bab ii erni

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakana, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapt melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti (Aunurrahman, 2010: 33). Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1999: 6) menyimpulkan belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relative lama (konstan). Serta perubahan- perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Psikologi Gestalt menerangkan bahwa, pertama dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting, dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan pengalaman, kedua dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 1990: 101). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, proses perubahan tingkah laku ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, keterampilan, serta perubahan aspek afektif yang ada pada individu yang belajar.

Upload: others

Post on 16-Jul-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah

dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seorang melaksanakan aktivitas

sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak

dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari

kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakana, tidak ada

ruang dan waktu dimana manusia dapt melepaskan dirinya dari kegiatan belajar,

dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun

waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak

pernah berhenti (Aunurrahman, 2010: 33).

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1999: 6) menyimpulkan

belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku,

baik potensial maupun aktual. Perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan

baru yang dimiliki dalam waktu yang relative lama (konstan). Serta perubahan-

perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang

sedang belajar. Psikologi Gestalt menerangkan bahwa, pertama dalam belajar

faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting,

dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan

pengalaman, kedua dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan

yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis, tetapi

dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 1990: 101).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang dengan berbagai kegiatan

yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan, proses perubahan tingkah laku ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti berubah pengetahuan, keterampilan, serta perubahan aspek afektif yang

ada pada individu yang belajar.

Page 2: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Teori Belajar

Belajar memiliki definisi yang bermacam-macam menurut teori belajar

yang telah disusun oleh para ahli. Beberapa teori belajar yang telah disusun oleh

para ahli antara lain:

1) Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak lagi sesuai. (Trianto, 2011: 13). Teori belajar konstruktivisme

menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari

pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, siswa harus aktif secara mental untuk

membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang

dimilikinya (Iskandar, 2009: 118).

Prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme menurut Aunurrahman

(2010: 25) adalah pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, tekanan

proses belajar terletak pada siswa, mengajar adalah membantu siswa belajar,

penekanan pada proses belajar lebih kepada proses bukan hasil akhir,

kurikulum menenkankan partisipasi siswa serta guru adalah fasilitator.

Mengacu dari penjelasan di atas, belajar konstruktivisme terdiri atas

2 teori belajar yakni teori belajar Piaget dan teori belajar Vygotsky

a) Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget, dalam mengkonstruksi pengetahuan yang

dibangun dalam anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah

penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah

menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru sehingga

informasi tersebut mempuyai tempat (Iskandar, 2009: 120). Menurut

Sagala (2009: 24) asimiliasi merupakan proses penyesuaian informasi

yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila

perlu, sedangkan akomodasi merupakan tahap di mana anak menyusun

dan membangun kembali atau mengubah apa yang tekah ia ketahui

Page 3: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan

lebih baik.

b) Teori belajar Vygotsky

Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan

kognitif seseorang berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal

ini tidak berarti bahwa individu bersifat pasif dalam perkembangan

kognitifnya, tetapi dibutuhkan peran aktif seseorang dalam

mengkonstruksi pengetahuannya. Perkembangan kognitif seseorang di

tentukan oleh individu yang aktif serta lingkungan sosial yang aktif pula

(Budiningsih, 2005: 100).

Teori belajar Vygotsky menurut Trianto (2011: 27) merupakan

teori yang menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran, di mana

proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-

tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada

dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development,

yaitu daerah tingkat perkembangan seseorang di atas daerah

perkembangan seseorang saat ini. Selain itu Vgotsky juga mengungkapkan

ide scaffolding yaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap

awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut serta

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung

jawab yang semakin besar segera setelah anak melakukannya.

Nilai penting yang dapat diambil dari teori belajar konstruktivisme

serta yang mendukung penelitian ini adalah pada kegiatan pembelajaran, siswa

memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensinya melalui

belajar. Guru berperan sebagai fasilitator yang dapat memfasilitasi anak agar

mereka dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, dalam

pembelajaran siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun

konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Hal ini

sesuai dengan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament

(TGT) yang menuntut siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran,

Page 4: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

baik dalam membangun pengetahuan maupun mengutarakan ide-ide untuk

memecahkan masalah dalam kelompoknya.

2) Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada

hasil belajarnya. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu

proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi,

dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang

melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks (Budiningsih, 2005: 34).

Menurut teori kognitif, individu itu aktif, konstruktif dan berencana,

bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan. Individu berpikir secara aktif

dalam membentuk wawasannya tentang kenyataan, memilih aspek-aspek

penting dari pengalaman untuk disimpan dalam ingatan, atau digunakan dalam

pemecahan masalah (Sukmadinata, 2005: 170).

a) Teori belajar Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses

genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis

perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur

seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin

meningkat pula kemampuannya. (Trianto, 2011: 14).

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi

empat, yaitu tahap sensori (umur 0-2 tahun), tahap preoperasional (umur

2-7/8 tahun), tahap operasional konkret (umur 7 atau 8–11 atau 12 tahun)

dan tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Pada tahap sensori

motor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan

motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman,

pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakkannya. Pada tahap

preoperasional, anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia

mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi,

membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Pada tahap operasional

konkret, anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti

penalaran logis walaupun kadang-kadang memecahkan masalah secara

Page 5: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

trial and error. Pada tahap operasional formal anak dapat berpikir abstrak

dan logis. Ia dapat berpikir ilmiah dengan kemampuan menarik

kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.

Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap

sensorimotor berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang

anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka

yang sudah berada pada tahap operasional konkret. Secara umum, semakin

tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan

semakin abstrak cara berpikirnya (Budiningsih, 2005: 35-40).

b) Teori belajar Gagne

Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks.

Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar, orang memiliki

keterampilan, pengetahan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut

adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif

yang dilakukan oleh pebelajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pegolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap,

yaitu persiapan untuk belajar, pemerolehan dan unjuk belajar dan alih

belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian,

pengharapan dan mendapatkan kembali informasi, pada tahap

pemerolehan dan unjuk belajar digunakan untuk perspeksi selektif, sandi

semantik pembangkitan kembali dan respons serta penguatan. Tahap alih

belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan dan pemberlakuan

secara umum (Dimyati & Mudjiono, 2010: 10-12).

c) Teori belajar Ausubel

Menurut Ausubel, belajar adalah belajar bermakna yang

merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep

relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Belajar dapat

diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan

dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa,

Page 6: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara

bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif

yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan

generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa

(Dahar, 1989: 110).

Ausubel mengembangkan Advance Organizers sebagai

penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang

pembelajaran. Penggunaan Advance Organizers sebagai kerangka isi dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru

karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan

konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya

dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Jika ditata

dengan baik, Advance Organizers akan memudahkan siswa mempelajari

materi pelajaran yang baru serta hubungannya dengan materi yang telah

dipelajarinya (Budiningsih, 2005: 44) .

Dalam teori belajar kognitif, individu berpikir secara aktif dalam

membentuk wawasannya, memilih aspek-aspek penting dari pengalaman

untuk disimpan dalam ingatan, atau digunakan dalam pemecahan masalah.

Selain itu, keterlibatan siswa secara aktif diperlukan agar proses belajar

mengajar dapat berjalan secara optimal. Sama halnya seperti model

pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) di mana

dalam penerapannya mengharuskan siswa dengan berbagai macam karakter

individualnya bekerja dalam satu kelompok yang heterogen sehingga mereka

aktif membangun pengetahuan barunya.

3. Pembelajaran Kooperatif

Berbagai macam model pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam

pengajaran seharusnya sesuai dengan keadaan siswa dan materi yang diajarkan

sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi siswa dengan mudah memahami

materi yang diajarkan sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif. Salah satu

Page 7: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

model pembalajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran kooperatif

(cooperative learning). Dalam pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat

saling membantu, saling mendiskusikan dan dapat saling bekerja sama baik dalam

kelompok kecil maupun kelompok besar untuk mempelajari materi pembelajaran.

Menurut Solihatin & Raharjo (2007: 4), Cooperative learning merupakan suatu

struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota

kelompok. Sedangkan menurut Sugiyanto (2010: 37), pembelajaran kooperatif

adalah suatu pendekataan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa

untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar agar tercapai tujuan

belajar.

Dari berbagai pengertian menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa,

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama

yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari 2 orang atau lebih dimana

keberhasilan kerja sangat di pengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota

kelompok itu sendiri.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Lie (2002: 30) yang mengatakan

bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran

kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:

a. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan kelompok tergantung usaha setiap anggota kelompok.

Setiap siswa atau anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama baik

dalam kelompok maupun diri sendiri dimana mereka harus melaksanakan

tugas masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam karena

setiap siswa medapatkan nilai dari nilai sendiri dan nilai kelompok. Setiap

siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengambil bagian dalam

kelompok. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya

dalam kelompok itu untuk tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok.

Setiap anggota kelompok harus saling berhubungan dan saling membantu satu

dengan yang lain agar diskusi untuk menjawab pertanyaan dapat berjalan

dengan baik. Hal ini lah yang disebut dengan ketergantungan positif yaitu

Page 8: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ketergantungan atau saling membutuhkan satu sama lainya untuk bekerja sama

dan membantu jika salah satu anggota kelompok tidak paham sehingga

kebrhasilan kelompok dapat tercapai.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Dalam cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung

jawab untuk melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, karena penilaian

dilakukan secara individu dan kelompok. Nilai kelompok merupakan

“sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota

menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Artinya siswa yang berprestasi

tinggi ataupun rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan

kontribusi. Sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk keberhasilan

kelompoknya.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota

kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi serta

hasil kerja sama akan lebih besar daripada kerja secara individu.

d. Komunikasi antar anggota

Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang

efektif dan positif tanpa menyinggung perasaaan anggota yang lain. Dengan

adanya komunikasi yang baik, pencapaian akan lebih mudah. Keberhasilan

suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling

mendengarkan, meghargai pendapat anggota yang lain dan kemampuan

mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Metode pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah

direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Page 9: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dalam penerapannya metode pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan

siswa (Isjoni, 2009: 73).

Metode pembelajaran harus dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam

penerapannya, metode pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan

siswa karena masing-masing metode pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan

tekanan utama yang berbeda-beda.

Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus

dilakukan serta diperbaiki antara lain :

a. STAD (Student Teams Achievement Division);

b. TGT (Teams Games Tournament);

c. Jigsaw;

d. CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition);

e. TAI (Teams Assisted Individualization).

(Slavin, 2008:11)

Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari

yaitu a) Group Investigation; b) Learning Together; c) Complex Instruction; d)

Structural Dyadic methods (Slavin, 2008: 24-25).

4. Teams Games Tournaments (TGT)

Aktivitas pembelajaran metode TGT ini sebenarnya merupakan

pengembangan dari STAD. Tujuan utamanya adalah kerja sama antara sesama

anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan mengadapi turnamen yang

dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru.

Dalam model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT terdapat

lima urutan utama (Slavin, 2008: 168-173). Lima urutan tersebut antara lain:

a. Presentasi Kelas

Pada presentasi kelas guru menyampaikan materi dengan cara

pembelajaran langsung yaitu dengan cara melalui ceramah, diskusi yang

dipimpin guru, maupun presentasi dengan audiovisual. Pada proses

penyampaian materi siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami

Page 10: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

materi yang di sampaikan guru karena dengan memahami dan mamperhatikan

materi yang di sampaikan guru maka siswa akan lebih mudah dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat permainan sehingga hal ini akan

berpengaruh pada skor tim.

b. Tim

Tim terdiri atas 4 atau 5 siswa yang mewakili kelompok yang ada di

kelas dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Dalam

penelitian ini anggota mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal

kemampuan akademik dan jenis kelamin. Fungsi tim adalah untuk lebih

mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada

saat game.

c. Permainan

Permainan disusun untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa

dan biasanya disusun dalm pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi

dalam presentasi kelas dan latihan lain. dalam penelitian ini permainan yang

digunakan adalah Roda Impian dan Teka Teki Silang (TTS).

d. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.

Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru

memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah melaksanakan kerja

kelompok terhadap lembar kegitan.dalam turnamen masing-masing siswa

mewakili tim yang berbeda. Kontribusi yang seimbang ini, memungkinkan

para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara

maksimal terhadap skor tim mereka, jika mereka melakukan yang terbaik.

Penguasaan materi pelajaran, kreativitas, dan kecakapan siswa

merupakan modal untuk bertanding. Penguasaan materi yang luas dapat

membantu siswa menjawab pertanyaan dengan mudah dan memungkinkan

siswa menciptakan ide-ide yang brilian. Suasana yang menarik dan

menyenangkan diharapkan dapat membuat siswa bersemangat untuk

melakukan yang terbaik.

Page 11: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

e. Rekognisi

Tim akan mendapat rekognisi berupa sertifikat atau bentuk

penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria

tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif metode TGT, meskipun proses

belajar secara berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan

prestasi belajar individu. Dengan metode ini diharapkan siswa akan terpacu

untuk belajar dan tidak merasa sukar untuk mempelajari materi Struktur Atom.

Dari sintaks pembelajaran di atas tampak bahwa pengetahuan tidak

bersumber dari guru, akan tetapi siswalah yang secara aktif membangun

pengetahuan mereka sendiri bersama anggota kelompoknya sesuai dengan

prinsip-prinsip teori belajar konstruktivisme. Dengan demikian, guru hanya

berperan sebagai fasilisator agar terjamin kondisi yang baik untuk pembelajaran.

5. Media Pembelajaran

Menurut Yamin (2008: 176) media adalah kata jamak dari medium

berasal dari kata latinmemiliki arti perantara (between). Secara definisi media

adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber

kepenerima informasi. Menurut Gagne (1970), media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

(Sadiman, 2011: 6). Dalam bidang pendidikan Asociation of Educational and

Communication Technology (AECT,1977), yaitu asosiasi yang bergerak dalam

bidang teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media sebagai

segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi (Situmorang, 2005:

73).

Bertolak dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media

adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi

yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan

sikap. Dengan pengertian itu, maka guru dan dosen, buku ajar, serta lingkungan

adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan

(Anitah, 2009: 5-6).

Page 12: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

memiliki peranan yang sangat penting karena dengan adanya media pembelajaran

maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengsn efektif dsn efisien. Tujuan dari

penggunaan media pembelajaran adalah untuk membantu guru menyampaikan

pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat

menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat (Sumantri & Permana,

2001: 153). Selaina itu tujuan penggunaan media pembelajaran adalah

memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami materi yang

disampaikan pengajar, meningkatkan minat, motivasi peserta didik untuk belajar

dan menumbuhkan sikap serta kreativitas tertentu dalam penggunaan media

pembelajaran.

Menurut Situmorang, (2005: 77), manfaat penggunaan media dalam

pembelajaran adalah 1) untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa. 2)

proses belajar menjadi lebih menarik. 3) proses belajar siswa menjadi lebih

interaktif. 4) jumlah waktu mengajar dapat dikurangi. 5) meningkatkan kualitas

belajar siwa. 6) proses pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan diman saja.

7) menimbulkan sifat positif siswa terhadap proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki manfaat sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam

proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

(Sumber: Yamin, 2007: 177)

Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran. Dimana media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan

secara langsung dalam pengajaran yang membantu mempermudah memberi

pengertian kepada peserta didik dan juga digunakan sebagai perantara dalam

proses belajar mengajar agar lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan

(Sumantri & Permana, 2001: 152). Dalam pemilihan media pembelajaran

Page 13: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

sebaiknya harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam pemilihan media agar

penggunaan media dapat bermanmaaf secara maksimal.

Menurut Sumantri & Permana (2001: 157), beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah (1) Obyektivitas artinya

pemilihan media tidak hanya didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar

hiburan sehingga menghiraukan kegunaan. (2) Program pengajaran, artinya

pemilihan media harus sesuai dengan program pengajaran karena tidak semua

media dapat digunakan untuk pengajaran. (3) Situasi dan kondisi, artinya

pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar. (4) Kualitas

teknik, artinya kesiapan operasional media sebelum di gunakan. (5) Keefektifan

dan efisiensi penggunaan, artinyamedia benar-benar berguna untuk memudahkan

penguasaan peserta didik.

Secara garis besar, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga.

a. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan

oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran.

Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected

visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (project visual). Media yang

dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak

(motion picture).

b. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk

auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program

kaset suara dan program radio adalah bentuk media audio. Penggunaan media

audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk menyampaikan materi

pelajaran tentang mendengarkan.

c. Media Audio Visual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan

visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Audio visual akan menjadikan

Page 14: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu,

media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas

guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih

menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa

untuk belajar. Contoh media audio visual, di antaranya program video atau

televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara

(soundslide).

(Hamdani, 2010: 248-249)

6. Media Teka Teki Silang (TTS)

Teka- teki silang berasal dari kata teka - teki dan silang. Teka- teki

dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia berarti soal yang berupa kalimat

(cerita, gambar, dsb) sebagai permainan untuk pengasah pikiran atau tebakan.

Kata silang berarti bertumpuk (palang- memalang), berpapasan (berselisih jalan).

Teka–teki silang merupakan salah satu sarana untuk dapat mengetahui dan

mengingat pengetahuan yang kita miliki untuk kita tuangkan dalam jawaban atas

pertanyaan yang ada, baik dalam baris maupun kolom. Teka – teki silang sudah

banyak dikenal oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang

yang ada (Kurniawati, 2010: 13-14).

Salah satu kelebihan penggunaan media TTS yaitu dalam proses belajar

mengajar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan kelompok karena

dalam penggunaan media TTS, siswa berusaha terampil dalam membuat TTS.

Selain itu, pada penggunaan media TTS pengerjaan soalnya dituntut teliti, maka

media TTS lebih merangsang siswa berpikir kritis dan kreatif daripada media

Kartu yang hanya mencari pasangan kartu, serta penyajian TTS yang berupa

kotak-kotak yang saling berhubungan sehingga merangsang daya nalar siswa dan

mengembangkan instuisi siswa dalam menjawabnya sehingga lebih lama diingat

oleh siswa (Fathonah, Sugiharto & Utomo, 2013: 75). Dalam penelitian ini TTS di

buat oleh peneliti, siswa hanya mengisi TTS yang telah disiapkan.

Selain memiliki kelebihan, penggunaan media TTS juga memiliki

kelemahan yaitu pembuatan soal lebih sulit karena baik jawaban maupun jumlah

Page 15: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kotak yang tersedia harus tepat. Faktor ketelitian dan ketepatan sangat

menentukan dalam pengisian TTS karena huruf-huruf dalam jawaban saling

berkaitan satu sama lainnya, sehingga dapat mempengaruhi jawaban yang lain

baik dalam kolom maupun baris. Jika siswa dapat menjawab salah satu soal

dengan benar, maka dapat dijadikan acuan untuk menjawab soal yang lainnya

karena sudah ditemukan satu atau beberapa huruf kunci. (Wijayanti, 2010: 18).

Teka Teki Silang yang digunakan dalam model Teams Games

Tournament (TGT) dimaksudkan bahwa selain ada unsur permainannya juga ada

unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi Teka Teki Silang tersebut secara

tidak sadar siswa belajar ilmu kimia sehingga diharapkan selain kesenangan juga

di dapatkan pengetahuan dan pemahaman materi pembelajaran, khususnya materi

pelajaran Struktur Atom dan ilmu kimia pada umumnya. Maka diharapkan dengan

membuka, membaca dan mencari jawaban teka teki silang tersebut, siswa akan

paham dan mengerti dengan sendirinya materi pelajaran kimia yang

membutuhkan daya pemahaman yang cukup.

7. Media Roda impian

Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu,

dapat menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir.

Istilah roda juga sering digunakan untuk obyek-obyek berbentuk lingkaran lainnya

yang berputar (http://id.wikipedia.org/wiki/Roda). Impian berasal dari kata impi,

yang memiliki relasi dengan kata mimpi, impian adalah sesuatu yang ingin kita

raih, kita dapatkan, atau kita capai. Roda impian adalah sebuah permainan yang

berbentuk roda yang di putar yang diharapkan dapat mencapai impian dari

permaianan.

Menurut Teigen (1996) dalam Dessalles (2010: 3) ketika bermain roda

impian individu-individu mengakui bahwa kemungkinan berhentinya pada

berbagai sector dalam permainan adalah tetap, tetapi berhenti pada “sector

menang” melibatkan lebih banyak ketidak mujuran. Keadaan spontan

dihubungkan dengan kemujuran dan ketidak mujuran merupakan sumber emosi

Page 16: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang penting. Alasan tentang kemujuran dan ketidak mujuranjuga berpengaruh

terhadap pendapat rasional secara signifikan (Dessalles, 2010: 1).

Bermain roda impian seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah,

oleh karena itu saat pemainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan

semenarik mungkin. Di dalam metode pembelajaran kooperatif model Teams

Games Tournament (TGT) yang diterapkan disini, roda berupa lingkaran yang

dapat di putar yang di dalamnya terdapat nomer, dan di setiap nomer terdapat

pertanyaan yang wajib di jawab oleh siswa yang memutar roda tersebut. Dalam

permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa

harus menguasai materi pelajaran. (Astuti, 2010 : 35)

Roda impian ini memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain

Kelebihan kelebihan roda impian yaitu mempunyai bentuk variasi soal lebih

banyak, dapat menimbulkan motivasi dalam diri seseorang, dapat melatih

keberanian untuk berpendapat, bentuk permainan lebih menarik, melatih untuk

berpikir cepat tepat dan kreatif. Sedangkan kekurangan roda impian yaitu

memerlukan pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan, dapat

memancing kegaduhan di kelas, faktor keberuntungan tergantung pada jenis

pertanyaan (Astuti, 2010 : 35).

Dengan bermain Roda Impian diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman dan minat belajar siswa akan pokok Struktur Atom. Belajar sambil

bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi belajar siswa kareana penyajian

materi melibatkan siswa agar aktif dalam belajar dan bermain bersama

kelompoknya, sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan prestasi belajar

siswa.

8. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka nilai yang diberikan guru. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok setelah

diadakannya evaluasi (Hamdani, 2011: 137). Sedangkan menurut Arikunto (2006:

Page 17: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) prestasi belajar diartikan sebagai usaha nyata yang diukur untuk memenuhi

kebutuhan didaktik dan kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu

hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar

mengajar yang menunjukkan suatu indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang dikuasai siswa. Prestasi belajar dapat menjadi bukti keberhasilan siswa

dalam usaha belajar yang dilakukannya. Prestasi ini biasanya diwujudkan dalam

bentuk nilai tes yang menunjukkan hasil prestasi setelah siswa mendapatkan

materi pelajaran.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penilaian prestasi

belajar meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan ketrampilan

intelektual yang meliputi produk ilmiah dan proses ilmiah. Produk ilmiah

antara lain fakta-fakta, konsep, prinsip, teori, dan penerapannya dalam

kehidupan. Proses ilmiah antara lain pengenalan, pemahaman, aplikasi,

analisisa, sintesa dan evaluasi.

b. Aspek afektif

Menurut Bloom aspek afektif dibagi menjadi lima jangkauan

kemampuan (level of competence) yaitu receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respon), valueing (nilai), organization (organisasi)

dan characterization (karakterisasi).

c. Aspek psikomotor

Aspek psikomotor menyangkut ketrampilan motorik atau manipulasi

obyek. Aspek ini terdiri dari tiga macam jangkauan kemampuan yaitu

initiatory domain, pre-routine level, routinized level.

(Sardiman 2007: 23-24)

Pada penelitian ini prestasi belajar yang akan diukur sebatas ranah

kognitif dan afektif. Hal ini dikarenakan materi pokok pelajaran kimia yang

digunakan tidak menggunakan kegiatan laboratorium atau bisa disimpulkan tidak

ada penilaian psikomotorik.

Page 18: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah a) faktor

internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu siswa itu sendiri.

Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern adalah kecerdasan /

intelegensi, fisiologis, sikap, minat, bakat, dan motivasi. b) faktor eksternal adalah

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar

siswa. Faktor eksternal ini meliputi media pembelajaran, metode pembelajaran,

keadaan sekolah, keadaan keluarga dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2010:

139-146).

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering sebut dengan tes

prestasi belajar. Jika dilihat dari tujuannya tes prestasi belajar merupakan

ungkapan keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi pada hakikatnya

merupakan penggalian informasi melalui tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau

materi yang telah diajarkan (Azwar, 2002: 8-9).

Menurut Grondlund dalam Azwar (2002: 18-21) prinsip pengukuran

prestasi adalah sebagai berikut a) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang

telah dibatasi secara jelas sesuai tujuan instruksional. b) Tes prestasi harus

mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang

dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. c) Tes prestasi harus berisi

item-item yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. d) Tes

prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan

aslinya. e) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkindan hasil

ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. f) Tes prestasi harus dapat digunakan

untuk meningkatkan belajar para anak didik.

Dari uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil usaha yang berupa perubahan tingkah laku yang diperoleh dari

proses belajar mengajar yang dapat diketahui dengan mengadakan penilaian

belajar. Dan dalam penelitian ini prestasi belajar yang diamatai yaitu dari segi

kognitif dan afektif saja

Page 19: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

9. Struktur Atom

a. Perkembangan Atom

Perkembangan model atom dimulai dari hipotesis-hipotesis, kemudian

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan peralatan canggih

menghasilkan fakta-fakta percobaan hingga, akhirnya model atom mengalami

modifikasi menjadi model yang sekarang dikenal, yaitu model atom mekanika

kuantum (model atom modern).

Istilah atom bermula dari zaman Leukipos dan Demokritus yang

mengatakan bahwa benda yang paling kecil adalah atom, yang berasal dari

kata Yunani a yang berarti tidak dan tomos yang berarti dibagi. Setelah

berselang puluhan tahun teori tersebut tidak tergoyahkan, baru pada tahun

1803 John Dalton mengemukakan gagasan bahwa suatu unsur mengandung

hanya satu macam atom dan bahwa suatu atom merupakan partikel sederhana

yang tidak dapat dirusak, tak dapat diubah manjadi zat yag lebih sederhana,

karena atom-atom mereka tidak dapat dipecah. Teori Dalton tentang atom

diterima oleh kebanyakan ilmuwan karena gagasan partikel kecil itu berhasil

dalam menafsirkan banyak penemuan kimia (Keenan, Kleinfelter, & Wood,

2003: 30).

1) Model Atom Dalton

Gambar 2.2. John Dalton dan Model Atomnya

(sumber: http://chem-is-try.org)

Teori Dalton tentang atom partikel kecil diterima oleh

kebanyakan ilmuwan karena gagasan partikel kecil itu berhasil dalam

menafsirkan banyak penemuan kimia. Selama hampir seratus tahun,

konsepnya mengenai atom sebagai satuan yang tak dapat dimusnahkan

dan sederhana (dari) suatu unsur membantu mendorong dan

membimbing karya-karya eksperimen para ahli kimia di seluruh dunia.

Page 20: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Namun menjelang tahun 1800, dunia atom Dalton yang mudah dipahami

itu terbalik sama sekali oleh sederetan penemuan yang mengagumkan

sinar-X dalam tahun 1895, radioaktivitas dalam tahun 1896, elektron

dalam tahun 1897, dan radium dalam tahun 1898. Studi atas gejala-

gejala ini menunjukkan bahwa atom merupakan struktur (bangunan)

yang rumit, yang terbangun dari partikel-partikel subatom (Keenan,

Kleinfelter, & Wood, 2003: 74).

John Dalton merupakan perumus teori atom pertama (1803-

1807) yang dikenal dengan teori atom Dalton. Berikut adalah postulat-

postulat dalam teori atom Dalton:

a) Suatu unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai

atom.

b) Atom-atom dari suatu unsur adalah identik.

c) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain,

tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan.

d) Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih

bergabung dalam perbandingan tertentu.

Dengan perkembangan zaman yang semakin maju, beberapa

prostulat Dalton ternyata kurang tepat, misalnya:

a) Ternyata atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri

dari berbagai partikel sub atom.

b) Meski mempunyai sifat-sifat yang sama, atom-atom dari unsur yang

sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Atom-atom dari unsur

yang sama, tetapi mempunyai massa yang berbeda disebut isotop.

c) Melalui reaksi nuklir, atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi

atom unsur lain.

d) Beberapa unsur tidak terdiri atas atom-atom melainkan molekul.

Hal yang paling penting dari teori atom Dalton yang hingga

kini dapat diterima yaitu:

a) Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi.

Page 21: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b) Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang masih

mempunyai sifat sama dengan unsurnya.

c) Dalam reaksi kimia, atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan

tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.

Dalton menyimpulkan teori atomnya berdasarkan data

eksperimen yang ada pada massa itu. Dalton dan orang-orang setelahnya

tidak pernah mengamati keadaan atom. Jadi, teori atom Dalton hanyalah

sebuah model untuk menggambarkan atom yang sebenarnya yang tidak

dapat dilihat dengan mata biasa. Dewasa ini telah tersedia alat yang

dapat menunjukan keberadaan atom dipermukaan zat padat, yaitu

Scanning Tunneling Elektron Microscope (STEM). Jadi keberadaan

atom sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, kesahihan teori

terletak pada kemampuannya menjelaskan fakta-fakta yang ada. Teori

atom Dalton diterima karena dapat menjelaskan dengan baik beberapa

fakta eksperimen pada massa itu, diantaranya Hukum Kekekalan Massa

dan Hukum Perbandingan Tetap dengan baik. Namun demikian, teori

tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:

a) Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu

dengan unsur yang lain.

b) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.

c) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.

Kelemahan-kelemahan seperti yang dikemukakan di atas dapat

terpecahkan setelah percobaan-percobaan lebih lanjut yang dilakukan

para ahli menunjukan bahwa atom bukanlah sesuatu yang tidak dapat

terbagi, melainkan terdiri atas berbagai jenis partikel sub atom. Tiga

diantaranya adalah proton, elektron dan neutron. Sifat-sifat Partikel Sub

Atom dapat di lihat pada table 2.1.

Page 22: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Tabel 2.1.Sifat-sifat Partikel Sub Atom

Partikel Lambang Massa

Muatan Penemu Gram sma

Proton P 1,6726231 x

10-24 1 +1

Goldstein/

Rutherfor

d

Elektron N 9,1093897 x

10-28 1/1840 -1

J.J.

Thomson

Neutron E 1,67249271

6 x 10-24 1 netral

J.

Chadwick

(Purba, 2007: 21)

2) Model Atom J.J. Thomson

Gambar 2.3. J.J. Thomson dan Model Atomnya

(sumber: http://chem-is-try.org)

Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom yang

menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi

bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron bagaikan kismis

didalam roti kismis. Secara keseluruhan, atom bersifat netral.

Dari teori yang disampaikan Thomson dapat diketahui bahwa

atom bukan bagian terkecil dari suatu materi. Sebab, atom masih

tersusun oleh partikel positif dan negative. Setelah J.J. Thomson

menemukan bahwa didalam atom terdapat elektron, maka Thomson

membuat model atom sebagai berikut:

a) Atom merupakan suatu materi berbentuk bola pejal bermuatan positif

dan didalamnya tersebar electron-elektron (model roti kismis);

Page 23: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b) Atom bersifat netral jumlah muatan positif sama dengan jumlah

muatan negatif.

Model atom Thomson tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan

karena model atom Thomson tidak dapat menjelaskan adanya inti atom.

3) Model Atom Rutherford

Gambar 2.4. Rutherford dan Model Atomnya

(sumber: http://kimia.upi.edu)

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengemukakan teori

atom modern yang dikenal sebagai model atom Rhuterford yaitu:

a) Atom terdiri atas inti bermuatan positif.

b) Massa atom berpusat pada intinya.

c) Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada jarak tertentu.

d) Atom bersifat netral.

Penemuan inti atom bermula dari penemuan keradioaktifan.

Rutherford menggunakan sinar radioaktif dalam percobaan yang

menghantarkannya pada penemuan inti atom (Michael Purba, 2007:27).

Pendapat Rutherford ini bertentangan dengan teori Maxwell

tentang mekanika, yang mengatakan bahwa bila ada partikel bermuatan

bergerak melingkar akan kehilangan energi pula, hingga akhirnya akan

mudah tertarik oleh inti dan bentuk lintasan melingkarnya makin lama

makin mendekat ke inti atom (Keenan, Kleinfelter, dan Wood,

2003:79).

Salah satu kelemahan teori atom Rutherford adalah tidak

menjelaskan mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut

Page 24: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

hukum fisika klasik, gerakan elektron mengintari inti akan disertai

pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Jika demikian, maka

energi elektron akan semakin berkurang sehingga gerakannya akan

lambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka lintasannya

akan berbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.

4) Model Atom Neils Bohr

Gambar 2.5. Neils Bohr dan Model Atomnya

(sumber: http://kimia.upi.edu)

Pada tahun 1913, seorang ahli fisika Denmark yang bernama

Neils Bohr memperbaiki model atom Rutherford dapat dinyatakan

sebagai berikut:

a) Elektron tidak jatuh ke inti, elektron beredar mengelilingi inti pada

lintasan (n) atau kulit atom yang berbentuk lingkaran.

b) Energi elektron pada lintasan dinyatakan tingkat energi.

c) Elektron dapat berpindah lintasan dari lintasan yang lebih tinggi

kelintasan yang lebih rendah atau sebaliknya.

Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spectrum atom dari

teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, Neils Bohr

mengajukan model atom hidrogen, yaitu atom yang hanya mengandung

satu elektron. Model atom hidrogen menurut Bohr menyerupai sistem

tata surya. Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi

tertentu. Artinya, elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu

saja. Lintasan yang diperbolehkan ini adalah orbit berbentuk lingkaran

dengan jari-jari tertentu, yang disebut juga kulit atom. Tiap orbit

ditandai dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum (n),

Page 25: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Inti atom

mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya yang dinyatakan dengan lambing

K, L, M, N, dan seterusnya.

5) Model Atom Mekanika Gelombang

Gambar 2.6. Model Atom Mekanika Gelombang

(sumber: http://www.chem-is-try.org)

Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger seorang ilmuwan dari

Austria mengemukakan teori atom yang disebut teori atom mekanika

kuantum atau mekanika gelombang. Menurut teori atom mekanika

kuantum, meski elektron mempunyai tingkat energi tertentu, posisinya

tidak dapat dipastikan. Yang dapat dikatakan tentang posisi elektron

adalah peluang untuk menemukannya disetiap titik disekitar inti atom.

Daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron tersebut

disebut orbital.

Struktur Atom menurut teori atom mekanika kuantum

mempunyai kesamaam dengan teori atom Neils Bohr dalam hal tingkat-

tingkat energi dalam atom. Keduanya menyatakan bahwa elektron

dalam atom berada pada tingkat-tingkat tertentu. Bedanya adalah dalam

hal posisi elektron dalam atom tersebut. menurut Bohr, posisi elektron

dipastikan yaitu berada pada orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari

tertentu. Dalam teori atom mekanika kuantum posisi elektron tidak pasti

yang dapat dikatakan hanya peluang untuk menemukannya, yaitu dalam

orbital. Perhatikan bahwa Bohr menggunakan istilah orbit, sedangkan

mekanika kuantum menggunakan orbital. Model atom dengan orbital

lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom

mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat

kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron.

Awan elektron disekitar inti

Page 26: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hamper sama akan

membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.

Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit

terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi

orbitalnya belum tentu sama.

a) Ciri Khas Model Atom Mekanika Gelombang

(1) Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya

(orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti

penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital

(bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar

ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu

atom).

(2) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga

bilangan kuantumnya (Elektron yang menempati orbital

dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).

(3) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr

bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan

peluang terbesar.

b) Kelemahan Model Atom Modern

Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan

secara eksak untuk partikel dalam kotak dan atom dengan elektron

tunggal.

b. Partikel Penyusun Atom

1) Elektron

Gambar 2.7. Tabung Sinar Katoda

(sumber: http://kimia.upi.edu)

High voltage

Anode Negative Plate

Positive plate Slit

Cathode Vacuum pump

Page 27: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun

1900. Penemuan elektron berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang

hantaran listrik melalui tabung hampa. (Purba, 2007: 22)

Eksperimen dilakukan Thomson dengan mengamati dua pelat

electrode dalam tabung vakum. Ketika dua pelat electrode tersebut

dihubungan dengan sumber tegangan tinggi, dari elektrode negatif

(katode) menjalar sinar menuju ke electrode positif (anode). Sinar yang

keluar dari katode itu di sebut sinar katode dan tabung vakum tersebut

dinamakan tabung sinar katode. Sinar katode dibelokkan oleh muatan

listrik kea rah kutub positif. Dari eksperimen ini diperoleh kesimpulan

bahwa sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik kea rah kutub

positif merupakan partikel yang bermuatan listrik negatif. Partikel

tersebut oleh Thomson disebut electron dan diberi lambang : v能囊难

Dengan e : lambang elektron

-1 : muatan

0 : massa (pembulatan dari 0.000055 sma)

(Retnowati, 2008: 9)

2) Proton

Gambar 2.8. Tabung Sinar Terusan

(sumber: http://www.kimia.upi.edu)

Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinat katoda ditemukan,

Goldstein melakukan suatu percobaan dengan tabung sinar katoda dan

menemukan fakta berikut. Apabila katoda tidak berlubang ternyata gas

dibelakang katoda tetap gelap. Namun, bila pada katoda diberi lubang

maka gas dibelakang katoda menjadi berpijar. Hal ini menunjukan

adanya radiasi yang berasal dari anoda yang menerobos lubang pada

Page 28: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

katode memijarkan gas dibelakang katoda itu. Radiasi itu disebut sinar

anoda atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukan

bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir)

bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif).

Eksperimen ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Elektron-

elektron dalam pergerakan dalam katode menuju anode bertumbukan

dengan atom-atom atau moleku-molekul gas. Atom atau molekul gas itu

melepas electron dan menjadi bermuatan positif. Partikel positif ini

tertarik kea rah katode dan sebagian lolos melalui lubang pada katode

tersebut menjadi sinar anode. Partikel yang bermuatan positif disebut ion

positif yang dinamakan proton dan diberi lambang : �嫩囊囊

Dengan p : lambang proton

+1 : muatan

1 : massa (pembulatan dari 1.00758 sma)

(Retnowati, 2008: 10)

3) Neutron

Gambar 2.9. Bagan Eksperimen Chadwick

(Retnowati, 2008: 10)

Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932,

tetapi keberadaanya telah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Aston

menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai

massa yang berbeda. Fenomena ini disebut isotop. Juga ditemukan

bahwa massa suatu atom ternyata tidak sama dengan jumlah protonnya.

Selanjutnya pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker

menembaki inti atom berilium dengan partikel alfa dan menemukan

Page 29: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

suatu radiasi partikel yang mempunyai daya tembus tinggi. Pada tahun

1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas

partikel netral yang massanya hamper sama dengan mssa proton. Oleh

karena sifat netral, partikel tersebut dinamai neutron. Percobaan lebih

lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar

penyusun inti atom.

Massa 1 neutron = 1,6749544 x 10-24 gram = 1 sma

Neutron tidak bermuatan (netral).

(Purba, 2007: 32)

Partikel neutron ditulis dengan lambang : f难囊

Dengan n : lambang neutron

0 : muatan

1 : massa (pembulatan)

(Retnowati, 2008: 10)

c. Susunan Atom

Dengan penemuan Struktur Atom, perbedaan antar atom unsur

dapat dijelaskan. Pebedaan tersebut terletak pada jumlah partikel

dasarpenyusun atom serta susunan partikel dasar tersebut. Pada bagian ini,

kita akan melihat jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom serta cara

menyatakannya. Susunan atom dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10. Susunan Atom

(sumber: http://kimia.upi.edu)

Page 30: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1) Nomor Atom

Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau

nomor proton. Jumlah proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom

dari unsur yang sama mempunyai jumlah proton yang sama tetapi

berbeda dari atom unsur lain. Nomor atom unsur-unsur dapat dilihat pada

tabel sistem periodik. Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka

jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Jadi, nomor atom juga

menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.

2) Nomor Massa

Telah disebutkan bahwa proton dan neutron mempunyai massa

yang sama, yaitu masing-masing sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073

sma; masssa neutron = 1,0087 sma), sedangkan massa sebuah elektron

sangat kecil, yaitu 5,486 x 10-4 sma. Oleh karena itu, massa sebuah atom

praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan neutronnya, sedangkan

massa elektron dapat diabaikan. Jumlah proton dengan neutrin dalam

suatu atom disebut nomor massa.

3) Notasi Susunan Atom

Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom

ditunjukan dengan lambang sebagai berikut:

XAZ

X = lambang atom (=lambang unsur)

Z = nomor atom = nomor proton (p) = jumlah elektron (e)

A = nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = p + n

Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau

n = A – Z. jadi, jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih

nomor massa dengan nomor atomnya.

Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron

Page 31: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4) Susunan Ion

Susunan atom dapat kehilangan elektron atau mendapatkan

elektron tambahan. Atom yang kehilanagn elektron akan menjadi ion

positif, sedangkan atom yang mendapatkan tambahan elektron akan

menjadi ion negatif

a) Dalam atom netral

Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom (Z)

b) Dalam ion bermuatan positif

Jumlah proton = nomor atom (Z)

jumlah elektron = nomor atom – muatan ion (Z - x)

(x = muatan ion)

c) Dalam ion bermuatan negatif

Jumlah proton = nomor atom (Z)

jumlah elektron = nomor atom + muatan ion (Z + x)

(x = muatan ion)

(Purba, 2007: 30-31)

5) Isotop, Isobar, dan Isoton

a) Isotop

Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor

atom sama), tetapi berbeda massanya disebut isotop. Perbedaan

massa terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam atom.

Contoh : Unsur hidrogen terdiri dari 3 jenis isotop, yaitu H11 ; H2

1 ;

dan H31 . Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen dapat di lihat pada

Tabel 2.2.

Jumlah neutron (n) = A - Z

Page 32: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 2.2. Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen

Isotop Jumlah

Proton

Jumlah

Elektrom Jumlah Neutron

H11 1 1 0

H21 1 1 1

H31 1 1 2

(Purba, 2007: 32)

Isotop H11 biasa disebut hidrogen, isotop H2

1 disebut

deuterium, sedangkan isotop H31 disebut tritium (hidrogen satu-

satunya unsur yang mempunyai nama khusus untuk isotop-

isotopnya).

Oleh karena isotop dari satu unsur mempunyai nomor

atom sama, maka isotop itu dapat dibedakan hanya dengan

menyatakan nomor masssanya. Jadi, isotop-isotop H dapat

dinyatakan sebagai H-1, H-2, H-3.

b) Isobar

Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom

berbeda), tetapi mempunyai nomor massa sama disebut isobar.

Contoh : C146 dengan N14

7 , Na2411 dengan Mg24

12

c) Isoton

Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom

berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama disebut isoton.

Contoh : C136 dengan N14

7

6) Satuan Massa Atom

Pada bagian dahulu telah disebutkan bahwa penggunaan

massa satuan atom (sma) untuk menyatakan massa partikel. Yang

dimaksud dengan 1 sma adalah 121 dari masssa atom C-12. Dengan

kata lain para ahli sepakat menetapkan massa 1 atom C-12 adalah 12

sma.

Page 33: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Massa 1 atom C-12 = 12 sma

1 sma = 121 dari massa 1 atom C-12

1 sma = 1,66 x 10-24 gram

Massa beberapa isotop (dalam sma) dapat dilihat pafa tabel 2.3

Tabel 2.3. Massa Beberapa Isotop (dalam sma)

Isotop Massa Isotop Massa Isotop Massa

H-1 1,00783 O-16 15,9949 Si-30 29,9738

H-2 2,02410 O-17 16,9991 Cl-35 34,9689

H-3 3,01605 O-18 17,9992 Cl-37 36,9659

C-12 12,00000 Si-28 27,9769 Ar-38 37,9627

C-13 13,00335 Si-29 28,9765 Ar-40 39,9624

(Purba, 2007: 42)

7) Massa Atom Relatif

Massa atom relati adalah perbandingan massa antara atom

yang satu terhadap atom yang lainnya. Massa pembanding yang telah

disepakati adalah 121 dari massa 1 atom C-12. Oleh karena umumnya

unsur terdiri dari beberapa isotop, maka pada penetapan massa atom

relatif degunakan massa rata-rata dari isotop-isotopnya. Dengan

demikian, massa atom relatif adalah perbandingan antara massa rata-

rata dari 1 atom suatu unsur terhadap 121 massa 1 atom C-12.

Oleh karena 121 massa 1 atom C-12 sama dengan 1 sma, maka definisi

diatas dapat ditulis sebagai berikut:

Ar unsur X = Massa rata-rata 1 atom unsur X

121 massa 1 atom C-12

Ar unsur X = Massa rata-rata 1 atom unsur X

1 sma

Page 34: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sehingga diperoleh:

Massa rata-rata 1 atom unsur X = Ar unsur X x 1 sma

8) Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Niels Bohr melalui percobannya tentang spektrum atom

hidrogen berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam

menempati daerah di sekitar inti atom. Berdasarkan pengamatan

terhadap spektrum atom hidrogrn, Niels Bohr berhasil menyusun

model atom yang dikenal sebagai model atom Bohr. Menurut model

atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan

tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi

paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, makin

ke luar makin besar nomor kulitnya dan makin tinggi tingkat

energinya.

Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron

menempati tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat

dasar (ground state). Jika atom mendapat radiasi maka elektron

menyerap frekuensi tertentu kemudian meloncat ketingkat energi yang

lebih tinggi. perpindahan elektron ke tingkat energi lebih tinggi

membuat atom berada pada keadaan yang tidak stabil, yang disebut

tereksitasi. Keadaan tereksitasi tidak berlangsung lama, elektron akan

segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah disertai

pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Energi radiasi yang

dipancarkan sama dengan selisih tingkat energi awal. Dengan

demikian dapat dijelaskan mengapa spektrum atom merupakan

spektrum garis.

Kulit elektron diberi simbol (lambang), untuk kulit pertama

(paling dekat dengan inti) diberi lambang K, kulit kedua diberi

lambang L, kulit ketiga M, dan seterusnya. Tiap-tiap kulit elektron

hanya dapat ditempati elektron maksimum 2n2, dengan n adalah

nomor kulit, Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum dapat dilihat pada

Tabel 2.4.

Page 35: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 2.4. Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum

Nomor kulit Nama kulit Jumlah elektron maksimum

1

2

3

4

5

6

7

K

L

M

N

O

P

Q

2 elektron

8 elektron

18 elektron

32 elektron

50 elektron

72 elektron

98 elektron

(Purba, 2007: 42)

Elektron-elektron akan menempati kulit elektron dimulai dari

kulit K sampai terisi maksimum, kemudian kulit L sampai terisi

maksimum dan seterusnya. Penempatan elektron sampai penuh akan

terjadi paad kulit K, L, dan M, sedangkan untuk kulit keempat (kulit

N) sudah akan terisi bila kulit M sudah terisi 8 elektron. Konfigurasi

Elektron Atom Mg dan K dapat dilihat pada gambar 2.11.

12Mg 19K

Gambar 2.11. Konfigurasi Elektron Atom Mg dan K

(sumber: http://kimia.upi.edu)

Konfigurasi elekron seperti pada gambar di atas dapat

ditulis dengan singkat sebagai berikut:

12Mg : 2 8 2 19K : 2 8 8 1

Pada atom K tidak membentuk konfigurasi 2, 8, 9, sebab

mulai kulit ketiga dan seterusnya jika sisa dari kulit L lebih besar dari

8 tetapi kurang dari 18, maka diisikan 8 saja dan elektron berikutnya

akan menempati kulit N. Jumlah elektron yang menempati kulit terluar

Page 36: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

disebut elektron valensi. Jadi, elektron atom Mg adalah 2 dan elektron

valensi atom K adalah 1, konfigurasi elektron beberapa atom dapat

dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5. Konfigurasi Elektron Beberapa Atom

Tanda atom Jumlah electron Konfigurasi electron

2He

3L

6C

9F

13Al

15P

18Ar

20Ca

31Ga

2

3

6

9

13

15

18

20

31

2

2, 1

2, 4

2, 7

2, 8, 3

2, 8, 5

2, 8, 8

2, 8, 8, 8, 2

2, 8, 18, 3

(Purba, 2007: 47)

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain

penelitian yang dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan Attle dan Baker (2007: 82) yang berjudul

“Cooperative Learning in a Competitive Environment: Classroom

Applications”. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa banyak manfaat dalam

melibatkan siswa pada pembelajaran kooperatif. Manfaat yang sangat

signifikan adalah siswa memiliki prestasi yang sering melebihi dari sasaran

awal.

2. Ke dan Grabowski (2007: 256) dalam penelitiannya yang berjudul

“Gameplaying for Maths Learning: cooperative or not?” menyatakan bahwa

permainan yang bersifat kooperatif merupakan suatu strategi yang efektif

untuk pembelajaran ilmiah terhadap siswa, baik kognitif maupun afektif.

Permainan yang kooperatif dan kompetitif dalam TGT memberikan dua ciri

Page 37: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yaitu fantasi dan relevan. Oleh karena itu, hal ini akan dipakai oleh banyak

pebelajar daripada yang tanpa permainan.

3. Harmandar dan Cil (2008: 26) “The Effect of Science Teaching Through

Teams Games Tournament Technique on Success Level an Affective

Characteristics of Student” menyatakan bahwa pembebelajaran dengan teknik

games tournament dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

terhadap pelajaran Biologi.

4. Penelitian yang dilakukan Nopiyanti, Dedi Rohendi, dan Heri Sutarno (2010:

1-4) dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi” menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbasis

multimedia lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional berbasis multimedia.

C. Kerangka Berpikir

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan

suatu masalah yang sangat menonjol dalam setiap pembaharuan sistem pendidikan

nasional. Sejalan dengan itu upaya pembaharuan pendidikan terus dilakukan salah

satunya adalah pembaharuan pada metode pembelajaran yang digunakan. Dalam

menggunakan metode pembelajaran perlu disesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan. Karena apabila metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai,

proses pembelajaran juga tidak berhasil secara maksimal.

Prestasi belajar siswa dengan metode yang kurang tepat memberikan

hasil yang masih rendah. Peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha

untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan

aktivitas belajar dengan baik sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

Guru berperan sebagai fasilitator ataupun motivator selama proses belajar

berlangsung. Diharapkan kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi oleh

Page 38: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

guru (teacher centered), akan tetapi lebih menempatkan siswa sebagai subyek

didik, sehingga dalam penelitian ini menuntut diterapkannya penggunaan metode

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) (Slavin, 2008: 5).

Struktur Atom merupakan salah satu materi ilmu kimia yang banyak

mengungkap teori-teori dan konsep-konsep ilmu kimia yang mendasar. Oleh

karena itu, pemahaman tentang Struktur Atom sangat penting untuk mempelajari

ilmu kimia selanjutnya, sehingga dalam mempelajari diperlukan pengembangan

kemampuan kognitif siswa. Ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep-

konsep dari materi Struktur Atom akan mengakibatkan menurunnya prestasi

belajar siswa. Untuk mengatasi kesulitan pada siswa diperlukan suatu metode dan

media yang mampu membantu meningkatkan pemahaman terhadap konsep-

konsep tersebut. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang dipakai adalah

model pembelajaran Kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dan

media yang digunakan adalah Teka teki Silang (TTS) dan Roda Impian.

Model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament

(TGT) yang akan diterapkan diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih

aktif bermain di dalam kelompok, serta dapat bertanding diantara kelompok

masing-masing agar dapat saling berpacu untuk memperoleh prestasi yang tinggi

dan dapat memperkecil perbedaan yang ada pada diri siswa dalam proses

pemahaman materi pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif metode Teams

Games Tournament (TGT), diharapkan bisa merangsang siswa untuk lebih siap

belajar kimia, tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya atau bahkan siswa akan

tertarik untuk mempelajari ilmu kimia lebih dalam atau lebih detail.

Teka Teki Silang (TTS) yang digunakan dalam metode Teams Games

Tournament (TGT) dimaksudkan selain ada unsur permainannya juga ada unsur

pendidikannya, dimana dengan mengisi Teka teki silang (TTS) tersebut secara

tidak sadar siswa belajar ilmu kimia, sehingga diharapkan selain mendapat

kesenangan juga mendapatkan pengetahuan dan pemahaman pada materi

pelajaran Struktur Atom. Pada metode pembelajaran kooperatif metode Teams

Games Tournament (TGT) dengan media Teka Teki Silang (TTS) ini siswa

secara bersama-sama akan mencari jawaban yang ada dalam Teka Teki Silang

Page 39: BAB II erni

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(TTS). Dalam mencari jawaban siswa terlebih dahulu harus paham maksud dari

pertanyaan yang ada, sehingga siswa juga harus paham dengan materi pelajaran

yang terkait. Dengan demikian, selain belajar secara bersama-sama siswa juga

dapat saling membantu bila ada seorang siswa yang belum paham mengenai

materi yang terkait. Teka Teki Silang (TTS) merupakan media yang bentuknya

terdiri dari baris dan kolom dimana huruf-huruf dalam baris dan kolom saling

berhubungan.

Roda identik dengan benda bulat yang berputar. Di dalam model

pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) yang

diterapkan disini, roda berupa lingkaran yang dapat di putar yang di dalamnya

terdapat nomer, dan disetiap nomer terdapat pertanyaan yang wajib di jawab

oleh siswa dan kelompoknya yang memutar roda tersebut. Apabila ada

pengulangan nomor maka dilakukan pemutar kembali atau menjawab

pertanyaan yang belum terjawab. Apabila siswa dan kelompoknya tidak dapat

menjawab maka akan di lempar pada kelompok lain. Sehingga dalam permainan

ini siswa diharapkan memiliki pemahaman materi yang luas terhadap materi

Struktur Atom.

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berfikir maka

dapat dikemukakan perumusan hipotesis sebagai berikut : “prestasi belajar siswa

yang melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif metode Teams Games Tournamen (TGT) dengan media Roda Impian

lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa dengan media Teka Teki

Silang (TTS) pada pokok materi Struktur Atom pada siswa kelas X SMAN 1

Karanganom.”