari seluruh sudut
pandang pemasaran perusahaan. Dengan pendekatan ini pemasar dapat
menyadari bahwa ada banyak tujuan berbeda yang bisa ditekankan
dalam periklanan, dan pemilihan tujuan hendaknya
mempertimbangkan tujuan pemasaran lainnya.
2) Hierarchy Approach
Pendekatan ini didasarkan pada dugaan bahwa sebelum membeli
produk, pelanggan melewati tahapan-tahapan variabel psikologis. Oleh
16
karena itu, tujuan periklanan haruslah menggerakkan tahapan-tahapan
tersebut dalam suatu hirarki.
3) Attitudinal Approach
Pendekatan ini menyarankan agar sasaran tujuan periklanan adalah
mempengaruhi struktur sikap.”
2.1.2.4 Sasaran Periklanan
Menurut Tjiptono (1997: 81), “kegiatan periklanan memiliki sasaran berikut.
1) Kesadaran (Awareness)
Sasaran periklanan yang utama adalah untuk meningkatkan pengenalan
akan nama merk, konsep produk, dimana dan bagaimana membeli suatu
produk.
2) Mengingatkan (Remind to use)
Sasaran periklanan disini adalah untuk mengingatkan para pembeli agar
menggunakan produk, jasa atau ide, serta meningkatkan persediaan
produk, jasa atau ide tersebut.
3) Mengubah sikap tentang penggunaan produk
Sasaran periklanan adalah untuk meningkatkan jumlah pemakaian dan
menarik pemakai atau konsumen baru.
4) Mengubah persepsi
Mengubah tentang pentingnya atribut merk agar suatu atribut dapat
menjadi penentu dalam proses pemilihan oleh konsumen, maka atribut
tersebut haruslah penting.
17
5) Mengubah keyakinan tentang merk
Jika suatu atribut telah dianggap penting, maka konsumen akan
meneliti sejauh mana tiap-tiap merk atau produk alternatif memiliki
atribut tersebut. Oleh karena itu, sasaran periklanan disini adalah untuk
meningkatkan nilai suatu produk dimata konsumen dalam hal atribut
yang penting tersebut.
6) Mengukuhkan sikap (Attitude Reinforcement)
Sasaran periklanan adalah untuk memberikan kepada pelanggan bahwa
merk atau atribut tersebut benar-benar memberikan tingkat kepuasan
tertinggi untuk manfaat yang paling tertinggi.
2.1.2.5 Jenis Media Periklanan
Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media
cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. Menurut
Tjiptono (2004:243) “jenis media periklanan yaitu:
1) Media cetak
Media cetak yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan
dengan jumlah kata, gambar, atau foto, baik dalma tata warna maupun
hitam putih. Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa
iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan
masyarakat. Jenis-jenis media cetak yaitu surat kabar, majalah, tabloid,
brosur, selebaran dan lain-lain.
18
2) Media elektronik
Media elektronik yaitu media dengan teknologi dan hanya bisa
digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk iklan dalam media
elektornik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan di
tengah-tengah film atau acara), pengumuman acara/film, iklan layanan
masyarakat, jingle, sandiwara, dan lain-lain. Jenis iklan pada media
elektronik yaitu televisi, radio, internet, dan sebagainya.
3) Media luar ruang
Media luar ruang yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang
dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, pusat
keramaian, atau tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang
meliputi billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit
(panel bus), balon raksasa, dan lain-lain.
4) Media lini bawah
Media lini bawah yaitu media-media yang digunakan untuk
mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang
digunakan dalam media lini bawah, yaitu: pameran , direct mail, point
of purchase, merchandising schemes, dan kalender.
19
2.1.3 Social Media
2.1.3.1 Pengertian Social Media
Menurut Nasrullah (2017) Social media sendiri adalah “media
online yang mendukung interaksi sosial. Sosial media menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara
lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi
lain dari sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk social media adalah
platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang
memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena
itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan
hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.”
Menurut Kaplan & Haenlein (2010) social media adalah ” sebuah
media online, dengan penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media
sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
2.1.3.2 Fungsi Social Media
Menurut Puntoadi (2011) Fungsi dari social media adalah “Media
sosial merupakan salah satu tempat membangun citra diri seseorang di
depan orang lain. Pembangunan popularitas dan eksistensi diri inilah
yang menghasilkan kepuasan tersendiri bagi kebanyakan orang. Selain
20
itu, media sosial juga merupakan sarana yang sangat tepat untuk
pemasaran. Segala kemudahan mengakses ke berbagai penjuru tempat
hanya dengan melalui berbagai jenis gadget memudahkan pemasar untuk
berkomunikasi dan lebih dekat dengan konsumen. Segala kenyamanan
yang bisa didapatkan melalui media sosial inilah yang memicu
perkembangan pesat pemakaiannya.”
2.1.4 Endorsement
2.1.4.1 Pengertian Endorsement
Menurut Shimp (2003:460) “Celebrity endorser adalah iklan yang
menggunakan orang atau tokoh terkenal (public figure) dalam mendukung
suatu iklan. Jadi celebrity endorser merupakan sebuah promosi yang dilakukan
oleh perusahaan dengan mengeluarkan produk melalui media iklan dan
menggunakan seorang selebriti sebagai pendukung iklan tersebut. Penggunaan
seorang endorser dalam sebuah iklan untuk menyampaikan pesan harus
menggunakan karakter yang tepat dan cocok.”
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menyebutkan bahwa
“Endorser atau istilah lainnya spokenpersons juga bisa dikatakan sebagai juru
bicara karena umumnya tugasnya sebagai seseorang yang mengkomunikasikan
tentang sebuah produk jasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juru bicara
adalah orang yang kerjanya memberi keterangan resmi dan sebagainya kepada
umum, dalam hal ini juru bicara mewakili suatu kelompok atau lembaga.”
21
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:287) “Daya tarik digunakan dengan
sangat efektif oleh para pemasang iklan untuk berkomunikasi dengan pasar-
pasar mereka. Pengaruh celebrity endorser sangat signifikan karena terbukti
banyaknya celebrity endorser di sosial media, karena prestasinya dalam suatu
bidang dan dapat menyampaikan pesan iklan yang informatif sehingga
mempengaruhi dan menarik konsumen. Hal ini membuat seorang celebrity
endorser dianggap sebagai bintang iklan.”
Para ahli mengemukakan pengertiannya mengenai celebrity endorser,
diantaranya :
Suryadi (2006) mendefinisikan bahwa “Endorser adalah icon atau sering
disebut juga sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan
sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan
promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan
produk.”
Sonwalkar,et al (2011) menyebutkan bahwa “Endorsement adalah sebuah
bentuk komunikasi dimana seorang celebrity bertindak sebagai juru bicara dari
sebuah produk atau merek tertentu.”
Berdasarkan empat pengertian celebrity endorser menurut para ahli di atas
dapat di simpulkan bahwa celebrity endorser merupakan cara yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menarik minat konsumen dengan menggunakan icon
yaitu orang-orang yang memiliki kharisma dan kekuatan untuk mempengaruhi
khalayak dalam melakukan pembelian suatu produk yang ditawarkan.
22
2.1.4.2 Peran Celebrity Endorser
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu Noviandra (2006:65-74)
menjelaskan “Beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang biasa
digunakan perusahaan dalam sebuah iklan diantaranya :
1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut
maka pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit
dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.
2. Endorsement, ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan
produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.
3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek
tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program
tayangan tertentu.
4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu
perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran
spokeperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau
produk yang mereka wakili.
Penggunaan selebriti menjadi bintang iklan dari suatu merk atau produk
memiliki daya tarik tersendiri, disamping memiliki kekuatan memperoleh
perhatian dari konsumen selebriti juga dapat dijadikan alat untuk membujuk
calon konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang
diiklankannya.”
23
2.1.4.3 Indikator Celebrity Endorser
Menurut Shimp (2010:251-253) mengatakan “Lima atribut Endorser
dijelaskan dengan akronim TEARS, dimana TEARS tersebut terdiri dari :
1. Truthworthiness (dapat dipercaya)
Mengacu pada kejujuran, integritas dan kepercayaan diri dari
sumber pesan.
2. Expertise (keahlian)
Mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang
dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang
didukung seorang endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli
pada merek yang didukungnya akan lebih persuasive dalam menarik
audience daripada seorang endorser yang tidak diterima sebagai
seorang yang ahli.
3. Attractiveness (dayatarik fisik)
Mengacu pada yang dianggap sebagai hal yang menarik untuk
dilihat dalam kaitannya dengan konsep tertentu dengan daya tarik fisik.
4. Respect (kualitas dihargai)
Kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas
pencapaian personal.
5. Similarity (kesamaan)
Mengacu pada kesamaan antara endorser dan audience dalam hal
umur jenis kelamin, etnis, status social, dan sebagainya.”
24
Menurut Royan (2004:14), dalam penelitian Rini & Astuti (2012),
berpandapat bahwa “Indikator Celebrity Endorser terdiri dari 4 unsur
diantaranya:
1. Visibility
Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti.
2. Credibility
Berhubungan dengan pengetahuan yang diketahui sang bintang
terhadap
produk yang di bintangi nya.
3. Attraction
Lebih menitik beratkan pada daya tarik sang bintang
4. Power
Kemampuan selebriti dalam menarik konsumen.”
Dari dua pendapat ahli di atas, penulis menggunakan teori dimensi
menurut Royan (2004:14) dalam penelitian Rini & Astuti (2012).
2.1.5 Vlog
2.1.5.1 Pengertian Vlog
Menurut Schmittaver (2018) Vlog adalah “Sebuah blog yang lebih
banyak berisi video dari pada teks atau gambar”,
25
Menurut Nack & Pfeiffer (2005) “Vlog adalah sebuah blog yang
digabungkan dengan teknologi canggih (camera,video editor,dll) untuk
menciptakan sebuah blog tanpa teks dimana isinya berupa video.”
2.1.5.2 Tujuan dari Vlog
Vlog adalah “Menceritakan pendapat dan catatan pribadi kepada
orang lain agar diketahui oleh banyak orang. Biasanya memang bisa
mewakili kepribadian pembuat vlog atau dengan tujuan dari pembuat
tersebut. Artinya konten dalam vlog itu bisa memang yang sesuai dengan
kepribadian dan passion vlogger, atau memang memutuskan tema tertentu
yang dia inginkan untuk diketahui dan disebarkan kepada banyak orang
dalam bentuk video. Berbicara tujuan, sebetulnya bisa berbeda-beda, ada
yang bertujuan untuk sekedar sharing, berbagi informasi, dan bahkan
getting revenue atau mendapatkan penghasilan dengan menjadikannya
sebagai ladang bisnis atau pekerjaan.” Kaiamedia (2016)
2.1.5.3 Manfaat dari Vlogger
Nack & Pfeiffer (2005) berpendapat “dengan adanya teknologi baru
yaitu vlog (video blogging) dapat menjadikan sebuah interaksi baru bagi
siapa saja untuk dapat mempublikasikan sebuah konten video secara real
berdasarkan apa yang direkamnya”.
Combe & Codreanu, n.d (2016) berpendapat “Vlog memiliki potensi
untuk membantu mengembangkan literasi digital dan keterampilan
26
berbicara di depan kamera dan mendorong publikasi ( tindakan dan gerak
berbicara, meningkatkan kualitas produk video sebelum mempostingnya)
2.1.6 Minat Beli
2.1.6.1 Pengertian Minat Beli
Menurut (Kotler dan Keller, 2009:137) “Minat beli merupakan
perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap obyek yang
menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian”.
Shiffman dan Kanuk (2007:228) mengemukakan bahwa “Minat
beli merupakan suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang
sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa atau
merek tertentu”.
Assael (2001:75) berpendapat bahwa “Minat beli adalah
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan tindakan pembelian. Minat beli juga
dapat diartikan sebagai bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana
pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dan dalam
periode tertentu”.
27
2.1.6.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli
Lidyawatie (2008) menjelaskan “Bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen yaitu sebagai berikut:
a) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan
seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan
yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan
waktu senggangnya, dan lain-lain.
b) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai
sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang
diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
c) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang
menggunakan waktu senggangnya.
d) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda
dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
e) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas
benda dan seseorang.”
Menurut Kotler dan Susanto (2001) berpandapat bahwa “Minat beli
merupakan bagian dari perilaku membeli sehingga faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli kurang lebih sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku membeli. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli yaitu:
28
a) Faktor-faktor Kebudayaan
1. Budaya, adalah faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih
rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka
perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
2. Sub Budaya, yaitu mempunyai kelompok- kelompok sub
budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan
sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat
macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok
keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.
3. Kelas Sosial, yaitu kelompok dalam masyarakat, dimana setiap
kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku
yang sama.”
b) Menurut Kotler dan Susanto (2001) berpandapat bahwa “Faktor-
faktor Sosial diantaranya :
1. Kelompok Referensi, yaitu kelompok-kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
sikap dan perilaku seseorang. Kelompok ini biasanya disebut
dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang
dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap
seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan
anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman,
29
tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara
langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal.
2. Keluarga, yaitu anggota keluarga dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembeli. Dalam sebuah organisasi
pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian.
Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga
orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama,
politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak
yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal
dengan keluarga prokreasi.
3. Peranan dan Status, yaitu kedudukan seseorang dalam setiap
kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan
status. Setiap peranan membawa satu status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya
meliputi kelompok acuan, keluarga serta peran dan status.
Peran dan status seseorang di dalam masyarakat dapat
mempengaruhi perilaku pembelian. Semakin tinggi peran
seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin
tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara
langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.”
30
c) Menurut Kotler dan Susanto (2001) berpandapat bahwa “Faktor-
faktor Pribadi
1. Usia dan Tahap Daur Hidup, yaitu pembelian seseorang
terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama
hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang
berhubungan dengan usianya.
2. Pekerjaan, yaitu dengan adanya kelompok-kelompok
pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai
dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.
3. Keadaan Ekonomi, yatu keadaan ekonomi seseorang dapat
dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh
terhadap pilihan produk. Biasanya pemilihan produk
dilakukan berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti
besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, hutang
dan sikap terhadap belanja atau menabung.
4. Gaya Hidup, yaitu dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup
seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan
opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial dan
pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak
menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat
hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran,
banyak pemasar yang mengarahkan merek kepada gaya hidup
seseorang.
31
5. Kepribadian dan Konsep Diri, yaitu kepribadian merupakan
ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan
konsep diri lebih kearah citra diri. Setiap orang memiliki
berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda
yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya.
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang
berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten
dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri
bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan
bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi.”
d) Faktor-faktor Psikologis
1. Menurut Hamalik (1992:173) “Pengertian Motivasi
merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.”
2. Persepsi, yaitu proses individu memilih, merumuskan, dan
menafsirkan masukan informasi dari panca indera untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
Menurut Sulistiyawati (2010) berpendapat bahwa “Faktor
psikologis persepsi merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku membeli. Persepsi akan suatu produk
menjadi salah satu karakteristik dasar dalam pemasaran lewat
32
pemberian perhatian lebih serta penciptaan produk yang kuat
tersebut akan dipersepsi oleh konsumen dalam melakukan
pembelian.”
Menurut Assael dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa
“Persepsi terhadap produk melalui proses itu sendiri terkait
dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta
komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku
konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata,
gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang
diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan,
dampak dari negara pejualan). Informasi yang diperoleh dan
diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan)
seseorang terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk
sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya
akan sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi
apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak”.
Walgito (2001) menyatakan bahwa “Persepsi adalah proses
pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang
diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang
berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri
individu”.
3. Menurut Menurut Kotler dan Susanto (2001) “Belajar, yaitu
menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
33
yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku
manusia diperoleh dengan mempelajarinya. belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam proses pemikiran seseorang yang
disebabkan oleh pengalaman sebelumnya. Belajar memegang
peranan penting dari tingkah laku, terutama bagi seseorang
yang baru pertama kali membeli barang.
4. Kepercayaan, yaitu suatu gagasan deskriptif yang dimiliki
seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan itu mungkin
didasarkan akan pengetahuan, pendapat, dan keyakinan nyata.
Keyakinan ini membentuk citra terhadap merek dan produk
dan ini akan menyebabkan seseorang akan bertindak sesuai
dengan kepercayaannya.
5. Sikap, yaitu sudut pandang seseorang terhadap sesuatu. Para
produsen pada umumnya berusaha memahami sikap pelanggan
potensial dan berfungsi atas dasar tersebut akan lebih efisien
bagi produsen untuk menggunakan sikap pelanggan sebagai
landasan bergerak daripada berusaha mengubahnya karena
sikap cenderung menetap dan sulit untuk diubah.”
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:470) menyatakan bahwa
“Terdapat 5 indikator minat beli, diantaranya :
1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk
2. Mempertimbangkan untuk membeli
3. Tertarik untuk mencoba
34
4. Ingin mengetahui produk
5. Ingin memiliki produk”
Terdapat kesamaan faktor-faktor minat beli yang dikemukakan oleh
Lidyawatie (2008), Kotler dan Susanto (2001), dan Schiffman dan Kanuk
(2007:470) akan tetapi terdapat pula perbedaan.
Dari berbagai macam teori ditas penulis memutuskan untuk
menggunakan teori Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:470) “yang
faktornya antara lain :
1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk
2. Mempertimbangkan untuk membeli
3. Tertarik untuk mencoba
4. Ingin mengetahui produk
5. Ingin memiliki produk”
2.1.6.3 Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinand (2006), berpendapat bahwa “Minat beli di
identifikasi indikator-indikator sebagai berikut:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang membeli
produk.
2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang mereferensikan
produk kepada orang lain
35
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan seseorang
yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi
ini hanya dapat digantikan jika terjadi sesuatu preferensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
minat beli merupakan sebuah proses yang didapatkan ketika seseorang
menginginkan suatu alat pemuas kebutuhan yang membentuk sebuah
persepsi kedepannya dan menimbulkan sebuah motivasi untuk melakukan
pembelian. Dalam penelitian ini penulis hendak meneliti minat beli
konsumen terhadap produk smartphone yang didasari setelah melihat vlog
dari para youtuber yang membahas gadget.
36
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas yang dijadikan variable
independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Endorsement Gadget Vlogger yang
memiliki 4 (empat) indikator yaitu Visibility,Credibility, Attraction, Power.
Variable dependen (terikat) dari penelitian ini adalah Minat Beli Produk
Smartphone yang indikatornya adalah Minat transaksional.
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Visibility
(X1)
Credibility
(X2)
Attraction
(X3)
Power
(X4)
Endorsement Gadget
Vlogger
(X)
Minat Beli Produk
Smartphone
(Y)
Minat
Transaksional
(Y1)
H1
H2
H3
H4
37
2.2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Terdahulu Isi Jurnal
1 Giri Maulana Arief
dan
Heppy Millianyani
Pengaruh Social Media
Marketing Melalui
Instagram Terhadap
Minat Beli Konsumen
Sugar Tribe
Saat ini, banyak bermunculan
bisnis makanan yang
memanfaatkan akun social
media untuk mengiklankan
produknya, sehingga
persaingan bisnis makanan
menjadi lebih ketat. Pelaku
bisnis makanan harus
memerhatikan kegunaan
social media yang sesuai
dengan target pasarnya
sehingga pesan yang
diberikan efektif, efisien dan
memenuhi tujuan dari
penggunaannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
pengaruh social media
marketing terhadap minat beli
konsumen Sugar Tribe
38
sebagai salah satu pelaku
bisnis makanan.
2
Rumondang Eliza
Maria Sinaga
&
AndrianiKusumawati
Pengaruh Youtube
Beauty Vlogger
Terhadap Minat Beli
Konsumen Dan
Dampaknya Terhadap
Keputusan Pembelian
Produk
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh
YouTube Beauty Vlogger
terhadap Minat Beli Konsumen
2. mengetahui dan menjelaskan
pengaruh YouTube Beauty
Vlogger terhadap Keputusan
Pembelian Produk
3. mengetahui dan menjelaskan
pengaruh Minat Beli
Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Produk. Jenis
penelitian yang digunakan
adalah eksplanatori
(explanatory research) dengan
pendekatan kuantitatif.
Variabel penelitian ini meliputi
YouTube Beauty Vlogger,
Minat Beli Konsumen dan
Keputusan Pembelian Produk
39
2.3 Hipotesis
H1: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger
yang indikatornya adalah Visibility (X1) terhadap Minat Beli Produk
Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).
H2: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger
yang indikatornya adalah Credibility (X2) terhadap Minat Beli Produk
Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).
H3: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger
yang indikatornya adalah Attraction (X3) terhadap Minat Beli Produk
Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).
H4: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger
yang indikatornya adalah Power (X4) terhadap Minat Beli Produk
Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).
40