bab ii - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab 2.pdf · 5) mobile...

23
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima dan memproses masukan yang menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang terstruktur (O’Brien, 2013). Sedangkan Sistem informasi merupakan sistem buatan yang pada umumnya terdiri dari komponen-komponen berbasis komputer yang saling berhubungan dan komponen manual yang memiliki proses mengumpulkan, mengelola data, menyimpan, dan menyediakan keluaran berupa informasi kepada pengguna (Gelinas, Dull, Wheeler, & Hill, 2017). Dari definisi-definisi di atas dapat diartikan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem terpadu dalam pengelolaan data yang menggabungkan sumber daya manusia dan teknologi untuk menghasilkan suatu informasi. 2.2 Pengertian E-Commerce E-commerce adalah semua pertukaran informasi melalui media elektronik antara organisasi dan para pemegang kepentingan eksternal. E-commerce harus dipertimbangkan sebagai seluruh transaksi elektronik yang dimediasi antara organisasi dan pihak ketiga yang saling berhubungan. Dengan definisi ini, transaksi bukan finansial seperti permintaan pelanggan untuk informasi lebih lanjut juga akan dianggap sebagai bagian dari e-commerce (Chaffey, 2011). E-commerce mengacu pada berbagai perspektif yang berbeda diantaranya seperti: 1) Perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya. 2) Perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja. 3) Perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya- biaya layanan (service cost) ketika harus meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.

Upload: trandang

Post on 17-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi

dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima dan memproses

masukan yang menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang terstruktur

(O’Brien, 2013). Sedangkan Sistem informasi merupakan sistem buatan yang pada

umumnya terdiri dari komponen-komponen berbasis komputer yang saling

berhubungan dan komponen manual yang memiliki proses mengumpulkan, mengelola

data, menyimpan, dan menyediakan keluaran berupa informasi kepada pengguna

(Gelinas, Dull, Wheeler, & Hill, 2017). Dari definisi-definisi di atas dapat diartikan

bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem terpadu dalam pengelolaan data yang

menggabungkan sumber daya manusia dan teknologi untuk menghasilkan suatu

informasi.

2.2 Pengertian E-Commerce

E-commerce adalah semua pertukaran informasi melalui media elektronik

antara organisasi dan para pemegang kepentingan eksternal. E-commerce harus

dipertimbangkan sebagai seluruh transaksi elektronik yang dimediasi antara organisasi

dan pihak ketiga yang saling berhubungan. Dengan definisi ini, transaksi bukan

finansial seperti permintaan pelanggan untuk informasi lebih lanjut juga akan

dianggap sebagai bagian dari e-commerce (Chaffey, 2011). E-commerce mengacu

pada berbagai perspektif yang berbeda diantaranya seperti:

1) Perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan,

informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui

peralatan elektronik lainnya.

2) Perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang

menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.

3) Perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi

keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya-

biaya layanan (service cost) ketika harus meningkatkan kualitas barang dan

meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.

Page 2: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

10

4) Perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli

dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online

lainnya.

Terdapat beberapa kategori e-commerce yang sudah dikenal secara umum

(Laudon dan Traver, 2011), antara lain:

1) Business-to-Consumer (B2C). Bisnis online yang mencoba untuk

menjangkau konsumen secara pribadi. Contoh: Amazon.com.

2) Business-to-Business (B2B). Bisnis online yang fokus penjualannya

ditujukan kepada perusahaan lain. Contoh: Alibaba.com.

3) Consumer-to-Consumer (C2C). Bisnis yang menyediakan layanan yang

memungkinkan para pelanggan dapat langsung menjual barangnya kepada

pelanggan lainnya. Contoh: Ebay.com, Tokopedia.com.

4) Peer-to-Peer (P2P). Merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna

internet untuk berbagi file dalam e-commerce tanpa melalui web server.

5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi

perangkat digital secara wireless untuk melakukan transaksi ke website.

Contohnya: Aplikasi belanja di Google Playstore.

2.3 Pengertian E-marketplace

E-marketplace merupakan bagian dari e-commerce. E-marketplace adalah

pasar virtual yang berada di internet yang digunakan oleh perusahaan atau individu

untuk melakukan transaksi ekonomi (Chris Rowley, et. al, 2009). Baik antara

Perusahaan dengan individu (B2C) dan Perusahaan dengan Perusahaan (B2B). Contoh:

eBay.com, Tokopedia.com, Alibaba.com, Bukalapak.com. Cara mengakses platform

e-marketplace dapat melalui website atau aplikasi yang sudah terinstall di perangkat

elektronik pengguna, seperti Laptop, Smartphone, Tablet PC.

2.4 Konsep Strategi

Strategi merupakan rencana yang menjadi alat untuk mencapai tujuan. Konsep

strategi terus berkembang (Rangkuti, 2013). Dalam perkembangannya strategi dapat

dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu:

Page 3: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

11

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi

pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, dan sebagainya.

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,

apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

berusaha untuk mengadakan kegiatan penetrasi pasar, strategi bertahan,

strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan

sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya

pemasaran, teknologi, financial, informasi, legalitas, keamanan, operasional,

dan strategi bisnis lainnya yang disesuaikan dengan struktur organisasi.

2.5 Strategi Pemasaran

Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran pemasaran

(Marketing mix) yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen agar

dapat membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Metode ini

digunakan untuk membuat keputusan penting untuk mendapatkan respon pasar yang

diinginkan. Rumusan marketing mix yang pertama kali dikenal dan banyak digunakan

adalah rumusan marketing mix 4P. Rumusan tersebut berisikan empat elemen

pemasaran yakni product, price, promotion, dan place (MacCarthy, 1960). Marketing

mix sering digunakan oleh para akademisi, praktisi, maupun pelajar pada umumnya

untuk memahami elemen-elemen pemasaran pada suatu produk. Marketing mix

sebagai campuran rangkaian elemen pemasaran yang dapat dikendalikan untuk

memproduksi respon target pasar yang diinginkan perusahaan. Pengertian 4P menurut

Amstrong dan Kotler (Kotler & Armstrong, 2010), yaitu:

1. Product (Produk).

Definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk

Page 4: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

12

dapat berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan

jasa yang ditujukan kepada target pasar.

2. Price (Harga).

Definisi harga adalah sejumlah uang yang mempunyai nilai tukar untuk

memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk

atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di

mana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi dalam

seketika harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat pada

pendapatan dari hasil penjualan.

3. Place (Tempat atau distribusi).

Definisi tempat atau distribusi merupakan berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh

dan tersedia pada konsumen sasaran. Distribusi memiliki peranan yang

sangat penting dalam membantu perusahaan guna memastikan produknya.

Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan

jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan

tempat yang tepat.

4. Promotion (Promosi).

Definisi promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar

sasaran.

Sedangkan pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti

people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga

dikenal dengan istilah 7P, maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa meliputi

product, price, place, promotion, people, physical environment/evidence, process

(Lovelock & Wirtz, n.d.,2011). Pengertian 3Ps tambahan dalam usaha jasa, yaitu:

5. People. Orang yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan

yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam

memenuhi kepuasan pelanggan.

6. Physical environment/evidence. Lingkungan bisnis atau bukti fisik yang

dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai

usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang

ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan.

Page 5: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

13

7. Process. Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran atau

tahapan aktivitas dengan bagaimana jasa disampaikan kepada konsumen

yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa.

Gambar 2.1 7Ps Marketing Mix

(Kotler & Armstrong, 2010; Lovelock & Wirtz, 2011)

2.6 Porter’s Five Forces Model

Porter’s five forces model adalah salah satu metode yang digunakan untuk

membangun sebuah strategi dalam dunia bisnis serta digunakan pula untuk

menganalisis lingkungan eksternal dan keunggulan kompetitif sebuah industri. Metode

ini dipublikasikan oleh Michael E. Porter yang merupakan seorang profesor dari

Harvard Business School. Analisis ini akan melihat sejauh mana pengaruh persaingan

di antara para kompetitor yang ada, pendatang baru, produk atau jasa pengganti, daya

tawar supplier, serta daya tawar pelanggan terhadap keberlangsungan bisnis

perusahaan. Dalam konteks strategi kompetisi, terdapat tujuan dalam merumuskan

strategi yaitu menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, dalam konteks ini

adalah dilakukan analisis pada lingkungan persaingan bisnis perusahaan tersebut.

Sebuah industri dapat dikatakan “tidak menarik” apabila terdapat kombinasi dari

metode tersebut dapat menurunkan profitabilitas secara keseluruhan (Porter, 1991).

Oleh karena itu dikembangkan suatu analisis oleh Porter dengan menggabungkan lima

unsur yaitu:

Product

Price

Place

Promotion

People

Process

Physical Evidence

Page 6: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

14

1. Threat of new entrans

Ancaman pendatang baru terjadi ketika suatu industri mudah dimasukan

pedatang baru. Ancaman pendatang baru berdampak pada keseimbangan

antara permintaan dan penawaran. Apabila jumlah penawaran lebih besar

dari jumlah permintaan maka intensitas persaingan semakin tinggi.

Intensitas persaingan yang tinggi mengakibatkan perusahaan kesulitan

dalam mendapatkan keuntungan. Berikut ini ada beberapa faktor hambatan

yang ada pada ancaman pendatang baru, skala ekonomi, diferensiasi produk,

biaya peralihan, kebutuhan modal, kebijakan pemerintah.

2. Bargaining power of supplier

Posisi tawar pemasok mempengaruhi harga, kualitas dan kuantitas

pembelian bahan baku. Posisi tawar pemasok berhubungan dengan

keseimbangan antara penawaran pemasok dengan permintaan perusahaan.

Pemasok melakukan forward integration untuk meningkatkan posisi

tawarnya. Berikut adalah beberapa faktor yang ada pada kekuatan pemasok,

dominasi produk, produk pemasok, integrasi maju, pasar pemasok.

3. Bargaining power of buyers

Posisi tawar konsumen mempengaruhi harga, kualitas dan kuantitas

penjualan produk. Posisi tawar konsumen berhubungan dengan

keseimbangan antara penawaran perusahaan dengan permintaan konsumen.

Konsumen melakukan backward integration untuk meningkatkan posisi

tawarnya. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipenuhi oleh pembeli

yang memiliki kekuatan tawar menawar yang kuat, pangsa pasar pembeli,

informasi produk, biaya beralih ke produk lain, laba pembeli.

4. Threat of substitute product or services

Ancaman produk dan jasa substitusi terjadi ketika fungsi produk perusahaan

dapat digantikan dengan produk lain. Diferensiasi produk dengan

meningkatkan kualitas dan perbandingan harga dapat meminimalkan

dampak ancaman produk dan jasa substitusi. Berikut adalah faktor yang

membuat ancaman suatu produk atau jasa pengganti, produk lebih variatif,

harga, pangsa pasar.

Page 7: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

15

5. Rivalry among existing firm

Persaingan dalam industri yang sama dipengaruhi oleh jumlah, keberanian

dan ukuran perusahaan yang berusaha dalam industri, serta persaingan

dalam industri dipengaruhi oleh pertumbuhan industri, sehingga kondisi

pasar menjadi kelebihan penawaran dibandingkan permintaan. Berikut

adalah beberapa faktor yang dijadikan acuan terhadap persaingan yang ada

dalam industri yang sama, jumlah pesaing, diferesiasi produk atau jasa,

tingkat pertumbuhan industri, biaya tetap hambatan keluar.

Gambar 2.2 Porter’s Five Forces (Porter, 2007)

2.7 Pengertian Manajemen Strategik

Manajemen Strategik adalah sekumpulan keputusan manajerial dan aksi

pengambilan keputusan jangka panjang didalam perusahaan. Hal ini termasuk analisis

lingkungan (lingkungan eksternal dan internal), formulasi strategi, implementasi

strategi, dan evaluasi dan kontrol (Wheelen & Hunger, 2012).

Environment

Strategy

Strategy

Evaluation

and

Analysis

Formulation Implementation Control

Gambar 2.3 Tahapan Manajemen Strategik (Wheelen & Hunger, 2012)

Dari Gambar 2.3, dapat dilihat bahwa dalam tahapan manajemen strategik

saling memiliki interaksi dan timbal balik dari ta hap pertama hingga akhir. Analisis

Potential Entrans

Threat of New Entrans

Bargaining

Power

Supplier

Rivalry Among of Buyer

Buyer

Existing Firms

Bargaining

Power

of Supplier

Threat of Substitute

Products or Services

Subtitutes

Page 8: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

16

lingkungan diatas meliputi dari kegiatan memonitor, evaluasi, dan mengumpulkan

informasi dari lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Tujuannya yaitu untuk

mengidentifikasi faktor strategis, elemen eksternal dan internal akan memutuskan

strategi dimasa yang akan datang bagi perusahaan. Untuk melakukan analisis

lingkungan ini memerlukan suatu alat analisis yang dinamakan analisis SWOT.

2.8 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah analisis yang dicetuskan oleh Albert Humphrey

pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford Research Institute pada tahun

1960-1970. Analisis ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strengths

(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan) dan Threats

(Ancaman). Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling

dasar, yang berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang

berbeda. Hasil analisis biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk

mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil

mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar,

analisis SWOT akan membantu penggunanya untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan

atau tidak terlihat selama ini. Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat

subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan

memandang berbeda ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis

SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak

memberikan solusi instan dalam sebuah permasalahan. Analisis SWOT hanya

menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

Gambar 2.4 SWOT Matrix (David, 2016)

Page 9: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

17

Menurut Fred R. David, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT sebagai alat

formulasi strategi didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan

keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan

kebijakan perusahaan (David, 2016).

Sedangkan matriks kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), ancaman (threats) adalah sebuah alat penyesuaian yang penting yang

membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO (kekuatan-

peluang), Strategi WO (kelemahan peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), Strategi

WT (kelemahan-ancaman).

a. Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi ini menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk mendapatkan keunggulan dari peluang diluar perusahaan.

b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ini bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan keunggulan

dari peluang diluar perusahaan.

c. Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi ini bertujuan untuk menggunakan

kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman

dari luar perusahaan.

d. Strategi WT (Weaknesses-Threats), Strategi ini merupakan taktik bertahan yang

ditujukan untuk memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman dari

luar perusahaan.

Faktor-faktor SWOT didapatkan melalui wawancara, survey, observasi atau

pengumpulan data kualitatif lainnya. Namun, faktor-faktor SWOT tersebut perlu

diidentifikasi besaran dampaknya terhadap tujuan perusahaan, yakni strategi

pemasaran. Suatu metode yang dapat menerjemahkan karakter kualitatif variabel

SWOT menjadi karakter kuantitatif yang lebih akurat adalah metode Analytic

Hierarchy Process (AHP) yang merupakan salah satu alat bagi para pengambil

keputusan dan para peneliti, dan salah satu metode yang paling banyak digunakan

dalam pengambilan keputusan multi kriteria/MCDM (Multiple Criteria Decision-

Making). Dalam pengambilan keputusan multi kriteria (MCDM), masalah yang telah

ditentukan dipengaruhi oleh beberapa faktor alternatif yang saling bertentangan dalam

melakukan penyeleksian kriteria, dimana para pengambil keputusan harus

Page 10: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

18

menganalisis di antara beberapa kriteria. Teknik MCDM mendukung pembuat

keputusan dalam mengevaluasi satu set alternative (Chang & Huang, 2006).

2.9 Pengertian Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode analisis yang

dikembangkan oleh Thomas L. Saaty untuk memecahkan masalah yang komplek,

dimana kriteria dan alternatif yang diambil cukup banyak. Kompleksitas ini

disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas. Metode AHP adalah suatu teknik

pengambilan keputusan yang memasukkan kriteria ganda baik yang bersifat nyata

maupun tidak nyata, kuantitatif maupun kualitatif yang memperhitungkan juga adanya

konflik ataupun perbedaan-perbedaan pendapat. Aplikasi AHP telah meluas dan tidak

saja digunakan dalam bidang teknik, manajemen, dan bisnis. AHP juga mulai dikenal

oleh para analis yang umumnya memberikan support bagi pemerintah dalam

penentuan kebijakannya.

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai

pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara

berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi

dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya.

Pendapatan perbulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat

pendapatan yang berskala ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang

berskala nominal. Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh

adalah kategori atau ordinal, data yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh.

AHP mengatasi sebagian permasalahan itu. AHP digunakan untuk menurunkan skala

rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun

berkelanjutan. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui

pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan, atau kepentingan

atau perasaan. Dengan demikian metode ini sangat berguna untuk membantu

mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat,

perasaan, prilaku dan kepercayaan (T. L. Saaty, 1990). Kelebihan metode Analytical

Hierarchy Process dibandingkan metode lainnya adalah:

1. Dapat menentukan prioritas kebijakan tidak hanya dengan penilaian

kuantitatif, tetapi juga dengan penilaian kualitatif

2. Mengurangi ambiguitas tujuan dan mengurangi potensi konflik antara tujuan,

spesifikasi, dan target

Page 11: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

19

3. Dapat mengidentifikasi tujuan tersembunyi yang mungkin bertentangan satu

sama lain dengan menampilkan bobot dari masing-masing kriteria

4. Dapat mengidentifikasi kriteria yang digunakan dalam beberapa tingkat

5. Mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap penilaian kriteria

6. Mempunyai analisa konsistensi sehingga penilaian yang tidak konsisten dapat

dieliminasi hingga sampai rasio yang ditoleransi (10 %).

7. Repetition of process, dengan AHP pengambil keputusan mampu membuat

menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian

serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

2.10 Pengertian SWOT-AHP Analysis

Penelitian mengenai SWOT-AHP sendiri telah dilakukan oleh beberapa

penelitian sebelumnya. Peneliti-peneliti tersebut menganalisis hubungan antara SWOT

dengan AHP dalam berbagai objek pengamatan, seperti perencanaan strategis untuk

pemilihan strategi pemasaran, logistik, industry dan petanian (Görener, Toker, &

Uluçay, 2012; Jiang et al., 2012; Kyriaki, 2015; Mehmood, Hassannezhad, & Abbas,

2014a; Şeker & Özgürler, 2012; Taufiqu Rochman, Gumbira-Sa’id, Daryanto, &

Nuryartono, 2011; Zhang, Ma, Yang, Fu, & Liu, 2014). Penelitian yang menggunakan

metode SWOT-AHP, harus terlebih dahulu menentukan goal apa yang harus dicapai.

Persaingan sektor industri yang begitu ketat, menuntut perusahaan harus harus

menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat meningkatkan penjualan

produk. oleh karena itu, goal yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi

pemasaran. untuk mencapai goal tersebut, alternatif-alternatif strategi diuji untuk

menemukan faktor SWOT apa yang tepat digunakan. Secara spesifik, Analytical

Hierarchy Process (AHP) sesuai digunakan untuk permasalahaan pemilihan kandidat

ataupun pengurutan prioritas yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Melibatkan kriteria-kriteria kualitatif yang sulit dikuantitatifkan secara

akurat.

2. Masing-masing kriteria dapat memiliki sub-sub kriteria yang dapat dibentuk

seperti hirarki.

Pada saat ini, rencana perusahaan adalah ingin mengoptimalkan performa

penjualan dari produk percetakan dengan mengupayakan pengembangan strategi

pemasaran. Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis melihat potensi jumlah penduduk

dan perusahaan di Indonesia khususnya di pulau Jawa merupakan peluang pasar yang

Page 12: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

20

besar untuk semua bisnis pada industri usaha kecil dan menengah maupun jenis

industri lainnya. Oleh karena itu, penulis tertarik dalam melakukan penelitian untuk

memberikan usulan dalam perancanaan strategi pemasaran yang baru menggunakan

metode SWOT dan AHP.

Gambar 2.5 Hirarki SWOT-AHP (Zhang et al., 2014)

Menurut penelitian-penelitian sebelumnya kita dapat melakukan analisis AHP dengan

menggunakan bantuan perangkat lunak untuk meningkatkan keakuratan dan

mempermudah proses perhitungan ratio pembobotan (Erdogan, Šaparauskas, &

Turskis, 2017; R. W. Saaty, 1987; Yunus, Samadi, Yusop, & Omar, 2013).

2.11 Pengertian Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)

Matriks Strategi Besar telah menjadi salah satu alat analisis yang populer untuk

merumuskan strategi alternative yang data varibelnya berasal dari Matriks EFE dan

IFE. Semua perusahaan dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi

alternatif pada Matriks Strategi Besar, begitu juga dapat digunakan untuk unit-unit

bisnis di dalamnya dapat dilakukan hal yang serupa. Informasi yang digunakan dalam

mencari titik koordinat X axis dan Y axis dari suatu perusahaan apakah berada di

kuadran I, II, III atau IV adalah dengan cara total strengths dikurangi total weaknesses

(X= S-W) pada Matriks IFE dan sumbu Y dapat ditemukan dengan cara total

opportunities dikurangi total threats (Y= O-T) pada tabel Matriks EFE.

Page 13: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

21

Gambar 2.6 Grand Strategy Matrix (David, 2016).

2.12 Pengertian Matriks IE (Internal Eksternal Matrix)

Matriks IE membagi divisi organisasi ke dalam 9 sel. Matriks IE ini

didasarkan pada 2 dimensi, yaitu: dimensi jumlah nilai pada Matriks IFE yang diberi

bobot pada sumbu X dan dimensi jumlah nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y.

Pada sumbu X, jumlah nilai IFE tertimbang antara 1.0-1.99 dianggap rendah, jumlah

nilai IFE tertimbang antara 2.0-2.99 dianggap menengah, sedangkan jumlah nilai

tertimbang antara 3.0-4.0 dianggap tinggi. Demikian juga pada sumbu Y yang

didasarkan pada total nilai tertimbang dari Matriks EFE (David et al.,2016).

The IFE Total Weighted Score

Strong Average Weak

3.0 to 4.0 2.0 to 2.99 1.0 to 1.99

High I II III

3.0 to

3.99

Medium IV V VI The EFE Total Weighted Score

2.0 to

2.99

Low VII VIII IX

1.0 to

1.99

Gambar 2.7 Internal External Matrix (David, 2016).

Page 14: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

22

Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai kesembilan

strategi yang terdapat pada sembilan sel matrik IE, maka dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Strategi pertumbuhan (Growth strategy)

Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan,

aset atau profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan

cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas

produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha

yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya dapat

meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila

kondisi perusahaan tersebut dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat

kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk

meningkatkan pangsa pasar.

2. Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi

Jika perusahaan memilih strategi konsentrasi, perusahaan dapat tumbuh

melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui

sumber daya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber

daya dari luar. Jika perusahaan memilih strategi diversifikasi, perusahaan

dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat baik

secara internal melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal

melalui akuisisi.

3. Konsentrasi melalui integrasi vertikal

Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal

dengan cara integrasi kebelakang (mengambil alih fungsi supplier) atau

dengan cara integrasi kedepan (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini

merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi

kompetitif pasar yang kuat dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

4. Konsentrasi melalui integrasi horizontal

Strategi pertumbuhan melalui strategi horizontal adalah suatu kegiatan

untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain,

dan meningkatkan jenis produk serta jasa.

Page 15: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

23

5. Diversifikasi konsentrik

Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi konsentrik umumnya

dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi persaingan sangat

kuat tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan berusaha

memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien

karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan

pemasaran yang baik. Strategi diversifikasi konsentris akan berhasil bila:

a. Menaikkan penjualan produk yang sudah ada dengan memproduksi

produk baru yang berkaitan dengan produk yang sudah ada

b. Menawarkan harga produk baru yang kompetitif

c. Daur hidup produk saat ini yang mengalami penurunan memiliki team

manajemen yang kuat

6. Diversifikasi horizontal

Merupakan strategi pengadaan produk baru yang tidak berkaitan dengan

produk awal dan pelanggan yang ada saat ini yang didasarkan pada tingkat

loyalitas pelanggan terhadap merk atau brand perusahaan. Strategi

diversifikasi horizontal akan berhasil jika:

a. Adanya pengingkatan revenue yang signifikan dengan penambahan

produk baru

b. Tingkat kompetisi yang tinggi dalam industri yang tidak tumbuh

c. Terdapat saluran distribusi yang dapat dimanfaatkan

7. Diversifikasi konglomerat

Merupakan strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling

berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi posisi

kompetisi yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat

rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan akusisi

usahanya ke dalam perusahaan lain.

8. Usaha Patungan (Joint Venture)

Untuk memperluas bisnisnya, dua atau lebih perusahaan independen

biasanya menyetor modal bersama untuk menciptakan peluang baru. Joint

venture adalah kerja sama beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha

bersama dalam jangka waktu tertentu. Anggota joint venture disebut venture

atau sekutu.

Page 16: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

24

9. Strategi Intensif (Intensive Stategy)

Strategi intensif dilakukan dengan mengerahkan berbagai usaha yang

intensif dengan syarat perusahaan dapat memperbaiki posisi kompetitif nya

dengan produk yang ada saat ini. Strategi intensif dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)

Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk

yang ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha

pemasaran yang lebih gencar. Strategi penetrasi pasar paling sering

digunakan dan dikombinasikan dengan strategi lain.

Beberapa cara dalam melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan

menggencarkan bauran pemasaran promosi dan harga, yaitu dengan

cara antara lain: menaikkan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan

anggaran iklan, menawarkan secara gencar berbagai produk untuk

promosi penjualan, atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas di

berbagai media.

b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)

Memperkenalkan produk yang ada saat ini pada pasar baru, dijalankan

dengan memperluas area geografi baru, menambah segmen baru,

mengubah dari bukan pemakai menjadi pemakai. Beberapa pedoman

yang akan membuat strategi pengembangan pasar efektif adalah saluran

distribusi baru lebih handal, murah, berkualitas bagus, pasar belum

jenuh, ada kelebihan kapasitas produksi.

c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)

Merupakan strategi yang dijalankan untuk menaikkan penjualan

dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini.

Menjalankan strategi ini dapat melibatkan pengeluaran dana untuk

penelitian dan pengembangan yang besar. Contohnya, perusahaan

mengembangkan beberapa varian baru yang belum dimiliki oleh para

pesaingannya tetapi sebagian besar bahan dasar produk baru tersebut

tetap berasal dari bahan baku utama yang sama.

Page 17: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

25

2.13 Pengertian QSPM Matrix

Matriks QSPM adalah tahap akhir dari analisis SWOT yang digunakan untuk

menentukan keputusan dari alternatif strategi yang paling sesuai untuk

diimplementasikan oleh perusahaan. Untuk membuat Matriks QSPM maka akan

digunakan tahap masukan dari Matriks EFE dan IFE, serta tahap penyesuaian dari

Matrik strategi besar dan Matriks IE. Kemudian hasil penilaian daya tarik seluruh

faktor-faktor pada Matriks QSPM tersebut digunakan untuk menilai dan

memprioritaskan secara objektif strategi alternatif yang dapat diterapkan, berdasarkan

hasil evaluasi yang telah dikenali pada tahap analisis Matriks SWOT (David, 2016).

Quantitative Strategic Planning

Matrix Strategy Alternatives

Critical Success Factors Weight Strategy 1 Strategy 2

Opportunities AS TAS AS TAS

Threats

Strengths

Weaknesses

SUBTOTAL

Tabel 2.1 QSPM Matrix (David et al., 2016).

2.14 Hasil Penelitian Sebelumnya (State of The Art)

Penyusunan Skripsi ini menggunakan beberapa referensi dari beberapa

penelitian sebelumnya, termasuk jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian

ini.

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Judul Penulis Metode Pembahasan

1.

Analyzing The

Effectiveness of

Public

EMarketplaces

for Selling

Apparel

Products in

Indonesia

(Nisafani,

Wibisono, &

Tegar

Revaldo,

2017)

Kuantitatif:

ANOVA

Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa

Tokopedia

mendapatkan rating

pengunjung dan

tingkat penjualan

tertinggi melebihi dua

e-marketplace publik

lainnya yang ada di

Indonesia.

Page 18: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

26

Judul Penulis Metode Pembahasan

2.

Building

Effective

Online

Marketplaces

with

Institution-

Based Trust

(Pavlou &

Gefen, 2004)

Kualitatif:

kuosioner

online.

Kuantitatif:

standard

deviation,

mean,

Cronbach’s,

LISREL

statistics.

Faktor kepercayaan

institusi dapat

menjadi sarana utama

untuk membangun

bisnis e-marketplace

yang efektif, terutama

dengan tidak adanya

keakraban, kesamaan,

dan sumber hukum

yang mapan.

3.

Creating

Business Value

Through

E-marketplace

Trading

(Susan

Standing,

2013)

Kualitatif:

Kajian pustaka.

Pada Penelitian ini

peneliti melakukan

analisis mengenai

peranan dan dampak

dari penggunaan e-

marketplace dalam

proses bisnis

perusahaan dengan

para mitranya.

4.

Chinese

Ecommerce

Model using

ALIBABA

as a Case Study

(Pang, 2015)

Instructor:

Janne

Peltoniemi

Kualitatif:

PEST

framework,

Porter’s five

forces model.

Pada jurnal ini penulis

menyarankan

manajemen

perusahaan harus

lebih fokus dalam

mengoptimalkan

keamanan internet.

5.

A Review of

Research on

E-marketplaces

1997-2008

(Susan

Standing,

Standing, &

Love, 2010)

Kualitatif:

Kajian Pustaka.

Pada penelitian ini,

para peneliti

menganalisis dan

mengevaluasi hasil

dari penelitian mereka

yang bertopik e-

marketplace, mulai

dari awal

pembentukan e-

marketplace hingga

implikasinya terhadap

Page 19: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

27

Judul Penulis Metode Pembahasan

ilmu sistem informasi

selama dua belas

tahun.

6.

Electronic

Marketplaces

and Their

Evolving

Benefits Over

Time

(Chris

Rowley, et. al,

2009)

Kualitatif:

Market Review.

Para peneliti

menganalisis

hubungan antara

fasilitas yang

disediakan oleh

provider e-

marketplace terhadap

peningkatan efisiensi

dan keuntungan

lainnya dalam

kegiatan perdagangan

secara online dari para

perusahaan pengguna

platform e-

marketplace (user).

7.

How to make a

decision: The

analytic

hierarchy

process

(T. L. Saaty,

1990)

Kuantitatif:

Analytic

Hierarchy

Process (AHP)

Analytic Hierarchy

Process (AHP)

sebagai metode

pengukuran dengan

skala rasio dengan

beberapa contoh.

8.

Application of a

quantification

SWOT

analytical

method

(Chang &

Huang, 2006)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Metode analisis

SWOT-AHP untuk

menyederhanakan

masalah rumit, dan

dengan demikian

mampu melakukan

analisis pada beberapa

perusahaan di China

secara bersamaan.

9.

Application of

Combined

SWOT and

AHP: A Case

Study for a

Manufacturing

Firm

(Görener et

al., 2012)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Penelitian ini untuk

meningkatkan analisis

SWOT dengan

Analytic Hierarchy

Process (AHP), untuk

memprioritaskan

kriteria menggunakan

Page 20: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

28

Judul Penulis Metode Pembahasan

perhitungan nilai

eigen.

10.

Analysis of the

Turkish

Consumer

Electronics

Firm using

SWOT-AHP

Method

(Şeker &

Özgürler,

2012)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Dalam penelitian ini,

pendekatan SWOT-

AHP digunakan

sebagai metode untuk

menganalisis

perusahaan elektronik

konsumen di Turki.

11.

Analytical

Investigation of

Mobile NFC

Adaption with

SWOT-AHP

Approach: A

Case of Italian

Telecom

(Mehmood,

Hassannezhad,

& Abbas,

2014)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk

menilai faktor-faktor

penting dalam proses

adopsi near field

communication

(NFC) di Italia,

dengan pendekatan

SWOT dan AHP.

12.

Analysis of the

e-Government

stage model

evaluation

using SWOT-

AHP method

(Shareef &

Shareef, 2011)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Metode Analytic

Hierarchy Process

(AHP) akan

digabungkan dengan

metode analisis

SWOT untuk

mengidentifikasi

kemungkinan elemen

dari model yang

diusulkan untuk

implementasi e-

government.

13.

Analysis of

Indonesian

Agroindustry

Competitiveness

in

Nanotechnology

Development

Perspective

Using SWOT-

AHP Method

(Taufiqu

Rochman et

al., 2011)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Faktor SWOT-AHP

dapat digunakan

untuk pengambilan

keputusan strategis

dengan meningkatkan

daya saing

agroindustri di

Indonesia.

Page 21: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

29

Judul Penulis Metode Pembahasan

14.

SWOT-AHP

hybrid model

for vehicle

lubricants from

CNPCLC,

China

(Jiang et al.,

2012)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Model SWOT-AHP

untuk pelumas

kendaraan

dikembangkan,

menyajikan alat yang

baik untuk

mempelajari faktor

kompetitif domestik

china dan luar negeri

untuk pelumas

kendaraan.

15.

Hybrid SWOT

Approach for

Strategic

Planning and

Formulation in

China

Worldwide

Express Mail

Service

(Wang,

Zhang, &

Yang, 2014)

Kualitatif:

SWOT

Kuantitatif:

AHP.

Express mail service

di china harus fokus

pada integrasi sumber

daya logistik dengan

kebijakan nasional,

dan pengembangan

produk baru dengan

memanfaatkan

ledakan ecommerce.

16.

Towards a

dynamic theory

of strategy

(M. E. Porter,

1991)

Kualitatif:

Porter’s Five

Forces.

Analisis empiris dari

teori rantai nilai

Porter dan lima

kekuatan Porter.

17.

Application of

AHP method in

external

strategic

analysis of the

selected

organization

(Bartusková &

Kresta, 2015)

Kualitatif:

SWOT, Porter’s

Five Forces,

PESTLE.

Kuantitatif:

AHP.

Analisis SWOT dan

AHP dirancang dan

diterapkan pada data

konkret perusahaan

terpilih.

18.

Strategic

Analysis of the

Greek Postal

Market: A Case

Study for

Hellenic Post

(Kyriaki,

2015)

Kualitatif:

SWOT, Porter’s

Five Forces.

Peralihan konsumen

ke e-commerce adalah

peluang untuk

menciptakan nilai

oleh pasar parsel yang

terus berkembang di

Yunani.

Page 22: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

30

Judul Penulis Metode Pembahasan

19.

A new

marketing mix

model to rescue

the hospitality

industry:

Evidence from

Egypt after the

Arab Spring

(Salman,

Tawfik, Samy,

& Artal-Tur,

2017)

Kualitatif:

SWOT,

Marketing mix

7Ps.

Model marketing mix

7Ps dapat membantu

dalam menyediakan

kerangka kerja bagi

industri perhotelan di

Mesir untuk

mempertahankan

posisi kompetitif

mereka selama masa

krisis.

20.

Marketing

Strategy Based

on Marketing

Mix Influence

on Purchasing

Decisions of

Malang Apples

Consumers at

Giant Olympic

Garden Mall

(MOG),

Malang City,

East Java

Province,

Indonesia

(Astuti,

Silalahi, &

Wijaya, 2015)

Kualitatif:

Marketing mix

7Ps.

Kuantitatif:

AHP, multiple

linear

regression.

Tujuan penelitian ini

adalah untuk

mengetahui pengaruh

faktor bauran

pemasaran 7Ps, yang

terdiri dari produk,

harga, promosi,

tempat, orang, bukti

fisik pada proses

keputusan pembelian

konsumen dalam

menentukan strategi

pemasaran yang tepat

untuk apel di kota

Malang, Indonesia.

21.

Prioritizing of

marketing mix

elements effects

on patients’

tendency to the

hospital using

analytic

hierarchy

process

(Abedi &

Abedini,

2017)

Kualitatif:

Marketing mix

7Ps.

Kuantitatif:

AHP.

Penelitian ini

bertujuan untuk

memprioritaskan 7

elemen bauran

pemasaran yang

efektif pada

kecenderungan pasien

ke rumah sakit

menggunakan analytic

hierarchy process

(AHP).

Page 23: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2.pdf · 5) Mobile Commerce (M-commerce). Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless

31

Judul Penulis Metode Pembahasan

22.

Criteria

Weighting and

4P's Planning

in Marketing

Using a Fuzzy

Metric

Distance and

AHP Hybrid

Method

(Gürbüz, T.,

Albayrak, Y.

E., &

Alaybeyoğlu,

E., 2014)

Kualitatif:

Marketing mix

4Ps.

Kuantitatif:

AHP.

Saat membuat strategi

pemasaran,

perusahaan harus

mempertimbangkan

banyak faktor dengan

metode pengambilan

keputusan multi-

kriteria (MCDM).

23.

The

quantitative

strategic

planning

matrix: a new

marketing tool

(David et al.,

2016)

Kualitatif:

SWOT, QSPM.

Tujuan utama dari

makalah ini adalah

untuk

mengungkapkan

bagaimana dan

mengapa QSPM dapat

berguna, baik secara

teoritis maupun

praktis, dalam

merancang strategi

pemasaran yang

efektif.

24.

The analytic

hierarchy

process: what it

is and how it is

used

(R. W. Saaty,

1987)

Kuantitatif:

AHP.

Melakukan analisis

AHP menggunakan

perangkat lunak

Expert Choice.

(Kajian Pustaka, 2018)