bab i.docx

2
BAB I PENDAHULUAN Di Negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45-46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sirosis hati merupakan penyakit hati yang paling sering ditemukan dalam ruang perawatan bagian penyakit dalam. (1), (2) Sirosis merupakan akhir dari perubahan patologis dari berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis pertama kali dikemukakan oleh Laennec pada tahun 1826. Berasal dari istilah yunani “scirrhus” dan digunakan untuk menjelaskan tekstur hati yang seperti jeruk yang terlihat pada saat autopsy. Banyak bentuk cedera hati yang ditandai dengan fibrosis. Fibrosis didefinisikan sebagai penumpukan komponen matriks ekstraselular (ex, kolagen, glikoprotein, proteoglikan) yang berlebihan pada hati. Respons terhadap cedera hati yang seperti ini berpotensi untuk reversibel. Namun, pada kebanyakan pasien, sirosis merupakan proses yang bersifat irreversibel. Progresi cedera hati menjadi sirosis dapat berlangsung dalam minggu sampai tahun. (3) Seringkali terjadi, antara temuan histologis dan gambaran klinis tidak sesuai. Beberapa pasien sirosis asimtomatis dengan tingkat harapan hidup yang tinggi, sementara pasien lain mengalami berbagai macam gejala

Upload: qyura

Post on 25-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB I.docx

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Di Negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45-46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sirosis hati merupakan penyakit hati yang paling sering ditemukan dalam ruang perawatan bagian penyakit dalam. (1), (2)Sirosis merupakan akhir dari perubahan patologis dari berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis pertama kali dikemukakan oleh Laennec pada tahun 1826. Berasal dari istilah yunani scirrhus dan digunakan untuk menjelaskan tekstur hati yang seperti jeruk yang terlihat pada saat autopsy. Banyak bentuk cedera hati yang ditandai dengan fibrosis. Fibrosis didefinisikan sebagai penumpukan komponen matriks ekstraselular (ex, kolagen, glikoprotein, proteoglikan) yang berlebihan pada hati. Respons terhadap cedera hati yang seperti ini berpotensi untuk reversibel. Namun, pada kebanyakan pasien, sirosis merupakan proses yang bersifat irreversibel. Progresi cedera hati menjadi sirosis dapat berlangsung dalam minggu sampai tahun. (3)Seringkali terjadi, antara temuan histologis dan gambaran klinis tidak sesuai. Beberapa pasien sirosis asimtomatis dengan tingkat harapan hidup yang tinggi, sementara pasien lain mengalami berbagai macam gejala yang berat dari penyakit hati tahap akhir dan memiliki tingkat survival yang terbatas. Tanda dan gejala yang didapatkan dapat berasal dari penurunan fungsi sintetis hepar (ex, koagulopati), penurunan kemampuan detoksifikasi hati (ex, hepatic encephalopathy), atau hipertensi portal (ex, perdarahan varices). (3)Gejala klinis dari sirosis hati sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di Negara maju, maka kasus sirosis hati yang dating berobat ke dokter hanya kira-kira 30% dari seluruh populasi penyakit ini, dan lebih kurang 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika berobat untuk penyakit lain, sisanya ditemukan saat autopsi. (2)