bab i.docx

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota yang tinggi serta meningkatnya kegiatan pembangunan diberbagai sektor menimbulkan berbagai masalah diwilayah-wilayah perkotaan yang antara lain urbanisasi, pemukiman kumuh, persampahan, dan sebagainya. Permasalahan yang dialami hampir diseluruh kota di Indonesia adalah persampahan. Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah. Sampah akan terus bertambah seiring dengan banyaknya aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di suatu daerah selain mempunyai dampak postif juga menimbulkan dampak negarif. Indonesia merupakan negara keempat terpadat 1

Upload: mohammad-akhsan

Post on 14-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Evaluasi Pengelolaan sampah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPertumbuhan penduduk kota yang tinggi serta meningkatnya kegiatan pembangunan diberbagai sektor menimbulkan berbagai masalah diwilayah-wilayah perkotaan yang antara lain urbanisasi, pemukiman kumuh, persampahan, dan sebagainya. Permasalahan yang dialami hampir diseluruh kota di Indonesia adalah persampahan. Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah. Sampah akan terus bertambah seiring dengan banyaknya aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di suatu daerah selain mempunyai dampak postif juga menimbulkan dampak negarif. Indonesia merupakan negara keempat terpadat di dunia dengan jumlah penduduk tahun 2010 mencapai 237 juta jiwa, menghadapi banyak permasalahan terkait dengan sanitasi lingkungan terutama masalah pengelolaan sampah. Berdasarkan target MDGs (Millinium Development Goals) pada tahun 2015 tingkat pelayanan persampahan baik sampah organik maupun sampah anorganik ditargetkan mencapai 80%. Tetapi di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2013, hanya 10,28% sampah yang sampah yang dipilah dan sebagian dimanfaatkan, dipilah kemudian dibuang sebanyak 13,41%, sampah tidak dipilah sebanyak 76,31%.Penjelasan tentang kerusakan lingkungan dapat dilihat pada Q.S Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi:

Terjemahan : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Surat Al-Qashash ini menjelaskan bahwa telahumi termasuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan kerusakan yang terlihat akan dirasakan sendiri oleh manusia, salah satu penyebab kerusakan dibumi adalah sampah. akibat dari sambah itu maka memberikan kesan yang kotor dan tidak bersih yang diperjelas dalam hadits TirmiziDan juga dalam Hadits :

Artinya : Diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah swt itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu (HR. Tirmizi)Dari ayat diatas menjelaskan betapa Allah swt menyukai hal-hal yang suci dan bersih maka bersihkanlah tempat-tempat mu, Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah swt. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah swt, tentu mendapatkan nilai di hadapan-Nya, yakni berpahala. Dengan kata lain, Kotor, jorok, sampah berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak indah itu tidak disukai oleh Allah swt. Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan tersebut dapat dimulai dari diri kita sendiri, di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekitar. Sehingga jelas bahwa pentingnya menjaga lingkungan dari kotoran berupa sampah dengan cara pengelolaan sampah yang baik. Tidak mungkin jika suatu tempat yang kotor akan terlihat indah. Walaupun kebersihan merupakan hal yang sepele dan mungkin semua orang bisa melakukannya akan tetapi merupakan hal yang sulit jika tidak dibiasakan sejak dini terutama dari diri sendiri. Jadi pola pembiasaan merupakan faktor yang paling penting juga dalam usaha menciptakan kebersihan lingkungan.Lingkungan yang sehat merupakan hal yang mutlak diperlukan bagi masyarakat, dan salah satu faktor penyebab pencemaran lingkungan adalah adanya tumpukan sampah sebagai akibat dari tingginya aktivitas dan padatnya penduduk kota. Perkembangan kota yang pesat menyebabkan semakin bertambahnya jumlah penduduk di kota tersebut sehingga akan menambah produksi dan volume sampah yang ada dan berbanding lurus dengan perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk.Demikian juga halnya dengan Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang tidak terlepas dari permasalahan di atas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gowa tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan Somba Opu adalah 130.126 jiwa, dengan luas wilayahnya adalah 28,09 Km2. Pola pengangkutan sampah perkotaan yang dilakukan pada saat ini adalah pola pengangkutan dengan sistem pengambilan tiap titik jalan perkotaan dari tempat sumber sampah dan TPS ke lokasi TPA, yang memakan waktu yang cukup lama. Setelah dikumpulkan, sampah diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.Kecamatan Somba Opu sendiri merupakan kecamatan dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Gowa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,31% (BPS Kabupaten Gowa Tahun 2011). Dengan kepadatan dan laju pertumbuhan yang cukup tinggi membuat permasalahan persampahan yang semakin hari semakin parah di Kecamatan Somba Opu. Hal ini jelas terlihat pada beberapa kelurahan dengan jumlah produksi sampahnya yang tiap hari semakin meningkat. Pada beberapa TPS terlihat penumpukan sampah yang melebihi kapasitas kontainer sebagai wadah tempat pembuangan sampah sementara. Contohnya di Kelurahan Sunngguminasa dan Kelurahan Batangkaluku. Pada beberapa kelurahan seperti di Kelurahan Sama, Kelurahan Mawang dan Bontoramba tidak terdapat TPS dan menyebabkan pembuangan sampah tidak terakomodir dengan baik, terdapat beberapa lokasi yang bukan peruntukan tempat sampah dan jalan yang dijadikan tempat sampah oleh masyarakat setempat. Selain itu terkait dengan alat pengangkutan yang masih kurang memadai sebagai salah satu faktor tidak terlayaninya pengangkutan sampah di beberapa kelurahan tersebut. Pendatang seperti pedagang yang masuk ke Kecamatan Somba Opu dan menambah debit timbulan sampah kemudian tidak diiringi dengan bertambahnya fasilitas tempat penampungan sementara atau yang biasa disebut kontainer, serta sistem pengangkutan yang tidak tepat waktu. Akibatnya lahan kosong, tanpa ada wadah khusus sehingga dapat menyebarkan bau busuk, serta bakteri penyakit yang tentu saja dapat membahayakan kesehatan masyarakat disekitar serta faktor lain yang menyebabkan berkurangnya nilai estetika lingkungan berupa keindahan dan kebersihan lingkungan.Selain kondisi sistem persampahan permasalahan lain pun terjadi pada sistem pengangkutan yang dilakukan petugas kebersihan masih perlu dikaji kembali, dimana masih terjadinya keterlambatan ataupun kurangnya pelayanan dalam waktu pengangkutan sampah sehingga mengakibatkannya banyaknya masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat yang disebabkan terlalu banyaknya sampah yang bertumpuk, belum lagi ditambah dengan bau sampah itu sendiri, hal ini apabila terus dilakukan, maka semakin lama akan terjadi pencemaran lingkungan.Untuk itu peneliti mencoba mengkaji tentang evaluasi pengelolaan sampah ditinjau dari kebutuhan TPS dan rute angkutan sampah di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat dengan memenuhi kebutuhan TPS dan mengoptimalkan rute pengangkutan sampah. B. Rumusan MasalahDari uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan adalah 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan persampahan ditinjau dari kebutuhan TPS dan rute angkutan sampah.2. Berapa kebutuhan TPS di Kecamatan Somba Opu sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum.3. Bagaimana rute penangkutan sampah yang optimal di Kecamatan Somba Opu.C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian1. Adapun tujuan penelitian adalah:a) Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan persampahan ditinjau dari kebutuhan TPS dan rute angkutan sampah.b) Menghitung kebutuhan TPS di Kecamatan Somba Opu.c) Menentukan rute pengangkutan sampah yang optimal di Kecamatan Somba Opu.2. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:a) Sebagai bahan masukan khususnya bagi pemerintah Kabupaten Gowa dalam mengambil kebijakan masalah pengelolaan persampahan di Kabupaten Gowa khususnya di Kecamatan Somba Opu.b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan kegiatan penelitian serupa.D. Ruang Lingkup Penelitian1. Ruang Lingkup WilayahRuang lingkup wilayah dibatasi pada salah satu kecamatan di Kabupaten Gowa yakni kecamatan Somba Opu.2. Runag Lingkup PembahasanPembahasan dari penelitian ini dibatasi pada tingkat pencapaian dan masalah pengelolaan persampahan di lokasi penelitian ditinjau dari TPS dan rute pengangkutan sampah. Dengan melihat pola penanganan sistem pengelolaan persampahan (timbulan sampah, pewadahan, pengangkutan).E. Sistematika PenulisanDalam penulisan ini pembahasan dilakukan dengan sistematika guna memudahkan dalam penganalisaan, dimana sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :BAB I : Dalam pembahasan ini membahas tentang pendahuluan yang di mengemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, serta sistematika pembahasan.BAB II: Tinjauan pustaka yang menguraikan tentang kajian teoritis yang terdiri dari pengertian evaluasi, pengertian sampah, pengertian pengelolaan sampah, sistem pengelolaan sampah meliputi, teknik operasional,aspek kelembagaan, peran serta masyarakat, hokum dan undang-undang, peraturan serta kebijakkan daerah dan aspek pembiyaan, Pokok-Pokok Permasalahan Pengelolaan Sampah, dan jenis-jenis pengelolaan sampahBAB III: Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, , Populasi dan Sampel, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, variabel penelitian, waktu penelitian, metode analisis, kerangka pikir serta defenisi operasional.BAB IV : Dalam pembahasan ini membahas tentang gambaran umum wilayah penelitian secara makro dan mikro membahas tentang letak geografis Kabupaten Gowa, demografi dan sebaran fasilitas serta data persampahan yang ada di Kabupaten Gowa, dan juga secara terperinci membahas wilayah penelitian yakni Kecamatan Somba Opu berupa letak geografis Kecamatan Somba Opu, demografi, sebaran fasilitas, data persampahan (timbulan sampah, jalur pengangkutan, jumlah pewadahan dan armada pengangkutan) yang ada saat ini.BAB V : Analisis dan pembahasan ini membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan sampah dan menghitung kebutuhan TPS dengan menggunakan kuesioner dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari dinas PU bidang kebersihan serta menggunakan analisis penentuan rute dengan berbasi SIG untuk penentuan rute persampahan yang akan dilakukan di Kecamatan Somba Opu dengan melihat kondisi dan permasalahan yang ada saat ini BAB VI: Penutup berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian serta memberi saran-saran untuk pemerintah, masyarakat dan swasta.

9