bab ii data dan analisa - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01250-ds...

9
3 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data serta informasi yang didapat untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh melalui beberapa sumber sebagai berikut: 1. Data Umum Data Umum terkait dengan teh diperoleh melalui buku maupun media elektronik berupa website yang terkait dengan teh. 2. Data Khusus Data Khusus merupakan data mengenai profil teh pottret, data ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik teh pottret seputar sejarah, keunggulan, serta manfaat dari teh pottret ini. 2.2 Data Umum 2.2.1 Sejarah teh dan perkembangannya di Nusantara Menurut Ajisaka (2012, p6), diketahui bahwa sejarah awal mula tanaman teh masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer pada tahun 1684, saat itu tanaman tersebut hanya dijadikan hiasan semata. Untuk pertama kalinya, tanaman teh dapat diidentifikasi lewat seorang pendeta bernama F. Valentjin, yang melihat bahwa tanaman tersebut merupakan perdu the mudah dari China yang tumbuh di taman istana gurbernur camphuys, di Jakarta. Baru mulai tahun 1826, dimulainya penanaman teh di kebun – kebun percobaan di beberapa wilayah Pulau Jawa. Dengan keberhasilan penanaman teh tersebut membawa dampak pada awal dimulainya industri teh di Nusantara, meskipun masih dikendalikan oleh pemerintahan Belanda. Selang 52 tahun kemudian, pada tahun 1878, datang varietas thea assamica di Nusantara, varietas ini merupakan teh dari India. Varietas assam dianggap lebih unggul, karena kandungan katekinnya lebih besar. Kandungan katekin dan flavanol di dalam teh memiliki manfaat sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh, serta mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Setelah 2 tahun masuknya varietas teh baru di Nusantara, pada tahun 1880, perkebunan teh rakyat dipindah ke daerah Cibadak dan Cicurug, kedua tempat tersebut merupakan kawasan kota Sukabumi. Sejarah teh Nusantara

Upload: dinhthu

Post on 08-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

3

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Sumber data serta informasi yang didapat untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh melalui beberapa sumber sebagai berikut:

1. Data Umum

Data Umum terkait dengan teh diperoleh melalui buku maupun media elektronik berupa website yang terkait dengan teh.

2. Data Khusus

Data Khusus merupakan data mengenai profil teh pottret, data ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik teh pottret seputar sejarah, keunggulan, serta manfaat dari teh pottret ini.

2.2 Data Umum

2.2.1 Sejarah teh dan perkembangannya di Nusantara

Menurut Ajisaka (2012, p6), diketahui bahwa sejarah awal mula tanaman teh masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer pada tahun 1684, saat itu tanaman tersebut hanya dijadikan hiasan semata. Untuk pertama kalinya, tanaman teh dapat diidentifikasi lewat seorang pendeta bernama F. Valentjin, yang melihat bahwa tanaman tersebut merupakan perdu the mudah dari China yang tumbuh di taman istana gurbernur camphuys, di Jakarta.

Baru mulai tahun 1826, dimulainya penanaman teh di kebun – kebun percobaan di beberapa wilayah Pulau Jawa. Dengan keberhasilan penanaman teh tersebut membawa dampak pada awal dimulainya industri teh di Nusantara, meskipun masih dikendalikan oleh pemerintahan Belanda.

Selang 52 tahun kemudian, pada tahun 1878, datang varietas thea assamica di Nusantara, varietas ini merupakan teh dari India. Varietas assam dianggap lebih unggul, karena kandungan katekinnya lebih besar. Kandungan katekin dan flavanol di dalam teh memiliki manfaat sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh, serta mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Setelah 2 tahun masuknya varietas teh baru di Nusantara, pada tahun 1880, perkebunan teh rakyat dipindah ke daerah Cibadak dan Cicurug, kedua tempat tersebut merupakan kawasan kota Sukabumi. Sejarah teh Nusantara

4

sangat erat berkaitan dengan pemerintah Belanda sebelum kemerdekaan dikumandangkan.

2.2.2 Jenis – jenis teh dan manfaatnya

Menurut Ajisaka (2012, p13 - p25), teh dibagi menjadi teh hijau, teh hitam/merah, teh putih, teh oolong, dan teh bunga. Semua jenis teh ini memiliki khasiat yang berbeda, karena melalui proses pengolahan yang berbeda pula. Teh yang cukup menjadi sorotan dari proyek tugas akhir ini adalah teh bunga. Karena selain teh ini paling diminati oleh masyarakat Indonesia, juga tersebar luas secara domestik, teh ini juga menyimpan manfaat yang baik bagi tubuh. Teh bunga dipercaya mampu mengendurkan ketegangan saraf, membantu metabolisme tubuh dan menghilangkan stress. Selain itu, the bunga memiliki manfaat lainnya, yaitu:

- Menjaga kesehatan kulit. Dalam teh sendiri terdapat kandungan katekin dan polyphenol yang bermanfaat untuk mencegah serangan radikal bebas, mengurangi kerusakan sel, serta menghambat penuaan dini.

- Mencegah bau mulut. Nafas tidak sedap yang seringkali terjadi setelah mengkonsumsi makanan, merupakan salah satu hal yang disebabkan adanya bakteri-bakteri di dalam mulut yang tersisa setelah makan. Namun, di dalam teh terdapat kandungan polyphenol yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri yang berada dalam mulut, dengan kemampuan penghambatan bakteri mencapai 30 persen.

- Menyegarkan mata sembab. Mata sembab mampu mempengaruhi faktor kesegaran wajah, tetapi, dalam teh ini terdapat kandungan astringent yang berfungsi untuk menyegarkan mata.

- Melangsingkan tubuh. Untuk manfaat ini sudah sering diulas, juga di perbincangkan oleh beberapa orang, dan memang benar teh bunga ini memiliki kemampuan untuk melangsingkan tubuh, disebabkan adanya kafein dan katekin yang mampu membakar 4% kalori lebih banyak.

2.2.3 Tradisi minum teh di Indonesia

Menurut Rossi, (2010, p47), tradisi minum teh di Indonesia dikenal dengan istilah “nge-teh” poci. Tradisi ini merupakan tradisi asli masyarakat pesisir pantai utara Jawa, Tegal, Slawi, Pemalang, Brebes dan sekitarnya. Poci yang dimaksud adalah teko teh yang terbuat dari tanah liat. Teh yang biasa digunakan menggunakan teh tubruk (loose leaf) dengan aroma melati. teh tersebut adalah racikan teh dan bunga melati. Pemanis yang biasa digunakan untuk memaniskan rasa teh, adalah gula batu. Karena gula tersebut keras seperti batu, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melarutkan gula dengan teh, maka dengan begitu peminum teh dapat menikmati “wagistel”- wangi, panas, sepet, legi lan (dan) kentel (kental). Teh poci menjadi jamuan yang pas dinikmati selama bercengkrama bersama teman.

5

2.2.4 Konsumsi teh di Indonesia

Menurut Muttaqien (2011), memuat suatu berita bahwa Direktur Komoditi Teh PTPN, Agus Supriadi dalam wawancaranya pada tahun 2011 silam, menyatakan adanya kemungkinan konsumsi teh meningkat. Hal ini disebabkan adanya peningkatan pada penjualan teh produksi dalam negeri. Meskipun beliau mengatakan, konsumsi teh di Indonesia masih tergolong cukup rendah, namun dengan adanya peningkatan penjualan sebesar 5%, menunjukkan tanda positif bagi konsumsi teh di Nusantara.

2.3 Data Khusus

2.3.1 Sejarah Teh Cap Pottret

Teh Cap Pottret merupakan home production, yang dikelola oleh Alm. Bapak Cucun Sabehi. Produksi yang juga dikelola oleh home production ini, diantaranya teh bunga kertas, teh cap gunung, dan teh pottret. Teh pottret ini berdiri sejak tahun 1970, dan sudah sangat terkenal di wilayah kota Sukabumi dan sekitarnya. Pada mulanya, Alm. Bapak Cucun, menggunakan nama RR, sebagai merk teh. Namun karena adanya musibah yang menimpa produksi teh pada saat itu ( yaitu terjadi kebakaran pada gudang teh ), Beliau pada akhirnya memutuskan merubah nama teh RR, menjadi teh cap pottret, yang sekarang lebih dikenal sebagai teh pottret.

Pemilihan nama tersebut, dipertimbangkan dengan tujuan agar peminum teh, baik penikmat atau bukan, bisa mengenang pendiri teh pottret. Karenanya, kemasan teh pottret menyajikan foto dari Almarhum pendiri. Dan hal tersebut merupakan isnpirasi dari pendiri, agar produk teh beliau dianggap “berbeda” dibanding produk teh lain, dalam hal ini tidak meniru ataupun ditiru kemasannya.

Pada saat ini, teh pottret dikelola oleh putra Alm. Pendiri teh pottret, yaitu Bapak Asep Rahmat. Beliau merupakan generasi kedua pewaris teh pottret. Selama kurang lebih 42 tahun, dari mulai berdirinya produksi sampai sekarang, tempat produksi teh pottret tetap beraktivitas di Gandasoli, Sukaraja. Karyawan yang bekerja, terdapat sebanyak 30 orang. Omset yang didapat selama 1 bulan ( Omset penjualan yang dicapai, di wilayah pasar pelita Sukabumi ), yaitu mencapai 600 bal teh/bulan.

6

Gambar 2.1 Peta kota Sukabumi

Pengolahan teh pottret sendiri menggunakan teh kering yang sudah jadi, dengan bahan utama teh potrtet yang akan diproses yaitu bunga culan dan teh hijau yang telang kering. Bunga Culan merupakan sebutan dalam bahasa sunda, untuk tanaman pacar cina. Nama latin bunga culan ini, yaitu Aglaia odorata Lour, menurut data pada website www.iptek.net.id, Teh kering tersebut dibeli di Ciwideuy, Bandung, kemudian diolah kembali oleh perusahaan, baru dikemas menjadi teh potret. Dan untuk proses pemasarannya, dilakukan dengan cara sales.

Pada mulanya, memang tidaklah mudah bagi teh potret untuk bisa langsung disukai masyarakat. Melalui jalur sales, menawarkan dari satu toko ke toko lain yang berkawasan di pasar, berkat ketekunan dari Alm. Pendiri itulah, yang juga diwariskan oleh penerus sekarang, maka teh cap pottret mampu menjadi salah satu teh yang terkenal di kawasan kota Sukabumi dan sekitarnya.

2.3.2 Wawancara kepada Target Konsumen

Wawancara kepada 65orang disekitar kota Sukabumi dan Jakarta melalui wawancara menyebarkan kuesioner secara langsung dan online, sebanyak 33 orang perempuan dan 32 orang laki-laki berpartisipasi dalam memberikan jawaban kuesioner. Berikut adalah hasil wawancara kepada target konsumen:

Gambar 2.2 Hasil survey 1

7

Gambar 2.3 Hasil survey 2

2.3.3 Data Teh Pottret

Gambar 2.4 Foto Teh Pottret

Komposisi : teh dan bunga culan

Harga : dari produsen = Rp 1.800,-/pack

Harga jual = Rp 2.000,-/pack

Harga ecer = Rp 300,-/bungkus

8

2.3.4 Taget Konsumen

• Demografi

a) Usia : 30 – 45tahun

b) Jenis kelamin : wanita

c) Pekerjaan : ibu rumah tangga, karyawati, pedagang

warung

d) Pendidikan : sekolah menengah atas

e) Kelas ekonomi : B

• Geografi

Masyarakat disekitar kota Sukabumi dan sekitarnya.

• Psikografi

a) Wanita yang memiliki aktifitas yang cukup padat.

b) Tertarik pada teh dan sering mengkonsumsi teh.

c) Kondisi ekonomi yang cukup baik, sehingga mudah

untuk berbelanja memenuhi kebutuhan konsumsi,

terutama mencoba jenis teh baru.

2.3.5 Target Konsumen Sekunder

• Demografi

a) Usia : 30 – 45tahun

b) Jenis kelamin : pria

c) Pekerjaan : karyawan, pedagang warung, buruh,

wiraswasta.

d) Pendidikan : sekolah menengah atas

e) Kelas ekonomi : B

• Geografi

Masyarakat disekitar kota Sukabumi dan sekitarnya.

9

• Psikografi

a) Pria yang selalu mengkonsumsi teh.

b) Teh yang biasa dikonsumsi adalah teh seduh.

c) Kondisi ekonomi yang cukup baik, dan cukup sering berbelanja kebutuhan rumah di pasar (terkadang menggantikan tugas istri/ mengurus urusan rumah tangga khususnya berbelanja).

2.4 Kompetitor :

2.4.1 Kompetitor tidak langsung

2.4.1.1 Teh Tong Tji

Gambar 2.5 Foto Teh Tong Tji

Teh Tong Tji didirikan oleh Bapak Tan See Gian, pada tahun 1938. Dimulai dari usaha perumahan, yang pada akhirnya berkembang semakin pesat. Saat ini, kepemimpinan dalam bisnis teh Tong Tji dipegang oleh Bapak Tatang Budiono, generasi ketiga dalam keluarga. Teh Tong Tji mengeluarkan jenis teh mini pack, teh celup(dalam bentuk teabag), dan teh instan. Harga Teh Tong Tji Premium teh melati mencapai Rp 5.790,-.

2.4.1.2 Teh Poci

Gambar 2.6 Teh poci

Teh poci merupakan teh yang diproduksi oleh PT. Gunung Slamat. Pada awalnya PT. Gunung Slamat memproduksi teh cap botol, kemudian baru memproduksi beberapa the seperti : teh celup sosro, teh poci, dan the lain. Teh poci sendiri memiliki 7 varian rasa yang

10

unik, diantaranya teh melati, teh hitam, teh vanilla, teh lemon, teh mawar, teh stroberi dan teh apel. Teh poci memiliki website dibawah naungan PT. Gunung Slamat. Harga teh Poci dari produsen Rp 1.800,-, dan dijual distributor mencapai Rp 2.000,-.

2.4.2 Kompetitor Langsung

2.4.2.1 Teh Cap botol

Gambar 2.7 Teh Cap Botol

Teh Cap Botol merupakan teh yang diproduksi sama dengan teh poci, yaitu oleh PT. Gunung Slamat. Memiliki 3 varian, yaitu Jasmine, Premium, dan green tea. Harga mini pack nya mencapai Rp 3.490,-.

2.4.2.2 Teh Upet

Gambar 2.8 Teh Upet

Teh upet merupakan merk teh yang diproduksi di Cirebon, telah berdiri sejak tahun 1956. Dikeluarkan oleh perusahaan teh CV Sariwangi (berbeda dengan perusahaan teh sariwangi). Harga teh kemasan 8gram (10 bungkus), mencapai Rp 3.500,-.

11

2.5 Analisa S W O T :

1. Strenght ( Kekuatan )

- Meniti karier selama 42 tahun, sehingga membuat teh pottret telah memiliki pelanggan tetap di daerah pemasarannya, terutama pada toko – toko di kawasan pasar pelita Sukabumi.

- Wilayah persebaran sudah jelas, yaitu di kota Sukabumi, seperti daerah Pelabuhan Ratu, Jampang, dan Sukaraja.

- Foto bapak pendiri teh pottret pada kemasan, telah menjadi salah satu ciri khas teh ini.

2. Weakness ( Kelemahan )

- Cukup sulit melihat konsistensi pada layout kemasan teh. Penempatan logo tidak memenuhi aturan clear space logo pada umumnya.

- Data yang tercantum pada kemasan teh kurang lengkap, karena tidak tercantum tanggal kadarluasa pada kemasan teh.

- Logo yang ada pada teh pottret kurang mencerminkan teh itu sendiri, logo seperti hanya “penamaan biasa” yang dicantumkan pada kemasan.

3 Opportunity ( Peluang )

- Dari hasil wawancara, masih banyak masyarakat di kota Sukabumi maupun Jakarta yang intens meminum teh.

- Banyak pasar maupun supermarket minimarket yang masih berdiri, salah satu peluang pemasaran produk teh, karena sebagian besar target konsumen selalu membeli teh dari pasar maupun supermarket.

4 Threatness ( Ancaman )

- Teh jenis minipack telah dikeluarkan oleh beberapa produsen teh, seperti : teh poci, teh tong tji, dan teh cap botol. Mereka merupakan kompetitor dengan identitas yang cukup kuat, dan telah dikenal masyarakat.

- Kompetitor teh lain sudah memiliki media penunjang identitas yang cukup jelas dan banyak.

- Kekuatan merk pada kompetitor, sehingga sulit untuk memperkenalkan suatu produk baru.