bab ii & bab iii

Upload: agoenk-prabowo

Post on 18-Jul-2015

190 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB II RETARDASI MENTAL & AUTISME

A. RETARDASI MENTAL Retardasi mental adalah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau masa anak)Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo=kurang atau sedikit dan fren=jiwa)atau tuna mental. Penyebab retardasi mental mungkin factor keturunan (retardasi mental genetik)mungkin juga tidak diketahui (retardasi mental simplex)kedua-duanya ini dinamakan juga retardasi mental primer.Retardasi mental sekunder di sebabkan factor-faktor dari luar yang di ketahui dan factor-faktor ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu pranatal,perinatal atau postnatal.pedoman penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa ke-1 (PPDGJ-1)memberikan subkategori-subkategori klinis atau keadaan-keadaan yang sering disertai retardasi mental sebagai berikut: 1. Akibat infeksi dan /atau intoxikasi Dalam kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi intracranial,karena serum,obat atau zat tokxik lainnya.beberapa contoh ialah: Parotis epidemika,rubella,sifilis dan toxoplasmosa congenital. Ensafalopati karena infeksi postnatal Ensefalopatia karena toxemia gravidarum karena intoxikasi lain. Ensefalopatia bilirubin Kernicterus) Ensefalopatia post-imunisasi.

2 AUTISME DAN RETARDASI MENTAL

2.Akibat rudapaksa dan/atau sebab fisik lain Rudapaksa:Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain ,seperti sinar x,bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental.Rudapaksa kepala sesudah lahir tidak begitu sering mengakibatkan retardasi mental.pada waktu lahir (perinatal) kepala anak dapat mengalami tekanan sehingga dapat menimbulkan perdarahan diotak.mungkin juga terjadi kekurangan O2 (asfikia neonatorum) yang terjadi pada 1/5 dari semua kelahiran .hal ini dapat terjadi karena aspirasi lender ,aspirasi liquor amnii,anesthesia ibu dan prematuritas.bila kekurangan zat asam berlangsung terlalu lama maka akan terjadi degenarasi sel-sel kortex otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental. PPDGJ-1 menyebutkan: Ensepalopatia karena kerusakan prenatal Ensefalopatia karena kerusakan pada waktu lahir Ensefalopatia karena kerusakan postnatal.

3.Akibat gangguan metabolisme ,pertumbuhan atau gizi. Semua retardasi mental yang lansung disebabkan oleh gangguan metabolism (umpamanya gangguan metabolism zat lipida,karbohidrat dan protein,)pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini.Ternyata bahwa gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun yang sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental ,keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun ,setelah ini biarpun anak itu di banjiri dengan makanan yang bergizi ,intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan.

3 AUTISME DAN RETARDASI MENTAL

Beberapa contoh yang sering mengakibatkan retardasi mental dalam subkategori ini ialah: Lipoisida otak infantil (penyakit Tay-sach) Histiositosis lipidum jenis keratin (penyakit Gaucher) Histiositosis lipidum jenis fosfatid (penyakit niemann-pick) Fenilketonuria:diturunkan melalui suatu gene yang resesif Pada fenilketonuria tidak terdapat enzim yang memecahkan fenilalanin sehingga timbul keracunan neron-neron dengan zat itu.retardasi mental akibat ini sekarang dapat di cegah dengan diit yang mengandung sedikit sekali fenilalanin. Degenerasio hepatolentikularis (penyakit Wilson) Porfiria Galaktosemia Glukogenesa (penyakit von Gierke)

4.Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal) Dalam kelompok ini retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk tumbuhan sekunder karena rudapaksa atau keradangan)dan beberapa reaksi selsel yang nyata,tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter atau familial)Reaksi sel-sel otak (reaksi structural )ini dapat bersifat degenaratif,infiltrative,radang,proliferative sklerotik atau reparatif,umpamanya: Nerofibromatosa (penyakit von Recklinghausen) Angiomatosa otak trigemini (penyakit sturge-weber-dimitri. Sklerosa tuberose (epiloia,penyakit Bournvill)Sklerosa spinal (atraxia Friedreich) 5.Akibat penyakit/pengaruh prenatal yang tidak jelas. Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir,tetapi tidak diketahui etiologinya,termasuk anomaly kranial primer dan defek congenital yang tidak diketahui sebabnya:

4 AUTISME DAN RETARDASI MENTAL

Anensefali dan hemi-ensefali Kelainan pembentukan giri Porensefali congenital Kraniostenosa Hidrosefalus kongenital Hipertelorisme Makrosefali(megalensefali) Mikro sefali primer Sindroma Laurence-moon-biedl 6.Akibat kelainan kromosoma Kelainan kromosoma mungkin terdapat dalam jumlahnya atau dalam bentuknya: Kelaian jumlah kromosom: Sindroma down atau Langdon-down atau mongolisme (trisomi atau trisoma kromosoma 21.) Pada kromosom sex.

Kelainan dalam bentuk kromosoma: cri du chat:tidak terdapat cabang pendek pada kromosoma 5.cabang pendek pada kromosoma 18 tidak terdapat. 7.akibat premeturitas Pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak beserta sebab-sebab lain dalam subkategori sebelum ini. 8.Akibat gangguan jiwa yang berat Retardasi mental mungkin juga akibat suatu gangguan jiwa yang berat dalam masa anak-anak.untuk membuat diagnose ini harus jelas telah menjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak .penderita skizofrenia residual dengan deterioasi mental tidak termasuk dalam kelompok ini.5 AUTISME DAN RETARDASI MENTAL

9.Akibat deprivasi psikososial Retardasi mental disebabkan oleh factor-faktor medic ataupun social budaya (yang berhubungan dengan deprivasi psikososial dan penyesuaian diri.) Retardasi mental cultural familial berdasarkan pada dua buah anggapan ,yaitu deprivasi cultural dapat mengakibatkan retardasi mental ringan dan bahwa deprivasi kultural itu mungkin merupakan akibat retardasi familial. Retardasi mental akibat deprifasi lingkungan: timbul karena kurangnya rangsangan dari lingkungan.penelitian tentang deprivasi sensorik)membuktikan pentingnya rangsangan sensorik yang memadai bagi perkembangan intelektual anak kecil.

2.TINGKAT-TINGKAT RETARDASI MENTAL Hasil bagi intelegensi (Hi atau iQ=intelegensi quotient)bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi mental.Sebagai criteria dapat dipakai juga kemampuan social atau kerja (vokasional) Tingkat-tingkat Retardasi mental dalam PPDGJ-1 dibagi menjadi: Retardasi mental taraf perbatasan Retardasi mental ringan Retardasi mental sedang Retardasi mental berat Retardasi mental sangat berat

6 AUTISME DAN RETARDASI MENTAL

3.PENANGANAN MASALAH RETARDASI MENTAL Ternyata bahwa banyak penderita retardasi mental taraf perbatasan ,ringan bahkan yang berat,dapat mengalami perkembangan kepribadian yang normal. Tabel 17:Pembagian tingkat-tingkat intelegensi (patokan social didasarkan atas keadaan masyarakat yang normal) Nama III (iQ) Tingkat Patokan Sosial Patokan pendidikan Sangat superior >130 Tinggi sekali Bila berguna bagi masyarakat disebut Terlalu pandai buat sekolah

Zeni(Genious) biasa

Superior

110-130 Tinggi

Dapat berfungsi biasa

Dapat menyeleseikan perguruan tinggi dengan mudah.

Normal

86-109

Normal

Dapat berfungsi biasa

Dapat menyeleseikan SLA,sedikit kesukaran di perguruan tinggi.

Keadaan bodoh, bebal

68-85

Taraf perbatasan

Tidak sanggup bersaing dalam mencari nafkah

Beberapa kali tidak naik SD

Debilitas(keadaan 52-85 tolol)

Retardasi mental ringan

Dapat mencari nafkah secara

Dapat dididik,tidak7

AUTISME DAN RETARDASI MENTAL

edehana dalam keadaan baik

dapat dilatih

Imbesilitas (keadaan dungu)

36-51 20-35

Ret.ment ringan Ret.ment.berat

Mengenal bahaya, tidak dapat mencari nafkah

Tidak dapat di didik,dapat dilatih

Idiosi (keadaan pandir)