bab ii kajian pustaka - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/bab 2.pdfa. pembelajaran...

26
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan hanya berhadapan dengan teori dan konsep saja, melainkan harus melakukan sesuatu, mengetahui, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam membelajarkan matematika. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 1 Menurut Arends PBM adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. 2 PBM memberi pengertian bahwa dalam pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang kemudian diharapkan melalui pemecahan masalah siswa belajar keterampilan-keterampilan berpikir yang lebih mendasar. 3 Menurut Graff dan Kolmos, PBM adalah suatu pendekatan pendidikan dengan menggunakan masalah sebagai sebuah titik awal dari proses pembelajaran. Biasanya masalah yang disajikan didasarkan pada masalah dalam kehidupan nyata yang berfungsi penting sebagai dasar untuk proses pembelajaran, karena akan menentukan arah proses pembelajaran yang menekankan pada 1 Hasnan Aufika, Skripsi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Perbandingan Dan Skala Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), 15. 2 Arends, Richard I, Belajar untuk Mengajar, Learning to Teach, (Jakarta: Salemba Humanika, 2013), 100. 3 Husnidar, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis. Jurnal Didaktik Matematika (Volume 1 Nomor 1), 75.

Upload: vanlien

Post on 13-May-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Masalah1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Belajar matematika bukan hanya berhadapan denganteori dan konsep saja, melainkan harus melakukan sesuatu,mengetahui, dan memecahkan masalah yang berkaitandengan pembelajaran matematika. Banyak modelpembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untukmembantu siswa dalam membelajarkan matematika. Salahsatu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah modelPembelajaran Berbasis Masalah (PBM).1

Menurut Arends PBM adalah model pembelajarandengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalahautentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannyasendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebihtinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkankepercayaan diri sendiri.2 PBM memberi pengertian bahwadalam pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalahyang kemudian diharapkan melalui pemecahan masalahsiswa belajar keterampilan-keterampilan berpikir yang lebihmendasar.3

Menurut Graff dan Kolmos, PBM adalah suatupendekatan pendidikan dengan menggunakan masalahsebagai sebuah titik awal dari proses pembelajaran.Biasanya masalah yang disajikan didasarkan pada masalahdalam kehidupan nyata yang berfungsi penting sebagaidasar untuk proses pembelajaran, karena akan menentukanarah proses pembelajaran yang menekankan pada

1 Hasnan Aufika, Skripsi: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika BerbasisProblem Based Learning (PBL) Pada Materi Perbandingan Dan Skala UntukMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”, (Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), 15.2 Arends, Richard I, Belajar untuk Mengajar, Learning to Teach, (Jakarta: SalembaHumanika, 2013), 100.3 Husnidar, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis. Jurnal DidaktikMatematika (Volume 1 Nomor 1), 75.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

perumusan pertanyaan daripada jawaban sehinggamemungkinkan mendorong motivasi dan pemahamansiswa.4 Seraffino dan Cicchelli menjelaskan bahwaPembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah seperangkatmodel mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokusuntuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,materi dan pengaturan diri.5

Pendapat lain dikemukakan oleh Arends,Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah modelpembelajaran yang berlandaskan kontruktivisme danmengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar sertaterlibat dalam pemecahan masalah yang kontekstual.Pengertian ini menunjukkan bahwa masalah yangdisampaikan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)adalah masalah yang kontekstual.6

Peran guru dalam pengajaran berbasis masalahadalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, danmemfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran berbasismasalah dapat dilaksanakan apabila guru memberikankeleluasaan berpikir kepada para siswa untukmemungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka,misalnya dengan mengembangkan lingkungan belajar yangtersedia di kelas dan memanfaatkan lingkungan sesuaikebutuhan keaktifan dan kreativitas siswa.7

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, penelitidapat menyimpulkan bahwa model Pembelajaran BerbasisMasalah (PBM) adalah suatu model pembelajaranberlandaskan kontruktivisme yang menggunakan masalahsebagai sebuah titik awal dari proses pembelajaran sehinggasiswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi,memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri

4 Graff E.D & Komlos A., Characteristics of Problem Based Learning, (Int. J. Eng Ed 19(5), 2003), 659.5 Drs.Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar, ( Surabya : CV.Citra Media, 1996 ), 89.6Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diakses dari:http://www.slideshare.net/Interest_Matematika_2011/ppt-12334713 pada tanggal 22

Desember 2015.7 Dwi Astuti Pratiwi, Op. Cit., 7.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

sendiri. Selanjutnya dalam penelitian ini penggunaan katapembelajaran berbasis masalah menggunakan istilah PBM

2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis MasalahPBM memiliki beberapa karakteristik. Menurut Dwi

Setyono, PBM memiliki karakteristik sebagai berikut:8

a. Pengajuan Masalah atau PertanyaanPengaturan PBM berkisar pada masalah ataupertanyaan yang penting bagi siswa maupunmasyarakat. Menurut Arends, pertanyaan dan masalahyang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagaiberikut:1) Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada

kehidupan dunia nyata siswa daripada berakarpada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.

2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas,dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagipeserta didik yang pada akhirnya menyulitkanpenyelesaian peserta didik.

3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikanhendaknya mudah dipahami peserta didik. Selainitu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengantingkat perkembangan peserta didik.

4) Luas dan sesuai dengan Tujuan Pembelajaran,yaitu masalah yang disusun dan dirumuskanhendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebutmencakup seluruh materi pelajaran yang akandiajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumberyang tersedia. Selain itu, masalah yang telahdisusun tersebut harus didasarkan pada tujuanpembelajaran yang telah ditetapkan.

5) Bermanfaat, yaitu masalah yang disusun dandirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagipeserta didik sebagai pemecah masalah maupunguru sebagai pembuat masalah. Masalah yangbermanfaat adalah masalah yang dapatmeningkatkan kemampuan berpikir dan

8 Dwi Setyono. “Cerdas Matematika Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)(ProblemBased Learning), diakses pada 27 April 2017.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

memecahkan masalah peserta didik sertamembangkitkan motivasi belajar peserta didik.

b. Keterkaitan dengan Berbagai Disiplin IlmuMasalah yang diajukan dalam PBM hendaknya

mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.c. Penyelidikan yang Autentik

Penyelidikan yang diperlukan dalam PBMbersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukanuntuk mencari penyelisaian masalah yang bersifatnyata. Siswa menganalisis dan merumuskan masalah,mengembangkan dan meramalkan hipotesis,mengumpulkan dan menganalisis informasi,melaksanakan eksperimen, membuat kesimpulan danmenggambarkan hasil akhir.

d. Menghasilkan dan Memamerkan HasilPada PBM, peserta didik bertugas menyusun

hasil penelitiannya dalam bentuk karya (karya tulisatau penyelesaian) dan memamerkan hasil karyanya.Artinya hasil penyelesaian masalah peserta didikditampilkan atau dibuatkan laporannya.

e. KolaborasiPada model PBM, tugas-tugas belajar berupa

masalah harus diselesaikan bersama-sama antar siswadengan siswa, baik dalam kelompok kecil maupunkelompok besar, dan bersama-sama antar siswadengan guru.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Rusman jugamengungkapkan karakteristik PBM, yang meliputi:9

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar;2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan

yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur;3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda

(multiple perspective);4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimilki

oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian

9 Jacobsen, David A. Eggen, Paul. Kauchak, Donald, Methods for Teaching: Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA Edisi ke-8. TerjemahanAchmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 232-234.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar danbidang baru dalam belajar;

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam

penggunaannya, dan evaluasi sumber informasimerupakan proses yang efektif dalam PBM;

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif;8) Pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan

masalah sama pentingnya dengan penguasaan isipengetahuan untuk mencari solusi dari sebuahpermasalahan;

9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis danintegrasi dari sebuah proses belajar;

10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalamansiswa dan proses belajar.

Jacobsen menyebutkan bahwa PBM memilikibeberapa karakteristik umum berikut ini:10

1) Pelajaran dimulai dengan mengangkat suatupermasalahan atau satu pertanyaan yang nantinyamenjadi focal point untuk keperluan usaha-usahainvestigasi siswa.

2) Siswa memiliki tanggung jawab utama dalammenyelidiki masalah-masalah dan memburupertanyaan-pertanyaan.

3) Guru dalam PBM berperan sebagai fasilitator yangmengharuskan guru untuk lebih membantu secaratidak langsung dengan mengemukakan masalah ataupertanyaan yang bermanfaat.

3. Tujuan Model Pembelajaran Berbasis MasalahPBM dirancang bukan untuk memberikan informasi

yang sebanyak-banyaknya namun untuk melakukanpenyelidikan terhadap masalahmasalah penting. PBMmembantu siswa menjadi pelajar yang mandiri. Adapuntujuan PBM yaitu sebagai berikut:a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir dan keterampilan pemecahan masalah. PBMmemberikan dorongan kepada siswa untuk tidak hanya

10 Ibid, 242.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

berpikir yang bersifat konkret tetapi lebih kepada yangbersifat kompleks. Kolaborasi yang dilakukan dalamPBM membantu siswa untuk berpikir kritis dalampemecahan masalah yang disajikan.

b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik PBMmendorong siswa untuk bekerja sama dengan oranglain baik dengan siswa maupun guru. Siswa jugadituntut untuk belajar mandiri untuk memecahkanmasalah tanpa diberikan materi oleh guru sehinggamemungkinkan siswa untuk membangun pemahamanterhadap masalah tersebut. Kemandirian dan kerjasamayang dilakukan oleh siswa secara tidak langsung dapatdikatakan berlatih peran sebagai orang dewasa.

c. Menjadi pembelajar yang mandiri PBM berusahamembantu siswa menjadi pembelajaran yang mandiridan otonom. Dengan bimbingan guru yang secaraberulang-ulang mendorong dan mengarahkan merekauntuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaianterhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswabelajar.

4. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis MasalahSintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah

praktis yang harus dilakukan oleh siswa dan guru dalamsuatu pembelajaran. Pada PBM terdiri dari 5 langkah yangdilakukan oleh guru dari memperkenalkan masalah kepadasiswa dan diakhiri dengan analisis dan evaluasi hasil kerjasiswa. Berikut sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah(PBM) yang disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 berikut ini:11

11 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group, 2010), 98.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Tabel 2.1Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Kegiatan Guru

Tahap 1Orientasi siswapada masalah

Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan, mengajukanfenomena atau demonstrasi atau

cerita untuk memunculkanmasalah, memotivasi siswa untukterlibat dalam pemecahan masalah

yang dipilih.

Tahap 2Mengorganisasikansiswa untuk belajar

Guru membantu siswa untukmendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajaryang berhubungan dengan masalah

tersebut.Tahap 3

Membimbingpenyelidikan

individual maupunkelompok

Guru mendorong siswa untukmengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen,untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Tahap 4Mengembangkandan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa dalammerencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan,video, dan model serta membantu

mereka untuk berbagi tugas dengantemannya.

Tahap 5Menganalisis dan

mengevaluasiproses pemecahan

masalah

Guru membantu siswa untukmelakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka danproses-proses yang mereka

gunakan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Adapun penjelasan dari sintaks model PBM sebagaiberikut:12

a. Orientasi siswa kepada masalahPBM dimulai dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran secara rinci untuk menumbuhkan sikappositif siswa dan mendiskripsikan apa yang diharapkandilakukan oleh siswa. Pada tahap orientasi ini, gurumenyajikan masalah untuk suatu materi pelajarandengan menggunakan kejadian yang mencengangkandan menimbulkan misteri sehingga membangkitkanminat dan keinginan siswa untuk menyelesaikanmasalah yang dihadapi.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajarPBM membutuhkan pengembangan keterampilan

kolaborasi antarsiswa dalam kegiatan penyelidikan,sehingga kegiatan penyelidikan perlu dilakukan secarabersama-sama. Oleh karena itu, guru mengorganisasikansiswa dalam kelompok-kelompok belajar kooperatif,membimbing siswa dalam penyelidikan dan tugas-tugas.Pembentukan kelompok didasarkan pada tujuan yangakan dicapai dan mengupayakan agar semua siswa aktifdalam sejumlah kegiatan penyelidikan.

c. Membimbing penyelidikan indivual atau kelompokGuru membantu siswa dalam pengumpulan

informasi dari berbagai sumber. Siswa diberi pertanyaanyang dapat membuat mereka berpikir tentang suatumasalah dan jenis informasi yang diperlukan untukmemecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untukmenjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakanmetode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya,siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etikapenyelidikan yang benar.

Guru mendorong pertukaran ide atau gagasansecara bebas dan merima sepenuhnya gagasan-gagasantersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahappenyelidikan. Selama tahap penyelidikan, guru

12 Eca Ocvafebrina Erlanda, Op.Cit., 14.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpamengganggu aktivitas siswa.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaTahap penyelidikan dalam PBM diikuti dengan

menyajikan hasil karya seperti laporan, poster, video,program komputer, dan sebagainya. Pada tahap ini,siswa mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas atauhasil penyelesaian masalah dan menjelaskan alasan atasjawaban permasalahan mereka di depan kelas.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahanmasalah

Pada tahap ini, guru membantu siswa menganalisisdan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiriterhadap keterampilan penyelidikan yang merekagunakan. Di samping itu, guru dapat memberikan soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa berkaitandengan materi yang sedang dipelajari seperti tugasmandiri yang bertujuan mengecek pemahaman siswasetelah mengikuti proses pembelajaran.

5. Keunggulan dan Kelemahan Model PembelajaranBerbasis Masalah

Wina Sanjaya menyatakan bahwa PBM memilikibeberapa keunggulan dan Kelemahan. Adapunpenjelasannya sebagai berikut:13

a. Keunggulan Model Pembelajaran Berbasis Masalah1) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.2) Dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukanpengetahuan baru bagi siswa.

3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaransiswa.

4) Dapat membantu siswa bagaimana mentransferpengetahuan mereka untuk memahami masalah.

5) Dapat membantu siswa untuk mengembangkanpengetahuan barunya dan bertanggung jawab

13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 220.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

dalam pembelajaran yang mereka lakukan.Pemecahan masalah juga dapat mendorong untukmelakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasilmaupun proses belajarnya.

6) Dianggap lebih menyenangkan dan disukaisiswa.

7) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untukberpikir kritis dan mengembangkan mereka untukmenyesuaikan dengan pengetahuan barunya.

8) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untukmengaplikasikan pengetahuan yang merekamiliki dalam dunia nyata. Dapat mengembangkanminat siswa untuk secara terus-menerus belajarpada pendidikan formal telah berakhir.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah1) Ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak

memiliki kepercayaan bahwa masalah yangdipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswamalas untuk mencoba.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melaluipemecahan masalah membutuhkan cukup waktuuntuk persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusahauntuk memecahkan masalah yang sedangdipelajari, maka mereka tidak akan belajar apayang mereka ingin pelajari.

B. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis MasalahPenerapan PBM ini dilaksanakan dengan membentuk

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari minimal 4 siswa,namun dapat pula disesuaikan dengan jumlah siswa yang terdapatdi dalam kelas. Pembagian siswa dalam kelompok tersebutharuslah secara heterogen yang berarti bahwa siswa dalamkelompok tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-bedaserta jenis kelamin yang berbeda pula. memotivasi siswa untukterlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Berdasarkan sintaks pada Tabel 2.1 di atas dapat dilihatbahwa pada awal pembelajaran guru mengajukan fenomena ataudemonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

berhubungan dengan dunia nyata dan guru memotivasi siswauntuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Kemudiansiswa secara aktif berkelompok mengidentifikasi danmerumuskan permasalahan, mempelajari dan mencari materiyang terkait dengan permasalahan, dan mempresentasikan hasildiskusi. Sementara itu, guru bertindak sebagai fasilitator.Tahapan-tahapan PBM yang dilaksanakan secara sistematisdiharapkan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalammenyelesaikan masalah dan mencapai tujuan pembelajaran yangtelah ditentukan.

C. Perangkat Pembelajaran Berbasis MasalahKeberhasilan penyelenggaraan pendidikan banyak

ditentukan oleh kegiatan pembelajaran yang ditangani oleh guru.Dalam menunjang pencapaian keberhasilan kegiatanpembelajaran, perangkat pembelajaran harus dimiliki olehseorang guru. Untuk itu setiap guru dituntut untuk menyiapkandan merencanakan dengan sebaik-baiknya dalam rangkamencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran secara optimal.Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau saranayang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaranagar dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Perangkatpembelajaran tersebut dapat berupa Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), LKS, media, alat evaluasi dan lainsebagainya. Pada penelitian ini, perangkat pembelajaran yangditerapkan dibatasi pada RPP dan LKS.

Kriteria perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah(PBM)dalam penelitian ini yaitu:1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalahsuatu rencana yang berisi langkah-langkah kegiatan gurudan siswa yang disusun secara sistematis untuk digunakansebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatanpembelajaran dikelas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) pada hakikatnya merupakan perencanaan jangkapendek untuk memperkirakan apa yang akan dilakukandalam pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untukmengkoordinasikan komponen pembelajaran yakni,kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator hasil belajar,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkanpotensi siswa, materi standar berfungsi memberi maknaterhadap kompetensi dasar, indikator hasil pembelajaranberfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukankompetensi siswa, sedangkan penilaian berfungsi mengukurpembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yangharus dilakukan apabila standar kompetensi belum tercapai.RPP memiliki komponen-komponen antara lain: tujuanpembelajaran, langkah-langkah yang memuat pendekatanatau strategi, waktu, kegiatan pembelajaran, metode sajiandan bahasa. Kegiatan pembelajaran mempunyai subkomponen yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.14

RPP dalam penelitian ini disusun disesuaikan denganPembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan juga literasistatistik.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-

lembaran yang berisi langkah-langkah kerja dan berfungsisebagai pembimbing siswa untuk dapat menemukan sertamembangun pengetahuan sesuai dengan mata pelajaranyang sedang dibahas. LKS yang baik akan dapat menuntunsiswa dalam mengkontruksi fakta, konsep, prinsip atauprosedur-prosedur matematika sesuai dengan materi yangdipelajari. Dalam LKS disediakan pula tempat bagi siswauntuk menyelesaikan masalah atau soal.15 LKS disusunbertujuan untuk memberi kemudahan bagi guru dalammengelola Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untukmelatih literasi statistik siswa.

D. Literasi Statistika1. Definisi Literasi Statistik

Statistika dapat dipandang sebagai pengetahuantentang variabilitas dan menjadi sebuah sarana untukmenerangkan fenomena ketidakpastian yang senantiasa

14 Ana Mujifatul Affidah, Skripsi “Efektivitas Penerapan Pembelajaran ConceptualUnderstanding Procedures (Cups) untuk Melatih Kemampuan Koneksi MatematikaSiswa,” (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017), 16.15 Ibid, 17

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

terjadi di dalam kehidupan, di tempat kerja, dan di dalamilmu pengetahuan itu sendiri.16

Salah satu kemampuan dasar ensensial yang dapatmemberikan arah untuk masyarakat dengan karakterbudaya-teknologi dan budaya sarat-informasi yang sedangterjadi saat ini adalah literasi statistik.

Dalam Bahasa Inggris Literasi ditulis denganliteracy. Kamus Oxford mendefinisikan literacy sebagai"kemampuan untuk membaca dan menulis".17 Jadi istilah"Literasi Statistik" menunjukkan kemampuan untukmenafsirkan pesan statistik dan mengomunikasikan pesanstatistik tersebut menggunakan kata-kata tertulis ataulisan.18 Dengan kata lain, literasi statistik diperlukan baikuntuk masyarakat umum ataupun pribadi dalam mengambilkeputusan dimana kehidupan sehari-hari dari individu ataukelompok dikaitkan dengan hasil statistika.

Schield mendefinisikan literasi statistik sebagaisalah satu kemampuan meletakkan berpikir kritis mengenaiopini dengan mempertimbangkan statistik sebagai buktidalam konteks kepentingan siswa.19 Menurut Schield, untukmenjadi seorang yang berliterasi statistik harus mampumembedakan antara hubungan yang sederhana dankompleks, sampel dari statistik, parameter populasi, danbeberapa karakteristik yang berhubungan denganpengetahuan statistik. Meskipun berbagai macampengetahuan biasanya disajikan dalam pelajaran pengenalanstatistika, literasi statistik dianggap sebagai kemampuandaily life.20

Banyak ahli yang telah mendefinisikan literasistatistik. Ben-Zvi dan Garfield membuat perbedaan antaraliterasi statistik, penalaran, dan berfikir. Mereka

16 D. S. Moore, “New Pedagogy and New Content: The Case of Statistics”, InternationalStatistics Review, 65: 2, (1997), 127.17 Coulson, J. (Ed.) “The little Oxford dictionary”. (Oxford: Clarendon Press, 1969), 311.18 Colin Stuart Carmichael, Dissertation: “The development of middle school children’sinterest in statistical literacy”. (Tasmania: University of Tasmania, 2010), 9.19 Milo Schield, “Statistical Literacy: Thinking Critically About Statistics”, As publishedin the Inaugural issue of the Journal “Of Significance”, diakses darihttp://www.statlit.org/pdf/1999SchieldAPDU.pdf, pada tanggal 11 April 2016.20 Diah Ayuningtias, Op. Cit 14.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

mendefinisikan literasi statistik sebagai sebuah kemampuandasar dan keterampilan yang penting untuk pemahamaninformasi statistik atau temuan penelitian.21 Literasi statistikjuga menuntut kemampuan siswa untuk bisa membuat danmengomunikasikan pesan yang ada. Siswa dapatmengomunikasikan pesan dengan cara menyajikannyadalam bentuk diagram, grafik atau kata dan bilangan untukmendukung tersampaikannya pesan secara efektif danefisien. Pengorganisasian data, membuat grafik dan tabel,representasi data, dan pemahaman terminologi dasarstatistika merupakan kemampuan dasar literasi statistik.

Gal berpendapat bahwa literasi statistik berlakuuntuk konsumen data dan menggambarkan kemampuanmasyarakat untuk menafsirkan, mengevaluasi secara kritisinformasi berbasis statistik dari berbagai sumber dan untukmerumuskan serta mengomunikasikan pendapat padainformasi tersebut.22 Literasi statistik tidak hanya pentinguntuk masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untukmasing-masing individu yang berada di lingkunganmasyarakat dimana mereka mengambil keputusanberdasarkan informasi dan analisis resiko. Gal menyebutkandua komponen dari literasi statistik23, yaitu pertama,kemampuan seseorang untuk menginterpretasikan danmengevaluasi secara kritis informasi statistik, data,fenomena stakostik, yang mungkin mereka hadapi dalamberbagai konteks. Kedua, kemampuan untuk mendiskusikanatau mengomunikasikan reaksi mereka terhadap informasistatistik tersebut, seperti pemahaman mereka tentang maknainformasi, pendapat mereka tentang implikasi dariinformasi, atau kepedulian, atau kepedulian mereka tentangpenerimaan kesimpulan yang diberikan.

Watson mengungkapkan bahwa literasi statistikmerupakan titik pertemuan antara data, kurikulum dan

21 Ben-Zvi and Garfield dalam Ayse Yolcu, Master’s Thessis: “ An Investigation of EighthGrade Students’ Statistical Literacy, Attitudes Towards Statistics And TheirRelationship”. (Turkey: Middle East Technical University, 2012), 11.22 Iddo Gal, “Adults' Statistical Literacy: Meanings, Components, Responsibilities”,International Statictical Review, 70: 1, (2002), 2-3.23 Ibid, 6.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

kehidupan sehari-hari24. Oleh sebab itu, literasi statistikmenurut Watson & Callingham tidak hanya tentangmengetahui formula dan definisi, tetapi jugamengintegrasikan berbagai pengetahuan dengan macam-macam konteks dimana pesan statistik, klaim, ataupernyataan muncul.25 Sebagai contoh, apakah rata-ratamerupakan representasi terbaik dari data atau bukan, danapakah sampel yang diambil cocok untuk menggeneralisasitemuan untuk suatu populasi.

Dari berbagai penjelasan mengenai definisi dariliterasi statitik, maka pada penelitian ini penulismendefinisikan literasi statistik yang disesuaikan denganpelajaran matematika materi statistika kurikulum 2013 edisirevisi 2016 pada SMP kelas 7. Literasi statistik adalahkemampuan seseorang dalam memahami,menginterpretasikan, dan mengomunikasikan data atauinformasi statistik baik dalam bentuk tabel ataupun grafikyang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Indikator Literasi StatistikBerdasarkan pengertian literasi statistik yang penulis

definisikan, terdapat 3 aspek dalam literasi statistik yaitu: (1)Memahami data atau informasi statistik; (2) Menafsirkan dataatau informasi statistik; (3) Mengomunikasikan data atauinformasi statistik.a. Memahami data atau informasi statistik

Memahami berarti mengerti benar ataumengetahui benar. Memahami dapat juga diartikanmenguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu, belajarberarti harus mengerti secara mental makna danfilosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya. Memahami maksudnya, menangkapmaknanya.

24 Watson dalam Ayse Yolcu, Master’s Thessis: “ An Investigation of Eighth GradeStudents’ Statistical Literacy, Attitudes Towards Statistics And Their Relationship”.(Turkey: Middle East Technical University, 2012), 108.25 Watson, Jane M. and Callingham, Rosemary, “Statistical Literacy: A ComplexHierarichal Construct”, Statistics Education Research Journal, (2):2, 3 – 46.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Siswa diharapkan dapat memahami kondisi soalatau masalah yang meliputi: mengenali soal,menganalisis soal, dan menerjemahkan informasi yangdiketahui dan ditanyakan pada soal tersebut.26

Dalam penelitian ini soal atau masalah yangdiberikan adalah berupa data atau informasi statistik,dengan kata lain siswa harus memahami data atauinformasi statistik yang diberikan denganmengidentifikasi apa pertanyaan perlu dijawab,informasi apa yang sudah diberikan, informasi apa yanghilang, dan juga apa asumsi dan kondisi yang harusdipenuhi. Salah satu cara untuk mengetahui apakahsiswa telah memahami data atau informasi statistik yangdiberikan ialah ketika siswa mampu mengungkapkandata atau informasi statistik yang diberikan dalam kata-kata mereka sendiri.27

Dari penjelasan diatas penulis merumuskanindikator memahami data atau informasi statistik yaitusiswa dapat menjelaskan informasi dari data yangdiberikan.

b. Menginterpretasi data atau informasi statistikIstilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada

proses penafsiran yang sedang berlangsung atauhasilnya. Interpretasi adalah tafsiran, penjelasan, makna,arti, kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadapsuatu objek yang dihasilkan dari pemikiran mendalamdan sangat dipengaruhi oleh latar belakang yangmelakukan interpretasi. Sehingga, interpretasi terhadapobjek yang sama bisa berbeda hasilnya jika dilakukanoleh orang yang berbeda. Hal ini boleh saja dan sangatpositif karena kita bisa melihat dan memahami suatuobjek dari beberapa sudut pandang.28

26 Zulfikar Mansyur, “Pengertian Memahami”, diakses darihttps://zulfikarmansyur.wordpress.com/2014/01/07/13/, pada tanggal 1 Februari 2017.27 Dinda, Skripsi http://eprints.uny.ac.id/12767/1/SKRIPSI.pdf, diakses pada 1 Februari2017.28 Alif Baskoro, “Pengertian Interpretasi menurut Para Ahli”, diakses darihttp://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-interpretasi/ pada tanggal 2 Februari2017.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Interpretasi biasanya dilakukan untukmendapatkan pengertian atau pengetahuan yang lebihjelas dan mendalam tentang sesuatu. Misalnya sebuahlukisan abstrak yang kurang bisa dipahami maksudnyabagi sebagian besar orang. Lukisan ini dapat menjadiobjek interpretasi sehingga orang awam dapatmengetahui makna yang terkandung pada lukisantersebut.29

Dalam penelitian ini interpretasi berfokus padadata atau informasi statistik. Dari penjelasan diataspenulis merumuskan indikator menginterpretasi dataatau informasi statistik antara lain:1) Menafsirkan data yang diberikan berupa tabel

ataupun grafik;2) Menjelaskan atau memberikan pendapat teoritis

yang jelas terhadap penafsirannya.b. Mengomunikasikan data atau informasi statistik

Within menyatakan kemampuan komunikasimenjadi penting ketika diskusi antar siswa dilakukan,dimana siswa diharapkan mampu menyatakan,menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakandan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa padapemahaman yang mendalam. Anak-anak yang diberikankesempatan untuk bekerja dalam kelompok dalammengumpulkan dan menyajikan data, merekamenunjukkan kemajuan baik di saat mereka salingmendengarkan ide yang satu dan yang lain,mendiskusikannya bersama kemudian menyusunkesimpulan yang menjadi pendapat kelompoknya.Ternyata mereka belajar sebagian besar dariberkomunikasi dan mengkontruksi sendiri pengetahuanmereka.30

Dalam penelitian ini, kemampuan komunikasiberfokus pada mengomunikasikan data atau informasistatistik yang diperoleh siswa.

29 Ibid30 Herdy, “Kemampuan Komunikasi Matematika”, diakses darihttps://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/, padatanggal 30 Januari 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Dari penjelasan diatas penulis merumuskanindikator mengomunikasikan data-data atau informasistatistik antara lain:

1. Merepresentasikan data yang diberikan dalambentuk tabel ataupun grafik;

2. Menarik kesimpulan terhadap representasi yangdibuat.

Tabel 2.2Indikator Literasi Statistik yang disesuaikan dengan KD

SMP Kelas 7Aspek Literasi

StatistikKD Indikator

Memahami dataatau informasi

statistik

3.12 Menganalisishubungan antaradata dengan cara

penyajiannya(tabel, diagramgaris, diagram

batang, dandiagram lingkaran)

Menjelaskaninformasi dari

suatu data yangdiberikan

Menginterpretasidata atau informasi

statistik

4.12 Menyajikan danmenafsirkan data

dalam bentuktabel, diagramgaris, diagram

batang, dandiagram lingkaran

Menafsirkan datayang diberikan

berupa tabelataupun grafik;

Menjelaskan ataumemberikan

pendapat teoritisyang jelas terhadap

penafsirannya.Mengomunikasikandata atau informasi

statistik

Merepresentasikandata yang diberikandalam bentuk tabel

ataupun grafik; Menarik

kesimpulanterhadap

representasi yangdibuat.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

E. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah(PBM) untuk Melatih Literasi Statistik Siswa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (offline),sesuatu dikatakan efektif apabila sesuatu itu dapat membawahasil, berkesan, berpengaruh atau berakibat. Sedangkanefektivitas atau keefektifan yaitu suatu keadaan yangmenimbulkan pengaruh tertentu. Dalam hal ini, efektivitas dapatdilihat dari tercapai tidaknya tujuan khusus yang telahdirencanakan. Efektivitas merupakan suatu keadaan yangberhubungan dengan tingkat keberhasilan dari tujuan yangdicapai. Menurut Slameto pembelajaran yang efektif adalahpembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meningkatkankemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingindicapai. Sedangkan Jihad dan Suyanto menyatakan pembelajarandikatakan efektif ditinjau dari 2 hal, yaitu: (1) Adanya kegiatananalisis kebutuhan belajar siswa dengan mengamati hubunganantara kemampuan dan harapan siswa dari prosespembelajarannya; (2) Adanya gambaran tentang sistem ujianyang digunakan sesuai kebutuhan belajar siswa.

Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakanefektif apabila memenuhi empat indikator, yaitu:31

1. Kualitas pembelajaran, yaitu ukuran penyajian informasioleh guru dan keterampilan guru dalam membantu siswamempelajari materi dengan mudah.

2. Kesesuaian tingkat pembelajaran, yaitu ukuran kemampuanguru dalam memastikan bahwa siswa siap mempelajarimateri baru dengan mengaitkan pada materi yang berkaitan.

3. Usaha memotivasi, yaitu ukuran kemampuan gurumemberikan dorongan untuk memahami materi yangdiajarkan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

4. Waktu, yaitu kemampuan guru dalam mengalokasikanwaktu kepada siswa untuk mempelajari materi ataumengerjakan tugas yang diberikan dengan tepat waktu.

Menurut Eggen dan Kauchak, pembelajaran dikatakanefektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalampengorganisasian dan penemuan informasi. Sudjana menyatakanbahwa penilain hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui

31 Ana Mujifatul Affidah, Op. Cit., 20.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

keefektifan suatu pembelajaran dalam mencapai hasil belajaryang optimal. Sedangkan menurut Nieveen, Keefektifanmerupakan cara untuk menilai produk hasil penelitian denganmeminta saran dan pendapat dari pengguna produk tersebut,suatu produk dikatakan efektif jika pengguna merasa puasmenggunakan produk tersebut.

Dengan demikian, dari beberapa uraian didepan dapatdiketahui bahwa Slavin menekankan efektivitas pembelajaranpada pengelolaan pembelajaran oleh guru, Eggen dan Kauchakmenekankan efektivitas pembelajaran pada aktivitas siswa,Sudjana menekankan efektivitas pembelajaran pada hasil belajarsiswa dan Nieveen menekankan efektivitas pembelajaran padarespon siswa setelah menerima pembelajaran.

Dalam penelitian ini, efektivitas pembelajaran adalahkeadaan yang dapat membantu siswa memperbaiki kemampuansampai sesuai dengan tujuan yang dicapai. PembelajaranBerbasis Masalah (PBM) untuk melatih literasi statistik siswadikatakan efektif ditinjau dari empat aspek, yaitu kemampuanguru mengelola pembelajaran, aktivitas siswa, tes literasi statistiksiswa dan respon siswa. Berikut penjelasan mengenai keempataspek dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untukmelatih literasi statistik siswa:1. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Guru berperan membimbing perkembangan siswadalam aspek kepribadian maupun sosial. Untuk mencapaikebermaknaan pembelajaran, guru perlu mengetahui apayang diterima siswa saat pembelajaran, bukan hanyatercapainya hasil belajar yang sesuai. Siswa perlumengetahui hasil pekerjaan yang telah dilakukan untukmeningkatkan kinerja yang telah baik dan mengurangikinerja yang tidak benar. Menurut Suprihatiningrum, gurubertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melaluiberbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalamperilaku siswa sampai tes hasil belajar. Guru menempatiposisi sentral karena bertanggungjawab langsung dalamproses pembelajaran di kelas.32 Dengan demikian, agar

32 Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, danKompetensi Guru. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

proses pembelajaran dan bimbingan yang dilakukan gurudapat terarah dan mencapai tujuan yang ditetapkan makaguru harus menguasai kompetensi-kompetensi pedagogi,kepribadian, profesional, dan kompetensi sosial.

Hal ini berarti penelitian-penelitian tentangefektivitas guru menemukan keterkaitan yang sangat kuatantara perilaku siswa dan perilaku guru. Lebih rincinya, saatkelas yang efektif dibandingkan dengan kelas yang tidakefektif, maka perilaku guru yang diamati yaitu: (1)Pengelola pembelajaran yang efektif mengkondisikanpendapat/pertanyaan siswa, partisipasi dan aktivitas,penyusunan tugas, dan kegiatan yang dilakukan selamawaktu luang; (2) Aktivitas berkelompok siswa dalampengelolaan pembelajaran yang efektif berjalan lancar danefisien, perintah telah dilakukan, dan kesulitan siswateratasi dengan cepat; (3) Pengelola pembelajaran yangefektif menjelaskan tata cara menyelesaikan tugas untuksiswa dan mengawasi kemajuan siswa dengan berhati-hati;dan (4) pengelola pembelajaran yang efektif memberikanpenjelasan dan penampilan yang jelas dan arah tentangpenulisan catatan yang jelas.

Dalam penelitian ini kemampuan guru mengelolapembelajaran di kelas meliputi keterampilan gurumelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) antara lain sebagaiberikut:a. Pendahuluan

1) Penyampaian tujuan pembelajaran2) Penyampaian apersepsi3) Penyampaian motivasi pada siswa

b. Kegiatan IntiTahap 1: Orientasi siswa pada masalahTahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajarTahap 3: Membimbing penyelidikan individualmaupun kelompokTahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaTahap5: Menganalisis dan mengevaluasi prosespemecahan masalah

c. Penutup

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

1) Menyimpulkan pembelajaran yang telahdilakukan

2) Memberikan umpan balik tentang materi yangdipelajari

3) Doa dan salam2. Aktivitas Siswa

Selain input dari guru, perlu diperhatikan pula prosespada siswa bukan hanya output. Bentuk aktivitas dalambelajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu aktivitasyang dapat diamati (konkret) dan sulit diamati (abstrak).33

Kegiatan yang dapat diamati misalnya mendengar, menulis,membaca, manyanyi, menggambar, dan berlatih. Sementarakegiatan yang sulit diamati berupa kegiatan psikis sepertimenggunakan khasanah pengetahuan untuk memecahkanmasalah, membandingkan konsep, menyimpulkan hasilpengamatan, berpikir tingkat tinggi.

Terdapat beberapa kriteria yang ditentukan untukmengetahui efektivitas dari aktivitas siswa pada saatpembelajaran menurut Manoy. Berikut disajikan kriteriayang dimaksud:34

a. Memperhatikan penjelasan guru dan teman,b. Membaca lembar materi atau buku ajar,c. Berkumpul dengan kelompok belajar,d. Berdiskusi dengan anggota kelompok,e. Mengajukan pertanyaan,f. Mengutarakan pendapat,g. Menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru,h. Membuat catatan tentang materi yang telah dipelajari,i. Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan belajar

mengajar.Sementara itu, aktivitas siswa yang mengacu pada

scientific approach (pendekatan ilmiah) sejalan denganPermendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian HasilBelajar khususnya pada keterampilan abstrak seperti dalammata pelajaran matematika meliputi 5 hal yaitu mengamati,

33 Suprihatiningrum, Jamil. “Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, danKompetensi Guru”, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), 21.34 Manoy, Jenet Trieneke. Tesis: “Efektifitas Pembelajaran Diskusi untuk MatematikaPokok Bahasan Lingkaran”, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), 35.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi,dan mengkomunikasikan.

Tabel 2.3Penilaian Hasil Belajar Keterampilan Abstrak

PenilaianHasil BelajarKeterampilan

AbstrakKemampuan

Belajar

Deskripsi

Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatuobjek/membaca suatu tulisan/mendengar suatupenjelasan, catatan yang dibuat tentang yangdiamati, kesabaran, waktu (on task) yangdigunakan untuk mengamati

Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yangdiajukan siswa (peserta faktual, konseptual,prosedural, dan hipotetik)

MengumpulkanInformasi/Mencoba

Jumlah dan kualitas sumber yangdikaji/digunakan, kelengkapan informasi atauvaliditas informasi yang dikumpulkan, daninstrumen/alat yang digunakan untukmengumpulkan data

Menalar/Mengasosiasi

Mengembangkan interpretasi, argumentasi, dankesimpulan mengenai keterkaitan informasi daridua fakta atau konsep, interpretasi, argumentasi,dan kesimpulan mengenai keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/pendapat,mengembangkan interpretasi, struktur baru,argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkanhubungan fakta/konsep/teori dari dua sumberatau lebih yang tidak bertentanganmengembangkan interpretasi, struktur baru,argumentasi, dan kesimpulan darikonsep/teori/pendapat yang berbeda dariberbagai jenis sumber

Mengkomuni-kasikan

Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampaimenalar) dalam bentuk tulisan grafis, mediaelektronik, multimedia, dan lain-lain

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Dalam penelitian ini aktivitas siswa di kelas meliputiaktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajaryang dikategorikan sebagai berikut:a. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan gurub. Mengajukan pertanyaan kepada guru atau temanc. Membaca dan memahami masalah yang ada dalam

LKS.d. Berdiskusi dengan anggota kelompok terkait

permasalahan dalam LKS.e. Menginterpretasi data ataupun menyajikan data dalam

bentuk tabel/diagram sesuai permasalahan dalam LKS.f. Menjelaskan masalah serta memberi kesimpulan

dengan bahasanya sendiri.3. Tes Literasi Statistik

Tes literasi statistik dalam penelitian ini yaitu nilaiyang didapatkan siswa setelah mereka mengikutipembelajaran matematika dengan menggunakan modelpembelajaran berbasis masalah. Dalam penelitian ini yangdinilai meliputi kemampuan memahami data atau informasistatistik, menginterpretasi data atau informasi statistik, danmengomunikasikan data atau informasi statistik. Setiapkemampuan memiliki kriteria penilaian.

4. Respon SiswaBerdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

(offline), respon adalah tanggapan, reaksi, atau jawaban darisuatu perlakuan/ pernyataan/ pertanyaan. Menurut Hamalikguru perlu mengenal minat siswa dalam memilih bahanpelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar,menuntun dalam pemerolehan pengetahuan, dan untukmendorong motivasi siswa.35 Selanjutnya, Sardimanberpendapat bahwa seseorang akan berhasil dalam belajarapabila pada dirinya sendiri memiliki keinginan atau minatuntuk belajar.

Salah satu jalan untuk mengetahui minat siswaterhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru yaitudengan mengetahui respon siswa terhadap pembelajarantersebut. Apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih

35 Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

giat dalam belajar, membuat makna sendiri daripembelajaran dan memperoleh hasil belajar lebih baik, sertasiswa belajar dalam keadaan menyenangkan makapembelajaran dikatakan efektif. Respon siswa dapatdiketahui melauli pengamatan dan hasil pengisian angketdengan pernyataan-pernyataan dengan jawaban tertutup.Dalam penelitian ini respon siswa meliputi:a. Saya merasa senang dalam mengikuti Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM).b. Saya lebih suka belajar matematika dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

merupakan hal yang baru bagi saya sehinggamenambah pengalaman bagi saya.

d. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) inidapat menambah keingintahuan saya terhadap masalahmatematika.

e. Saya termotivasi belajar setelah diterapkannya materiPembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

f. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapatmelatih saya untuk lebih memahami literasi statistik.

5. Kriteria Keefektifan Pembelajaran Berbasis Masalah(PBM)

Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)dikatakan efektif jika memenuhi 4 aspek berikut:a. kemampuan guru mengelola pembelajaran minimal

dalam kategori baikb. aktivitas siswa minimal dalam kategori aktifc. literasi statistik (kemampuan memahami,

menginterpretasi, dan mengomunikasikan data atauinformasi statistik) lebih dari 50% berada pada kriteriaminimal sedang

d. respon siswa dalam kategori positif

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/21404/5/Bab 2.pdfA. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Belajar matematika bukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36