bab i.docx

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN DAN SASARAN STUDI BANDING 1. Mengetahui jenis-jenis perusahaan dalam dunia industri 2. Mengetahui produksi suatu perusahaan 3. Mengetahui sistem pemasaran produksi suatu perusahaan 4. Mampu berinteraksi dengan pekerja industri 1.2 PERUSAHAAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ATAU PENELITIAN YANG DITUJU PT. AMOCO MITSUI PTA INDONESIA 1.3 RUANG LINGKUP PENINJAUAN DALAM SATU PERUSAHAAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ATAU PENELITIAN 1. Laboratorium perusahaan 2. Tempat produksi

Upload: dito-anggriawan-prasetyo

Post on 07-Aug-2015

87 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN DAN SASARAN STUDI BANDING

1. Mengetahui jenis-jenis perusahaan dalam dunia industri

2. Mengetahui produksi suatu perusahaan

3. Mengetahui sistem pemasaran produksi suatu perusahaan

4. Mampu berinteraksi dengan pekerja industri

1.2 PERUSAHAAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ATAU PENELITIAN YANG

DITUJU

PT. AMOCO MITSUI PTA INDONESIA

1.3 RUANG LINGKUP PENINJAUAN DALAM SATU PERUSAHAAN DAN

LEMBAGA PENDIDIKAN ATAU PENELITIAN

1. Laboratorium perusahaan

2. Tempat produksi

Page 2: BAB I.docx

BAB II 2

PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH UMUM PERUSAHAAN

PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia adalah pabrik yang bergerak dalam bidang

industri kimia. Pabrik PTA terbesar ke-2 di Indonesia ini mengolah hasil penyulingan

minyak bumi dan gas alam yang berupa P-Xylene.

Produk utama PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia adalah Purified Terephthalic

Aci (PTA). Produk ini merupakan bahan baku industry kimia hulu yang

memproses lebih lanjut produk tersebu diantaranya menjadi polyester. Oleh

industry kimia hilir, produk ini diproses menjadi barang-barang yang sangat

beragam baik jenis maupun kegunaannya.

Pembangunan PT. AMI di Indonesia diawali dengan analisa kebutuhan

PTA di Indonesia waktu itu. Hasil analisa menunjukkan bahwa kebutuhan

PTA di Indonesia guna menyokong pertumbuhan dan pengembangan industri

yang berbahan baku PTA masih cukup tinggi.

Melihat kondisi demikian, dua perusahaan petrokimia besar di dunia,

yaitu Amoco Chemical Industries dan Mitsui Petrochemical Industries (

sekarang dikenal dengan nama Mitsui Chemical Inc. (MCI)) membuat

kesepakatan bersama untuk membangun sebuah pabrik produsen PTA di

Indonesia, yang selanjutnya diberi nama PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia

yang disingkat PT. AMI.

PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia terletak di zona industri Rawa Arum,

bersebelahaan dengan tanah milik PT. Krakatau Industri Estate, di Desa Rawa

Arum, Kecamatan Grogol Kota Cilegon sekitar 100 km arah barat dari pusat

ibukota Jakarta. Lokasi ini merupakan lahan kosong dan rawa-rawa milik PT.

PENI.

Page 3: BAB I.docx

Di samping PT. AMI terdapat pula industry petrokimia lainnya. Seperti

PT. Petrokimia Nusantara Interindo (PENI), PT. Mitsubhisi Chemical 3

Indonesia, PT. Kekar Plastindo, PT. Buana Centra Swakarsa (BSC Group) dan

lain-lain.

2.2 STRUKTUR ORGANISASI

4

Page 4: BAB I.docx
Page 5: BAB I.docx

2.3 TENAGA KERJA DAN JAMINAN SOSIAL

Jumlah tenaga kerja PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia adalah 177 orang. Terdiri dari

lulusan SMA, D3, S1dan S2.

2.4 LAY OUT PERUSAHAAN

PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia terletak di Compleks Titan Chemicals. Jl Raya

Merak Km 116 Kel Rawa Arum. Kec. Grogol. Merak Banten Indonesia

2.5 PRODUKSI

2.5.1. Bahan Baku

Produksi PTA di PT. AMI menggunakan bahan baku utama, yaitu: P-Xylene

(PX), HAc (asam asetat0 sebagai solvent, dan udara (O2) pada unit oksidasi,

sedangkan pada unit hidrogenasi (PTA) bahan bakunya adalah hydrogen (H2).

1. Para-Xylene

P-Xylene merupakan senyawa aromatis turunan dari senyawa

Toluena. P-Xylene sebagai bahan baku utama pembuatan PTA ini dipasok

dari dua yaitu BP AMOCOB dan Mitsui. P-Xylene ini dikirim melalui jalur laut dan

dikirim dari dermaga PT. VOPAK.

2. HAc (Asam Asetat)

Asam asetat yang berfungsi sebagai pelarut dipasok juga dari dua

vendor, yaitu BP Amoco dan Mitsui. Asam asetat ini dikirim melalui jalur

laut dan diambil dari dermaga PT.VOPAK.

3. Oksigen (O2)

Oksigen merupakan bahan baku utama yang dibutuhkan dalam unit

oksidasi untuk mengoksidasi paraxylene. Oksigen diperoleh dari udara

Page 6: BAB I.docx

bebas akan bereaksi di dalam reactor oksidasi,sedangkan nitrogen tidak

bereaksi dan digunakan sebagai gas inert.

4. Hidrogen (H2)

Hydrogen merupakan bahan baku utama yang diperlukan pada unit

PTA. Hidrogen yang masuk ke dalam reactor berupa cairan. Hidrogen

dipasok dari PT Alindo dan diterima oleh PT AMI.

2.5.2. Peralatan Produksi

1. TOC Analyzer (Total Oranic Carbon) 6

Fungsinya : untuk mengukur total carbon, Inorganic Carbon dan total carbon dalam

sample.

Prinsip : sample yang berbentuk fase cair akan dioksidasi menjadi bentuk fase

gas dan didalam fase gas akan dideteksi melalui detector.

2. CE (Capillary Electrophoresis)

Fungsinya : untuk menganalisa asam-asam organic seperti TMA, TA, BA atau

asam-asam organic yang terkandung dalam sample.

Prinsip : Migrasi substance bermuatan di bawah pengaruh medan listrik yang

didasarkan pada perbedaan muatan dan massa dari masing-masing analisa.

3. GC (Gas Chromatagraphy)

Fungsinya : untuk menganalisa HOAC, MEAC, dan PX yang terkandung dalam

sample dan Oksidasi.

Prinsip : berdasarkan titik didih yang mengakibatkan separasi dan identifikasi

Page 7: BAB I.docx

komponen-komponen suatu campuran yaitu suatu cairan atau gas yang bergerak di dalam

sebuah kapiler sebagai fase stasioner (fase diam). Detektor yang digunakan adalah Flame

Ionisasi Detektor.

4. ICPS (Inducyively Couple Plasma Spectrofometer)

Fungsinya : untuk menentukan konsentrasi logam yang terlarut dari sample oksidasi.

Prinsip : berdasarkan pancaran atau emisi gelombang electromagnetic yang di

hasilkan oleh ion-ion atau atom-atom yang teroksidasi. ICPS menggunakan energi tinggi

untuk menghasilkan plasma yang berenergi tinggi sehingga dapat mengeksitasikan atom-

atom yang berada didalam sample tersebut.

5. UV (Ultraviolet Visible)

Fungsinya : untuk menganalisa NO2, NO3 dan PO4 yang terkandung dalam sample,

besaran sinar yang di serap sample (absorbansi) dapat digunakan untuk menentukan

konsentrasi sample yang akan di analisa.

Prinsip : berdasarkan pada hukum lambert Beer, dimana besarnya absorbansi akan

sebanding dengan konsetrasi.

6. LDPA (Laser Difraction Particle size Analyzer)

Fungsinya : untuk mengetahui ukuran median, pass, retain dari sample PTA.

Prinsip : berdasarkan sudut penyimpangan atau difraksi, sinar laser menurut

ukuran partikel dimana partikel yang terkecil akan membelokkan sinar dengan sudut yang

lebih kecil.

7. Imaging Microscop

Fungsinya : mengukur Black foreign Matterial (logam atau non logam) berwarna

Page 8: BAB I.docx

hitam yang berada dalam sample PTA, dengan ukuran yang berdiameter 10 mikron.

Prinsip : Berdasarkan penggabungan antara teknologi computer dengan

mikroskop untuk analisa BFM.

8. Color Scan

Fungsinya : untuk mengukur B’value, L’value yang merupakan parameter warna

dari produk PTA.

Prinsip : sempel berbentuk pellet di tembakkan dengan sinar putih. Dari sinar

tersebut yang di pantulkan objek berdasarkan perumusan CIE Laboratorium.

9. Kett Moisture Analyzer 8

Fungsinya : untuk menentukan % Moisture dalam produk PTA.

Prinsip : bila sample di beri sinar infra merah golongan pendek maka molekul air

pada permukaan sample PTA akan menghamburkan dan akan sebanding dengan kadar

moisture serat dalam sample.

10. DO (Dissolve Oxygen)

Fungsinya : untuk mengukur biological Oxygen Demand pada sample WWT

(BOD).

Prinsip : oksigen yang terlarut dalam air di ukur dengan metoda elektrokimia.

DO meterterdiri dari elektroda (Katoda dan Anoda) yang terendam dalam larutan.

11. XRF (X- Ray Flouresein)

Fungsinya : menganalisa sample Co , Mn , Br- pada sample oksidasi.

Page 9: BAB I.docx

Prinsip : sample di radiasi dengan sinar radioaktif (X).sinar-sinar ini akan

mengeksitasikan element-element dalam sample menyebabkan terjadinya Flouresensi.

Intensitas pancaran Flouresensi menunjukkan konsentrasi element.

12. Autotitrator

Fungsinya : untuk menganalisa sampel oksidasi.

Prinsip : berdasarkan pada jumlah pereaksi yang konsentrasinya diketahui yang

diperlukan untuk bereaksi dengan sampel.

9

2.5.3. Proses Produksi

Pembuatan PTA diawali dengan proses oksidasi paraxylene (PX) yang

digunakan sebagai bahan baku, dengan peralut asam asetat (HOAc) dengan

katalitas CobalT (Co),Mangan(Mn), dan asam bromida (HBr). Hasilnya

berupa CTA dalam bentuk slurry dengan kemurnian sekitar 96%. CTA

dikristalisasikan dengan cara menurunkan tekanan sehingga HOAc akan

menguap, dan CTA dipisahkan dari pelarut, katalis, air (dalam bentuk cair)

dengan cara menyaringnya dalam rotary vakum filter yang didalamnya

terdapat kain penyaring yang berfungsi untuk menahan CTA. Maka cairan

akan tersedot ke dalam vakum. CTA yang di hasilkan lalu dikeringkan (dryer),

media pengeringnya adalah steam lalu di kirim ke silo di unit PTA. CTA ini

masih mengandung pengotor terutama 4-CBA hal ini di sebabkan oleh proses

oksidasi yang tidak sempurna dari PX.

CTA yang masih mengandung pengotor ini diproses kembali dengan air

Page 10: BAB I.docx

demin lalu dihidrogenasi untuk mengurangi 4-CBA menjadi asam P-Toliuc

dengan katalis palladium dalam carbon atau Pd(C), CTA kembali di kristalkan

dan membentuk PTA. PTA yang terbentuk lalu di sentrifugasi untuk

memisahkan PTA dari asam P-Toluic setelah terpisah dari pengotornya.

Pembuatan PTA dilakukan dengan 2 tahap, yaitu :

1. OXY UNIT

2. PTA UNIT 10

Page 11: BAB I.docx

Diagram alir pX Oxidation Process 11

Diagram alir PTA Process

12

2.6 SISTEM PEMASARAN PRODUKSI

Produk yang di hasilkan di distribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia.

Page 12: BAB I.docx

13

2.7 PENGENDALIAN LIMBAH PRODUKSI

Page 13: BAB I.docx

14

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Selama melakukan tinjauan di perusahaan, kami dapat menyimpulkan bahwa produk

diolah dengan baik. Para pekerja selalu memantau setiap proses yang terjadi. Produk

yang dihasilkan PT. AMI adalah PTA.

3.2. Saran-saran

Sebaiknya, pada waktu kunjungan kami di beri banyak waktu untuk bertanya untuk

mengetahui lebih banyak tentang PT AMI baik produk maupun mengenai

perusahaan AMI sendiri.

Page 14: BAB I.docx