bab ii gambaran pelayanan dinas lingkungan hidup...
TRANSCRIPT
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 9
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH
2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah, dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Berdasarkan Peraturan
Daerah tersebut kemudian ditetapkanlah Peraturan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 42 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. Pada Bab II,
Pasal 2, 3 dan 4, disebutkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan
Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah,
Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan Hutan,
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan/ Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam, Penyuluhan, Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Kehutanan, Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Perlindungan Hutan;
b. Pelaksanaan kebijakan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan
Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah,
Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan Hutan,
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi Hutan/ Lahan dan
Konservasi Sumber Daya Alam, Penyuluhan, Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Kehutanan, Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Perlindungan Hutan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Penataan, Pengkajian
Dampak dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan
Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan
Pemanfaatan Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitasi
Hutan/ Lahan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Penyuluhan,
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 10
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kehutanan, Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan;
d. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi kepada seluruh unit kerja di
lingkungan dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas
dan fungsinya.
Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
adalah sebagai berikut :
2.1.1 Kepala Dinas
Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
sebagaimana diuraikan di atas, Kepala Dinas, membawahkan:
a. Sekretariat;
b. Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas
Lingkungan Hidup;
c. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup;
d. Bidang Penataan dan Pemanfaatan Hutan;
e. Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya
Alam ;
f. Bidang Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
g. Cabang Dinas;
h. UPT Dinas;
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.2 Sekretariat
Sekretariat sebagaimana dimaksud di atas, dipimpin oleh seorang
Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat
mempunyai fungsi:
a. Penyiapan bahan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas;
b. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program
kegiatan di Lingkungan Dinas;
c. Penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan,
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 11
kerumahtanggaan, kerja sama, kehumasan, kearsipan dan
dokumentasi di lingkungan Dinas;
d. Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan penataan organisasi dan
tata laksana di lingkungan Dinas;
e. Penyiapan bahan koordinasi, pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah dan pengelolaan informasi;
f. Penyiapan bahan pengelolaan barang milik/ kekayaan Daerah dan
pelayanan pengadaan barang/ jasa di lingkungan Dinas; dan
g. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
Sekretariat, terdiri dari :
1) Subbagian Program;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Umum Dan Kepegawaian;
Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud, masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Sekretaris.
1) Subbagian Program
Subbagian Program mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
dan pelaporan di Bidang Program.
2) Subbagian Keuangan
Subbagian Keuangan mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
dan pelaporan di bidang keuangan.
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum Dan Kepegawaian melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
dan pelaporan di bidang umum dan kepegawaian.
2.1.3 Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas
Lingkungan Hidup
Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas
Lingkungan Hidup, sebagaimana dimaksud di atas, dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 12
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di
bidang penataan lingkungan hidup, pengkajian dan penanganan
dampak lingkungan hidup dan pengembangan Kapasitas dan fasilitas
teknis lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud, Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan
Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan lingkungan hidup;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengkajian dan penanganan
dampak lingkungan hidup;
c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kapasitas
dan fasilitas teknis lingkungan hidup; dan
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dang fungsinya.
Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas
Lingkungan Hidup, terdiri dari :
1) Seksi Penataan Lingkungan Hidup;
2) Seksi Pengkajian dan Penanganan Dampak Lingkungan Hidup;
3) Seksi Pengembangan Kapasitas Dan Fasilitas Teknis Lingkungan Hidup;
Seksi-seksi sebagaimana dimaksud, masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas
Lingkungan Hidup.
1) Seksi Penataan Lingkungan Hidup
Seksi Penataan Lingkungan Hidup mempunyai tugas, melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan lingkungan
hidup.
2) Seksi Pengkajian dan Penanganan Dampak Lingkungan Hidup
Seksi Pengkajian dan Penanganan Dampak Lingkungan Hidup
mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di
bidang pengkajian dan penanganan dampak lingkungan hidup.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 13
3) Seksi Pengembangan Kapasitas Dan Fasilitas Teknis Lingkungan Hidup
Seksi Pengembangan Kapasitas Dan Fasilitas Teknis Lingkungan Hidup
mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan Kapasitas dan fasilitas teknis lingkungan hidup.
2.1.4 Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup sebagaimana
dimaksud di atas, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
sampah, limbah bahan berbahaya beracun, pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan
Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sampah dan
limbah bahan berbahaya beracun;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian
pencemaran lingkungan hidup;
c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian kerusakan
lingkungan hidup; dan
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, terdiri dari :
1) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun;
2) Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup;
3) Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup;
Seksi-seksi sebagaimana dimaksud, masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 14
Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
1) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
mempunyai tugas, Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi
dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan sampah dan limbah bahan berbahaya beracun.
2) Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup mempunyai tugas,
melakukan Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
3) Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup
Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup mempunyai tugas,
melakukan Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
2.1.5 Bidang Penataan dan Pemanfaatan Hutan
Bidang Penataan dan Pemanfaatan Hutan sebagaimana dimaksud di atas,
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan
evaluasi dan pelaporan di bidang penataan dan pemanfaatan hutan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Penataan dan
Pemanfaatan Hutan mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyusunan kebijakan bidang penataan dan
pemanfaatan hutan;
b. Melaksanakan pengoordinasian penyusunan program dan kegiatan
bidang penataan dan pemanfaatan hutan;
c. Melaksanakan pengoordinasian pelaksanaan tugas pembinaan dan
pengawasan bidang penataan dan pemanfaatan hutan;
d. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan kebijakan, bidang penataan
dan pemanfaatan hutan;
e. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidag penataan dan
pemanfaatan hutan;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 15
f. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penatagunaan kawasan
hutan;
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.6 Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya
Alam
Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya
Alam sebagaimana dimaksud di atas, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi
sumber daya alam. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud Bidang Penataan dan Pemanfaatan Hutan mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyusunan kebijakan bidang rehabilitasi hutan/lahan
dan konservasi sumber daya alam;
b. Melaksanakan pengoordinasian penyusunan program dan kegiatan
bidang rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi sumber daya alam;
c. Melaksanakan pengoordinasian pelaksanaan tugas pembinaan dan
pengawasan bidang rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi sumber
daya alam;
d. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan kebijakan, bidang rehabilitasi
hutan/lahan dan konservasi sumber daya alam;
e. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidag rehabilitasi hutan dan
lahan dan konservasi sumber daya alam;
f. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi hutan/lahan
dan konservasi sumber daya alam;
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.7 Bidang Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan
Kehutananan
Bidang Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan sebagaimana dimaksud di atas, dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 16
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan evaluasi dan pelaporan di bidang
Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Penyuluhan,
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyuluhan lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
c. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
Bidang Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan, terdiri dari :
1) Seksi Penyuluhan;
2) Seksi Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan;
Seksi-seksi sebagaimana dimaksud, masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang.
1) Seksi Penyuluhan
Seksi Penyuluhan mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi koordinasi dan pelaksanaan
kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyuluhan lingkungan
hidup dan kehutanan.
2) Seksi Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Seksi Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di
bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2.1.8 Cabang Dinas Kehutanan
Dalam melaksanakan kewenangan sesuai Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Dinas LHK membentuk
Cabang Dinas (Kelas A) yang dipimpin oleh Kepala Cabang yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Jumlah Cabang Dinas
Kehutanan sebanyak 11 (sebelas), yaitu :
a. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah I berkedudukan
di Kabupaten Blora;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 17
b. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah II berkedudukan
di Kabupaten Pati;
c. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah III berkedudukan
di Kabupaten Semarang;
d. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah IV berkedudukan
di Kota Pekalongan ;
e. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah V berkedudukan
di Kota Tegal;
f. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah VI berkedudukan
di Kabupaten Banyumas;
g. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah VII berkedudukan
di Kabupaten Banjarnegara;
h. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah VIII
berkedudukan di Kabupaten Kebumen ;
i. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX berkedudukan
di Kota Magelang;
j. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah X berkedudukan
di Kota Surakarta;
k. Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah XI berkedudukan
di Kabupaten Wonogiri.
Cabang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas dinas sub
urusan kehutanan di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas,
Cabang Dinas mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana sub urusan penataan, pemanfaatan,
perlindungan hutan, penyuluhan, pemberdayaan masyarakat,
rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi sumber daya alam di wilayah
kerjanya;
b. Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional sub urusan penataan,
pemanfaatan, perlindungan hutan, penyuluhan, pemberdayaan
masyarakat, rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi sumber daya
alam di wilayah kerjanya;
c. Evaluasi dan pelaporan di bidang di bidang penataan, pemanfaatan,
perlindungan hutan, penyuluhan, pemberdayaan masyarakat,
rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi sumber daya alam di wilayah
kerjanya;
d. pengelolaan ketatausahaan Cabang Dinas; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas
dan fungsinya.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 18
Cabang Dinas terdiri dari :
a. Kepala Cabang Dinas
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Penyuluhan, Pemanfaatan dan Perlindungan Hutan;
d. Seksi Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Dinas sedangan Seksi-
seksi, masing-masing dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Dinas.
1) Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud mempunyai tugas
melakukan penyiapan penyusunan rencana teknis operasional,
pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang
ketatausahaan, meliputi :
a. Menyiapkan kebijakan teknis di bidang ketatausahaan;
b. Menyiapkan pengelolaan ketatausahaan;
c. Menyiapkan pengoordinasian dan penyusunan program dan
kegiatan;
d. Menyiapkanpengelolaan keuangan;
e. Menyiapkan pengelolaan administrasi kepegawaian;
f. Menyiapkan pengelolaan rumahtangga dan aset;
g. Menyiapkan kerja sama dan kehumasan;
h. Menyiapkan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
a. Menyiapkan pengoordinasian dan penyusunan evaluasi dan
pelaporan; dan
b. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Cabang.
2) Seksi Penyuluhan, Pemanfaatan Dan Perlindungan Hutan
Seksi Penyuluhan, Pemanfaatan dan Perlindungan Hutan mempunyai
tugas menyiapkan pelaksanaan sebagian tugas Dinas di bidang
Penataan, Pemanfaatan, Perlindungan, Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat di bidang kehutanan di wilayah kerja
Cabang Dinas, meliputi:
a. Menyiapkan penyusunan rencana penataan, pemanfaatan,
perlindungan, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat di
bidang kehutanan;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 19
b. Menyiapkan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan
pengelolaan dan penggunaan kawasan hutan;
c. Menyiapkan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan
pemanfatan hasil hutan kayu dan bukan kayu;
d. Menyiapkan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan
pengolahan hasil hutan, pemasaran, dan industri hasil hutan
kayu kapasitas produksi < 6.000 m3/tahun dan bukan kayu;
e. Menyiapkan pelaksanaan pengendalian pengamanan hutan;
f. Menyiapkan pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan;
g. Menyiapkan pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
h. Menyiapkan pelaksanaan perhutanan sosial dan pemberdayaan
masyarakat di bidang kehutanan;
i. Pengendalian pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus
(KHDTK) untuk religi.
j. Menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan,
pemanfaatan, perlindungan, penyuluhan, dan pemberdayaan
masyarakat di bidang kehutanan; dan
a. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Cabang.
3) Seksi Rehabilitasi Dan Konservasi Sumber Daya Alam
Seksi Rehabilitasi Dan Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai
tugas menyiapkan pelaksanaan sebagian tugas Dinas di bidang
rehabilitasi hutan/lahan dan konservasi sumber daya alam di
wilayahKerja Cabang Dinas, meliputi :
a. Menyiapkan penyusunan rencana rehabilitasi hutan/lahan dan
konservasi sumber daya alam;
b. Menyiapkan pelaksanaan rehabilitasi hutan/lahan di luar
kawasan hutan negara;
c. Menyiapkan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan
hutan rakyat dan hutan kota;
d. Menyiapkan pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian sebagai
upaya perlindungan tumbuhan dan satwa liar yang tidak
dilindungi dan/atau tidak masuk dalam lampiran (Appendix)
CITES.
e. menyiapkan pelaksanaan pengendalian pengelolaan kawasan
ekosistem esensial dan daerah penyangga Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 20
f. menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi
hutan/lahan dan konservasi sumber daya alam; dan
melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Cabang.
4) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional pada lingkungan Dinas ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai jabatan
fungsional masing – masing sesuai dengan peraturan perundang -
undangan.
2.1.9 Unit Pelaksana Teknis Daerah
Untuk mendukung pelaksanaan teknis operasional tertentu Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah didukung 4
(empat) Unit Pelaksana Teknis Daerah, yaitu :
2.1.9.1 Balai Pengujian Laboratorium Laboratorium Lingkungan Hidup A
Balai Pengujian Dan Laboratorium Lingkungan Hidup Kelas A mempunyai
tugas melaksanakan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu Dinas di bidang pengujian kualitas lingkungan, dan pengendalian
mutu dan pengembangan laboratorium lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas Balai Pengujian Dan Laboratorium Lingkungan
Hidup Kelas A melaksanakan fungsi :
a. penyusunan rencana teknis operasional di bidang Pengujian Kualitas
Lingkungan, Dan Pengendalian Mutu Dan Pengembangan
Laboratorium Lingkungan;
b. koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang
Pengujian Kualitas Lingkungan, Dan Pengendalian Mutu Dan
Pengembangan Laboratorium Lingkungan;
c. evaluasi, dan pelaporan di bidang Pengujian Kualitas Lingkungan, Dan
Pengendalian Mutu Dan Pengembangan Laboratorium Lingkungan;
d. pengelolaan ketatausahaan; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Balai Pengujian Dan Laboratorium Lingkungan Hidup
Kelas A, terdiri atas :
a. Kepala Balai;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengujian Kualitas Lingkungan;
d. Seksi Pengendalian Mutu dan Pengembangan Laboratorium Lingkungan;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 21
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Subbagian dipimpin oleh Seorang Kepala Subbagian berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Laboratorium. Sedangkan seksi-seksi,
masing-masing dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Balai.
1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan
teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang Ketatausahaan,
meliputi:
a. menyiapkan kebijakan teknis di bidang Ketatausahaan;
b. menyiapkan pengelolaan ketatausahaan;
c. menyiapkan koordinasi dan penyusunan program dan kegiatan;
d. menyiapkan pengelolaan keuangan;
e. menyiapkan pengelolaan kepegawaian;
f. menyiapkan pengelolaan rumahtangga dan barang milik daerah;
g. menyiapkan kerja sama dan kehumasan;
h. menyiapkan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
i. menyiapkan koordinasi penyusunan evaluasi dan pelaporan; dan
j. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan
2) Seksi Pengujian Kualitas Lingkungan
Seksi Pengujian Kualitas Lingkungan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi
dan pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengujian kualitas lingkungan, meliuputi :
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
pengujian kualitas lingkungan;
b. menyiapkan pengoordinasian pelaksanaan teknis operasional di
bidang pengujian kualitas lingkungan;
c. menyiapkan pelaksanaan pengambilan, pengujian, dan analisis
contoh uji kualitas lingkungan;
d. menyiapkan pelaksanaan validasi metode pengambilan contoh uji
dan pengujian kualitas lingkungan serta ketidakpastian pengujian;
e. menyiapkan fasilitasi pelaksanaan pengawasan terhadap industri
dan kondisi lingkungan dengan mengambil contoh uji parameter
kualitas lingkungan dan data-data lain;
f. menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang pengujian kualitas
lingkungan; dan
melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 22
3) Seksi Pengendalian Mutu dan Pengembangan Laboratorium Lingkungan
Seksi Pengendalian Mutu Dan Pengembangan Laboratorium
Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan
teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian
mutu dan pengembangan laboratorium lingkungan, meliputi :
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
pengendalian mutu dan pengembangan laboratorium lingkungan;
b. menyiapkan pengoordinasian pelaksanaan teknis operasional di
bidang pengendalian mutu dan pengembangan laboratorium
lingkungan;
c. menyiapkan sistem manajemen mutu laboratorium;
d. menyiapkan penanganan pengaduan pelayanan laboratorium;
e. menyiapkan pengkajian kualitas lingkungan tingkat tapak;
f. menyiapkan fasilitasi teknis laboratorium lingkungan;
g. menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian mutu
dan pengembangan laboratorium lingkungan; dan
i. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
4) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2.1.9.2 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Taman Hutan Raya KGPAA
Mangkunagoro I
Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu di bidang pengelolaan Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro
I. Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I melaksanakan tugas
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu Dinas di
bidang Penataan, Konservasi Sumber Daya Alam Dan Pemanfaatan
Taman Hutan Raya, meliputi :
a. penyusunan rencana teknis operasional di bidang Penataan,
Konservasi Sumber Daya Alam Dan Pemanfaatan Taman Hutan
Raya;
b. koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang
Penataan, Konservasi Sumber Daya Alam Dan Pemanfaatan Taman
Hutan Raya.;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 23
c. evaluasi dan pelaporan di bidang Penataan, Konservasi Sumber Daya
Alam Dan Pemanfaatan Taman Hutan Raya.;
d. pengelolaan ketatausahaan; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I
Kelas A, terdiri atas:
a. Kepala Balai;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pemanfaatan;
d. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
2) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan
teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang Ketatausahaan,
meliputi :
a. menyiapkan pengelolaan ketatausahaan;
b. menyiapkan koordinasi dan penyusunan program dan kegiatan;
c. menyiapkan pengelolaan keuangan;
d. menyiapkan pengelolaan kepegawaian;
e. menyiapkan pengelolaan rumahtangga dan barang milik daerah;
f. menyiapkan kerja sama dan kehumasan;
g. menyiapkan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
h. menyiapkan koordinasi penyusunan evaluasi dan pelaporan; dan
i. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
3) Seksi Pemanfaatan
Seksi Pemanfaatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan
teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang Pemanfaatan
Taman Hutan Raya, meliputi :
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
Pemanfaatan Taman Hutan Raya;
b. menyiapkan pengoordinasian pelaksanaan teknis operasional di
bidang Perencanaan Dan Pemanfaatan Taman Hutan Raya;
c. menyiapkan pengembangan sarana dan prasarana pemanfaatan
taman hutan raya;
d. menyiapkan pengembangan kerjasama pengelolaan/pemanfaatan
taman hutan raya;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 24
e. menyiapkan pengelolaan sistem informasi pelayanan pemanfaatan
taman hutan raya;
f. menyiapkan pengendalian pemanfaatan taman hutan raya;
g. menyiapkan fasilitasi dan pelayanan pemanfaatan taman hutan raya;
h. menyiapkan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di daerah
penyangga kawasan taman hutan raya;
g. menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang Pemanfaatan Taman
Hutan Raya; dan
h. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
4) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam
Seksi Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi
dan pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang
Konservasi Sumber Daya Alam, meliputi :
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
Konservasi Sumber Daya Alam;
b. menyiapkan pengoordinasian pelaksanaan teknis operasional di
bidang Konservasi Sumber Daya Alam;
c. menyiapkan penyusunan rencana pengelolaan dan penataan kawasan
taman hutan raya;
d. menyiapkan pengawetan jenis tumbuhan, satwa dan habitat dan
penetapan koridor kehidupan liar;
e. menyiapkan pemulihan ekosistem kawasan taman hutan raya;
f. menyiapkan perlindungan, pengamanan, penegakan hukum dan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan kawasan taman hutan raya;
g. menyiapkan pengelolaan data base dan sistem informasi koleksi jenis
tumbuhan dan satwa serta potensi kawasan;
h. menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang Konservasi Sumber
Daya Alam; dan
i. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
5) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 25
2.1.9.3 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Sertifikasi dan Perbenihan
Tanaman Hutan
Balai Sertifikasi Dan Perbenihan Tanaman Hutan merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu di bidang perbenihan tanaman hutan. Balai Sertifikasi Dan
Perbenihan Tanaman Hutan dipimpin oleh Kepala Balai yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
mempunyai tugas :
a. penyusunan rencana teknis operasional di bidang pengelolaan dan
pengembangan sumber benih, dan sertifikasi dan peredaran benih
tanaman hutan;
b. koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang
pengelolaan dan pengembangan sumber benih, dan sertifikasi dan
peredaran benih tanaman hutan;
c. evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan dan pengembangan
sumber benih, dan sertifikasi dan peredaran benih tanaman hutan;
d. pengelolaan ketatausahaan; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Balai Sertifikasi Dan Perbenihan Tanaman Hutan terdiri atas:
a. Kepala Balai ;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber Benih;
d. Seksi Sertifikasi Dan Pengendalian Peredaran Benih Dan Bibit;
e. Kelompok Jabatan Fungsional;
Subbagian dipimpin oleh Seorang Kepala Subbagian berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Balai. Sedangkan seksi-seksi,
masing-masing dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Balai.
1) Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan
pelaksana teknis operasional, dan pelaporan ketatausahaan,
meliputi :
a. menyiapkan kebijakan teknis di bidang Ketatausahaan;
b. menyiapkan pengelolaan ketatausahaan;
c. menyiapkan koordinasi dan penyusunan program dan kegiatan;
d. menyiapkan pengelolaan keuangan;
e. menyiapkan pengelolaan kepegawaian;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 26
f. menyiapkan pengelolaan rumahtangga dan barang milik daerah;
g. menyiapkan kerja sama dan kehumasan;
h. menyiapkan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
i. menyiapkan koordinasi penyusunan evaluasi dan pelaporan; dan
j. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
2) Seksi Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber Benih;
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Benih mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana teknis
operasional, koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional, evaluasi
dan pelaporan di bidang pengelolaan dan pengembangan
persemaian, meliputi:
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
pengelolaan dan pengembangan sumber benih;
b. menyiapkan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis operasional
di bidang pengelolaan dan pengembangan sumber benih;
c. menyiapkan pengelolaan dan pengembangan sumber benih dan
sumber daya genetik tanaman hutan;
d. menyiapkan identifikasi, inventarisasi, deskripsi dan pemetaan
sumber benih;
e. menyiapkan monitoring dan bimbingan teknis pengelolaan
sumber benih dan sumber daya genetik;
f. menyiapkan pengelolaan persemaian permanen;
g. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
dan pengembangan sumber benih; dan
h. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
3) Seksi Sertifikasi Dan Pengendalian Peredaran Benih Dan Bibit;
Seksi Sertifikasi Dan Pengendalian Peredaran Benih Dan Bibit
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana
teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional,
evaluasi dan pelaporan di bidang Sertifikasi Dan Peredaran
BenihTanaman Hutan, meliputi:
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
sertifikasi dan peredaran benih tanaman hutan;
b. menyiapkan pengoordinasian pelaksanaan teknis operasional di
bidang sertifikasi dan peredaran benih tanaman hutan;
c. menyiapkan pengujian mutu benih dan mutu bibit tanaman
hutan;
d. menyiapkan sertifikasi mutu benih, mutu bibit dan sumber benih
tanaman hutan;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 27
e. menyiapkan pengawasan pengadaan dan peredaran benih/bibit
tanaman hutan;
f. menyiapkan penyusunan bahan informasi perbenihan tanaman
hutan;
g. menyiapkan bahan rekomendasi penetapan pengada dan
pengedar benih dan atau bibit terdaftar;
h. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang sertifikasi
dan peredaran benih tanaman hutan; dan
i. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
4) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2.1.9.4 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Kebun Raya Baturraden Kelas B
Balai Kebun Raya Baturraden Kelas B merupakan unsur pelaksana
tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu di
bidang Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturraden, meliputi :
a. menyiapkan penyusunan rencana teknis operasional di bidang
konservasi tumbuhan dan pemanfaatan kebun raya;
b. menyiapkan pengoordinasian pelaksanaan teknis operasional di
bidang konservasi tumbuhan dan pemanfaatan kebun raya;
c. menyiapkan penyusunan rencana pengelolaan dan penataan
kawasan Kebun Raya Baturraden;
d. menyiapkan perlindungan dan pengamanan di kawasan Balai
Kebun Raya Baturraden;
e. menyiapkan pengawetan genetik dan jenis tumbuhan di kawasan
Balai Kebun Raya Baturraden;
f. menyiapkan pemeliharaan kawasan melalui kegiatan perawatan
dan penataan lingkungan di Balai Kebun Raya Baturraden;
g. menyiapkan pemeliharaan dan pengembangan koleksi tumbuhan
melalui kegiatan perbanyakan, perawatan, dan pendokumentasian
data koleksi tumbuhan,
h. menyiapkan pengembangan data base dan sistem informasi
pengelolaan Balai Kebun Raya Baturraden;
i. menyiapkan dukungan teknis pada dinas terkait pembinaan dan
pengawasan atas penyelenggaraan kebun raya yang dilaksanakan
oleh pemerintah kabupaten/kota;
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 28
j. menyiapkan pemanfaatan kawasan dan koleksi tumbuhan untuk
kegiatan penelitian, pendidikan lingkungan dan konservasi
tumbuhan, wisata alam dan jasa lingkungan di kebun raya
baturraden;
k. menyiapkan pembangunan infrastruktur pendukung
pengembangan pemanfaatan di kawasan Balai Kebun Raya
Baturraden;
l. menyiapkan pengendalian pengusahaan pariwisata alam di
kawasan Balai Kebun Raya Baturraden;
m. menyiapkan pengembangan kerja sama dan kemitraan
pengelolaan/pemanfaatan Balai Kebun Raya Baturraden;
n. menyiapkan pengembangan sistem informasi pelayanan
pemanfaatan Kebun Raya Baturraden;
o. menyiapkan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
kawasan Balai Kebun Raya Baturraden;
p. menyiapkan penerimaan pendapatan daerah dari pemanfaatan
kawasan Balai Kebun Raya Baturraden;
q. menyiapkan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan Balai
Kebun Raya; dan
r. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
Susunan organisasi Balai Kebun Raya Baturraden Kelas B, terdiri atas:
1) Kepala Balai;
2) Subbagian Tata Usaha;
3) Kelompok Jabatan Fungsional.
1) Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan
pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang
Ketatausahaan, meliputi:
a. menyiapkan kebijakan teknis di bidang Ketatausahaan;
b. menyiapkan pengelolaan ketatausahaan;
c. menyiapkan koordinasi dan penyusunan program dan kegiatan;
d. menyiapkan pengelolaan keuangan;
e. menyiapkan pengelolaan kepegawaian;
f. menyiapkan pengelolaan rumahtangga dan barang milik daerah;
g. menyiapkan kerja sama dan kehumasan;
h. menyiapkan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
i. menyiapkan koordinasi penyusunan evaluasi dan pelaporan; dan
j. melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 29
2) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2.2 SUMBERDAYA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH
Sebagai unsur yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi yang dimilikinya, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah saat ini didukung oleh sumberdaya
aparatur Pegawai Negeri Sipil yang memiliki latar belakang dari berbagai
disiplin ilmu dan jenjang pendidikan formal.
Sumber daya aparatur Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2 berikut ini.
Berdasarkan Status Pegawai
NO. STATUS JUMLAH
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 918
2. Tenaga Non PNS 150
Total 1.068
Tabel 2.2
Distribusi Berdasarkan Esselonering Pegawai
No. Unit Kerja Eselon Jumlah
1. Kepala Dinas II 1
2. Sekretaris III 1
3. Kepala Bidang III 5
4. Kepala Balai III 14
5. Kasubbag/ Kepala Seksi IV 59
Total 80
Berdasarkan tingkat pendidikannya, distribusi pegawai Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana
tabel berikut ini :
Tabel 2.3 Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Doktoral (S3) 1
2. Pasca Sarjana (S2) 140
3. Sarjana (S1)/D4 574
4. Sarjana Muda/Diploma III (D3) 65
5. Diploma II (D2) -
6. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 123
7. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLPTP)
15
8. Sekolah Dasar (SD) -
Total 918
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 30
Pada tahun 2018, pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang bertugas di kantor Induk Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sebanyak 123 orang, dan yang bertugas di Cabang Dinas
Kehutanan, dan Balai lingkup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Jawa Tengah sebanyak 795 orang.
Selain SDM, dalam pelaksanaan pelayanan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah didukung dengan sarana dan prasarana berupa aset yang tersebar
di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
maupun kantor Cabag Dinas Kehutanan dan Unit Pelaksana Teknis.
Kondisi aset Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah sampai dengan Tahun 2018 sebagaimana Tabel 2.4
Tabel 2.4
Aset Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah
No. Kelompok/ Jenis Barang *) Jumlah/ Volume
1. Tanah 11
2. Bangunan 187
3. Kendaraan Roda 4 49
4. Kendaraan Roda 2 59
5. Alat-alat besar 26
6. Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 6.108
7. Alat-alat Studio dan Komunikasi 469
8. Alat-alat Laboratorium 938
9. Gedung dan Bangunan/Bangunan air kotor/ IPAL
51
10. Perahu 1
11. Jalan, irigasi, jaringan 18
12. Barang Lainnya 3.680
Total 11.597
Beberapa inovasi teknologi informasi yang dikembangkan Dinas LHK
Provinsi Jawa Tengah dalam mendukung kinerja dan pelayanan antara lain:
1. Sistem Informasi Dinas LHK, Website utama Dinas LHK
Aplikasi ini disediakan untuk memberikan informasi dan profil dinas. Sistem
ini dapat diakses melalui http://dlhk.jatengprov.go.id.
2. Sistem Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Aplikasi ini disediakan untuk memberikan informasi pejabat pengelola
informasi daerah pada Dinas LHK Provinsi Jawa Tengah. Sistem ini dapat
diakses melalui http://ppid.dlhk.jatengprov.go.id.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 31
3. Sistem Informasi Portal Data Dinas LHK
Aplikasi ini disediakan untuk memberikan informasi data dan informasi
terkait tugas dan kewenagan Dinas LHK. Sistem ini dapat diakses melalui
http://data.dlhk. jatengprov.go.id.
4. Sistem Informasi Sumber Pencemar Air
Aplikasi ini disediakan untuk memberikan informasi mengenai data
pengendalian pencemaran air dan data kualitas air. Sistem ini dapat diakses
melalui http://ppa.dlhk. jatengprov.go.id.
5. Sistem Informasi Penanaman
Aplikasi ini disediakan untuk menyajikan data permohonan bibit yang
dilakukan oleh masyarakat, sekolah dll. Sistem ini dapat diakses melalui
http://penanaman.dlhk. jatengprov.go.id.
6. Sistem Informasi Jawa Tengah Ijo Royo-Royo
Aplikasi ini disediakan untuk menyajikan data informasi Jawa Tengah Ijo
Royo. Sistem ini dapat diakses melalui http://sijiro.dlhk. jatengprov.go.id.
7. Sistem Informasi Registrasi (SIGit)
Aplikasi ini disediakan untuk memberikan informasi koleksi tumbuhan
Kebun Raya Baturraden. Sistem ini dapat diakses melalui localhost/Sigit-
Brd/ (offline)
8. Sistem Informasi Laboratorium Informasi Management System
Aplikasi ini disediakan untuk memberikan informasi laporan hasil uji melalui
aplikasi. Sistem ini dapat diakses melalui http://Lablh.jateng.cloud
2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROVINSI JAWA TENGAH
Pelaksanaan urusan lingkungan hidup dalam kurun waktu 2013 -
2018 merujuk pada Undang – undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mengamanatkan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Dalam melaksanakan urusan lingkungan di Jawa Tengah, Dinas
Lingkungan Hidup dan kehutanan memberikan pelayanan kepada
masyarakat meliputi: layanan jasa uji kualitas lingkungan, layanan
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 32
perijinan lingkungan, layanan informasi kualitas air, layanan informasi
kualitas udara, layanan tindak lanjut pengaduan masyarakat/sengketa
lingkungan, dan penegakan hukum lingkungan. Layanan ini diharapkan
memberikan jaminan terhadap keberlangsungan mahluk hidup,
kelestarian ekosistem serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
sehingga kualitas lingkungan hidup tetap terjaga.
Kualitas lingkungan hidup di Jawa Tengah dapat ditunjukkan
melalui Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dengan komponen Indeks
Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara dan Indeks Kualitas Tutupan lahan.
Selain itu juga ditambah dengan jumlah pengaduan dugaan pencemaran/
kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti. Sementara untuk jumlah
pengaduan dugaan pencemaran/ kerusakan lingkungan yang
ditindaklanjuti dari tahun 2013 sampai dengan 2018 menunjukkan
capaian 100%. Selengkapnya untuk Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
dan Jumlah pengaduan akibat dugaan pencemaran/ kerusakan
lingkungan yang ditindaklanjuti 2013-2018 dapat dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Pengaduan Masyarakat
Terkait Sengketa Lingkungan Tahun 2013-2018
No Indikator Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup a. Indeks Kualitas Air (IKA)
b. Indeks Kualitas Udara (IKU) c. Indeks Kualitas Tutupan Lahan
(IKTL)
50,85 44,44 45,40 59,74
50,72 43,85 45,61 59,70
56,59 45,79 57,07 64,32
64,12 48,85 77,30 65,68
66,33 48,17 83,91 66,76
66,53 51,14 82,97 65,74
2 Jumlah pengaduan akibat dugaan pencemaran/ kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti (SPM) %
100 100 100 100 100 100
Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tahun 2018, Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Jawa Tengah 66,53 dapat disimpulkan
bahwa kondisi lingkungan hidup di Jawa Tengah cukup baik.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 33
2.3.1. Indeks Kualitas Air
Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pemantauan kualitas air
pada 25 sungai yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Tabel 2.6 Pemantauan Kualitas Air
No Nama Sungai 2015 2016 2017 2018
Nilai IP
Status Mutu
Nilai IP
Status Mutu
Nilai IP
Status Mutu
Nilai IP
Status Mutu
1 Baki 4,16 Cemar
Ringan
2,28 Cemar
Ringan
4,56 Cemar
Ringan
3,84 Cemar
Ringan
2 Premulung 9,79 Cemar
Sedang
7,71 Cemar
Sedang
5,52 Cemar
Sedang
4,46 Cemar
Ringan
3 Mungkung 7,17 Cemar
Sedang
6,13 Cemar
Sedang
5,23 Cemar
Sedang
4,22 Cemar
Ringan
4 Grompol 5,78 Cemar
Sedang
2,05 Cemar
Ringan
4,8 Cemar
Ringan
4,67 Cemar
Ringan
5 Samin 4,32 Cemar
Ringan
4,28 Cemar
Ringan
5,38 Cemar
Sedang
3,76 Cemar
Ringan
6 Jlantah 3,86 Cemar Ringan
2,46 Cemar Ringan
3,8 Cemar Ringan
2,82 Cemar Ringan
7 Palur 10,19 Cemar Berat
3,94 Cemar Ringan
5,54 Cemar Sedang
4,57 Cemar Ringan
8 Pepe 7,35 Cemar Sedang
2,01 Cemar Ringan
4,57 Cemar Ringan
4,37 Cemar Ringan
9 Babon 4,45 Cemar Ringan
4,86 Cemar Ringan
2,8 Cemar Ringan
10 Bogowonto 1,94 Cemar Ringan
2,09 Cemar Ringan
11 Garang 2,85 Cemar Ringan
4,5 Cemar Ringan
4 Cemar Ringan
5,58 Cemar Sedang
12 Gung 3,39 Cemar Ringan
2,88 Cemar Ringan
3,28 Cemar Ringan
2,93 Cemar Ringan
13 Kupang 3,99 Cemar Ringan
2,36 Cemar Ringan
14 Luk Ulo 1,82 Cemar Ringan
1,31 Cemar Ringan
15 Lusi 2,43 Cemar
Ringan
2,55 Cemar
Ringan
2,21 Cemar
Ringan
2,15 Cemar
Ringan
16 Pemali 7,63 Cemar
Ringan
6,64 Cemar
Ringan
3,1 Cemar
Ringan
1,85 Cemar
Ringan
17 Sambong 3,84 Cemar
Ringan
2,66 Cemar
Ringan
18 Serang 1,95 Cemar
Ringan
2,99 Cemar
Ringan
2,63 Cemar
Ringan
2,19 Cemar
Ringan
19 Serayu 2,82 Cemar
Ringan
3,26 Cemar
Ringan
1,91 Cemar
Ringan
1,57 Cemar
Ringan
20 Tuntang 2,47 Cemar
Ringan
3,11 Cemar
Ringan
3,49 Cemar
Ringan
2,68 Cemar
Ringan
21 Wulan 4,7 Cemar Ringan
4,07 Cemar Ringan
4,75 Cemar Ringan
1,77 Cemar Ringan
22 Bengawan Solo
7,6 Cemar Sedang
4,51 Cemar Ringan
2,18 Cemar Ringan
3,91 Cemar Ringan
23 Progo 2,57 Cemar Ringan
3,26 Cemar Ringan
1,53 Cemar Ringan
1,25 Cemar Ringan
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 34
No Nama Sungai 2015 2016 2017 2018
Nilai IP
Status Mutu
Nilai IP
Status Mutu
Nilai IP
Status Mutu
Nilai IP
Status Mutu
24 Cintanduy 2,31 Cemar Ringan
4,86 Cemar Ringan
0,92 Kondisi Baik
1,97 Cemar Ringan
25 Cisanggarung 2,68 Cemar Ringan
3,96 Cemar Ringan
0,25 Cemar Ringan
2,83 Cemar Ringan
Nilai IP Jawa Tengah
4,8 3,96 3,46 Cemar Sedang
2,98 Cemar Ringan
Jumlah Sungai Yg dihitung
20 21 25 25
Dari hasil perhitungan status mutu kualitas air sungai dengan
menggunakan metode indeks pencemar yang mengacu pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air, pada tahun 2018 menunjukan bahwa Sungai
Garang termasuk dalam kategori Cemar Sedang, sedangkan lainnya dalam
kondisi Cemar Ringan.
Pada tahun 2017 anak sungai Bengawan Solo seperti Sungai
Premulung, Mungkung, Samin Palur masuk dalam kategori Cemar Sedang.
Namun di tahun 2018 kualitas air meningkat kualitasnya menjadi cemar
ringan. Peningkatan kualitas air sungai Bengawan Solo tidak bisa
dipisahkan oleh penanganan permasalahan di anak sungai Bengawan Solo
yang kewenangannya berada di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Permasalahan utama di Sungai Bengawan Solo beserta anak-anak sungai
adalah limbah domestik dimana parameter Fecal Coliform, Total Coliform
selalu melebihi baku mutu sedangkan BOD, COD, Minyak Lemak, Klorin
Bebas dan Detergen sebagai Metilen Blue Aktif Surfaktan (MBAS) sebagian
besar melebihi baku mutu. Selain dari limbah domestik rumah tangga,
sektor industri besar/menengah/kecil juga berkontribusi menyumbang
pencemaran dan banyak industri garmen yang belum mengolah air limbah
domestik yang sebagian besar bersumber dari karyawan. Di DAS Solo juga
banyak terdapat industri tekstil dan yang terbaru adalah industri rayon
yang membuang air limbahnya langsung ke Sungai Bengawan Solo. Sektor
pertanian, perkebunan dan peternakan juga menyumbang pencemaran
didaerah hulu sungai Bengawan Solo dan Anak Sungai Bengawan Solo
yang dibuktikan dengan parameter Nitrit melebihi baku mutu.
Sungai utama dari DAS Serayu adalah sungai Serayu yang pada
tahun 2018 masuk dalam kategori cemar ringan. Pencemaran terbesar
adalah limbah domestik dimana hampir seluruh lokasi sampel parameter
Fecal Coliform, Total Coliform melebihi baku mutu sedangkan parameter
BOD, COD, Minyak Lemak dan Detergen sebagai MBAS sebagian besar
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 35
melebihi baku mutu. Pada daerah Dieng parameter Nitrat melebihi baku
mutu yang selalu terjadi setiap tahun yang disebabkan aktifitas pertanian
dalam arti luas yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan pupuk
kimia dan pestisida secara berlebihan. Di DAS Serayu tidak banyak
industri besar/menengah akan tetapi didominasi oleh industri pengolahan
kayu dan industri kecil tapioka dan tahu. Kabupaten Purbalingga
merupakan sentra industri rambut palsu dan bulu mata palsu yang
melibatkan jumlah karyawan yang cukup banyak dan rata-rata tidak
dilakukan pengelolaan air limbah proses dan domestik.
DAS Serang merupakan DAS yang memiliki 3 sungai utama yaitu
sungai Serang, Sungai Lusi dan Sungai Wulan. Sungai Serang dan Lusi
bergabung menjadi satu dan mengalir di sungai Wulan. Dari ketiga sungai
tersebut yang memiliki tingkat pecemaran yang tertinggi berada di Sungai
Wulan. Ketiga sungai tersebut memiliki permasalahan yang sama seperti
sungai lain yaitu permasalahan limbah domestik, aktifitas pertanian
didaerah hulu juga terkadang parameter Nitrit melebihi baku mutu namun
hal tersebut tidak terjadi setiap saat. Terdapat industri yang sering
membuang air limbah ke sungai Wulan yang berkontribusi memperburuk
kualitas air sungai Wulan dan hal tersebut selalu terjadi hampir setiap
tahun namun untuk saat ini perusahaan tersebut masih dalam proses
penegakan hukum oleh Kementerian LHK RI.
Sungai Garang dan Sungai Babon adalah sungai yang melintasi
Kabupaten Semarang dan Kota Semarang yang memiliki nilai indeks
pencemar yang cukup tinggi. Permasalahan di kedua sungai tersebut
adalah air limbah domestik dan sampah. Peningkatan kualitas air sungai
Garang sangat dibutuhkan mengingat sungai Garang digunakan sebagai
bahan baku air oleh PDAM Kota Semarang.
Sungai Kupang juga memiliki nilai indeks pencemar yang cukup
tinggi namun permasalahan utama adalah limbah domestik. Selain
domestik yang dominan mencemari sungai adalah industri
menengah/besar yang didominasi industri tekstil dan industri kecil batik
dan jean wash (pencucian jeans) yang cenderung tidak mau mengolah air
limbahnya.
Kualitas air di Sungai Progo cenderung masih bagus namun juga
tidak lepas dari permasalahan limbah domestik. Permasalahan di sungai
yang menjadi perhatian adalah mata air Jumprit (sebagai air suci untuk
upacara keagamaan) yang terkadang melebihi baku mutu. Hal tersebut
bisa terjadi karena bagian atas mata air Jumprit terdapat permukiman
yang tidak diketahui desain pengelolaan air limbah domestiknya dan
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 36
sebagian tidak diolah dan langsung dibuang dan/atau diresapkan kedalam
tanah. Meresapkan air limbah domsetik kedalam tanah tidak serta merta
mengatasi masalah karena air resapannya masuk kedalam jaringan aliran
air bawah tanah menyebabkan mata air Jumprit tercemar. Sungai Pemali,
Sungai Gung, Sungai Tuntang, Sungai Luk Ulo, Sungai Bogowonto dan
Sungai Sambong juga mengalami permasalahan limbah domestik yang
sama.
Secara umum penurunan kualitas air sungai di Jawa Tengah
sudah tercemar limbah domestik yang ditunjukan dengan parameter Fecal
dan Total Coliform selalu melebihi baku mutu hampir pada seluruh lokasi
pantau. Terlampauinya parameter tersebut mengindikasikan pengelolaan
limbah domestik di permukiman masih belum maksimal yang didukung
oleh parameter pendukung seperti parameter minyak dan lemak, Klorin
Bebas, Florida, Detergen sebagai MBAS yang terkadang melebihi baku
mutu. Penanganan limbah domestik tidak hanya berfokus pada kebiasaan
masyarakat yang buang air sembarangan namun juga harus dilihat
spesifikasi pengolahan air limbah domestik yang sebagian besar
diresapkan atau sama sekali tidak dilakukan pengolahan. Selain limbah
domestik kebiasaan penduduk yang membuang sampah ke sungai juga
mempengaruhi penurunan kualitas air sungai.
Sektor pertanian dalam arti luas juga termasuk salah satu
penyumbang pencemar dimana hal tersebut dibuktikan dengan terdapat
parameter Total Phospat dan N melebihi baku mutu di kawasan Dieng dan
daerah hulu DAS Bengawan Solo. Hal tersebut bisa terjadi karena
penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan. Penggunaan
pakan ikan yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kualitas air sungai.
2.3.2. Indeks Kualitas Udara
Pengukuran kualitas udara ambien di Provinsi Jawa Tengah telah
dilakukan di 35 Kabupaten/Kota oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang dilakukan dengan 2 metode
pengambilan sampel yaitu:
1. Metode Manual Aktive
Metode Manual aktive dilakukan di 3 titik lokasi yang mewakili
kawasan perumahan, industri dan padat lalu lintas dengan parameter
SO2, NO2, CO, TSP, NH3, OX, H2S, Hidrokarbon (HC) dan kebisingan.
Secara umum dari hasil analisa yang dilakukan di 35 Kabupaten/Kota,
berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 8 tahun 2001 tentang Baku
Mutu Udara Ambien untuk parameter Hidrokarbon melebihi baku
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 37
mutu dikarenakan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang
menghasikan emisi gas buang akibat perawatan kendaraan yang
kurang memadai dan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan
kualitas yang kurang baik (premium).
2. Metode Passive Sampler
Metode Passive sampler dilakukan di 35 Kabupaten/Kota pada 4 titik
lokasi yang mewaliki kawasan transportasi, industri, pemukiman dan
perkantoran dengan parameter NO2 dan SO2. Berdasarkan PP 41
tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk
perhitungan Indeks Kulaitas Udara (IKU) mengacu pada parameter NO2
dan SO2.
Secara umum parameter NO2 dan SO2 di 35 Kabupaten /Kota se-
Jateng memenuhi baku mutu. Kondisi udara dimaksud menggambarkan
bahwa udara ambien di Jawa Tengah dalam kondisi sangat baik. Pemilihan
lokasi dan pemasangan passive sampler sangat berpengaruh terhadap
hasil analisa parameter SO2 dan NO2.
2.3.3. Persampahan
Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat tahun
2018 mencapai 5.418.060 Ton/ thn atau 14.844 ton/hari, meningkat jika
dibandingkan dengan timbulan sampah tahun 2017 sebesar 5.380.906,77
ton/ thn atau 14.742 ton/hari. Kondisi pelayanan penanganan sampah
pada tahun 2018 sebesar 25,27%. Kondisi penanganan sampah ini
dilakukan melalui pengangkutan sampah ke TPA dan dilakukan
pemprosesan akhir di TPA melalui system control landfill atau sanitary
landfill. Total TPA di Jawa Tengah terdapat 59 buah, namun yang
dioperasionalkan secara sanitary landfill baru 1 TPA (1,69%) (Kabupaten
Pati), 31 TPA controll landfill (52,54%) dan 27 (45,76%) TPA lainnya masih
dioperasionalkan secara open dumping. Pengurangan sampah yang
terangkut dari sumbernya sebesar 6,2%. Pengurangan ini dilakukan
melalui kegiatan bank sampah unit, bank sampah induk, Pusat Daur
Ulang, Proklim, Adiwiyata, Lubang organik, Rosok dan TPS3R yang
berbasis comunity.
Selanjutnya rekayasa sosial sangat dibutuhkan dalam upaya
pengelolaan sampah, sosialisasi, pelatihan dan pendampingan masyarakat
dalam pemilahan sampah dan fasilitasi pembangunan rumah pilah bank
sampah serta tempat pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recylcle)
untuk kelompok masyarakat diperlukan dalam upaya gerak pemerintah
mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilahan
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 38
sampah pada sumbernya dan menabung sampah di bank sampah
sehingga timbulan sampah terkurangi dan perekonomian masyarakat
meningkat. Dalam kurun waktu 2013-2018 telah terfasilitasi 34 rumah
pilah bank sampah yang tersebar di 21 Kab/Kota se Jawa Tengah yang
mampu mengurangi 40.200, 83 ton sampah, dan mampu merubah prilaku
masyarakat sekitar bank sampah untuk memilah sampah pada
sumbernya.
Tabel 2.7 Kinerja Pembangunan Rumah Pilah Bank Sampah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018
No. Tahun Jumlah (Unit)
Sampah Yang
Terkelola (Ton)
Lokasi
1. 2013 8 28,28 Kebumen, Grobogan, Temanggung, Wonosobo, Blora, Magelang, Kota Semarang
dan Kabupaten Purworejo
2. 2014 3 9,85 Temanggung, Purbalingga, Pekalongan
3. 2015 5 16,425 Purworejo, Tegal, Purbalingga, Kota Semarang, Kota Salatiga
4. 2016 4 13,14 Karanganyar, Semarang, Banyumas, Kota Semarang
5. 2017 4 13,14 Magelang, Kebumen Wonosobo,Purbalingga
6. 2018 6 40.120 Klaten, Kabupaten Semarang, Wonogiri,
Kebumen, Temanggung, Kota Salatiga, Purbalingga, Brebes, Wonosobo
Kinerja pelayanan urusan kehutanan yang dilakukan oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai
berikut :
1. Kinerja Pelayanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilaksanakan di lahan hutan negara dan
lahan milik. Pada Tahun 2018 Luas hutan di Jawa Tengah sebesar
1.249.104,02 Ha yang terdiri dari hutan negara seluas 651.214,02 Ha
dan hutan rakyat seluas 637.890 Ha. Berdasarkan review lahan kritis
yang dilakukan pada tahun 2013, luas lahan kritis di Jawa Tengah
seluas 634.601 Ha. Penanganan dan peningkatan tutupan pohon pada
lahan kritis dilakukan melalui aktifitas rehabilitasi hutan dan lahan.
Kinerja penanganan lahan yang direhabilitasi meningkat dari 10,85%
pada tahun 2014 menjadi 30,76 % pada tahun 2018. Perkembangan
penanganan lahan kritis tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel 2.8.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 39
Tabel 2.8
Kinerja Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Jawa Tengah Tahun 2014 - 2018
No. Luas (Ha) Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1 Luas hutan (dalam
dan luar kawasan) 1.289.104,54 1.289.104,54 1.289.104,54 *)1.249.104,02 1.249.104,02
2 Luas lahan kritis 634.601 634.601 634.601 634.601 634.601
3 Lahan yang
direhabilitasi 68.854 109.189 146.108 181.432 195.203
4 % Lahan yang
direhabilitasi 10,85*) 17,21 23,02 28,59 30,76
*) Hasil Overlay citra satelit, tahun 2017
Upaya rehabilitasi hutan dan lahan didukung dengan
pembangunan kebun Bibit Rakyat dan Gerakan Satu orang tanam dua
puluh lima pohon. Aktifitas rehabilitasi lainnya adalah pemanfaatan
lahan di kawasan hutan dengan pola integrated farming system dengan
memanfaatkan tanaman di bawah tegakan. Capaian tahun 2018 telah
dilakukan penanaman bawah tegakan seluas 50.000 ha, dengan
Komoditas yang ditanam/dikembangkan antara lain jahe, kunyit, temu
lawak, jagung dan padi gogo.
Luas hutan mangrove di Jawa Tengah kurun waktu 2013-2018
fluktuatif. Luas hutan mangrove di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar
21.119,01 ha dengan kondisi rusak mencapai 4.616,62 ha atau sebesar
21,86%. Perkembangan luas penanaman hutan mangrove dapat dilihat
pada Tabel 2.9
Tabel 2.9
Luas Penanaman Mangrove 2013-2017
No RHL Luas penanaman (Ha)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Luas hutan Mangrove
40,36 45,36 102,5 40 48,38 35
2. Kinerja Pelayanan Penanganan Gangguan Keamanan Hutan
Tahun 2018 hutan negara di Jawa Tengah seluas 651.214,02 ha dan
hutan rakyat seluas 597.890 ha, sehingga luas lahan yang berfungsi
sebagai kawasan hutan seluas 1.249.104,02 ha. Pada tahun 2018 telah
terjadi pencurian kayu sebanyak 21.752 pohon atau seluas 29,00 ha
dan kebakaran hutan 3.782,32 ha. Kerusakan hutan tahun 2013,
2014, dan 2016 cenderung mengalami fluktuatif (penurunan), namun
kondisi berbeda terjadi pada tahun 2015, 2017 dan 2018 berdasarkan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kondisi tahun
2015 terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 40
samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan intensitas El Nino
semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat
suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas, sehingga angka
kebakaran meningkat kembali. Di tahun 2018 luas kerusakan hutan
kaibat kebakaran kembali meningkat, hal ini dikarenakan
meningkatnya suhu udara di tahun 2018. Menurut BMKG, tahun 2018
sendiri menempati urutan ketiga dengan anomali suhu udara sebesar
0.46°C dibandingkan dengan periode normal 1981-2010.
Penanganan yang telah dilakukan antara lain melalui perlindungan
dan pengamanan hutan dengan mencegah dan membatasi kerusakan
hutan yang disebabkan oleh kebakaran, selain itu adanya
pemberdayaan masyarakat desa hutan (MDH) yang terlibat dalam
perlindungan keamanan hutan yang dibentuk dalam wadah
Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan Masyarakat Peduli Api (MPA) serta
adanya penegakan hukum yang tegas bagi pelaku tindak pidana
kejahatan hutan. Gangguan kemanan hutan di Jawa Tengah dapat
dilihat pada tabel 2.10
Tabel 2.10 Gangguan Keamanan Hutan di Jawa Tengah
Tahun 2013 - 2018
No Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Luas pencurian
pohon 38,73 30,74 4,49 9,38 29,82 29,00
2. Luas Kebakaran
hutan 1.215,31 1.196,68 6.136 116,20 1.320,96 3.782,32
Total Luas Kerusakan hutan
1.243,31 1.227,42 6.140,49 125,58 1.350,78 3.811,32
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 41
3. Kinerja pelayanan sertifikasi pengelolaan hutan dan pengolahan hasil
hutan dan pertumbuhan kontribusi kehutanan
Dalam rangka menjaga kelestarian hutan di Jawa Tengah, telah
dilakukan upaya sertifikasi pengelolaan hutan lestari ditingkat tapak
dan terhadap industri yang mengolah hasil hutan. Terkait pemanfaatan
hasil hutan, jumlah industri pengolahan hasil hutan kayu menunjukan
kecenderungan meningkat. Arah pengembangan selanjutnya adalah
mendorong dan meningkatkan industri pengolahan kayu yang
bersertifikasi legal kayu (sistem verifikasi legalitas kayu/ SVLK).
Adapun sertifikasi industri pengolahan hasil hutan sebanyak 536 unit
dari 643 unit yang tersebar di Jawa Tengah.
Jumlah sertifikasi hutan hutan rakyat sampai dengan tahun 2018
sebanyak 36 unit dari 35 Kabupaten Kota.
Tabel 2.11
Unit Manajemen Hutan Rakyat Pemegang SVLK
No UMHR Lokasi
1 36 Lokasi Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab. Batang, Kab. Boyolali, Kab. Blora (2
lokasi), Kab. Cilacap (3 lokasi), Kab. Grobogan (4 lokasi), Kab. Jepara, Kab. Karanganyar, Kab. Klaten, Kab. Kebumen,
Kab. Magelang (2 lokasi), Kab. Pemalang, Kab. Purbalingga, Kab. Purworejo (2
lokasi), Kab. Rembang (2 lokasi), Kab. Sukoharjo, Kab. Sragen, Kab. Tegal, Kab. Temanggung (2 lokasi), Kab. Wonosobo (3
lokasi)
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB tahun 2017sebesar 0,47
(ADHB). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.12.
Tabel 2.12 Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
No TAHUN
Kontribusi Terhadap PDRB
Nilai sektor kehutanan (juta
rupiah)
ADHB
%
Nilai Total PDRB (Juta Rupiah)
ADHK
%
1. 2014 5.282.203,81 0,57 4.073.354,75 0,53
2. 2015 5.653.154,17 0,56 3.997.568,24 0,50
3. 2016 5.516.303,28 0,50 3.823.956,28 0,45
4. 2017 5.591.369,96 0,47 3.830.206,81 0,43
5. 2018 5.917.356,34 0,47 3.921.781,90 0,42
Kontribusi subsektor Kehutanan 2018 sama dengan tahun
2017 namun menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada
tahun 2014 kontribusinya sebesar 0,57 persen, lalu menurun menjadi
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 42
0,56 persen pada tahun 2015; menurun menjadi 0,50 persen pada
tahun 2016; kemudian menurun menjadi 0,47 persen pada tahun 2017
dan 2018. Penurunan kontribusi subsektor kehutanan terhadap PDRB
Provinsi Jawa Tengah mengindikasikan bahwa Jawa Tengah mulai
mengalami transformasi struktural perekonomian dengan
kecenderungan penurunan peranan lapangan usaha di bidang
pertanian secara umum.
Grafik 2.11. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap
PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 - 2018
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah , 2018
4. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu
Potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik
nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya
kecuali kayu yang berasal dari hutan. Prospek HHBK dimasa yang
akan datang diprediksi akan semakin meningkat seiring dengan adanya
batasan pemanenan kayu sebagai komoditi utama hutan dan
diharapkan dikembangkan dan kontribusinya terhadap pendapatan
masyarakat, agar dapat menarik minat para masyarakat dalam
mengembang usaha pada HHBK. Data Produksi Hasil Hutan dapat di
lihat pada tabel berikut.
Tabel 2.13 Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu
No.
Jenis hasil
hutan/
K . P . H .
2014
Produksi
Ton
2015
Produksi
Ton
2016
Produksi
Ton
2017
Produksi
Ton
2018
Produksi
Ton
I GETAH PINUS 42.648 49.922 18.409 39.703 39.702,65
II K O P A L 231 199 47 148 148,29
III DAUN KAYU
PUTIH
8.785 7.911 353 490.448
490.447,84
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 43
5. Kinerja pelayanan pertimbangan teknis dalam proses pemantapan dan
penatagunaan kawasan hutan
Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan
Fasilitas Umum yang Bersifat Non Komersial dengan Luas Paling
Banyak 5 (lima) Hektar; Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk
Pembangunan Fasilitas Umum yang Bersifat Non Komersial dengan
Luas Paling Banyak 5 (lima) Hektar dan pertimbangan teknis
penggunaan kawasan hutan. Kegiatan pengukuhan yang berhubungan
dengan penataan batas suatu wilayah tertentu yang telah ditunjuk
sebagai kawasan hutan kemudian dipakai untuk kepentingan umum.
Pertimbangan teknis proses pemantapan dan penatagunaan kawasan
hutan dalam kurun waktu Tahun 2014 s.d Tahun 2018 selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.14.
Tabel 2.14 Pertimbangan Teknis Penggunaan Kawasan Hutan
Tahun 2013-2017
No Tahun Jumlah Permohonan Pertimbangan Teknis
Tindak Lanjut Permohonan
% terlayani
1. 2014 9 Pertek 9 Pertek 100 %
2. 2015 8 Pertek 8 Pertek 100 %
3. 2016 8 Pertek 8 Pertek 100 %
4. 2017 8 Pertek 8 Pertek 100 %
5. 2018 8 Pertek 8 Pertek 100%
Selanjutnya capaian kinerja urusan lingkungan hidup dan
kehutanan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
dalam mendukung pencapaian misi ke-7 diarahkan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang mendukung
pertumbuhan dan kelancaran perekonomian. Peningkatan tersebut
dengan tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah sesuai daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta antisipasi bencana dengan
menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan.
Untuk mewujudkan capaian sasaran terwujudnya pembangunan
berwawasan lingkungan terdapat beberapa indikator kinerja sasaran
yang telah dicapai oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
seperti yang terdapat pada tabel 2.14
Dalam mewujudkan sasaran strategis Renstra Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2013-2018, telah teralokasi
anggaran APBD Jawa Tengah selama 5 tahun sebesar 697,574 milyar
atau rata-rata per tahun 139,594 milyar rupiah. Data anggaran Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan seperti terdapat pada tabel 2.15
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 23
No
Indikator Kinerja
sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat
Daerah
Targe
t NSPK
Target IKK
Target
Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
I. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
% Informasi
status mutu air
(SPM)
SPM 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Persentase
pengaduan
akibat dugaan pencemaran/kerusakan lingkungan yang
ditindaklanjuti (SPM)
IKK SPM 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Terlaksananya
pengendalian dan pengawasan thd sumber pencemaran
pada UMKM/obyek domestik dan usaha dan/atau
kegiatan menengah/besar serta penanganan
pemukiman kumuh
100,851 8
UMKM 175 Usaha 1
Obyek Kumuh 2 Bank Sampa
h
8
UMKM 220 Usaha 1
Obyek Kumuh 2 Bank Sampa
h
8
UMKM 235 Usaha 1 Obyek
Kumuh 2 Bank Sampah
8
UMKM 250 Usaha 1
Obyek Kumuh 2 Bank Sampa
h
8
UMKM 265 Usaha 1
Obyek Kumuh 2 Bank Sampa
h
28
UMKM 175 Usaha
1 Obyek Kumuh
3 Bank Sampah
18
UMKM 243 Usaha
1 Obyek Kumuh
5 Bank Sampah
8
UMKM 237 Usaha 1 Obyek
Kumuh 4 Bank Sampah
8
UMKM 250 Usaha 1
Obyek Kumuh 4 Bank Sampa
h
8
UMKM 265 Usaha 1
Obyek Kumuh 9 Bank Sampa
h
350
100 100 150
225
110 100 250
100
100,8 100 200
100
100 100 200
100
100 100 450
44
Tabel 2. 15 Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 24
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah
Targe
t NSPK
Target
IKK
Target
Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Terlaksananya pembinaan perbaikan
kinerja pengelolaan B-3 dan limbah B-3 bagi pelaku
usaha dan/kegiatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (di luar Proper)
100
Pelaku usaha
100 Pelaku usaha
100 Pelaku usaha
100 Pelaku usaha
100 Pelaku usaha
150 Pelaku
usaha
120 Pelaku
usaha
125 Pelaku usaha
100 Pelaku usaha
100 Pelaku usaha
150 120 125 100 100
Pengawasan
pelaksanaan dan pengelolaan lingkungan
hidup bagi usaha dan/keg wajib AMDAL atau UKL-UPL
(Usaha/Kegiatan)
9 10 12 11 8 12 33 12 11 8 133
,3
330 100 100 100
2. Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
Penanaman
bibit tanaman konservasi di kawasan lindung di luar
kawasan hutan (ha) (sampai pemeliharaan 3 bln)
220 Ha
20 Jenis
220 Ha
20 Jenis
220 Ha
15 Jenis
220 Ha
15 Jenis
220 Ha
15 Jenis
233
Ha 20 Jenis
264
Ha 20 Jenis
255,5
Ha 15 Jenis
220 Ha
15 Jenis
220 Ha
15 Jenis
106
100
120
100
116
100
100
100
100
100
Penanaman
tanaman ungggulan lokal
daerah/ tanaman langka (jenis)
45
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 25
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah
Targe
t NSPK
Target
IKK
Target
Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
3. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
Jumlah luas
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
wilayah perkotaan (ha)
40 40 40 40 40 66,03 77,01 47,84 40 40 165 193 120 100 100
4. Program
Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Tanaman
penghijauan di wilayah pesisir
(ha)
220 220 220 220 220 233 264 255,5 220 220 106 120 116 100 100
Presentase
Informasi
status mutu udara ambien (SPM)
SPM 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Program
Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
Peningkatan
kapasitas SDM dan kelembagaannya (sekolah)
12 17 21 22 24 95 149 156 22 24 792 876 743 100 100
Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi Sumber Daya Alam
46
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 26
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah
Targe
t NSPK
Target
IKK
Target
Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Tersedianya informasi lingkungan
hidup Jawa Tengah (jenis)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 100 100 100 100
URUSAN KEHUTANAN
Persentase
rehabilitasi hutan dan lahan
kritis (%)
10 15 20 25 30 10,85 17,20 23,02 28,59 30,76 109 115 115 114 103
Luas hutan
yang
dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman (Ha)
10.000
20.000 30.000 40.000
50.000 15.10
9
30.86
9
40.919
42.500
50.000
151 154 136 106 100
Persentase unit
pengelolaan
hutan dan pengolahan hasil hutan yang memiliki
sertifikat/SVLK (%)
14 15 16 17 18 14 15 16 17 18 100 100 100 100 100
Kontribusi
sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
0,53 0,63 0,73 0,83 0,93 0,53 0,50 0,45 0,45 0,47 100 79,3
7
61,64 54,2
2
50,54
Persentase
Pertimbangan teknis dalam
proses pemantapan dan penatagunaan
kawasan hutan (%)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Menurunnya
potensi gangguan
20 25 30 35 40 20 25 30 35 40 100 100 100 100 100
47
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 27
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah
Targe
t NSPK
Target
IKK
Target
Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
keamanan hutan (lokasi)
Persentase unit
usaha masyarakat
sekitar hutan yang berkembang
10 20 30 40 50 10 20 30 40 50 100 100 100 100 100
48
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 28
No. Uraian
Anggaran pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Ke Rata- Rata
pertumbuhan Anggaran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggar
an
Realisa
si
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
A Pendapatan 655.500.000 2.550.000.000 3.471.600.000 4.065.700.000 4.335.272.710 3.180.059.920 7.175.163.688 5.002.487.907 4.542.207.710 5.478.612.548 125 281 144 112 126 87,23 26,69
B BELANJA 82.303.918.000 97.669.363.000 138.788.460.000 161.130.275.000 214.920.982.000 76.041.734.517 90.862.632.022 116.978.626.472 156.878.266.594 199.335.929.728
Belanja Tidak Langsung
28.270.805.000 13.951.882.000 45.285.991.000 123.953.094.000 122.899.802.000 25.312.611.329 33.317.699.422 33.960.324.320 121.173.664.760 119.327.791.485 90 96 75 98 97 86,70 72,21
Belanja Pegawai
28.270.805.000 34.757.322.000 45.285.991.000 123.953.094.000 122.899.802.000 25.312.611.329 33.317.699.422 33.960.324.320 121.173.664.760 119.327.791.485 90 96 75 98 97 56,52 72,21
Belanja Langsung
54.033.113.000 83.717.481.000 93.502.469.000 37.177.181.000 92.021.180.000 50.729.123.188 57.544.932.600 83.018.302.152 35.704.601.834 80.008.138.243 94 69 89 96 87 38,48 31,20
Belanja Pegawai
4.740.671.000 22.439.695.000 36.728.060.000 4.900.656.000 9.981.092.000 4.408.480.800 3.966.355.700 32.461.480.359 4.662.063.000 9.561.708.543 93 18 88 95 96 113,51 181,96
Belanja Barang Jasa
40.195.444.000 26.193.759.000 41.005.245.000 30.181.209.000 62.886.397.000 37.767.045.688 41.627.760.080 37.648.039.590 29.012.651.374 58.676.302.699 94 159 92 96 93 25,92 19,99
Belanja Modal
9.096.998.000 35.084.027.000 15.769.164.000 2.095.316.000 19.153.691.000 8.553.596.700 11.950.816.820 12.908.782.203 2.029.887.460 11.770.127.001 94 34 82 97 61 239,50 110,82
JUMLAH BELANJA (A+B+C)
82.303.918.000 97.669.363.000 138.788.460.000 161.130.275.000 214.920.982.000 76.041.734.517 90.862.632.022 116.978.626.472 156.878.266.594 199.335.929.728 92,39 93,03 72,60 97,36 92,75 27,56 27,35
JUMLAH PENDAPATAN
655.500.000 2.550.000.000 3.471.600.000 4.065.700.000 4.335.272.710 3.180.059.920 7.175.163.688 5.002.487.907 4.542.207.710 5.478.612.548 485 281 144 112 126,4 87,23 26,69
Dari 19 kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdapat 18 layanan yang sesuai dengan target dan 1 layanan yang
belum tercapai, yaitu pertumbuhan kontribusi sektor kehutanan. Adapun faktor yang mempengaruhi belum tercapainya layanan tersebut
karena menurunnya permintaan bahan baku kayu. Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2014 s.d 2018 rasio antara realisasi dan
anggaran dapat dikatakan baik dengan capaian di atas 92%.
Tabel 2. 16 Anggaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
49
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 26
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Dalam 5 tahun terakhir data menunjukkan bahwa pertumbuhan
penduduk terus meningkat yang akan berdampak pada peningkatan
kebutuhan papan, sandang dan pangan. Kondisi ini secara langsung telah
berdampak terhadap meningkatnya tekanan terhadap lingkungan. Disisi
lain fakta menunjukkan bahwa meskipun angka kemiskinan terus
menurun, namun permasalahan ini tetap memerlukan prioritas dalam
penanganannya terlebih cukup banyak desa-desa di sekitar hutan masuk
kategori miskin. Memperhatikan potensi sumberdaya hutan baik di
kawasan hutan negara dan lahan masyarakat masih sangat besar
peluangnya untuk dikembangkan dengan fokus pada peningkatan nilai
ekonomi sumberdaya hutan bagi kesejahteraan masyarakat. Selain aspek
ekonomi, tuntutan peran hutan bagi kepentingan lingkungan dari waktu ke
waktu terus meningkat seiring dengan menurunnya kualitas lingkungan
sebagai akibat langsung dari meningkatkanya ekploitasi sumberdaya alam
untuk kepentingan manusia.
Sebangun dengan kondisi di Jawa Tengah, secara nasional juga
menghadapi permasalahan dan tantangan yang hampir serupa
sebagaimana dituangkan dalam Renstra Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Tahun 2015 – 2019 dengan beberapa sasaran strategis
yang sangat terkait dengan Provinsi Jawa Tengah, antara lain:
1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan
indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada
kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir
utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu
air, udara dan tutupan hutan;
2. Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan
secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan, dengan indikator kinerja peningkatan
kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen
pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu
maupun non kayu; (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport;
3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati
serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan;
Ditinjau dari aspek penataan ruang daerah, dalam Rencana Pola
Ruang Jawa Tengah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
50
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 27
Jawa Tengah menghadapi tantangan yang cukup berat, dikarenakan
posisinya sebagai Pelaksana Utama untuk Perwujudan Hutan Lindung,
Perwujudan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya,
Perwujudan Pengembangan Kawasan Hutan Produksi, Perwujudan
Kawasan Hutan Rakyat. Selain itu Dinas Kehutanan juga menjadi
pendukung untuk Pengembangan Sungai, Pengembangan Waduk,
Pengembangan Embung, Perwujudan Kawasan Resapan Air, Perwujudan
Kawasan Perlindungan Setempat, Perwujudan Kawasan Perlindungan
Plasma Nutfah dan Kawasan Pengungsian Satwa, Perwujudan Kawasan
Lindung Geologi, Kawasan Strategis Prov Jateng dari Sudut Kepentingan
Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.
Berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atas
RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 – 2023 terhadap program
pembangunan yang terkait dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan,
terdapat dua Program Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
yaitu Program Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan dan Program rehabilitasi dan
konservasi sumber daya hutan yang telah di KLHS dikarenakan diduga
berpotensi berdampak negatif terhadap isu-isu pembangunan
berkelanjutan. Atas hasil kajian ini, maka Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan harus mengambil inisiasi dan meningkatkan upaya untuk
mengurangi dampak negatif yang telah diperkirakan akan terjadi.
Berdasarkan kondisi di atas masih banyak tantangan pelayanan
yang perlu ditanggulangi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Jawa Tengah. Tantangan pengembangan pelayanan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun 5
(lima) tahun untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai salah satu
instansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Tantangan/Ancaman (Threat) dan peluang (Opportunities)
merupakan analisis lingkungan eksternal yang mungkin dihadapi dalam
implementasi rencana strategis (program dan kegiatan). Peluang
(Opportunities) adalah faktor-faktor positif dan bersifat eksternal yang
mampu mengarahkan kelembagaan/organisasi kearahnya yang lebih baik.
Sedang Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor negatif dan bersifat
eksternal yang dapat menghambat tercapainya tujuan
kelembagaan/organisasi. Tahapan awal yang dilakukan agar rencana
strategi yang disusun dapat mengantisipasi perubahan dan perkembangan
khususnya pada lingkungan eksternal, maka perlu mengidentifikasi
tantangan dan peluang.
51
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 28
Adapun tantangan dalam peningkatan pelayanan di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tersebut antara lain :
1. Pertambahan penduduk yang terus meningkat, baik ditingkat daerah
(Kabupaten/Kota/Provinsi), tingkat nasional dan dunia, akan
memberikan tekanan secara langsung dan tidak langsung terhadap
lingkungan dan kehutanan, berupa; pembukaan lahan secara masif
(konversi lahan), eksploitasi sumberdaya untuk pemenuhan
kebutuhan, dan lain sebagainya;
2. Pertumbuhan ekonomi daerah, nasional dan internasional yang terus
tumbuh, memberikan tekanan terhadap lingkungan hidup dan
kehutanan, meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kondisi
lingkungan yang baik dan tata kelola kepemerintahan yang baik (good
environmental governance);
3. Perubahan iklim global (global warming), akan berdampak terhadap
lingkungan hidup dan kehutanan secara langsung, seperti; kenaikan
suhu permukaan bumi rata-rata, elnino dan lanina, kenaikan muka
air laut (banjir rob);
4. Isu ekonomi hijau (green economics) dan ekonomi biru (blue economics)
menjadi masa depan yang dapat diharapkan dapat menekan laju
penurunan kualitas lingkungan hidup dan deforestasi hutan;
5. Jangkauan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang memberikan
dampak kepada lingkungan belum memadai;
6. Kepedulian masyarakat dan dunia usaha yang masih harus
ditingkatkan, didukung dengan perilaku budaya yang ramah
lingkungan;
7. Masih lemahnya sistem penegakan hukum di bidang lingkungan hidup
dan kehutanan, sehingga belum memberikan efek jera kepada setiap
pelaku pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup dan
kehutanan;
8. Produktifitas hutan dari aspek non kayu masih sangat rendah dan
belum dilakukan sebagai sebuah usaha yang menguntungkan;
9. Ancaman gangguan keamanan hutan, kebakaran hutan dan degradasi
hutan masih cukup tinggi, oleh sebab itu perlu upaya yang lebih
efektif dengan mendorong peran aktif masyarakat sekitar hutan.
10. Penerapan prinsip pengelolaan DAS terpadu menuntut peningkatan
komunikasi dan koordinasi lintas sektor dan lintas program guna
menjamin efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang
mampu meningkatkan daya ungkit program dan kegiatan guna
peningkatan kualitas pembangunan yang berbasis DAS;
52
Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Page 29
Disamping tantangan yang harus dihadapi Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, terdapat beberapa peluang yang harus
dimanfaatkan guna meningkatkan kualitas pelayanan, antara lain sebagai
berikut:
1. Adanya peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan, termasuk peraturan daerah yang konsisten dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan;
2. Telah berkembangnya kapasitas organisasi masyarakat dan organisasi non
pemerintah;
3. Tumbuhnya kesadaran masyarakat atas kondisi lingkungan yang baik dan
berkembangnya kapasitas kelembagaan masyarakat;
4. Tersedianya instrumen dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan
lingkungan hidup antara lain Adiwiyata, Adipura, Kalpataru, Program
Kampung Iklim (Proklim), Kelurahan Berseri, Bank Sampah, dan
sebagainya;
5. Kerjasama luar provinsi yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan
lingkungan;
6. Mulai tingginya animo masyarakat untuk mengkonsumsi produk
pemanfaatan hasil hutan, seperti: jamur, madu, gula aren dan lainnya;
7. Kebutuhan hasil hutan baik kayu maupun bukan kayu semakin
meningkat, sehingga meningkatkan peluang sub sektor kehutanan untuk
meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian daerah;
8. Kawasan hutan negara dan lahan kritis yang cukup luas sangat potensial
untuk ditingkatkan produktivitas guna mendukung pemenuhan kebutuhan
hasil hutan dan peningkatan kualitas lingkungan;
9. Jasa lingkungan cukup potensial untuk dikembangkan ekowisata untuk
mendorong pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan;
10. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi baik di bidang
kehutanan maupun teknologi dalam pengelolaan lingkungan serta
teknologi informasi yang memberikan peluang besar untuk dimanfaatkan
guna meningkatkan pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Jawa Tengah.
53