bab ii dasar teori a. perangkat keras
TRANSCRIPT
Tugas Akhir BAB II
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto 7 D307015
BAB II
DASAR TEORI
Dalam tugas akhir ini, komponen-komponen yang digunakan terdiri dari
komponen perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasannya sebagai berikut:
A. PERANGKAT KERAS
1. Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler tipe AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari
MCS-51 keluaran dari sebuah perusahaan yang bergerak dalam produksi
semikunduktor mikrokontroler yaitu perusahaan Atmel. Mikroprosesor yang
dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM,
dan fasilitas I/O pada satu chip.
Mikrokontroler AT89S51 dilengkapi dengan internal 4Kbyte Flash
PEROM (Programmable and Read Only Memory), merupakan memori
dengan teknologi yang memungkinkan isi memori tersebut dapat diisi ulang
ataupun dihapus berkali-kali sampai 1000 kali pengisian atau disebut juga
dengan teknologi nonvolatile memory.
Untuk dapat menjalankan sebuah mikrokontroler, maka dalam
mikrokontroler tersebut harus terdapat sebuah program berisi instruksi-
instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan sistem mikrokontroler
tersebut.
Tugas Akhir BAB II 8
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Pada prinsipnya program mikrokontroler dijalankan secara bertahap,
sehingga pada programnya sendiri terdapat beberapa set instruksi dan setiap
instruksi tersebut dijalankan secara bertahap dan berurutan. Mikrokontroler
AT89S51 memiliki beberapa fasilitas, yaitu sebagai berikut(4):
a. Kompatibel dengan produk keluarga MCS-51.
b. 4 Kbyte In System Programmable Flash Memory.
c. 3 level program memory clock.
d. 32 bit jalur Input/Output (4 buah Port dengan masing-masing 8 bit).
e. Dua buah timer/counter 16 bit.
f. 128 byte RAM internal.
g. Range tegangan operasi 4 volt sampai 5 volt.
h. Frekuensi kerja 0 Mhz sampai 33 Mhz.
Tugas Akhir BAB II 9
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Diagram blok mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 2.1 Diagram blok mikrokontroler AT89S51(4)
Tugas Akhir BAB II 10
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
1) Konfigurasi Pin Mikrontroler AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin, 32 pin di antaranya
untuk keperluan kanal paralel. Satu kanal paralel terdiri 8 pin, dengan
demikian 32 pin tersebut membentuk 4 kanal paralel, yang masing-
masing dikemas dengan Port 0, Port 1, Port 2, Port 3.
Berikut adalah gambar susunan pin pada mikrokontroler AT89S51:
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51(4)
Penjelasan dari pin-pin mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai
berikut:
a). Pin 1 sampai pin8 (P1.0 – P1.7) adalah port 1, merupakan portpararel
8 bit open dua arah (bidirectional), dapat berfungsi sebagai port
masukan atau keluaran. Port ini juga berfungsi menerima bit–bit
Tugas Akhir BAB II 11
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
alamat bawah (low address bytes) selama proses pemrograman dan
verifikasi EPROM.
b). Pin 9 (reset) adalah pin masukan reset (aktif high). digunakan untuk
mereset mikrokontroler pada transisi rendah ke tinggi. Pulsa
transisidari rendah ke tinggi akan me-reset rangkaian mikrokontroler.
c). Pin10 sampai pin 17 (P3.0 – P3.7) adalah port 3, merupakan
portpararel 8 bit open dua arah (bidirectional), dapat berfungsi
sebagai port masukan atau keluaran. Port ini mempunyai fungsi
khusus, meliputi TxD (Transmit Data), RxD (receive Data), INT0
(Interupt 0), INT1 (Interupt 1), T0 (timer 0), T1 (timer 1), WR
(Write), RD (Read). Selama proses pemrograman dan verifikasi
EPROM port ini juga menerima sinyal–sinyal kontrol.
d). Pin 18 (XTAL 1) adalah pin masukan ke rangkaian Oscillator internal.
e). Pin 19 (XTL 2) adalah pin keluaran ke rangkaian Oscillatorinternal.
Pinini dipakai bila menggunakan osilator kristal.
f). Pin 20 (GND) dihubungkan ke Vcc atau ground.
g). Pin21 sampai pin 28 (P2.0 – P2.7) adalah port 2, merupakan
portpararel 8 bit open dua arah (bidirectional), dapat berfungsi
sebagai port masukan atau keluaran. Port ini juga berfungsi
mengeluarkan bit alamat atas (high order address bits) selama
pengambilan dari program memori external dan selama pengaksesan
ke data memori internal yang menggunakan alamat 16 bit.
Tugas Akhir BAB II 12
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
h). Pin 29 adalah pin PSEN (Program Store Enable) merupakan strobe
pembacaan ke memori eksternal.
i). Pin 30 adalah pin ALE/PROG (Address Latch Enable) digunakan
untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi.
j). Pin 31 adalah EA (External Access) pada kondisi low
mikrokontrolerakan melaksanakan seluruh instruksi dari memori luar.
Sedangkan pada kondisi high mikrokontroler akan melaksanakan
instruksi dari ROM/EPROM.
k). Pin 32 sampai 39 (port 0) merupakan portpararel 8 bit open dua arah
(bidirectional) yang dapat berfungsi sebagai port masukan atau
keluaran.Port ini juga dapat dikonfigurasikan menjadi bus alamat/data
orde rendah yang dimultiplek.
l). Pin 40 (Vcc) dihubungkan ke tegangan(Vcc)dengan referensi ±5 volt
berfungsi menyediakan tegangan untuk rangkaian mikrokontroler.
2) Program Sumber Assembly
Program sumber assembly merupakan program yang ditulis oleh
pembuat program berupa kumpulan baris-baris perintah dan biasanya
disimpan dengan extension .ASM. Program ini ditulis menggunakan
perangkat lunak berupa teks editor seperti notepad atau DOS(7).
Tugas Akhir BAB II 13
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.3 Bentuk program sumber assembly(7)
Seperti pada gambar 2.3, program sumber assembly terdiri atas beberapa
bagian yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Label
Untuk membuat sebagai label, ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi di mana persyaratan terkadang juga bergantung pada
program assembler yang digunakan yaitu(7):
a) Harus diawali dengan huruf
b) Tidak diperbolehkan adanya label yang sama dalam satu program
assembly
c) Maksimal 16 karakter
d) Tidak diperbolehkan adanya karakter spasi dalam label.
Label Mnemonic Operand 1 Operand 2 Komentar
Isimemori: Mov P0.0,A ; isi akumulator disalin ke P0.0
Tugas Akhir BAB II 14
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
b. Mnemonic
Mnemonic atau juga bisa disebut kode operasi (opcode) adalah
kode-kode yang akan dikerjakan oleh program assembler pada
computer maupun mikrokontroler. Kode operasi yang dikerjakan oleh
mikrokontroler merupakan perintah-perintah atau intruksi-intruksi
yang sangat bergantung dengan jenis mikrokontroler yang digunakan.
Sedangkan operasi yang dikerjakan oleh program assembler yang
ada pada komputer atau Assembler Directive sangat bergantung pada
program assembler yang digunakan. Contoh : ORG, EQU, DB, dan
lain-lain(7).
c. Operand
Operand merupakan pelengkap dari mnemonic. Jumlah operand
yang dibutuhkan oleh sebuah mnemonic tidak selalu sama, sebuah
mnemonic dapat memiliki tiga, dua, satu, atau bahkan tidak memiliki
operand.
d. Komentar
Bagian komentar tidak mutlak ada dalam sebuah program, namun
bagian ini seringkali dibutuhkan untuk menjelaskan proses-proses kerja
ataupun catatan-catatan tertentu pada bagian-bagian program.
Tugas Akhir BAB II 15
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Penggunaan komentar biasanya diawali dengan tanda “;” dan
dapat diletakan pada bagian manapun dari suatu program. Sebuah
komentar tidak hanya digunakan untuk menjelaskan satu baris perintah
saja, namun dapat juga digunakan untuk menjelaskan kinerja dari
beberapa baris perintah atau memberikan catatn-catatan tertentu(7).
2. Transistor (sebagai saklar)
Pada sistem elektronis, transistor banyak difungsikan sebagai saklar.
Transistor yang dimanfaatkan sebagai saklar memiliki keuntungan antara lain
dapat beroperasi ON dan OFF pada kecepatan tinggi, memerlukan tegangan
dan arus penggerak yang sangat rendah untuk memicu aksi perhubungan dan
tidak mengalami gesekan mekanis.
Penggunaan transistor sebagai saklar yaitu dengan memanfaatkan
daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut off) transistor. Ketika transistor
pada daerah saturasi, maka arus mengalir tanpa halangan dari kolektor
menuju emitor, sedangkan arus kolektor jenuh. Kondisi ini menyerupai saklar
pada kondisi tertutup (ON). Untuk membuat kondisi transistor konduksi
diperlukan arus basis.
Tugas Akhir BAB II 16
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
RB
RC
B
VCE = 0
VCC
C
E
RC
E
VCC
C
Tertutup
Ic = 0
VCE = V CC
CRB
E
E
RC
Terbuka
RC
B
VCC
VCC
C
(a) (b)
Gambar 2.4 (a) Transistor Kondisi ON (b) Ekuivalen Saklar Tertutup(6)
Pada kondisi transistor non konduktif (cut off) akan menyerupai saklar
pada kondisi terbuka (OFF). Konduksi non konduktif diperoleh dengan cara
tidak memberikan bias pada basis atau dengan cara memberi tegangan mundur
emitor pada basis.
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Transistor Kondisi OFF (b) Ekuivalen Saklar Terbuka(6)
Tugas Akhir BAB II 17
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Perhitungan kondisi saklar secara teori adalah sebagai berikut (6):
1) Kondisi cutoff
VCE= VCC – IC.RC ..................................................... (2.1)
Karena kondisi cut off IC = 0 (kondisi ideal), maka:
VCE = VCC – 0.RC
= VCC................................. (2.2)
Besar arus basis IB adalah :
IB = IC/ß
= 0/ ß
= 0 ...................................... (2.3)
2) Kondisi saturasi atau jenuh
VCE= VCC – IC.RC .................................................... (2.4)
Karena kondisi saturasi VCE = 0 (kondisi ideal), maka :
IC= VCC/RC ................................................................ (2.5)
Besar tahanan untuk mendapatkan arus basis pada kondisi saturasi
adalah :
RB= (VBB – VBE)/IBsaturasi ...................................... (2.6)
Tugas Akhir BAB II 18
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Besar arus basis saturasi adalah :
IBsaturasi > IC/ ß .......................................................... (2.7)
Bila besar tegangan masukan basis melalui rangkaian pembagi
tegangan, maka besar tegangan basis dan tahanan basis adalah :
RB= Ra/Rb .................................................................. (2.8)
VB= Ra.Vin/(Ra+Rb) .................................................... (2.9)
Gambar 2.6 Garis Beban DC pada Switch Transistor(6)
3. Light Dependent Resistor (LDR)
LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai
tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya
menjadi semakin kecil.
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap
resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau
kurang.(2)
Ic
VCC
Ic sat
VCE
Tugas Akhir BAB II 19
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida.
Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat.
Gambar 2.7 LDR (Light Dependent Resistor)(2)
4. IC LM324 Sebagai Komparator
IC LM324 merupakan IC Operational Amplifier, IC ini mempunyai 4
buah op-amp yang berfungsi sebagai komparator. IC ini mempunyai tegangan
kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai -15V untuk -Vcc.
Keuntungan menggunakan IC LM324 yaitu jika pada rangkaian yang
dibuat membutuhkan lebih dari satu penguat, karena IC LM324 memiliki 4
buah penguat didalam satu buah IC dengan keseluruhan pin berjumlah 14.
Penguat yang terdapat didalam IC tersebut dapat digunakan dengan cara
dihubungkan secara pararel jika menggunakan banyak input dan output pada
rangakaian yang dibuat.
Tugas Akhir BAB II 20
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Berikut ini adalah gambar konfigurasi pin IC LM324.
Gambar 2.8Konfigurasi Pin IC LM324
Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai
berikut:
1) Pin 1,7,8,14 (Output): Merupakan sinyal output.
2) Pin 2,6,9,13 (Inverting Input): Semua sinyal input yang berada di pin ini
akan mempunyai output yang berkebalikan dari input.
3) Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input): Semua sinyal input yang berada di
pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak
berkebalikan).
4) Pin 4 (+Vcc): Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt
sampai +15 Volt.
Tugas Akhir BAB II 21
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
5) Pin 11 (-Vcc): Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5 Volt
sampai -15 Volt.
IC LM324 ini merupakan suatu penguat diferensial yang fungsinya
umumnya untuk memperkuat selisih antara dua sinyal. Berikut adalah gambar
rangkaian penguat diferensial:
Gambar 2.9 Penguat Diferensial
Terdapat dua tingkat CE yang terpasang paralel dengan hambatan
emitor biasa. Meskipun memiliki dua tegangan masukan (V1 dan V2) dan dua
tegangan kolektor (Vc1 dan Vc2), keseluruhan rangkaian dipandang sebagai
satu tingkat. Karena tidak ada kapasitor tergandeng atau pelewat, tidak
terdapat frekuensi putus bagian yang lebih rendah.
Tegangan keluaran ac Vout ditentkan sebagai tegangan antara kedua
kolektor dengan polaritas seperti gambar di atas:
.................................................... ......................... (2.10)
+ VCC
- VEE
V2 V1
VC1 VC2
RC RC
Vout
RE
Tugas Akhir BAB II 22
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Tegangan ini disebut dengan keluaran diferensial karena
mengkombinasikan dua tegangan kolektor ac menjadi satu tegangan yang
menyamakan perbedaan tegangan kolektor.
Penguat diferensial ini memiliki dua masukan yang terpisah. Masukan
V1 disebut masukan non pembalik karena Vout sefase dengan V1.
Sebaliknya, V2 disebut dengan masukan pembalik karena Vout berlawanan
dengan V2.
Saat terdapat tegangan masukan pembalik dan non pembalik, masukan
totalnya disebut masukan diferensial sama dengan perolehan tegangan
dikalikan dengan perbedaan kedua tegangan masukan. Persamaan untuk
tegangan keluaran adalah(5):
.......................................................... ............................ (2.11)
A adalah perolehan tegangan.
Pada IC LM324 ini, berfungsi sebagai komparator atau pembanding
tegangan yang masuk (tegangan masukan non pembalik dan pembalik) . Jika
tegangan pada masukan non pembalik lebih besar dari tegangan masukan
pembalik, maka komparator akan menghasilkan suatu tegangan keluaran yang
tinggi, tetapi jika tegangan pada masukan non pembalik lebih kecil dari
tegangan masukan pembailik, maka tegangan keluaran yang dihasilkan akan
rendah.
Tugas Akhir BAB II 23
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Penguat Invertingdan Inverting
a. Penguat Non Inverting
Penguat ini mempunyai impedansi input yang tinggi, impedansi output
yang rendah dan penguatan tegangan tegangan yang stabil yang diberikan
dengan(6):
.......................................................... ............................. (2.12)
(Untuk VOUT dan VIN digunakan huruf besar karena penguat operatif dapat
bekerja secara langsung dengan sinyal dc). Penguat non-inverting dalam
gambar 2.10a adalah populer karena penguat tersebut mendekati penguat
tegangan ideal.
Gambar 2.10b adalah pengikut tegangan yang banyak digunakan
karena kualitas buffernya yang baik sekali, impedansi input ekstrim tinggi,
impedansi output ekstrim rendah dan penguatan tegangan unity. Karena
dalam pengikut tegangan umpan balik negatif adalah maksimum, lebar
pita sama dengan funity.
Tugas Akhir BAB II 24
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.10 Penguat Non Inverting
b. Penguat Inverting
Gambar 2.11 menunjukan penguat inverting, rangkaian penguat
operasional yang biasa digunakan. Terminal inverting pada pertanahan
semu (virtual ground) yang berarti tegangan terhadap tanah mendekati
nol. Tetapi karena pertanahan semu tidak dapat melepaskan arus, semua
arus input didorong melalui R2. Akibatnya(6):
.......................................................... ................................. (2.13)
.......................................................... ........................... (2.14)
Tanda minus terjadi karena inversi. Dengan mengambil rasio kedua
persamaan di atas, diperoleh tegangan:
.......................................................... ................................. (2.14)
..
+
-
..
-
+
VIN
VIN
VOUT
VOUT
R1
R2
(a) (b)
Tugas Akhir BAB II 25
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.11 Penguat Inverting
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, IC LM324 ini berfungsi sebagai
komparator, di mana komparator ini membandingkan tegangan masukan dari
sensor cahaya dengan tegangan referensi (Vref) di mana tegangan referensi ini
mengikuti masukan pembalik (inverting)(5):
.......................................................... ................................ (2.15)
Ketika Vin lebih besar dari Vref, tegangan masukan diferensial adalah
positif dan tegangan keluaran adalah tinggi. Ketika Vin lebih kecil dari Vref,
tegangan masukan diferensial adalah negatif dan tegangan keluaran adalah
rendah.
..
+
-
VIN
R1 R2
VOUT
Tugas Akhir BAB II 26
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
5. Catu Daya
Catu daya (power supply) dalam rangkaian elektronika pada umumnya
dipergunakan sebagai rangkaian catu daya yang dipergunakan untuk memberi
semua kebutuhan arus dan tegangan pada sebuah rangkaian.Dalam merancang
rangkaian catu daya diperlukan beberapa komponen elektronika yang
digunakan, baik sebagai penyearah (rectifier), filter, maupun regulator.
Rangkaian catudaya terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.12Blok Catu Daya
1). Transformator
Transformator atau trafo adalah komponen elektronika yang berbentuk
gulungan kawat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan
kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang
berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.(3)
Transformator terdiri atas dua jenis, yaitu penaik tegangan (step up)
dan penurun tegangan (step down). Jika tegangan primer lebih kecil dari
Tegangan PLN
(AC) Trafo Rectifier
Filter Regulator Beban
Tugas Akhir BAB II 27
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
tegangan sekunder, maka dinamakan trafo step up. Tetapi jika tegangan
primer lebih besar dari sekunder, maka dinamakan trafo step down. Di
tugas akhir ini yang digunaka adalah transformator jenis step down.
Untuk trafo step up jumlah lilitan primer lebih sedikit dari jumlah
lilitan sekunder, sedangkan untuk trafo step down sebaliknya. Semakin besar
tegangan, semakin banyak pula lilitannya. Perhitungan perbandingan lilitan
pada transformator dapat dihitung dengan rumus:
................................................................................... (2.10)
dimana:
NP = Jumlah lilitan primer
IP = Arus primer (A)
VP = Tegangan primer (V)
NS = Jumlah lilitan sekunder
IS = Arus sekunder (A)
VS = Tegangan sekunder (V)
Sehingga, padatrafo besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh
kumparan sekunder adalah:
a) Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
b) Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( Vs ~ Vp).
c) Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer.
Tugas Akhir BAB II 28
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.13 Bagian-bagian Transformator(3)
Gambar 2.14Simbol Transformator(3)
2). Rectifier (Penyearah)
Komponen elektronika yang digunakan pada bagian rectifier adalah
dioda. Dioda adalah komponen semikonduktor yang sederhana terdiri atas
dua elektroda yaitu anoda dan katoda yang dapat mengubah arus AC (arus
bolak-balik) menjadi arus DC (arus searah). Ujung badan dioda terdapat
tanda berupa gelang atau titik yang menandakan letak katoda.
Dioda hanya bisa dialiri arus DC saja, pada arah sebaliknya aru DC
tidak akan mengalir. Apabila dioda silikon dialiri arus AC ialah arus listrik
dari PLN, maka yang mengalir hanya satu arah saja sehingga arus output
Tugas Akhir BAB II 29
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
dioda berupa arus DC.
Jenis penyearah dioda yang digunakan dalam rangkaian catu daya
pada sistem ini adalah penyearah gelombang penuh. Penyearah gelombang
penuh meneruskan seluruh siklus gelombang sinus ke resistor beban
dengan terlebih dahulu membalik polaritas setengah gelombang sisi
negatifnya.
Penyearah gelombang penuh dibedakan menjadi penyearah
gelombang penuh dengan center tap (CT), dan penyearah gelombang
penuh dengan menggunakan dioda jembatan. Penyearah gelombang penuh
yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah penyearah gelombang penuh
dengan center tap (CT). Berikut ini adalah gambar rangkaian dan bentuk
gelombang penyearah gelombang penuh dengan CT.
Tugas Akhir BAB II 30
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.15Rangkaian dan Bentuk Gelombang
PenyearahGelombang Penuh dengan CT(9))
Terminal sekunder dari trafo mengeluarkan dua buah tegangan
keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan CT sebagai
titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-masing dihubungkan ke
D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapatkan sinyal siklus positif, maka
D2 mendapatkan sinyal negatif dan sebaliknya. (9))
Dengan demikian, D1 dan D2 hidupnya bergantian. Namun arus
Tugas Akhir BAB II 31
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
i1 dan i2 melewati tahanan beban (RL) dengan arah yang sama, maka iL
menjadi satu arah.
Oleh karena penyearah gelombang penuh menghasilkan dua kali
siklus positif lebih banyak dibandingkan dengan penyearah setengah
gelombang, maka nilai rata-rata keluaran DC (VDC) adalah:
.. ........................................................................ 2.11
Di mana nilai tegangan puncaknya adalah:
.. ........................................................................ 2.12
3). Filter
Tugas Akhir BAB II 32
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Fungsi filter pada catu daya adalah sebagai penyaring arus
rippleakibat proses penyearahan yang masih terdapat arus AC. Yang
dimaksud arus ripple yaitu arus AC yang terdapat di arus DC yang berasal
dari penyearah.
Efektif tidaknya sebuah filter disebut dengan faktor ripple,
didefinisikan sebagai perbandingan tegangan ripple efektif (rms) terhadap
tegangan DC.
..................................................................... 2.13
Semakin kecil faktor ripple, semakin baik filter. Faktor ripple dapat
diperkecil dengan menambah nilai kapasitor.
Filter yang umum dipakai adalah filter dengan kapasitor. Filter ini
mampu membentuk bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi
rata.
Contoh rangkaian penyearah tanpa menggunakan filter(1):
Gambar 2.16 Rangkaian Penyearah Tanpa Filter Kapasitor(1)
Contoh rangkaian penyearah dengan menggunakan filter kapasitor :
Tugas Akhir BAB II 33
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.17Rangkaian Penyearah dengan Menggunakan Filter Kapasitor(1)
Berikut adalah bentuk gelombang keluaran dari penyearah
menggunakan filter kapasitor:
Kondisi Tanpa Beban(1)
Kondisi Berbeban(1)
Gambar 2.18 Bentuk Gelombang Keluaran Filter Kapasitor
4). Regulator Tegangan
Regulator tegangan menggunakan IC LM 7805 dan IC LM 7806
Tugas Akhir BAB II 34
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
dengan tegangan output yang masing-masing sebesar 5 volt dan 6 volt,
yaitu regulator tegangan positif dengan 3 terminal yang dapat diperoleh
dalam berbagai tegangan tetap sehingga dapat digunakan dengan jelajahan
penerapan yang lebar.
Seri ini dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 aluminium yang
dilengkapi dengan pembatas arus untuk membatasi arus keluaran puncak
pada harga yang aman. Selain itu juga dilengkapi pengaman bagi daerah
aman untuk transistor akhir guna membatasi borosan (disipasi) daya
internal. Apabila borosan daya internal menjadi terlampau bagi benaman
panas yang dikenakan, maka rangkaian penindas termik mengambil alih
dan mencegah IC menjadi terlampau panas.
Sifat-sifatnya (10):
arus keluaran maksimal 1 A,
pengamanan pembebanan lebih termik secara internal,
tidak diperlukan komponen eksternal tambahan,
terdapat pengaman daerah aman untuk transistor keluaran,
pembatas arus hubung singkat,
dapat diperoleh dalam kemasan TO-3 aluminium.
Tugas Akhir BAB II 35
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
L78XX
1
2
3VIN
GN
D
VOUT
(a) (b)
Gambar 2.19 (a) Simbol IC 78XX (b) Koneksi Pin 78XX(10)
Pada IC LM7805 dan LM7806, rentang tegangan masukan (VIN)
sebesar 5 V sampai 18 V. Pada IC LM7805 rentang tegangan keluaran
(VOUT) sebesar 4,8 V sampai 5,2 V. Sedangkan pada IC LM7806 rentang
tegangan keluaran (VOUT) sebesar 5,75 V sampai 6,25 V. Berikut adalah
bentuk rangkaian umum dari IC LM 78XX:
Gambar 2.20Rangkaian Umum IC LM78XX
6. Handphone
Handphone adalah suatu perangkat elektronika yang mempunyai
kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap,
Tugas Akhir BAB II 36
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
namun dapat dibawa kemanapun (portable) dan tidak perlu disambungkan
dengan jaringan telepon menggunakan kabel. Bagian-bagian dari handphone
adalah sebagai berikut:
a. Microphone adalah bagian yang digunakan untuk menangkap data berupa
suara yang merupakan data analog ke mode.
b. Speaker dapat disebut sebagai perangkat output yang akan menghasilkan
suara.
c. Keypad merupakan perangkat input untuk melakukan akses pada
handphone. Akses dapat berupa pemanggilan, navigasi game, pengiriman
sms dan lain sebagainya.
d. LCD Display merupakan perangkat output yang berfungsi menampilkan
panggilan, informasi ponsel, sinyal, informasi jaringan telekomunikasi,
gambar dan lain-lain.
e. Baterai dan monitoring. Saat sebuah baterai dipasang pada handphone,
handphone tersebut mempunyai kemampuan default (bawaan) disebut
battery processing yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan
levelcharge saat pengisian arus baterai. Ini menunjukan status awal hingga
akhir. Monitoring ini dapat dilihat pada display LCD.
Tugas Akhir BAB II 37
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.21Handphone siemens M35 tampak dari depan dan belakang
SMS ( Short Message Service )
SMS adalah data tipe asynchoronous messageyang pengiriman datanya
dilakukan dengan mekanisme protokol store and forward. Hal ini berarti
bahwa pengirim dan penerima SMS tidak harus berada dalam status
terhubung (connected / online) satu sama lain ketika akan saling bertukar
pesan SMS. Suatu SMSCenter bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan
tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan. Keuntungan mekanisme
store and forward pada SMS adalah penerima tidak perlu dalam status online
ketika pengiriman pesan dilakukan.Keterbatasan SMS adalah pada ukuran
pesan yang dapat dikirim yaitu maksimal 160 byte.
SMS dikirimkan menggunakan signalling framepada kanal frekuensi
atau time slot frame GSM yang biasanya digunakan untuk kontrol dan sinyal
Speaker
LCD display
Keypad
Port Serial
Baterai
Tugas Akhir BAB II 38
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
setuppanggilan telepon, seperti pesan singkat tentang kesibukan
jaringan atau pesan CLI (Caller Line indentification)(8).
a. Sistem Kerja SMS
1). AT Command
AT Command 2x berperan di balik tampilan menu messages
sebuah ponsel yang bertugas mengirim/menerima data ke/dari
SMS-Centre. Salah satu software yang dapat digunakan untuk
menguji AT Command ini adalah Windows HyperTerminal. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian ini adalah nilai
properties yang harus diisi yang bergantung pada jenis alat
komunikasi yang digunakan, misalnya ukuran bit per second
atau baud rate dari SMS device yang dipergunakan (Khang,
2002). AT Command untuk SMS biasanya diikuti oleh data I/O
yang diwakili oleh unit-unit PDU.
2). PDU sebagai Bahasa SMS
Padaprinsipnya terdapat dua mode untuk mengirim dan
menerima SMS, yaitu mode text dan mode PDU (Protocol Data
Unit). Sistem mode text tidak didukung oleh semua operator
GSM maupun terminal yang ada. Pada mode text, pesan yang
dikirim tidak dikonversi. Teks yang dikirim tetap dalam bentuk
aslinya dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau
Tugas Akhir BAB II 39
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
140 (8 bit) karakter. Sesungguhnya mode text adalah hasil enkode
yang direpresentasikan dalam format PDU.
PDU mode adalah format message dalam heksadesimal octet
dan semi-decimal octet dengan panjang mencapai 160 (7 bit
default alphabet) atau 140 (8 bit) karakter. Data yang mengalir
ke/dari SMSCentre harus berbentuk PDU (Protocol Data Unit).
PDU berisi bilangan-bilangan heksadesimal yang mencerminkan
bahasa I/O. PDU terdiri atas beberapa header. Header yang dikirim
SMS ke SMS Centreberbeda dengan header SMS yang diterima
dari SMSCentre.
3). Kode PDU
a). PDU untuk mengirim SMS dari SMS Centre
Kode PDU untuk mengirim SMS terdiri atas delapan header,
yaitu (8):
1. Nomor SMS-Center
Header pertama ini terbagi atas tiga subheader, yaitu :
a. Jumlah pasangan heksadesimal SMS Centre dalam
bilangan heksa.
b. National / International code.
c. No SMS Centre dalam pasangan yang dibalik.Jika
tertinggal satu angka heksa yang tidakmemiliki
pasangan maka angka tersebutdipasangkan dengan
Tugas Akhir BAB II 40
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
huruf F di depannya. Misalkan No SMS Centre untuk
Pro XL adalah 0818445009 atau 62818445009 bisa
diubah menjadi kode PDU 06818018445009 atau
07912618485400F9.
2. TipeSMS
Untuk mengirim SMS (SEND) maka tipe SMSnya adalah,
jadi bilangan heksanya adalah 01.
3. Nomor Referensi SMS
Nomor referensi ini diberikan nilai default 0 (heksadesimal
= 00).
4. Nomor Ponsel Penerima
Aturan penulisan header PDU untuk nomor ponsel
penerima sama halnya dengan aturan penulisan header
PDU SMS-Centre. Header ini juga terbagi atas tiga bagian
yaitu jmlah bilangan desimal nomor ponsel yang dituju
(heksa), Kode Nasional / Internasional, dan Nomor ponsel
yang dituju.
5. Bentuk SMS
Bentuk-bentuk SMS biasanya dibedakan menjadi tiga
tipe yaitu :
1. 0 → 00 = dikirim sebagai SMS
Tugas Akhir BAB II 41
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
2. 1 → 01 = dikirim sebagai telex
3. 2 → 02 = dikirim sebagai fax
Jadi untuk mengirimkan data dalam bentuk SMS harus
digunakan kode PDU 00.
6. Skema Encoding Data I/O
Skema encoding SMS yang ada sekarang ini menggunakan 2
bentuk skema encoding yaitu :
a. Skema 7 bit -) ditandai dengan angka 0 -) 00 (bilangan
heksadesimal)
b. Skema 8 bit -) ditandai dengan angkayang lebih besar
dari 0 kemudian diubahmenjadi angka heksadesimal yang
sesuai. Kebanyakan ponsel / SMS Gateway yang ada
menggunakan skema 7 bit sehingga harus digunakan
kode 00.
7. IsiSMS
Header ini terdiri dari 2 subheader, yaitu panjang (jumlah
huruf) dan isi yang berupa pasangan bilangan
HeksadesimalJika menggunakan ponsel/SMS
gatewayberskema encoding 7 bit maka ketika mengetikkan
suatu huruf dari keypad-nya berarti telah dibuat 7 angka 1/0
secara berurutan.
Tugas Akhir BAB II 42
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
B. PERANGKAT LUNAK
Proses perancangan perangkat lunak meliputi tahap penulisan list program,
kompilasi list program, downloading program, dan implementasi program. Berikut
ini flowchart dari tahap perancangan perangkat lunak dari tugas akhir ini:
Gambar 2.22Flowchart Perancangan Perangkat Lunak
Mulai
Penulisan list program
Kompilasi list program
Proses download program
Implementasi program
Selesai
Memperbaiki
Program
Ada
Kesalahan?
Ya
Tidak
Tugas Akhir BAB II 43
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
1. Program Objek
Program objek adalah hasil utama sebuah proses assembly berupa kode-
kode yang hanya dikenali oleh mikroprosesor/mikrokontroler. Program objek
dapat berupa heksa (*.HEX) ataupun biner (*.BIN).
2. Program Assembler
Program assembler merupakan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk
melakukan proses assembly yang mengubah program sumber assembly menjadi
program objek maupun assembly listing. Program assembler dari Intel untuk
mikrokontroler MCS-51 menggunakan program ASM51. Program assembler
ASM51 dapat dijalankan pada computer dengan sistem operasi DOS atau
windows.
a. Metode Pengalamatan
Metode pengalamatan merujuk pada bagaimana pemrogram memberi
alamat pada suatu lokasi memori. Metode pengalamatan ini meliputi:
1) Pengalamatan Langsung (Direct Addressing)
Pengalamatan langsung dilakukan dengan memberikan nilai atau
data ke suatu register secara langsung. Untuk melaksanakan
pengalamatan langsung digunakan tanda # dalam instruksi.
Contoh:
Mov A, #20H ; isi akumulator dengan bilangan 20H
Instruksi tersebut akan dibaca dari RAM internal dengan alamat
Tugas Akhir BAB II 44
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
#20H dan kemudian disimpan dalam sebuah akumulator.
2) Pengalamatan Tidak Langsung (Indirect Addressing)
Pada pengalamatan tidak langsung, instruksi menunjuk pada
sebuah register yang berisi alamat memori yang akan dituju. Untuk
melaksanakan pengalamatan tidak langsung digunakan symbol @,
contoh MOV A, @R0, dalam instruksi tersebut program akan
mengambil data yang berada pada alamat memori yang ditunjukan oleh
isi dari R0 dan kemudian mengisikannya ke akumulator. Pengalamatan
ini biasanya digunakan untuk melakukan penulisan, pemindahan, atau
pembacaan beberapa data dalam lokasi memori.
Contoh:
Add, A, R1 ; Tambahkan isi RAM yang lokasinya ditunjukan oleh
R1 ke akumulator.
Dec @R1 ; Kurangi satu isi RAM yang alamatnya ditunjukan oleh
register R1.
3) Pengalamatan Bit
Pengalamatan bit pada sebuah operasi digunakan untuk
mengalamati suatu alamat secara bit.
Contoh:
Setb P1.7 ; Set bit Port 1.7 aktif (high).
Instruksi ini member data bit pada alamat P1.7 dari akumulator
dengan nilai 1.
Tugas Akhir BAB II 45
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
4) Pengalamatan Kode
Proses pengalamatan ditunjukan langsung pada kode atau sering
disebut sebagai rutin. Pengalamatan kode terjadi ketika operand
merupakan alamat dari instruksi jump dan call.
Contoh:
Call delay
Instruksi ini melakukan proses pemanggilan subrutin delay.
5) Pengalamatan Data
Pengalamatan data terjadi pada sebuah instruksi ketika nilai
operasi merupakan alamat dari data yang akan diisi atau yang akan
dipindahkan.
Contoh:
Mov P1.A ; isi P1 dari akumulator.
b. Instruksi Bahasa Assembly Keluarga MCS-51
Berikut ini adalah beberapa set instruksi yang sering dipergunakan
dalam pemrograman dengan bahasa assembly untuk keluarga MCS-51:
1) Add
Instruksi ini melakukan operasi penjumlahan pada dua buah data
yang terdapat pada alamat register yang ditunjuk oleh instruksi.
Contoh:
Add A, R2
Data pada akumulator dijumlahkan dengan data pada alamat
Tugas Akhir BAB II 46
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
register R2 dan hasilnya disimpan di akumulator.
2) Call
Instruksi ini melakukan panggilan terhadap instruksi yang
terdapat di dalam sub rutin yang ditunjuk. Setelah menjalankan
instruksi tersebut, program akan melanjutkan kembali instruksi yang
terdapat pada program utama.
a) Acall (Absolute Call)
Instruksi ini digunakan untuk memanggil subrutin yang
ditunjuk dengan jangkauan maksimal 2 kbyte.
b) Lcall
Instruksi ini melakukan panggilan datapada subrutin yang
ditunujuk dengan jangkauan maksimal 64 Kbyte.
Contoh:
Mulai:
Acall Ganti
Add A, 00H
Sjmp mulai
Ganti:
Mov R2, A
Dari set instruksi di atas dijelaskan bahwa instruksi yang akan
memanggil dan menjalankan perintah pada subrutin ganti. Setelah
itu instruksi kembali ke program utama untuk menjalankan Add A,
Tugas Akhir BAB II 47
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
00H dan instruksi di bawahnya.
c) CJNE (Compare and Jump if Not Equal)
Instruksi ini akan membandingkan data langsung dengan
lokasi memori yang dialamati oleh register R atau akumulator A.
Jika datanya tidak sama maka program akan melompat ke alamat
yang dituju, bila datanya sama maka program menjalankan perintah
di bawahnya. Format : CJNE data tujuan, data sumber, alamat
lompat.
Contoh:
CJNE A,#00H,beda
Bila data akumulator tidak sama dengan data 00H maka
program akan melompat ke subrutin beda, tetapi jika datanya sama
maka program akan menjalankan perintah di bawahnya.
d) CLR (Clear)
Instruksi ini memberikan data 0 pada alamat register yang
ditunjuk.
Contoh:
CLR A
Instruksi ini akan me-reset data akumulator menjadi 00H.
e) CPL (Complement)
Instruksi ini melakukan operasi komplemen pada alamat
register yang ditunjuk.
Tugas Akhir BAB II 48
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Contoh:
CPL A
Instruksi ini melakukan komplemen pada akumulator setiap
bitnya. Jika data A= 11110000b, setelah instruksi CPL A
dijalankan maka data A=00001111b.
f) DEC (Decrement)
Instruksi ini melakukan operasi pengurangan dengan nilai 1
pada data yang terdapat pada alamat registeryang ditunjuk oleh
instruksi dan menyimpannya pada register tersebut.
Contoh:
DEC A
Data pada akumulator dikurangi dengan 1 dan hasilnya
disimpan di akumulator.
g) DJNZ (Decrement and Jump if Not Zero)
Instruksi ini melakukan operasi pengurangan dengan nilai 1
pada data yang terdapat pada alamat register yang ditunjuk dan
akan melompat bila hasil pengurangan tidak sama dengan nol.
Contoh:
DJNZ Rr,Alamat kode
Instruksi ini akan mengurangi nilai register dengan nilai 1 dan
jika hasilnya sudah 0, maka program menjalankan instruksi
selanjutnya. Jika belum o, maka akan melompat ke alamat kode.
Tugas Akhir BAB II 49
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
h) INC (Increment)
Instruksi ini akan menambahkan isi memori dengan nilai 1 dn
menyimpannya pada alamat tersebut.
Contoh:
INC R2
Instruksi untuk menjumlahkan data dari register R2 dengan 1
dan hasilnya disimpan di register R2.
i) SJMP (Short Jump)
Instruksi ini akan memerintahkan lompat ke suau alamat kode
tertentu/subrutin yang ditunjuk sejauh maksimum 128 byte dari
alamat yang ditentukan. Format : SJMP alamat kode.
Contoh:
Loop:
RL A : Geser data akumulator ke kiri
Acall Long Delay : Panggil penundaan waktu
SJMP : melompat ke subrutin loop
j) JB (Jump if Bit is Set)
Instruksi ini akan melakukan pengujian bit pada alamat bit
yang ditunjuk. Jika data tersebut = 1, maka program akan menuju
ke subrutin. Tetapi bila data=O, maka program akan menjalankan
instruksi selanjutnya.
Tugas Akhir BAB II 50
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Contoh:
JB P1.0,pindah
Add A, # 20H
Pindah : dec A
Bila databit pada alamat P1.0 = 1, aka setelah instruksi JB
P1.0, pindah dijalankan, program akan melompat ke subrutin
pindah. Tetapi bila data bit = 0, maka program akan melakukan
perintah pada instruksi Add A,#20H.
k) MOV
Instruksi ini akan melakukan operasi pemindahan data dari
alamat register satu ke alamat register lainnya.
Contoh:
MOV R1,#30H : Data 30H dipindahkan ke dalam register 1
MOV A,@R2 : Data pada alamat yang ditunjuk oleh
register R2 dipindahkan ke akumulator
l) RET (Return)
Instruksi untuk kembali dari suatu subrutin program ke alamat
terakhir subrutin tersebut dipanggil.
Tugas Akhir BAB II 51
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
3. Program Downloader
Program downloader merupakan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk
men-download program objek ke dalam target memori. Program ini biasanya
digunakan pada sistem mikrokontroler berupa development system. Program
downloader harus berkomunikasi dengan program monitor yang ada pada
sistem untuk melakukan proses download ke dalam memori eksternal berupa
RAM maupun EEPROM(7).Program downloader yang dipakai dalam tugas
akhir ini yaitu PROGISP 1.68.
Tahap-tahap proses download program ke mikrokontroler adalah sebagai
berikut:
a. Mengetik list program di program notepad
kemudian menyimpannya dengan nama sembarang dengan berekstensi
.ASM
Gambar 2.23List Program pada Notepad
Tugas Akhir BAB II 52
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
b. Melakukan proses compile dengan software
M-IDE51 menjadi file .HEX agar dapat terbaca oleh mikrokontroler
Gambar 2.24 Tampilan saat program di compile untuk menghasilkan file .HEX
c. Melakukan proses download program ke
mikrokontroler dengan software PROGISP 1.68 dari file .HEX yang
dihasilkan oleh proses compile tadi
Tugas Akhir BAB II 53
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto D307015
Gambar 2.25 Tampilan Software PROGISP VER 1.68
4. Implementasi Program
Tahap implementasi program ini merupakan proses implementasi hasil dari
proses pen-download-an program yang berasal dari program downloader di
mana mikrokontroler akan membaca list program yang dibuat dan
menjalankannya sesuai dengan perintah yang terdapat pada program tersebut.
Jika mikrokontroler tidak bisa menjalankan program tersebut, maka hal ini
disebabkan oleh kesalahan (error)padalist program. Untuk memperbaiki error
tersebut, langkah-langkahnya adalah:
a.) Memeriksa list program yang dibuat dengan
membuka file list programnya dengan notepad dan melakukan pengeditan
penulisan list program sampai list program tersebut benar.
b.) Melakukan proses kompilasi kembali dengan
program compiler seperti langkah kompilasi program yang dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya.
c.) Melakukan proses download program
kembali ke mikrokontroler