bab ii 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang...

22
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WASIAT WAJIBAH A. Pengertian Wasiat Wajibah Kata wasiat dalam, Al-Qur’an disebutkan 9 kali, dan kata lain yang seakar, disebut 25 kali. Secara Bahasa “ Wasiat ” artinya berpesan, menetapkan, memerintah seperti dalam Al-Qur’an (QS. Al-An’am 6 : 151, 152, 153, Al-Nisa’ 4 : 131 ), kemudian mewajibkan (QS. Al-Ankabut 29 : 8, Luqman 31 : 14, Al- Syura 42 : 13, Al-Ahqaf 46 : 15 ), dan mensyari’atkannya ( Al-Nisa’ 4 : 11) 1 Wasiat berarti pesan, baik berupa harta maupun lainnya. Sedangkan menurut syari’at, wasiat berarti pesan khusus yang dijalankan setelah orang itu meninggal dunia. 2 Menurut Sayid Sabiq dalam Fiqh Sunnah mengatakan bahwa wasiat adalah : !"# $ %& #’ ( “ Pemberian seseorang kepada orang lain baik berupa benda, utang, atau manfaat agar si penerima memiliki pemberian itu setelah si pewasiat meninggal dunia ”. 1 Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, Jakarta : Raja Grafindo, 2002, hlm. 183. 2 Abdul Ghofur, Fiqih Wanita, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2001, hlm. 491. 3 Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah,, Juz III, Beirut : Muassasah, 2002, hlm. 317.

Upload: vuongdung

Post on 26-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG WASIAT WAJIBAH

A. Pengertian Wasiat Wajibah

Kata wasiat dalam, Al-Qur’an disebutkan 9 kali, dan kata lain yang

seakar, disebut 25 kali. Secara Bahasa “ Wasiat ” artinya berpesan, menetapkan,

memerintah seperti dalam Al-Qur’an (QS. Al-An’am 6 : 151, 152, 153, Al-Nisa’

4 : 131 ), kemudian mewajibkan (QS. Al-Ankabut 29 : 8, Luqman 31 : 14, Al-

Syura 42 : 13, Al-Ahqaf 46 : 15 ), dan mensyari’atkannya ( Al-Nisa’ 4 : 11)1

Wasiat berarti pesan, baik berupa harta maupun lainnya.

Sedangkan menurut syari’at, wasiat berarti pesan khusus yang dijalankan

setelah orang itu meninggal dunia.2 Menurut Sayid Sabiq dalam Fiqh Sunnah

mengatakan bahwa wasiat adalah :

��� ������������ ���� � ��� �� ������������������� ���� �� !"�#������$ ��%�&�#'���(�

“ Pemberian seseorang kepada orang lain baik berupa benda, utang, atau

manfaat agar si penerima memiliki pemberian itu setelah si pewasiat meninggal

dunia ”.

1�Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, Jakarta : Raja Grafindo, 2002, �hlm. 183.

2 Abdul Ghofur, Fiqih Wanita, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2001, hlm. 491. 3 Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah,, Juz III, Beirut : Muassasah, 2002, hlm. 317.

Page 2: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

20

Sementara menurut ‘Abd Al-Rahim dalam bukunya Al-Miras Al-Muqaran

mendefinisikan wasiat adalah tindakan seseorang memberikan hak kepada orang

lain untuk memiliki sesuatu baik berupa benda atau manfaat secara sukarela dan

tidak mengharapkan imbalan (Tabarru’) yang pelaksanaannnya di tangguhkan

setelah peristiwa kematian orang yang memberi wasiat.4

Fuqaha yang bermadzhab Hanafiyah menta’rifkan wasiat ialah

memberikan hak memiliki sesuatu secara sukarela (Tabarru’) yang

pelaksanaannya di tangguhkan setelah adanya peristiwa kematian dari yang

memberikan , baik sesuatu itu berupa barang maupun manfaat. Fuqaha Malikiyah

menta’rifkan ialah suatu perikatan yang mengharuskan kepada si penerima wasiat

meng-hak-i 1/3 harta peninggalan si pewasiat, sepeninggalnya atau yang

mengharuskan penggantian hak 1/3 harta pewasiyat kepada penerima wasiat

sepeninggalnya.

Ulama-ulama yang bermadzhab Syafi’iyah dan Hanabilah

menta’rifkannya dengan ta’rif yang hampir sama dengan ta’rif di atas. Sedang

kitab Undang-Undang Wasiat Mesir Nomor 71 Tahun 1946,5 menta’rifkannya

secara umum yang dapat mencakup seluruh bentuk-bentuk dan macam-macam

wasiat, yakni : mengalihkan hak memiliki harta peninggalan, yang ditangguhkan

kepada kematian seseorang.

4 ‘Abd Al-Rahim Al-Kisyka, Al-Miras Al- Muqaran, Baghdad, tp.1969. hlm. 103. 5 Ibid,

Page 3: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

21

Ini berbeda dengan pengertian wasiat wajibah, wasiat wajibah sebagai

suatu tindakan pembebanan oleh hakim atau lembaga yang mempunyai hak agar

harta seseorang yang telah meninggal dunia, tetapi tidak melakukan wasiat secara

sukarela, agar diambil hak atau benda peninggalannya untuk diberikan kepada

orang-orang tertentu dalam keadaan tertentu. 6

Pada dasarnya memberikan wasiat itu adalah atas tindakan ikhtiariyah.

Yakni suatu tindakan yang dilakukan atas dorongan kemauan sendiri dalam

keadaan bagaimanapun juga. Penguasa maupun hakim tidak dapat memaksa

seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah

suatu perbuatan yang dilakukan dengan sukarela dalam segala keadaan.

Karenanya, tidak ada dalam syari’at Islam sesuatu wasiat yang wajib dilakukan

dengan jalan putusan hakim. 8

Namun demikian penguasa atau hakim sebagai aparat negara tertinggi,

mempunyai wewenang untuk memaksa atau memberi surat putusan wajib wasiat,

yang terkenal dengan wasiat wajibah kepada orang-orang tertentu dalam keadaan

tertentu. Dikatakan wasiat wajibah (wajib) disebabkan karena dua hal :

1. Hilangnya unsur ikhtiyar bagi si pemberi wasiat dan munculnya unsur

kewajiban melalui perundang-undangan atau surat keputusan tanpa tergantung

kerelaan orang yang berwasiat dan persetujuan si penerima wasiat.

6 Ahmad Rafiq, op. cit, hlm.184. 7 Fatchur Rahman, Ilmu Waris, Bandung : Al-Ma’arif, 1994, hlm. 62. 8 Hasby Ash-Siddieqhy, Fiqih Mawaris, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1997, hlm. 300.

Page 4: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

22

2. Ada kemiripannya dengan ketentuan pembagian harta pusaka dalam hal

penerimaan laki-laki dua kali lipat bagian perempuan. 9

Dari beberapa pengertian diatas tentunya sangat berbeda dengan

pengertian wasiat wajibah, oleh karenanya penulis akan menguraikan beberapa

pengertian wasiat wajibah diantaranya adalah :

a. Menurut Ibnu Hazm wasiat wajibah adalah wasiat yang ditetapkan oleh

penguasa (dilaksanakan oleh hakim) untuk orang-orang tertentu yang tidak

diberi wasiat oleh orang yang meninggal dunia, sementara si mayit

meninggalkan harta, baginya berlaku kewajiban wasiat.10

b. Menurut Drs. Fatchur Rahman wasiat wajibah adalah wasiat yang

ditetapkan berdasarkan penguasa ataupun keputusan hakim sebagai aparat

negara yang mempunyai wewenang dapat memaksa seseorang memberi

wasiat.11

c. Menurut Dr. Ahmad Rofiq, MA, wasiat wajibah adalah tindakan yang

dilakukan penguasa atau hakim sebagai aparat negara untuk memaksa , atau

memberi putusan wajib wasiat bagi orang yang telah meninggal yang

diberikan kepada orang tertentu dalam keadan tertentu.12

9 Fatchur Rahman, op. cit, hlm. 63. 10 Ibnu Hazm, Al-Muhalla Bi Al-Astar, Juz VIII, Beierut : Dar Kutub Al-Ilmiyah, t.th, hlm.

353. 11 Fatchur Rahman, loc. cit. 12 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 462.

Page 5: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

23

Sementara di kalangan ulama fikih dikenal dengan istilah al-Washiyyah

al-Wajibah (wasiat wajib) yaitu suatu wasiat yang diperuntukkan kepada para

ahli waris atau kerabat yang tidak memperoleh bagian harta warisan dari orang

yang wafat, karena adanya suatu halangan syara’ misalnya, berwasiat kepada ibu

atau ayah yang beragama non muslim, karena beda agama menjadi penghalang

bagi seseorang untuk menerima warisan. 13

Secara singkat, wasiat wajibah di negara-negara Islam di dunia sudah di

kemukakan. Di Indonesia Wasiat Wajibah di muat dalam pasal 209 Kompilasi

Hukum Islam, yakni untuk anak angkat dan atau orang tua angkat, kalau dalam

Kompilasi Hukum Islam dikatakan dapat digantikan, artinya tidak dapat

memaksa, tidak imperatif.14

Dalam hukum BW (hukum positif) istilah wasiat wajibah disebut dengan

Platvervurlling. Secara garis besar antara pergantian kedudukan –atau-mawali-

dengan wasiat wajibah hampir sama. Perbedaannya, jika dalam wasiat wajibah

dibatasi penerimaannya, maka dalam penggantian kedudukan adalah

menggantikan hak sesuai dengan hak yang di terima orang tuanya.15

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa wasiat wajibah

adalah wasiat yang ditetapkan oleh penguasa (dilaksanakan oleh hakim) untuk

13 Dahlan Abdul Aziz , Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997, hlm. 1930.

14 Cik Hasan Bisri, et. al., Kompilasi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999, hlm. 93.

15 Ahmad Rofiq, op. cit., hlm. 463.

Page 6: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

24

orang-orang tertentu yang tidak diberi wasiat oleh orang yang meninggal dunia,

sementara si mayit meninggalkan harta, baginya berlaku kewajiban wasiat.

Dengan demikian wasiat wajibah merupakan wasiat yang pelaksanaannya

tidak dipengaruhi atau tidak tergantung kepada kemauan atau kehendak yang

meninggal dunia. Wasiat wajibah ini tetap harus dilaksanakan baik diucapkan

atau tidak diucapkan. Baik dikehendaki atau tidak dikehendaki oleh yang

meninggal dunia. Sehingga pelaksanaan wasiat wajibah tersebut diucapkan atau

dikehendaki, tetapi pelaksanaannya didasarkan kepada alasan hukum yang

membenarkan bahwa wasiat tersebut harus dilaksanakannya.

B. Pengertian Non Muslim

Sebelum penulis memaparkan pendapat Ibnu Hazm tentang wajibnya

wasiat wajibah kepada kerabat non muslim, terlebih dahulu penulis jelaskan

mengenai, bagaimana kriteria kerabat non muslim menurut Ibnu Hazm yang

nantinya wajib diberi wasiat wajibah ?. Dengan mengetahui tentang siapa saja

kerabat non muslim yang wajib diberi wasiat wajibah akan mempermudah

kepada para pembaca untuk memahaminya. Selain itu untuk menghindari

terjadinya suatu kesalahfahaman dalam menentukan kerabat non muslim yang

wajib diberi wasiat wajibah.

Page 7: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

25

Apabila non muslim dilihat dalam jenis kafir, menurut ulama fikih

membaginya kepada : Kafir Harbi, Kafir Kitabi, Kafir Muahid, Kafir Musta’min,

Kafir Zimmi dan Kafir Riddah.16

Yang dimaksud kerabat non muslim menurut Ibnu Hazm yaitu para

kerabat yang berbeda agama dengan pewasiat. Kerabat tersebut merupakan

kerabat yang tidak dapat mewarisi, karena terhijab atau salah satunya disebabkan

tidak beragama Islam (non muslim) sehingga wajib diberi wasiat. Yang

dimaksud kerabat menurut Ibnu Hazm adalah semua keturunan yang memiliki

hubungan nasab dengan ayah dan ibu sampai terus ke bawah. Mereka berada

pada garis keturunan yang sama dengan orang yang meninggal dunia, dalam garis

ibu atau ayah atau bahkan dalam garis ayah dan ibu secara bersamaan.17 Disini

yang dimaksudkan non muslim yang wajib diberi wasiat wajibah adalah non

muslim dari golongan Ahl Dzimmah.

Menurut Syari’ah non muslim juga dikatakan sebagai Ahl Dzimmah,

adalah orang-orang selain Islam yang tinggal di Darul Islam dan mematuhi

seluruh hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Darul Islam. Dan

mereka (non muslim) juga bebas melaksanakan berbagai aktivitas duniawi dan

keagamaan selama tidak mengganggu kemaslahatan umum yang ada di Darul

Islam. Sebagai jaminan keamanan bagi diri mereka diwajibkan membayar pajak,

16 Dahlan Abdul Aziz, op. cit., hlm. 875. 17 Ibnu Hazm, Al-Muhalla, Juz IX, Beirut : tp. t.th, hlm. 314.

Page 8: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

26

yang jumlahnya ditentukan oleh pemerintah Darul Islam. Ahl Dzimmah ini juga

disebut dengan Kafir Dzimmi.18 Mereka dikatakan Dzimmi karena berada di

bawah perlindungan orang-orang Islam.

Bahwa tidak ada perbedaan pendapat tentang sahnya wasiat antara sesama

muslim, karena wasiat merupakan tali silaturrahmi, dan diberikan kepada kerabat

dekat atau bukan kerabat, atau bahkan berlainan negara. Di mana silaturrahmi

tersebut mempunyai kekuatan yang sangat kuat.

Begitu sebaliknya tidak adanya suatu perbedaan tentang wasiat orang

Islam kepada selain Islam (non muslim) yang dimaksud adalah dari golongan Ahl

Dzimmah atau Yahudi dan Nasrani (non muslim yang tinggal di Darul Islam dan

mematuhi seluruh perundang-undangan yang berlaku di Darul Islam tersebut.19

Menurut Shahibul Bakhru Zakhar sudah menjadi kesepakatan ijma’

bahwa wasiat kepada Ahl Dzimmah hukumnya sah. Yang disandarkan pada

firman Allah yang berbunyi :

��)�*�+,-./0��1�/��+23��+,-.+�45/6+74��+,*�1��/2+�3%���/8�+,-.94��/:�*�-;�9�*<�12+�/=>�� /21�?�@�4,-AB91��*C

���12+�/D/+ -;�)�4E /4FG�@�>�/H�+,/+B1��/H�+�-D/ );4:1��+,4�+�I61#1:�J�K����LMN�����O�

Artinya : “ Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah

18 Dahlan Abdul Aziz, op. cit, hlm. 860. 19 ‘Abd Al-Rahim Al-Kisyka, op. cit. hlm. 129.

Page 9: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

27

menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah : 8)20

Akan tetapi selain Kafir Dzimmi ada juga Kafir Harbi adalah kaum kafir

yang memusuhi Islam. Sehingga harus dibedakan dengan Kafir Dzimmi yaitu non

muslim yang mematuhi perundang-undangan Islam. Dalam hal wasiat terdapat

perbedaan bahwa tidak diperbolehkan orang Islam berwasiat kepada Kafir Harbi.

Ulama dari kalangan Syafi’iyah, Hanafiyah, Hanabilah telah

membolehkan berwasiat untuk mereka yang tidak beragama Islam (non muslim)

dengan syarat yang diberi wasiat tidak memerangi umat Islam, jika tidak

demikian maka wasiatnya batal, tidak sah. Adapun dalil membolehkan berwasiat

untuk mereka yang tidak beragama Islam (non muslim) adalah dikiaskan kepada

hibah dan shadaqah.21. Sedangkan kepada kafir Harbi menurut Abu Hanifah dan

Abu Yusuf tidak sah diberi wasiat karena Kafir Harbi berbeda dengan Kafir

Dzimmi.

Menurut ‘Abd Al-Rahim dalam bukunya Al-Miras Al-Muqaran bahwa

Ahl Dzimmih merupakan golongan dari Yahudi dan Nasrani.22 Pendapat

Muhammad Abduh dan Rasyid Rida terhadap golongan Yahudi dan Nasrani

dapat di berlakukan dengan hukum Ahl Al-Kitab, khususnya dalah hal makanan

20 Depag Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Semarang : PT Kumudasmoro

Grafindo, 1994, hlm. 924. 21 ‘Abd Al-Rahim Al-Kisyka, op. cit., hlm. 130. 22 Ibid,

Page 10: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

28

(sembelihan), perkawinan, hak-hak sipil, dan kewajiban mereka sebagai warga

negara dalam wilayah Islam. 23

Sedangkan menurut Ibnu Hazm, memahami term Ahl Al-Kitab mirip

dengan pemahaman ulama salaf, yang memasukkan kaum Majusi sebagai

kelompok Ahl Al-Kitab.24

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerabat non muslim yang

wajib diberi wasiat wajibah adalah para kerabat yang berbeda agama dengan

pewasiat. Kerabat tersebut merupakan kerabat yang tidak dapat mewarisi, karena

terhijab atau bukan ahli waris. Yang dimaksud kerabat Ibnu Hazm adalah semua

keturunan yang memiliki hubungan nasab dengan ayah dan ibu sampai terus ke

bawah. Mereka berada pada garis keturunan yang sama dengan orang yang

meninggal dunia, dalam garis ibu atau ayah atau bahkan dalam garis ayah dan ibu

secara bersamaan.

Disini non muslim yang dimaksudkan adalah Ahl Dzimmah yaitu dari

golongan Yahudi dan Nasrani. Dikatakan Ahl Dzimmah karena mereka mematuhi

peraturan perundang-undangan Islam, serta tidak memerangi orang Islam, selain

itu mereka berada di bawah perlindungan orang Islam. Sehingga menurut

syari’ah orang Islam harus berbuat adil kepada mereka (non muslim) dengan

23 Dahlan Abul Aziz, loc. cit. 24 Ibnu Hazm, Al- Muhalla, Juz VI, Beirut : Dar al-Fikr, t.th, hlm. 445.

Page 11: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

29

memberikan haknya untuk dapat mewarisi kerabatnya yang beragama Islam.

Dalam hal mendapatkan warisan melalui wasiat wajibah.

C. Dasar Hukum Wasiat Wajibah

Kitab Undang-Undang Hukum Wasiat menetapkan wasiat wajibah atas

dasar hasil mengkompromikan pendapat-pendapat ulama salaf dan ulama khalaf

yakni :

1. Tentang kewajiban berwasiat kepada kerabat-kerabat yang tidak dapat

menerima pusaka ialah diambil dari pendapat-pendapat fuqaha dan tabi’in

besar ahli fiqih dan ahli hadist. Antara lain Said Ibnu Musaiyab, Hasan Al-

Bishry, Thawus, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih dan Ibnu Hazm.

2. Pemberian sebagian harta peninggalan si mati kepada kerabat-kerabat yang

tidak dapat menerima pusaka yang berfungsi wasiat wajibah, bila si mati

tidak berwasiat, adalah diambil dari pendapat madzhab Ibnu Hazm yang

dinukil dari fuqaha tabi’in dan dari pendapat madzhab Imam Ahmad.

3. Pengkhususan kerabat-kerabat yang tidak dapat menerima pusaka kepada

cucu-cucu dan pembatasan penerimaan kepada sebesar 1/3 peninggalan

adalah didasarkan pendapat Ibnu Hazm dan berdasarkan kaidah syari’ah :

��6���� P�#��&6���� �6�Q� ���� �H ������������R #5�� �&6�� S��� ������ �L�T�� 2��M��UK�

Page 12: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

30

“ Pemegang kekuasaan mempunyai wewenang memerintahkan perkara yang mubah. Karena ia (Ibnu Hazm) berpendapat bahwa hal itu akan membawa kemaslahatan umum. Bila penguasa memerintahkan demikian, maka wajiblah ditaati. ”25

Sebagaimana dalam firman Allah telah disebutkan diantaranya adalah:

1. Dalam al-Quran

Surat al- Baqarah ayat : 180

-./M1E�1�*�+�-A+,�/*VH1W�1X16*�1W1%-.4,)�*��+�4$/H�)�1:�161Y1Z�+�[6)�1��/�\�*��/)��1�/�1%+�/21��)GQ)]/&6+�12�

/&)�*�+�46+�/̂�1W�_;��1�1��)�-�1M/;�+�12J�K��� 6̀;#������O

Artinya : “ Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu, bapak, dan karib kerabat, secara ma’ruf. Ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa ”.26

Ibnu Hazm mengatakan bahwa wasiat itu hukumnya fardhu ‘ain bagi

setiap orang yang akan meninggal dunia dengan meninggalkan harta pusaka.

Dalam ayat tersebut Tuhan mewajibkan kepada umat Islam untuk

mempusakakan harta peninggalannya kepada ahli warisnya dan mewajibkan

untuk mendahulukan pelaksanaan wasiat dan pembayaran hutang dari pada

mempusakakan harta peninggalannya.27

25�Fatchur Rahman, op. cit. hlm. 66.

26 Soenaryo, loc.cit., 27 Fatchur Rahman, op. cit, hlm. 52.

Page 13: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

31

2. Dalam Hadist Nabi

a. Dasar hukum wasiat wajibah dalam hadist Nabi yang dapat dijadikan

sebagai dasar hukum wasiat wajibah diantaranya adalah :

a��]�6N��2&�2��b8��!�2��� ����c�6U ��������@�����@�a�d0�a�]�� ,�d�� 2�� ����0�� ���eM���� R �#�� ��8� ����� f�g� ��� ,� �� h6�� cW� ��

����&� �MA�� �%��� �����CH� i� a�]�� ��6N�� 2&H ���� $ 6�� �������R �j� =�� ����� k��S����l%����CH�� �V�a�]�,����@�a�d0�Kmn

“ Aku menerima dari jalur Malik dari Nafi’ dari Umar berkata : Rosulullah Saw bersabda : Hak seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang hendak diwasiatkan , sesudah bermalam selama dua malam tiada lain wasiatnya itu ditulis pada awal kebijakannya. Ibnu Umar berkata tidak berlalu bagiku satu malampun sejak aku mendengarkan hadist itu kecuali wasiat selalu berada disisku.”

Bermalam disini untuk perkiraan bukan sebagian batasan mutlak.

3. Salah satu yang dijadikan dasar hukum wasiat wajibah selain dari Al-Qur’an

dan Hadits adalah Kitab Undang-undang Hukum Wasiat Mesir N0: 71 Tahun

1946.

D. Rukun Dan Syarat Wasiat Wajibah

1. Rukun Dan Syarat Wasiat Wajibah

Wasiat wajibah merupakan wasiat yang pelaksanaannya melalui

pembebanan oleh hakim,sehingga wasiat wajibah tersebut tidak menggunakan

28 Malik bin Anas, Al-Muwattha, Beirut : Dar Al-Fikr, t.th, hlm. 500.

Page 14: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

32

atau tidak memerlukan adanya rukun-rukun wasiat. Di mana pelaksanaannya

tidak dipengaruhi atau tidak tergantung kepada kemauan atau kehendak yang

meninggal dunia. Wasiat wajibah ini tetap harus dilaksanakan baik di ucapkan

atau tidak, baik dikehendaki atau tidak dikehendaki atau tidak dikehendaki

oleh yang meninggal dunia. Sebagaimana wasiat-wasiat lainnya yang

pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa unsur, diantaranya :

a. Mushi (Pemberi Wasiat).

b. Mushalah (Penerima Wasiat).

c. Mushabih (Barang yang Diwasiatkan).

d. Redaksi Ijab Dan Qabul / Lafadz (Shighat)

Meskipun wasiat wajibah tidak memerlukan adanya rukun-rukun

wasiat seperti wasiat-wasiat lainnya, akan tetapi wasiat wajibah ini harus

memenuhi dua syarat :

Pertama yang wajib menerima wasiat, bukan ahli waris, apabila dia

berhak menerima harta pusaka walaupun sedikit, tidaklah wajib dibuat wasiat

untuknya.

Maka jikalau seseorang meninggal dengan meninggalkan ibu, dua

anak perempuan, dua anak lelaki, dua anak lelaki kandung, maka tidak ada

wasiat untuk anak-anak dari anak lelaki karena mereka menerima 1/6

(seperenam) harta. Andaikata tidak ada dua anak lelai dari anak lelaki tidak

Page 15: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

33

mendapat pusaka dan wajiblah untuknya wasiat wajibah dengan sejumlah

harta peninggalan, lalu masing-masingnya menerima 1/6(seperenam) dari

harta peningalan.

Kedua orang yang meninggal, baik kakek maupun nenek bukan

memberikan kepada anak yang wajib dibuat wasiat, jumlah yang diwasiatkan

dengan jalan yang lain seperti hibah upamanya.29

2. Pelaksanaan Dan Batasan-Batasan Wasiat Wajibah

Kitab Undang-Undang Wasiat Mesir dalam pasal 78, mewajibkan

pelaksanaan wasiat wajibah tersebut tanpa tergantung perizinan ahli waris,

kendatipun si mati tidak mewasiatkannya, setelah dipenuhi biaya perawatan

dan pelunasan hutang dengan wasiat wajibah tersebut didahulukan dari pada

wasiat-wasiat lainnya. Artinya apabila ada sisa setelah pelaksanaan wasiat

wajibah baru dilaksanakan wasiat-wasiat yang lain menurut urut-urutan yang

telah ditentukan oleh undang-undang wasiat, kemudian dibagi-bagikan kepada

ahli waris sesuai dengan bagian masing-masing.30

29 Hasby ash-Shiddieqy, op. cit., hlm. 304-305. 30 Fatchur Rahman, op.cit., hlm. 65.

Page 16: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

34

Mengenai batasan Wasiat Wajibah disandarkan kepada tafsiran hadis

Rosulullah SAW, dalam peristiwa Sa’ad bin Abi Waqas, sewaktu dikunjungi

Rosulullah pada waktu sakitnya timbul dialog sebagai berikut31 :

���a�]�����@�ko0�p �]��q�2&�%�d�2�����������@�����@�a�d0���.�����r�����sW�t���u�����,�d���i�����q�v%MgH�b5��2��iR �;8�������2��q�w�&�%]�uH

��a����V��!���l6:����b5���i���&H�CH�u�x6�C���i���a�]�y�z����{�{&�|%T:�8�����}�C�}�R �;8��a�;8�y�6D~��&�}��C�}a�]���}�{���}��#.����#.�� �{��

����������AM�������,�0=:����2���Z��������� Mx0��0=:��H�� !H�K(m��

Artinya :“ Bahwasanya Sa’ad Bin Abi Waqqash pulang, kemudian berkatalah ia kepada Rasulullah saw., “ Ya Rasulullah, sakitku telah demikian parah-sebagaimana engkau lihat-sedang aku memiliki harta, dan tidak ada yang bakal mewarisiku selain seorang anak perempuan saja. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga hartaku ? Maka berkatalah Rasulullah Saw, kepadanya “ Jangan ”. Maka Sa’ad beliau “ Bagaimana jika separuhnya ?” Rasulullah Saw berkata, “ Jangan ”. Kemudian Rasulullah Saw berkata pula, “ Sepertiga, dan sepertiga itu banyak, sesungguhnya apabila engkau meninggalkan ahli warismu sebagai orang-orang kaya adalah lebih baik daripada meninggalkan mereka sebagai orang-orang miskin yang meminta-minta .”

Hadits tersebut diatas sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

Wasiat Mesir N0 : 71 Tahun 1946, dalam pasal 76,77,78 yang menentukan

biaya penerimaan wasiat wajibah tidak boleh melebihi 1/3 (sepertiga) harta

warisan .33

31 Idris Ramulyo, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam Dengan Hukum

Perdata (BW), Jakarta : Sinar grafika, 2000, Cet. II. Hlm. 138. 32 Ahmad Ibnu Ali Ibnu Hajar, Fatkh Al-Bari, Juz III, tp : Dar Al-fikr, t.th, hlm. 164 33 Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, Yogyakarta, Gama Media Offset,

2001, hlm. 116.

Page 17: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

35

Pada prinsipnya besarnya wasiat itu ialah sepertiga harta peninggalan

setelah diambil biaya-biaya perawatan dan pelunasan hutang-hutang si mati.

Apabila melebihi sepertiga harta warisan menurut kesepakatan seluruh

mazhab, membutuhkan izin dari ahli waris, jika semua mengizinkan wasiat

tersebut dapat berlaku dan sebaliknya apabila ahli waris tidak mengizinkan

maka batallah wasiat tersebut.34

3. Hal-hal Yang Membatalkan Wasiat

Kompilasi Hukum Islam mengatur masalah ini cukup rinci, yaitu

dalam pasal 197, Yang berbunyi sebagai berikut:

1) Wasiat menjadi batal apabila calon penerima wasiat berdasarkan putusan

Hakim yang telah mempunyai hukum tetap dihukum karena :

a. Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau

menganiaya berat kepada pewasiat;

b. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan

bahwa pewasiat telah melakukan suatu kejahatan yang diancam

hukuman lima tahun penjara atau hukuman yang lebih berat;

c. Dipersalahkan telah menggelapkan atau merusak atau memalsukan

surat wasiat dan pewasiat.

34 Jawad Mughniyah, op. cit., hlm. 153.

Page 18: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

36

2) Wasiat menjadi batal apabila orang yang ditunjuk untuk menerima wasiat

itu:

a. Tidak mengetahui adanya wasiat tersebut sampai ia meninggal dunia

sebelum meninggalnya pewasiat ;

b. Mengetahui adanya wasiat tersebut tapi ia menolak untuk

menerimanya ;

c. Mengetahui wasiat itu tetapi tidak pernah menyatakan menerima atau

menolak sampai meninggal sebelum meninggalnya pewasiat.

3) Wasiat menjadi batal apabila yang diwasiatkan musnah.35

Apabila diperhatikan dari pasal tersebut dapat diperoleh kesan

bahwa ketentuan batalnya wasiat tersebut di analogikan kepada Mawani’

Al-Irs (penghalang dalam kewarisan) meskipun tidak seluruhnya. Namun

karena tujuannya jelas, yaitu demi terealisasinya tujuan wasiat itu maka

ketentuan pasal tersebut perlu disosialisasikan.36

E. Wasiat Wajibah Menurut Pendapat Para Ulama

Dalam menentukan hukum wasiat, kebanyakan ulama berpendapat bahwa

hukum wasiat adalah tidak wajib karena kewajiban wasiat tercantum dalam Al-

Quran telah dihapus (mansukh) oleh ayat kewarisan.

35 Departemen Agama R.I., Instruksi Presiden R.I Nomor I Tahun 1991Kompilasi Hukum

Islam, Jakarta : 2000, hlm. 90. 36 Ahmad Rofiq, op. cit., hlm. 459.

Page 19: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

37

Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa sejak munculnya ayat

tentang wasiat, berwasiat untuk kedua orang tua dan para kerabat terdekat adalah

kewajiban. Akan tetapi setelah turun ayat tentang kewarisan dengan sistem

pembagian yang pasti, maka kewajiban berwasiat tersebut menjadi mansukh yang

dan akhirnya hukum wasiat menjadi tidak wajib.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dipaparkan kembali tentang dasar

pokok disyari’atkannya wasiat. Yaitu ayat Al-Quran yang tercantum dalam surat

Al-Baqarah (2) : 180.

-./M1E�1�*�+�-A+,�/*VH1W� 1X16*�1W1%-.4,)�*��+�4$/H�)�1:�161Y1Z�+�[6)� 1��/�\�*��/)��1�/�1%+�/21���)GQ)]/&6+�12�

/&)�*�+�46+�/̂�1W�_;��1�1��)�-�\M/;�+�12J�K��� 6̀;#���K���O

Artinya : “ Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu, bapak, dan karib kerabat, secara ma’ruf. Ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa ”. (Al-Baqarah : 180)37

Sebagaimana telah di uraikan di atas, bahwa dasar kewajiban wasiat

tersebut, menurut kebanyakan ulama telah dihapus oleh ayat-ayat kewarisan yang

dimaksud salah satunya tersebut dalam surat An-Nisa’ ayat 7, yang berbunyi :

������/�1%/�1��)�1Y161:��\N3��4E +�/T1!� /��1 3�/��1��*�94�&16]9�GQ)1�� /�1%/�1�)��1Y161:��\N3��4E +�/T1!� /a�1536/��

��[o+�46)�\����#+�/T1!�16-{*.�+�*��4�+�/��>�*]��\N3��*�+�4&16)]G�Q)1� J��� ����O�

37 Depag R. I, op. cit, hlm. 1112.

Page 20: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

38

Artinya : ” Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, bagi orang wanita hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan ”.38

Dalam menafsirkan ayat yang dijadikan dasar pokok disyari’atkannya

wasiat sebagaimana tersebut di atas, kebanyakan ahli tafsir menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan firman Allah yang berbunyi ( E M.�,A��� ) adalah (�� 68

,A���) yang artinya adalah diserahkan kepada kamu.39

Sedangkan firman Allah yang berbunyi ( �����e;M� menunjukkan bahwa

wasiat tersebut adalah tidak wajib. Hal ini beralasan seandainya hukum wasiat itu

wajib, maka perintah wasiat tersebut tentu ditujukan dengan kata-kata untuk

semua muslim, dan bukan dengan kata-kata untuk semua orang yang bertaqwa.

Oleh karena itu dalam ayat tersebut Allah hanya menyebutkan dengan kata-kata

untuk semua orang yang bertaqwa saja, maka hal yang demikian ini

menunjukkan bahwa hukum wasiat tersebut tidak wajib.40

Sementara itu Imam Ibnu Kastir dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa

ayat 180 surat Al-Baqarah tersebut mengandung maksud adanya perintah

membuat wasiat kepada orang tua dan para kerabat. Hal ini hukumnya wajib

38 Ibid, hlm. 116. 39 Muhammad Ali As-Sayyis, Tafsir Ayat Al-Ahkam, Beirut : t.th, hlm. 55. 40 Ibnu Al-Arabi, Ahkam Al-Quran, Cet. I, Beirut : Dar Kutub Al-Ilmiyah, 1988, hlm. 104.

Page 21: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

39

sebelum turun ayat tentang kewarisan (pembagian harta peninggalan), maka

hukum wasiat tersebut dihapus oleh ayat-ayat tentang kewarisan, dan sistem

kewarisan dengan pembagiannya yang pasti, menjadi ketentuan yang harus

diambil dan dipegangi oleh orang-orang yang berhak.41

Imam mazhab empat, golongan Zaidiyah dan juga golongan Imamiyah

berpendapat bahwa hukum wasiat tidaklah wajib bagi setiap orang yang

meninggalkan harta, sekalipun terhadap kedua orang tua para kerabat yang tidak

menerima warisan.42

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa menurut kebanyakan ulama, hukum

wasiat adalah tidak wajib, karena kewajiban berwasiat telah di hapus oleh sistem

kewarisan. Jika hadist yang diriwayatkan oleh Malik dari Nafi’ tersebut dikaitkan

dengan kitab disyari’atkannya wasiat sebagaimana tersebut dalam surat Al-

Baqarah ayat 180 juga tentang ayat-ayat kewarisan yang salah satunya telah

disebutkan diatas, maka tidak wajib, khususnya untuk kerabat dekat. Akan tetapi

jika dikaitkan dengan sifat hukum, maka hukum wasiat bisa bermacam-macam.

Adakalanya hukum wasiat menjadi wajib apabila wasiat itu ditujukan untuk

membayar hutang atau mengembalikan barang titipan.43

41 Ismail Ibnu Kastir, Tafsir Al-Quran Al-Azim, Beirut : Al-Maktab Al-Ilmiyah, 1994, hlm.

195-196. 42 ‘Abd Al-Rahim Al-Kisyka, op. cit., hlm. 109. 43 Ibid,

Page 22: BAB II 2100036library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain... · 2013-01-16 · seseorang untuk memberikan wasiat.7 Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan

40

Hukum wasiat menjadi sunnah apabila wasiat tersebut ditujukan kepada

kerabat yang tidak menerima warisan atau untuk membuat kebijakan secara

umum. Hukum wasiat menjadi mubah apabila wasiat tersebut di tujukan untuk

saudara dan para kerabat yang kaya. Dan adakalanya hukum wasiat menjadi

haram apabila wasiat ditujukan untuk kejelekan dan kemaksiatan.44

Wasiat wajibah adalah interpretasi atau bahkan pelaksanaan firman Allah

dari surat Al-Baqarah ayat 180-181 yang intinya dapat dituturkan sebagi berikut:

“ Bahwa orang yang merasa dekat dengan ajalnya, sedangkan ia memiliki harta

peninggalan yang cukup banyak maka ia wajib melakukan wasiat untuk kedua

orang tuanya dan kerabat-kerabatnya. Dan sesungguhnya orang yang mengubah

isi wasiat tersebut akan menanggung akibatnya.45

Pada akhirnya sebagai tindak lanjut pendapat-pendapat tersebut di atas,

para fuqaha tidak membatasi tentang siapa-siapa yang memperoleh wasiat itu,

asalkan dengan syarat orang yang menerima wasiat tersebut mempunyai

kecakapan dalam memegang harta di samping dia bukan termasuk ahli waris.

44 Wahbah Zuhaily, Al-fiqh Islami Wa Adiillatuh,, Beirut : Dar Al-Fikr, 1989, hlm., 12-13. 45Amrullah Ahmad, et.al, Dimensi hukum Islam Di Indonesia Dalam Sistem Hukum Nasional

Mengenang 65 th Prof. Dr. Bustanul Arifin, S.H, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, hlm. Xiii.