bab ii kajian pustaka 2.1 kompetensi guru...guru dalam melaksanakan tugas keprofosionalnya”. 2.1.1...
TRANSCRIPT
-
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kompetensi Guru
Guru memiliki peran penting dalam
mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto
(2012) bahwa
kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh
proses belajar mengajar yang berlangsung diruang
kelas. Dalam proses belajar mengajar tersebut
guru memegang peran yang penting . Guru adalah motivator atau pendorong
dalam proses Kegiatan belajar mengajar. Menurut
Broke and Stone sebagaimana dikutip Mulyasa
(2007:25), kompetensi guru merupakan gambaran
kualitatif tentang hakikat guru yang penuh arti.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 dijelaskan bahwa: “Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru dalam melaksanakan tugas
keprofosionalnya”.
2.1.1 Kompetensi Profesional
Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio"
yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar
dan pekerjaan. Bila dibuat dalam pengertian
yang luas menjadi: kegiatan "apa " dan "siapa "
-
2
untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan keahlian, ketrampilan tertentu tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti
kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian,
ketrampilan dan dituntut pelaksanaan norma
sosial dengan baik. Sedangkan Profesionalisme
yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang
keilmuan yang dikuasainya dituntut bukan
hanya sekedar mampu menstransfer keilmuan ke
dalam diri peserta didik, tetapi juga mampu
mengembangkan potensi yang ada dalam diri
peserta didik. Menurut Yamin (2006) seorang
guru professional dia memiliki keahlian,
ketrampilan dan kemampuan. Sebagaimana
paham Ki Hajar Dewantara: ing ngarsa sung
tulodha, ing madya mangun karsa, seta tut wuri
handayani. Guru tidak hanya menguasai materi
pelajaran akan tetapi mengayomi murid, memberi
contoh atau teladan bagi murid serta selalu
mendorong murid untuk lebih maju.
2.1.2 Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani
yakni paedos yang artinya anak laki-laki,
dan agagos yang artinya mengantar,
membimbing. Jadi pedagogik secara arti leksikal
adalah pembantu laki-laki zaman Yunani kuno
-
3
yang pekerjaannya mengantarkan anak
majikannya pergi ke sekolah.
Pedagogik berarti pendidikan, sedangkan
pedagogik artinya ilmu pendidikan. Pedagogik
merupakan suatu teori yang teliti, kritis, dan
objektif mengembangkan konsep-konsepnya
mengenai hakikat manusia, hakikat anak,
hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses
pendidikan.
Secara umum istilah pedagogik (pedagogi)
yaitu sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak.
Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa
ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka
pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan
berdasarkan tinjauan psikologis anak.
Pendekatan pedagogik muaranya adalah
membantu siswa melakukan kegiatan belajar.
Jadi, pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan
anak yang ruang lingkupnya terbatas pada
interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa.
Sedangkan kompetensi pedagogik adalah
sejumlah kemampuan guru yang berkaitan
dengan ilmu dan seni mengajar siswa.
Guru memiliki tugas berat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan
pendidikan suatu bangsa menjadi indikator
kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu,
-
4
pemerintah senantiasa berusaha meningkatkan
mutu pendidikan. Seiring dengan tuntutan
peningkatan mutu pendidikan, pemerintah
membuat undang-undang yang mengatur
kualifikasi, dan kompetensi guru. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
39 ayat 2 dikatakan bahwa pendidik merupakan
tenaga profesional. Selanjutnya pada pasal 42
disebutkan bahwa pendidik harus memenuhi
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Mencermati perkembangan dunia secara global,
maka guru dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya. Jadi kualifikasi
guru masih bersifat relatif, artinya dapat berubah
sesuai keadaan dan tuntutan zaman. Sertifikasi
guru menurut Kunandar (2007: 81) merupakan
keniscayaan masa depan untuk meningkatkan
kualitas dan martabat guru. Jika seorang guru
memenuhi persyaratan tertentu, maka ia akan
menerima sertifikat pendidik sebagai pengakuan
akan kemampuannya sebagai guru.
Menurut Uno (2007: 20) untuk menjadi
guru profesional yang memiliki akuntabilitas
-
5
dalam melaksanakan kompetensi dibutuhkan
tekad dan keinginan kuat setiap guru. Sedangkan
menurut Pidarta (2007: 282-283) ada beberapa
cara yang dapat ditempuh guru dalam
meningkatkan kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogiknya, yaitu: (1) Belajar di
rumah dengan memanfaatkan perpustakaan
pribadi; (2) Belajar di perpustakaan umum atau
perpustakaan khusus; (3) Membentuk persatuan
pendidik sebagai sarana bersosialisasi dan
bertukar pengalaman; (4) Mengikuti kegiatan
forum ilmiah guru; (5) Menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dari ketentuan; (6)
Mengikuti pertemuan organisasi profesi; (7)
Mengikuti kompetisi-kompetisi ilmiah dalam
rangka meningkatkan kemampuan.
Menurut Bafadal (2009: 46-60) ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi guru, yaitu: (1)
Peningkatan kualifikasi guru; (2) Perekrutan guru
menggunakan sistem yang baik; (3) Peningkatan
profesionalisme guru melalui supervisi
pendidikan; (4) Peningkatan profesionalisme guru
melalui program sertifikasi; (5) Peningkatan
profesionalisme guru melalui kegiatan gugus
sekolah dasar.
-
6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
peningkatan Kompetensi Profesional dan
Pedagogik guru dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan perpustakaan, membentuk
persatuan pendidik, organisasi profesi, mengikuti
kompetisi-kompetisi ilmiah, peningkatan
kualifikasi guru, program sertifikasi, mengikuti
kegiatan gugus sekolah.
2.2 Pengembangan Organisasi
pengembangan organisasi seperti yang
diungkapkan oleh Michael E. Mc Gill dalam
Anoraga dan Suyati ( 1995 ) adalah
suatu proses sadar dan terencana untuk suatu
untuk mengembangkan kemampuan suatu
organisasi sehingga mencapai dan
mempertahankan suatu tingkat optimum
prestasi yang diukur penting dan pantas
dikembangkan.
Pengembangan organisasi mengukur
prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi,
efektifitas, dan kesehatan. Efisiensi dapat diukur
dengan perbandingan antara masukan dan
keluaran. Rumus umum yang mengarahkan
pemikiran akan efisiensi adalah minimaks
masukan minimum dan keluaran maksimum.
Efektivitas bukan suatu ukuran kuantitatif,
seperti efisiensi, tetapi lebih merupakan ukuran
kualitatif. Efektifitas adalah suatu tingkat
prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya-
-
7
artinya, sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai ( Anoraga dan Suyati
1995 ). Efektivitas bagi sebagan besar organisasi
merupakanurusan“maksi-maks” memaksimum-
kan pencapaian tujuan.
Dengan demikian pengembangan organisasi
dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan
sistematik, terpadu dan terencana untuk
meningkatkan efektivitas organisasi serta
memecahkan masalah-masalah (seperti
kurangnya kerjasama, desentralisasi yang
berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan
sebagainya)
Menurut Asep Rahmat (2011): Kelompok
Kerja Guru (KKG) adalah:
Kumpulan kegiatan yang dilakukan komunitas
guru dalam satu gugus yang memiliki
karakteristik bidang tugas yang relatif sama,
biasanya terdiri dari kelompok guru kelas,
guru mata pelajaran, dan atau guru bimbingan
dan konseling.
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah
kegiatan profesional bagi guru SD/MI/SDLB di
tingkat kecamatan yang terdiri dari sejumlah
guru dari sejumlah sekolah (Depdiknas: 2009: iv).
-
8
Kegiatan yang dilakukan dalam Kelompok Kerja
Guru hendaknya mengacu kepada peningkatan
kompetensi yang telah ditetapkan (Depdiknas:
2008: 19). Dalam rangka pengembangan
kompetensi guru yang berkelanjutan, maka
keberadaan Kelompok Kerja Guru SD/MI perlu
diberdayakan untuk meningkatkan potensinya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah
forum/organisasi atau perkumpulan guru-guru
mata pelajaran yang mempunyai kegiatan khusus
memberikan informasi-informasi pendidikan
dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan
kualitas pribadi guru dalam proses belajar
mengajar.
Kelompok kerja guru beranggotakan
semua guru di dalam gugus yang bersangkutan.
KKG ini adalah wadah pembinaan profesional
bagi para guru dalam meningkatkan kemampuan
profesional guru khususnya dalam melaksanakan
dan mengelola pembelajaran di sekolah dasar.
Upaya peningkatan mutu pendidikan pada
sekolah tingkat dasar merupakan titik perhatian
dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Kelompok Kerja Guru (KKG) mempunyai
peranan penting dalam pengembangan program
-
9
pendidikan di sekolah. Karena melalui forum
tersebut para guru dapat melaksanakan diskusi
dan tukar pikiran mengenai masalah yang
dihadapi oleh masing-masing sekolah. Selain itu
forum tersebut merupakan wadah profesional
guru dalam meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan.
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang ideal
adalah seperti yang tercantum dalam buku
pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah yang
diterbitkan oleh Dekdikbud . Yaitu bahwa
Kelompok Kerja Guru (KKG) harus berfungsi :
1. Menyusun rencana program kegiatan
selama satu tahun dengan mendapat
bimbingan dari pengawas, tutor dan guru
pemandu.
2. Menampung dan memecahkan masalah
yang dihadapi oleh guru dalam proses
belajar mengajar melalui pertemuan,
diskusi, contoh mengajar, demonstrasi
penggunaan dan pembuatan peraga.
Pembentukan organisasi KKG yang ideal
harus memiliki dasar hukum penyelenggaraan
KKG sebagai wahana pengembangan
profesionalisme guru, perlu dilengkapi dengan:
-
10
1. Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten melalui kepala UPTD Dinas
Pendidikan Kabupaten untuk KKG
2.Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
KKG
Gambar 2.1 Contoh struktur Organisasi KKG
Organisasi KKG (Depdiknas:2009:14) mengatur
kepengurusan dan keanggotaan dengan berbagai
tugas pokok dan fungsinya:
1. Organisasi KKG terdiri dari pengurus dan
anggota.
2. Pengurus KKG terdiri dari satu orang ketua,
satu orang sekretaris, satu orang bendahara,
dan 3 orang ketua bidang, yaitu: Bidang
Perencanaan, Bidang Pengembangan
Ketua
Sekretaris Bendahara
Ketua Bidang Humas
dan Kerjasama
Ketua Bidang
Perencanaan dan
pelaksanaan Program
Ketua Bidang
Pengembangan Organisasi,
Administrasi, sarana dan rasarana
Anggota
-
11
Organisasi, Administrasi, Sarana Prasarana,
dan Bidang Hubungan Masyarakat dan
Kerjasama;
3. Pengurus KKG dipilih oleh anggota
berdasarkan AD/ART
4. Anggota KKG terdiri dari guru kelas, guru
PJOK, dan guru lain di SD/MI/SDLB yang
berasal dari 8-10 sekolah/madrasah atau
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
Kerangka dasar dan struktur program
kegiatan KKG. Kerangka dasar program kegiatan
KKG merujuk kepada pencapaian empat
kompetensi guru yaitu, kompetensi profesional,
pedagogik, sosial, dan kepribadian.
Struktur program kegiatan KKG terdiri dari:
1. Program umum adalah program yang
bertujuan untuk memberikan wawasan
kepada guru tentang kebijakan-kebijakan
pendidikan seperti kebijakan terkait dengan
pengembangan profesionalisme guru.
2. Program inti adalah program-program utama
yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas
kompetensi dan profesionalisme guru yang
dikelompokkan ke dalam:
a. Program rutin terdiri dari: (1) diskusi
permasalahan pembelajaran; (2)
penyusunan dan pengembangan silabus,
-
12
prota, promes, dan RPP; (3) analisis
kurikulum; (4) penyusunan laporan hasil
belajar siswa; (5) pendalaman materi; (6)
pelatihan; (7) pembahasan materi dan
pemantapan menghadapi UN dan US.
b. Program pengembangan dapat dipilih
sekurang-kurangnya lima dari kegiatan
berikut: penelitian, penulisan karya ilmiah,
seminar, lokakarya, kolokium (paparan
hasil penelitian), dan diskusi panel, diklat
berjenjang, penyusunan dan
pengembangan website KKG, dan
kompetisi kinerja guru
c. Program penunjang bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan
peserta KKG dengan materi-materi yang
bersifat penunjang seperti TIK
2.3 Evaluasi Program
Evaluasi merupakan suatu proses
menyediakan informasi yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan
harga dan jasa (theworth and merit) dari tujuan
yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak
untuk membantu membuat keputusan,
membantu pertanggung- jawaban dan
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
-
13
Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi
adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
Menurut (Wirawan, 2012 : 16). Evaluasi
program adalah:
suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk melihat tingkat
keberhasilan program.
Pandangan evaluasi menurut Arikunto
(2010:1) evaluasi sebagai:
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan
utnuk mendukung tercapainya tujuan.
Menurut Husni (2010: 971), evaluasi adalah
suatu proses untuk menyediakan informasi
mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang
ditemukan. Menurut Arifin (2010: 5-6).
Menyatakan evaluasi adalah:
suatu proses bukan suatu hasil (produk).
Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, sesuatu, baik yang
menyangkut tentang nilai atau arti,
sedangkan kegiatan untuk sampai pada
pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
Menurut Wirawan, (2011: 7) bahwa:
Evaluasi dipandang sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menyajikan informasi yang bermanfaat
mengenai objek yang di evaluasi,
menilainya dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan
-
14
mengenai objek evaluasi.
Membahas evaluasi berarti mempelajari
bagaimana proses pemeberian pertimbangan
mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas
yang dimaksud diatas merupakan konsekuensi
logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses
tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan dalam arti terencana sesuai dengan
prosedur oleh prinsip serta dilakukan secara terus
menerus. Suchman (dalam Arikunto, dan Jabar
2010:1) Memandang evaluasi sebagai sebuah
proses menentukan hasil yang telah dicapai
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan. Defnisi lain
menurut Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar
(2010: 2) bahwa:
Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang
sangat bermanfaat bagi pengambil
keputusan dalam menentukan alternatife
keputusan
Menurut Mulyatiningsih (2011:114-115),
evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk:
(1) Menunjukkan sumbangan program
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil
evaluasi ini penting untuk mengembangkan
program yang sama ditempat lain; (2) Mengambil
keputusan tentang keberlanjutan sebuah program,
-
15
apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau
dihentikan.
2.4 Evaluasi CIPP
2.4.1 Evaluasi Konteks
Konteks disini diartikan yaitu situasi
atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-
jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan
dikembangkan dalam program yang
bersangkutan, seperti : kebijakan departemen
atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran
yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun
waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan,
dan sebagainya.
Evaluasi Konteks menilai kebutuhan,
permasalahan, aset, dan peluang untuk
membantu pembuat keputusan menetapkan
tujuan dan prioritas serta membantu
pemangku kepentingan menilai tujuan,
prioritas, dan hasil.
Menurut Sarah Mc Cann dalam Arikunto
(2004) evaluasi konteks adalah:
Meliputi penggambaran latar belakang
program yang dievaluasi, memberikan
tujuan program dan analisis kebutuhan dari
suatu sistem, menentukan sasaran program, dan menentukan sejauhmana
tawaran ini cukup responsif terhadap
kebutuhan yang sudah diidentifikasi
-
16
Penilaian konteks dilakukan untuk
menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang
ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam
program benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat?”
Konteks evaluasi ini membantu
merencanakan keputusan, menentukan
kebutuhan yang akan dicapai oleh program,
dan merumuskan tujuan program. Evaluasi
konteks adalah upaya untuk menggambarkan
dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani,
dan tujuan proyek.
a. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi
oleh program ?
b. Tujuan pengembangan apakah yang belum
tercapai oleh program?
c. Tujuan pengembangan apakah yang dapat
membantu mengembangkan masyarakat ?
d. Tujuan-tujuan manakah yang paling
mudah dicapai?
2.4.2 Evaluasi Masukan
Tahap kedua dari model CIPP adalah
evaluasi masukan. Tujuan utama evaluasi ini
adalah untuk mengaitkan tujuan, konteks,
input, proses dengan hasil program. Evaluasi
ini juga untuk menentukan kesesuaian
-
17
lingkungan dalam membantu pencapaian
tujuan dan objektif program. Disamping itu,
evaluasi ini dibuat untuk memperbaiki program
bukan untuk membuktikan suatu kebenaran
(The purpose of evaluation is not to prove but to
Improve, Stufflebeam, 1997 dalam Arikunto
2004).
Model evaluasi CIPP digunakan untuk
mengukur, menterjemahkan dan mengesahkan
perjalanan suatu program, dimana kekuatan
dan kelemahan program dikenali. Kekuatan
dan kelemahan program ini meliputi institusi,
program itu sendiri, sasaran populasi atau
individu. Model evaluasi ini meliputi kegiatan
pendeskripsian masukan dan sumberdaya
program, perkiraan untung rugi, dan melihat
alternatif prosedur dan strategi apa yang perlu
disarankan dan dipertimbangkan
(Guba&Stufflebeam,1970). input merupakan
model yang digunakan untuk menentukan
bagaimana cara agar penggunaan sumber daya
yang ada bisa mencapai tujuan serta secara
esensial memberikan informasi tentang apakah
perlu mencari bantuan dari pihak lain atau
tidak. Evaluasi ini menolong mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang
ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana
-
18
dan strategi untuk mencapai kebutuhan,
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
Menurut Stufflebeam pertanyaan yang
berkenaan dengan masukan mengarah pada
“pemecahan masalah” yang mendorong
diselenggarakannya program yang
bersangkutan.
2.4.3 Evaluasi Proses
Evaluasi proses dalam model CIPP
diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang
dilaksanakan sudah terlaksana sesuai dengan
rencana. Evaluasi proses dalam model CIPP
menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang
dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab
program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai.
Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan
pada seberapa jauh kegiatan yang
dilaksanakan di dalam program sudah
terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh
Stufflebeam (dalam Arikunto, 2004),
mengusulkan pertanyaan untuk proses antara
lain sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan program sesuai
dengan jadwal.
-
19
2. Apakah yang terlibat dalam pelaksanaan
program akan sanggup menangani
kegiatan selama program berlangsung ?
3. Hambatan-hambatan apa saja yang
dijumpai selama pelaksanaan program?
2.4.4 Evaluasi produk
Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal
yang menunjukkan perubahan yang terjadi
pada masukan mentah. Pertanyaan-pertanyaan
yang bisa diajukan antara lain:
1. Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan
sudah tercapai?
2. Apakah kebutuhan peserta didik sudah
dapat dipenuhi selama proses belajar
mengajar?
2.5 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Kemampuan profesional guru, harus selalu
ditingkatkan melalui upaya profesionalisasi guru.
Profesionalisasi guru diartikan sebagai upaya
untuk mewujudkan guru menjadi tenaga yang
benar-benar profesional. Guru merupakan
pejabat profesional karena guru menerima
tunjangan profesi. Penelitian tentang
peningkatan kompetensi melalui kegiatan KKG
telah banyak dilakukan para peneliti sebelumnya.
Salah satu diantaranya adalah penelitian oleh
Rahayu, Theresia Sri. 2013. Evaluasi Program
-
20
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui
KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga. yang mengupas tentang
memperbaiki pembuatan dan pelaksanaan
program di Gugus Imam Bonjol. Penelitian
sejenis juga dilakukan oleh
Wartoni, 2013, Evaluasi Keefektifan KKG
Pada Program Bermutu di Kabupaten Batang
Jawa Tengah. V.1. Jurnal Evaluasi Pendidikan.
Yang mengupas tentang: proses pelaksanaan dan
peran KKG dalam meningkatkan KKG.
Fitriani, dkk, 2011,” Evaluasi Implementasi
Program Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di
Sekolah Dasar di Gugus se Kecamatan Sipatana
Kota Gorontalo. V.3.No.3, KIM Fakultas Ilmu
Pendidikan. yang mengupas tentang:
Penyusunan program KKG, kegiatan KKG, SOP
program KKG, dan evaluasi pelaksanaan
program KKG.
Alison Burke, 2011,” Groups Work How to
Use Groups Effcitively. Volume.11 number 2,
journal of efektif teaching.
Guilli zhang dkk, 2011.” Using The
Contexs, Input, process, and Produk Evaluation
Model (CIPP) As a Conprehensive framework to
Guide the Planning, Implementation, and
Asesment of Servise Leaving Program. Volume 15.
-
21
Number 4, journal of higher education Outreach
and Engagement.
Penelitian yang penulis lakukan agak
berbeda karena mengungkap penyebab program
kegiatan KKG di Gugus Untung Suropati Tidak
berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
apakah Evaluasi program KKG dengan model
penilitia CIPP dapat meningkatkan kompetensi
professional dan pedagogik guru di Gugus
Untung Suropati Kecamatan Patebon Kendal.
2.6 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan evaluasi program KKG dalam
meningkatkan kompetensi professional guru SD
di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal seperti bagan di bawah ini.
Kontek analisa yang dilakukan Program KKG,
latar belakang serta kebutuhan sekolah.
Pengumpulan data dengan cara wawancara,
observasi dan dokumentasi setelah itu data
dianalisa. Input analisa yang dilakukan adalah
sumber daya manusia, sarana dan prasarana
serta pembiayaan kegiatan KKG. Teknik
pengumpulan data dengan cara wawancara,
observasi dan dokumentasi setelah itu dianalisa.
Proses analisa yang dilakukan adalah kegiatan
pelaksanaan KKG teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wwancara, observasi dan
-
22
dokumentasi. Produk analisa yang dilakukan
adalah hasil kegiatan KKG dari segi siswa
maupun guru.
Gambar 2.2: Kerangka berpikir evaluasi program KKG
Input
Yang evaluasi :-
SDM Sarana dan
Prasarana, pembiayaan
Pengumpulan data :
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
Data dianalisis
Proses
Yang dievaluasi:
: Kegiatan KKG
- Hambatan
Pengumpulan data :
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
Data dianalisis
Produk
Yang dievaluasi : Prestasi siswa,
prestasi guru
Pengumpulan data :
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
Data dianalisis
EVALUASI PROGRAM KELOMPOK KERJA GURU DI GUGUS
UNTUNG SUROPATI KECAMATAN PATEBON KENDAL
Contex
Yang dievaluasi :
- Program KKG
- Latar belakang
- Kebutuhan Sekolah
Pengumpulan data
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
Data dianalisis
Kesimpulan dan Saran