bab ii kajian pustaka 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id ii.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar...

21
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.2 Pengertian Prosedur Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. Menurut Baridwan (2002:3) prosedur dapat didefinisikan sebagai suatu urutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian tindakan atas transaksi dilakukan beberapa orang yang secara berulang-ulang yang dilakukan secara seragam dengan tahapan-tahapan yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Upload: phamkhue

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2 Pengertian Prosedur

Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari prosedur adalah suatu bagian sistem

yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu

atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha

atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

Menurut Baridwan (2002:3) prosedur dapat didefinisikan sebagai suatu

urutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih yang disusun

untuk menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi

perusahaan yang sering terjadi.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur

merupakan serangkaian tindakan atas transaksi dilakukan beberapa orang yang

secara berulang-ulang yang dilakukan secara seragam dengan tahapan-tahapan

yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

5

Adapun karakteristik dari prosedur menurut Mulyadi (2001:6), adalah

sebagai berikut :

1) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik

dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3) Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4) Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

5) Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Manfaat dari prosedur (Mulyadi, 2001:6) adalah sebagai berikut:

1) Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa

yang akan datang.

2) Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas.

3) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh

seluruh pelaksana.

4) Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan

efisien.

5) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.

2.1.3 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

6

2.1.4 Tujuan Kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut :

1) Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil

yang didapatkan dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2) Membantu usaha nasabah

Adalah bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,

baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

3) Membantu pemerintah

Dalam hal ini, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh bank, maka akan

semakin baik, karena itu berarti adanya peningkatan pembangunan di

berbagai sektor.

2.1.5 Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

kredit adalah sebagai berikut :

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa

uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu

di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya

sudah dilakukan penelitian tentang nasabah baik secara intern maupun

ekstern. Penelitian ini mencakup kondisi masa lalu dan masa sekarang

nasabah pemohon kredit.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

7

2) Kesepakatan

Setelah memberi rasa percaya pada nasabah, kesepakatan dibuat antara

pemberi dan penerima kredit. Kesepakatan itu dituangkan dalam surat

perjanjian, dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajibannya.

3) Jangka waktu

Setiap kredit memiliki jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan

perjanjian yang dibuat dalam hal masa pengembalian kredit.

4) Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko

tidak tertagihnya pemberian kredit. Resiko ini ditanggung oleh bank, baik

resiko yang disengaja oleh nasabah lalai maupun resiko yang tidak disengaja.

5) Balas jasa

Merupakan keuntungan dari suatu pemberian kredit yang biasa disebut

dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi

kredit ialah keuntungan bank.

2.1.6 Jenis-jenis kredit

Dari segi kegunaannya kredit dibagi menjadi 2 (Kasmir:91), yaitu :

1) Kredit Investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contohnya seperti

membangun pabrik atau membeli mesin-mesin yang pemanfaatannya relatif

lama.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

8

2) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli

bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

Dilihat dari segi tujuan kredit ada 3 jenis, antara lain :

1) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.

Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya

kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang.

2) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini

tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang

untuk digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh

kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga

dan kredit konsumtif lainnya.

3) Kredit Perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen

perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit

ini misalnya kredit ekspor dan impor.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

9

Dilihat dari segi jangka waktunya dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau

paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk

pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

2) Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk

atau peternakan kambing.

3) Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka

panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit

ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau

manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

2.1.7 Jaminan Kredit

Kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa

jaminan sangat membahayakan posisi bank, karena jika nasabah mengalami suatu

kemacetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang

disalurkan.

Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh debitur adalah

sebagai berikut :

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

10

1) Dengan Jaminan

(1) Jaminan benda berwujud, antara lain : tanah, bangunan, kendaraan

bermotor, mesin-mesin/peralatan, barang dagangan,

tanaman/kebun/sawah.

(2) Jaminan benda tidak berwujud, diantaranya : sertifikat saham, sertifikat

obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang

dibekukan, rekening giro yang dibekukan, promes, wesel dan surat-surat

tagihan lainnya.

(3) Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila

kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang

menanggung resikonya.

2) Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan

dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang

memang benar-benar bonafid dan profesional sehingga kemungkinan kredit

tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan

penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk

pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.

2.1.8 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2012:95), sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank

harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.

Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut

disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

11

mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian

yang benar.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama.

Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar

penilaian setiap bank. Berikut adalah pokok-pokok atau prinsip-prinsip, alat,

pedoman dan sistem dalam melakukan analisis kredit (IBI, 2014:82) :

1) Analisis 5C

(1) Character. Penilaian karakter calon nasabah pembiayaan dilakukan

untuk dapat menyimpulkan bahwa nasabah pembiayaan tersebut jujur,

beritikad baik, dan tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari.

Penilaian melalui karakter lazimnya dilakukan melalui :

a. Bank checking, melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada Bank

Indonesia (BI). SID menyediakan informasi pembiayaan yang terkait

nasabah, antara lain informasi mengenai bank pemberi pembiayaan,

nilai fasilitas pembiayaan yang telah diperoleh, kelancaran

pembayaran serta informasi lain yang terkait dengan fasilitas

pembiayaan tersebut.

b. Trade checking, pada supplier dan pelanggan nasabah pembiayaan,

untuk meneliti reputasi nasabah di lingkungan bisnisnya. Informasi

dari asosiasi usaha di mana calon nasabah pembiayaan terdaftar,

untuk meneliti reputasi calon nasabah pembiayaan dalam interkasi di

antara pelaku usaha dalam asosiasi.

(2) Capacity. Penilaian kemampuan calon nasabah pembiayaan dalam

bidang usahanya dan atau kemampuan manajemen nasabah pembiayaan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

12

dilakukan agar bank yakin bahwa usaha yang akan diberikan pembiayaan

tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Pendekatan yang dapat

digunakan dalam menilai capacity nasabah, antara lain :

a. Pendekatan historis, yaitu menilai kinerja nasabah di masa lalu (past

performance).

b. Pendekatan finansial, yaitu menilai kemampuan keuangan calon

nasabah pembiayaan.

c. Pendekatan yuridis, yaitu melihat secara yuridis person yang

berwenang mewakili calon nasabah pembiayaan dalam melakukan

penandatanganan Perjanjian Pembiayaan dengan bank.

d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai kemampuan nasabah

melaksanakan fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.

e. Pendekatan teknis, yaitu menilai kemampuan calon nasabah

pembiayaan terkait teknis produksi, seperti tenaga kerja, sumber

bahan baku, peralatan, administrasi, keuangan dan lain-lain.

(3) Capital. Penilaian atas posisi keuangan calon nasabah pembiayaan secara

keseluruhan termasuk aliran kas, baik untuk masa lalu maupun proyeksi

pada masa yang akan datang, dilakukan untuk mengetahui kemampuan

permodalan nasabah pembiayaan dalam menjalankan proyek atau usaha

nasabah pembiayaan yang bersangkutan.

(4) Condition of economy. Penilaian atas kondisi pasar di dalam negeri

maupun di luar negeri, baik masa lalu maupun yang akan datang,

dilakukan untuk mengetahui prospek pemasaran dari hasil usaha nasabah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

13

pembiayaan yang dibiayai. Beberapa hal yang dapat digunakan dalam

melakukan analisis condition of economy, antara lain :

a. Regulasi pemerintah pusat dan daerah;

b. Kondisi makro dan mikro ekonomi;

c. Situasi politik dan keamanan;

d. Kondisi lain yang mempengaruhi pemasaran.

(5) Collateral. Penilaian atas agunan yang dimiliki oleh calon nasabah

pembiayaan dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan sesuai

dengan pemberian pembiayaan. Agunan yang diserahkan nasabah

pembiayaan dipertimbangkan dapat mencukupi pelunasan kewajiban

nasabah pembiayaan dalam hal keuangan nasabah tidak mampu

memenuhi kewajiban (sebagai second way-out).

2) Analisis 7P’s

(1) Personality (kepribadian). Kepripadian merupakan salah satu yang akan

dinilai untuk mengetahui penilaian karakter yang digunakan untuk

mengetahui bagaimana kepribadian calon nasabah. Penilaian ini hampir

sama dengan karakter hanya saja kepribadian lebih menekankan kepada

penilaian orang. Penelitian kepribadian dilakukan dalam upaya menilai

kepribadian yang dilakukan bank terhadap calon nasabah dan begitu pula

dengan keluarganya.

(2) Purpose (tujuan). Sehubungan dengan adanya ketentuan internal,

eksternal dan memperhatikan dampak lingkungan serta green banking

maka sangat penting sekali tentang tujuan kredit. Tujuan kredit

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

14

merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui tujuan

permohonan kredit dari calon debitur. Secara umum ada tiga tujuan

permohonan kredit pada umumnya dilihat dari tujuan usahanya, yaitu

untuk usaha produktif, untuk digunakan sendiri (konsumtif), dan untuk

perdagangan. Hal yang sangat perlu diketahui disamping tujuan kredit

tersebut juga kegiatan usahanya apakah akan berdampak negatif atau

tidak terhadap lingkungan. Bila berdampak negatif maka kemungkinan

besar bank tidak akan memberikan fasilitas kredit.

(3) Party (kelompok usaha/industri). Dalam pemberian kredit biasanya bank

akan memberikan kredit sesuai dengan visi bank dalam

sektor/bidang/usaha apa saja yang dapat diberikan fasilitas kredit. Secara

umum bank dalam menyalurkan kredit memilah-milah menjadi beberapa

golongan/segmen/sektor. Hal ini dilakukan agar bank lebih fokus untuk

menangani kredit tersebut, kredit usaha mikro, kecil, menengah dan

besar. Atau dapat juga dipilah berdasarkan wilayah, misalnya daerah

pedesaan, perkotaan, atau sektor usaha, misalnya peternakan, industri,

atau sektor lainnya.

(4) Payment (pembayaran). Salah satu hal yang paling penting dalam

mempertimbangkan pemberian kredit adalah kemampuan membayar

calon nasabah. Hal ini menyangkut dengan cara pembayaran kredit calon

debitur. Penilaian yang dilakukan untuk menilai calon debitur dalam

membayar kredit, apakah dari penghasilan (gaji) atau dari sumber objek

yang dibiayai. Dari penilaian ini akan terlihat kemampuan nasabah dalam

membayar kredit.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

15

(5) Prospect (prospek usaha/kegiatan). Bank dalam memberikan kredit

bukan saja untuk jangka pendek tetapi lebih untuk hubungan jangka

panjang. Dalam upaya untuk melihat prospek usaha/kegiatan maka bank

akan melakukan penilaian tentang hal ini. Untuk menilai prospek

usaha/kegiatan atau harapan ke depan terutama terhadap objek kredit

yang akan dibiayai memerlukan cara analisis tersendiri. Hasil

kajian/analisis, tentunya harapan yang diinginkan adalah memberikan

harapan atau prospek usaha/kegiatan yang baik atau cerah. Usaha yang

tidak mempunyai prospek yang baik atau cerah seharusnya ditunda

karena akan menyulitkan bank dan nasabah nantinya, misalnya usaha

yang sudah memasuki titik jenuh.

(6) Profitability (kemampuan menghasilkan keuntungan). Untuk menjaga

kelangsungan hidup suatu usaha atau kegiatan, tentunya suatu kegiatan

atau usaha harus menghasilkan surplus. Hal ini berarti kredit yang

dibiayai oleh bank haruslah memberikan keuntungan bagi kedua belah

pihak, baik bank ataupun calon debitur. Bilamana tidak menguntungkan

sudah seharusnya tidak diberikan kredit. Keuntungan bagi nasabah dan

bank tentunya adalah sebagai suatu tanda bahwa nasabah mampu

membayar kewajibannya dan diharapkan dapat menjaga kelangsungan

usaha/kegiatan usahanya. Disamping itu, juga bagi calon debitur adalah

usaha dapat berkembang yang pada akhirnya dengan keuntungan dapat

meningkatkan tambahan modal.

(7) Protection (perlindungan/proteksi). Proteksi artinya perlindungan

terhadap objek kredit yang akan dibiayai. Perlindungan tidak sebatas

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

16

jaminan fisik yang diberikan, tetapi lebih luas dari itu, yaitu adanya

jaminan dari pengambil kredit dalam bentuk lain, seperti jaminan kredit,

asuransi kematian dan jaminan perlindungan terhadap jaminan fisik yang

diberikan dari kehilangan, kerusakan atau lainnya.

2.1.9 Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit

Disamping menggunakan analisis 5C dan 7P, maka penilaian suatu kredit

layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek

yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama studi

kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-

proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.

Aspek-aspek yang dinilai antara lain sebagai berikut :

1) Aspek Yuridis/Hukum

Yang kita nilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta

izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai

dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui siapa-siapa

pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti

keabsahannya adalah seperti :

(1) Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri;

(2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan;

(3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

(4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

(5) Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah;

(6) Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

17

2) Aspek Pemasaran

Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang

dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.

Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah :

(1) Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang

lalu;

(2) Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang

akan datang;

(3) Peta kekuatan pesaing yang ada;

(4) Prospek produk secara keseluruhan.

3) Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk

membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping

itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan.

Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatu kriteria

kelayakan investasi yang mencakup antara lain :

(1) Rasio-rasio keuangan

(2) Payback period

(3) Net Present Value (NPV)

(4) Profitability Indek (PI)

(5) Internal Rate of Return (IRR)

(6) Break Even Point (BEP)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

18

4) Aspek Teknis/Operasi

Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti

kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan dan mesin-

mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.

5) Aspek Manajemen

Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang

dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.

Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan

pertimbangan lainnya.

6) Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum

seperti :

(1) Meningkatkan ekspor barang;

(2) Mengurangi pengangguran atau lainnya;

(3) Meningkatkan pendapatan masyarakat;

(4) Tersedianya sarana dan prasarana;

(5) Membuka isolasi daerah tertentu.

7) Aspek Amdal

Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara jika

proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara

mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang

dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran

yang sering terjadi antara lain terhadap :

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

19

(1) Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa;

(2) Udara, mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.

2.1.10 Prosedur dalam Pemberian Kredit

Prosedur pemberian atau penilaian kredit oleh dunia perbankan secara

umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang

menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang

ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing.

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman

perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula

ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum

sebagai berikut (Kasmir, 2012:100) :

1) Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit dapat mengajukan permohonan kredit yang

dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas

lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi

antara lain sebagai berikut :

(1) Latar belakang perusahaan, seperti riwayat hidup singkat perusahaan,

jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut

pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta

relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

20

(2) Maksud dan tujuan, apakah untuk memperbesar omset penjualan atau

meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru

(perluasan) serta tujuan lainnya.

(3) Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini pemohon menentukan

besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya.

Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat

dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) tiga

tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan,

maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam

memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan

kepada si pemohon.

(4) Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci cara-cara

nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan

atau cara lainnya.

(5) Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko

terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur

kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan

sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya. Biasanya jaminan diikat

dengan suatu asuransi tertentu. Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan

berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti :

a. Akte notaris

Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan

Terbatas) atau yayasan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

21

b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh

Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku lima

tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiap pemberian

kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalah NPWP-nya.

d. Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir.

e. Bukti diri dari pimpinan perusahaan.

f. Fotocopy sertifikat jaminan.

Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari neraca

dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut :

a. Current ratio

b. Acid test ratio

c. Inventory turn over

d. Sales to receivable ratio

e. Profit margin ratio

f. Return on net worth

g. Working capital

2) Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah

lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan

belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera

melengkapinya dan apabila sampai batas tertemtu nasabah tidak sanggup

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

22

melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit

dibatalkan saja.

3) Wawancara I

Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan

dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut

sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga

untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga

diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4) On the spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai

objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot

dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the

spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita

lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

5) Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang

ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada

saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

6) Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan

diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

23

biasanya keputusan kredit yang akan mencakup jumlah uang yang diterima,

jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang harus dibayar.

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi kredit

yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan

alasannya masing-masing.

7) Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum

kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad

kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan

yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan

debitur secara langsung atau dengan melalui notaris.

8) Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang

diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang

bersangkutan.

9) Penyaluran/penarikan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari

pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu

sekaligus atau secara bertahap.

2.1.11 Sistem Pengendalian Intern

Menurut IBI (2014:65) bank juga perlu menerapkan hal-hal sebagai

berikut :

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - sinta.unud.ac.id II.pdf · uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

24

1) Sistem kaji ulang yang independen dan berkelanjutan terhadap efektivitas

penerapan proses manajemen resiko untuk resiko kredit yang setidaknya

memuat evaluasi proses administrasi perkreditan, penilaian akurasi penerapan

pemeringkatan internal atau penggunaan alat pemantauan lainnya, dan

efektivitas pelaksanaan satuan kerja atau petugas yang melakukan

pemantauan kualitas kredit.

2) Sistem review internal oleh individu yang independen dari unit bisnis untuk

membantu evaluasi proses kredit secara keseluruhan, menentukan akurasi

peringkat internal, dan menilai apakah account officer memonitor kredit

secara individual dengan tepat.

3) Sistem pelaporan yang efisien dan efektif untuk menyediakan informasi yang

memadai kepada dewan komisaris, direksi dan komite audit.

4) Audit internal atas proses resiko kredit dilakukan secara periodik, yang antara

lain mencakup identifikasi :

(1) Aktivitas penyediaan dana telah sejalan dengan kebijakan dan prosedur

yang ditetapkan;

(2) Seluruh otorisasi dilakukan dalam batas panduan yang diberikan;

(3) Kualitas individual kredit dan komposisi portofolio telah dilaporkan

secara akurat kepada direksi;

(4) Terdapat kelemahan dalam proses manajemen resiko untuk resiko kredit,

kebijakan, dan prosedur, termasuk setiap pengecualian terhadap

kebijakan, prosedur dan limit.