bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 … ii .pdf · contoh: pph (pajak ... tinggal atau...

22
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2013: 1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak memiliki unsur-unsur yaitu: 1) Iuran dari rakyat kepada negara. yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang). 2) Berdasarkan undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang- undang serta aturan pelaksanaannya. 3) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Brotodiharjo (1991: 2) menyatakan bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

Upload: vokhanh

Post on 27-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pajak

Menurut Mardiasmo (2013: 1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak memiliki

unsur-unsur yaitu:

1) Iuran dari rakyat kepada negara.

yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut

berupa uang (bukan barang).

2) Berdasarkan undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-

undang serta aturan pelaksanaannya.

3) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara

langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat

ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat

luas.

Brotodiharjo (1991: 2) menyatakan bahwa pajak adalah iuran kepada

negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

8

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang

Nomor 16 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan pengertian pajak yang telah dijelaskan oleh beberapa

para ahli dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib kepada negara

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan yang berlaku dan tidak

mendapatkan timbal balik atau kontra prestasi secara langsung.

2.1.2 Jenis Pajak

Jenis pajak secara garis besar dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian

yaitu berdasarkan pihak yang menanggung, berdasarkan pihak yang

memungut, dan berdasarkan sifatnya. Jenis pajak berdasarkan sifatnya

dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu (Mardiasmo, 2013: 5):

1) Pajak subjektif

Pajak yang memperhatikan kondisi keadaan sang wajib pajak itu

sendiri. Dalam hal ini penentuan dalam besarnya pajak harus ada

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

9

alasan objektif yang berhubungan erat dalam kemampuan

membayar wajib pajak atau si pembayar pajak. Contoh: PPh (Pajak

Penghasilan).

2) Pajak objektif

Pajak yang dinilai berdasarkan objektifitasnya dan tanpa

diperhatikannya keadaan diri sang wajib pajak. Contoh: PPN

(Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan),

PPnBM (Pajak atas Penjualan Barang Mewah).

2.1.3 Subjek Pajak dan Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2013: 155) Pajak Penghasilan dikenakan

terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya

dalam tahun pajak. Yang menjadi subjek pajak adalah:

1) Orang Pribadi;

2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak;

3) Badan; dan

4) Bentuk Usaha Tetap

Subjek pajak dapat dibedakan menjadi:

1) Subjek pajak dalam negeri yang terdiri dari:

(1) Subjek pajak orang pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat

tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan

puluh tiga) hari (tidak harus berturut-turut) dalam jangka

waktu 12 bulan atau orang pribadi yang dalam suatu tahun

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

10

pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat

tinggal di Indonesia.

(2) Subjek pajak badan yaitu badan yang didirikan atau bertempat

kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan

pemerintahan.

(3) Subjek warisan yaitu warisan yang belum dibagi sebagai satu

kesatuan, menggantikan yang berhak.

2) Subjek pajak luar negeri yang terdiri dari:

(1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan; dan

(2) Badan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Subjek pajak orang pribadi dalam negeri menjadi wajib pajak apabila

telah menerima atau memperoleh penghasilan yang besarnya melebihi

Penghasilan Tidak Kena Pajak. Subjek pajak badan dalam negeri menjadi

wajib pajak sejak saat didirikan, atau bertempat kedudukan di Indonesia.

Subjek pajak luar negeri baik orang pribadi maupun badan sekaligus

menjadi wajib pajak karena menerima dan/atau memperoleh penghasilan

yang bersumber dari Indonesia atau menerima dan/atau memperoleh

penghasilan yang bersumber dari Indonesia melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia. Dengan kata lain wajib pajak adalah orang pribadi atau badan

yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

11

2.2 Pajak Penghasilan

2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap

subjek pajak orang pribadi, badan, Bentuk Usaha Tetap (BUT) atas

penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

2.2.2 Subjek Pajak Penghasilan

Subjek Pajak Penghasilan diatur pada Pasal 2 Ayat 1 Undang-

Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.:

1) Orang Pribadi yang dapat bertempat tinggal atau berada di

Indonesia ataupun di luar Indonesia.

2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak, atau ahli waris.

3) Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak

melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,

koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya,

lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi

kolektif dan bentuk usaha tetap.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

12

4) Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang

dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di

Indonesia dan badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan

di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di

Indonesia.

Sedangkan pada Pasal 2 Ayat (2) Undang Undang Pajak

Penghasilan, Subjek Pajak dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok,

yaitu:

1) Subjek Pajak Dalam Negeri terdiri atas:

Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau

orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada

di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di

Indonesia, badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di

Indonesia, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,

menggantikan yang berhak.

2) Subjek Pajak Luar Negeri terdiri atas:

(1) Subjek Pajak Orang Pribadi, yaitu orang yang tidak

bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183

hari dalam jangka waktu 12 bulan.

(2) Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk

usaha tetap di Indonesia.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

13

(3) Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari

Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau menjalankan

kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

3) Subjek Pajak Badan, yaitu badan yang tidak berkedudukan di

Indonesia, yang dimaksud tersebut yaitu:

(1) Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk

usaha tetap di Indonesia.

(2) Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari

Indonesia bukan dari menjalankan kegiatan melalui bentuk

usaha tetap di Indonesia.

Yang bukan termasuk subjek pajak yaitu:

1) Kantor perwakilan Negara Asing.

2) Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat

lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan

kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal

bersama-sama mereka, dengan syarat:

(1) Bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak

menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar

jabatannya di Indonesia.

(2) Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan

timbal balik.

3) Organisasi Internasional, dengan syarat yaitu:

a) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

14

b) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk

memperoleh penghasilan dari Indonesia selain

pemberian pinjaman kepada pemerintah yang

dananya berasal dari iuran para anggota.

4) Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat:

a) Bukan warga negara Indonesia.

b) Tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain

untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

2.2.3 Objek Pajak Penghasilan

Yang menjadi objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan, yaitu

setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib

pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang

dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak

yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang

termasuk didalamnya yaitu:

1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau

imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam

Undang-Undang;

2) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan

penghargaan;

3) Laba usaha;

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

15

4) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

termasuk :

(1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada peseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham

atau penyertaan modal.

(2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang

saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya.

(3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau

reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.

(4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan,

atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga

sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan

keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk

yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan

usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya lebih lanjut diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada

hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasaan diantara pihak – pihak yang bersangkutan dan

(5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam

pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan

pertambangan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

16

5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

6) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena

jaminan pengembalian utang;

7) Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk

dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan

pengembalian sisa hasil usaha koperasi;

8) Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

9) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta;

10) Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

11) Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;

12) Keuntungan selisih kurs mata uang asing;

13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

14) Premi asuransi;

15) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari

anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas;

16) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang

belum dikenakan pajak;

17) Penghasilan dari usaha berbasis syariah;

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

17

18) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang

yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara

perpajakan; dan

19) Surplus Bank Indonesia.

2.2.4 PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 23

Mardismo (2013: 255) menyebutkan bahwa Pajak Penghasilan pasal

23 adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak dalm negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal,

penyerahan jasa, penyelenggaraan kegiatan, selain yang dipotong Pajak

Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau

telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak

badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau

perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

Adapun objek pajak penghasilan 23 yaitu:

1) Dividen, dengan nama dalam bentuk apapun, termasuk

dividen dari perushaan asuransi kepada pemegang polis,

dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

2) Bunga termasuk premium, disknto, dan imbalan karena

jaminan pengembalian utang;

3) Royalti;

4) Hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya selain yang

telah dipotong Pajak Penghasilan sebgaimana dimaksud

dalam pasal 21;

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

18

5) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan; dan

6) Imbalan sehubungan jasa teknik, jasa manajemen, jasa

konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain jasa yang

telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21.

Tarif yang dikenakan tehadap Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai

dengan Pasal 23 Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan sebagai berikut:

(1) Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:

a) Dividen

b) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena

jaminan pengembalian utang;

c) Royalti;dan

d) Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang

telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21;

(2) Sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk

Pajak Pertambahan Nilai, atas:

a) sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan; dan

b) imbalan, sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,

jasa konstruksi jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang

telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21. Jasa lain terdiri

dari:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

19

(3) Jasa penilai (appraisal);

(4) Jasa aktuaris;

(5) Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;

(6) Jasa perancang (design);

(7) Jasa pengeboran (drilling) dibidang penambangan minyak dan

gas bumi (migas); kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha

tetap (BUT);

(8) Jasa penunjang di bidang penambangan migas;

(9) Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan

selain migas;

(10) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;

(11) Jasa penebangan hutan;

(12) Jasa pengolahan limbah;

(13) Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing service);

(14) Jasa perantara dan/atau keagenan;

(15) Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang

dilakukan oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia

(KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI);

(16) Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang

dilakukan oleh KSEI;

(17) Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;

(18) Jasa mixing film;

(19) Jasa sehubungan dengan software komputer;

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

20

(20) Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air

gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib

Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan

mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha

konstruksi;

(21) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan,

listrik, telepon, air, gas AC, TV Kabel, alat

transportas/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang

dilakukan oleh Wajib Pajak yamg ruang lingkupnya di bidang

konstuksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai

pengusaha konstruksi;

(22) Jasa maklon;

(23) Jasa penyelidikan dan keamanan;

(24) Jasa penyelenggaraan kegiatan atau event organizer;

(25) Jasa pengepakan;

(26) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa,

media luar ruang atau media lain untuk penyampaian

inforamsi;

(27) Jasa pembasmian hama;

(28) Jasa kebersihan dan cleaning service

(29) Jasa catering atau tata boga.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

21

2.2.5 PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 26

Mardiasmo (2013: 280) menyebutkan bahwa Pajak Penghasilan

pasal 26 adalah pajak atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri (baik rang pribadi maupun

badan) selain Bentuk Usaha Tetap. Adapun Objek pajak penghasilan 26

adalah:

1) dividen

2) bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan

dengan jaminan pengembalian utang;

3) royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta;

4) imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, kegiatan;

5) hadiah, dan penghargaan;

6) pensiun dan pembayaran berkala lainnya;

7) premi swap dan transaksi lindung lainnya dan/atau

8) keuntungan karena pembebasan utang.

Tarif yang dikenakan pada Pajak Penghasilan 26 sesuai dengan Pasal

26 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

dibedakan atas kelompok objek Pajak Penghasilan pasal 26 seperti berikut:

1) Atas penghasilan yang berupa:

a) dividen

b) bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan

sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

22

c) royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta;

d) imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, kegiatan;

e) hadiah, dan penghargaan;

f) pensiun dan pembayaran berkala lainnya;

g) premi swap dan transaksi lindung lainnya dan/atau

h) keuntungan karena pembebasan utang.

dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan,

disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo

pembayarannya dipotong pajak sebesar 20% dari jumlah

bruto oleh pihak yang wajib membayarkan.

2) Atas Penghasilan yang berupa:

a) Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia

b) Premi Asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan

asuransi luar negeri Dipotong PPh pasal 26 sebesar 20%

dari perkiraan penghasilan neto. Besarnya perkiraan

penghasilan neto untuk penjualan harta adalah 25% dari

harga jual. Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk

premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan pada

perusahaan asuransi luar negeri adalah sebagai berikut:

a) Atas premi yang dibayar teranggung kepada perusahaan

asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun

melalui pialang, sebesar 50% dari jumlah premi yang

dibayar.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

23

b) Atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang

berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan asuransi

di luar negeri baik secara langsung maupun melalui

pialang, sebesar 10% dari jumlah premi yang dibayar.

c) Atas premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi

yang berkedudukan di Indonesia kepada peruahaan

asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun

melalui pialang, sebesar 5% dari jumlah premi yang

dibayar.

3) Atas penghsilan yang berupa penjualan atau pengalihan saham

dipotong Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan

penghasilan neto. Besarnya penghasilan neto adalah 25% dari

harga jual.

4) Atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu

bentuk usaha tetap di Indonesia. Penanaman kembali tersebut

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena

pajak setelah dikurangi pajak penghasilan dalam bentuk

penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan

berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta

pendiri;

b) Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di

Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a, harus secara

aktif melakukan kegiatan usaha sesuai dengan akte

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

24

pendiriannya, paling lama 1 (satu) tahun sejak peruahaan

tersebut didirikan;

(1) Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak

berjalan atau paling lama tahun pajak berikutnya dari

tahun pajak diterima atau diperolehnya penghasilan

tersebut; dan

(2) Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali

tersebut paling singkat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun

sesudah perusahaan baru tersebut telah berproduksi

komersial.

2.3 Surat Setoran Pajak

Surat Setoran Pajak menurut Mardiasmo (2013: 37) adalah bukti

pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan

menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara

melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

SuratStoran Pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah

disahkan oleh Pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenagatau

apabila telah mendapatkan validasi. Tempat pembayaran dan penyetoran

pajak dilakakukan di bank ditunjuk oleh Menteri Keuangan dan Kantor Pos.

Batas Waktu Pembayaran atau Penyetoran Pajak. Penyetoran pemotongan

dan pemungutan diatur sebagai berikut:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

25

1) Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 26 yang

dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10

(sepuluh) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

2) Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat

Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan

Banding serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan

jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam

jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

3) Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak

bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur

nasional pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada

hari kerja berikutnya. Hari libur nasional sebagaimana dimaksud

termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan

Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara

nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap Keterlambatan

pembayaran dikenakan bunga sebesar 2% sebulan, yang dihitung

dan tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal

pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

2.4 Surat Pemberitahuan

Mardiasmo (2013: 31) menjelaskan bahwa Surat Pemberitahuan adalah

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

26

dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau

harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai sarana untuk

melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang

sebenarnya terutang dan untuk melaporkan terutang:

1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri

dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu)

tahun pajak atau bagian tahun pajak:

2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/ataubukan objek pajak;

3) Harta dan kewajiban;dan/atau

4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau

pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa

Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

5) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai

sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan

jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

a) pengkreditan Pajak Masukkan terhadap Pajak Keluaran; dan

b) pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri

oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu

Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

27

Bagi pemotong dan pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan

adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannnya.

Jenis SPT Secara garis besar SPT dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu

Masa Pajak;

2) Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu

Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

Surat Pemberitahuan (SPT) meliputi:

1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan;

2) SPT Masa yang terdiri dari:

a) SPT Masa Pajak Penghasilan;

b) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai; dan

c) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut Pajak

Pertambahan Nilai.

SPT dapat berbentuk:

1) Formulir kertas (hardcopy); atau

2) e-SPT

Batas Waktu Penyampaian SPT, Batas waktu penyampaian Surat

Pemberitahuan adalah:

1) untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari

setelah akhir Masa Pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Masa

Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan

berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 … II .pdf · Contoh: PPh (Pajak ... tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) ... Subjek Pajak

28

2) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak; atau

3) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Sanksi terlambat atau tidak menyampaikan SPT, Apabila Surat

Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah

ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat

Pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:

1) Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai

2) Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa

lainnya

3) Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan

4) Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.