bab ii kajian pustaka dan kerangka...

31
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2009:5) inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. American Marketing Assosiation (AMA) menawarkan definisi formal yaitu pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.2.1.1.2 Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2009:5) manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Masih menurut Kotler (2009:5) “yang membedakan manajemen pemasaran dalam dua definisi, definisi sosial dan definisi manajerial. Secara definisi sosial pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh

Upload: others

Post on 22-Sep-2019

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2009:5) “inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi

dan memenuhi kebutuhan manusia dan social”. American Marketing

Assosiation (AMA) menawarkan definisi formal yaitu “pemasaran adalah

fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk

mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi

dan pemangku kepentingannya.”

2.1.1.2 Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2009:5) “manajemen pemasaran adalah sebagai seni

dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta

menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan

mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Masih menurut Kotler

(2009:5) “yang membedakan manajemen pemasaran dalam dua definisi,

definisi sosial dan definisi manajerial. Secara definisi sosial pemasaran adalah

sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

11

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan

dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang

lain.”

2.1.1.3 Bauran Pemasaran (marketing mix)

Definisi Marketing mix (bauran pemasaran) menurut Kotler (1997:46)

adalah “perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan. Produk,

harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran

terdiri dari empat kelompok, yaitu 4P yang terdiri dari:

a) Product (produk)

Penawaran berwujud kepada pasar, yang mencakup kualitas,

rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.

b) Price (harga)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk

produk tertentu. Harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada

pelanggan.

c) Place (tempat)

Place (tempat) disebut juga distribusi di mana aktivitas perusahaan

adalah membuat produk tersedia bagi sasaran konsumennya.

d) Promotion (promosi)

Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk

dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

12

merupakan faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran di

mana pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi

pemasaran.” Menurut Kotler (2005:60) “bauran promosi terdiri dari:

a) Iklan

Semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau

jasa yang dibayar oleh satu sponsor tertentu.

b) Promosi penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba

atau membeli suatu produk atau jasa.

c) Hubungan masyarakat dan publisitas

Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra

perusahaan atau produk individualnya.

d) Penjualan secara pribadi

Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk

melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

e) Pemasaran langsung

Penggunaan surat, telepon, fax , e-mail, dan alat penghubung non

personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan

mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon

pelanggan.”

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

13

2.1.1.4 Komunikasi Pemasaran

Mengutip dari Kotler dan Keller (2006:496) “Komunikasi pemasaran

adalah cara yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan,

mempersuasi, dan mengingatkan konsumen, baik cara langsung maupun tidak

langsung mengenai produk dan merek yang mereka jual. Komunikasi

pemasaran berkontribusi terhadap ekuitas merek dengan membangun merek

dalam ingatan dan menciptakan citra merek yang mencakup 6 komponen, yaitu

periklanan, promosi penjualan, event, public relations dan publisitas,

pemasaran langsung, penjualan personal

2.1.2 Periklanan

2.1.2.1 Pengertian Periklanan

Mengutip dari Kottler (2007:244) Periklanan adalah segala bentuk

presentasi non pribadi da komunikasi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor

tertentu yan harus dibayar. Menurut Tjiptono (1997:226) “iklan adalah bentuk

komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan

atas kentungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga

menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang

untuk melakukan pembelian.”

2.1.2.2 Fungsi Periklanan

Menurut Swastha (1996:246) “ Fungsi iklan di antara lain adalah :

a) Memberikan Informasi

Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya,

baik tentang barangnya, harganya, maupun informasi lain yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

14

mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang diciptakan oleh

periklanan tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya

informasi seperti itu, orang akan segan atau tidak akan mengetahui

banyak tentang suatu barang.

b) Membujuk/Mempengaruhi

Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat

membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan

menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk

yang lain. Iklannya yang bersifat membujuk lebih banyak dipasang

pada media-media, seperti televisi dan majalah.

c) Menciptakan Kesan (image)

Pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-

baiknya, misalnya dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan

layout yang menarik. Kadang-kadang pembelian sebuah barang tidak

dilakukan secara rasional atau memperhatikan nilai ekonomisnya,

tetapi lebih terdorong kesan tertentu tentang sebuah iklan.

d) Periklanan Merupakan Alat Komunikasi

Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah

antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi

dengan cara yang efektif dan efisien. Komunikasi dapat menunjukkan

cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

15

2.1.2.3 Tujuan Periklanan

Mengutip dari Shimp (2003:138) “Tujuan-tujuan periklanan (advertising

objectives) adalah tujuan-tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh

periklanan. Penyusunan tujuan periklanan yang baik merupakan tugas sulit dari

manajeman periklanan, namun tujuan-tujuan tersebut menjadi fondasi bagi

seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan

Menurut Tjiptono (2005: 36) “Tujuan iklan bukan hanya untuk

meningkatkan penjualan saja, selain untuk meningkatkan penjualan, tujuan

iklan juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat yang sebelumnya tidak

tahu akan suatu produk, menjadi tahu akan keberadaan produk, sehingga

masyarakat mengambil sikap, lalu membeli. Ada beberapa cara untuk

menentukan tujuan periklanan yaitu:

1) Inventory Approach

Dalam pendekatan ini, tujuan periklanan ditentukan atau diambil dari

kumpulan berbagai tujuan perusahaan dilihat dari seluruh sudut

pandang pemasaran perusahaan. Dengan pendekatan ini pemasar dapat

menyadari bahwa ada banyak tujuan berbeda yang bisa ditekankan

dalam periklanan, dan pemilihan tujuan hendaknya

mempertimbangkan tujuan pemasaran lainnya.

2) Hierarchy Approach

Pendekatan ini didasarkan pada dugaan bahwa sebelum membeli

produk, pelanggan melewati tahapan-tahapan variabel psikologis. Oleh

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

16

karena itu, tujuan periklanan haruslah menggerakkan tahapan-tahapan

tersebut dalam suatu hirarki.

3) Attitudinal Approach

Pendekatan ini menyarankan agar sasaran tujuan periklanan adalah

mempengaruhi struktur sikap.”

2.1.2.4 Sasaran Periklanan

Menurut Tjiptono (1997: 81), “kegiatan periklanan memiliki sasaran berikut.

1) Kesadaran (Awareness)

Sasaran periklanan yang utama adalah untuk meningkatkan pengenalan

akan nama merk, konsep produk, dimana dan bagaimana membeli suatu

produk.

2) Mengingatkan (Remind to use)

Sasaran periklanan disini adalah untuk mengingatkan para pembeli agar

menggunakan produk, jasa atau ide, serta meningkatkan persediaan

produk, jasa atau ide tersebut.

3) Mengubah sikap tentang penggunaan produk

Sasaran periklanan adalah untuk meningkatkan jumlah pemakaian dan

menarik pemakai atau konsumen baru.

4) Mengubah persepsi

Mengubah tentang pentingnya atribut merk agar suatu atribut dapat

menjadi penentu dalam proses pemilihan oleh konsumen, maka atribut

tersebut haruslah penting.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

17

5) Mengubah keyakinan tentang merk

Jika suatu atribut telah dianggap penting, maka konsumen akan

meneliti sejauh mana tiap-tiap merk atau produk alternatif memiliki

atribut tersebut. Oleh karena itu, sasaran periklanan disini adalah untuk

meningkatkan nilai suatu produk dimata konsumen dalam hal atribut

yang penting tersebut.

6) Mengukuhkan sikap (Attitude Reinforcement)

Sasaran periklanan adalah untuk memberikan kepada pelanggan bahwa

merk atau atribut tersebut benar-benar memberikan tingkat kepuasan

tertinggi untuk manfaat yang paling tertinggi.

2.1.2.5 Jenis Media Periklanan

Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media

cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. Menurut

Tjiptono (2004:243) “jenis media periklanan yaitu:

1) Media cetak

Media cetak yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan

dengan jumlah kata, gambar, atau foto, baik dalma tata warna maupun

hitam putih. Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa

iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan

masyarakat. Jenis-jenis media cetak yaitu surat kabar, majalah, tabloid,

brosur, selebaran dan lain-lain.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

18

2) Media elektronik

Media elektronik yaitu media dengan teknologi dan hanya bisa

digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk iklan dalam media

elektornik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan di

tengah-tengah film atau acara), pengumuman acara/film, iklan layanan

masyarakat, jingle, sandiwara, dan lain-lain. Jenis iklan pada media

elektronik yaitu televisi, radio, internet, dan sebagainya.

3) Media luar ruang

Media luar ruang yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang

dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, pusat

keramaian, atau tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang

meliputi billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit

(panel bus), balon raksasa, dan lain-lain.

4) Media lini bawah

Media lini bawah yaitu media-media yang digunakan untuk

mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang

digunakan dalam media lini bawah, yaitu: pameran , direct mail, point

of purchase, merchandising schemes, dan kalender.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

19

2.1.3 Social Media

2.1.3.1 Pengertian Social Media

Menurut Nasrullah (2017) Social media sendiri adalah “media

online yang mendukung interaksi sosial. Sosial media menggunakan

teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog

interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara

lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi

lain dari sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk social media adalah

platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang

memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena

itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan

hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.”

Menurut Kaplan & Haenlein (2010) social media adalah ” sebuah

media online, dengan penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan

dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media

sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

2.1.3.2 Fungsi Social Media

Menurut Puntoadi (2011) Fungsi dari social media adalah “Media

sosial merupakan salah satu tempat membangun citra diri seseorang di

depan orang lain. Pembangunan popularitas dan eksistensi diri inilah

yang menghasilkan kepuasan tersendiri bagi kebanyakan orang. Selain

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

20

itu, media sosial juga merupakan sarana yang sangat tepat untuk

pemasaran. Segala kemudahan mengakses ke berbagai penjuru tempat

hanya dengan melalui berbagai jenis gadget memudahkan pemasar untuk

berkomunikasi dan lebih dekat dengan konsumen. Segala kenyamanan

yang bisa didapatkan melalui media sosial inilah yang memicu

perkembangan pesat pemakaiannya.”

2.1.4 Endorsement

2.1.4.1 Pengertian Endorsement

Menurut Shimp (2003:460) “Celebrity endorser adalah iklan yang

menggunakan orang atau tokoh terkenal (public figure) dalam mendukung

suatu iklan. Jadi celebrity endorser merupakan sebuah promosi yang dilakukan

oleh perusahaan dengan mengeluarkan produk melalui media iklan dan

menggunakan seorang selebriti sebagai pendukung iklan tersebut. Penggunaan

seorang endorser dalam sebuah iklan untuk menyampaikan pesan harus

menggunakan karakter yang tepat dan cocok.”

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menyebutkan bahwa

“Endorser atau istilah lainnya spokenpersons juga bisa dikatakan sebagai juru

bicara karena umumnya tugasnya sebagai seseorang yang mengkomunikasikan

tentang sebuah produk jasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juru bicara

adalah orang yang kerjanya memberi keterangan resmi dan sebagainya kepada

umum, dalam hal ini juru bicara mewakili suatu kelompok atau lembaga.”

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

21

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:287) “Daya tarik digunakan dengan

sangat efektif oleh para pemasang iklan untuk berkomunikasi dengan pasar-

pasar mereka. Pengaruh celebrity endorser sangat signifikan karena terbukti

banyaknya celebrity endorser di sosial media, karena prestasinya dalam suatu

bidang dan dapat menyampaikan pesan iklan yang informatif sehingga

mempengaruhi dan menarik konsumen. Hal ini membuat seorang celebrity

endorser dianggap sebagai bintang iklan.”

Para ahli mengemukakan pengertiannya mengenai celebrity endorser,

diantaranya :

Suryadi (2006) mendefinisikan bahwa “Endorser adalah icon atau sering

disebut juga sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan

sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan

promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan

produk.”

Sonwalkar,et al (2011) menyebutkan bahwa “Endorsement adalah sebuah

bentuk komunikasi dimana seorang celebrity bertindak sebagai juru bicara dari

sebuah produk atau merek tertentu.”

Berdasarkan empat pengertian celebrity endorser menurut para ahli di atas

dapat di simpulkan bahwa celebrity endorser merupakan cara yang dilakukan

oleh perusahaan untuk menarik minat konsumen dengan menggunakan icon

yaitu orang-orang yang memiliki kharisma dan kekuatan untuk mempengaruhi

khalayak dalam melakukan pembelian suatu produk yang ditawarkan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

22

2.1.4.2 Peran Celebrity Endorser

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu Noviandra (2006:65-74)

menjelaskan “Beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang biasa

digunakan perusahaan dalam sebuah iklan diantaranya :

1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut

maka pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit

dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.

2. Endorsement, ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan

produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek

tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program

tayangan tertentu.

4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu

perusahaan dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran

spokeperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau

produk yang mereka wakili.

Penggunaan selebriti menjadi bintang iklan dari suatu merk atau produk

memiliki daya tarik tersendiri, disamping memiliki kekuatan memperoleh

perhatian dari konsumen selebriti juga dapat dijadikan alat untuk membujuk

calon konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang

diiklankannya.”

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

23

2.1.4.3 Indikator Celebrity Endorser

Menurut Shimp (2010:251-253) mengatakan “Lima atribut Endorser

dijelaskan dengan akronim TEARS, dimana TEARS tersebut terdiri dari :

1. Truthworthiness (dapat dipercaya)

Mengacu pada kejujuran, integritas dan kepercayaan diri dari

sumber pesan.

2. Expertise (keahlian)

Mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang

dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang

didukung seorang endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli

pada merek yang didukungnya akan lebih persuasive dalam menarik

audience daripada seorang endorser yang tidak diterima sebagai

seorang yang ahli.

3. Attractiveness (dayatarik fisik)

Mengacu pada yang dianggap sebagai hal yang menarik untuk

dilihat dalam kaitannya dengan konsep tertentu dengan daya tarik fisik.

4. Respect (kualitas dihargai)

Kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas

pencapaian personal.

5. Similarity (kesamaan)

Mengacu pada kesamaan antara endorser dan audience dalam hal

umur jenis kelamin, etnis, status social, dan sebagainya.”

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

24

Menurut Royan (2004:14), dalam penelitian Rini & Astuti (2012),

berpandapat bahwa “Indikator Celebrity Endorser terdiri dari 4 unsur

diantaranya:

1. Visibility

Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti.

2. Credibility

Berhubungan dengan pengetahuan yang diketahui sang bintang

terhadap

produk yang di bintangi nya.

3. Attraction

Lebih menitik beratkan pada daya tarik sang bintang

4. Power

Kemampuan selebriti dalam menarik konsumen.”

Dari dua pendapat ahli di atas, penulis menggunakan teori dimensi

menurut Royan (2004:14) dalam penelitian Rini & Astuti (2012).

2.1.5 Vlog

2.1.5.1 Pengertian Vlog

Menurut Schmittaver (2018) Vlog adalah “Sebuah blog yang lebih

banyak berisi video dari pada teks atau gambar”,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

25

Menurut Nack & Pfeiffer (2005) “Vlog adalah sebuah blog yang

digabungkan dengan teknologi canggih (camera,video editor,dll) untuk

menciptakan sebuah blog tanpa teks dimana isinya berupa video.”

2.1.5.2 Tujuan dari Vlog

Vlog adalah “Menceritakan pendapat dan catatan pribadi kepada

orang lain agar diketahui oleh banyak orang. Biasanya memang bisa

mewakili kepribadian pembuat vlog atau dengan tujuan dari pembuat

tersebut. Artinya konten dalam vlog itu bisa memang yang sesuai dengan

kepribadian dan passion vlogger, atau memang memutuskan tema tertentu

yang dia inginkan untuk diketahui dan disebarkan kepada banyak orang

dalam bentuk video. Berbicara tujuan, sebetulnya bisa berbeda-beda, ada

yang bertujuan untuk sekedar sharing, berbagi informasi, dan bahkan

getting revenue atau mendapatkan penghasilan dengan menjadikannya

sebagai ladang bisnis atau pekerjaan.” Kaiamedia (2016)

2.1.5.3 Manfaat dari Vlogger

Nack & Pfeiffer (2005) berpendapat “dengan adanya teknologi baru

yaitu vlog (video blogging) dapat menjadikan sebuah interaksi baru bagi

siapa saja untuk dapat mempublikasikan sebuah konten video secara real

berdasarkan apa yang direkamnya”.

Combe & Codreanu, n.d (2016) berpendapat “Vlog memiliki potensi

untuk membantu mengembangkan literasi digital dan keterampilan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

26

berbicara di depan kamera dan mendorong publikasi ( tindakan dan gerak

berbicara, meningkatkan kualitas produk video sebelum mempostingnya)

2.1.6 Minat Beli

2.1.6.1 Pengertian Minat Beli

Menurut (Kotler dan Keller, 2009:137) “Minat beli merupakan

perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap obyek yang

menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian”.

Shiffman dan Kanuk (2007:228) mengemukakan bahwa “Minat

beli merupakan suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang

sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa atau

merek tertentu”.

Assael (2001:75) berpendapat bahwa “Minat beli adalah

kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil

tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

kemungkinan konsumen melakukan tindakan pembelian. Minat beli juga

dapat diartikan sebagai bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana

pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dan dalam

periode tertentu”.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

27

2.1.6.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli

Lidyawatie (2008) menjelaskan “Bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen yaitu sebagai berikut:

a) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan

yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan

waktu senggangnya, dan lain-lain.

b) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai

sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang

diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

menggunakan waktu senggangnya.

d) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda

dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan

orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas

benda dan seseorang.”

Menurut Kotler dan Susanto (2001) berpandapat bahwa “Minat beli

merupakan bagian dari perilaku membeli sehingga faktor-faktor yang

mempengaruhi minat beli kurang lebih sama dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku membeli. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi minat beli yaitu:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

28

a) Faktor-faktor Kebudayaan

1. Budaya, adalah faktor penentu keinginan dan perilaku

seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih

rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka

perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

2. Sub Budaya, yaitu mempunyai kelompok- kelompok sub

budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan

sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat

macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok

keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

3. Kelas Sosial, yaitu kelompok dalam masyarakat, dimana setiap

kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku

yang sama.”

b) Menurut Kotler dan Susanto (2001) berpandapat bahwa “Faktor-

faktor Sosial diantaranya :

1. Kelompok Referensi, yaitu kelompok-kelompok yang

memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap

sikap dan perilaku seseorang. Kelompok ini biasanya disebut

dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang

dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap

seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan

anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

29

tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara

langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal.

2. Keluarga, yaitu anggota keluarga dapat memberikan pengaruh

yang kuat terhadap perilaku pembeli. Dalam sebuah organisasi

pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian.

Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga

orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama,

politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.

Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak

yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal

dengan keluarga prokreasi.

3. Peranan dan Status, yaitu kedudukan seseorang dalam setiap

kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan

status. Setiap peranan membawa satu status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya

meliputi kelompok acuan, keluarga serta peran dan status.

Peran dan status seseorang di dalam masyarakat dapat

mempengaruhi perilaku pembelian. Semakin tinggi peran

seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin

tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara

langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.”

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

30

c) Menurut Kotler dan Susanto (2001) berpandapat bahwa “Faktor-

faktor Pribadi

1. Usia dan Tahap Daur Hidup, yaitu pembelian seseorang

terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama

hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang

berhubungan dengan usianya.

2. Pekerjaan, yaitu dengan adanya kelompok-kelompok

pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai

dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.

3. Keadaan Ekonomi, yatu keadaan ekonomi seseorang dapat

dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh

terhadap pilihan produk. Biasanya pemilihan produk

dilakukan berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti

besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, hutang

dan sikap terhadap belanja atau menabung.

4. Gaya Hidup, yaitu dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup

seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan

opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial dan

pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak

menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat

hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran,

banyak pemasar yang mengarahkan merek kepada gaya hidup

seseorang.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

31

5. Kepribadian dan Konsep Diri, yaitu kepribadian merupakan

ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan

konsep diri lebih kearah citra diri. Setiap orang memiliki

berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda

yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya.

Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang

berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten

dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.

Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri

bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan

bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi.”

d) Faktor-faktor Psikologis

1. Menurut Hamalik (1992:173) “Pengertian Motivasi

merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.”

2. Persepsi, yaitu proses individu memilih, merumuskan, dan

menafsirkan masukan informasi dari panca indera untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.

Menurut Sulistiyawati (2010) berpendapat bahwa “Faktor

psikologis persepsi merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku membeli. Persepsi akan suatu produk

menjadi salah satu karakteristik dasar dalam pemasaran lewat

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

32

pemberian perhatian lebih serta penciptaan produk yang kuat

tersebut akan dipersepsi oleh konsumen dalam melakukan

pembelian.”

Menurut Assael dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa

“Persepsi terhadap produk melalui proses itu sendiri terkait

dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta

komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku

konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata,

gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang

diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan,

dampak dari negara pejualan). Informasi yang diperoleh dan

diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan)

seseorang terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk

sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya

akan sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi

apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak”.

Walgito (2001) menyatakan bahwa “Persepsi adalah proses

pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang

diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang

berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri

individu”.

3. Menurut Menurut Kotler dan Susanto (2001) “Belajar, yaitu

menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

33

yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku

manusia diperoleh dengan mempelajarinya. belajar adalah

perubahan yang terjadi dalam proses pemikiran seseorang yang

disebabkan oleh pengalaman sebelumnya. Belajar memegang

peranan penting dari tingkah laku, terutama bagi seseorang

yang baru pertama kali membeli barang.

4. Kepercayaan, yaitu suatu gagasan deskriptif yang dimiliki

seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan itu mungkin

didasarkan akan pengetahuan, pendapat, dan keyakinan nyata.

Keyakinan ini membentuk citra terhadap merek dan produk

dan ini akan menyebabkan seseorang akan bertindak sesuai

dengan kepercayaannya.

5. Sikap, yaitu sudut pandang seseorang terhadap sesuatu. Para

produsen pada umumnya berusaha memahami sikap pelanggan

potensial dan berfungsi atas dasar tersebut akan lebih efisien

bagi produsen untuk menggunakan sikap pelanggan sebagai

landasan bergerak daripada berusaha mengubahnya karena

sikap cenderung menetap dan sulit untuk diubah.”

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:470) menyatakan bahwa

“Terdapat 5 indikator minat beli, diantaranya :

1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk

2. Mempertimbangkan untuk membeli

3. Tertarik untuk mencoba

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

34

4. Ingin mengetahui produk

5. Ingin memiliki produk”

Terdapat kesamaan faktor-faktor minat beli yang dikemukakan oleh

Lidyawatie (2008), Kotler dan Susanto (2001), dan Schiffman dan Kanuk

(2007:470) akan tetapi terdapat pula perbedaan.

Dari berbagai macam teori ditas penulis memutuskan untuk

menggunakan teori Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:470) “yang

faktornya antara lain :

1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk

2. Mempertimbangkan untuk membeli

3. Tertarik untuk mencoba

4. Ingin mengetahui produk

5. Ingin memiliki produk”

2.1.6.3 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2006), berpendapat bahwa “Minat beli di

identifikasi indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang membeli

produk.

2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang mereferensikan

produk kepada orang lain

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

35

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan seseorang

yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi

ini hanya dapat digantikan jika terjadi sesuatu preferensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

minat beli merupakan sebuah proses yang didapatkan ketika seseorang

menginginkan suatu alat pemuas kebutuhan yang membentuk sebuah

persepsi kedepannya dan menimbulkan sebuah motivasi untuk melakukan

pembelian. Dalam penelitian ini penulis hendak meneliti minat beli

konsumen terhadap produk smartphone yang didasari setelah melihat vlog

dari para youtuber yang membahas gadget.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

36

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas yang dijadikan variable

independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Endorsement Gadget Vlogger yang

memiliki 4 (empat) indikator yaitu Visibility,Credibility, Attraction, Power.

Variable dependen (terikat) dari penelitian ini adalah Minat Beli Produk

Smartphone yang indikatornya adalah Minat transaksional.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Visibility

(X1)

Credibility

(X2)

Attraction

(X3)

Power

(X4)

Endorsement Gadget

Vlogger

(X)

Minat Beli Produk

Smartphone

(Y)

Minat

Transaksional

(Y1)

H1

H2

H3

H4

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

37

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Terdahulu Isi Jurnal

1 Giri Maulana Arief

dan

Heppy Millianyani

Pengaruh Social Media

Marketing Melalui

Instagram Terhadap

Minat Beli Konsumen

Sugar Tribe

Saat ini, banyak bermunculan

bisnis makanan yang

memanfaatkan akun social

media untuk mengiklankan

produknya, sehingga

persaingan bisnis makanan

menjadi lebih ketat. Pelaku

bisnis makanan harus

memerhatikan kegunaan

social media yang sesuai

dengan target pasarnya

sehingga pesan yang

diberikan efektif, efisien dan

memenuhi tujuan dari

penggunaannya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui

pengaruh social media

marketing terhadap minat beli

konsumen Sugar Tribe

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

38

sebagai salah satu pelaku

bisnis makanan.

2

Rumondang Eliza

Maria Sinaga

&

AndrianiKusumawati

Pengaruh Youtube

Beauty Vlogger

Terhadap Minat Beli

Konsumen Dan

Dampaknya Terhadap

Keputusan Pembelian

Produk

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui dan

menjelaskan pengaruh

YouTube Beauty Vlogger

terhadap Minat Beli Konsumen

2. mengetahui dan menjelaskan

pengaruh YouTube Beauty

Vlogger terhadap Keputusan

Pembelian Produk

3. mengetahui dan menjelaskan

pengaruh Minat Beli

Konsumen terhadap Keputusan

Pembelian Produk. Jenis

penelitian yang digunakan

adalah eksplanatori

(explanatory research) dengan

pendekatan kuantitatif.

Variabel penelitian ini meliputi

YouTube Beauty Vlogger,

Minat Beli Konsumen dan

Keputusan Pembelian Produk

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

39

2.3 Hipotesis

H1: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger

yang indikatornya adalah Visibility (X1) terhadap Minat Beli Produk

Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).

H2: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger

yang indikatornya adalah Credibility (X2) terhadap Minat Beli Produk

Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).

H3: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger

yang indikatornya adalah Attraction (X3) terhadap Minat Beli Produk

Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).

H4: Adanya pengaruh secara parsial pada Endorsement Gadget Vlogger

yang indikatornya adalah Power (X4) terhadap Minat Beli Produk

Smartphone yang indikatornya adalah Minat Transaksional (Y1).

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANmedia.unpad.ac.id/thesis/120310/2015/120310150006_2_2217.pdf · dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

40