bab ii kajian pustaka a. 1. hakikat model kontekstual a. …repository.ump.ac.id/6114/3/deni ari...

23
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Model Kontekstual a. Hakikat Model Kontekstual Pembelajaran model kontekstual sebagai konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Nurhadi dalam Rahmat (2013:68) Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Glasersfeld (Komalasari 2010:15) Pembelajaran kontekstual mendasarkan pada filosofi konstuktivisme. Konstriktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

Upload: truongcong

Post on 24-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Model Kontekstual

a. Hakikat Model Kontekstual

Pembelajaran model kontekstual sebagai konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimiliki dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat.

Menurut Nurhadi dalam Rahmat (2013:68) Pendekatan kontekstual

merupakan konsep pembelajaran yang dapat membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat.

Glasersfeld (Komalasari 2010:15) Pembelajaran kontekstual

mendasarkan pada filosofi konstuktivisme. Konstriktivisme adalah salah

satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita

adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

Depdiknas (La Iru 2012:74) Pembelajaran kontekstual adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia peserta didik dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan

komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki/menemukan sendiri (

inquiri), masyarakat belajar ( learning community), pemodelan (modeling),

dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

Jadi pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata peserta didik dan

mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan

melibatkan komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki/menemukan sendiri (

inquiri), masyarakat belajar ( learning community), pemodelan (modeling),

dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih

merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi

skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama

siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam

program ini, tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

tersebut, materi pembelajaran,langkah-langkah pembelajaran dan authentic

assessment-nya.

2. Pendekatan Inkuiri

a. Pengertian Pendekatan

Menurut Rahmat, dkk (2013:55) Pendekatan (approach) dapat

di pandang sebagai suatu rangkaian tindakan yang terpola atau

terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (misalnya dasar

filosofis, prinsip psikologis, prinsip didaktis, atau prinsip ekologis),

yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian pola tindakan tersebut dibangun diatas prinsip-prinsip

yang telah terbukti kebenarannya sehingga tindakan-tindakan yang

diorganisir dapat berjalan secara konsisten ke arah tercapainya tujuan

atau teratasinya suatu masalah.

( La Iru dan La Ode 2012:3) Pendekatan pembelajaran dapat

diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoretis tertentu. Pendekatan adalah cara umum dalam

memandang permasalahan atau objek kajian. Dilihat dari

pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan,

“sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.

Berdasarkan pengertian di atas, pendekatan mengandung

sejumlah komponen atau unsur, yaitu tujuan, pola tindakan, metode

atau teknik, sumber-sumber yang digunakan, dan prinsip-prinsip. Jadi

pendekatan adalah suatu rangkaian tindakan yang terpola atau

terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (misalnya dasarr

filosofis, prinsip psikologis, prinsip dikdaktis, atau prinsip ekologis)

yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

b. Pengertian Inkuiri

Kegiatan inkuiri dapat dilakukan secara perorangan, kelompok

ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan di dalam kelas ataupun

di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan murid, dan

sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk

mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan

pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu.

Inkuiri adalah suatu proses discovery yang digunakan lebih

mendalam. Artinya proses-proses inkuiri mengandung proses-proses

mental yang lebih tingkatanya dan bersifat student centered.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

Menurut Sumantri M. dan Johar Permana (2000:142) adalah

cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.

Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri

informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya,

karena Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses

mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi

yang diberikan guru.

Inkuiri menurut Wina Sanjaya (2009:196) merupakan kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dan masalah

yang dipertanyakan.

La iru & La Ode (2012:14) inkuiri adalah suatu proses discovery

yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses-proses inkuiri

mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya dan

bersifat student centered. Misalnya merumuskan masalah, merancang

eksperiman, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis

data, dan menarik kesimpulan.

Jadi inkuiri adalah merupakan kegiatan pembelajaran berpusat

pada peserta didik yang menekankan pada proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dan

masalah yang dipertanyakan.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

Menurut Nana Sudjana (1996:74) ada lima tahapan dalam

melaksanakan pendekatan inquiry atau discovery , yakni (a) merumuska

masalah untuk dipecahkan oleh siswa, (b) menetapkan jawaban

sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis, (c) siswa mencari

informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan

atau hipotesis, (d) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan

(e) mengaplikasikan kesimpulan atau generalisai dalam situasi baru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan inkuiri adalah sebagai pendidikan yang mempersiapkan

situasi bagi peserta didik untuk berpikir secara kritis, analitis serta

melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

mencari jawaban atas pertanyaan yang mereka buat.

c. Langkah-langkah Inkuiri

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan inkuiri

menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain sebagai berikut:

1) Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik

yangdibutuhkan dan memotivasi siswa terliibat pada aktivitas

pemecahan masalah.

2) Mengorganisasikan siswa dalam belajar

Guru membantu siswa adalam mengidentifikasi dan

mengorganisasikan tugas tugas yang berkaitan dengan masaklah

serta menyediakan alat.

3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan

masalah

4) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan temannya.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

5) Mengevaluasi kegiatan

Guru membantu sisa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses

penemuan yang digunakan.

Menurut Rahmat (2013:73) Langkah-langkah yang perlu

ditempuh guru dalam menggunakan Inkuiri ini sebagai berikut:

1) Menyajikan situasi dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan inkuiri

2) Merencanakan investigasi (penelitian)

3) Melaksanakan investigasi

4) Menyajikan temuan-temuan

5) Mengevaluasi investigasi

Langkah yang digunakan dalam inkuiri dimulai dengan

mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan beberapa

informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan

bahan yang ada siswa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat

menemukan prinsip umum. Seberapa jauh guru dalam membimbing

siswa tergantung pada kemampuan siswa dan materi yang dipelajari.

Metode inkuiri memberi kesempatan siswa menyelidiki dan menarik

kesimpulan.

d. Tujuan Inkuiri

Adapun tujuan dari inkuiri adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan

memproses bahan pelajarannya.

2) Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan

pelajarannya. Melatih peserta didik dalam menggali dan

memanfaatkan lingkungan asebagai sumber belajar yang tidakada

habisnya

3) Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

4) Meningkatkan ketrlibatan peserta didik dalam menemukan dan

memproses bahan pelajarannya.

5) Mengurangi ketergantungn peserta didik pada guru untuk menda

patkan pengalaman belajarnya.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

6) Melatih peserta didik menggali dan memanfatkan lingkungan

sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.

7) Memberi pengalaman belajar seumur hidup

e. Kebaikan Inkuiri

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000:143)

kebaikan inkuiri adalah:

1) Siswa ikut berpartisipasi secara aktif didalam kegiatan belajarnya,

sebab metode inkuiri menekankan pada proses pengolahan

infpormasi pada peserta didik Siswa benar-benar dapat memahami

suatu konsep dan rumus, sebab siswa mengalami sendiri proses

untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut.

2) Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulakan

semangat ingin tahu para siswa.

3) Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan

demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.

4) Guru tetap memiliki kontak pribadi.

5) Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan

yang sangat sulit dilupakan.

6) Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan

sesuai dengan kemampuan sendiri.

7) Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas

kemampuan intelektual secara mandiri.

f. Kelemahan Inkuiri

Kelemahan inkuiri adalah :

1) Kurang berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam

satu kelas.

2) Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa

dengan metode ceramah dan tanya jawab

3) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih

menekankan pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek

keterampilan, nilai dan sikap.

4) Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya dapat

dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa kebingungan.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

g. Manfaat inkuiri bagi peserta didik

Menurut Mukminan dalam La Iru (2012:17) Menyebutkan

manfaat inkuiri bagi peserta didik sebagai berikut :

1) Mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan

permasalahan serta mengambil keputusan secara obyektif dan

mandiri.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa atau meningkatkan

potensi intelektualnya.

3) Membina sikap penasaran (rasa ingin tahu) dan cara berpikir

obyektif, mandiri, kritis, logis, dan analitis baik secara individual

maupun kelompok.

4) Meningkatkan kemampuan untuk melacak kembali (heuristik) dari

discovery, di mana discovery akan merupakan cara berpikir dan cara

hidup dalam menghadapi segala permasalan kehidupan sehari-hari.

h. Peran guru dalam inkuiri

Peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai

fasilitator. Menurut La Iru (2012:16) Peran-peran tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

1) Menyiapkan sekenario pembelajaran.

2) Menyiapkan tugas/masalah yang akan dipecahkan oleh siswa.

3) Memberikan klarifikasi terhadap maslah-masalah.

4) Menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan.

5) Memberikan kesempatan untuk menemukan dan melakukan

penyelidikan.

6) Sebagai sumber informan, jika diperlukan oleh siswa.

7) Membantu siswa untuk merumuskan kesimpulan scara mandiri.

i. Peran peserta didik dalam inkuiri

Dalam inkuiri peserta didik sebagai pengambil inisiatif atau

prakarsa dalam menentukan sesuatu. Peserta didik aktif menggunakan

cara belajar mereka sendiri, dengan demikian mereka diharapkan

mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan, merespon

masalah, dan berpikir untuk memecahkan masalah atau menemukan

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

jawabannya melalui penyelidikan. Peserta didik bebas melakukan

eksplorasi dan diberi kesempatan untuk melakukan pemilihan alternatif

pemecahannya. Oleh karena proses penemuan itu dialami oleh peserta

didik sendiri maka diharapkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan

yang sangat cepat dewasa ini, peserta didik dalam mendekati masalah

atau situasi baru dengan berpikir secara ilmiah pula.

Dengan melalui inkuiri, peserta didik akan belajar bagaimana

belajar. Melalui pembelajaran inkuiri, peserta didik dapat dikondisikan

aktif belajar, ikut menentukan tujuan, isi, dan cara belajar, misalnya

peserta didik aktif mencari dan menemukan informasi, berdiskusi, dan

memecahkan masalah. Bahan pelajaran lebih banyak bersifat pemikiran

dan penerapan prinsip dan generalisasi agar dapat mengembangkan

dinamika dan kreativitas peserta didik. Dalam hal ini guru hanya

sebagai fasilitator dan motivator. Ditinjau dari segi peserta didik,

dengan inkuiri terjadi proses mental yang tinggi, sebab dengan aktivitas

ini siswa mengasimilasi konsep dan prinsip, melakukan self learning

activities, dan melatih tanggung jawab sendiri(B. Suryobroto.1986 :44)

3. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan

pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha

sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang

positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di

kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar

tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono,

2009: 3).

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah apa yang

diperoleh siswa setelah dilakukan aktivitas belajar.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Ahmadi (1997:103) faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah sebagai berikut :

1) Faktor raw input (yakni faktor murid/anak itu sendiri) di mana

tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam:

a) Kondisi fisiologis.

b) Kondisi psikologis.

2) Faktor envoronmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu

lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.

3) Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri

dari:

a) Kurikulum

b) Program/bahan pengajaran

c) Sarana dan Fasilitas

d) Guru (tenaga pengajar)

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

4. Pembelajaran PPKn

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran mempunyai arti yang mirip dengan pengajaran,

meskipun memiliki konotasi yang tidak sama. Pada konteks pendidikan,

seorang guru mengajar agar murid bisa belajar dan menguasai isi pelajaran

sehingga memperoleh sesuatu obyektif yang ditentukan atau aspek

kognitif, serta bisa mempengaruhi perubahan sikap atau aspek afektif, dan

keterampilan atau aspek psikomotor seseorang murid.

Halminto & Elizabeth (dalam La Iru dan La Ode 2012:3)

mendefinisikan pembelajaran sebagai “ Learning is relatively permanent

change in an individuals knowledge or behavior that results from

previouns exprience”. Definisi ini ini mengandung pengertian bahwa

pembelajaran merupakan perubahan dalam pengetahuan atau perilaku,

perubahan yang ditimbulkan oleh pembelajaran relatif permanen, dan

pembelajaran timbul dari pengalaman sebelumnya.

Menurut undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada satu

lingkungan belajar.

Jadi pembelajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi belajar

mengajar dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa unsur,

baik unsur ekstrinsik maupun intrinsik yang melekat pada diri peserta

didik dan guru termasuk lingkungan.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

b. Komponen Pembelajaran

Berbagai usaha dilakukan untuk menganalisis proses pengolahan

belajar mengajar ke dalam unsur-unsur komponennya. Menurut Ahmadi

(1997:34) komponen-komponen tersebut meliputi :

1) Merencanakan yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun

rencana kerja.

2) Mengorganisasikan yakni membuat organisai usaha, manager, tenaga

kerja, dan bahan.

3) Mengkoordinasikan yaitu menyatukan dan mengkorelasikan semua

kegiatan.

4) Mengawasi dan memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai

dengan peraturan yang digariskan dan instruksi-instruksi yang

diberikan.

c. Proses Pembelajaran yang Baik

Pelaksanaan Proses Pembelajaran Mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(SPN), pasal 19, dinyatakan bahwa:

1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses

pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk

terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dipertegas

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada

penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas

”mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali

pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau

tes, (Budianingsih 2005:28).

e. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Secara bahasa Civic Education oleh sebagaian pakar diterjemahkan

kedalam Bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

(Zamroni, Soemantri dan Winataputra). Istilah Pendidikan Kewargaan

pada satu sisi identik dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Namun di sisi

lain, istilah Pendidikan Kewarargaan, menurut Rosyada (2003:6) secara

subtantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang

cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan

bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah

Pendidikan Kewarganegaraan, melainkanjuga membangun kesiapan warga

negara menjadi warga dunia ( global society). Dengan demikian, orientasi

Pendidikan Kewargaan secara subtantif lebih luas cakupannya dari istilah

Pendidikan Kewarganegaraan.

Winataputra (Taniredja 2012) Pendidikan Kewarganegaraan atau

disingkat PKn merupakan bidang kajian yang bersifat multifaset yang

bidang keilmuannya bersifat interdisipliner, multidisipliner bahkan

multidimensional. Namun, menurut seorang ahli ilmu politik yang

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

bernama Chreshore (1886), secara filsafat keilmuan ia berasal dari ilmu

politik khususnya dari konsep “political democracy” untuk aspek “duties

and rights of citizen”. Dari ontologi pokok inilah berkembang konsep

“Civics”, yang secara harfiah diambil dari bahasa Latin “civicus” yang

artinya warga negara pada jaman Yunani kuno, yang kemudian diakui

secara akademis sebagai embrionya “civic education”, yang selanjutnya di

Indonesia diadaptasi menjadi “pendidikan kewarganegaraan” (PKn). Dari

sudut pandang epistemologis, menurut Barr, Barrt, dan Shermis (1978),

PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan pengembangan dari salah

satu dari lima tradisi “social studies” yakni “citizenship transmission”.

Saat ini tradisi itu sudah berkembang pesat menjadi suatu “body of

knowledge” yang dikenal dan memiliki paradigma sistemik yang

didalamnya terdapat tiga domain “citizenship education” yakni: domain

akademis, domain kurikuler, dan domain sosial kultural”

Menurut Soedijarto (Taniredja 2009) Pendidikan kewarganegaraan

sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik

untuk menjadi warganegara yang secara politik dewasa dan ikut serta

membangun sistem politik yang demokratis. Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Tim ICCE UIN Jakarta: Pendidikan kewarganegaraan adalah

suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang

mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang

bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

efficacy dan political participation serta kemampuan mengambil

keputusan politik secara rasional.

Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah

pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda

menjadi warga negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu

pendidikan yang dialogial. Sementara Soedijarto mengartikan Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk

membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik

dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran PPKn adalah proses terjadinya interaksi belajar mengajar

dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa unsur, baik unsur

ekstrinsik maupun intrinsik yang melekat pada peserta didik yang secara

subtantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang

cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan

bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah

Pendidikan Kewarganegaraan, melaikan juga membangun kesiapan warga

negara menjadi warga dunia.

5. Hakikat Demokrasi

Prayitno (Taniredja 2009:58) Demokrasi berasal dari bahasa yunani

“demos” yang berarti rakyat, dan “kratos/kratien” yang berarti kekuasaan.

Sehingga konsep dasar demokrasi adalah “rakyat berkuasa” (governmment

of rule by the people). Demokrasi adalah “pemerintahan oleh rakyat,

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh

mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem

pemerintahan bebas”. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah

governmment of the people, by the pleople, for the people, yakni suatu

pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.

Ubaedillah dkk, (2006: 131-132). Sedangkan pengertian demokrasi

secara istilah atau terminology adalah seperti yang dinyatakan para ahli

sebagai berikut: (a). Joseph A. Schmeter mengatakan demokrasi merupakan

suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana

individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara

perjuangan kompetitif atas suara rakyat, (b). Sidney Hook berpendapat

demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan

pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan

pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

Dari pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat

demokrasi adalah sebagai suatu sistem bermayarakat dan bernegara serta

pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan

ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun

pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat dan

mengandung pengertian tiga hal yaitu pemerintah dari rakyat,

pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintahan untuk rakyat.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

B. Penelitian Yang Relevan

1. Agustanti, (2010) yang berjudul Implementasi Metode Inquiry Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada siswa kelas VIIE SMP N 2

Wonosobo semester 1 tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Metode Inquiry dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi. Dari hasil

ulangan harian pada siklus 1 terdapat perubahan perolehan nilai pada tiap-

tiap siswa. Dari 34 siswa, yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 28

siswa (82,35%), Pada siklus 2, setelah dilakukan ulangan harian ternyata

terdapat kenaikan untuk jumlah siswa yang tuntas. Dari 34 siswa yang

tuntas ada 31 siswa (91,12%).

2. Handayani, (2013) yang berjudul Penerapan Metode Inkuiri Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bentuk Aljabar di Kelas

VII SMP Swasta Nur Adia Tanjung Selamat Tahun Ajaran 2012/2013

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan

metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis tes

awal yang diperoleh sebelum pelaksanaan tindakan I dengan menggunakan

metode inkuiri yaitu terdapat 3 orang (8,57%) yang telah tuntas secara

klasikal namun masih terdapat 32 orang (91,42%) yang belum tuntas

secara klasikal dengan nilai rata-rata 39,68. Berdasarkan hasil tes awal

maka diberikan tindakan pada siklus I dengan tes hasil belajar I terdapat 15

orang (42,85 %) telah mencapai ketuntasan belajar dengan skor rata-rata

67,08 tetapi belum mencukupi syarat ketuntasan klasikal.(85%), maka

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

dilanjutkan pada siklus II dan hasil analisis tes hasil belajar setelah

diberikan tindakan pada siklus II yaitu terdapat 31 orang (88,57 %) telah

mencapai ketuntasan belajar dengan skor rata-rata 78,37 dan telah tuntas

secara klasikal.(85%) maka pembelajaran telah tuntas dan penelitian di

berhentikan. Dari tindakan yang diberikan diperoleh peningkatan nilai

rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 45,72%.

3. Dalimunthe (2014) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi

Lengkung Di Kelas Ix Smp Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

Berdasrkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : penerapan model

pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Hasil analisis data pada siklus I banyaknya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar adalah 16 dari 30 orang (53,33 %) dengan rata-rata

kelas 68,00. Karena belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan

yaitu 85% maka dilaksanakanlah siklus II. Pada siklus II ini model

pembelajaran yang dilaksanakan masih sama yaitu model pembelajaran

inkuiri tetapi di siklus II ini kelompok yang dibentuk lebih diperkecil dan

alat bantu LAS nya dibagi 3 untuk setiap kelompok. Sedangkan untuk guru

perlu memperhatikan waktu, pemberian motivasi dan penguatan bagi

siswa. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan strategi pembelajaran

yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 26 dari

30 orang (86,67%) dan rata-rata kelas 80,13. Berdasarkan kriteria

ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

mempunyai daya serap ≥ 65% maka pembelajaran ini telah mencapai

target ketuntasan belajarklasikal.

C. Kerangka Berfikir

Yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil

belajar peserta didik yang belum maksimal dalam proses pembelajaran.

Untuk mengatasi hal ini, perlu ditambahkan sumber belajar dari lingkungan

sekitar, memberdayakan peserta didik dan penggunaan pendekatan dalam

proses pembelajaran juga akan membantu peserta didik lebih aktif. Situasi

kehidupan nyata dan lingkungan sekitar yang ada di sekitar peserta didik

merupakan sumber belajar yang sangat penting dan dapat memberi informasi

dan pengalaman belajar yang tidak terbatas bagi peserta didik. Ada banyak

informasi, fakta dan pengetahuan yang dapat digali dari situasi nyata dan

lingkungan sekitar guna memperkaya pemahaman serta pengalaman belajar

peserta didik.

Secara lebih konkret, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah

berawal dari permasalahan bahwa hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran PPKn masih kurang kususnya di kelas VIII E. Pada hasil

belajar kelas VIII E masih ada yang belum tuntas sesuai KKM. Agar hasil

belajar peserta didik meningkat, perlu ditentukan alternatif pemecahannya

dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas yakni dengan menerapkan

pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran PPKn. Penelitian tindakan

kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus. Pelaksanaan setiap siklus

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

diobservasi, dianalisis, dan direfleksi untuk menentukan perencanaan tindak

lanjut pada siklus berikutnya.

Gambar Kerangka Berfikir PTK

Siklus I

Siklus II

Gambar 2.1 gambar kerangka berfikir

Sumber: Buku Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan data I

Refleksi I

Permaslahan

baru hasil

refleksi

Perencanaan

Tindakan I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II

Refleksi II

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

D. Alur Kerangka Berpikir Pembelajaran

Gambar 2.2 Gambar alur berfikir

Planning

Re- Reflecting

Re- Planning

Re- Acting Acting

Observing

Analisis

Simpulan

Re- Observing

Reflecting

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015

E. Hipotesis

Berdasarkan analisis teoritis dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut:

“Penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar dalam

pembelajaran PPKn KD Menjelaskan Hakikat Demokrasi peserta didik kelas

VIII E SMP N 2 Sokaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015”.

Implementasi Pendekatan Inkuiri..., Deni Ari Purwoko, FKIP UMP, 2015