bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. lembar kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/wahyu dwi...

25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran pembelajaran. Bahan ajar tersebut dapat berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Prastowo (2012: 298) mengemukakan bahwa: Bahan ajar itu sendiri merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa adalah bentuk bahan ajar tertulis Pengertian LKS menurut Trianto (2012: 222) yaitu: Panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah”. Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Prastowo (2014: 269) bahwa: LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik berisfat teoritis dan atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung bahan ajar lain. 10 Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian LKS

LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu bentuk

dari bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan

oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran pembelajaran.

Bahan ajar tersebut dapat berbentuk tertulis dan tidak tertulis.

Prastowo (2012: 298) mengemukakan bahwa:

Bahan ajar itu sendiri merupakan seperangkat materi atau

substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun

secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Lembar Kerja Siswa adalah bentuk bahan ajar tertulis

Pengertian LKS menurut Trianto (2012: 222) yaitu: “Panduan siswa

yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau

pemecahan masalah”. Adapun pendapat yang dikemukakan oleh

Prastowo (2014: 269) bahwa:

LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa

lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus

dikerjakan siswa, baik berisfat teoritis dan atau praktis,

yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai

siswa dan penggunaannya tergantung bahan ajar lain.

10

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

11

Pendapat dari beberapa teori di atas dapat menyimpulkan

bahwa LKS merupakan suatu substansi pembelajaran yang

berbentuk lembaran-lembaran yang berfungsi sebagai panduan kerja

bagi siswa agar dapat lebih mudah dalam melakukan pembelajaran

di kelas. LKS juga bermanfaat bagi siswa untuk menambah materi

yang tengah dipelajari melalui kegiatan pembelajaran yang

tersususun di dalamnya. Aktifitas siswa dalam proses belajar

diharapkan dapat meningkat dengan adanya LKS sehingga dapat

mengoptimalkan hasil belajar siswa itu sendiri.

b. Syarat Penyusunan LKS

Pembuatan Lembar Kerja Siswa harus mengacu kepada

syarat-syarat penyusunan LKS agar LKS yang dibuat lebih tepat dan

lebih akurat. Widjajanti (2008) mengemukakan bahwa: “Syarat

penyusunan LKS itu ada 3 yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi,

dan syarat teknik”.

1) Syarat Didaktik

Syarat didaktif adalah syarat penyusunan LKS yang

bersifat universal yaitu dapat digunakan oleh semua siswa baik

yang lamban maupun pandai. LKS lebih menekankan pada

proses menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada

variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.

LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

12

Syarat-syarat didaktif penyusunan LKS antara lain:

LKS dapat mengajak siswa untuk aktif di dalam pembelajaran,

LKS dapat memberikan penekanan pada proses untuk

menemukan konsep bukan hasil semata, LKS memiliki variasi

stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai-

dengan ciri KTSP, LKS dapat membuat siswa mengembangkan

kemampuan di dalam berkomunikasi sosial, emosional, moral,

dan estetika pada diri siswa.

2) Syarat Konstruksi

Syarat konstruksi adalah syarat penyusunan LKS yang

berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,

kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan. LKS pada dasarnya

harus tepat guna dalam artian dapat dimengerti oleh pengguna.

Syarat-syarat konstruksi yang dimaksud antara lain

adalah: LKS disusun dengan menggunakan bahasa yang sesuai

dengan tingkat kedewasaan anak, LKS disusun dengan

menggunakan struktur kalimat yang jelas. LKS harus memiliki

tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan

anak. LKS disusun dengan tidak mengacu pada buku sumber

yang diluar kemampuan keterbatasan siswa. LKS harus mampu

menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan

pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

13

Penyusunan LKS selain itu juga membutuhkan

pemberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban

atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini

dapat juga memudahkan guru untuk memeriksa hasil kerja

siswa. LKS harus menggunakan kalimat yang sederhana dan

pendek agar siswa lebih dapat memahami petunjuk yang-

diperintahkan.

Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.

Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih

dekat pada sifat “formal” atau abstrak sehingga lebih sukar

ditangkap oleh anak. LKS memiliki tujuan yang jelas serta

bermanfaat sebagai sumber motivasi. LKS terdapat identitas

untuk memudahkan administrasiny, misalnya, kelas, mata

pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok,

tanggal, dan sebagainya.

3) Syarat Teknis

Syarat teknis merupakan syarat penyusunan LKS yang

berkaitan dengan tulisan, gambar, dan penampilan dalam LKS.

Tulisan yang digunakan pada LKS adalah huruf cetak dan tidak

menggunakan huruf latin ataupun romawi. Penulisan topik pada

LKS menggunakan huruf tebal dengan font cukup besar bukan

hanya huruf biasa yang diberi garis bawah. LKS menggunakan

kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

14

LKS menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah

dengan jawaban siswa, usahakan agar perbandingan besarnya

huruf dengan besarnya gambar serasi.

Gambar yang sesuai untuk digunakan pada LKS yaitu

gambar yang dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada

pengguna LKS. Gambar fotografi berkualitas tinggi belum tentu

dapat dijadikan gambar LKS yang efektif. Kejelasan gambar

atau isi dari gambar secara keseluruhanlah yang memegang

peran penting, sedangkan penampilan pada LKS mencakup

bentuk sajian dari LKS tersebut. Hal pertama yang dilihat oleh

siswa bukanlah isi dari LKS akan tetapi penampilannya terlebih

dahulu. LKS harus mempunyai tampilan yang menarik agar

dapat menarik perhatian siswa. Penampilan LKS yang baik

adalah LKS yang mempunyai kombinasi gambar, tulisan yang

disusun secara indah, jelas dan sesuai dengan pesan yang

hendak dicapai. Tampilan LKS yang menarik akan membuat

siswa lebih tertarik untuk mempelajari lebih jauh LKS.

c. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS

Lembar Kerja Siswa dalam penyusunannya diperlukan

langkah langkah aplikatif.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

15

Berikut ini merupakan tabel langkah-langkah aplikatif

membuat LKS secara garis besar menurut Diknas (2008) :

Gambar 2.1 Diagram Alur Langkah-Langkah Penyusunan LKS

Sumber: Diknas (2008)

Analisis Kurikulum Tematik

Menyusun Kebutuhan LKS

Menentukan Judul LKS

MENULIS TEKS

Memetakan KD dan Indikator

antar- Mata Pelajaran

Menentukan Tema Sentral dan

Pokok Bahasan

Menentukan Alat Penilaian

Menyusun Materi

Memerhatikan Struktur Bahan Ajar

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

16

1) Analisis Kurikulum

Langkah pertama dalam penyusunan LKS adalah

analisis kurikulum dengan cara melihat materi pokok,

pengalaman belajar, serta materi yang akan diajar. Hal ini

dilakukan agar dapat menentukan materi-materi yang akan

dibuat LKS.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Langkah kedua adalah menyusun peta kebutuhan LKS

diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar

yang dibuat struktural. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan

dan menentukan prioritas materi.

3) Menentukan Judul LKS

Langkah ketiga adalah menentukan judul LKS. LKS

ditentuan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-

materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam

kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul

LKS apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar.

4) Penulisan LKS

Langkah terakhir adalah penulisan LKS yang terdiri

dari merumuskan kompetensi dasar terlebih dahulu kemudian

menentukan alat penilaian, lalu menyusun materi dan

dilanjutkan dengan memperhatikan struktur LKS.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

17

Tahap penulisan LKS secara rinci dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Pertama, merumuskan kompetensi dasar. Dalam hal ini

dapat dilakukan dengan menurunkan rumusannya langsung dari

kurikulum yang berlaku. Contohnya adalah kompetensi yang

diturunkan dari KTSP 2006.

Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dapat

dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik,

karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah

kompetensi. Alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah

menggunakan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau

Criterion Refenced Assesment, dengan demikian, pendidik dapat

melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya.

Ketiga adalah menyusun materi, ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan untuk menyusun materi LKS,

perlu diketahui bahwa materi LKS sangat tergantung pada

kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa

informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup

substansi yang akan dipelajari dan dapat diambil dari berbagai

sumber. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi

pertanyaan dari peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya

peserta didik dapat melakukannya.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

18

Keempat, memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS

terdiri atas enam komponen yaitu, judul, petunjuk belajar

(petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi

pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta

penilaian.

2. Pembelajaran Bahasa Jawa SD

Pembelajaran bahasa Jawa di SD merupakan bagian dari

kurikulum Muatan Lokal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Muhaimin (2008: 233) bahwa:

Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan potensi

daerahnya sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu

pendidikan di SD atau MI seperti menyiapkan peserta didik

untuk memasuki bahasa global dan teknologi informasi.

Jadi pembelajaran bahasa Jawa di SD merupakan bagian dari

pelajaran muatan lokal yang bertujuan sebagai wahana untuk pelestarian

bahasa Jawa. Pembelajaran yang terkandung di dalam pelajaran bahasa

Jawa di Sekolah Dasar terdiri dari 4 aspek keterampilan berbahasa yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Aspek mendengarkan meliputi memahami instruksi, informasi

dan cerita sangat sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks

kelas, sekolah dan lingkungan sekitar dalam bahasa Jawa. Aspek

mendengarkan meliputi memahami wacana lisan yang didengar baik teks

sastra maupun non sastra dalam berbagai ragam bahasa berupa cerita

teman, teks karangan, pidato, pesan, cerita rakyat, cerita anak, geguritan,

tembang macapat, dan cerita wayang.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

19

Aspek berbicara meliputi menggunakan wacana lisan untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, baik sastra maupun non sastra dengan

menggunakan berbagai keperluan, mengungkapkan keinginan,

menceritakan tokoh wayang, mendeskripsikan benda, menanggapi

persoalan faktual atau pengamatan, berpidato, dan mengapresiasikan

tembang. Aspek membaca meliputi menggunakan berbagai keterampilan

membaca untuk memahami teks sastra maupun non sastra dalam

berbagai ragam bahasa berupa teks bacaan, pidato, cerita rakyat,

percakapan, geguritan, cerita anak, cerita rakyat, cerita wayang, dan

huruf Jawa. Aspek menulis meliputi menuliskan kata, ungkapan, dan teks

fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang

tepat dalam bahasa Jawa.

3. Unggah-Ungguh Basa

Unggah-Ungguh Basa yaitu sopan santun menggunakan Bahasa

Jawa. Unggah-Ungguh Basa juga disebut dengan Unggah-Ungguhing

Basa. Unggah-Ungguh Basa selalu berkaitan dengan ragam bahasa Jawa.

Ragam bahasa Jawa mencakup aturan-aturan dalam berkomunikasi

menggunakan bahasa Jawa yang terdiri dari basa Ngoko dan Krama serta

tatarannya.

Setiyanto (2007: 26) mengatakan bahwa Unggah-Ungguhing

Basa terdiri dari :

Basa Ngoko yaitu Ngoko Lugu dan Ngoko Andhap; Basa Madya

terdiri dari Madya Ngoko, Madya Krama, Madyantara, Basa

Krama terdiri dari Mudha Krama, Kramantara, Wredha Krama,

Krama Inggil, Krama Desa; Basa Kedhaton (bagongan); Basa

Jawa Ngoko.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

20

a. Basa Ngoko

Basa Ngoko merupakan bentuk dari Unggah-Ungguhing

Basa Jawa Ngoko. Basa Ngoko terdiri atas Basa Ngoko Lugu dan

Ngoko Andhap.

1) Ngoko Lugu

Basa Ngoko lugu disusun dari kata-kata Ngoko semua,

adapun kata; aku kowe dan ater ater; dak, ko , di juga

panambang;-ku,-mu,-e,-ake tidak berubah. Basa Ngoko Lugu

digunakan pada saat berbicara kepada: orang tua kepada anak,

cucu atau pada anak muda lainnya, percakapan orang-orang

sederajat, tidak memperhatikan kedudukan dan usia, seperti

anak-anak dengan temannya, atasan dengan bawahannya,

namun sekarang ini kebanyakan menggunakan bahasa krama

meskipun tidak lengkap dikandung maksud untuk menghormati

bawahannya sebagai rekan kerja, digunakan pada saat berbicara.

2) Ngoko Andhap

Ngoko Andhap dapat dibedakan menjadi 2 macam

bahasa yaitu Antya Basa dan Basa Antya.

Basa Ngoko Andhap merupakan bahasa campuran dari basa

Ngoko dan Basa Krama Inggil. Ngoko Andhap digunakan oleh

siapa saja yang telah akrab-dengan lawan berbicaranya akan

tetapi masih menunjukan rasa hormat dengan penggunaan Basa

Krama Inggil di dalamnya.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

21

a) Antya Basa

Basa Ngoko Andhap Antya Basa adalah bahasa yang

kata-katanya Ngoko dicampur degan kata-kata Krama

Inggil untuk orang yang diajak bicara, untuk menyatakan

hormat.

b) Basa Antya

Basa Antya dibentuk dari Ngoko dicampur dengan

kata Krama dan Krama Inggil.

Contoh:

Antya Basa : Sariramu tak aturi ngenteni dhisik, ora suwe.

Basa Antya :Panjenenganmu tak aturi ngentosi rumiyin,

ora dangu.

Ngoko Andhap Antya Basa sampai saat ini masih

biasa digunakan dan dilestarikan, sedangkan untuk Basa

Antya telah jarang sekali dipakai lagi bahkan dapat

dikatakan telah punah.

b. Basa Madya

1) Madya Ngoko

Basa Madya Ngoko merupakan bahasa madya yang

dicmpur dengan basa ngoko utuh. Ciri-cinya adalah kata Aku

diubah menjadi kula, Kowe diubah menjadi dika, Ater-ater

(awalan) tak- diubah menjadi kula, Ater-ater ko- diubah menjadi

dika. Penggunaan bahasa ini biasanya oleh orang-orang yang

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

22

berada di pedesaan atau orang-orang yang berada di

pegunungan.

2) Madya Krama

Basa Madya Krama adalah bahasa yang digunakan

oleh orang desa yang satu dengan yang lain yang dianggap lebih

tua atau dianggap terhormat. Basa Madya Krama dibentuk dari-

kata-kata madya dicampur dengan kata-kata krama yang tidak

mempunyai kata madya. Penjelasannya yaitu; aku diubah

menjadi kula, kowe diubah menjadi sampeyan atau samang,

ater-ater (awalan) tak- diubah menjadi kula, kowe diubah

menjadi sampeyan, ater-ater tak- diubah menjadi kula,

panambangmu.

3) Madyantara

Basa Madyantara merupakan bahasa yang terbbentuk

dari Basa Madya Krama, tetapi yang ditujukan pada orang yang

diajak berbicara diubah menjadi Krama Inggil. Adapun

pemakaiannya biasanya dipakai percakapan priyayi dengan

suaminya. Bahasa seperti ini telah jarang sekali dipakai bahkan

sudah tidak pernah dipakai lagi.

c. Bahasa Jawa Krama Inggil

1) Mudha Krama

Basa Mudha Krama merupakan bahasa yang luwes

sekali, digunakan untuk semua orang tidak ada jeleknya.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

23

Orang yang diajak berbicara dihormati adapun dirinya sendiri

yaitu orang yang mengajak bicara merendahkan diri.

Bentuk Basa Mudha Krama terdiri dari krama semua

dicampur dengan Krama Inggil untuk orang yang diajak

berbicara. Basa Mudha Krama biasanya dipakai oleh orang

muda untuk berbicara kepada orang tua.

2) Kramantara

Basa Kramantara merupakan bahasa yang

menggunakan kata-kata krama semua tanpa dicampur dengan

Krama Inggil. Biasanya bahasa ini digunakan oleh orang tua

kepada orang yang lebih muda, karena merasa lebih tua usianya

atau lebih tinggi kedudukannya. Tetapi saat ini bahasa tersebut

sudah tidak biasa dipakai lagi meskipun demikian tidak

keberatan memakai Basa Mudha Krama.

3) Wredha Krama

Basa Wreda Krama hampir sama dengan Kramantara,

sama-sama tidak dicampur dengan kata-kata Krama Inggil

adapun perbedaannya ada pada ater-ater di-, panambang-e ,-

ake. Basa Wreda Krama digunakan oleh orang tua kepada orang

yang lebih muda atau orang yang derajatnya lebih tinggi. Bahasa

ini sudah jarang sekali dipakai karena pada umumnya lebih

memilih menguunakan basa mudhakrama.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

24

4) Krama Inggil

Basa Krama Inggil yang kata-katanya krama semua

dicampur dengan Krama Inggil untuk orang yang diajak bicara.

Basa Krama Inggil biasa digunakan oleh priyayi cilik kepada

priyayi gedhe. Orang muda kepada orang tua, ketika

membicarakan orang luhur.

5) Krama Desa

Basa Krama Desa merupakan basa yang kata-katanya

menggunakan basa krama dicampur dengan kata-kata Krama

Desa.

Diantara pembagian-pembagian Unggah-Ungguh Basa di atas

dalam pembelajaran di Sekolah Dasar disederhanakan menjadi 4 yaitu:

a. Basa Ngoko Lugu

Bentuk kalimatnya menggunakan ngoko semua tidak ada

basa kramanya. Penggunaannya:

1) Untuk sesama orang yang sudah terbiasa/kenal.

2) Untuk yang lebih muda.

3) Atasan kepada bawahannya.

4) Guru dengan murid.

Contoh:

– Yan kowe mengko sore sida ngampiri aku les?

– Dhik, yen arep ndelok pameran, aku mengko tulung ampirana ya!

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

25

b. Basa Ngoko Alus

Bentuk kalimatnya menggunakan ngoko campuran dengan

krama inggil. Penggunaannya :

1) Saudara tua dengan saudara muda yang lebih tinggi derajatnya .

2) Istri berpengetahuan (berpendidikan) dengan suaminya.

3) Orang dengan orang yang mempunyai pengetahuan.

Tuladha:

– Dhik, sliramu mengko nek kondur arep nitih apa?

– Aku mau ngunduh pelem akeh, panjenengan apa kersa dak

aturi?

c. Basa Krama Lugu

Bentuk kalimat madya (ater-ater dan panambange krama).

Penggunaanya:

1) Untuk teman yang telah akrab, derajatnya dan saling

menghormati.

2) Istri yang mempunyai pengetahun (berpendidikan) dengan

suami.

3) Priyayi dengan saudara tua yang lebih rendah derajatnya.

Contoh:

– Sampeyan niku menawi kesah dhateng kantor napa taksih

kiyat nitih sepedha motor mas?

– Napa ndika saking desa ngriki mawon to mas?

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

26

d. Basa Krama Alus

Bentuk kalimatnya krama (ater-ater lan panambang krama) dan

krama inggil (untuk orang yang diajak berbicara). Penggunaannya:

a) Orang muda kepada orang tua.

b) Murid dengan guru.

c) Bawahan dengan pimpinannya.

d) Teman dengan teman yang belum terlalu terbiasa.

Contoh :

– Kula badhe matur dhateng ibu, bilih menawi saestu sowan

dhateng eyang, kula badhe tumut.

– Tindak-tandukipun rencang kula ingkang naminipun Edo

punika lucu sanget.

4. Model Pembelajaran Picture and Picture

a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture

LKS berbasis model pembelajaran Picture and Picture

merupakan salah satu bagian dari media cetak. Arsyad (2007: 37)

mengatakan bahwa: “media cetakan meliputi bahan-bahan yang

disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi”. Perpaduan

teks dan gambar yang ada diharapkan dapat menambah daya tarik

siswa terhadap bahasa Jawa dan dapat memperlancar pemahaman

informasi yang disajikan dalam format verbal non verbal.

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah

satu model pembelajaran inovatif. Suyatno (2009: 6) berpendapat

bahwa:

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

27

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang

dikemas oleh guru yang merupakan wujud gagasan atau

teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi

siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses belajar.

Hamid (2014: 217) berpendapat bahwa model pembelajaran

Picture and Picture merupakan model pembelajaran dimana guru

menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan

sebuah materi dan menanamkan pesan yang ada dalam materi

tersebut. Pendapat tersebut senada dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Suyatno (2009: 74) bahwa:

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model

pembelajaran inovatif yang menyajikan informasi,

menyajikan materi, memperlihatkan gambar sehingga

sistematik, mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru

menanamkan konsep sesuai bahan ajar, penyimpulan,

evaluasi dan refleksi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran Picture and Picture merupakan model

pembelajaraan dengan menggunakan gambar-gambar sebagai media

untuk menyampaikan materi.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

Langkah langkah model pembelajaran Picture and Picture

merupakan tahap-tahap yang ada ketika hendak menerapkan model

pembelajaran Picture and Picture dalam kegiatan belajar mengajar.

Tanireja (2012: 100) dan Suyatno (2009: 116) berpendapat

bahwa dalam model pembelajaran Picture and Picture langkah-

langkah pembelajarannya adalah:

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

28

1) Guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai.

2) Guru menyampaikan materi sebagai pengantar.

3) Guru menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar menjadi

urutan yang logis.

4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian,

memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan

yang logis.

5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar

tersebut.

6) Selanjutnya dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai

menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi

yang ingin dicapai.

7) Memberikan kesimpulan atau rangkuman dari pembelajaran

yang telah dilakukan.

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture

di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penyampaian Kompetensi

Tahap penyampaian kompetensi merupakan tahap

dimana guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar mata

pelajaran yang bersangkutan. Penyampaian kompetensi dasar

tersebut dengan demikian dapat mengukur sampai sejauh mana

kompetensi yang harus siswa kuasai, selain itu juga guru juga

harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian

kompetensi tersebut untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa

dalam mencapainya.

2) Presentasi materi

Tahap penyajian materi merupakan tahap dimana guru

telah menciptakan momentum awal pembelajaran. Keberhasilan

proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap inilah,

guru harus berhasil memberi motivasi pada beberapa siswa yang

kemungkinan masih belum siap.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

29

3) Penyajian Gambar

Tahap penyajian gambar, guru menyajikan gambar-

gambar dan mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses

pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang

ditunjukkan. Pengajaran akan hemat energi dan siswa juga akan

lebih mudah memahami materi yang diajarkan dengan

menggunakan gambar.

4) Pemasangan Gambar

Tahap pemasangan gambar, guru menunjuk atau

memanggil siswa secara bergantian untuk memasang gambar-

gambar secara berurutan dan logis. Guru dapat melakukan

inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang

efektif sebab siswa cenderung merasa tertekan. Salah satu

caranya adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang

harus benar-benar siap untuk menjalankan tugas yang diberikan.

5) Penjajakan

Tahap penjajakan ini guru menanyakan kepada siswa

tentang alasan di balik urutan gambar yang telah disusunnya.

Siswa dapat diajak untuk menemukan rumus, tinggi, jalan cerita,

atau tuntutan kompetensi dasar berdasarkan indikator-indikator

yang ingin dicapai. Guru dapat mengajak sebanyak mungkin

siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin

menarik.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

30

6) Penyajian Kompetensi

Guru dapat mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai berdasarkan komentar

atau penjelasan atas urutan gambar-gambar. Guru harus

memberi penekanan pada keercapaian kompetensi tersebut

selama proses ini. Guru dalam hal ini dapat mengulangi,

menuliskan atau menejelaskan gambar-gambar tersebut agar

siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam

pencapaian kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah

ditetapkan.

7) Penutup

Kegiatan penutup yaitu di akhir pembelajaran, guru dan

siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dan

dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan

kompetensi dalam ingatan siswa.

c. Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture

Kelebihan dari model pembelajaran berbasis model

pembelajaran Picture and Picture yaitu:

1) guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa,

2) siswa dilatih berpikir logis dan sistematis,

3) siswa dibantu belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatu

subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa

dalampraktik berpikir dan motivasi siswa untuk belajar semakin

dikembangkan,

4) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

31

d. Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran berbasis model pembelajaran Picture

and Picture mempunyai beberapa kekurangan antara lain: memakan

banyak waktu, membuat sebagian siswa pasif, munculnya

kekhawatiran akan terjadi kekacauan kelas dan adanya beberapa

siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama

dengan yang lain serta kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat dan

biaya cukup memadai. Pelaksanaan model pembelajaran Picture and

Picture dapat melatih siswa untuk berpikir logis dan dapat

mengetahui kemampuan masing-masing peserta didik. Kelemahan

dari model Pembelajaran Picture and Picture dapat diantisipasi

dengan cara guru harus dapat memanajemen waktu sebaik mungkin

agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Guru harus dapat

mengelola kelas dengan baik dan melibatkan siswa agar semua siswa

dapat aktif dalam pembelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terkait dengan pengembangan LKS berbasis model

pembelajaran Picture and Picture yang telah dilakukan diantaranya penelitian

oleh Tatin Wasiat Ernawati (2007) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Krama Lugu Pada Siswa Kekas II SDN Prajeksari 02”.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

32

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Picture and Picture dapat

meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Adapun

penelitian yang dilakukan oleh Ika Siti Pramita, Mujiono, Sri Sukasih dengan

jurnal penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara

Krama Lugu Siswa Kelas II Melalui Model Pembelajaran Picture And

Picture” juga memperoleh hasil bahwa model pembelajaran Picture and

Picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran berbicara

krama lugu.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran dapat ditunjang selain dengan kegiatan pembelajaran

juga ditunjang dengan penggunaan bahan ajar. Salah satunya bentuk bahan

ajar yaitu berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) atau sekarang ini lebih dikenal

sebagai LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Guru sendiri mempunyai

peranan penting di dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru kelas V di SD

Negeri 1 Cihonje bahwa pembelajaran bahasa Jawa di SD tersebut kurang

didukung dengan pembelajaran yang menarik dan mengaktifkan siswa. Salah

satu alat pendukung pembelajaran adalah LKS ( Lembar Kerja Siswa). LKS

yang menarik juga penting sehingga anak senang dengan pelajaran bahasa

Jawa.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

33

Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan LKS yang menarik,

salah satu cara adalah dengan menggunakan media gambar-gambar sebagai

pengantar materi dan lembar aktifitas siswa. Model pembelajaran yang sesuai

dengan indikator tersebut adalah model pembelajaran Picture and Picture.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Merosotnya pemakaian dan ketidaktertarikan terhadap bahasa Jawa di

kalangan generasi muda

Pemanfaatan LKS oleh guru untuk meningkatkan prestasi

siswa

Berdasarkan penelitian yang relevan dapat diketahui

bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat

membantu siswa untuk meningkatkan prestasi siswa

dalam pembelajaran.

Pengembangan LKS bahasa Jawa Berbasis Model

pembelajaran Picture and Picture

Pengembangan LKS berbasis model pembelajaran

Picture and Picture ini diharapkan dapat

menghasilkan bahan ajar yang dapat meningkatkan

prestaasi siswa khususnya dalam materi Unggah-

Ungguh Basa.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Lembar Kerja ...repository.ump.ac.id/6574/3/WAHYU DWI UTAMI BAB II.pdfberhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat

34

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Adanya penggunaan LKS pada pembelajaran bahasa Jawa di kelas V

Sekolah Dasar.

2. Adanya pengembangan LKS bahasa Jawa berbasis model pembelajaran

Picture and Picture pada materi Unggah-Ungguh Basa di kelas V

Sekolah Dasar.

3. Penilaian pakar baik LKS bahasa Jawa materi Unggah-Ungguh Basa

berbasis model pembelajaran Picture and Picture di kelas V Sekolah

Dasar.

4. Respon guru baik terhadap pembelajaran bahasa Jawa menggunakan

LKS Bahasa Jawa materi Unggah-Ungguh Basa berbasis model

pembelajaran Picture and Picture di kelas V Sekolah Dasar.

5. Respon siswa baik terhadap pembelajaran bahasa Jawa menggunakan

LKS bahasa Jawa materi Unggah-Ungguh Basa berbasis model

pembelajaran Picture and Picture di kelas V Sekolah Dasar.

6. Adanya pengaruh penggunaan LKS bahasa Jawa berbasis model

pembelajaran Picture and Picture terhadap prestasi belajar pada materi

Unggah-Ungguh Basa di kelas V Sekolah Dasar.

Pengembangan Lembar Kerja..., Wahyu Dwi Utami, FKIP UMP, 2016