bab ii. hubungan antara stratigrafi dengan sedimentologi

Upload: i-thingk-pratama

Post on 20-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    1/15

    BAB II

    HUBUNGAN ANTARA STRATIGRAFI DENGAN SEDIMENTOLOGI

    Stratigrafi dan sedimentologi tentu memiliki hubungan yang sangat erat karena

    stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan batuan. Sedangkan sedimentologi

    adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan sedimen. Dimana batuan sedimen itu memiliki

    lapisan.

    Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen/unsur penyusun, yaitu:

    a. Elemen Batuan, pada stratigrafi batuan yang lebih diperdalam untuk dipelajari adalah

    batuan sedimen, karena batuan ini memiliki perlapisan, terkadang batuan beku dan

    metamorf juga dipelajari dalam kapasitas yang sedikit.

    b.

    Unsur Perlapisan (Waktu), merupakan salah satu sifat batuan sedimen yangdisebabkan oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas antara

    lapisan satu dengan yang lainnya yang merepresentasikan perbedaan waktu/periode

    pengendapan.

    Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:

    Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh pengendapan

    sedimen yang lain.

    Perubahan warna material batuan yang diendapkan.

    Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).

    Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.

    Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral, kandungan

    fosil, dll).

    Gambar 13. Batuan sedimen dengan srtuktur perlapisan

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    2/15

    Elemen Struktur Sedimen, struktur sedimen ini merupakan suatu kenampakan yang

    terdapat pada batuan sedimen di mana kenampakannya itu disebabkan oleh proses

    sedimentasi pada batuan tersebut, seperti aliran air, deformasi, aktivitas biogenik (oleh hewan

    dan tumbuhan), serta aliran gravitasi sedimen. Struktur sedimen ini harus dianalisa langsung

    di lapangan, dengan tujuan untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan serta untuk

    menentukan posisi atas dan bawah dari suatu lapisan.

    II.1. Pengertian Sedimentologi

    Sedimentologi adalah salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas secara

    khusus batuan sedimen, dan/atau mempelajari sedimen/endapan-endapan dengan segala

    prosesnya(Wadell, 1932).

    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil

    perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun

    organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian

    mengalami pembatuan(Pettijohn, 1975).

    Gambar 14. Prosessedimentasi

    II.2. Mekanisme Transportasi

    Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat

    pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport.Di bawah ini

    diterangkan secara garis besar ke duanya.

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    3/15

    II.2.1. Suspensi

    Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus

    cukup kuat.Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut

    suspensi.Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa

    dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya

    disertai memilahan butir yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang

    diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran.

    II.2.2. Bedload transport

    Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:

    -endapan arus traksi

    - endapan arus pekat (density current) dan

    -endapan suspensi.

    Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya.Pada

    umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut

    air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur

    silang siur, dengan sifat-sifat:

    - pemilahan baik

    - tidak mengandung masa dasar

    - ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah

    (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

    Di lain fihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan

    suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau,

    dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun.Arus pekat

    (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena

    perlapisan panas, turbidity, dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih

    pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus

    pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam

    udara dikenal dengan nuees ardentesatau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari

    gunungapi.Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung

    yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam. Selley (1988),

    membuat hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan, sebagai

    berikut (Tabel 1).

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    4/15

    Tabel 1. Hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan(Selley, 1988).

    Cairan Endapan traksi

    Endapan densiti(turbidity)

    Endapan suspensi

    Umumnya pasir bersilang-siur

    Pasir berlapisan-bersusun, lanau, dan lempung

    Lempung nepheloid

    Udara Endapan traksi

    Endapan pekat (density)

    Endapan suspense

    Umumnya pasir bersilang-siur

    Nuees ardentes, dsb.

    Loess

    Glasial Umumnya endapan tak berlapis, pemilahan

    jelek, endapan dari brangkal sampai lempung

    Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh

    mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih sering

    merupakan gabungan berbagai mekanisme.Malahan dalam berbagai hal, merupakan

    gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu dalah:

    1. sistem arus traksi dan suspensi

    2. sistem arus turbit dan pekat

    3. sistem suspensi dan kimiawi.

    II.3. Struktur-Struktur Sedimen

    Struktur sedimen adalah kenampakan pada batuan sedimen sebagai akibat dari adanya

    proses pengendapan. Struktur ini merupakan sifat yang sangat penting pada batuan sedimen

    baik yang berada pada bagian atas, bagian bawah maupun bagian dalam lapisan. Struktur

    sedimen ini dapat digunakan untuk menentukan proses dan keadaan serta lingkungan

    pengendapan, arah arus pengendapan, kedalaman, energi, kecepatan dan hidrolika arah arus

    yang mengalir serta pada daerah batuan yang terlipat dapat dipakai untuk mengetahui bagian

    bawah dan bagian atas perlapisan. Struktur sedimen ini sebaiknya dilihat dan dipelajari pada

    suatu singkapan, bukan pada suatu contoh setangan atau sayatan tipis.

    Struktur sedimen berkembang melewati proses fisika dan atau kimia, sebelum,

    selama, dan sesudah pengendapan atau juga melalui proses jasad renik (biogenic). Krumbein

    dan Sloss (1963) membagi struktur sedimen menjadi 2 kelompok, yaitu Struktur sedimen

    primer dan struktur sedimen sekunder. Pettijohn (1975) membagi menjadi 2 kelompok besar,

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    5/15

    yaitu Struktur Anorganik dan Struktur Organik. Selley (1980) mengelompokkan struktur

    sedimen berdasarkan asal usulnya menjadi 3 kelompok, yaitu:

    1. Struktur sedimen sebelum pengendapan (Pre-depositional sedimentary structures)

    2. Struktur sedimen saat pengendapan (Syn-depositional sedimentary structures)

    3.

    Struktur sedimen setelah pengandapan (Post-depositional sedimentary structures)

    Sedangakan struktur sedimen yang diakibatkan oleh kegiatan organisme dimasukkan

    dalam kelompok fosil sebagai trace fossil. Dan Tucker (1982) mengelompokkan struktur

    sedimen kedalam 4 kelompok, yaitu :

    1. Struktur pengikisan (Erosional structures)

    2. Struktur pengendapan (Depositional structures)

    3. Struktur pasca-pengendapan (Post-depositional sedimentary structures)

    4. Struktur sedimen asal jasad (Biogenic sedimentary structures)

    Untuk pembahasan tentang struktur sedimen dipakai klasifikasi menurut Tucker,

    1982.

    II.3.1. Struktur Pengikisan (Erosional structures)

    Struktur pengikisan adalah struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang mengikis

    batuan yang lebih tua sebelum sedimen diendapkan diatasnya. Yang termasuk kelompok ini

    yaitu:

    II.3.1.1. Tikas garut (f lute cast)

    Tikas garut ini terbentuk akibat pengikisan dan merupakan ciri dari endapan

    turbidit.Struktur ini berada dibawah permukaan dan memanjang sampai berbentuk segitiga

    dengan bagian yang membulat kearah hulu dan mempunyai panjang mulai dari beberapa

    millimeter hingga mencapai puluhan centimeter.Struktur ini merupakan petunjuk yang dapat

    digunakan untuk penentuan arah arus purba (paleo current).

    Gambar 15. Struktur pengikisan berupaFulte Cast

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    6/15

    II.3.1.2. Tikas gores (groove cast)

    Tikas gores berbentuk punggungan memanjang pada permukaan lapisan, berkisar dari

    beberapa millimeter hingga beberapa centimeter. Struktur ini pada permukaan lapisan

    mungkin seluruhnya sejajar atau pula mungkin memperlihatkan beberapa arah.Struktur ini

    terbentuk melalui pengikisan alur yang dipotong terutama oleh objek yang terseret sepanjangarus dan merupakan pula ciri dari arus turbidit. Arah tikas gores ini menunjukkan arah arus

    yang mengendapkannya.

    Gambar 16.Struktur pengikisan berupa Groove Cast

    II.3.1.3. Tool mark

    Struktur ini terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan berhubungan dengan

    permukaan sedimen dibawahnya.Tanda ini terjadi sebagai akibat objek menggelinding,

    menusuk dan menyikat permukaan sedimen dibawahnya.Objek yang membuat tanda ini

    biasanya berupa mud clast, fragmen binatang dan rombakan tumbuhan.

    Gambar 17.Struktur pengikisan berupaTool marks

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    7/15

    II.3.1.4. Merkah gerus (scour mark)

    Merkah gerus merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah

    perlapisan.Pada pandangan bidang biasanya memanjang dalam arah arus.Dengan

    bertambahnya ukuran, merkah gerus ini berangsur menjadi alur (channel).Ciri khas

    permukaan merkah gerus adalah pemotongan endapan yang terletak di bawah dan hadirnyasedimen kasar di atas permukaan gerusan.

    Gambar 18. Struktur Pengikisan berupaScour Mark

    II.3.1.5. Channel

    Channel/Alur adalah struktur sedimen berskala besar, beberapa meter hingga

    kilometer panjangnya. Alur pula sering terisi oleh sedimen yang kasar daripadasedimen dibawahnya atau dengan sedimen yang berbatasan, dan sering berupa

    konglomerat alas (basalt conglometare).

    Gambar 19. Struktur pengikisan berupaChannel

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    8/15

    II.3.2. Struktur Pengendapan (Depositional structures)

    Struktur pengendapan adalah struktur sedimen yang terjadinya bersamaan dengan

    pengendapan. Struktur pengedapan ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah

    perlapisan. Yang termasuk dalam struktur pengendapan,yaitu:

    II.3.2.1. Masif

    Bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan (Pettijohn & Potter, 1964) atau

    ketebalan lapisan lebih dari 120 cm ( Mc. Kee & Weir, 1953). Faktor kemungkinan

    pembentukan struktur masif ini yaitu: Pertama, saat diendapkan memang tidak mempunyai

    struktur sedimen, Kedua, struktur pengendapannya telah dirusak oleh beberpa proses seperti

    bioturbasi, rekristalisasi dan pengeringan. Struktur ini dibentuk dalam keadaan yang cepat

    dan umumnya berupa endapan turbidit, aliran butir (grain flow) dan aliran debris (debris

    flow).

    II.3.2.2. Perlapisan sejajar

    Bila bidang perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari 1 cm.

    Perlapisan ini terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran sedimen, warna maupun

    susunan mineraloginya.

    Gambar 20. Struktur pengendapan berupa Perlapisan sejajar (Parrarel Bedding)

    II.3.2.3. Laminasi

    Bila perlapisan sejajar yang ketebalannya kurang dari 1 cm.

    Gambar 21. Struktur pengendapan berupa Laminasi (Lamination)

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    9/15

    II.3.2.4.Perlapisan pilihan (Gradded bedding)

    Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar (bersusun

    terbalik/inversegradding)maupun dari kasar ke halus pada arah vertical, struktur ini

    merupakan ciri dari suatu sedimentasi pada arus yang pekat.

    Gambar 22. Struktur pengendapan berupaGradded Bedding

    II.3.2.5.Perlapisan silang-siur (Cross bedding) dan Laminasi silang-siur (Cross

    Lamination)

    Perlapisan atau laminasi yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada

    diatasnya atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, struktur ini terbentuk akibat

    intensitas arus yang berubah-ubah.

    Gambar 23. Struktur pengendapana berupa Cross Bedding

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    10/15

    II.3.2.6.Gelembur (Ripple)

    Struktur ini terbentuk pada permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang mengalir

    baik oleh air, angin maupun gelombang.Gelembur yang berasal dari arus disebut current

    ripple, oleh angina disebut wind rippledan oleh gelombang disebut wave ripple.Skala yang

    lebih besar disebut sebagai Dune (Gumuk Pasir). Variasi ripple antara lain: Swaley &Hummocky, Herringbone, Symetry & Asymetry Rippledll.

    Gambar 24. Struktur pengendapan berupaRipple

    II.3.2.7.Rainspot

    Rainspot adalah cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan pada permukaan

    batuan sedimen berbutir halus yang masih lunak.Struktur ini berguna untuk menentukan

    lapisan atas dan lapisan bawah dari suatu perlapisan terutama pada lapisan yang miring

    maupun terbalik.

    Gambar 25. Struktur pengendapan berupaRainspot

    II.3.3. Struktur sedimen pasca-pengendapan (Post-depositional sedimentar y structures)

    Struktur sedimen setelah pengenapan ini terbentuk melalui gerakan sedimen

    (nendatan) dan lainnya melalui reorganisasi bagian dalam seperti pengeringan dan

    pembebanan.Proses-proses kimia-fisika setelah pengendapan menghasilkan stylolite, solution

    dan nodule.

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    11/15

    II.3.3.1.Nendatan (slump) dan longsoran (slide)

    Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang lereng.

    Bergeraknya masa sedimen dapat mengakibatkan perubahan pada bagian dalam masa

    sedimen itu. Gerakan seperti ini disebut longsoran (slide). Jika masa sedimen secara internal

    berubah selama gerakan sepanjang lereng disebut nendatan (slump). Masa yang mengalaminendatan menunjukkan lipatan-lipatan minor. Kehadiran nendatan dan longsoran dalam suatu

    runtunan dapat ditentukan dari terdapatnya lapisan diatas dan dibawah perlapisan tersebut

    tidak terganggu. Struktur yang sering juga muncul akibat adanya longsoran maupun

    pembebanan dapat menimbulkan struktur Growth Fault.

    Gambar 26. Struktur pasca-pengendapan berupa Nendatan(Slump) dan longsoran (slide)

    II.3.3.2. Sandstone dikedan sand volcano

    Struktur ini relatif jarang dijumpai, mudah ditentukan oleh memotongsilangnya

    dengan lapisan sekitarnya dan diisi dengan pasir. Sand volcano berbentuk kerucut dengan

    suatu cekungan pada pusatnya yang terdapat pada bidang perlapisan.

    II.3.3.3. Dish dan Pillar structure

    Struktur ini terdiri dari laminasi yang cekung keatas, biasanya beberapa sentimeter

    lebarnya, dipisahkan oleh zona tanpa struktur (pillar).Dish danPillar structuredibentuk oleh

    air yang lewat sedimen secara mendatar dan keatas (fluid escape) dan umumnya terbentuk

    pada endapan kipas bawah laut.

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    12/15

    Gambar 27.Struktur pasca-pengendapan berupaDish structuredanPillar strcuture

    II.3.3.4.Load structure

    Struktur pembebanan (load structure) dibentuk melalui tenggelamnya suatu lapisankedalam lapisan yang lain. Tikas beban (load cast) biasanya terdapat pada dasar batupasir

    yang terletak diatas batulumpur. Lumpur yang ada dapat diinjeksikan keatas kedalam

    batupasir membentuk struktur flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya pasir dapat

    tenggelam kedalam lumpur membentuk struktur ball danpillow.

    Gambar 28. Struktur pasca-pengendapan berupaLoad StructuredanFlame Structure

    II.3.3.5.Deformed beddingDeformed beddingdan istilah seperti disrupted, convolutedan conturtedbeddingdapat

    diterapkan pada perlapisan sejajar, perlapisan silang-siur dan laminasi silang-siur yang

    dihasilkan selama pengendapan telah terganggu, tetapi tidak ada pergerakan sedimen secara

    mendatar dalam skala besar. Convolute bedding terdapat dalam laminasi silang-siur, dengan

    laminasi diubah dalam bentuk antiklin dan sinklin. Convoluteseperti ini sering tidak asimetri

    atau menungging kearah arus purba, sedangkan conturteddan disruptedtidak menunjukkan

    orientasi.

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    13/15

    Gambar 29. Struktur pasca-pengendapan berupaConvolute

    II.3.3.6. Nodule

    Nodule juga disebut konkresi, biasanya terbentuk dalam sedimen setelahpengendapan. Mineral-mineral yang sering terdapat pada nodul adalah kalsit, dolomit, siderit,

    pirit, colophane dan kuarsa. Nodul kalsit, pirit dan siderit diameternya bisa beberapa

    milimeter sampai beberapa sentimeter, biasanya terdapat dalam batuan lumpur. Nodul chert

    biasanya terdapat dalam batugamping, nodul kalsit dan dolomit kadang-kadang terdapat

    dalam batupasir. Bentuk nodule bervariasi, bisa bulat, pipih, memanjang dan bisa juga tidak

    teratur.

    Gambar 30. Struktur pasca-pengendapan berupaNodule(Concretion) pada batubara

    II.3.3.7.Mud Crack

    Mud crack merupakan endapan yang terdapat pada permukaan dari suatu paparan

    yang pecah-pecah berbentuk segi banyak (poligon), dimana bentuknya bermacam-macam

    dari bentuk segitiga sampai dengan segienam atau terkadang lebih. Terbentuknya mud crack

    tersebut akibat oleh pengeringan dari sebuah permukaan sedimen yang disebabkan oleh sinar

    matahari. Pada umumnya mempunyai fraksi halus Lumpur atau lempung.

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    14/15

    Gambar 31. Struktur pasca-pengendapan berupaMud Crack

    II.3.4.Struktur sedimen asal jasad (Biogenic sedimentary structures)

    Fosil jejak dapat diinterpretasikan aktifitas binatangnya yang menyebabkan timbulnya

    struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit untuk ditentukan karena organisme

    yang berbeda sering mempunyai cara hidup yang sama. Suatu binatang dapat menghasilkan

    struktur yang berbeda tergantung pada tingkah lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran

    butir, kandungan air dan sebagainya. Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat olehcrustacea,

    anellid, bivalve dan echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea,

    trilobite, annelid, gastropoddan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh (burrow) dapat

    dihasilkan oleh akar tumbuhan, walapun yang terakhir sering mengandung karbonat.

    II.3.4.1.Bioturbation

    Bioturbation menunjukkan gangguan sedimen oleh organisme.

    Gambar 32.Struktur sedimen asal jasad (Biogenic sedimentary structures)berupaBioturbation

  • 7/24/2019 Bab II. Hubungan Antara Stratigrafi Dengan Sedimentologi

    15/15

    II.3.4.2.Tr ace fossil(fosil jejak)

    Fosil jejak adalah struktur sedimen yang dihasilkan pada sedimen yang tidak

    terkonsolidasi oleh kegiatan organisme. Kelompok utama yang terdapat pada permukaan

    lapisan dan permukaan bawah lapisan adalah crawling, grazing (Jejak makan) dan resting

    (Jejak istirahat), sedangkan yang terdapat dalam lapisan adalah strukturfeeding(Jejak sedangmencari makan) dan dwelling (Jejak menguni). Jejak merayap biasanya dihasilkan oleh

    crustacea, trilobita dan annelid/Vertebrata seperti dinosaurus meninggalkan cetakan kaki

    sebagai fosil jejak. Struktur biogenik ini mempunyai pola terputar, meandering dan radial.

    Struktur menghuni (Dwelling structure) adalah macam-macam buluh (burrow) dari bentuk

    tebing tegak sampai huruf U, orientasinya bia tegak, mendatar atau miring dengan perlapisan.

    Gambar 33. Struktur sedimen asal jasad (Biogenic sedimentary structures) berupaDwellingdanFeeding

    II.4. Aplikasi Struktur Sedimen

    Seperti dijelaskan bahwa struktur sedimen adalah kenampakan pada batuan sedimen

    sebagai akibat dari adanya proses pengendapan. Struktur sedimenmerupakan sifat yang

    sangat penting pada batuan sedimen baik yang berada pada bagian atas, bagian bawah

    maupun bagian dalam lapisan.Struktur sedimen sebaiknya dilihat dan dipelajari pada suatu

    singkapan, bukan pada suatu contoh setangan atau sayatan tipis.

    Struktur sedimen dapat digunakan/diaplikasikanuntuk menentukan proses dan

    keadaan serta lingkungan pengendapan, arah arus pengendapan, kedalaman, energi,

    kecepatan dan hidrolika arah arus yang mengalir, serta pada daerah batuan yang terlipat dapat

    dipakai untuk mengetahui bagian bawah (bottom) dan bagian atas (top) perlapisan. Aplikasi

    lain untuk menganalisis struktur sedimen pada pencarian mineral adalah dalam analisis

    bentuk tubuh lapisan yang mengandung mineral ekonomis, misalnya emas. Dengan analisa

    arus purba (palaeocurrent) dapatlah direka/rekonstruksi penyebaran dan bentuk tiga demensi

    dari suatu tubuh lapisan yang berpotensi mengandung mineral ekonomis.