bab ii kajian pustaka a. diskripsi teori 1. kemandirian a ...repository.ump.ac.id/5115/3/bab...
TRANSCRIPT
-
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
1. Kemandirian
a. Pengertian kemandirian
Kemandirian menurut Desmita (2011: 185) berasal dari kata
“diri” yang mendapat awalan ke- dan akhiran an, kemudian
membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Kemandirian berasal
dari kata diri, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak
terlepas dari pembahasan tentang perkembangan tentang diri sendiri.
Menurut Nurhayati (2011: 130) kemandirian berasal dari kata
“mandiri” diambil dari dua istilah yang pengertiannya sering
disejajarkan yaitu autonomy dan independence. Konsep kemandirian
menurut Carl Rogers disebut dengan istilah self, karena diri itu
merupakan inti dari kemandirian.
Menurut Caplin dalam Desmita (2011: 185) kemandirian
atau otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih,
untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan
menentukan dirinya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa kemandirian merupakan usaha seseorang
untuk mengerjakan sesuatu secara sendiri, tanpa memerlukan
bantuan dari orang lain. Kemandirian seseorang akan terlihat dalam
9
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
10
perilakunya dan pada saat memecahkan masalah yang dihadapi.
Kemandirian merupakan karakter yang sedang dikembangkan oleh
Menteri pendidikan dan kebudayaan, menurut Mu’in (2011: 162)
karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua.
Karakter dibentuk oleh pengalaman dan pergumulan hidup. Pada
akhirnya, tatanan dan situasi kehidupanlah yang menentukan
terbentuknya karakter masyarakat / siswa menurut Mu’in (2011:
165).
b. Bentuk-bentuk kemandirian
Bentuk-bentuk Kemandirian menurut Havighurst dalam
Desmita (2011: 186), membedakan kemandirian atas empat bentuk
kemandirian, yaitu:
1) Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi diri
sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang
lain.
2) Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi
sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang
lain
3) Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi
4) Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan
interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang
lain.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
11
Berdasarkan bentuk-bentuk kemandirian di atas dibedakan
menjadi 4 yaitu kemandirian emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.
Bentuk-bentuk kemandirian di atas saling berkaitan dengan
kehidupan siswa, dengan adanya bentuk-bentuk kemandirian
tersebut tidak hanya untuk diri sendiri namun dapat memberikan
manfaat kepada orang lain, karena bentuk-bentuk kemandirian di
atas tidak hanya bagi diri sendiri namun interaksi dengan orang lain.
c. Karakteristik kemandirian
Karakteristik kemandirian menurut Steiberg dalam Desmita
(2011: 186) membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk,
yaitu:
1) Kemandirian emosional (Emotional autonomy)
2) Kemandirian tingkah laku (behavioral autonomy)
3) Kemandirian nilai (value autonomy)
Sedangkan karakteristik dari ketiga aspek kemandirian yaitu :
1) Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian yang
menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar
individu, seperti hubungan emosional siswa dengan guru atau
dengan orang tuanya.
2) Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk
membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain
dan melakukannya secara bertanggung jawab.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
12
3) Kemandirian nilai, yakni kemampuan memaknai seperangkat
prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan
apa yang tidak penting.
Karakteristik kemandirian yaitu karakter yang dimiliki oleh
siswa, karakteristik atau ciri tersebut yang menandai bahwa siswa
tersebut mandiri. Siswa dapat terlihat mandiri dari ketiga
karakteristik yaitu kemandirian emosional, tingkah laku, dan juga
nilai.
d. Indikator kemandirian
Indikator kemandirian menurut Desmita (2011: 185-186)
menyatakan bahwa kemandirian memiliki pengertian sebagai
berikut:
1) Suatu kondisi di mana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya sendiri.
2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
3) Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
4) Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
e. Pentingnya kemandirian bagi siswa
Pentingnya kemandirian bagi siswa, dapat dilihat dari situasi
kompleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara langsung atau tidak
langsung memengaruhi kehidupan siswa. Pengaruh kompleksitas
kehidupan siswa. Pengaruh kompleksitas kehidupan siswa dapat
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
13
terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian
dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan
obat dan alkohol, perilaku agresif, dan berbagai perilaku
menyimpang yang sudah mengarahkan pada tindak kriminal.
Fenomena di atas adalah permasalahan-permasalahan yang
sering dihadadapi oleh anak jaman sekarang. Oleh sebab itu,
perkembangan kemandirian siswa menuju ke arah kesempurnaan
menjadi sangat penting untuk dilakukan secara serius, sistemastis
dan terprogram. Menurut Desmita (2011: 190) perkembangan
kemandirian siswa dan implikasinya bagi pendidikan yaitu :
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis,
yang memungkinkan anak merasa dihargai.
2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
3) Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi
lingkungan, mendorong rasa ingin tahu mereka.
4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak,
tidak membedakan-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
Jadi kemandirian seseorang terlihat, apabila siswa dapat
menguraikan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dapat datang dan pergi
sebagaimana yang diinginkannya, mengatakan apa yang sedang
dipikirkan oleh seseorang, tidak tergantung dengan orang lain dalam
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
14
mengambil keputusan, merasa bebas untuk melakukan yang
dilakukannya, melakukan sesuatu yang ada di peraturan atau
kebiasaan, dan menghindari situasi seseorang diharapkan bisa
menyesuaikan diri, mengecam orang-orang yang berkuasa,
menghindari kewajiban dan tanggung jawab. Kemandirian akan
terlihat apabila siswa memiliki kemauan untuk mengetahui sesuatu
sendiri tanpa ada yang menyuruh.
2. Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2013:12) kata prestasi berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie, yang kemudian diartikan dalam bahasa
Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha (learning autcome).
Istilah prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak
siswa. Prestasi belajar (achievement) mempunyai fungsi utama, antara
lain :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat rasa ingin tahu.
c. Prestasi belajar bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
siswa
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
15
Berdasarkan definisi prestasi yang telah dijelaskan oleh para ahli
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah usaha yang dilakukan
selama melaksanakan pembelajaran. Guru dalam melihat hasil prestasi
belajar siswa yaitu dengan melihat serta memberikan nilai atau skor
setelah mereka mengerjakan soal atau tugas-tugas yang diberikan. Soal-
soal yang diberikan biasanya berbentuk pilihan ganda atau uraian
singkat.
Prestasi belajar selalu di upayakan oleh guru melalui beberapa
cara dan strategi. Setiap guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
sangat beraneka ragam. Penggunaan metode yang sesuai dengan materi
dan media pembelajaran adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Media pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Indriana (2011: 13), kata media berasal dari bahasa
Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara
harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan
(a source) dengan penerima pesan (a receiver). Proses belajar
mengajar membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat
membantu guru dalam penyampaian suatu informasi kepada para
siswa. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat
merangsang minat siswa untuk lebih memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
16
Menurut Sanjaya (2012: 61) “media pembelajaran adalah
segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan
yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap
atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang
memanfaatkannya”. Menurut (Arsyad, 2009: 4) “Media
pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah semua bahan dan alat peraga yang
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk
menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada para siswa.
Menurut (Indriana, 2011: 21) “Media pembelajaran terdiri
atas dua unsur, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras
(hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software).
Software merupakan informasi atau bahan ajar yang akan
disampaikan kepada siswa, sedangkan hardware berupa peralatan
atau sarana yang digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan ajar
tersebut”.
b. Faktor-faktor yang Menentukan Ketepatan Penggunaan Media
Pembelajaran
Menurut Indriana (2011 : 28-31), beberapa faktor yang
sangat menentukan tepat atau tidaknya suatu dijadikan media
pembelajaran antara lain:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
17
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran adalah
menyesuaikan media pembelajaran dengan tujuan instruksional
umum atau khusus yang ada dalam setiap mata pelajaran. Dapat
juga disesuaikan dengan tujuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Atau, bahkan kita bisa menyesuaikannya dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan berbagai
indikatornya.
2) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan (instructional content)
Media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi
yang diajarkan, yakni bahan atau yang akan disampaikan dalam
proses belajar dan mengajar. Selain itu, juga harus
memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat kedalaman
yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.
3) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan, dan
waktu
Fasilitas pendukung, lingkungan, dan waktu yang
tersedia merupakan faktor yang sangat penting dalam efektivitas
dan efisiensi penggunaan media pembelajaran. Betapapun
bagusnya media yang digunakan, apabila lingkungan dan
fasilitas pendukung serta waktu yang ada tidak mendukung,
maka tujuan pembelajaran menggunakan media tersebut tidak
akan tercapai dengan baik.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
18
4) Kesesuaian dengan karakteristik siswa
Sebuah media bisa sesuai dan cocok dengan karakteristik
siswa tertentu, tapi ada kalanya tidak cocok dengan siswa yang
lain. Karena itu, pendidik harus mengetahui karakteristik siswa
untuk bisa disesuaikan dengan media yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar.
5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
Gaya belajar siswa juga sangat mempengaruhi efektivitas
penggunaan media pembelajaran. Siswa yang memiliki gaya
belajar tipe visual akan dengan mudah memahami materi jika
media yang digunakan adalah media visual seperti televisi,
video, grafis dan semacamnya. Sedangkan siswa yang memiliki
gaya belajar auditif akan sangat merespons dengan baik media
pembelajaran yang menggunakan media auditoris. Ia akan lebih
responsif dengan mendengarkan dari pada melihat tayangan atau
menulis. Sedangkan gaya belajar siswa yang kinestetik lebih
suka melakukan dibandingkan membaca atau mendengarkan,
sehingga media pembelajaran yang sifatnya langsung
melakukan atau praktik langsung akan menjadi lebih disukai
oleh siswa kinestetik ini.
6) Kesesuaian dengan teori yang digunakan
Teori sangat menentukan dalam pemilihan media. Teori
menjadi faktor penting digunakannya sebuah media.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
19
Penggunaan media tidak boleh dilakukan dengan hanya merujuk
pada pilihan dari seorang guru, sehingga mengabaikan teori
yang memang sudah tepat digunakan dalam pembelajaran.
Ketidaksesuaian antara media dengan teori yang digunakan akan
berakibat fatal. Mungkin saja, tujuan pembelajaran bisa dicapai,
akan tetapi hal itu tidak akan efektiv dan efisien, serta kurang
memuaskan berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
c. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Menurut Suprihatiningrum (2013: 320) media pembelajaran
memiliki tiga ciri, sebagai berikut :
1) Ciri fiksatif, berarti media harus memiliki kemampuan untuk
merekam, menyimpan dan mengkonstruksi objek atau kejadian.
2) Ciri manipulatif, berarti media harus memiliki kemampuan
dalam memanipulasi objek atau kejadian.
3) Ciri distributif berarti media harus memiliki kemampuan untuk
diproduksi dalam jumlah besar dan disebarluaskan.
d. Media Video
1) Pengertian Video
Video merupakan suatu media yang digunakan oleh guru
untuk mempertunjukkan suatu peristiwa penting kepada siswa
agar siswa dapat memahami secara langsung kejadian yang
terjadi pada pembelajaran yang dipelajarinya.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
20
Video menurut Smaldino, dkk (2011:406) merupakan
sarana utama untuk mengdokumentasikan kejadian aktual dan
menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Video dalam ruang
kelas menurut Nugent dalam Smaldino, dkk (2011:405), banyak
guru menggunakan video untuk memperkenalkan sebuah topik,
menyajikan konten, menyediakan perbaikan, dan meningkatkan
pengayaan. Segmen-segmen video bisa digunakan di seluruh
lingkungan pengajaran dengan kelas, kelompok kecil, dan
siswa-siswa perorangan.
Dari beberapa pengertian video di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa video yang digunakan guru dalam
pembelajaran sangat penting dan sangat menunjang
pembelajaran di kelas. Karena dengan adanya video yang
ditampilkan akan memudahkan siswa dalam memahami
permasalahan yang konkret pada materi pelajaran yang sedang
berlangsung.
Pengajaran berbasis video dengan soundstrack beragam
bisa ditunjukkan pada berbagai jenis pembelajaran. Teks bisa
ditampilkan dalam berbagai bahasa dan digunakan untuk
menerjemahkan atau memberi keterangan pada konten video.
Video tersedia untuk hampir seluruh jenis topik dan untuk
seluruh jenis pemelajar di seluruh ranah pengajaran-kognitif,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
21
afektif, kemampuan motorik, interpersonal antara lain sebagai
berikut:
a) Ranah kognitif
Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati
reka ulang dramatis dari kejadian bersejarah dan perekaman
aktual dari kejadian yang lebih belakangan.
b) Ranah afektif
Ketika terdapat salah satu unsur dari emosi atau
keinginan untuk belajar afektif, video biasanya bekerja
dengan baik. Model peran dan pesan dramatis pada video
bisa memperngaruhi sikap. Karena potensinya yang besar
untuk dampak emosional, video bisa bermanfaat dalam
membentuk sikap personal dan sosial.
c) Ranah kemampuan motorik
Video sangat hebat untuk menampilkan bagaimana
sesuatu bekerja. Pertunujukkan kemampuan motorik bisa
dengan mudah dilihat melalui media ketimbang dalam
kehidupan nyata. Jika anda sedang mengajar proses tahap-
demi-tahap, anadabisa menampilkannya dalam waktu saat
itu juga, mempercepatnya untuk memberikan sebuah
tinjauan, atau melambatkannya untuk menampilkan detail-
detail yang spesifik.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
22
d) Ranah kemampuan interpersonal
Dengan melihat sebuah program video bersama-
sama, berbagai kelompok pemelajar yang beragam bisa
membangun kesamaan pengalaman sebagai katalis untuk
diskusi. Ketika siswa sedang belajar kemampuan
interpersonal, seperti penyelesaian konflik dan hubungan
dengan sesama siswa, siswa bisa mengamati orang lain
dalam video untuk pertunjukkannya dan dianalisis. Siswa
kemudian bisa mempraktikkan kemampuan interpersonal
siswa dihadapan kamera, mengamati diri siswa sendiri dan
menerima umpan balik dari sesama siswa dan pengajar.
2) Kelebihan dan Kelemahan Video
Menurut Smaldino, dkk (2011:411) adapun kelebihan
dan kelemahan video sebagai berikut:
Adapun kelebihan dan kelemahan pada video antara lain:
a) Kelebihan video
(1) Bergerak. Gambar-gambar bergerak memiliki
keuntungan yang jelas daripada gambar diam dalam
menampilkan konsep di mana gerakan sangatlah
penting sekali untuk belajar.
(2) Proses. Pengoperasian, seperti tahapan proses perakitan
atau percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan
sangatlah penting, bisa ditampilkan lebih efektif.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
23
(3) Pengamatan yang bebas risiko. Video memungkinkan
para siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin
saja terlalu berbahaya untuk dilihat secara langsung,
seperti gerhana matahari, letusan gunung berapi, atau
suasana perang.
(4) Dramatisasi. Reka ulang yang dramatis bisa
menghidupkan kepribadian dan kejadian bersejarah.
Mereka memungkinkan para siswa untuk mengamati
dan menganalisis interaksi manusia.
(5) Pembelajaran ketrampilan. Penelitian mengindikasikan
bahwa penguasaan ketrampilan fisik mengharuskan
pengamatan dan latihan berulang-ulang.
(6) Pembelajaran afektif. Karena potensi besarnya untuk
dampak emosional, video bisa bermanfaat dalam
pembentukan sikap personal dan sosial. Video
dokumenter dan propaganda sering kali diketahui
memiliki dampak terukur pada sikap hadirin.
(7) Penyelesaian masalah. Dramatisasi yang berakhiran
terbuka sering kali digunakan untuk menyajikan situasi
tak-terselesaikan, yang membuat para pemirsa
mendiskusikan berbagai cara mengatasi masalah
tersebut.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
24
(8) Pemahaman budaya. Kita bisa mengembangkan
apresiasi yang mendalam terhadap budaya orang lain
dengan melihat penggambaran kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat lainnya.
(9) Membentuk kebersamaan. Dengan melihat program
video bersama-sama, sebuah kelompok orang yang
berbeda-beda bisa membangun dasar kesamaan
pengalaman untuk membahas sebuah isu secara efektif.
Oleh karena itu, video bisa sangat meningkatkan
belajar siswa dan terutama guru-guru saat ini harus dengan
tepat memadukan video ke dalam mata pelajaran tertentu
agar pembelajaran menjadi menarik dan bermakna bagi
siswa.
b) Kelemahan video
(1) Kecepatan yang tetap. Meskipun video bisa dihentikan
untuk diskusi, ini tidak selalu dilakukan dalam
penayangan untuk kelompok. Karena program
ditayangkan dalam kecepatan yang tetap, beberapa
pemirsa mungkin tertinggal dan yang lainnya tidak
sabar menunggu bagian selanjutnya.
Untuk menangani kelemahan ini pada saat
pembelajaran di dalam kelas, video bisa diputar
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
25
kembali oleh guru. Ketika mendapati siswa yang
tertinggal dalam melihat video pembelajaran.
(2) Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama
produksi setempat, sebagian besar terdiri dari
penayangan orang-orang yang bicara dari jarak dekat.
Video bukan merupakan saran lisan yang hebat karena
merupakan sarana visual.
Untuk menangani kelemahan dari video ini maka
seorang guru bisa mengulang komunikasi dengan
bahasa sendiri atau bahasa guru pada saat mengajar.
Jadi bisa berbarengan dengan pemutaran video guru
menambahkan atau mengulangi pembicaraan yang
telalu cepat.
(3) Fenomena yang diam. Meskipun video memiliki
keuntungan bagi konsep yang melibatkan gerakan, ia
mungkin tidak cocok bagi topik lain di mana kajian
terperinci mengenai sebuah visual tunggal dilibatkan
(misalnya, peta, diagram pengkabelan, atau diagaram
organisasi).
Ketika mendapati fenomena diam dalam video guru
bisa menggunakan narasi untuk menarasikan fenomena
diam dalam video kepada siswa pada saat penjelasan di
depan kelas.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
26
(4) Salah penafsiran. Dokumenter dan dramatisasi sering
kali menyajikan perlakukan yang rumit dan canggih
terhadap suatu isu.
Ketika mendapati video salah penafsiran guru harus
segera memberikan klarifikasi atau konfirmasi supaya
siswa tidak salah konsep dalam memahami.
Dari kelemahan video yang telah diungkapkan maka
media video kurang bagus apabila digunakan dalam
pembelajaran dihentikan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Disamping itu video kurang tepat jika
digunakan untuk objek yang diam tetapi digunakan untuk
objek yang bergerak. Kemudian sering terjadi salah
penafsiran jika video tersebut dibuat secara rumit.
4. Proses Pembelajaran
a. Pengertian Proses Pembelajaran
Menurut Susanto (2010: 19). Pembelajaran yang diidentikkan
dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar”, yang berarti
petujuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Kata
pemebelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah
awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”,
diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
27
Menurut (Djamarah dan Zain 2010: 41-52) Proses belajar
mengajar adalah kegiatan pendidik untuk mendidik peserta didik
dalam waktu atau ruang yang tertentu. Proses belajar mengajar
mempunyai beberapa kompone-komponen, yaitu: tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta
evaluasi.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Proses Pembelajaran
Menurut Wasliman (dalam Susanto.2007:158), hasil belajar
yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagi
faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.
Uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagi berikut :
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Keluarga yang morat-morit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian kurang terhadap anaknya,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
28
serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang baik dari orang tua
dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar
peserta didik.
Menurut Dunki (dalam Nana Sanjaya,2006:51), terdapat
sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses
pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu :
a) Teacher formative experience
Meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman
hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka, yang
termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal
kelahiran guru termasuk suku, latar belakang bedanya, dan
adat istiadat.
b) Teacher training experience
Meliputi pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang
pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional,
tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.
c) Teacher properties
Segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya,
sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan inteligensi guru,
motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
29
kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi
pemebelajaran maupun kemampuan dalam penguasan
materi.
Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
adalah faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini saling
berkaitan dengan peserta didik dan lingkuan yang berkaitan
dengan peserta didik. Faktor-faktor tersebut sangat mudah
mempengaruhi proses pembelajaran sehingga diperlukan
pemantoan oleh orang tua dan guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
5. Metode Writing in the Here and Now
a. Metode
Metode berasal dari bahas Yunani “Methodos” yang berarti
cara atau jalan yang ditempuh. (dalam http//ktiptk.blogspririt.com).
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 114) menyebutkan
bahwa metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan
dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya
prestasi belajar anak yang memuaskan.
Sutan Zanti Arbi dan Syahmir Syahrun (Montolalu, dkk.
1994: 28) mendefinisikan “metode adalah cara yang berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
30
metode adalah cara atau jalan yang ditempuh guru yang berfungsi
untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan
sehingga tercapai kelancaran proses belajar dan prestasi belajar yang
memuaskan sesuai dengan yang dikehendaki.
Dari pendapat di atas metode merupakan cara yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran dikelas,
kemudian metode berfungsi untuk menciptakan situasi pembelajaran
yang menyenangkan di kelas. Sehingga materi yang disampaikan
oleh guru mampu diterima dengan baik oleh siswa.
Selain itu Sutan Zanti Arbi dan Syahmir Syahrun,
(Montolalu, dkk. 1994: 137) berpendapat selanjutnya dalam
menetapkan suatu metode, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain tujuan yang ingin dicapai, faktor murid (peserta didik) ikut
menentukan efektif dan tidaknya suatu metode faktor guru juga ikut
menentukan efektif tidaknya suatu metode.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ialah
suatu cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah tertentu tujuannya ialah agar
tercapainya suatu tujuan yang hendak dicapai.
b. Metode Writing In The Here And Now
Metode menulis di sini dan saat ini (writing in the here and
now) adalah sebuah strategi pembelajaran yang dapat membantu
peserta didik dalam merefleksikan pengalaman-pengalaman yang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
31
telah mereka alami secara langsung. Menurut Melvin L. Silberman
(2010: 198) strategi menulis pengalaman secara langsung atau di sini
dan saat ini (writing in the here and now) adalah sebuah cara
dramatis untuk meningkatkan perenungan secara mandiri dengan
meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala ini (present tense)
tentang sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di
sini dan sekarang). Aktivitas ini memungkinkan siswa untuk
memikirkan pengalaman yang mereka miliki.
Adapun tujuan diterapkannya strategi writing in the here and
now tidak lain untuk memotivasi dan membiasakan peserta didik
dalam belajar dan membudayakan sifat aktif secara individu. Siswa
berani untuk merefleksikan pengalaman yang telah mereka alami
secara langsung dalam bentuk tulisan, tidak minder dan tidak takut
salah.
c. Prinsip-Prinsip Strategi Writing in the here and now
Strategi writing in the here and now merupakan salah satu
dari 101 strategi pembelajaran active learning yang ditawarkan oleh
Melvin L Silberman. Oleh karena itu sebagai bagian dari
pembelajaran aktif, maka strategi writing in the here and now juga
harus memiliki prinsip-prinsip yang ada dalam pembelajaran aktif.
Sebelum membahas tentang prinsip-prinsip strategi writing
in the here and now. Menurut Ahmad Rohani (2004: 63-64) Berikut
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
32
ini kami paparkan indikator-indikator mengenai pembelajaran yang
mencerminkan aktif learning, yaitu:
1) Dari segi peserta didik dapat dilihat dari:
a) Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dari
permasalahannya
b) Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk
partisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan
belajar
c) Penampilan berbagai usaha / kreatifitas belajar dalam
menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar
hingga mencapai keberhasilannya
d) Kebebasan / keleluasaan melakukan hal tersebut diatas
tanpa tekanan guru / pihak lainnya.
2) Dari segi guru
a) Usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi
peserta didik secara aktif
b) Peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar
mengajar peserta didik
c) Memberi kesempatan peserta didik untuk belajar menurut
cara dan keadaan masing-masing
d) Menggunakan berbagai jenis metode mengajar dan
multimedia
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
33
3) Dari segi program, hendaknya:
a) Tujuan pengajaran dan konsep maupun isi pelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan subyek
didik
b) Program cukup jelas, dapat dimengerti dan menantang
peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar
c) Bahan pelajaran mengandung fakta/informasi, konsep
prinsip, dan keterampilan.
4) Dari segi situasi belajar ada:
a) Iklim hubungan intim / erat antara guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan peserta didik. Guru dengan guru
dan antara unsur pimpinan sekolah
b) Gairah dan kegembiraan belajar peserta didik sehingga
mereka memiliki motifasi kuat dan keleluasaan
mengembangkan cara belajar masing-masing.
5) Dari segi sarana belajar
a) Ada sumber-sumber belajar bagi peserta didik
b) Fleksibilitas waktu untuk kegiatan belajar
c) Dukungan dari berbagai jenis media pengajaran
d) Kegiatan belajar peserta didik tidak terbatas dalam kelas
(ruang kelas) tetapi juga di luar kelas
Dengan indikator tersebut setidaknya dapat memberikan
ramburambu bagi guru untuk merancang dan melaksanakan
pengajaran.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
34
d. Langkah-Langkah Strategi Writing in the here and now
Melvin L. Silberman (2010: 198) menggambarkan bahwa
prosedur dari strategi writing in the here and now adalah:
1) Pilihlah jenis pengalaman yang Anda ingin siswa
menuliskannya. Pengamatan itu bisa dari masa lalu atau masa
depan.
2) Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang Anda pilih
untuk tujuan penulisan perenungan. Katakan kepada mereka
bahwa cara yang baik untuk merenungkan sebuah pengalaman
adalah dengan menghidupkannya kembali atau mengalaminya
untuk pertamakalinya di sini dan sekarang juga. Cara ini akan
menimbulkan dampak yang lebih jelas dan lebih dramatis
ketimbang menulis tentang sesuatu “di suatu tempat dan dahulu”
atau dalam waktu yang kelak akan datang.
3) Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis. Ciptakan
privasi dan suasana hening.
4) Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini (present
tense), tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan
mereka untuk memulai dari awal pengalaman dan menuliskan
apa yang mereka dan orang lain alami dan rasakan. Perintahkan
siswa untuk menulissebanyak yang mereka suka tentang
kejadian yang berlangsung dan perasaan yang ditimbulkan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
35
5) Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai
merasa diburu waktu. Bila sudah selsai, perintahkan mereka
untuk membaca hasil renungan mereka di sini dan sekarang.
6) Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan
mereka ambil di masa mendatang.
Adapun variasi strategi writing in the here and now sebagai
berikut:
1) Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis
imajinatif, pertama-tama lakukan latihan imajinasi atau mental
atau laksanakan diskusi kelompok yang relevan dengan topik
yang Anda tugaskan kepada mereka.
2) Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang telah
mereka tulis. Salah satu alternatifnya adalah dengan
memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan karya
mereka yang sudah selesai. Alternatif yang kedua adalah dengan
meminta pasangan untuk saling bercerita tentang apa yang
mereka tulis.
e. Kelebihan dan kekurangan strategi writing in the here and now
Dalam metode atau strategi pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangan (liza Rosita, 2013), seperti strategi writing in the here
and now (menulis pengalaman secara langsung) ini mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan diantaranya:
1) Kelebihan strategi writing in the here and now adalah:
a) Melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
36
b) Meningkatkan kreativitas siswa.
c) Meningkatkan semangat dan kemampuan siswa dalam
menulis.
d) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pesan inti materi
pelajaran.
e) Menghubungkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan.
2) Kekurangan strategi writing in the here and now adalah:
a) Kesulitan bagi sebagian siswa yang merasa tidak
mempunyai pengalaman yang terkait dengan materi
pelajaran, juga bagi siswa yang memiliki kecerdasan
linguistik rendah.
Ketika mendapati siswa yang tidak mempunyai pengalaman
guru bisa menggunakan media untuk membantu siswa
mempunyai pengalaman. Selain itu guru juga bisa membuat
simulasi untuk memberikan pengalaman kepada siswa
b) Penggunaan waktu dalam kegiatan pembelajaran kurang
efisien. Sebab, terkadang siswa banyak mengulur dan
menunda pekerjaannya. Apalagi jika siswa belum terbiasa
menulis dan menuangkan gagasan. Tentu saja hal ini
membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Ketika memberikan tugas guru memberikan waktu yang
lebih lama. Karena siswa baru belajar menuangkan gagasan
untuk mengomentari video atau pengalaman siswa.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
37
c) Pendalaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
berkurang. Sebab, fokus yang ingin dibidik oleh strategi
strategi writing in the here and now adalah pengalaman
siswa dalam mengamalkan materi pelajaran, bukan materi
pelajaran itu sendiri.
Guru memberikan penekanan kepada siswa bahwa
pendalaman yang dilakukan siswa yaitu dengan melihat
fenomena dalam video yang digurnakan sebagai media
pembelajaran. Supaya siswa mempu menuangkan gagasan
dengan baik maka guru bisa mengulang pemutaran video
supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
6. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Zamroni (dalam Taniredja, 2009:3) mengemukakan
bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi
yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir
kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat. Selain pendapat tersebut, Chamim (2003:44)
mengungkapkan bahwa pendidikan kewargaegaraan adalah konsep
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
38
multidimensional yang dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar
pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang persiapan yang
diperlukan untuk berpartisipasi dalam proses politik secara
menyeluruh, dan secara umum tentang apa definisi dan bagaimana
menjadi warga negara yang baik.
Beberapa pendapat yang mengungkapkan mengenai
pengertian pendidikan kewaganegaraan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan
pendidikan yang mempunyai esensi untuk menjadikan peserta didik
sebagai warga negara yang mempunyai jiwa sesuai ideologi
Indonesia yaitu Pancasila, di mana dalam ideologi tersebut terdapat
nilai-nilai karakter luhur untuk menjaga keharmonisan kehidupan
berbangsa maupun bernegara.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata
pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat SD sampai perguruan
tinggi, mempunyai tujuan yang berkaitan dengan penanaman nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia sesuai ideologi negara yaitu Pancasila.
Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan diatur dalam
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah. Tujuannya adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
39
1) Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya
sebagai manusia.
2) Meningkatkan kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
kelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggungjawab sosial, ketaatan kepada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Mulyasa (2009:97) menyatakan bahwa dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan bahwa kelompok mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan :
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan
dan / atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa,
seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa uraian di atas
mengenai tujuan pendidikan kewarganegaraan, bahwa tujuan
pendidikan kewarganegaraan mencakup beberapa hal yaitu
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi individu yang
berkarakter luhur seperti yang nilai terkandung dalam ideologi
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
40
negara (Pancasila) serta membentuk peserta didik menjadi seorang
warga negara yang mempunyai kecakapan sosial untuk dapat
merespon dan memberikan kontribusi bagi lingkungan sekitarnya
agar terbentuk keseimbangan dalam hubungan berbangsa dan
bernegara.
c. Materi
Materi yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian yaitu
tercantum pada kurikulum KTSP sebagai berikut :
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Menghargai Keputusan
Bersama
4.2 Memahami Keputusan
Bersama.
Dari tabel di atas peneliti menggunakan Standar Kompetensi
4 yaitu Menghargai Keputusan Bersama dan Kompetensi Dasar 4.2
yaitu memberikan contoh sederhana Menghargai Keputusan
Bersama.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan oleh peneliti adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sheila Ayu Shofianingrum tahun 2013
dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Dengan Strategi Pembelajaran Writing
In The Here And Now Siswa Kelas VII A SMP Muhammadiyah 10
Surakarta Semester I.” dalam kesimpulannya dijelaskan bahwa
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
41
pembelajaran dengan menggunakan Writig In The Here And Now dapat
meningkatkan Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi
Berdasarkan Pengalaman Pribadi.
Hasil penelitian ini memiliki tujuan penelitian yaitu
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi dengan strategi pembelajaran Writing in the Here
and Now dan mengetahui perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi dengan strategi
pembelajaran Writing in the Here and Now pada siswa kelas VII A SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta. Penelitian ini mengambil lokasi di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.. Sumber data dalam penelitian ini berasal
dari guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII A dan data dalam
penelitian ini adalah karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi
siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dengan observasi, wawancara, tes,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
(1) penerapan strategi pembelajaran Writing in the Here and Now dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi pada siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah 10
Surakarta. Pada prasiklus nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya
mencapai 59,2. Pada siklus I meningkat menjadi 72,3 dan pada siklus II
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
42
terjadi peningkatan mencapai 77,5 (2) strategi pembelajaran Writing in
the Here and Now dapat meningkatkan perubahan perilaku siswa dari
yang kurang baik menjadi baik. Hal ini dapat dilihat pada setiap
siklusnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Setyo Wibowo tahun 2013 dari
Universitas Negeri Semarang.“Peningkatan Keterampilan Menulis
Cerpen Berdasarkan Kehidupan Diri Sendiri Menggunakan Metode
Writing in the Here and Now dengan Media Audiovisual pada Siswa
Kelas X Sunan Ampel SMA Walisongo Pecangaan” dalam
kesimpulannya dijelaskan bahwa metode Writing in the Here and Now
dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas X Sunan Ampel SMA
Walisongo Pecangaan” dalam kesimpulannya mampu meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Diri Sendiri.
Proses pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X Sunan Ampel
SMA Walisongo Pecangaan menggunakan metode writing in the here
and now dengan media audiovisual yaitu, (1) proses internalisasi
penumbuhan minat siswa untuk menulis cerpen, (2) proses diskusi yang
kondusif, (3) poses siswa memilih unsurunsur pembangun cerpen
sehingga siswa mampu menulis cerpen, (4) kondusifnya kondisi siswa
saat memaparkan hasil pekerjaannya didepan kelas, dan (5) terjadinya
proses reflektif sehingga siswa bisa menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran menulis cerpen. Berdasarkan hasil analisis data, dapat
diketahui bahwa kemampuan menulis cerpen siswa setelah mengikuti
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
43
pembelajaran dengan menggunakan metode writing in the here and now
dengan media audiovisual telah mencapai hasil yang optimal. Hasil tes
menulis cerpen pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 72,51. Setelah
dilakukan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata 82,45 atau
meningkat sebesar 9,94 atau 13,70%. Hasil tes tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan menulis cerpen siswa telah mencapai hasil yang
optimal. Hasil analisis data nontes juga menunjukkan adanya perubahan
perilaku siswa. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis
cerpen dengan menggunakan metode writing in the here and now dengan
media audiovisual yang mencakup keaktifan, keantusiasan, kesungguhan
siswa, keberanian dan kepercayaan diri siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan (1)
guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode writing in the
here and now dengan media audiovisual dalam pembelajaran menulis
cerpen, karena metode dan media ini mampu membuat siswa menjadi
aktif, kreatif, dan menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, dan (2) bagi para peneliti di bidang pendidikan maupun
bahasa dapat melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis
cerpen dengan metode pembelajaran yang berbeda. Salah satu alternative
metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu metode menggunakan
metode writing in the here and now dengan media audiovisual, karena
dengan penerapan metode ini dapat menciptakan suasana belajar yang
lebih aktif dan lebih menarik.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
44
C. Kerangka Berpikir
Guru dapat meningkatkan sikap kemandirian dan prestasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran PKn melalui Model writing in the here and
now. Melalui model ini siswa akan lebih aktif untuk mengembangkan sikap
kemandirian dan prestasi belajar siswa karena guru akan memberikan suatu
penjelasan atau pertanyaan yang memancing kemandirian siswa melalui
langkah-langkah model writing in the here and now. Model pembelajaran ini
diharapkan dapat membantu mengembangkan potensi-potensi siswa secara
optimal. Berkembangnya potensi-potensi siswa dapat berdampak positif
dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan siswa dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki dari berbagai kegiatan dalam proses
pembelajaran antara lain berpartisipasi aktif saat pembelajaran berlangsung
sehingga keberanian siswa bertanya dalam mengeluarkan pendapat tentang
materi yang diajarkan. Penggunaan model ini dapat meningkatkan sikap
kemandirian dan prestasi belajar siswa, seperti yang tergambar pada skema
sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
45
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru: Guru belum
menggunakan model
pembelajaran yang
kurang melibatkan
sisawa dalam proses
KBM.
Proses pembelajaran
guru menggunakan
Model writing in the
here and now dengan
menggunakan video
Melalui Model
writing in the here
and now dapat
meningkatkan sikap
kemandirian siswa
dan prestasi belajar
PKn di SD Negeri 1
Karangkedawung.
Siklus I dalam
pembelajaran
menggunakan
menggunakan Model
writing in the here
and now
Siklus II dalam
pembelajaran
menggunakan Model
writing in the here
and now.
Siswa: sikap
kemandirian, nilai
akademik siswa
belum mencapai
kriteria ketuntasan
minimal (KKM)
belajar yang
ditentukan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016
-
46
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotensis
tindakan adalah:
1. Sikap Kemandirian siswa kelas V SD N 1 Karangkedawung kecamatan
Sokaraja pada Materi Menghargai Keputusan Bersama dapat
ditingkatkan dengan metode Writing in the Here and Now menggunakan
video.
2. Prestasi belajar PKn siswa kelas V SD N 1 Karangkedawung kecamatan
Sokaraja pada Materi Menghargai Keputusan Bersama dapat
ditingkatkan dengan metode Writing in the Here and Now menggunakan
video.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Fadhilah Atsmarani, FKIP, UMP, 2016