bab ii a. diabetes mellitus diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/bab...

16
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi-etiologi (banyak penyebab) yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat ketidakcukupan (insufisiensi) fungsi insulin (Dewi, R.K., 2014). 1. Klasifikasi Diabetes Mellitus Diabetes mellitus berdasarkan penyebabnya, menurut American Diabetes Association/ World Health Organization (ADA/WHO), diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu: a. DM Tipe 1 Disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas akibat reaksi autoimun. Tipe ini hormon insulin tidak diproduksi. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak anak-anak maupun setelah dewasa. Penderita harus mendapat suntikan insulin setiap hari selama hidupnya sehingga di kenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau DM yang tergantung pada insulin untuk mengatur metabolisme glukosa dalam darah. Berdasarkan kondisinya, tipe ini merupakan DM yang paling parah (Anies, 2006). http://repository.unimus.ac.id

Upload: tranduong

Post on 09-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multi-etiologi (banyak penyebab) yang ditandai

dengan kadar glukosa darah yang tinggi disertai gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat ketidakcukupan (insufisiensi)

fungsi insulin (Dewi, R.K., 2014).

1. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus berdasarkan penyebabnya, menurut American

Diabetes Association/ World Health Organization (ADA/WHO),

diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu:

a. DM Tipe 1

Disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas akibat reaksi

autoimun. Tipe ini hormon insulin tidak diproduksi. Kerusakan sel beta

tersebut dapat terjadi sejak anak-anak maupun setelah dewasa. Penderita

harus mendapat suntikan insulin setiap hari selama hidupnya sehingga di

kenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau

DM yang tergantung pada insulin untuk mengatur metabolisme glukosa

dalam darah. Berdasarkan kondisinya, tipe ini merupakan DM yang

paling parah (Anies, 2006).

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

8

b. DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah diabetes yang kemungkinan tidak

tergantung insulin (Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM).

Diabetes tipe 2 menjadi tergantung pada insulin ketika penyakit ini sudah

berkembang parah, sehingga tubuhnya sudah tidak mampu memproduksi

insulin. Insulin adalah kunci penentu tinggi rendahnya kadar glukosa

darah dan memberi perintah untuk mengambil glukosa guna menyusun

jaringan baru (fungsi anabolik). Akibat malfungsi dalam pengguna

insulin, jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan akan tetap tinggal

di dalam aliran darah dan menyebabkan kadar glukosa darah menjadi

tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan sel-sel tubuh tidak memiliki

glukosa yang cukup untuk digunakan sebagai energi, sehingga penderita

diabetes menjadi lemas (Lingga, L., 2012).

Diabetes tipe 2 biasanya dialami oleh individu yang berusia di

atas 30 tahun. Gaya hidup terutama pola diet yang tidak sehat mendorong

ketidakpekaan sel terhadap insulin sehingga keseimbangan glukosa darah

terganggu. Hal ini mengakibatkan kadar glukosa darah meningkat.

Diagnosis dini tentunya bermanfaat sebagai tindakan preventif untuk

mengatasi penyakit ini sebelum berkembang parah dan sulit ditangani.

Tes laboratorium dapat memastikan terjadi dan tidaknya diabetes tipe 2,

meskipun belum terdeteksi sebagai penderita diabetes tipe 2 dan masih

dalam tahap pra-diabetes, kewaspadaan penuh terhadap kemungkinan

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

9

terjadinya diabetes tipe 2 harus dilakukan.

Faktor resiko diabetes tipe 2 yaitu:

1. Banyaknya lemak dalam tubuh

Semakin banyak lemak pada jaringan tubuh, semakin tinggi pula

resistensinya terhadap insulin.

2. Perilaku pasif

Perilaku pasif akan membuat lemak dalam tubuh tidak terbakar dan

menumpuk. Sebaliknya aktivitas fisik akan membantu mengontrol dan

memperbanyak penggunaan glukosa untuk energi tubuh, sehingga sel

pun semakin sensitif terhadap insulin.

3. Faktor keturunan

Adanya keluarga dekat yang pernah mengidap diabetes, meningkatan

resiko terkena diabetes.

4. Usia

Usia yang bertambah meningkatkan resiko karena aktifitas fisik

cenderung menurun.

Diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat,

seperti makan makanan yang sehat yang rendah kalori dan lemak, sering

melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga, dan menjaga berat badan

selalu ideal (Marisa, L., 2013).

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

10

c. DM Tipe spesifik

Disebabkan kelainan genetik spesifik, penyakit pankreas,

gangguan endokrin lain, efek obat-obatan, bahan kimia, infeksi virus, dan

lain-lain.

d. DM Gestasional

Jenis diabetes yang di alami oleh wanita selama masa kehamilan.

Hal ini ditunjukkan dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah

selama masa kehamilan.

2. Gejala Diabetes Mellitus

Secara umum gejala klasik atau gejala khas diabetes yaitu:

a. Sering sekali buang air kecil dengan volume yang banyak (poliuri), yaitu

lebih sering daripada biasanya, apalagi malam hari.

b. Sering sekali merasa haus (polidipsi)

c. Nafsu makan meningkat (polifagi) dan kurang tenaga

d. Berat badan turun dan menjadi kurus

Disamping gejala klasik, ada pula gejala lain diabetes. Gejala tersebut

biasanya disebabkan oleh komplikasi yang sudah terjadi yaitu kesemutan di

kaki, gatal, luka yang tidak sembuh-sembuh, dan gatal di daerah

selangkangan (Kariadi, S.H., 2009).

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

11

3. Kategori Diagnosis Diabetes Mellitus

Tabel 2. Kategori diagnosis diabetes mellitus

Sumber : American Diabetic Association & WHO, 2010

B. Glukosa Darah

1. Pengertian Glukosa Puasa

Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan

sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glukagon, dua hormon

yang berasal dari pankreas, dapat mempengaruhi kadar glukosa darah.

Insulin diperlukan untuk permeabilitas membran sel terhadap glukosa dan

untuk transportasi glukosa ke dalam sel. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat

memasuki sel. Glukagon menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen

cadangan menjadi glukosa) dalam hati. Kadar glukosa puasa diukur saat

keadaan puasa (± 8-10 jam). Tujuan pemeriksaan glukosa puasa yaitu:

a. Memastikan diagnosis status prediabetes atau diabetes mellitus.

b. Memantau kadar glukosa darah pada diabetesi yang minum obat

antidiabetik (insulin).

Nilai rujukan kadar glukosa darah puasa dalam serum dan plasma pada

orang dewasa <100 mg/dL (Konsensus Pengendalian DM, 2011).

Kategori Glukosa Puasa(mg/dL)

Glukosa2 jam PP (mg/dL)

HbA1c (%)

NormalPra-diabetesDiabetes

<100100-125

>126

<140140-199

>200

<5,75,7-6,4

>6,5

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

12

2. Pengertian Glukosa 2 Jam Pospandrial (PP)

Pemeriksaan glukosa darah 2 jam PP biasanya dilakukan untuk

mengukur respons tubuh terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah

makan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui penyakit diabetes,

umumnya dianjurkan jika kadar glukosa darah puasa dalam batas normal

tinggi atau sedikit meningkat. Tujuan, metode, dan sampel sama dengan

glukosa darah puasa. Nilai rujukan kadar glukosa darah 2 jam PP dalam

serum dan plasma pada orang dewasa <140 mg/dL (Konsensus

Pengendalian DM, 2011)

3. Pengukuran Kadar Glukosa Darah

Pengukuran kadar glukosa darah secara kuantitatif dalam serum atau plasma

fluorida dalam penelitian ini menggunakan alat Architect C4000 metode

heksokinase.

Gambar 1. Alat Architect C4000 (tampak depan)(Training Manual Abbott Architect C4000)

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

13

Gambar 2. Tempat reagen pada alat Architect C4000

Gambar 3. Alat Architect C4000 (tampak atas)

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

14

Gambar 4. Skema alur pemeriksaan pada alat Architect C4000(Fritchie, P.P., 2014)

Metode heksokinase memiliki akurasi dan presisi yang sangat baik

dan merupakan metode referens. Metode ini menghitung kadar glukosa

melalui dua reaksi yakni:

a. Glucose + ATP HK G-6-P + ADP

Heksokinase mengkatalisasi phosphorylation dari glukosa dengan ATP

dan magnesium untuk membentuk glucoce-6-phosphate (G-6-P) dan

adenosine diphosphate (ADP).

b. G-6-P + NAD G-6-PDH Gluconate-6-P + NADH

Glucose-6-phosphate dehydrogenase mengoksidasi glucose-6-phosphate

menjadi 6-Phosphogluconate dan reduksi nicotinamide adenine

dinucleotida (NAD) menjadi nicotinamide adenine dinucleotida

(NADH). Satu micromole NADH dihasilkan dari satu micromole

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

15

glukosa. Kecepatan pembentukan NADH sebanding dengan kosentrasi

glukosa. NADH yang dihasilkan dideteksi secara spektrofotometri pada

panjang gelombang 340 nm (Kit Insert Glucose Architect, 2010).

Hasil pemeriksaan glukosa dalam sampel dipengaruhi oleh:

a. Suhu penyimpanan ( 8 jam: 15-25°C, 72 jam: 2-8°C)

b. Tahap pre analitik

Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel darah dalam

waktu 1 jam setelah pengambilan darah, pemisahan serum yang dilakukan

lebih dari 1 jam akan menurunkan kadar glukosa pada sampel ±7% setiap

jamnya (5-10 mg/dL). Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan NaF yang

bekerja menghambat hemolisis.

C. HbA1c

1. Pengertian HbA1c

Hemoglobin A (HbA) terdiri atas 91 sampai 95% dari jumlah

hemoglobin total. Molekul glukosa berikatan dengan HbA1 yang merupakan

bagian dari hemoglobin A. Proses pengikatan ini disebut glikosilasi atau

hemoglobin terglikosilasi atau hemoglobin A1. Dalam proses ini terdapat

ikatan antara glukosa dan hemoglobin. Pembentukan HbA1 terjadi dengan

lambat, yaitu selama 120 hari, yang merupakan rentang hidup sel darah

merah. HbA1 terdiri atas tiga molekul hemoglobin, HbA1a, HbA1b, dan

HbA1c sebesar 70% HbA1c dalam bentuk 70% terglikosilasi (mengabsorbsi

glukosa). Jumlah hemoglobin terglikosilasi bergantung pada jumlah glukosa

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

16

darah yang tersedia. Jika kadar glukosa darah meningkat selama waktu yang

lama, sel darah merah (SDM) akan tersaturasi dengan glukosa menghasilkan

glikohemoglobin.

Hemoglobin terglikosilasi mewakili kadar glukosa darah rata-rata

selama 2 sampai 3 bulan. Pemeriksaan ini digunakan terutama sebagai alat

ukur keefektifan terapi diabetik. Kadar glukosa darah puasa mencerminkan

kadar glukosa darah, saat pertama kali puasa, sedangkan HbA1c merupakan

indikator yang lebih baik untuk pengendalian diabetes mellitus. Namun

demikian, penurunan palsu kadar HbA1c dapat disebabkan oleh penurunan

jumlah sel darah merah. Peningkatan kadar HbA1c >8% mengindikasi

diabetes mellitus yang tidak terkendali dan penderita beresiko tinggi

mengalami komplikasi jangka panjang, seperti nefropati, retinopati,

neuropati, dan atau kardiopati.

Tujuan pemeriksaan HbA1c yaitu:

a. Memantau efektivitas terapi diabetik

b. Menatalaksanaan terapi diabetik

c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan diabetes mellitus

d. Menentukan kepatuhan penderita terhadap terapi diabetik

2. Pengukuran Kadar HbA1c

Sampel yang direkomendasikan untuk pengukuran HbA1c adalah

darah dengan antikoagulan EDTA, meskipun dari hasil penelitian pada

antikoagulan lithium heparin, natrium sitrat, dan fluoride tidak menunjukan

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

17

perubahan yang signifikan dalam pengukuran HbA1c (Mailankot, M. et al,

2012). Pengukuran HbA1c dalam penelitian ini menggunakan alat Biorad

D10 dengan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

Gambar 5. Alat Biorad D10(Operation Manual Biorad D-10 Hemoglobin Testing System)

Gambar 6. Skema alur pemeriksaan alat Biorad D10(Operation Manual Biorad D-10 Hemoglobin Testing System)

R

Y R

B

G

OUT

DT2

DT3

NO

NC

T3

T4

T12

bubbledetectors

(3)proportioning valve

DT1

T6

T15

wash/diluent

S1

vacuumsensor

degasser

S3

S2

HP sensor

M

IN OUT

piston flushcircuit

HP pump

P1 P2

IN

syringe (1ml)

T13

3-wayvalve

NC NO

(back pressure tubing)

T14

S18

T10

sample loopSS1

7 way,3 positionHP valve

1

2 3

4

56

7

T7 T9

T11

S17

S12S13

CPC fastconnector

external waste

Bbuffer 2

T15

buffer 1

T15

WG

T1

T2

T5

G

W

B B

W

G G

W

P3

flowcell

P4

Hb detector cartridge module

SS2

S5S4

G

prob

e w

ash

cham

ber

probe

dilu

tion

cham

ber

Ysample rack

S8

internal waste bottle

vacuumsensor

S9

S16

R

S10S14S15

OUTSIDE INSIDE

B B

waste manifold 2

cartridgeheating

loop

chec

k va

lve

check valve

vacuumpump

probe washvalve

NOdilutionvalve

NO

S7S6

waste manifold 1

YG

liquid pump

BB

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

18

Mengukur persentase hemoglobin A1c dalam darah (whole blood)

dapat dilakukan dengan metode Kromatografi cair kinerja tinggi/HPLC

(High Performance Liquid Chromatography) penukar ion. Sampel secara

otomatis diencerkan pada D-10 dan diinjeksikan ke dalam Analytical

Cartridge. D-10 mengirimkan gradien buffer yang terprogram untuk

meningkatkan kekuatan ion terhadap cartridge, sehingga hemoglobin

dipisahkan berdasarkan interaksi ionik-nya terhadap bahan cartridge.

Hemoglobin yang terpisahkan kemudian melalui flow cell pada fotometer

filter yang akan mengukur perubahan absorbansi pada 415 nm. Perangkat

lunak D-10 mengolah data yang berasal dari masing-masing analisa.

Kalibrasi dua level digunakan untuk menghitung secara kuantitatif kadar

HbA1c. Hasil sampel dan kromatogram dibentuk untuk masing-masing

sampel. Area A1c dihitung menggunakan algoritma modifikasi Gaussian

secara eksponensial (EMG) yang memisahkan area puncak A1c yang labil

dan karbamilasi dari area puncak A1c (Kit Insert Biorad D-10, 2010).

http://repository.unimus.ac.id

Page 13: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

19

Gambar 7. Format hasil HbA1c

(Operation Manual Biorad D-10 Hemoglobin Testing System)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan HbA1c misalnya:

a. Lipemia, sebagai indikasi adanya trigliserida dengan konsentrasi >5680

mg/dL mempengaruhi pemeriksaan

b. Ikterik, sebagai indikasi adanya bilirubin dengan konsentrasi >20 mg/dL

mempengaruhi pemeriksaan

c. Hemoglobin F, >10% mempengaruhi pemeriksaan

d. Labile A1c (LA1c/CHb-1), >4% mempengaruhi pemeriksaan

http://repository.unimus.ac.id

Page 14: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

20

e. Carbamylated hemoglobin (LA1c/CHb-2), >3,5% mempengaruhi

pemeriksaan

f. Penurunan sel darah merah ada penderita anemia, thalasemia, kehilangan

darah jangka panjang akan menurunkan kadar HbA1c palsu

Nilai rujukan HbA1c pada orang dewasa <5,7%, sasaran pengendalian

diabetes mellitus: 7%

Cut off Diagnosis:

Diabetes : >6,5%

Prediabetes : 5,7 – 6,4%

D. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dan Glukosa 2 Jam PP Dengan

HbA1c Pada Penderita DM Tipe 2

Glukosa darah pada saat puasa dan pada dua jam sesudah makan

menggambarkan keadaan glukosa pada satu saat atau pada hari itu saja,

sedangkan HbA1c adalah protein yang terbentuk atas reaksi antara glukosa dan

hemoglobin dalam sel darah merah. Semakin tinggi HbA1c berarti semakin

tinggi kadar glukosa darah yang berlangsung selama usia sel darah, yaitu

sekitar 3 bulan. HbA1c merupakan gambaran tentang glukosa darah selama 2-3

bulan terakhir, jika pada kasus dengan hasil glukosa darah puasa dan glukosa

dua jam sesudah makan baik, sedangkan kadar HbA1c nya masih tinggi maka

kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik. Semakin tinggi kadar HbA1c

pada penderita DM tipe 2, semakin beresiko terkena komplikasi. Penderita DM

tipe 2, HbA1c sebaiknya dipertahankan berada di bawah kadar 8%.

http://repository.unimus.ac.id

Page 15: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

21

Pengetahuan yang baik tentang DM merupakan modal dasar untuk selamat dari

komplikasi (Tandra, H., 2008).

E. Kerangka Teori

DIABETES

MELLITUS

DM GestasionalDM Tipe SpesifikDM tipe 2DM tipe 1

a. Banyak lemakdalam tubuh

b. Perilaku pasif

c. Faktor keturunan

d. Usia

Glukosa darah

HbA1cGlukosa2 jam PP

2 jam PP

Glukosapuasa

a.Lipemia >5680 mg/dL

b.Ikterik >20 mg/dL

c.Hb F >10%

d.LA1c/CHb-1 >4%

e. LA1c/CHb-2 >3.5%

f.Penurunan sel darahmerah

HbA1c ↑Glukosa darah ↑

(Tidak terkontrol)

a. Suhu penyimpanan

b. Tahap pre analitik

http://repository.unimus.ac.id

Page 16: BAB II A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan ...repository.unimus.ac.id/477/10/BAB II.pdfDiabetes mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan

22

F. Kerangka Konsep

G. Hipotesis

Terdapat hubungan antara hasil glukosa puasa dan glukosa 2 jam PP

dengan HbA1c pada penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2.

HbA1c

Glukosa puasa

Glukosa 2 jam PP

http://repository.unimus.ac.id