bab i.docx

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Pertanian di Indonesia masih menjadi perhatian utama, karena sektor ini masih memegang andil cukup besar dalam penyumbang devisa negara. Selain itu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar rakyatnya hidup dari pertanian. Pada awalnya kondisi alam, cuaca dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung sektor pertanian dimana tanah Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan produktif sehingga pertanian sangat cocok untuk terus dikembangkan di Indonesia. Selanjutnya Saragih( 2002) menyatakan bahwa Pertanian memiliki posisi strategis dalam Pembangunan ekonomi Indonesia. Strategi pembangunan pertanian jangka panjang bertujuan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh, maju, produktif, efektif dan efisien, mengingat

Upload: muhammad-shaifullah-sasmono

Post on 20-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

9

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPembangunan Pertanian di Indonesia masih menjadi perhatian utama, karena sektor ini masih memegang andil cukup besar dalam penyumbang devisa negara. Selain itu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar rakyatnya hidup dari pertanian. Pada awalnya kondisi alam, cuaca dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung sektor pertanian dimana tanah Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan produktif sehingga pertanian sangat cocok untuk terus dikembangkan di Indonesia. Selanjutnya Saragih( 2002) menyatakan bahwa Pertanian memiliki posisi strategis dalam Pembangunan ekonomi Indonesia. Strategi pembangunan pertanian jangka panjang bertujuan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh, maju, produktif, efektif dan efisien, mengingat sampai saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia mata pencahariannya atau berusaha di sektor pertanian. Pertanian merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang teramat penting, baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Konstribusi sektor pertanian masih cukup tinggi sebagai sektor yang merupakan penopang perekonomian pada negara-negara berkembang. Di samping itu pula, permintaan masyarakat pada hasil pertanian juga tetap tinggi dan produk pertanian juga selalu menjadi komoditi ekspor andalan bagi Negara-negara tersebut. (Nuraini, 2010) Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembangunan Pertanian secara garis besarnya diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri melalui pertanian. Paradigma Pembangunan Pertanian di era reformasi menempatkan petani sebagai subjek dalam rangka mencapai tujuan nasional. Tujuan Pembangunan Pertanian adalah memberdayakan petani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan. Pembangunan Pertanian dapat dicapai melalui Pembangunan Pertanian yang berkesinambungan yang ditandai adanya kelangsungan produksi yang memberikan keuntungan dan adanya kebebasan bagi petani untuk menentukan pilihan terbaik dalam berusaha tani. Pembangunan tersebut diharapkan mampu meningkatkan sebagian besar pelaku ekonomi dan ikut serta dalam menghasilkan, menikmati dan melestarikan hasil pembangunan.Pembangunan Pertanian dalam rangka meningkatkan taraf hidup penduduk Indonesia dengan perbaikan teknologi pertanian merupakan kondisi yang sangat dibutuhkan, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, petani berupaya untuk meningkatkan pendapatannya guna memenuhi kebutuhan konsumsinya. Menurut Apriantono, (2007) bahwa Sektor Pertanian menjadi salah satu komponen pembangunan nasional dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional diantaranya sebagai penyerap tenaga kerja, penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta mendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainnya. Dalam lingkungan yang lebih sempit, pembangunan pertanian diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat tani pada faktor produksi diantaranya sumber modal, teknologi, bibit unggul, pupuk, dan sistem distribusi, sehingga berdampak langsung dalam meningkatkan kesejahtraan petani.Kegiatan pokok dan sumber pendapatan utama masyarakat, khususnya masyarakat di perdesaan, masih tergantung pada sektor pertanian. Hal ini dapat diartikan bahwa kehidupan dari sebagian besar rumah tangga tergantung pada sektor ini. Komoditas pertanian yang diharapkan dapat bergerak positif dalam hal peningkatan produksi dan pendapatannya adalah padi. Komoditas ini dianggap paling dominan dikelola oleh petani, karena selain sebagai bahan pangan pokok, juga merupakan komoditas strategis yang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan secara nasional, komoditas ini diharapkan dapat mewujudkan keinginan pemerintah untuk berswasembada beras. (Nurmanaf, 2003).. Salah satu prioritas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah usaha pengembangan padi. Padi merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein. Di Indonesia padi merupakan tanaman pokok, dan merupakan komoditi pangan yang mempunyai peranan cukup penting, kenyataan menujukkan bahwa padi sebagai bahan pangan pokok terpenting menduduki urutan pertama selanjutnya komoditi jagung dan gandum.(Najiyati, 1995). Betapa pentingnya peranan dari komoditi padi ini sebagai kebutuhan dasar sehingga pemerintah menekankan beberapa Strategi, kebijakan dan program yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi padi nasional. Pembangunan Pertanian khususnya peningkatan produksi pangan nasional akan semakin sulit dimasa yang akan datang, sedangkan kebutuhan pangan terus meningkat, masalah ini disebabkan oleh beberapa kendala yaitu disamping alih fungsi lahan yang semikin deras, perkembangan sektor industri yang sangat pesat dan pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi , dan tidak kalah pentingnya dalam masalah ini adalah tenaga kerja disektor pertanian makin bertumpu pada generasi tua karena generasi muda enggan bekerja disektor pertanian (Faizal, 2000) lebih lanjut dijelaskan bahwa pengertian tenaga kerja secara ekonomis dalam usahatani berbeda dengan tenaga kerja pada perusahaan pertanian besar. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani sebagian besar berasal dari keluarga petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak ternilai dengan uang.Dalam situasi yang makin kompetitif, maka usaha sektor produksi tanaman padi harus dilaksanakan dalam sistim yang efisien dan produktivitas yang tinggi yang mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi, berkelanjutan, berkualitas dan memiliki daya saing tinggi sehingga mampu berkompetisi di pasar global. Bila tidak maka usahatani padi akan tertinggal oleh usahatani lainnya, upaya peningkatan produksi padi dihadapkan kepada berbagai kendala dan masalah seperti penurunan produktivitas lahan pada sebagian areal pertanaman, luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk, hama penyakit yang terus berkembang dan tingkat kehilangan hasil pada saat dan setelah panen yang masih tinggi merupakan masalah yang perlu dipecahkan (Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian, 2007), Selanjutnya dijelaskan bahwa sebagian dari masalah yang dihadapi petani dalam peningkatan produksi dapat dipecahkan dengan penerapan teknologi diantaranya penggunaan benih bermutu dan pemupukan berimbang yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani. Upaya peningkatan produksi padi guna mempertahankan swasembada sampai tahun 2025 membutuhkan investasi sebesar Rp. 85,4 trilyun untuk pengembangan dan perluasan adopsi teknologi (varietas dan pendekatan budidaya). Dukungan kebijakan pemerintah terhadap pelaku agribisnis padi, baik masyarakat (petani) maupun swasta, akan mempercepat upaya peningkatan investasi.Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional menjadi salah satu barometer keberhasilan pembangunan nasional khususnya di sektor pertanian. Hal ini sangat beralasan mengingat hasil pembangunan pertanian di daerah ini dalam beberapa tahun terakhirmenunjukkan hasil yang cukup menggembirakan dan terus mengalami progress kenaikan berarti. Luas panen tanaman padi di Sulawesi Selatan 983 107.00 ha dengan produktivitas 51.22 ku/ha dengan produksi 5.035.830.00 ton (Anonym, 2014)Selain itu, dengan program overstock beras 2 juta ton per tahun, Sulawesi Selatan telah menjadi pemasok utama kebutuhan beras nasional. Bahkan beras Sulawesi Selatan telah sampai di Filipina, Brunai Darussalam, Malaysia hingga Timor Leste melalui jalur intraselluler.Khususnya di Kabupaten Bone peningkatan produksi beras 2 juta ton/tahun atau 5,6 % pertahun secara teknis dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : (1) Peningkatan produktivitas padi melalui program intensifikasi khusus, (2) Perluasan areal padi melalui program ekstensifikasi, dan (3) Kombinasi intensifikasi dan ekstensifikasi. Dari ketiga cara tersebut cara ketiga merupakan skenario terbaik dilihat dari sudut biaya dan kemudahan pelaksanaan serta pengalaman program peningkatan produksi (Tien, 2007).Salah satu wilayah yang berpotensi dalam pengembangan usahatani padi sawah dengan sistem tanam tabela dengan alat tanam semi mekanis adalah di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Kecamatan Libureng sebagai salah satu sentra pertanaman padi di Kabupaten Bone, dimana produksi padi tahun 2009 mencapai 597.808 ton atau rata-rata produktivitas 42,93 Ku/Ha sedangkan pada tahun 2010 produksi Padi mencapai 688.871 ton atau rata-rata produktivitas 48,63 Ku/Ha dan pada tahun 2011 produksi padi sebesar 644.279 ton dengan rata- rata produktivitas 45,90 Ku/ha dari luas panen sebesar 140.355 Ha.Mengantisipasi dari penurunan produksi tersebut, maka melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), Pemerintah Kabupaten Bone mengembangkan sentra produksi padi yang ditempatkan di Kecamatan Libureng berdasarkan sistem agribisnis yaitu penyediaan sarana produksi seperti benih/bibit, pupuk dan obat-obatan, kemudian perbaikan system budidaya (on-farm) peningkatan system kelembagaan kelompok tani dan system penunjang lainnya, seperti alat tanam semi mekanis yang digunakan pada sistem tabela.Sistem Tabela merupakan penanaman padi yang langsung ditabur dan tanpa dipindahkan ke areal tanam. Bentuk fisik bibit yang akan ditanam masih berupa benih yang masih berkecambah. Usahatani padi sistem Tabela penanamannya dengan menggunakan alat tanam benih langsung dan menggunakan varietas yang lebih baik dan telah diperkenalkan dalam pengkajian tersebut. Peningkatan hasil produksi usahataninya relatif kecil dibandingkan hasil sebelumnya, sementara kebutuhan akan beras terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah anggota keluarga. Pemerintah telah mensiasati masalah tersebut dengan memperkenalkan budidaya tanaman padi dengan sistem tabur benih langsung (TABELA). Mengingat kebutuhan padi yang terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka dilakukan beberapa usaha untuk meningkatkan produksi hasil pertanian khususnya padi. Salah satunya yaitu dengan budi daya tanaman padi dengan sistem tabur benih langsung (TABELA).Berdasarkan uraian diatas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Efisiensi Pemanfaatan Tenaga Kerja pada Usahatani padi sistem TABELA dengan Alat Tanam Semi Mekanis di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

B. Rumusan MasalahPadi merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein, di Indonesia padi merupakan tanaman pokok, namun upaya peningkatan produksi padi dihadapkan kepada berbagai kendala dan masalah seperti penurunan produktivitas lahan pada sebagian areal pertanaman,Luas Lahan, benih, pupuk, hama penyakit yang terus berkembang dan Tenaga Kerja pada saat dan setelah panen yang semakin berkurang merupakan masalah yang perlu dipecahkan dengan penerapan teknologi diantaranya penggunaan sistem tanam tabela dengan alat tanam semi mekanis. Dalam hal tersebut dilakukan penelitian mengenai Efisiensi pemanfaatan Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani padi sistem Tabela dengan alat tanam semi mekanis dan manual di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana menganalisis efisiensi biaya penanaman sistem tanam tabela dengan alat tanam semi mekanis dan cara manual pada usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.2. Bagaimana menganalisis perbandingan efisiensi sistem tanam tabela dengan alat tanam semi mekanis dan cara manual dapat mengurangi biaya tenaga kerja pada usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.

C. Tujuan PenelitianBertitik tolak pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan :1. Untuk menganalisis efisiensi biaya penanaman sistem tanam tabela dengan alat tanam semi mekanis dan cara manual pada usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.2. Untuk menganalisis perbandingan efisiensi sistem tanam tabela dengan alat tanam semi mekanis dan cara manual dapat mengurangi biaya tenaga kerja pada usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.

D. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain : 1. Dapat menambah wawasan bagi petani dalam menyikapi kemungkinan timbulnya permasalahan, serta pengambilan keputusan dalam usahatani padi.2. Sebagai bahan acuan dalam rangka pengembangan alat tanam semi mekanis pada tanaman padi.3. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pembangunan sektor pertanian khususnya pemanfaatan alat tanam semi mekanis pada tanaman Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.