bab ii gambaran kondisi wilayah kota ...eprints.undip.ac.id/75271/3/bab_ii.pdfterdiri dari 16...
TRANSCRIPT
35
BAB II
GAMBARAN KONDISI WILAYAH KOTA SEMARANG DAN
KAMPUNG PELANGI KELURAHAN RANDUSARI
2.1. Kota Semarang
2.1.1. Kondisi Geografis dan Alam
Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan
dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan
Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan kabupaten Demak, sebelah Selatan
dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan
panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Batas wilayah tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 2.1 Peta Kota Semarang
Sumber: https://semarangkota.bps.go.id
36
Tabel 2.1 Batas Wilayah Kota Semarang
Sumber : KatalogBadan Pusat Statistik Kota Semarang;Kota Semarang alam
Angka 2017
Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas
ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri
dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah
kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan
koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan
Barat menuju Kabupaten Kendal. Semarang juga berperan penting dalam
perkembangan Jawa Tengah karena Semarang memiliki pelabuhan, jaringan
transportasi darat (yang berupa jalur kereta api dan jalan) serta transportasi udara
yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota
Transit Regional Jawa Tengah.
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah
dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan
No
Uraian
Batas Wilayah
Letak Lintang Keterangan
1 Sebelah Utara 6’ 50’ LS Laut Jawa
2 Sebelah Selatan 7’ 10’ LS Kab.Semarang
3 Sebelah Barat 109’ 50’ BT Kab. Kendal
4 Sebelah Timur 110’ 35’ BT Kab. Demak
37
adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya
adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan
dengan kemiringan 15-40%. Berdasarkan morfologinya, wilayah Kota Semarang
secara umum dapat dibagi menjadi dua (2) bagian, yaitu Kota Semarang Bawah yang
merupakan dataran rendah, dan Kota Semarang Atas yang merupakan dataran
tinggi (perbukitan). Pada dataran rendah, struktur geologi berupa batuan endapan
(alluvium) yang berasal dari endapan sungai yang mengandung pasir dan lempung.
Sedangkan pada daerah perbukitan sebagian besar memiliki struktur geologi berupa
batuan beku.
Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia,
mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun
timur, dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan
temperatur udara Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi
Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada September ke 24,6 °C pada bulan Mei, dan
suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C. Perubahan iklim di
Kota Semarang dapat mengakibatkan rob pada saat kenaikan muka air laut.
2.1.2. Kondisi Administrasi Secara administratif, Kota Semarang dengan luas wilayah sebesar 373,67 km²
terdiri dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya
adalah kecamatan Mijen (57,55 km² ), diikuti oleh kecamatan Gunungpati dengan
luas wilayahnya sebesar 54,11 km², sedangkan kecamatan yang terkecil wilayahnya
adalah kecamatan Semarang Selatan (5,93 km² ).
38
Dilihat dari kepadatan penduduknya, kecamatan Mijen dan kecamatan Tugu
mempunyai jumlah penduduk terkecil, yaitu dibawah 1100 orang tiap km². Hal ini
disebabkan karena kedua kecamatan tersebut diatas dikembangkan sebagai daerah
pertanian dan kawasan industri. Untuk daerah pusat kota, kecamatan yang terpadat
penduduknya adalah kecamatan Semarang Selatan dengan 13.431 orang tiap km².
Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kota
No Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan 1 Mijen 14 2 Gunungpati 16 3 Banyumanik 11 4 Gajah Mungkur 8 5 Semarang Selatan 10 6 Candisari 7 7 Tembalang 12
8 Pedurungan 12 9 Genuk 13 10 Gayamsari 7 11 Semarang Timur 10
12 Semarang Utara 9 13 Semarang Tengah 15 14 Semarang Barat 16 15 Tugu 7
16 Ngaliyan 10 Sumber : Katalog Bdan Pusat Statistik Kota Semarang:Kota Semarang dalam Angka 2016
39
2.1.3. Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan di Kota Semarang mengacu pada lapangan pekerjaan baik di
bidang petani, nelayan, pengusaha, industri, bangunan, perdagangan, angkutan, dan
jasa. Mata Pencaharian penduduk di Kota Semarang pada sekarang ini didominasi
oleh para pekerja industri dikarenakan letak Semarang yang cukup strategis, yakni
pada jalur lintasan yang ramai untuk lalu lintas darat, laut, dan udara, Kota Semarang
memiliki Terminal Induk Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang, Pelabuhan Tanjung
Emas, dan Bandar Ahmad Yani, Letak Goegrafi yang sangat unik dan indah, yakni
dataran rendah di bagian utara tepi pantai Laut Jawa dan dataran tinggi di bagian
selatan. Dengan adanya hal demikian, maka muncul lah berbagai perusahaan yang
memilih Kota Semarang sebagai lahan bisnis yang akan di jalankan, dan berbagai
perusahaan yang menjajakan bisnisnya disini. Berbagai Mall, Supermarket,
Minimarket banyak sekali ditemui di Kota Semarang. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 2.3 dibawah ini :
40
Tabel 2.3 Komposisi Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber : Katalog Badan Pusat Statistik Kota Semarang:Kota Semarang dalam Angka 2016
2.1.4. Kondisi Kesejahteraan Sosial
2.1.4.1. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu kunci dari kemajuan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam membangun
sumber daya manusia. Karena dengan pendidikan ada pembangunan. Kota
Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah diharapkan dapat berperan
sebagai pusat pendidikan. Dibawah ini merupakan data jumlah siswa/pelajar
berdasarkan tingkat pendidikan :
41
Tabel 2.4 Data Jumlah Siswa/Pelajar Beradasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber : Katalog Badan Pusat Statistik Kota Semarang:Kota Semarang dalam
Angka 2016
2.1.4.2. Kondisi Kesehatan Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah perilaku
hidup sehat. Dilihat dari indikator aspek pelayanan kesehatan. Pemerintah Kota
Semarang telah berupaya menyediakan fasilitas kesehatan yang dari tahun ke
tahun semakin dapat menjangkau pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat
Kota Semarang. Kondisi kinerja pembangunan bidang kesehatan selama 5 tahun
dapat dilihat dari ratio puskesmas ataupun poliklinik.
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat
perlu didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki
kualitas pelayanan yang baik.
42
Tabel 2.5 Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Kota Semarang
Sumber : Bidang pelayanan kesehatan DKK Semarang
43
2.1.5. Penataan Wilayah Penataan wilayah Kota Semarang menurut Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Semarang, dibagi menjadi 2 kawasan yang mempunyai masing-
masing fungsi, yaitu :
1. Kawasan Lindung : Kawasan ini melindungi kawasan dibawahnya, kawasan
lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan-kawasan yang
memiliki kemiringan >40% tersebar di wilayah bagian selatan sebagai
kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya. Sementara, kawasan lindung
setempat mencakup kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sempandan
waduk, dan sempadan mata air. Kemudian yang terakhir, kawasan lindung
rawan bencana adalah kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor
dan gerakan tanah.
2. Kawasan Budidaya : Kawasan ini merupakan kawasan yang seharusnya
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah yang ada di Kota
Semarang. Berikut adalah kawasan-kawasan yang dikembangkan
berdasarkan potensi dan karakteristik wilayahnya, yaitu : kawasan
perdagangan dan jasa, kawasan permukiman, kawasan pendidikan, kawasan
pemerintahan dan perkantoran, kawasan industri, kawasan olahraga, kawasan
wisata/rekreasi, kawasan perumahan dan permukiman, kawasan pemakaman
umum, kawasan khusus dan kawasan terbuka non hijau.
Kawasan budidaya di bidang pariwisata sekarang mulai menjadi perhatian
pemerintah Kota Semarang, dimana pengembangan obyek wisata tidak hanya
menyandarkan pada wisata alam akan tetapi wisata yang diciptakan dari hasil
44
kreatifitas. Untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata maka Kota Semarang
juga melengkapinya dengan membangun sarana dan prasarana sebagaimana dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6 Sarana dan Prasarana Pendukung Wisata di Kota Semarang No. Jenis Nama 1. Sarana dan prasarana
transportasi Bandara Ahmad Yani, Terminal Mangkang, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, Pelabuhan Tanjung Emas.
2. Potensi lokasi wisata kuliner Kuliner Kawasan Simpang Lima, Kuliner Kawasan Puri Anjasmoro, Kuliner Kawasan Jalan Gajah Mada, Kuliner Sultan Agung, Kuliner Oleh-oleh Kawasan Pandanaran.
3. Event Kesenian Festival dan Pawai Warak Ngendok, Dugder, Pasar Dugder, Pasar Imlek, Festival Cheng Ho, Pawai HUT Provinsi Jawa Tengah (Pawai Mobil Hias Provinsi), Pawai Pitulasan (Pawai Mobil Hias 17 Agustus), Pesta Rakyat Hari Jadi Kota Semarang, Mega Jateng Promo, Padusan Suran, Upacara Haru Taliwangke dan Upacara Sedekah Bumi di Goa Kreo (Bumi Wanara Adi).
Sumber : Katalog Potensi Pariwisata, Perdagangan dan Peluang Investasi Kota Semarang
Besarnya potensi pengembangan sektor wisata terhadap kesejahteraan
masyarakat membuat Kota Semarang berupaya untuk mewujudkan kota Semarang
sebagai alternative wisata yang dipilih wisatawan untuk berkunjung. Salah satu upaya
pengembangan sektor wisata yang melibatkan masyarakat antara lain melalui
kampung pelangi.
45
2.2. Program Kampung Pelangi
Babakan sejarah Kota Semarang awal mulainya dari Kali Semarang pada
abad ke 15 dengan aktivitas sebagai pusat lalu lalang perdagangan dari berbagai
penjuru dunia yakni dari Arab, Cina, Portugis, Belanda, Melayu dan Jepang. Mulai
tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang melaksanakan perencanaan kawasan hingga
penyiapan dokumen teknis yang diawali dari penataan Pasar Kembang Kalisari.
Berkaitan dengan pelaksanaan tersebut, maka guna terwujud kawasan yang
mempunyai daya tarik yang unik, maka perlu disusunlah “ Program Kampung
Pelangi” yaitu suatu gerakan pengecatan dengan melibatkan stakeholder. Dengan
ditatanya kawasan Kali Semarang Segmen Pasar Kembang maka perlu untuk menata
Kampung Wonosari yang berada di sebelah timur Kali semarang. Penataan Kampung
Wonosari sebagai Kampung Pelangi akan memberikan nilai lebih Terhadap kawasan
Kali Semarang Segmen Pasar Kembang terutama dari aspek visual. Selain itu
Kampung Pelangi juga akan menjadi lokasi wisata yang terkoneksi dengan Kawasan
Kali Semarang Segmen Pasar Kembang dan memberi dampak baik bagi Warga
kampung Wonosari
Kampung Pelangi diartikan sebuah kampung yang mana jika dilihat dari
kejauhan Akan tampak seperti pelangi. Dalam hal ini warna pelangi dapat
diaplikasikan untuk memberi warna baru pada Kampung Wonosari. Bagi warga Kota
Semarang secara umum Kampung Pelangi memberikan alternatif lokasi untuk
berwisata di pusat kota. Dengan bertambahnya ruang publik/lokasi wisata di Kota
46
Semarang maka diharapkan akan semakin bertambah pula intensitas interaksi antar
warga untuk berbahagia bersama-sama menikmati setiap sisi Kota Semarang.
2.2.1. Kampung Pelangi Kelurahan Randusari
Kampung Pelangi Kota Semarang berada di Kampung Wonosari Kelurahan
Randusari Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang. Berada di pusat Kota
Semarang dekat dengan kawasan Tugu Muda atau lebih tepatnya berada di sisi timur
Jl. Dr. Sutomo yang terdiri dari RW 3 dan RW 4 Kelurahan Randusari. Berikut
merupakan peta (denah) Kampung Pelangi di Kelurahan Randusari.
Gambar 1.2 Peta (Denah) Kampung Pelangi Di Kelurahan Randusari
Di Kelurahan ini terdapat Bukit Brintik, yang berada dekat dengan Pasar
Randusari. Di Bukit Brintik itu terdapat Pemakaman Bergota, pemakaman terbesar di
Semarang. Rumah Sakit Dr. Kariadi juga berada di Randusari. Disamping daerahnya
yang berstruktur naik turun, termasuk juga dalam daerah yang kumuh dan miskin dan
disitulah letak dari Kampung Pelangi.
47
2.2.2. Kondisi Geografis
Kelurahan Randusari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Semarang
Selatan Kota Semarang. Kelurahan Randusari memiliki luas wilayah 66,95 Km²
dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 yaitu 7.939 jiwa. Jumlah kepala keluarga
sebanyak 2.235 jiwa terdiri dari 7 Rukun Warga (Rw) dan 52 Rukun Tetangga (Rt).
Batas Wilayah kelurahan Randusari :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Pekunden
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Bendungan
c. Sebelah Barat : Kelurahan Barusari
d. Sebelah Timur : Kelurahan Mugassari
Permukiman di kampung Wonosari berkembang secara alami menyesuaikan
kondisi topografi sehingga perletakan rumah membentuk pola terasiring dari tepi
sungai kali Semarang kearah timur mengikuti kontur sampai makam Bergota.
Kampung Wonosari merupakan permukiman dengan kepadatan yang sangat tinggi.
Antara rumah satu dengan yang lain saling berhimpit hal ini dikarenakan kebutuhan
perumahan yang semakin meningkat sedangkan lahan yang ada terbatas dengan
kondisi topografi yang menyulitkan dalam pengaturan letak perumahan.
2.2.3. Kondisi Administratif
Secara administratif, Kelurahan Randusari dengan luas wilayah sebesar 66,95
Ha km² terdiri dari 7 RW dan 52 RT. Memiliki 1 buah balai kelurahan dan juga 1
kantor kelurahan.
48
VISI DAN MISI KELURAHAN RANDUSARI KOTA SEMARANG
VISI
“Mewujudkan Masyarakat Randusari Sejahtera, Damai, dan Berdaya”
MISI
• Menyelenggarakan pelayanan pemerintahan dan pelayanan umum
kepada masyarakat dengan berpedoman kepada SPM (Standart
Pelayanan Masyarakat);
• Menyelenggarakan pembangunan sarana dan prasarana sosial ekonomi
masyarakat;
• Mendorong penguatan (pemberdayaan) sosial ekonomi masyarakat
melalui peningkatan partisipasi, swadaya, dan gotong royong
masyarakat;
• Menyelenggarakan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;
• Menyelenggarkan pembinaan dan peningkatan kesadaran hukum
masyarakat;
• Menyelenggarakan pelaksanaan tertib administrasi kelurahan untuk
kelancaran pelayanan Pemerintahan dan Umum;
• Menyelenggarakan kegiatan fasilitasi berupa pemberian bantuan dan
pembinaan pengembangan Lembaga Kemasyarakatan yang ada di
Kelurahan;
49
2.2.4. Lingkungan Fisik
2.2.4.1. Kondisi Iklim Kawasan permukiman RW 03 dan RW 04 Kelurahan Randusari
mempunyai iklim yang sama dengan daerah yang terletak di wilayah Semarang
Selatan pada umumnya. Suhu rata – rata adalah 26,5oC sampai dengan 27,5 oC.
Sedangkan untuk kondisi curah hujan rata – rata 23 – 34 mm/tahun. Musim hujan
terjadi berkisar dari bulan Oktober sampai dengan Bulan Maret, sedangkan
musim kemarau terjadi pada Bulan April sampai dengan Bulan September.
2.2.4.2. Penggunaan Lahan Untuk permukiman RW 03 dan RW 04 sebagian besar lahan yanag
ada di pergunakan sebagai tempat tinggal, usaha pembudidayaan tanaman hias,
bengkel kerja, dan pemakaman umum. Sedangkan pada lahan yang masih kosong
dipergunakan oleh sebagian warga untuk pemeliharaan hewan ternak, seperti
kambing, ayam. Kondisi lahan yang kosong juga dimanfaatkan sebagai tempat
pembuangan sampah, tidak dimanfaatkan sebagai daerah hijau.
2.2.5. Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk di Kawasan Kampung Pelangi Kota Semarang adalah 2.266
jiwa yang terdiri dari 1.405 jiwa di RW 3 dan 861 jiwa di RW 4. Dibawah ini
merupakan tabel jumlah penduduk berdasarkan usia di kawasan Kampung Pelangi.
50
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di Kawasan Kampung Pelangi
Sumber: Data Dinas Penataan Ruang
Gambar 2.3 Grafik Penduduk Kampung Pelangi
Sumber: Data Dinas Penataan Ruang Kota Semarang
Berdasarkan jumlah penduduk usia, usia penduduk yang mendominasi di
Kampung Pelangi RW 3 adalah penduduk yang berusian 0-15 tahun, sedangkan
No Usia Penduduk (Tahun) RW 3 RW 4
L P L P 1 0 – 5 73 61 28 29 2 6 – 10 69 69 30 32 3 11 – 15 67 69 23 36 4 16 – 20 50 51 40 36 5 21 – 25 64 36 28 36 6 26 – 30 57 48 23 18 7 31 – 35 57 48 30 31 8 36 – 40 52 64 28 35 9 41 – 45 48 49 41 41
10 46 – 50 39 49 32 44 11 51 – 55 47 50 33 29 12 56 – 60 38 48 18 26 13 61 keatas 46 56 49 65
Jumlah 707 698 403 458 Jumlah Penduduk 1.405 861
RW 3 RW 4
51
jumlah penduduk di RW 4 didominasi oleh penduduk yang berusia 36 – 61 tahun
keatas
2.2.6. Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan masyarakat di Wonosari atau kawasan Kampung Pelangi ini
lebih mengacu pada pedagang kelontong, pedagang bunga, pegawai swasta, pegawai
negeri, pengrajin bunga kertas, pedagang makanan minuman, penjahit,penjual
sayuran, olahan makanan, pengrajin pita bagus, guru, dan lain-lain. Didominasi oleh
pegawai swasta mengingat banyaknya perusahaan dan industri yang berada di Kota
Semarang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.8 Jenis Pekerjaan Masyarakat di Kampung Pelangi
No Jenis Pekerjaan RW 3 RW 4 1 Pedagang Kelontong 39 24 2 Pedagang Bunga 53 18 3 Pegawai Swasta 347 144 4 Pegawai Negeri 17 25 5 Pengrajin Bunga Kertas 10 0 6 Pedagang Makanan
minuman 13 0
7 Penjahit 2 0 8 Penjual Sayuran 2 0 9 Olahan Makanan 4 0
10 Pengrajin Pita Gabus 1 0 11 Guru 27 0 12 Lain-lain 128 55
Jumlah 643 266
52
Dalam grafik persentase:
Sumber: Dinas Penataan Ruang Kota Semarang
Mata pencaharian penduduk di Kawasan Kampung Pelangi Kota Semarang
adalah 54% didominasi oleh pegawai swasata, 20% lain-lain, 5% pedagang bunga,
7% pedangan warung klontong dan 5% pegawai negeri.
2.2.7. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk di Kawasan Kampung Pelangi Kota
Semarang didominasi oleh lulusan SMA, jumlah penduduk dengan tingkat
pendidikan SMA di RW 3 sebanyak 444 jiwa dan di RW 4 sebanyak 161 jiwa.
53
Tabel 2.9 Tingkat Pendidikan Penduduk Kampung Pelangi
Sumber : Dinas Tataruang Kota Semarang
Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh sebab
itu pembangunan banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata penduduk di Kampung
Pelangi lebih banyak menamatkan pendidikannya yaitu ditingkat SLTA yaitu dengan
total di RW 3 444 sedangkan di RW 4 total 161.
2.2.8. Sarana dan Prasarana Bangunan rumah tinggal yang terdapat pada permukiman RW 03 dan RW 04
Kelurahan Randusari ini sudah hamper seluruhnya permanen. Sedangkan jalanan
yang ada mempunyai lebar kurang dari 2 meter, sehingga tidak mumgkin dilewati
oleh kendaraan roda 4, dan pada jalan – jalan tertentu pada permukiman ini yang
sangat curam hanya dilewati oleh pejalan kaki saja. Tidak adanya saluran air
memperparah kondisi lingkungan yang ada.
Sedangkan pada bagian atas permukiman dengan kondisi kemiringan
cukup curam tidak dilengkapi prasarana yang memadai. Hal ini dapat berakibat
No Tingkat Pendidikan RW 3 RW 4 1 Tidak Lulus SD 113 45 2 Lulus SD 183 48 3 Lulus SMP 187 74 4 Lulus SMA 444 161 5 Lulus Sarjana 76 72
Jumlah 1.003 400
54
fatal jika terjadi kebakaran dan mobil pemadam kebakaran tidak dapat mencapai
lokasi tersebut.
2.2.9. Fasilitas Sosial Untuk fasilitas sosial seperti sarana peribadatan, untuk kawasan
permukiman RW 03 terdapat 1 musholla 3 masjid dan 1 gereja sedangkan untuk
fasilitas olahraga hanya terdapat 1 lapangan bulu tangkis yang terdapat di RW
04. Sedangkan pada masing-masing RW terdapat beberapa pos jaga.