bab ii kajian pustaka 2.1 public...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Public Relations
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Moore (2004:6)
mendefinisikan humas adalah
‘hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi-fungsi korperasi, organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri’
Menurut Cutlip et al. (2000) dalam Morissan (2010:7) mendefinisikan
public relations adalah usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan
melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan
atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan.
Keterkaitan dua definisi diatas dengan penelitian ini yaitu public
relations pada pihak penyelenggara event Festival Mbois 2016 yang berupaya
untuk memberikan pemahaman kepada pengunjung event tentang kota kreatif
yang harapannya dari penyelenggaraan event tersebut citra Kota Malang kreatif
dapat terbentuk.
2.1.1 Langkah kerja Public Relations
Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center (Prentince-Hall, Inc.
1982:139) yang dikutip oleh Ruslan (2012:148), terdapat empat tahapan
proses perencanaan program kerja yaitu :
9
1. Penelitian dan Mendengarkan (Research – Listening)
Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan
opini, sikap dan reaksi publik. Setelah itu dilakukan
pengevaluasian fakta dan informasi yang penting untuk
menentukan keputusan berikutnya.
2. Pernecanaan dan Mengambil Keputusan (Planning – Decision)
Dalam tahap ini adalah penetapan program kerja organisasi yang
sudah sesuai dengan kepentingan atau keinginan publik.
3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication –
Action)
Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan langkah-
langkah yang akan dilakukan mulai dijelaskan. Sehingga
mampu mempengaruhi publik yang dianggap penting dan
berpotensi untuk memberikan dukungan secara penuh.
4. Mengevaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini diadakan penilaian terhadap hasil dari program
kerja yang telah dilakasanakan. Termasuk melakukan evaluasi
efek dari penyelenggaraan sebuah kegiatan atau event.
10
Gambar 2.1 : Langkah Kerja Public Relations
Sumber : Ruslan (2012:150)
2.1.2 Media Public Relations
Dalam pencapaian opini publik dan citra positif, public relations
memerlukan media yang tepat agar dapat mencapai publik sasaran dan
tujuannya. Menurut Rumanti (2004:118) media public relations adalah
berbagai macam sarana penghubung yang digunakan untuk membantu
pencapaian tujuan pada publik internal maupun eksternal. Tujuan
penggunaan media dalam public relations antara lain :
1. Membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu
produk dan jasa.
2. Menjalin komunikasi berkesinambungan.
3. Meningkatkan kepercayaan publik.
Apa yang terjadi sekarang ?
Analisis Situasi
Strategi
Apa yang harus kita lakukan, katakan & mengapa
(alasannya)?
Implementasi
Bagaimana & kapan kita bertindak dan mengatakan hal
tersebut?
Bagaimana kita telah melakukannya?
Evaluasi
1. Menentukan masalah 4. Evaluasi Program
2. Merencanakan & memprogragram 3. Mengambil tindakan & komunikasi
11
4. Meningkatakan citra baik perusahaan atau organisasi.
Untuk mencapai beberapa tujuan tersebut perlu pemilihan media
yang tepat. Beberapa media yang dapat digunakan secara garis besar
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Media cetak seperti house journal, surat kabar, majalah, dan
sebagainya.
2. Broadcasting media seperti radio dan televisi.
3. Special event yaitu kegiatan-kegiatan khusus.
4. Media luar ruang seperti spanduk, papan reklame, poster, dll.
Pada penelitian ini pihak Malang Creative Fusion menggunakan
event Festival Mbois 2016 sebagai media dalam pembentukan citra Kota
Malang kreatif pada diri pengunjung event.
2.2 Event
Menurut Kennedy (2009:3) event dapat diartikan secara sempit ‘sebagai
pameran, pertunjukan, atau festival, dengan syarat terdapat pihak
penyelenggara, peserta, dan pengunjung yang hadir dalam event tersebut.
Sedangkan dalam arti secara luas yaitu sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan atau organisasi dengan mendatangkan khalayak agar mereka dapat
meperoleh informasi atau pengalaman penting sesuai dengan tujuan yang
diharapakan oleh pihak penyelenggara.
12
Menurut Gozali (2005:140) event adalah kejadian yang dirancang untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan khusus kepada publik sasaran atau kepada
pengunjung. Selain itu terdapat pula beberapa definisi event dan konsep
menurut beberapa ahli, diantaranya Shone dan Parry (2002) dalam Noor
(2013:8)
“Special events are the phenomenon arising from those non-routine occasion which have leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart from the normal activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or challenge the ezperience of a group of people.”
Menurut definisi diatas dapat dijelaskan bahwa special event dapat
diselenggarakan mulai dari jenis event perorangan yang sederhana sampai
dengan event yang besar dan kompleks.
Gambar 2.2 : Kategori Special Events
Sumber : Shone dan Parry (2002) dalam Noor (2013:9)
Leisure events (leisure, sport, recreation)
Special Events
Personal Events (wedding, birthday,
anniversaries)
Cultural Events (ceremonial, sacred,
heritage, art, folklore)
Organizational Events (commercial, political,
charitable, sales)
13
Berdasarkan definisi dan konsep diatas, maka events dapat terbagi
menjadai 4 kategori atau unsur yaitu :
1. Leisure event
Pada saat ini leisure event yang berkembang banyak berdasarkan
pada kegiatan keolahragaan. Kegiatan yang sama memiliki unsur
pertandingan di dalamnya dan mendatangkan banyak pengunjung
pada event tersebut.
2. Personal event
Personal event adalah segala bentuk kegiatan yang di dalamnya
terlibat anggota keluarga atau teman.
3. Cultural event
Cultural event sangat khas dengan kebudayaan dan menjadi kategori
yang membangun special event. Budaya selalu identik dengan
upacara adat, dan tradisi memiliki nilai sosial yang tinggi dalam
tatanan masyarakat, sehingga penyelenggaraannya saat ini menjadi
sangat penting.
4. Organizational event
Organizational event merupakan kegiatan besar pada setiap
organisasi yang diselenggarakan sesuai dengan tujuan organisasi.
Pada perkembangan dunia modern saat ini penyelenggaraan suatu event
tidak hanya bertujuan untuk memperingati hal-hal penting saja. Melainkan bisa
juga bertujuan untuk menyebarkan suatu pesan informatif, persuasif dan dapat
menjadi sarana komunikasi yang membuat pengunjung atau publik selalu
14
mengingat dan mengerti tentang apa yang ingin disampaikan pada
penyelenggaraan event tersebut.
Pada penelitian ini event yang diselenggarakan termasuk dalam kategori
organizational event, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan tujuan dari
pihak penyelenggara. Event Festival Mbois 2016 diselenggarakan oleh Dinas
Perindustrian (Disperin) d/h Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) melalui Malang Creative Fusion (MCF). Tujuan dari
penyelenggaraan event ini adalah menciptakan ekosistem industri kreatif di
Kota Malang yang berkembang secara berkesinambungan dan memberikan
pemahaman kepada masyarakat Kota Malang tentang industri kreatif.
2.3 Dimensi Event
Dalam penyelenggaraan event terdapat dimensi event yang dapat
dirasakan atau dialami oleh setiap pengunjungnya. Dimensi event ini
memiliki beberapa komponen, hal ini dijelasakan oleh Silvers yang dikutip
oleh Natoradjo (2011) dalam Senna (2015), antara lain :
1. Materi Pemasaran
Dimensi ini mencakup segala informasi yang akan disampaikan
oleh pihak penyelenggara kepada calon pengunjung. Informasi
tersebut bersifat persuasif agar pengunjung ingin datang dan
berpartisipasi pada saat event. Beberapa media komunikasi baik
elektronik ataupun cetak seperti brosur, poster, spanduk,
15
promosi melalui media sosial bahkan radio atau cara promosi
lainnya.
2. Transportasi dan Penyambutan Tamu
Dimensi ini mencakup kesiapan fisik dan operasional pihak
penyelenggara untuk menyambut pengunjung event. Seperti
ruang acara, meja pendaftaran atau registrasi, fasilitas parkir.
Hal ini mendukung untuk memfasilitasi pengunjung.
3. Nuansa, Suasana dan Dekorasi
Dimensi ini dirancang oleh pihak penyelenggara untuk
memberikan kesan khusus bagi pengunjung event. Hal ini
mencakup dekorasi, susunan acara, tema, ruangan, dsb.
4. Hidangan
Dimensi ini menyangkut konsumsi dan pelayanan yang
diberikan oleh pihak penyelenggara pada pengunjung event.
5. Hiburan atau kegiatan
Penyelenggara harus menyediakan hiburan atau kegiatan disela-
sela acara, supaya pengunjung tetap dapat menikmati jalannya
acara serta dapat menjadi nilai tambah bagi pengunjung terhadap
event tersebut.
6. Amenities dan Souvenir
Dimensi ini diperlukan untuk menciptakan kenangan bagi
pengunjung. Kenangan didapat melalui tanda terimakasih,
cinderamata atau goodie bag.
16
2.3.1 Jenis Event
Menurut Noor (2013:22-31) terdapat beberapa jenis event yang
dikategorikan berdasarkan tujuan dan kegunaanya atau berdasarkan
penyelenggaranya yaitu :
1. Cultural Events
Event jenis ini adalah event kebudayaan. Banyak event budaya
yang tidak diselenggarakan di negara asalnya melainkan di
negara lain, hal ini sangat menarik pengunjung untuk
menghadirinya, apalagi jika digabungkan dengan event lain
yang berhubungan dengan kebudayaan tersebut.
2. Event Bisnis
Event bisnis terdiri dari kegiatan yang sering dilakukan oleh
perusahaan atau instansi. Ciri dari event bisnis adalah adanya
peningkatan pendapatan pada perusahaan atau daerah. Jenis
event bisnis adalah meeting, incentive, conference, dan
exhibition atau disingkat dengan istilah MICE.
3. Sport Event
Banyak sekali penyelenggaraan sport event di semua bidang
olahraga baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Penyelenggaraan sport event ini mampu memberikan dampak
ekonomi sesuai dengan besar kecilnya event yang terselenggara.
17
4. Festival
Festival merupakan event yang sangat khas dengan budaya
dalam masyarakat. Festival merupakan event yang dimiliki oleh
sekelompok orang yang mengusung kekuatan khusus, spirit,
pengetahuan dan peningkatan adat kekeluargaan.
5. Personal Event
Personal event merupakan event yang diselenggarakan untuk
kepentingan pribadi, misalnya penyelenggaraan reuni keluarga,
arisan, pesta ulang tahun dan resepsi pernikahan.
Dalam penelitian ini event yang akan diteliti yaitu Festival Mbois
2016. Akan tetapi event ini tidak seperti pengertian jenis event festival pada
umumnya yang khas dengan kebudayaan. Melainkan festival dalam event
tersebut hanyalah sebatas penamaannya saja.
2.4 Citra
Citra merupakan tujuan pokok dalam bidang public relations, dalam
sebuah perusahaan terciptanya citra yang baik di mata khalayak atau publiknya
akan banyak menguntungkan. Menurut Muslimin (2004) pengertian citra itu
sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi
wujudnya bisa dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa
hormat dari publik atau masyarakat luas. Pengertian citra menurut Philip Kotler
(2000:553) dalam Ruslan (2010), yaitu :
18
‘Image is the set of beliefs, ideas and impressions a person holds regarding an object. People’s attitude and actions toward an object are highly conditioned by that object’s image.’
Jika diterjemahkan secara bebas berarti ‘Citra adalah keyakinan,
gagasan dan kesan seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan tindakan
seseorang tersebut terhadap objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut.’
Sementara itu, menurut Frank Jefkins dalam Soemirat dan Ardianto
(2008) menyimpulkan bahwa secara umum, citra diartikan sebagai kesan
seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari
pengetahuan dan pengalamannya.
Maka secara garis besar citra tidaklah berwujud melainkan sebuah
keyakinan, gagasan dan ide sesesorang terhadap suatu subjek atau objek yang
diakibatkan dari pengetahuan dan pengalamannya mengenai subjek atau objek
tersebut.
2.4.1 Proses Pembentukan Citra
Menurut Soemirat dan Ardianto (2008:114), efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang.
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapatkan
oleh komunikan. Proses komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perubahan perilaku dalam diri komunikan. Melainkan lebih cenderung
mempengaruhi sikap dari komunikan dalam mengorganisasikan citra
terhadap lingkungannya. John S. Nimpoeno dalam Ardianto dan Soemirat
(2008:115) menjelaskan proses pembentukan citra dalam struktur kognitif
19
yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi, secara jelas dapat dilihat
dalam gambar berikut :
Gambar 2.3 : Model Pembentukan Citra
Sumber : Ardianto dan Soemirat (2008:115)
Pada model pembentukan citra diatas input adalah stimulus yang
diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Model ini
menunjukkan bagaimana stimulus diorganisasikan sehingga dapat
mempengaruhi respon perilaku. Menurut Walter Lipman dalam Soemirat
dan Ardianto (2008:116) empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap
diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang, secara lengkap dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Persepsi
Persepsi adalah hasil pengamatan komunikan tentang unsur
lingkungan yang memberikan makna tersendiri sebagai proses
pembentukan citra berdasarkan pengalamannya mengenai
stimulus yang diberikan.
20
2. Kognisi
Kognisi adalah keyakinan dari dalam diri komunikan terhadap
stimulus yang diberikan. Kognisi akan timbul apabila
komunikan telah mengerti tentang apa stimulus yang diberikan.
Agar kognisi komunikan terpengaruh maka harus harus
diberikan informasi yang cukup.
3. Motivasi
Keadaan dalam diri komunikan yang mendorong keinginan
untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
4. Sikap
Kencenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapai objek, ide, situasi atau nilai.
2.4.2 Citra Kota (City Image)
Menurut Kotler dalam Salampessy (2015) citra kota adalah sebuah
kepercayaan, kesan, atau ide terkait dengan sebuah kota. Pembentukan citra
kota ini sendiri sering melibatkan media konvensional berupa slogan, logo,
dan pada tahap selanjutnya teknik yang digunakan adalah
menyelenggarakan event, hingga penetapan strategi public relations.
Selain itu, menurut Ruslan (2010) pendekatan yang dilakukan dalam
proses pembentukan citra kota seperti publikasi, penyelenggaraan event,
pendekatan kepada komunitas, memberikan informasi mengenai citra kota,
cukup identik dengan beberapa bagian dari konsep public relations mix
21
yang terdiri atas publikasi, event, berita, keterlibatan masyarakat,
penginformasian atau citra, lobbying, serta tanggung jawab sosial.
Citra kota tidak dapat dibentuk melalui peran pemerintah saja
melainkan harus ada kesinambungan antara masyarakat dan program-
program pemerintah yang dapat mengambarkan citra kota tersebut. Citra
kota yang jelas pasti akan membentuk identitas kota guna pengembangan
kota tersebut.
2.5 Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon)
Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon) merupakan salah satu
Grand Theory dalam komunikasi, teori ini adalah dasar dari teori jarum
hipodermik. Elemen-elemen dalam model teori ini adalah :
1. S (Stimulus) = pesan
2. O (Organisme) = komunikan
3. R (Respon) = efek atau umpan balik
Menurut Effendy (2003:254) dalam bukunya ‘Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi’ menjelaskan bahwa stimulus khusus yang diberikan
kepada komunikan akan memberikan respon khusus juga. Stimulus yang
akan diberikan dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
komunikator. Komunikan akan tertarik pada stimulus tertentu kemudian
akan mengalami proses persepsi sehingga menjadi mengerti dan memahami
22
yang akhirnya memberikan respon dari stimulus yang diterima. Elemen-
elemen teori S-O-R dalam penelitian ini adalah :
1. S (stimulus atau pesan) dalam penelitian ini pesan yang ingin
disampaikan dikemas dalam bentuk kegiatan workshop di event
yaitu Festival Mbois 2016.
2. O (organisme atau komunikan) dalam penelitian ini yang disebut
komunikan adalah responden penelitian yaitu para peserta dari
masing-masing workshop pada Festival Mbois 2016.
3. R (respon atau efek) dalam penelitian ini respon yang akan
dianalisis adalah pembentukan citra Kota Malang kreatif pada
diri responden setelah mengikuti event Festival Mbois 2016.
Gambar 2.4 : Model Teori S-O-R
Sumber : Effendy, Onong Uchjana (2003:254)
Stimulus
Respon:
(persepsi, kognisi, motivasi, sikap)
Organisme
23
2.6 Definisi Konseptual
Definisi konseptual menurut Hamidi (2007:141) adalah batasan atau
pengertian yang diberikan peneliti terhadap konsep yang akan diukur,
diteliti, dan digali datanya, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian
antara peneliti dan pembaca. Maka dalam penelitian ini definisi
konseptualnya adalah :
1. Event
Menurut Kennedy (2009:3) event dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dengan
mendatangkan khalayak agar mereka dapat memperoleh
informasi atau pengalaman penting sesuai dengan tujuan yang
diharapakan oleh pihak penyelenggara.
2. Pembentukan Citra
Menurut Soemirat dan Ardianto (2008:114) citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapatkan oleh
komunikan. Proses komunikasi tidak secara langsung
menimbulkan perubahan perilaku dalam diri komunikan, tetapi
lebih cenderung mempengaruhi sikap dari komunikan dalam
mengorganisasikan citra terhadap lingkungannya.
24
2.7 Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Hamidi (2010:142) adalah petunjuk
bagaimana sebuah variabel (konsep) diukur. Maka dalam penelitian ini
definisi operasionalnya adalah :
1. Event
Event yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu event Festival
Mbois 2016. Pihak penyelenggara event Festival Mbois 2016
mengemas kegiatan workshop agar dapat memberikan
pemahaman tentang kota kreatif dan industri kreatif guna
membentuk citra Kota Malang kreatif pada diri pengunjung.
Event akan diukur menggunakan enam dimensi event menurut
Silvers yang dikutip oleh Natoradjo (2011) dalam Senna (2015)
yang dianggap dapat mendeskripsikan dimensi yang dirasakan
responden terkait dengan pengalaman event. Maka indikator dari
definisi operasional event adalah :
25
Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel Event
Variabel Indikator Sub indikator
Event Materi Pemasaran
Informasi dari pihak
penyelenggara yang bersifat
persuasif agar pengunjung
ingin datang dan
berpartisipasi pada saat event.
1. Informasi mengenai tema dan
pemateri workshop pada poster
publikasi.
Transportasi dan
Penyambutan tamu
Kesiapan fisik dan
operasional pihak
penyelenggara untuk
menyambut pengunjung
event.
1. Panitia mengarahkan dan
menyediakan tempat untuk
registrasi ulang.
2. Panitia mengarahkan peserta
untuk memasuki ruangan
workshop.
3. Fasilitas tempat parkir yang
disediakan.
Nuansa, Suasana, Dekorasi
Pihak penyelenggara
berupaya memberikan kesan
khusus bagi pengunjung event
dari hal dekorasi.
1. Dekorasi event yag sesuai dengan
jenis workshop yang sedang
dilaksanakan.
26
Hidangan
Konsumsi dan pelayanan
yang diberikan oleh pihak
penyelenggara pada
pengunjung event.
1. Pemberian coffe break pada
peserta disaat jam istrirahat.
Hiburan atau Kegiatan
Penyelenggara menyediakan
hiburan disela-sela kegiatan
acara.
1. Pemberian games (ice breaking)
sebelum pelaksanaan workshop.
2. Pemberian praktek pada saat
workshop.
Amenities dan Souvenir
Pihak penyelenggara
berupaya menciptakan
kenangan bagi pengunjung.
1. Pameran hasil karya peserta
workshop pada penutupan event
Festival Mbois 2016.
2. Kepuasan pengunjung pada saat
hasil karyanya dipamerkan.
2. Pembentukan Citra Kota Malang
Pada penelitian ini pembentukan citra yang dimaksud adalah
pembentukan citra Kota Malang kreatif. Melalui event Festival Mbois 2016
pihak penyelenggara ingin membentuk citra Kota Malang kreatif pada diri
pengunjung. Pembentukan citra Kota Malang kreatif ini akan diukur dengan
empat komponen yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap untuk mengetahui
27
pembentukan citra Kota Malang kreatif pada diri responden melalui
pengalaman yang diberikan selama event. Maka indikator dari definisi
operasional pembentukan citra Kota Malang adalah :
Tabel 2.2
Definisi Operasional Variabel Pembentukan Citra
Variabel Indikator Sub indikator
Pembentukan
Citra Kota
Malang
Persepsi
Pengamatan komunikan
tentang unsur
lingkungan sebagai
proses pembentukan
citra berdasarkan
pengalamannya
mengenai stimulus yang
diberikan
1. Pengamatan setelah mengikuti
penyelenggaraan event Festival
Mbois 2016 tentang pentingnya
pengembangan industri keatif di Kota
Malang.
2. Pengematan bahwa Kota Malang bisa
menjadi salah satu kota kreatif di
Indonesia.
Kognisi
Kognisi adalah
pemahaman atau
pengetahuan dari dalam
diri komunikan terhadap
stimulus yang
diberikan. Kognisi akan
1. Pemahaman setelah mengikuti
penyelenggaraan event Festival
Mbois 2016 tentang citra Kota
Malang kreatif dapat dibentuk dengan
mengembangkan industri kreatif.
2. Pengetahuan setelah mengikuti
penyelenggaraan event Festival
28
timbul apabila
komunikan telah
mengerti tentang apa
stimulus yang diberikan
Mbois 2016 tentang potensi industri
kreatif di Kota Malang.
Motivasi
Keadaan dalam diri
komunikan yang
mendorong
keinginannya untuk
melakukan kegiatan
guna mencapai suatu
tujuan.
1. Keinginan untuk menciptakan bidang
industri kreatif di Kota Malang.
2. Keinginan untuk berpartisiapsi dalam
kegiatan kreatif di Kota Malang.
3. Keinginan untuk bergabung dengan
komunitas kreatif di Kota Malang.
Sikap
Kencenderungan
bertindak, berpersepsi,
berpikir, dan merasa
dalam menghadapai
objek, ide, situasi atau
nilai
1. Penciptaan bidang industri kreatif di
Kota Malang.
2. Keikutsertaan dan keaktifan dalam
kegiatan kreatif di Kota Malang
setelah penyelenggaraan event
Festival Mbois 2016.
3. Keikutsertaan dan keaktifan dalam
komunitas kreatif di Kota Malang
setelah penyelenggaraan event
Festival Mbois 2016.