bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. a. pengertian ...repository.ump.ac.id/2931/3/eko...

22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Purwanto (2011: 38-39) belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Selanjutnya menurut Sudjana (2011:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sagala (2010:11) belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). 12 Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian secara

psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Purwanto (2011: 38-39) belajar merupakan proses

dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk

mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Selanjutnya menurut

Sudjana (2011:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Sagala (2010:11) belajar

merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan

dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit

(tersembunyi).

12

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

13

Selanjutnya ada yang mendefinisikan: “belajar adalah

berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha

mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

pada individu- individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,

penyesuaian diri.Jelasnya menyangkut segala aspek organism dan

tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan

bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik

untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang

berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif

dan psikomotor (Sardiman, 2007: 21).

Dari uraian tentang belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan mengamati, meniru, membaca, mendengarkan untuk

membawa perubahan pada diri setiap individu-individu.Ketercapaian

belajar tersebut berupa kemampuan-kemampuan baru yang meliputi

pola perbuatan, nilai, motivasi, makna, sikap, apresiasi, kecakapan,

keterampilan. Belajar juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks

yaitu tindakan belajar dari siswa.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

14

b. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2011: 22) hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Selanjutnya Mudjiono (2006:3) mengatakan hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Penjelasan tiga ranah hasil belajar tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yaitu (1) Tipe hasil belajar

pengetahuan merupakan tipe hasil belajar tingkat rendah

rendah.Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil

belajar selanjutnya. (2) Tipe hasil belajar pemahaman merupakan

tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan.

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yakni. Tingkat

terendah adalah pemahaman terjemah. Tingkat kedua adalah

pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-bagian

terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, pemahaman tingkat

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

15

ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi yakni

membuat ramalan tentang konsekuensi. (3) Tipe hasil belajar

aplikasi merupakan penggunaan abstraksi pada situasi kengkret

atau situasinkhusus, abstraksi berupa ide, teori, atau petunjuk

teknis. (4) Tipe hasil belajar analisis merupakan usaha memilah

suatu integrasi menjadi unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga

jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan

kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari

ketiga tipe sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman dan

aplikasi. (5) Tipe hasil belajar Sintesis merupakan penyatuan

unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. (6)

Tipe hasil belajar evaluasi merupakan pemberian keputusan

tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan,

gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dan lain-lain.

Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu

kriteria atau standar tertentu.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

16

Tabel 2.1

Hasil Belajar Aspek Kognitif Pada Materi Keliling dan Luas

Jajargenjang dan Segitiga

No Indikator Aspek kognitif Soal

1. Mengetahui rumus

keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga Pengetahuan

Menyebutkan rumus

keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga

2. Memahami konsep rumus

keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga

Pemahaman

Menuliskan rumus

keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga

3. Menghitung keliling dan

luas jajargenjang dan

segitiga Penerapan

Menerapkan rumus

keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga

yang sesuai dalam

mengerjakan soal

4. Menghitung keliling dan

luas jajargenjang dan

segitiga Analisis

Mengerjakan soal dengan

rumus yang berkaitan

dengan keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga

2. Ranah Afektif

Karakter menurut Gordon Allport (Sulistyowati 2012:20)

adalah sebagai kumpulan atau kristalisasi dari kebiasaan-kebiasaan

seorang individu.

Sementara itu Aunillah (2011:18) pendidikan karakter adalah sebuah

sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik,

yang mengandung komponen-komponen pengetahuan,

kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan

untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun

bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil.

Mustari (2011:42) disiplin diri adalah penundukan diri

untuk mengatasi hasrat-hasrat yang mendasar. Disiplin diri

biasanya disamakan artinya dengan “kontrol diri” (self-control).

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

17

disiplin merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan pada

murid (disciple).

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil

belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku

seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan

hubungan social. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai

hasil belajar yaitu (1) Reciving/ attending, yakni semacam

kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang

datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan

lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk

menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan

dari luar, (2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang

diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam

menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya, (3)

Valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi.Dalam evaluasi ini termasuk di

dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai

tersebut, (4) Organisasi, yakni pengembangan diri nilai ke dalam

satu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai

lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

18

termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi

system nilai dan lain-lain, (5) Karakteristik nilai atau internalisasi

nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya, kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan

karakteristiknya.

Tabel 2.2

Hasil Belajar Aspek Afektif Pada Materi Keliling dan Luas

Jajargenjang dan Segitiga

No Aspek Afektif Indikator Kegiatan

1

Disiplin 1. Melaksanakan

pembelajaran

dengan baik

1. Siswa

mengerjakaan

setiap tugas

yang diberika

oleh guru

2. Siswa

mengerjakan

tugas-tugas dari

guru pada

waktunya.

3. Siswa berangkat

tepat waktu

4. Siswa mencatat

sesuatu yang

dibaca maupun

yang diamati

saat pelajaran

berlangsung.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan (skill)

dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan,

yakni (1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

19

sadar), (2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, (3) kemampuan

perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan

auditif, motoris, dan lain-lain, (4) kemampuan di bidang fisik,

misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, (5) gerakan-gerakan

skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan

yang kompleks, (6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi

non-decursive seperti gerakan akspresif dan interpretative.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku secara menyeluruh bukan hanya

pada satu aspek saja tetapi secara utuh yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Ketiga aspek tersebut tidak bisa bersiri sendiri karena satu

dengan yang lain mempunyai keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

20

Tabel 2.3

Hasil Belajar Aspek Psikomotor Pada Materi Keliling dan Luas

Jajargenjang dan Segitiga

No Indikator Aspek Psikomotor Kegiatan

1. Menyiapkan alat tulis

dengan lengkap Kelengkapan

Siswa menyiapkan

alat tulis lengkap

2. Menggunakan alat

tulis sesuai kegunaan Peniruan Siswa tepat dalam

menggunakan alat

tulis

3. Kerapihan dan

ketepatan dalam

pekerjaan Peniruan

Siswa dapat

menyelesaikan soal

dengan tepat dan

rapi

4. Merapikan alat tulis Ketepatan

Siswa tepat dalam

merapikan alat tulis

2. Pembelajaran langsung

Pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas kontrol yaitu

pembelajaran langsung.

Pembelajaran langsung (Direct instruction) merujuk pada berbagai

teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan secara

langsung oleh guru kepada peserta didik secara langsung, misalnya

melalui ceramah, demonstrasi dan tanya jawab) yang akan melibatkan

seluruh kelas (Roy Killen dalam Kemendiknas, 2010: 23).

Dengan demikian, model pembelajaran ini berpusat kepada guru,

guru akan menyampaikan isi materi pelajaran dalam format yang sangat

terstruktur, mengarahkan kegiatan para peserta didik dan mempertahankan

pencapaian akademik.

Menurut Kemendiknas (2010: 23-24) tujuan utama pembelajaran

langsung untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik.

Pembelajaran langsung juga memiliki beberapa karakteristik yaitu (1)

transformasi dan keterampilan secara langsung, (2) pembelajaran

berorientasi pada tujuan tertentu, (3) materi pembelajaran yang telah

terstruktur, dan (5) distruktur oleh guru. Berikut ini akan disajikan tahapan

model pembelajaran langsung:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

21

Tabel 2.4. Tahapan pembelajaran langsung

Tahap Bentuk Kegiatan

Orientasi

1. Kegiatan pendahuluan

2. Menginformasikan tujuan pembelajaran

3. Arahan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan

4. Menginformasikan materi pelajaran

5. Menginformasikan kerangka pelajaran

Presentasi Guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep maupun

keterampilan. Selain itu, pemberian contoh-contoh konsep,

pemodelan keterampilan dengan cara demonstrasi, dan

menjelaskan hal-hal yang sulit juga termasuk dalam langkah ini.

Latihan

terstruktur Guru memandu peserta didik untuk megadakan latihan. Peran

guru sangat peting dalam memberikan umpan balik terhadap

respon peserta didik, memberi penguatan terhadap respon peserta

didik yang benar, dan mengoreksi tanggapan peserta didik yang

salah.

Latihan

terbimbing Peserta didik diberi kesempatan oleh guru untuk berlatih konsep

atau keterampilan. Latihan terbimbing oleh guru untuk menilai

kemampuan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya. Dalam

tahap ini peran guru yaitu memonitor dan memberikan bimbingan

jika diperlukan.

Latihan

mandiri

Peserta didik melakukan latihan secara mandiri. Tahap ini dpat

dilalui peserta didik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan

tugas 85-90% dalam tahap latihan.

Bruce dan Well (dalam kemendiknas, 2010:25)

3. Pengertian Matematika

Matematika menurut Ruseffendi (dalam Heruman 2010: 1), adalah

bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsure yang didefinisikan, ke

aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

Matematika menurut Kerami (2002:158) adalah pengkajian logis

mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berkaitan.

Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran),

bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi

matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

22

dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi dalam Suwangsih dan

Tiurlina, 2006:4).

Zevenbergen (2004:9-10) Mathematics is the social filter that

facilitates the access of some students to professions of high status,

wealth and power while excluding others. Developing nations actively

seek their young to have access to mathematics, for they know that

such knowledge will benefit them in the future.

Menurut Heruman (2010: 2-3), bahwa pemaparan pembelajaran

yang ditekankan pada konsep-konsep matematika adalah sebagai berikut:

1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran

suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah

mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari

isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran

penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat

menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan

konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran

konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan

untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep

matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,

merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam

satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep

dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan

lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

23

konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di

semester atau kelas sebelumnya.

3) Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan

keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan

berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep,

pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama,

merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan

pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,

pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan

pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan

pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.

Dari beberapa pengertian matematika tersebut dapat disimpulkan

bahwa matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan, struktur yang

terorganisasi yang terdapat beberapa konsep yaitu penanaman konsep

dasar, pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan .

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

24

4. Model Belajar Group Investigation

a. Model Belajar Group Investigation

Menurut Lie (2008 : 28) menyebut bahwa model pembelajaran

kooperatif dengan istilah model pembelajarna gotong-royong, berdasarkan

pada falsafah homo homini socius artinya manusia adalah makluk sosial.

Sedangkan pembelajaran kooperatif menurut Johnson (Isjoni, 2011 : 15)

menjabarkan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja

bersama dalam mencapai tujuan bersama.

Model ini berasal dari premis bahwa dalam bidang sosial maupun

intelektual proses pembelajaran di sekolah menggabungkan nilai-nilai

yang didapatnya, keberhasilan model penggunaan ini sangat tergantung

dengan latihan komunikasi dan berbagai keterampilan sosial yang

dilakukan sebelumnya.

Menurut Uno (2011: 109) model investigasi kelompok merupakan

model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit

untuk diterapkan. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas

yang lebih rumit daripada pendekatan yang berpusat pada guru.

Pendekatan ini juga mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan

proses kelompok yang benar.

Dalam implementasi investigasi kelompok guru membagi kelas

menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6 orang yang sifatnya

heterogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan

keakraban, persahabatan, atau minat yang sama dalam topik untuk

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

25

diselidik, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang

terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan mempresentasikan laporan

kelompoknya kepada seluruh kelas.

Adapun tahap-tahap pembelajaran group investigation menurut

Uno (2011: 109), dibagi dalam lima tahap, yakni:

a. Tahap 1 : mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan ke dalam

masing-masing kelompok kerja.

b. Tahap 2: merencanakan investigasi dalam kelompok

c. Tahap 3: melaksanakan investigasi

d. Tahap 4: mempersiapkan laporan

e. Tahap 5: mengevaluasi

Model pembelajaran group investigation merupakan salah satu

bentuk model pembelajaran cooperative learning yang menekankan pada

partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi

pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,misalnya

buku pelajaran, buku perpustakaan, koran, majalah, dan/atau internet.

Model group investigation menuntut para siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan

proses diskusi kelompok.

Menurut Slavin (Taniredja 2012:74) strategi kooperatif Group

Investigation sebenarnya dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

26

Sharan (Taniredja 2012: 75-76) karakteristik unik investigasi

kelompok ada pada integrasi dari 4 fitur dasar yaitu investigasi, interaksi,

penafsiran dan motivasi intrinsik dan diuraikan sebagai berikut:

1) Investigasi

Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang

dan rumit kepada kelas. Di tengah-tengah berlangsungnya

penelitian mereka untuk mencari jawaban masalah, siswa

membangun pengetahuan yang mereka peroleh, bukannya

menerima apa yang diberikan guru kepada mereka.

2) Interaksi

Interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok. Ini adalah

kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan,

saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu

untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan bahkan

saling mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut

pandang yang berseberangan.

3) Penafsiran

Pada saat siswa menjalankan penelitian, mereka secara individual,

berpasangan dan dalam bentuk kelompok kecil, mereka

mengumpulkan banyak sekali informasi dari berbagai sumber

berbeda. Secara berkala mereka bertemu dengan anggota kelompok

mereka untuk bertukar informasi dan gagasan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

27

4) Motivasi Intrinsik

Dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah

yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan

dan perasaan mereka, investigasi kelompok meningkatkan minat

pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan.

b. Langkah-langkah pelaksanaan model group investigation

Implementasi model pembelajaran group investigation menurut

Kiranawati (2007), harus memenuhi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah

masalah umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh

guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-

kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang

eranggotakan 2 sampai 6 orang. Komposisi kelompok heterogen

baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

2) Merencanakan kerja sama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai belajar khusus,

tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan

sub topik yang telah dipilih.

3) Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan,

pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan

dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

28

menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam

maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti

kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu

penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari

berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas

saling terlibat dan mencapai suatu prespektif yang luas mengenai

topik tersebut yang dikoordinir oleh guru.

6) Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.

Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau

kelompok, atau keduanya.

c. Materi Pelajaran Matematika

Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi keliling dan luas

jajargenjang dan seitiga pada kelas IV semester I. Keliling dan luas

jajarenjang dan segitiga merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran

matematika.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

29

Pada kurikulum dasar kelas IV SD, mata pelajaran matematika

materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga, siswa dituntut untuk

mampu menemukan atau mencari rumus dari keliling dan luas

jajargenjang dan segitiga.

Materi geometri keliling dan luas jajargenjang dan segitiga

SK : 4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar

sederhana dalam pemecahan masalah.

KD: 4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

1) Keliling Segitiga

Seperti telah kita bahas sebelumnya, keliling adalah ukuran

panjang sisi yang mengitari bangun datar. Mari kita tuliskan rumus

keliling segitiga bersama-sama.

C

A B

Keliling segitiga ABC adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

Dituliskan sebagai berikut.

K = AB + AC + BC

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

30

2) Luas Segitiga

Dalam segitiga, tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah

disebut alas (a) dan sisi tegak disebut tinggi (t). Sehingga luassegitiga

dirumuskan:

3) Keliling Jajargenjang

4) Luas Jajargenjang

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Sudarto dengan

judul “upaya peningkatan hasil belajar pendidikan kewarganegraan

menggunakan metode group investigation tema lingkungan di kelas III

semester II tahun pelajaran 2009/2010 sekolah dasar negeri kesugihan kidul

01 kecamatan kesugihan”, peneliti melaksanakan selama 3 siklus dalam 3

pertemuan dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar

L =

x alas (a) x tinggi (t)

K = 2 x (AB + BC)

L = alas (a) x tinggi (t)

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

31

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tema lingkungan di kelas III

sekolah dasar negeri kesugihan kidul 1 unit pelaksana teknis dinas pendidikan,

pemuda dan olah raga kecamatan kesugihan kabupaten cilacap.

Terbukti adanya peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari pencapaian

nilai rata-rata kelas dari pelaksanaan pre tes 6,05 pelaksanaan post tes siklus

pertama 6,70 ada peningkatan 0,65 atau 10,74%. Nilai rata-rata kelas pada

post tes siklus ke dua 7,15 ada peningkatan 0,45 atau 6,71% dan pelaksanaan

siklus ke tiga 7,61 ada peningkatan 0,46 atau 6,43% maka peningkatan nilai

rata-rata hasil belajar siswa dari pelaksanaan pre tes 6,05 sampai post tes

siklus ke tiga 7,61 mencapai 1,56 atau 25,785%.

C. Kerangka Pemikiran

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah banyak dipengaruhi dari

berbagai faktor yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Salah satunya adalah

kualitas dari pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Diharapkan dengan

menerapkan model belajar group investigation, siswa yang tidak suka dengan

pelajaran matematika, cenderung pasif, dan hasil belajar yamg meliputi aspek

afektif, kognitif, dan psikomotor yang rendah akan lebih aktif, kreatif, dan

merasa senang dalam belajar matematika yang berdampak pula pada

peningkatan hasil belajar matematika.

Dengan penggunaan model belajar group investigastion dapat

menumbuhkan rasa senang belajar matematika kepada siswa dan

menumbuhkan pembelajaan yang menyenangkan. Dengan model group

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

32

investigation siswa bisa menginvestigasi mengenai hal baru dan

menerangkannya di depan kelas.

Penggunaan model pembelajaran group investigation diharapkan dapat

menumbuhkan rasa disiplin siswa sehingga dapat menghasilkan pembelajaran

yang efektif baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

Bila dirumuskan dalam skema dapat digambarkan sebagai berikut:

Apabila diuraikan bagan diatas menjelaskan bahwa (X) yaitu

pembelajaran yang dilakukan dengan perlakuan atau kelas eksperimen

menggunakan model belajar group investigation akan menghasilkan produk

belajar siswa yaitu hasil belajar matematika (kognitif, afektif dan psikomotor).

Model pembelajaran group investigation diterapkan pada kelas

eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan khusus dan diharapkan dengan

perlakuan berbeda akan menghasilkan hasil belajar matematika yang lebih

baik.

Penerapan Model

Belajar group

investigation

(X)

Hasil Belajar Matematika

(Kognitif, Afektif,

Psikomotor)

(Y)

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

33

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas, dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation terhadap hasil belajar matematika aspek kognitif siswa kelas

IV SD Negeri 3 Siwarak.

2. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation terhadap hasil belajar matematika aspek afektif siswa kelas

IV SD Negeri 3 Siwarak.

3. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation terhadap hasil belajar matematika aspek psikomotor siswa

kelas IV SD Negeri 3 Siwarak.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013