bab ii kajian pustaka 2.1 kompetensi guru...guru dalam melaksanakan tugas keprofosionalnya”. 2.1.1...

22
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung diruang kelas. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru memegang peran yang penting . Guru adalah motivator atau pendorong dalam proses Kegiatan belajar mengajar. Menurut Broke and Stone sebagaimana dikutip Mulyasa (2007:25), kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat guru yang penuh arti. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa: “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofosionalnya”. 2.1.1 Kompetensi Profesional Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila dibuat dalam pengertian yang luas menjadi: kegiatan "apa " dan "siapa "

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kompetensi Guru

    Guru memiliki peran penting dalam

    mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto

    (2012) bahwa

    kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh

    proses belajar mengajar yang berlangsung diruang

    kelas. Dalam proses belajar mengajar tersebut

    guru memegang peran yang penting . Guru adalah motivator atau pendorong

    dalam proses Kegiatan belajar mengajar. Menurut

    Broke and Stone sebagaimana dikutip Mulyasa

    (2007:25), kompetensi guru merupakan gambaran

    kualitatif tentang hakikat guru yang penuh arti.

    Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 14

    Tahun 2005 dijelaskan bahwa: “Kompetensi

    adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

    yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

    guru dalam melaksanakan tugas

    keprofosionalnya”.

    2.1.1 Kompetensi Profesional

    Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio"

    yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar

    dan pekerjaan. Bila dibuat dalam pengertian

    yang luas menjadi: kegiatan "apa " dan "siapa "

  • 2

    untuk memperoleh nafkah yang dilakukan

    dengan keahlian, ketrampilan tertentu tertentu.

    Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti

    kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian,

    ketrampilan dan dituntut pelaksanaan norma

    sosial dengan baik. Sedangkan Profesionalisme

    yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang

    keilmuan yang dikuasainya dituntut bukan

    hanya sekedar mampu menstransfer keilmuan ke

    dalam diri peserta didik, tetapi juga mampu

    mengembangkan potensi yang ada dalam diri

    peserta didik. Menurut Yamin (2006) seorang

    guru professional dia memiliki keahlian,

    ketrampilan dan kemampuan. Sebagaimana

    paham Ki Hajar Dewantara: ing ngarsa sung

    tulodha, ing madya mangun karsa, seta tut wuri

    handayani. Guru tidak hanya menguasai materi

    pelajaran akan tetapi mengayomi murid, memberi

    contoh atau teladan bagi murid serta selalu

    mendorong murid untuk lebih maju.

    2.1.2 Kompetensi Pedagogik

    Pedagogik berasal dari bahasa Yunani

    yakni paedos yang artinya anak laki-laki,

    dan agagos yang artinya mengantar,

    membimbing. Jadi pedagogik secara arti leksikal

    adalah pembantu laki-laki zaman Yunani kuno

  • 3

    yang pekerjaannya mengantarkan anak

    majikannya pergi ke sekolah.

    Pedagogik berarti pendidikan, sedangkan

    pedagogik artinya ilmu pendidikan. Pedagogik

    merupakan suatu teori yang teliti, kritis, dan

    objektif mengembangkan konsep-konsepnya

    mengenai hakikat manusia, hakikat anak,

    hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses

    pendidikan.

    Secara umum istilah pedagogik (pedagogi)

    yaitu sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak.

    Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa

    ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka

    pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan

    berdasarkan tinjauan psikologis anak.

    Pendekatan pedagogik muaranya adalah

    membantu siswa melakukan kegiatan belajar.

    Jadi, pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan

    anak yang ruang lingkupnya terbatas pada

    interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa.

    Sedangkan kompetensi pedagogik adalah

    sejumlah kemampuan guru yang berkaitan

    dengan ilmu dan seni mengajar siswa.

    Guru memiliki tugas berat dalam

    mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan

    pendidikan suatu bangsa menjadi indikator

    kemajuan bangsa tersebut. Oleh karena itu,

  • 4

    pemerintah senantiasa berusaha meningkatkan

    mutu pendidikan. Seiring dengan tuntutan

    peningkatan mutu pendidikan, pemerintah

    membuat undang-undang yang mengatur

    kualifikasi, dan kompetensi guru. Dalam Undang-

    Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun

    2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

    39 ayat 2 dikatakan bahwa pendidik merupakan

    tenaga profesional. Selanjutnya pada pasal 42

    disebutkan bahwa pendidik harus memenuhi

    kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai

    jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan

    rohani, serta memiliki kemampuan untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

    Mencermati perkembangan dunia secara global,

    maka guru dituntut untuk senantiasa

    meningkatkan kemampuannya. Jadi kualifikasi

    guru masih bersifat relatif, artinya dapat berubah

    sesuai keadaan dan tuntutan zaman. Sertifikasi

    guru menurut Kunandar (2007: 81) merupakan

    keniscayaan masa depan untuk meningkatkan

    kualitas dan martabat guru. Jika seorang guru

    memenuhi persyaratan tertentu, maka ia akan

    menerima sertifikat pendidik sebagai pengakuan

    akan kemampuannya sebagai guru.

    Menurut Uno (2007: 20) untuk menjadi

    guru profesional yang memiliki akuntabilitas

  • 5

    dalam melaksanakan kompetensi dibutuhkan

    tekad dan keinginan kuat setiap guru. Sedangkan

    menurut Pidarta (2007: 282-283) ada beberapa

    cara yang dapat ditempuh guru dalam

    meningkatkan kompetensi profesional dan

    kompetensi pedagogiknya, yaitu: (1) Belajar di

    rumah dengan memanfaatkan perpustakaan

    pribadi; (2) Belajar di perpustakaan umum atau

    perpustakaan khusus; (3) Membentuk persatuan

    pendidik sebagai sarana bersosialisasi dan

    bertukar pengalaman; (4) Mengikuti kegiatan

    forum ilmiah guru; (5) Menempuh jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi dari ketentuan; (6)

    Mengikuti pertemuan organisasi profesi; (7)

    Mengikuti kompetisi-kompetisi ilmiah dalam

    rangka meningkatkan kemampuan.

    Menurut Bafadal (2009: 46-60) ada

    beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

    meningkatkan kompetensi guru, yaitu: (1)

    Peningkatan kualifikasi guru; (2) Perekrutan guru

    menggunakan sistem yang baik; (3) Peningkatan

    profesionalisme guru melalui supervisi

    pendidikan; (4) Peningkatan profesionalisme guru

    melalui program sertifikasi; (5) Peningkatan

    profesionalisme guru melalui kegiatan gugus

    sekolah dasar.

  • 6

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    peningkatan Kompetensi Profesional dan

    Pedagogik guru dapat dilakukan dengan cara

    memanfaatkan perpustakaan, membentuk

    persatuan pendidik, organisasi profesi, mengikuti

    kompetisi-kompetisi ilmiah, peningkatan

    kualifikasi guru, program sertifikasi, mengikuti

    kegiatan gugus sekolah.

    2.2 Pengembangan Organisasi

    pengembangan organisasi seperti yang

    diungkapkan oleh Michael E. Mc Gill dalam

    Anoraga dan Suyati ( 1995 ) adalah

    suatu proses sadar dan terencana untuk suatu

    untuk mengembangkan kemampuan suatu

    organisasi sehingga mencapai dan

    mempertahankan suatu tingkat optimum

    prestasi yang diukur penting dan pantas

    dikembangkan.

    Pengembangan organisasi mengukur

    prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi,

    efektifitas, dan kesehatan. Efisiensi dapat diukur

    dengan perbandingan antara masukan dan

    keluaran. Rumus umum yang mengarahkan

    pemikiran akan efisiensi adalah minimaks

    masukan minimum dan keluaran maksimum.

    Efektivitas bukan suatu ukuran kuantitatif,

    seperti efisiensi, tetapi lebih merupakan ukuran

    kualitatif. Efektifitas adalah suatu tingkat

    prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya-

  • 7

    artinya, sejauh mana tujuan yang telah

    ditetapkan dapat dicapai ( Anoraga dan Suyati

    1995 ). Efektivitas bagi sebagan besar organisasi

    merupakanurusan“maksi-maks” memaksimum-

    kan pencapaian tujuan.

    Dengan demikian pengembangan organisasi

    dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan

    sistematik, terpadu dan terencana untuk

    meningkatkan efektivitas organisasi serta

    memecahkan masalah-masalah (seperti

    kurangnya kerjasama, desentralisasi yang

    berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan

    sebagainya)

    Menurut Asep Rahmat (2011): Kelompok

    Kerja Guru (KKG) adalah:

    Kumpulan kegiatan yang dilakukan komunitas

    guru dalam satu gugus yang memiliki

    karakteristik bidang tugas yang relatif sama,

    biasanya terdiri dari kelompok guru kelas,

    guru mata pelajaran, dan atau guru bimbingan

    dan konseling.

    Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah

    kegiatan profesional bagi guru SD/MI/SDLB di

    tingkat kecamatan yang terdiri dari sejumlah

    guru dari sejumlah sekolah (Depdiknas: 2009: iv).

  • 8

    Kegiatan yang dilakukan dalam Kelompok Kerja

    Guru hendaknya mengacu kepada peningkatan

    kompetensi yang telah ditetapkan (Depdiknas:

    2008: 19). Dalam rangka pengembangan

    kompetensi guru yang berkelanjutan, maka

    keberadaan Kelompok Kerja Guru SD/MI perlu

    diberdayakan untuk meningkatkan potensinya.

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

    Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah

    forum/organisasi atau perkumpulan guru-guru

    mata pelajaran yang mempunyai kegiatan khusus

    memberikan informasi-informasi pendidikan

    dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan

    kualitas pribadi guru dalam proses belajar

    mengajar.

    Kelompok kerja guru beranggotakan

    semua guru di dalam gugus yang bersangkutan.

    KKG ini adalah wadah pembinaan profesional

    bagi para guru dalam meningkatkan kemampuan

    profesional guru khususnya dalam melaksanakan

    dan mengelola pembelajaran di sekolah dasar.

    Upaya peningkatan mutu pendidikan pada

    sekolah tingkat dasar merupakan titik perhatian

    dalam peningkatan kualitas sumber daya

    manusia.

    Kelompok Kerja Guru (KKG) mempunyai

    peranan penting dalam pengembangan program

  • 9

    pendidikan di sekolah. Karena melalui forum

    tersebut para guru dapat melaksanakan diskusi

    dan tukar pikiran mengenai masalah yang

    dihadapi oleh masing-masing sekolah. Selain itu

    forum tersebut merupakan wadah profesional

    guru dalam meningkatkan pengetahuan,

    kemampuan dan keterampilan.

    Kelompok Kerja Guru (KKG) yang ideal

    adalah seperti yang tercantum dalam buku

    pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah yang

    diterbitkan oleh Dekdikbud . Yaitu bahwa

    Kelompok Kerja Guru (KKG) harus berfungsi :

    1. Menyusun rencana program kegiatan

    selama satu tahun dengan mendapat

    bimbingan dari pengawas, tutor dan guru

    pemandu.

    2. Menampung dan memecahkan masalah

    yang dihadapi oleh guru dalam proses

    belajar mengajar melalui pertemuan,

    diskusi, contoh mengajar, demonstrasi

    penggunaan dan pembuatan peraga.

    Pembentukan organisasi KKG yang ideal

    harus memiliki dasar hukum penyelenggaraan

    KKG sebagai wahana pengembangan

    profesionalisme guru, perlu dilengkapi dengan:

  • 10

    1. Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan

    Kabupaten melalui kepala UPTD Dinas

    Pendidikan Kabupaten untuk KKG

    2.Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

    KKG

    Gambar 2.1 Contoh struktur Organisasi KKG

    Organisasi KKG (Depdiknas:2009:14) mengatur

    kepengurusan dan keanggotaan dengan berbagai

    tugas pokok dan fungsinya:

    1. Organisasi KKG terdiri dari pengurus dan

    anggota.

    2. Pengurus KKG terdiri dari satu orang ketua,

    satu orang sekretaris, satu orang bendahara,

    dan 3 orang ketua bidang, yaitu: Bidang

    Perencanaan, Bidang Pengembangan

    Ketua

    Sekretaris Bendahara

    Ketua Bidang Humas

    dan Kerjasama

    Ketua Bidang

    Perencanaan dan

    pelaksanaan Program

    Ketua Bidang

    Pengembangan Organisasi,

    Administrasi, sarana dan rasarana

    Anggota

  • 11

    Organisasi, Administrasi, Sarana Prasarana,

    dan Bidang Hubungan Masyarakat dan

    Kerjasama;

    3. Pengurus KKG dipilih oleh anggota

    berdasarkan AD/ART

    4. Anggota KKG terdiri dari guru kelas, guru

    PJOK, dan guru lain di SD/MI/SDLB yang

    berasal dari 8-10 sekolah/madrasah atau

    disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

    Kerangka dasar dan struktur program

    kegiatan KKG. Kerangka dasar program kegiatan

    KKG merujuk kepada pencapaian empat

    kompetensi guru yaitu, kompetensi profesional,

    pedagogik, sosial, dan kepribadian.

    Struktur program kegiatan KKG terdiri dari:

    1. Program umum adalah program yang

    bertujuan untuk memberikan wawasan

    kepada guru tentang kebijakan-kebijakan

    pendidikan seperti kebijakan terkait dengan

    pengembangan profesionalisme guru.

    2. Program inti adalah program-program utama

    yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas

    kompetensi dan profesionalisme guru yang

    dikelompokkan ke dalam:

    a. Program rutin terdiri dari: (1) diskusi

    permasalahan pembelajaran; (2)

    penyusunan dan pengembangan silabus,

  • 12

    prota, promes, dan RPP; (3) analisis

    kurikulum; (4) penyusunan laporan hasil

    belajar siswa; (5) pendalaman materi; (6)

    pelatihan; (7) pembahasan materi dan

    pemantapan menghadapi UN dan US.

    b. Program pengembangan dapat dipilih

    sekurang-kurangnya lima dari kegiatan

    berikut: penelitian, penulisan karya ilmiah,

    seminar, lokakarya, kolokium (paparan

    hasil penelitian), dan diskusi panel, diklat

    berjenjang, penyusunan dan

    pengembangan website KKG, dan

    kompetisi kinerja guru

    c. Program penunjang bertujuan untuk

    menambah pengetahuan dan keterampilan

    peserta KKG dengan materi-materi yang

    bersifat penunjang seperti TIK

    2.3 Evaluasi Program

    Evaluasi merupakan suatu proses

    menyediakan informasi yang dapat

    dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan

    harga dan jasa (theworth and merit) dari tujuan

    yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak

    untuk membantu membuat keputusan,

    membantu pertanggung- jawaban dan

    meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.

  • 13

    Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi

    adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan

    sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

    keputusan.

    Menurut (Wirawan, 2012 : 16). Evaluasi

    program adalah:

    suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan

    dengan sengaja untuk melihat tingkat

    keberhasilan program.

    Pandangan evaluasi menurut Arikunto

    (2010:1) evaluasi sebagai:

    sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan

    utnuk mendukung tercapainya tujuan.

    Menurut Husni (2010: 971), evaluasi adalah

    suatu proses untuk menyediakan informasi

    mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang

    ditemukan. Menurut Arifin (2010: 5-6).

    Menyatakan evaluasi adalah:

    suatu proses bukan suatu hasil (produk).

    Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, sesuatu, baik yang

    menyangkut tentang nilai atau arti,

    sedangkan kegiatan untuk sampai pada

    pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

    Menurut Wirawan, (2011: 7) bahwa:

    Evaluasi dipandang sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis dan

    menyajikan informasi yang bermanfaat

    mengenai objek yang di evaluasi,

    menilainya dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya

    dipergunakan untuk mengambil keputusan

  • 14

    mengenai objek evaluasi.

    Membahas evaluasi berarti mempelajari

    bagaimana proses pemeberian pertimbangan

    mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas

    yang dimaksud diatas merupakan konsekuensi

    logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses

    tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan

    berkelanjutan dalam arti terencana sesuai dengan

    prosedur oleh prinsip serta dilakukan secara terus

    menerus. Suchman (dalam Arikunto, dan Jabar

    2010:1) Memandang evaluasi sebagai sebuah

    proses menentukan hasil yang telah dicapai

    beberapa kegiatan yang direncanakan untuk

    mendukung tercapainya tujuan. Defnisi lain

    menurut Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar

    (2010: 2) bahwa:

    Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang

    sangat bermanfaat bagi pengambil

    keputusan dalam menentukan alternatife

    keputusan

    Menurut Mulyatiningsih (2011:114-115),

    evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk:

    (1) Menunjukkan sumbangan program

    terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil

    evaluasi ini penting untuk mengembangkan

    program yang sama ditempat lain; (2) Mengambil

    keputusan tentang keberlanjutan sebuah program,

  • 15

    apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau

    dihentikan.

    2.4 Evaluasi CIPP

    2.4.1 Evaluasi Konteks

    Konteks disini diartikan yaitu situasi

    atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-

    jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan

    dikembangkan dalam program yang

    bersangkutan, seperti : kebijakan departemen

    atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran

    yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun

    waktu tertentu, masalah ketenagaan yang

    dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan,

    dan sebagainya.

    Evaluasi Konteks menilai kebutuhan,

    permasalahan, aset, dan peluang untuk

    membantu pembuat keputusan menetapkan

    tujuan dan prioritas serta membantu

    pemangku kepentingan menilai tujuan,

    prioritas, dan hasil.

    Menurut Sarah Mc Cann dalam Arikunto

    (2004) evaluasi konteks adalah:

    Meliputi penggambaran latar belakang

    program yang dievaluasi, memberikan

    tujuan program dan analisis kebutuhan dari

    suatu sistem, menentukan sasaran program, dan menentukan sejauhmana

    tawaran ini cukup responsif terhadap

    kebutuhan yang sudah diidentifikasi

  • 16

    Penilaian konteks dilakukan untuk

    menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang

    ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam

    program benar-benar dibutuhkan oleh

    masyarakat?”

    Konteks evaluasi ini membantu

    merencanakan keputusan, menentukan

    kebutuhan yang akan dicapai oleh program,

    dan merumuskan tujuan program. Evaluasi

    konteks adalah upaya untuk menggambarkan

    dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak

    terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani,

    dan tujuan proyek.

    a. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi

    oleh program ?

    b. Tujuan pengembangan apakah yang belum

    tercapai oleh program?

    c. Tujuan pengembangan apakah yang dapat

    membantu mengembangkan masyarakat ?

    d. Tujuan-tujuan manakah yang paling

    mudah dicapai?

    2.4.2 Evaluasi Masukan

    Tahap kedua dari model CIPP adalah

    evaluasi masukan. Tujuan utama evaluasi ini

    adalah untuk mengaitkan tujuan, konteks,

    input, proses dengan hasil program. Evaluasi

    ini juga untuk menentukan kesesuaian

  • 17

    lingkungan dalam membantu pencapaian

    tujuan dan objektif program. Disamping itu,

    evaluasi ini dibuat untuk memperbaiki program

    bukan untuk membuktikan suatu kebenaran

    (The purpose of evaluation is not to prove but to

    Improve, Stufflebeam, 1997 dalam Arikunto

    2004).

    Model evaluasi CIPP digunakan untuk

    mengukur, menterjemahkan dan mengesahkan

    perjalanan suatu program, dimana kekuatan

    dan kelemahan program dikenali. Kekuatan

    dan kelemahan program ini meliputi institusi,

    program itu sendiri, sasaran populasi atau

    individu. Model evaluasi ini meliputi kegiatan

    pendeskripsian masukan dan sumberdaya

    program, perkiraan untung rugi, dan melihat

    alternatif prosedur dan strategi apa yang perlu

    disarankan dan dipertimbangkan

    (Guba&Stufflebeam,1970). input merupakan

    model yang digunakan untuk menentukan

    bagaimana cara agar penggunaan sumber daya

    yang ada bisa mencapai tujuan serta secara

    esensial memberikan informasi tentang apakah

    perlu mencari bantuan dari pihak lain atau

    tidak. Evaluasi ini menolong mengatur

    keputusan, menentukan sumber-sumber yang

    ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana

  • 18

    dan strategi untuk mencapai kebutuhan,

    bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

    Menurut Stufflebeam pertanyaan yang

    berkenaan dengan masukan mengarah pada

    “pemecahan masalah” yang mendorong

    diselenggarakannya program yang

    bersangkutan.

    2.4.3 Evaluasi Proses

    Evaluasi proses dalam model CIPP

    diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang

    dilaksanakan sudah terlaksana sesuai dengan

    rencana. Evaluasi proses dalam model CIPP

    menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang

    dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang

    yang ditunjuk sebagai penanggung jawab

    program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai.

    Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan

    pada seberapa jauh kegiatan yang

    dilaksanakan di dalam program sudah

    terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh

    Stufflebeam (dalam Arikunto, 2004),

    mengusulkan pertanyaan untuk proses antara

    lain sebagai berikut:

    1. Apakah pelaksanaan program sesuai

    dengan jadwal.

  • 19

    2. Apakah yang terlibat dalam pelaksanaan

    program akan sanggup menangani

    kegiatan selama program berlangsung ?

    3. Hambatan-hambatan apa saja yang

    dijumpai selama pelaksanaan program?

    2.4.4 Evaluasi produk

    Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal

    yang menunjukkan perubahan yang terjadi

    pada masukan mentah. Pertanyaan-pertanyaan

    yang bisa diajukan antara lain:

    1. Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan

    sudah tercapai?

    2. Apakah kebutuhan peserta didik sudah

    dapat dipenuhi selama proses belajar

    mengajar?

    2.5 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

    Kemampuan profesional guru, harus selalu

    ditingkatkan melalui upaya profesionalisasi guru.

    Profesionalisasi guru diartikan sebagai upaya

    untuk mewujudkan guru menjadi tenaga yang

    benar-benar profesional. Guru merupakan

    pejabat profesional karena guru menerima

    tunjangan profesi. Penelitian tentang

    peningkatan kompetensi melalui kegiatan KKG

    telah banyak dilakukan para peneliti sebelumnya.

    Salah satu diantaranya adalah penelitian oleh

    Rahayu, Theresia Sri. 2013. Evaluasi Program

  • 20

    Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui

    KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo

    Kota Salatiga. yang mengupas tentang

    memperbaiki pembuatan dan pelaksanaan

    program di Gugus Imam Bonjol. Penelitian

    sejenis juga dilakukan oleh

    Wartoni, 2013, Evaluasi Keefektifan KKG

    Pada Program Bermutu di Kabupaten Batang

    Jawa Tengah. V.1. Jurnal Evaluasi Pendidikan.

    Yang mengupas tentang: proses pelaksanaan dan

    peran KKG dalam meningkatkan KKG.

    Fitriani, dkk, 2011,” Evaluasi Implementasi

    Program Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di

    Sekolah Dasar di Gugus se Kecamatan Sipatana

    Kota Gorontalo. V.3.No.3, KIM Fakultas Ilmu

    Pendidikan. yang mengupas tentang:

    Penyusunan program KKG, kegiatan KKG, SOP

    program KKG, dan evaluasi pelaksanaan

    program KKG.

    Alison Burke, 2011,” Groups Work How to

    Use Groups Effcitively. Volume.11 number 2,

    journal of efektif teaching.

    Guilli zhang dkk, 2011.” Using The

    Contexs, Input, process, and Produk Evaluation

    Model (CIPP) As a Conprehensive framework to

    Guide the Planning, Implementation, and

    Asesment of Servise Leaving Program. Volume 15.

  • 21

    Number 4, journal of higher education Outreach

    and Engagement.

    Penelitian yang penulis lakukan agak

    berbeda karena mengungkap penyebab program

    kegiatan KKG di Gugus Untung Suropati Tidak

    berjalan sebagaimana yang diharapkan dan

    apakah Evaluasi program KKG dengan model

    penilitia CIPP dapat meningkatkan kompetensi

    professional dan pedagogik guru di Gugus

    Untung Suropati Kecamatan Patebon Kendal.

    2.6 Kerangka Berpikir

    Pelaksanaan evaluasi program KKG dalam

    meningkatkan kompetensi professional guru SD

    di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon

    Kabupaten Kendal seperti bagan di bawah ini.

    Kontek analisa yang dilakukan Program KKG,

    latar belakang serta kebutuhan sekolah.

    Pengumpulan data dengan cara wawancara,

    observasi dan dokumentasi setelah itu data

    dianalisa. Input analisa yang dilakukan adalah

    sumber daya manusia, sarana dan prasarana

    serta pembiayaan kegiatan KKG. Teknik

    pengumpulan data dengan cara wawancara,

    observasi dan dokumentasi setelah itu dianalisa.

    Proses analisa yang dilakukan adalah kegiatan

    pelaksanaan KKG teknik pengumpulan data

    dilakukan dengan wwancara, observasi dan

  • 22

    dokumentasi. Produk analisa yang dilakukan

    adalah hasil kegiatan KKG dari segi siswa

    maupun guru.

    Gambar 2.2: Kerangka berpikir evaluasi program KKG

    Input

    Yang evaluasi :-

    SDM Sarana dan

    Prasarana, pembiayaan

    Pengumpulan data :

    - Observasi

    - Wawancara

    - Dokumentasi

    Data dianalisis

    Proses

    Yang dievaluasi:

    : Kegiatan KKG

    - Hambatan

    Pengumpulan data :

    - Observasi

    - Wawancara

    - Dokumentasi

    Data dianalisis

    Produk

    Yang dievaluasi : Prestasi siswa,

    prestasi guru

    Pengumpulan data :

    - Observasi

    - Wawancara

    - Dokumentasi

    Data dianalisis

    EVALUASI PROGRAM KELOMPOK KERJA GURU DI GUGUS

    UNTUNG SUROPATI KECAMATAN PATEBON KENDAL

    Contex

    Yang dievaluasi :

    - Program KKG

    - Latar belakang

    - Kebutuhan Sekolah

    Pengumpulan data

    - Observasi

    - Wawancara

    - Dokumentasi

    Data dianalisis

    Kesimpulan dan Saran