bab i.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan dalam mempengaruhi kualitas sumber
daya manusia adalah masalah gizi. Menurut data yang diperoleh dari World Health
Organization (WHO) 2002, anemia merupakan salah satu masalah yang memberikan
kontribusi peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan
terganggu, menurunnya produktifitas kerja dan daya tahan tubuh yang berakibat
meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh
setiap individu sejak janin masih didalam kandungan, bayi, anak–anak, masa remaja,
dewasa sampai usia lanjut (Supriyono, 2010).
Kesehatan reproduksi, sama halnya dengan kesehatan pada umumnya, adalah hak
setiap manusia. Untuk mampu mencapainya, diperlukan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi yang benar dan komprehensif. Pengetahuan tersebut didapatkan melalui
berbagai sarana, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan cara yang
paling penting dan efektif untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
(Benita, 2011).
Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi didefinisikan
sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana
kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut
usia. Almatsier (2009) menyatakan bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin
adulutus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau
telah menjadi dewasa. Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesikan
pertumbuhan fisiknya dan telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat.
Salah satu zat gizi mikro yang penting adalah zat besi. Secara umum di Indonesia
sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil, dan 3% pria kekurangan zat besi. Periode Pra
Konsepsi merupakan salah satu periode yang sangat rentan terserang anemia. Penelitian
yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Udayana di bali menunjukkan 46% ibu hamil
menderita anemia. Sri Hartati (2005) menyebutkan bahwa prevalensi anemia pada ibu
hamil di Provinsi Yogyakarta sebesar 73,9% (Idris dkk, 2005). Anemia masih menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan perhatian yang serius.
Anemia disebabkan oleh kekurangan zat gizi, baik karena kekurangan konsumsi atau
gangguan absorbsi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa fungsi zat besi bagi tubuh?
2. Apa hubungan zat besi dengan hemoglobin?
3. Bagaimana hubungan anemia pada wanita prakonsepsi dengan masa kehamilan?
4. Apa dampak yang ditimbulkan apabila wanita prakonsepsi kekurangan zat besi?
5. Apa hubungan wanita prakonsepsi dengan masa kehamilan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi zat besi bagi tubuh,
2. Mengetahui hubungan zat besi dengan hemoglobin.
3. Mengetahui hubungan anemia pada wanita prakonsepsi dengan masa kehamilan.
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila wanita prakonsepsi kekurangan zat
besi.
5. Mengetahui hubungan wanita prakonkepsi dengan masa kehamilan.