bab i.docx

14
BAB I PENDAHULUAN Cara baru yang murah dan mudah dilakukan untuk menentukan jumlah CD4 mempunyai akurasi hampir sama dengan cara flow cytometry yang baku. Hal ini berdasarkan laporan jurnal Acquired Immune Deficiency Syndromes edisi 1 Februari 2008. Metode CD4 Select memberi hasil yang hampir sama dengan flow cytometry, hanya memerlukan alat yang biasa dipakai untuk analisis hitung darah lengkap (complete blood count/CBC) dan tidak tergantung pada banyak pekerjaan manusia sebagaimana pada cara non-flow cytometry lain. Cara praktis untuk memantau jumlah CD4 secara berkala menjadi salah satu kendala untuk menyediakan layanan yang lebih baik untuk pasien HIV di negara berkembang. Flow cytometry, cara baku yang dipakai di negara maju, terlalu rumit dan mahal untuk dilakukan di

Upload: rudyfir

Post on 22-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Cara baru yang murah dan mudah dilakukan untuk menentukan jumlah CD4

mempunyai akurasi hampir sama dengan cara flow cytometry yang baku. Hal ini

berdasarkan laporan jurnal Acquired Immune Deficiency Syndromes edisi 1 Februari

2008. Metode CD4 Select memberi hasil yang hampir sama dengan flow cytometry,

hanya memerlukan alat yang biasa dipakai untuk analisis hitung darah lengkap

(complete blood count/CBC) dan tidak tergantung pada banyak pekerjaan manusia

sebagaimana pada cara non-flow cytometry lain.

Cara praktis untuk memantau jumlah CD4 secara berkala menjadi salah satu

kendala untuk menyediakan layanan yang lebih baik untuk pasien HIV di negara

berkembang. Flow cytometry, cara baku yang dipakai di negara maju, terlalu rumit

dan mahal untuk dilakukan di rangkaian terbatas sumber daya. Berbagai cara lain

sudah diusulkan. Tetapi, tidak ada kesepakatan tentang cara mana yang akan dipakai

dan belum ada cara yang sudah dipakai secara luas. Banyak dari cara tersebut murah

tetapi memerlukan banyak tenaga kerja dan pelatihan secara khusus.

Menentukan limfosit CD4 tidak dapat hanya mengandalkan pada menemukan

protein CD4 di permukaan sel, karena monosit juga menunjukkan protein CD4 dan

akan memberi hasil yang tidak tepat bila tidak dihilangkan. Sebuah tim di Universitas

Page 2: BAB I.docx

Chiang Mai, Thailand pernah melaporkan tentang pengembangan antibodi

monoklonal (mAb) pada protein CD4, yang disebut MT4, yang mengikat secara kuat

pada molekul CD4 pada limfosit CD4 tetapi mengikat secara lemah atau sama sekali

tidak mengikat pada CD4 di monosit. Oleh karena itu MT4 dapat dipakai untuk

menandai sel CD4 pada contoh darah dengan tingkat spesifitas yang tinggi.

Tim peneliti Chiang Mai sekarang merancang tes laboratorium yang tidak

memakai cara flow cytometry untuk menghitung sel CD4 secara tepat, berdasarkan

mAb MT4. Cara ini memanfaatkan fakta bahwa walaupun flow cytometry biasa

dipakai untuk membedakan jenis limfosit yang berbeda (misalnya sel CD4), jumlah

limfosit keseluruhan dapat ditentukan jauh lebih mudah dengan alat hematoanalisis

yang otomatis – alat yang dipakai untuk menilai CBC.

Reagen tes, CD4 Select, dibentuk dengan mengikatkan mAb MT4 pada

butiran zat besi. Apabila reagen CD4 Select digabungkan dengan contoh darah, sel

CD4 terikat dengan butiran yang kemudian dikeluarkan dari contoh darah dengan

magnet. Kemudian persentase limfosit CD4 dapat dihitung dengan mengurangi

jumlah limfosit dalam contoh yang sudah tidak mengandung CD4 dari jumlah

limfosit keseluruhan dalam contoh kedua dari pasien yang sama yang tidak diubah;

jumlah limfosit CD4 mutlak kemudian diperoleh dari persentase.

Page 3: BAB I.docx

Cara ini dibandingkan dengan flow cytometry yang baku dengan memakai

contoh darah dari 100 Odha yang dipilih secara acak di Rumah Sakit Maharaj Nakorn

Chiang Mai. Hasilnya sangat mirip, dengan nilai R untuk persentase 0,932, dan 0,922

untuk jumlah CD4 mutlak. Metode CD4 Select memberi hasil persentase yang lebih

tinggi dibandingkan flow cytometry dengan rata-rata 0,06% (CI: 95%, 9,46-9,56%).

Para peneliti mencatat bahwa flow cytometry sendiri memberi hasil yang agak

beragam, dan bahwa perbedaan kecil tersebut dicatat sebagai “tidak perlu dianggap

sebagai masalah dalam metode yang mereka pakai tersebut.”

Tim peneliti laboratorium menyatakan bahwa proses baru ini adalah “murah,

sahih dan cukup mudah untuk dilakukan secara lokal di klinik kecil.” Metode ini juga

tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga kerja dibandingkan cara lain, dengan

kurun waktu kurang dari satu jam, dan dapat dijadikan pilihan untuk menghitung

jumlah CD4 yang dapat dilakukan di rangkaian terbatas sumber daya.

Page 4: BAB I.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi sel CD4

Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian

yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 kadang kala disebut sebagai

sel-T. Ada dua macam sel-T. Sel T-4, yang juga disebut CD4 dan kadang kala sel

CD4+, adalah sel ‘pembantu’. Sel T-8 (CD8) adalah sel ‘penekan’, yang mengakhiri

tanggapan kekebalan. Sel CD8 juga disebut sebagai sel ‘pembunuh’, karena sel

tersebut membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus.

Sel CD4 dapat dibedakan dari sel CD8 berdasarkan protein tertentu yang ada

di permukaan sel. Sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada

permukaannya. Protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV. HIV mengikat pada

reseptor CD4 itu seperti kunci dengan gembok.

HIV umumnya menulari sel CD4. Kode genetik HIV menjadi bagian dari sel

itu. Waktu sel CD4 menggandakan diri (bereplikasi) untuk melawan infeksi apa pun,

sel tersebut juga membuat tiruan HIV.

Setelah kita terinfeksi HIV dan belum mulai terapi antiretroviral (ART),

jumlah sel CD4 kita semakin menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita

semakin rusak. Semakin rendah jumlah CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit.

Page 5: BAB I.docx

Ada jutaan keluarga sel CD4. Setiap keluarga dirancang khusus untuk

melawan kuman tertentu. Waktu HIV mengurangi jumlah sel CD4, beberapa keluarga

dapat diberantas. Kalau itu terjadi, kita kehilangan kemampuan untuk melawan

kuman yang seharusnya dihadapi oleh keluarga tersebut. Jika ini terjadi, kita mungkin

mengalami infeksi oportunistik.

II.2 Pemeriksaan CD4

Contoh kecil darah kita diambil. Darah ini dites untuk menghitung beberapa

tipe sel. Jumlah sel CD4 tidak langsung diukur. Malahan, laboratorium membuat

hitungan berdasarkan jumlah sel darah putih, dan proporsi sel tersebut yang CD4.

Oleh karena itu, jumlah CD4 yang dilaporkan oleh tes CD4 tidak persis. Cara baku

untuk menetukan jumlah CD4 memakai flow cytometer dan alat analisis hematologi

yang mahal, membutuhkan darah segar (<18 jam), dan umumnya berharga 50-150

dolar AS. Sebuah sistem alternatif yang memakai teknologi EIA adalah TRAX CD4

Test kit. Alat ini mungkin cocok untuk daerah terbatas sumber daya , walau

kebanyakan dokter yang tidak mampu menjangkau tes CD4 kemungkinan akan

memakai hitung limfosit total (total lymphocyte count/TLC).

Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukkan kekuatan sistem kekebalan

tubuh, diusulkan kita melakukan tes CD4 setiap 3-6 bulan. Namun setelah kita mulai

ART dan jumlah CD4 kita sudah kembali normal, tes CD4 dapat dilakukan setiap 9-

12 bulan.

Page 6: BAB I.docx

II.3 Faktor yang Berpengaruh pada Jumlah CD4

Hasil tes dapat berubah-ubah, tergantung pada jam berapa contoh darah

diambil, kelelahan, dan stres. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada jam yang

sama setiap kali dites CD4, dan juga selalu memakai laboratorium yang sama.

Infeksi lain dapat sangat berpengaruh pada jumlah CD4. Jika tubuh kita

menyerang infeksi, jumlah sel darah putih (limfosit) naik. Jumlah CD4 juga naik.

Vaksinasi dapat berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4, sebaiknya kita

menunggu dua minggu setelah pulih dari infeksi atau setelah vaksinasi.

II.4 Pembacaan Hasil Tes CD4

Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam

satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal

biasanya berkisar antara 500 dan 1.600.

Karena jumlah CD4 begitu berubah-ubah, kadang lebih cocok kita lihat

persentase sel CD4. Jika hasil tes melaporkan CD4% = 34%, ini berarti 34% limfosit

kita adalah sel CD4. Persentase ini lebih stabil dibandingkan jumlah sel CD4 mutlak.

Angka normal berkisar antara 30-60%. Setiap laboratorium mempunyai kisaran yang

berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan pengobatan berdasarkan CD4%,

kecuali untuk anak berusia di bawah lima tahun.

Page 7: BAB I.docx

Jumlah CD4 mutlak di bawah 200 menunjukkan kerusakan yang berat pada

sistem kekebalan tubuh. Walau CD4% mungkin lebih baik meramalkan

perkembangan penyakit HIV dibandingkan CD4 mutlak, jumlah CD4 mutlak tetap

dipakai untuk menentukan kapan ART sebaiknya dimulai.

Kadang kita juga diusulkan untuk melakukan tes CD8. Namun sama sekali

tidak jelas bagaimana hasil tes CD8 dapat ditafsirkan. Oleh karena itu, tidak ada

manfaat mengeluarkan biaya untuk tes CD8.

Jumlah CD4 adalah ukuran kunci kesehatan sistem kekebalan tubuh. Semakin

rendah jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika kita

mempunyai jumlah CD4 di bawah 200, atau persentase CD4 di bawah 14%, kita

dianggap AIDS, berdasarkan definisi Kemenkes.

Jumlah CD4 dipakai bersama dengan viral load untuk meramalkan berapa

lama kita akan tetap sehat. Lihat LI   125 untuk informasi lebih lanjut tentang tes viral

load.

II.5 Hubungan HIV-AIDS dengan CD4

AIDS  adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi

HIV(Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan hilangnya kekebalan tubuh

sehingga penderita mudah terjangkit penyakit infeksi. Dan pada kenyataannya

Page 8: BAB I.docx

ditemukan bahwa yang menyebabkan penderita AIDS meninggal adalah karena 

penyakit infeksi oportunistik dan bukan oleh karena infeksi HIV itu sendiri.

Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan

respon imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya

disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat

penyakit utama lain seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-

obatan imunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh) atau pada usia lanjut dan

malnutrisi (Kekurangan gizi).  AIDS, acquired immunodeciency syndrome terjadi

imunodefisiensi sekunder yang disebabkan oleh infeksi HIV. Kekurangan imunitas

tubuh dapat dilihat dari kadar CD4 (kurang dari 200) dalam tubuh.

Page 9: BAB I.docx

BAB III

KESIMPULAN

Jika hasil test HIV positif, sebaiknya penderita melakukan pemeriksaan CD4

dan viral load test. Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut

adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita Pengecekan CD4 ini

penting karena setelah lama terinfeksi HIV, jumlah sel CD4 semakin menurun. Ini

tanda bahwa sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak. Semakin rendah jumlah

CD4, semakin mungkin kita akan jatuh sakit. Jumlah CD4 adalah ukuran kunci

kesehatan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun tubuh. Semakin rendah

jumlahnya, semakin besar kerusakan yang diakibatkan HIV. Jika penderita

mempunyai jumlah CD4 di bawah 200, atau persentase CD4 di bawah 14% maka

dianggap AIDS berdasarkan definisi Depkes.