bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1. hakikat ips€¦ · kajian teori ini merupakan uraian...

25
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian 2.1.1. Hakikat IPS Istilah “Ilmu Pengetahun Sosial” , disingkat IPS , merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tiggi yang identik dengan istilah “soial studies”. Menurut Sapriya (2009:20) “Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai interaksi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,humaniora,sains bahkan berbagai isu dan masalah kehidupan”.Gunawan (2011:36) mengatakan bahwa “ untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah pendidikan IPS merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu ilmu dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila”. Sedangkan menurut Soewarso dan Widiarto (2010:3)“IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya”.Yang menjadi kajian IPS ialah tentang hubungan antar manusia. IPS juga mempunyai tujuan yang baik bagi siswa. Menurut Gunawan (2011:26) Tujuan pendidikan IPS adalah untuk membantu tumbuhnya pola berpikir ilmuwan sosial, mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat dalam rangka membantu tumbuhnya warga negara yang baik”. hal tersebut juga hampir sama yang dikemukakan oleh Sapriya (2009:12) “IPS di tingkat sekolah pada dasrnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagi warga negara yang menguasai pengetahuan (Knowledge),ketrampilan (skills),sikap dan nilai (attitudes

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung

penelitian

2.1.1. Hakikat IPS

Istilah “Ilmu Pengetahun Sosial” , disingkat IPS , merupakan nama mata

pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di

perguruan tiggi yang identik dengan istilah “soial studies”. Menurut Sapriya

(2009:20) “Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang

berdiri sendiri sebagai interaksi dari sejumlah konsep disiplin ilmu

sosial,humaniora,sains bahkan berbagai isu dan masalah kehidupan”.Gunawan

(2011:36) mengatakan bahwa “ untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah

pendidikan IPS merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari

disiplin akademis ilmu – ilmu dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional

pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional berdasarkan pancasila”. Sedangkan menurut Soewarso dan Widiarto

(2010:3)“IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya”.Yang

menjadi kajian IPS ialah tentang hubungan antar manusia.

IPS juga mempunyai tujuan yang baik bagi siswa. Menurut Gunawan

(2011:26) Tujuan pendidikan IPS adalah untuk membantu tumbuhnya pola berpikir

ilmuwan sosial, mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan

analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat dalam rangka membantu

tumbuhnya warga negara yang baik”. hal tersebut juga hampir sama yang

dikemukakan oleh Sapriya (2009:12) “IPS di tingkat sekolah pada dasrnya

bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagi warga negara yang

menguasai pengetahuan (Knowledge),ketrampilan (skills),sikap dan nilai (attitudes

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

8

dan values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memcahkan maslah

pribadi atau maslah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara

yang baik”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka hakikat IPS adalah sejumlah

konsep disiplin ilmu – ilmu sosial yang disederhanakan , diseleksi, dan di

modifikasi. IPS bukan hanya mengajarkan tentang ilmu – ilmu saja tetapi IPS juga

mengajarkan bagaimna menelaah, menganalisis gejala sosial yang ada di

masyarakat. Selain itu IPS mengkaji tentang manusia dan dunia sekililingnya. IPS

juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis terhadap

kondisi sosial dalam masyarakat dan menguasai pengetahuan, keterampilan dan

sikap sebagai bekal berpartisipasi dalam lingkungan sosial dan menghadapi

masalah sosial yang ada. Oleh sebab itu IPS sanagt penting diajarkan di jenjang SD

supaya sejak dini siswa dapat memiliki jiwa sosial, mampu menganalisis gejala –

gejala sosial dengan benar dan kritis untuk menanggapi kondisi dan masalah sosial

dalam masyarakat. Di Indonesia pelajaran ilmu pengetauan sosial disesuaikan

dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang

masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu

lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas,

yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa

lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati

masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.

2.1.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan guru pada akhir

kegiatan pembelajaran atau akhir program untuk menentukan angka hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar harus diidentifikasi melalui informasi hasil pengukuran

penguasaan bidang/materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes dan nontes.

Penguasaan materi yang dimaksud adalah derajat pencapaian kompetensi hasil

belajar seperti yang dikehendaki dalam standar proses dan dinyatakan dalam aspek

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

9

perilaku yang terbagi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Wardani

Naniek Sulistya, dkk: 2012: 109).

Menurut Kusnandar (2011: 277) hasil belajar merupakan setiap kegiatan akan

menghasilkan sesuatu, begitupula dalam kegiatan belajar akan menghasilkan hasil,

yaitu hasil belajar. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun

keterampilan motorik.

Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta

didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam

aspekkognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil hasil

pengukuran yang diperoleh saat proses belajar berlangsung yang mencangkup

penguasaan pengetahuan (kognitif), keterampilan sikap (afektif) maupun

keterampilan (psikomotor). Pengukuran hasil dari aspek kognitif dapat diukur

melalui teknik tes, sedangkan pengukuran proses belajar dapat diukur melalui aspek

afektif, dan psikomotorik.

Ranah afektif, kognitif, psikomotor di namakan dengan taksonomi tujuan

belajar kognitif. Taksonomi tujuan belajar domain kognitif menurut Benyamin S.

Bloom yang telah disempurnakan David Krathwohl serta Norman E. Gronlund dan

R.W. De Maclay ds (Wardani, Naniek Sulistya, dkk, 2012:55) adalah menghafal

(Remember), memahami (Understand), mengaplikasikan (Aply), menganalisis

(Analize), mengevaluasi (Evaluate), dan membuat (Create).

Hasil belajar digunakan oleh guru sebagai ukuran atau kriteria dalam

mencapai satu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari aktivitas

pengukuran. Menurut (Wardani Naniek Sulistya, Slameto:2012) pengukuran dapat

diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-

angka pada suatu peristiwa, atau benda sehingga pengukuran tersebut akan berupa

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

10

angka. Arikunto dan Jabar dalam Wulan (2010) menyatakan pengertian pengukuran

sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga

data yang di hasilkan adalah data kuantitatif. Jadi pengukuran memiliki arti suatu

kegiatan yang dilkukan dengan cara membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran

tertentu sehingga data yang dihasilkan adalah data kuantutatif atau data angka.

Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut

dengan instrumen.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara

pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap, atau penilaian

portofolio. Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran disebut instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas butir-butir soal

apabila pengukuran dilakukan dengan cara menggunakan tes, dan apabila

pengukuran dilakukan menggunakan cara observasi atau pengamatan dapat

menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan

skala sikap dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen butir-butir pernyataan.

Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012:50) asesmen adalah proses pengambilan

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui dengan teknik atau cara

pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap, atau portofolio.

(Balitbang Depdiknas, 2006). Secara umum tehnik asesmen dapat dikelompokkan

menjadi dua, yakni tehnik tes dan non tes.

a. Tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap

butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar

(Suryanto Adi, dkk., 2009 dalam buku evaluasi tahun 2012). Tes minimal

mempunyai dua fungsi, yaitu untuk:

a) mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat

pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

11

b) menentukan kedudukan atau seperangkat peserta didik dalam kelompok

tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Tes sangat bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Menurut Endang

Poerwanti, dkk (2008: 4-5) terdapat 3 jenis tes salah satunya adalah jenis tes

berdasarkan bentuk jawabanya, yaitu:

a) Tes Uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan gagasan

tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan dalam bentuk

tulisan.

b) Tes Jawaban Pendek adalah tes bisa digolongkan ke dalam tes jawaban pendek

jika peserta tes diminta menuangkan jawabanya bukan dalam bentuk esei,

tetapi dengan memberikan jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata

pendek, kata lepas maupun angka.

c) Tes Objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk

menjawab tes telah tersedia.

b. Non Tes

Teknik non tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak berisi jawaban

benar atau salah. Instrumen non tes bisa berbentuk kuisioner atau inventori.

Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan atau penyataan, peserta didik diminta

menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori merupakan

instrumen yang berisi tentang laporan Wardani Naniek Sulistya (2012:73-74)

mengemukakan beberapa macam tehnik non tes yaitu sebagai berikut:

a) Unjuk kerja adalah suatu penilaian/ pengukuran yang dilakukan melalui

pengamatan aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu yang berupa

tingkah laku atau interaksinya seperti berbicara, berpidato, membaca puisi dan

berdiskusi

b) Penugasan adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang

mengandung penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu

tertentu. Penyelidikan ini dilakukan secara bertahap yakni perencanaan,

pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian data.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

12

c) Tugas individu adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada

peserta didik yang dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada

waktu pembuatan kliping, makalah dan lain sejenisnya.

d) Tugas kelompok adalah tugas ini dikerjakan secara berkelompok. Bentuk

instrument yang digunakan salah satunya adalah tertulis dengan menjawab

uraian secara bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai

evaluasi.

e) Laporan adalah penilaian yang berbentuk laporan atas tugas atau pekerjaan

yang diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan

praktikum dan laporan Pemantapan Praktik Lapangan (PPL).

f) Response atau ujian praktik adalah suatu penilaian yang dipakai untuk mata

pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya seperti mata kuliah PPL.

g) Portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan

informasi yang menunjuk perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu

periode tertentu.

Dalam membuat alat ukur yang akan digunakan haruslah membuat kisi-kisi

(test blue print atau table of spesification) adalah format atau matriks pemetaan soal

yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan

berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang kemampuan tertentu.

Penyusunan kisi-kisi ini digunakan untuk pedoman munyusun atau menulis soal

menjadi perangkat tes. Hasil dari pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar

penilaian atau evaluasi. Evaluasi berasal dari kata evaluation. Wardani, Naniek

Sulistya dkk, (2010,2.8) mengartikanya, bahwa evaluasi itu merupakan proses

untuk memberi makna atau menetapkan kualitas hasil pengukuran, dengan cara

membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria

sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan

sebelum proses pengukuran atau setelah pengukuran. Kriteria ini dapat berupa

proses atau kemampuan minimal yang dipersyaratkan seperti KKM, atau batas

keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok atau

berbagai patokan yang lain. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria ketuntasan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

13

minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh

satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikann untuk kelompok

mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas

ambang kompetensi. Prinsip penilaian menurut Permendiknas No 66 tahun 2013

yaitu sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor

subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu

dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis,berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporanya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak

internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

2.1.3. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip

melalui mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”( Hosnan,2014:

34). Dalam pembelajaran saintifik diharapkan tercipta kondisi pembelajaran yang

mendorong peserta didik untuk mencari tahu informasi dari berbagai sumber

melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Menurut Sani (2014: 51) pendekatan saintifik merupakan metode ilmiah pada

umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan

atau percobaan. Oleh sebab itu, percobaan dapat diganti dengan kegiatan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

14

memperoleh informasi dari berbagai sumber. Dalam melakukan kegiatan tersebut,

bantuan atau bimbingan guru tetap dibutuhkan.

Menurut Mushlihatun Syarifah (2013: 54) pendekatan saintifik adalah

pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal

yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),

mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/

menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta

mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menurut beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan pendekatan

saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk

mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan

merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai

teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik

kesimpulan serta mengkomunikasikan

Dalam proses pembelajaran ada beberapa langkah-langkah yang akan di

implemntasikan sangat penting diperhatikan agar kegiatan pembelajaran dapat

berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuanyang diinginkan. Oleh sebab itu

guru harus mengerti lamgah-langkah yang akan di gunakan. Berikut langkah

langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Menurut Sani (2014:

56)

1. Mengamati atau observai adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat

(tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, mencari informasi yang dilakukan oleh siswa.

2. Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang

diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa

yang diamati

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

15

3. Mengekplorasi/ mengumpulkan informasi merupakan kegiatan pembelajaran

yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber.

4. Mengasosiasi atau mengolah informasi adalah memproses informasi yang

sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi.

5. Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara

lisan, tertulis, atau media lainnya

Menurut Mushlihatun Syarifah (2013: 60) langkah-langkah pendekatan

saintifik

1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan

alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui – Mengamati dengan

indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya)

dengan atau tanpa alat.

2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa

yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang

apa yang diamati – Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang

ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen, membaca

sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara

dengan narasumber, Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,

mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca

sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui

angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan.

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: Siswa mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau

pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi –

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

16

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk

membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi

yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

5. Mengkomunikasikan: Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya –

menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun

laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan

secara lisan.

6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: SISWA menginovasi, mencipta,

mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang

dipelajari.

Berdasarkan langkah-langkah pendekatan saintifik dari beberapa ahli, makan

dapat disimpulkan langkah-langkah pendekatan saintifik sebagai berikut :

1. Mengamati

2. Menanya

3. Mengumpulkan Informasi

4. Mengolah Informasi

5. Mengkomunikasikan

Dalam pendekatan santifik terdapat kelebihan. Berikut kelebihan pendekatan

santifik, Menurut Hosnan (2014: 36) Pendekatan saintifik memiliki beberapa

kelebihan sebagaiik berikut:

1. Proses pembelajaran lebih terpusat pada siswa sehingga memungkinkan siswa

aktif dan kreaktif dalam pembelajaran.

2. Langkah-langkah pembelajarannya sistematis sehingga memudahkan guru

untuk memanajemen pelaksanaan pembelajaran.

3. Memberi peluang guru untuk lebih kreatif dan mengajak siswa untuk aktif

dengan berbagai sumber belajar.

4. Langkah-langkah pembelajaran melibatkan keterampilan proses sains dalam

mengonstruksi konsep hukum atau prinsip.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

17

5. Proses pembelajarannya melibatkan proses-proses kognitif yang potensi dalam

merangsang perkembangan intelek khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa.

6. Dapat mengembangkan karakter siswa.

7. Penilaiannya mencakup semua aspek.

Menurut Mushlihatun Syarifah (2013: 58) kelebihan pendekatan saintifik

sebagai berikut:

1. Siswa harus aktif dan kreatif karena tidak seperti kurikulum sebelumya materi

di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah.

2. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi

pembelajar. Penilaian di dapat dari semua aspek.

3. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga

di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain

Selain kelebihan dalam pendekatan santifik terdapat juga kekurangan.

Berikut kekurangan pendekatan santifik. Menurut Hosnan (2014: 36) Pendekatan

saintifik memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut:

1. Dibutuhkan kreatifitas tinggi dari guru untuk menciptakan lingkungan belajar

dengan menggunakan pendekatan saintifik sehingga apabila guru tidak mau

kreatif maka pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

2. Guru jarang menjelaskan materi pelajaran karena guru banyak yang

beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu

menjelaskan materinya.

Menurut Syarif (2013:89) kekurangan pendekatan saintifik adalah sebagai

berikut:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama,

2. Membutuhka persiapan mengajar yang lebih banyak,

3. Penilaian siswa menjadi lebih rumit,

4. Siswa berprestasi rendah akan mengalami kesulitan belajar,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

18

5. Pendekatan Saintifik kurang cocok untuk materi yang sukar,

6. Siswa merasa tugasnya (PR) lebih banyak,

7. Perlu waktu untuk mengubah kebiasaan siswa bersikap ilmiah.

2.1.4. Penerapan HOTS (Higher Order Thinking Skill) dengan Pendekatan

Saintifik

Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pembelajaran mengintegerasikan

level berfikir tingkat tinggi alam proses belajar dan evaluasi. Keterampilan berfikir

tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan kegiatan

berfikir yang melibatkan level kognitif hirarki tingkat tinggi dari blooms taxonomy

(itc:2013) yang terdiri dari 6 level yaitu sebagai berikut :

1. Design

Acting like an inventor, experiencing “light bulb” moments to generate new

products, ideals or ways of doing things

2. Evalute

Acting like the scales of jusctice to “weigh up” the evidence to make and

justify a decision

3. Analyse

Acting like a magnifying glass to identify the component parts of an issue,

situation or object

4. Apply

Acting to apply new skills, rules and concepts to related and new situations

5. Understand

Acting like an expert, showing understanding of words, concepts, cause and

affect and “reasons for”

6. Remember

Acting like an internet databese to recall information, facts and data?

Didalam penjelasan diatas berfikir tingkat tinggi dalam taksonomi bloom

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

19

1. Desain

Mengalami untuk menghasilkan produk, ide atau cara baru

2. Evaluasi

Menimbang/ bukti untuk membuat dan membenarkan keputusan

3. Menganalisis

Mengindentifikasi bagian komponen dari sebuah isu, situasi atau objek

4. Menerapkan

Menerapkan keterampilan baru, aturan dan konsep terkait dan situasi baru

5. Memahami

Memahami kata-kata, konsep, sebab dan akibat

6. Mengingat

Mengingat data, fakta dan informasi

Dalam hal ini hubungan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dengan

pendekatan saintifik saling berkaitan, karena pendekatan saintifik penerapan (5M)

yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan

mengomunikasikan diharapkan juga mampu mengubah iklim pembelajaran

menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan partisipatif, serta mampu merangsang HOTS

(Higher Order Thinking Skill) atau kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa,

bahkan sampai membuat siswa menghasilkan sebuah karya. Dengan kata lain,

pembelajaran diharapkan berada pada level yang lebih tinggi baik pada aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2.1.5. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)

Secara etimologi, think diartikan dengan “berpikir”, talk diartikan

“berbicara”, sedangkan write diartikan sebagai “menulis”. Jadi think talk write bisa

diartikan sebagai berpikir, berbicara, dan menulis.

Menurut Jumanta Hamdayana (2014: 217) Think Talk Write adalah sebuah

pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,

mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan

presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

20

Menurut Yamin dan Ansari (2012: 84) pembelajaran Think Talk Write (TTW)

dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah. Alur kemajuan

pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog

dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi

ide dengan temannya sebelum menulis.

Menurut beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran TTW adalah model pembelajaran yang dimulai dengan berpikir

melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaan

dari kelompok @ 5 orang yang dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan

kemudian membuat laporan hasil presentasi.

Menurut Jumanta Hamdayana (2014: 217-218) Tahapan-tahapan yang

dilakukan dalam pembelajaran menggunakan tipe ini adalah berpikir (Think),

berbicara (Talk), dan menulis (Write).

1. Berpikir (Think)

Aktivitas berpikir dalam pembelajaran, terdapat dalam kegiatan yang dapat

memancing siswa untuk memikirkan sebuah permasalahan baik dalam eksperimen,

kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru atau siswa, pengamatan gejala

fisiska atau berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Proses membaca buku

paket atau handout fisika serta berbagai macam artikel yang berhubungan dengan

pokok bahasan. Setelah itu siswa mulai memikirkan solusi dari permasalahan

tersebut dengan cara menuliskannya di buku catatan atau handout atau pun

mengingat bagian yang dipahami serta yang tidak dipahaminya.

2. Bicara (Talk)

Siswa melakukan komunikasi dengan teman menggunakan kata-kata dan

bahasa yang mereka pahami. Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide

kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi dan membuat

definisi.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

21

Talking membantu guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar

sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Fase

berkomunikasi (talk) ini juga memungkinkan siswa untuk terampil berbicara.

Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan

dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.

Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi

dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Selanjutnya, berbicara baik antar

siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadi

karena saat siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus

merekonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.

3. Menulis (Write)

Siswa menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang

disediakan. Aktivitas menulis berarti merekonstruksi ide, karena setelah berdiskusi

atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga

memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa.

Dalam proses pembelajaran langkah – langkah yang akan di implementasikan

sangat penting untuk diperhatikan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan

dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh sebab itu guru harus

mengerti langkah – langkah yang akan digunakan. Menurut Jumanta Hamdayana

(2014: 219) langkah-langkah pembelajaran dengan model Think Talk Write (TTW)

yaitu :

1. Guru membagikan teks bacaan.

2. Peserta didik membaca masalah yang ada di dalam teks bacaan dan membuat

catatan kecil secara indivivu tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak di

ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil

inilah akan menjadi proses berpikir (think).

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil (3-5 siswa).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

22

4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman stu grup untuk membahas

isi catatan dari hasil catatan (talk)

5. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individual merumuskan pengetahuan

berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan

solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri.

6. Perwakilan dari setiap kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok,

sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

7. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas

materi yang telah dipelajari.

Langkah–langkah metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) menurut

Martinis Yamin dan Bansu I. Antasari (2010: 23 ) adalah:

1. Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat situasi

masalah yang bersifat open - ended serta memberikan petunjuk dan prosedur

pelaksanaannya.

2. Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan serta individual, untuk

dibawa ke forum diskusi (Think)

3. Siswa berinteraksi dan berkelaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan

(Talk). Guru berperan sebagaimediator dalam lingkungan belajar.

4. Siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (Write).

Guru memantau dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran TTW dari beberapa ahli,

makan dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran TTW sebagai

berikut :

1. Menerima lembar aktivitas siswa (LAS)

2. Membaca teks dalam lembar aktivitas siswa (LAS)

3. Membuat catatan kecil tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak

diketahui.(think)

4. Membentuk kelompok kecil @5 siswa.

5. Membahasa isi catatan dalam kolaborasi diskusi. (talk)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

23

6. Secara individu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri. (write)

7. Perwakilan setiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi.

8. Kelompok yang lain memberikan tanggapan

9. Membuat kesimpulan

10. Melakukan refleksi

Dalam model pembelajaran Think Talk Write (TTW) terdapat kelebihan.

Berikut kelebihan model pembelajaran Think Talk Write (TTW), Menurut Suyatno

(2009: 25) kelebihan model pembelajaran Think Talk Write diantaranya sebagai

berikut:

1. Dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri

sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik,

2. Siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan

temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran.

3. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

4. Dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan

secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu

siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

Menurut Suseli (2010:39), kelebihan model pembelajaran Think Talk Write

(TTW) yaitu sebagai berikut:

1. Membentuk kerjasama tim,

2. Melatih berfikir,

3. Berbicara dan membuat catatan sendiri,

4. Bertukar informasi antar kelompok/siswa,

5. Melatih siswa untuk menulis

Selain kelebihan dalam model pembelajaran Think Talk Write (TTW)

terdapat juga kekurangan. Berikut kekurangan model pembelajaran Think Talk

Write (TTW).

Menurut Suyatno (2009: 52) kekurangan model pembelajaran Think Talk

Write diantaranya sebagai berikut:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

24

1. Model TTW adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga siswa belum

terbiasa belajar dengan langkah-langkah pada model TTW oleh karena itu

cenderung kaku dan pasif,

2. Kesulitan dalam mengembangkan lingkungan sosial siswa.

Silver & Smith (dalam Risaldiyan, 2011) kekurangan model pembelajaran

Think Talk Write diantaranya sebagai berikut:

1. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok.

2. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi

yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa,

3. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,

4. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat

penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya

didasarkan kepada kemampuan secara individual.

5. Oleh karena itu idealnya melalui model pembelajaran kooperatif selain siswa

belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun

kepercayaan diri.

Penerapan pendekatan Saintifik dan model Think Talk Write (TTW) melalui

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menerima lembar aktivitas siswa (LAS)

2. Membaca lembar aktivitas siswa (LAS)

3. Menanya tentang materi.(think)

4. Membuat penalaran pada catatan kecil

5. Membuat kelompok @5 siswa

6. Mengumpulkan informasi

7. Berdiskusi dalam kelompok (Think)

8. Setiap kelompok mengomunikasikan hasil diskusi di depan kelas.

9. Kelompok lain memberikan tanggapan

10. Menulis kesimpulan (write)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

25

2.1.6. Penerapan HOTS (Higher Order Thinking Skill) dengan Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW)

Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pembelajaran mengintegerasikan

level berfikir tingkat tinggi alam proses belajar dan evaluasi. Keterampilan berfikir

tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan kegiatan

berfikir yang melibatkan level kognitif hirarki tingkat tinggi dari blooms taxonomy

(itc:2013) yang terdiri dari 6 level yaitu sebagai berikut :

1. Design

Acting like an inventor, experiencing “light bulb” moments to generate new

products, ideals or ways of doing things

2. Evalute

Acting like the scales of jusctice to “weigh up” the evidence to make and

justify a decision

3. Analyse

Acting like a magnifying glass to identify the component parts of an issue,

situation or object

4. Apply

Acting to apply new skills, rules and concepts to related and new situations

5. Understand

Acting like an expert, showing understanding of words, concepts, cause and

affect and “reasons for”

6. Remember

Acting like an internet databese to recall information, facts and data?

Didalam penjelasan diatas berfikir tingkat tinggi dalam taksonomi bloom

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Desain

Mengalami untuk menghasilkan produk, ide atau cara baru

2. Evaluasi

Menimbang/ bukti untuk membuat dan membenarkan keputusan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

26

3. Menganalisis

Mengindentifikasi bagian komponen dari sebuah isu, situasi atau objek

4. Menerapkan

Menerapkan keterampilan baru, aturan dan konsep terkait dan situasi baru

5. Memahami

Memahami kata-kata, konsep, sebab dan akibat

6. Mengingat

Mengingat data, fakta dan informasi

Dalam hal ini hubungan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dengan model

pembelajaran Think Talk Write, karena Alur model pembelajaran Think Talk Write

dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir kritis atau berdialog dengan dirinya

sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan

temannya kemudian menulis hasil diskusi. keterampilan berfikit pada taraf yang

lebih tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) membuat siswa mampu

menyampaikan gagasan secara argumentatif, logis, dan percaya diri, baik secara

tertulis, lisan, dan tindakan. HOTS dalam pembelajaran yaitu dengan

mengintegrasikan level berfikir pada tarap yang lebih tinggi dalam proses belajar

dan evaluasi. Berfikir kritis dan berfikir pada tarap yang lebih tinggi adalah berfikir

kritsi setelah membaca dan membagikan ide dengan teman dan kemudian menulis

hasil diskusi, karena model pembelajaran Think Talk Write menuntut siswa untuk

berfikir, berbicara dan menulis. Jadi berfikir kritis perlu dilatihkan sejak usia

sekolah dasar agar siswa terbiasa dengan cara berpikir tingkat tinggi yang akan

menjadi modal pada jenjang pendidikan berikutnya.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian dilakukan oleh Faiqoh, Bekti Putri di tahun 2016 variable x

Model Pembelajaran Think Talk And Write variable y Kreativitas belajar IPS.

Penelitian ini membuktikkan bahwa dengan model Model Pembelajaran Think Talk

And Write kreativitas belajar IPS dapat meningkat. Memperoleh Persentase

Generalisasi Secara Umum Tingkat Kreativitas Belajar Siswa Sebesar 62,49%,

Mengalami Peningkatan Persentase Generalisasi Secara Umum Tingkat Kreativitas

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

27

Belajar Siswa Sebesar 77,06%. Dengan ini membuktikan bahwa Penerapan Model

Pembelajaran Think Talk And Write (TTW) Dapat Meningkatkan Kreativitas

Belajar Siswa Serta Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru Pada

Pembelajaran IPS Khususnya Pada Materi Jasa Dan Peranan Tokoh Perjuangan

Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Di Kelas IV SDN 1 Tedunan

Jepara.

Penelitian dilakukan oleh Misykah, Zulvia di tahun 2015 dengan variable

x Model Think Talk Write (TTW), dan variable y Hasil belajar mata pelajaran IPS

Kelas IV SD Negeri 101772 Tanjung Selamat ,peneltian membuktikkan bahwa pre

tes dari 25 jumlah siswa tedapat 4 orang (16%) siswa yang mencapai tingkat

ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 36,30 dan sebanyak 21 orang

(84%) siswa yang tidak tuntas dalam belajar, selanjutnya pada siklus I, 15 orang

(60%) siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 66,68

sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 orang (40%). Pada siklus II

sebanyak 22 orang (92%) siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan

nilai rata 89,33 dan 2 orang (4%) siswa yang tidak tuntas. Siklus I hasil observasi

terhadap guru mencapai 78,88 hasil ini masih tergolong dalam kategori cukup,

sedangkan hasil observasi pada siswa dalam aspek afektif dan psikomotorik

mencapai 71,1 hasil ini juga tergolong dalam kategori cukup. Pada siklus II hasil

observasi terhadap guru mengalami peningkatan yaitu nilai yang diperoleh sebesar

88,46 begitu juga pada hasil observasi siswa sudah mengalami peningkatan yaitu

82,6 hasil ini termasuk dalam kategori baik, sehingga secara klasikal kelas tersebut

dinyatakan telah tuntas belajar karena telah memenuhi standar minimal 80% dari

jumlah keseluruhan siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individual.

Penelitian dilakukan oleh Silviana, Nisriyah di tahun 2014 dengan

variable X Model Cooperative Learning Tipe Think-Talk-Write Berbasis Portofolio

, dan variable Hasil Belajar IPS Kelas IV Semester II SD 1 Sidorekso Kudus, Hasil

penelitian ini mencapai semua indikator keberhasilan ketuntasan klasikal minimal

75% dengan persentase keberhasilan individu minimal 65% atau kualifikasi

minimal baik, (1) ketuntasan hasil belajar psikomotor siklus I sebesar 21,88%

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

28

meningkat menjadi 100% pada siklus II dengan kualifikasi sangat baik, (2)

ketuntasan hasil belajar kognitif siklus I sebesar 71,87% meningkat menjadi 87,5%

pada siklus II, (3) ketuntasan hasil belajar afektif siklus I sebesar 34,37% meningkat

menjadi 78,12% pada siklus II dengan kualifikasi baik. dan (4) kinerja guru melalui

keterampilan pengelolaan kelas siklus I memperoleh persentase 63,85% meningkat

menjadi 80,77%, dengan kualifikasi baik, serta aktivitas klasikal siswa siklus I

sebesar 53,85% meningkat menjadi 79,23% dengan kualifikasi baik.

2.3 Kerangka Pikir

Pembelajaran IPS SD terpadu dengan memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi,

dan Ekonomi. Dalam proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar

sisa mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa kurang meningkat bahkan tidak meningkat.

Salah satu faktor yaitu model pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses

pembelajaran. Penggunaan model yang tepat dapat mempermudah guru untuk

menyampaikan informasi dan siswa dapat terlibat langsung atau aktif dalam proses

pembelajaran, serta proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Tetapi di

lapangan pembelajaran IPS belum terlaksana secara maksimal. Pembelajaran masih

berpusat kepada guru, siswa cenderung kurang aktif, atau bisa dikatakan pasif,

siswa kurang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, selain itu guru belum

dapat mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa kurang

meningkat.

Salah satunya dengan menggunakan pendekatan dan model yang dapat

meningkatkan hasil belajar yaitu pendekatan santifik dan model pembelajaran think

talk write. Penerapan pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write

dirasa cocok dalam pembelajarajn IPS, karena pendekatan santifik dan model

pembelajaran think talk write mengajak siswa untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran, selain itu model ini mengajarkan kepada siswa untuk berlatih untuk

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi,

mengkomunikasikan, berpikir, berbicara dan menulis. Pendekatan dan model ini

juga mengajarkan siswa untuk bisa belajar bekerja sama dengan kelompok, belajar

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

29

untuk mengemukakan pendapat sehingga ketrampilan siswa dan sikap siswa dapat

terbentuk, dalam menerima materi pembelajaran siswa akan lebih memamhami,

terlebih pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write siswa dapat

belajar dengan menyenangkan, bisa dikatakan belajar sambil bermain. Siswa tidak

akan merasa bosa, minta belajar pun akan bertambah, sehingga hasil belajar IPS

dapat meningkat, serta siswa dapat menguasai kompetensi pengetahuan,sikap, dan

ketarmpilan dengan baik.

Adapun kerangka berpikir mengenai penerapan pendekatan santifik dan

model pembelajaran think talk write pada mata pelajaran IPS yang ditunjukan

melalui peta konsep sebagai berikut:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

30

Gambar 2.1

sekma peningkatan hasil belajar IPS dengan pendekatan saintifik dan model

pembelajaran Think-Talk-Write

Kondisi

awal

- Pembelajaran masih berpusat kepada guru

- Siswa kurang aktif, cenderung pasif, dan masih sibuk

dengan dirinya sendiri

- Kurang dalam mengeksplor materi

Tindakan

pendekatan saintifik dan Model pembelajaran Think-

Talk-Write adalah Pembelajaran yang terdiri atas kegiatan

mengamati, merumuskan pertanyaan,

mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/

menganalisis/mengolah data dan menarik kesimpulan

serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari

kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan

dan sikap. Kegiatan pembelajaran yaitu melalui berpikir,

bertukar pendapat dan menuliskan hasil diskusi agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran lebih aktfi dan

lebih melibatkan berfikir kritis dan berpikir di tarap atau

tingkat yang lebih tinggi dengan Higher Order Thinking

Skills (HOTS). Proses belajar dalam tindakan ini

menrapkan pendekatan saintifik dan model pembelajaran

Think Talk-Write

Kondisi

Akhir - Proses belajar berpusat pada siswa

- Hasil belajar siswa meningkat

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPS€¦ · Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian . 2.1.1. Hakikat IPS Istilah

31

2.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan

maka dapat dirumuskan hipotesis proses dan hasil tindakan sebagai beriku:

a) Penerapan pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write (TTW)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bringin 01

semester I tahun ajaran 2017/2018

b) Penerapan pendekatan santifik dan model pembelajaran think talk write (TTW)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bringin 01

semester I tahun ajaran 2017/2018. Melalui langkah-langkah: menerima

lembar aktivitas siswa (LAS), membaca lembar aktivitas siswa (LAS),

menanya tentang materi.(think), membuat penalaran pada catatan kecil,

membuat kelompok @5 siswa, mengumpulkan informasi dari buku-buku

penunjang, berdiskusi dalam kelompok (Talk), setiap kelompok

mengomunikasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain memberikan

tanggapan, menulis kesimpulan (write), refleksi