bab i - bambangthea.files.wordpress.com file · web viewpendahuluan. latar belakang. berdasarkan...

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat,berilmu, cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal ini bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penujang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Berdasarkan kurikulum 2006 dijelaskan bahwa salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien, sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemmapuan intelektual kematangan emosional dan sosial. Dalam upaya meningkatkan kemampuan intelektual, pemahaman bahasa sangatlah diperlukan oleh peserta didik,

Upload: lamdieu

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahklak mulia, sehat,berilmu, cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam hal ini bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual

sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penujang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Berdasarkan kurikulum 2006 dijelaskan bahwa salah

satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, adalah untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien, sesuai dengan

etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu dengan pembelajaran

Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar peserta didik diharapkan dapat meningkatkan

kemmapuan intelektual kematangan emosional dan sosial.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan intelektual, pemahaman bahasa

sangatlah diperlukan oleh peserta didik, Karena pemahaman bahasa merupakan kunci

keberhasilan sebuah pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Pemahaman bahasa

adalah salah satunya pemahaman kata dan kalimat. Apabila pemahaman bahasa peserta

didik rendah maka akan berpengaruh pada pencapaian keberhasilan seluruh mata

pelajaran khususnya dikelas rendah (kelas 1). Pemahaman bahasa sangatlah penting.

Karena kelas 1 merupakan awal dari proses pembelajaran yang keberhasilan

pembelajarannya akan berpengaruh pada tingkatan selanjutnya.

Rendahnya pemahaman bahasa salah satunya disebabkan karena rendahya

membaca khususnya dikelas 1, dan ini benar-benar terjadi SDN Pangkalan II yang

siswanya berjumlah 35 orang. Dari jumlah 35 orang tersebut 10 diantaranya belum bisa

membaca. Penyebab rendahnya kemampuan membaca dikelas I SDN Pangkalan II antara

Page 2: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

lain sebagian besar anak–anak tidak memasuki Taman Kanak Kanak, faktor Gizi, karena

sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu, faktor lingkungan yang

kurang mendukung seperrti keluarga (orang tua) yang memiliki latar belakang pendidikan

yang sangat rendah bahkan tidak sekolah, kurang perhatian dari orang tua karena

sebagian besar orang tua peserta didik bekerja menjadi TKW. (faktor masalah yang

dihadapi guru belum tampak dampak siswa gizi diluar action classroom research (PTK)

Faktor yang tak kalah pentingnya yang mempengaruhi rendahnya tingkat

pemahaman kalimat siswa adalah faktor guru itu sendiri : Pembelajaran yang diberikan

kurang memperhatikan kebutuhan siswa.

Mengingat pentingnya pemahaman kalimat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

di kelas rendah (khususnya kelas 1), maka peran seorang guru sangat diperlukan.

Berdasarkan kenyataan itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan

pembelajaran Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan pemahaman kalimat melalui

membaca dikelas rendah.

B. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan yaitu tentang rendahnya

kemampuan membaca awal dari kelas 1 SDN Pangkalan II maka diperoleh beberapa

analisis anatara lain :

1. Pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik.

2. Penggunaan metode yang kurang bervariatif.

3. Penggunaan Bahasa yang kurang komunikatif.

4. Pendekatan pembelajaran yang diberikan guru kurang sesuai dengan kebutuhan

siswa.

5. Guru tidak menggunakan alat peraga yang konkrit.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapat rumusan masalah

sebagai berikut: “Upaya meningkatkan kemampuan awal membaca pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas 1 di SDN Pangkalan I melalui media gambar”

Page 3: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

D.Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam memperbaiki

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya tentang kemampuan awal membaca dikelas

rendah dan mengetahui dampak atau pengaruh media gambar terhadap kemampuan

membaca anak.

E. Manfaat penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,

Kepala Sekolah dan Sekolah. Manfaatnya anatar lain:

a. Bagi guru manfaat yang diperoleh antara lain:

- Memberikan masukan yang bersifat praktis tentang upaya peningkatan

kualitas hasil pembelajaran.

- Menambah wawasan dan keterampilan guru dalam mengatasi

permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahsaa Indonesia khususnya

dalam meningkatkan kemampuan membaca awal.

- Sebagai inovasi dibidang pendidikan

b. Bagi siswa, manfaat yang diperoleh antara lain :

- Dapat meningkatkan kemampuan membaca.

- Dapat meningkatkan dan membentuk kemampuan siswa berkomunikasi

dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang mencakup 4 keterampilan berbahasa

yaitu : menyimak, membaca, menulis dan berbicara.

c. Bagi Kepala Sekolah, manfaat yang diperoleh antara lain :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya mengefektifkan

serta meningkatkan pengelolaan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sehingga dapat

memberikan masukan kepada Kepala Sekolah untuk menyediakan dan atau

melengkapi alat peraga, sarana serta prasarana yang mendukung terlaksananya

pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian sekolah dapat meningkatkan dan

menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.

Page 4: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMANMEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SDN PANGKALAN II

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugasMata kuliah PKP (PDGK 4501)

Oleh :

SRI HERTINAH

821061928

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPBJJ-UT SERANGFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA2012

Page 5: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

LEMBAR PENGAMATANKEGIATAN PEMBELAJARAN

Nama/NIM : SRI HERTINAH/821061928Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaTempat Praktek : SDN Pangkalan II

No Aspek Yang Diamati Kemunculan Komentar1 Kegiatan Awal

Memotivasi

Mengaitkan

Mengecek Perilaku awal

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

2 Kegiatan Inti

Memberi Pijakan

Memberi tuntutan

Mengelola kegiatan yang

bervariasi*)

Melibatkan siswa

Melayani kebutuhan individu

Memeriksa pemahaman

Memberi pengamatan

Memberi balikan

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

3 Kegiatan penutup

Merangkum

Menilai

Memberi tindak lanjut

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

………………….

Page 6: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SRI HERTINAH

NIM : 821 061 928

UPBJJ – UT : SERANG

Menyatakan bahwa :

Nama : JENAL MUTAKIN, S.Pd.SD

Tempat Mengajar : SDN PANGKALAN II

Guru Kelas : VI (Enam)

Adalah supervisor II yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,

yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional

( PKP ).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang,

Supervisor II,

JENAL MUTAKIN, S.Pd.SDNIP. 196802131996031004

Yang membuat pernyataanMahasiswi,

SRI HERTINAHNIM. 821061928

Page 7: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

IDENTITAS PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PERBAIKAN

Nama Mahasiswa : SRI HERTINAH

NIM : 821061928

Program Study : S-1 PGSD

Tempat Mengajar : SDN Pangkalan II

Jumlah Pembelajaran : 2 Siklus Bahasa Indonesia

2 Siklus Matematika

Tempat / Tanggal Pelaksanaan : SDN Pangkalan II Kecamatan Teluknaga

Kabupaten Tangerang

Masalah yang menjadi focus perbaikan :

1. Bahasa Indonesia

2. Matematika

Page 8: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

Lampiran 1

Format Kesediaan Sebagai Supervisor II dalam

Penyelenggaraan PKP

Kepada

Kepala UPBJJ Serang

Di Serang

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :

Nama : JENAL MUTAKIN, S.Pd.SD

NIP : 196802131996031004

Tempat Mengajar : SDN Pangkalan II

Alamat Sekolah : Jl. Raya Tanjung Pasir Km.2

Telephone : 081911095794

Menyatakan bersedia sebagai Supervisor II untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP

atas nama :

Nama : SRI HERTINAH

NIM : 821061928

Program Studi : S.I PGSD

Tempat Mengajar : SDN. Pangkalan II

Alamat Sekolah : Jl. Raya Tanjung Pasir Km.2

Telephone : 021-99231649

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Kepala Sekolah

SRI SUWATI

Tangerang, 2012

Supervisor II,

JENAL MUTAKIN, S.Pd.SD

Page 9: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

NIP. 195312281975122001 NIP. 196802131996031004

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Kurikulum Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem, artinya kurikulum merupakan

suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen dimana antara

komponen yang satu dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan saling

mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan kurikulum menggambarkan

kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan.

Secara sederhana kurikulum diangggap sebagai sejumlah mata pelajaran (subject)

yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk

memperoleh ijazah. Sedangkan dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua

pengalaman belajar (learning experience) yang dialami siswa dan mempengaruhi

perkembangan pribadinya.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah

bagi pihak pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Seperti guru,

kepalas sekolah, pengawas orang tua, masyarakat dan siswa itu sendiri.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan

suatu rencana tertulis yang digunakan untuk memperlancar proses belajar mengajar.

Dalam kurikulum 2006 pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

menemukan serta menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia dicurahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan baik dan

benar baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia indonesia.

Pengajaran bahasa indonesia dapat dilihat sebagai suatu sistem dan proses. Suatu

sistem, pengajaran bahasa indonesia mempunyai komponen yang satu sama lain saling

Page 10: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

berhubungan. Sebagai suatu proses pengajaran bahasa indonesia akan mengalami

perbaikan dan penyempurnaan yang orientasinya adalah peningkatan. Upaya yang dapat

dilakukan untuk peningkatan tersebut adalah pengembangan kualitas dan kuantitas

pengajaran bahasa indonesia yang didasarkan pada kurikulum, tenaga pengajar,

pengajaran dan metode pengajaran dan siswa.

Pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan baik dan benar serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia–manusia indonesia.

Dalam kurikulum 2006, mata pelajaran bahasa indonesia bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut.:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta

kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia indonesia

B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai

berikut :

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

Page 11: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

4. Menulis

Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia kelas I mencakup :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan

1. Memahami

bunyi bahasa, perintah

dan dongeng yang

dilisankan

1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa

1.2 Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah

artau petunjuk sederhana

1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita

Berbicara

2. Mengungkap

kan pikiran perasaan

dan informasi secara

lisan dengan perkenalan

dan tegur sapa,

pengenalan benda dan

fungsi anggota tubuh

dan deklamasi

2.1 Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat

sederhana dan bahasa yang santun

2.2 Menyapa orang lain dengan menggunakan

kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang

santun

2.3 Mendeskripsikan benda benda disekitar dan

fungsi anggota tubuh dengan kalimat

sederhana

2.4 Mendeklamasikan puisi anak dengan lafal

intonasi yang sesuai

Membaca

3. Memahami

teks pendek dengan

membaca nyaring

3.1 Membaca nyaring suku kata dengan lafal

yang tepat

3.2 Membaca nyaring kalimat sederhana

dengan lafal danintonasi yang tepat

Menulis

4. Menulis

permulaan dengan

menjiplak, menebalkan,

mencontoh, mlengkapi

dan menyalin

4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar,

lingkaran dan bentuk huruf

4.2 Menebalkan berbagai bentuk gambar,

lingkaran dan bentuk huruf

4.3 Mencontoh huruf, kata atau kalimat

sederhana dari buku atau papan tulis dengan

benar

4.4 Melengkapi kalimat yang belum selesai

berdasarkan gambar

Page 12: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

4.4 Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf

Lepas

C. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Belajar

Secara tradisional belajar dapat diartikan sebagai upaya untuk menambah dan

mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Sedangkan secara modern belajar adalah

suatu proses kegiatan yang membawa perubahan tingkah laku pada individu dalam

pengetahuan keterampilan dan sikap dengan aktifitas siswa sendiri. Perubahan tersebut

mencakup perubahan Kognitif (Pengetahuan), Afektif (Sikap) dan Psikomotorik

(Keterampilan).

Menurut Watson adalah proses relasi antara stimulus dan respon (SR), Fontasna

(1981 :1.18), mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relative

tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.

Gagne (1985 : 1.18) menyatakan bahwa belajar adalah alat perubahan dalam

kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Perubahan

kemampuan yang dimaksud adalah :

a. Kemampuan keterampilan intelektual mencakup sejumlah pengetahuan mulai

dari membaca, menulis, berhitung sampai pada pemikiran yang bersifat rumit.

b. Kemampuan strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam

arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal menjelaskan pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,

Keterampilan yang diperoleh disekolah antara lain keterampilan menulis,

mengetik, menggunakan jangka, dan lain sebagainya.

d. Sikap nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional yang dimiliki

seseorang atau kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang atau

kejadian.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan yang menyangkut aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Pengertian Mengajar

Page 13: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

T.Raka Joni (1985) mengemukakan bahwa mengajar adalah sebagai pencipta

suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta diidik /siswa

disekolah. Selain itu mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda

melalui lembaga pendidikan sekolah.

Berdasarkan pengertian–pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar

adalah proses menyampaikan keterampilan dan penanaman sikap-sikap dari guru kepada

peserta didik.

3. Pengertian Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar.

pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru (Pengajar) dan siswa

(Pembelajar).

Syamsu, dkk (1992: 2) mengemukakan bahwa “….pembelajaran adalah suatu

rangkaian aktifitas (Kegiatan individu siswa dalam wujud interaksi dinamis untuk

mencapai perubahan perilaku pribadinya…..”

Menurut Gagne,Briggs dan Wager (1992 : 1.19) menyatakan pembelajaran

adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses

belajar pada siswa.

Pembelajaran adalah upaya mengorganisir lingkungan untuk menciptakan kondisi

belajar bagi peserta didik.

Dari pengertian–pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

setiap upaya yang sistematis dan sengaja yang dilakukan oleh pendidik untuk

menciptakan kondisi agar peserta didik dapat melakukan belajar

Secara universal, Bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya

ujaran. Bahasa merupakaan alat bantu komunikasi antara anggota masyarakat berupa

lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan

sebagai alat komunkasi antara anggota masyarakat terbagi atas 2 unsur utama yakni

bentuk dan makna (isi).

Page 14: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar secara lisan maupun tulis.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan keterampilan guru dalam

menentukan dan memilih metode yang tepat yang sesuai dengan karakterisitik serta

kebutuhan perkembangan peserta didik.

Pengajaran bahasa indonesia yang dilaksanakan dengan baik dapat memberikan

banyak manfaat pendidikan yang luar biasa. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

1.) Manfaat akademis

Pengajaran bahasa indonesia yang baik dpat menjadikan siswa mahir berbahasa

Indonesia. Karena, bahasa indonesia merupakan bahasa pengantar semua mata pelajaran.

Siswa yang mahir berbahasa indonesia akan lebih mudah dan lebih cepat dalam belajar.

2.) Manfaat Sosial

Pengajaran bahasa Indonesia yang baik dapat menjadikan siswanya gemar

membaca. Sehingga mereka dapat menemukan kesenangan atau rekreasi dari bacaan

tersebut.

Mengingat pentingnya serta banyak manfaat yang diambil dari pembelajaran

bahasa indonesia, maka perlu dikembangkan pengajaran bahasa Indonesia yang salah

satunya pemilihan metode serta alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan

bahasa indonesia khususnya kelas rendah (Kelas I). Mengingat kelas I merupakan awal

mula pendidikan formal yang akan menentukan keberhasilan pendidikan pada tingkatan

selanjutnya.

D. Perkembangan Bahasa Anak

Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba tiba atau sekaligus .Tetapi

bertahap, kemampuan berbahasa mereka seiring perkembangan fisik, mental, intelektual

dan sosialnya. Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau

suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi atau ucapan yang sederhana menuju

tuturan yang kompleks.

Perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam menguasai kosa kata,

ucapan, susunan kalimat dan etika pengucapannya. Sesuai dengan usia kronologisnya.

Page 15: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

Tahapan perkembangan bahasa anak terdiri dari :

1.) Tahapan Pralinguistik / Masa Meraba ( 0 – 12 Bulan )

Tahap Pralinguistik berlangsung pada usia 0 – 12 bulan . Pada tahapan ini, bunyi bunyi

bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi-bunyi yang dihasilkan berupa

vokal atau konsonan tertentu. Tetapi, tidak mengacu pada kata atau makna tertentu

(Tarigan, 1988; Tarigan, dkk : 1998 ; Ellies, dkk : 1989).

2.) Tahap Satu Kata ( 12 – 18 Bulan )

Pada masa ini, anak sudah mulai menggunakan satu kata yang memiliki arti yang

mewakili keseluruhan idenya.

3.) Tahap Satu Kata ( 18 – 24 Bulan )

Pada tahap ini kosa kata dan gramatik anak berkembang cepat.

4.) Tahap Banyak Kata ( 3 – 5 tahun )

Pada tahapan ini bahasa Indonesia telah menyerupai bahasa orang dewasa bahkan anak

telah mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara untuk berbagai keperluan,

termasuk bercanda atau menghibur (Tompkins dan Hoslisson, 1995 : 1.12)

Ross dan Roe (Zohdi dan Budi Asih, 1997 ) membagi fase atau tahapan

perkembangan bahas anak sebagai berikut :

- Tahap Fonologis ( 0 – 2 tahun )

Pada masa ini, anak mulai mampu bermain dengan bunyi-bunyi bahasa mulai dari

mengoceh sampai menyebut kata–kata sederhana

- Tahap Sintaktik ( 2 - 7 Tahun )

Kemampuan bahasa anak pada tahapan ini yaitu anak mampu menggunakan

kesadaran gramatis dan berbicara mengunakan kalimat

- Fase Semantik ( 7 – 11 Tahun )

Pada fase ini, anak dapat membedakan kata sebagai symbol dan konsep yang

terkandung dalam kata

E. Pembelajaran Membaca Permulaan di Sekolah Dasar

Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Menurut Henny Guntur

Taridan (1985: 2) membaca adalah proses perolehan pesan yang disampaikan oleh

seorang penulis melalui tulisan.

Page 16: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

Klein daam Fraida mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu proses

dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimilki oleh pembaca

mempunyai peran yang utama dalam membentuk makna.

Merrie Jay (1992), membaca diartikan sebagai peroleh pesan, aktifitas,

memecahkan masalah dimana pertumbuhan kekuatan dan fleksibilitasnya, semakin

banyak dengan di praktekan.

Berdasarkan uraian uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada

hakikatnya adalah suatu yang tidak hanya melibatkan tulisan saja, tetapi melibatkan

aktifitas visual, berfikir, psikolinguitik dan metakognitif.

F. Strategi Pembelajaran Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar

Salah satu faktor keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Strategi tersebut salah satunya

mencakup pemilihan metode yang tepat yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman

serta perkembangan peserta didik. Begitu pula dengan pembelajaran membaca permulaan

yang pembelajarannya diberikan dikelas rendah Sekolah Dasar (Kelas I sampai dengan

kelas III). Penekanan pembelajaran membaca dikelas rendah adalah melatih kemampuan

membaca siswa dalam membaca, teknik atau membaca nyaring. Membaca nyaring

merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan vokalisasi. Membaca nyaring

sangat penting dilakukan dikelas rendah karena bertujuan untuk melatih peserta didik

menyimak, berbicara dan menulis.

Pengajaran membaca permulaan bertujuaan agar siswa memiliki pengetahuan

dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membaca bahasa Indonesia.

Pengajaran membaca permulaan dapat diawali dengan diajarkan sistem bunyi-

bunyian yang terdapat dalam bahasa, pola tata bahasa sederhana, kosa kata, makna kata

yang berhubungan dengan kalimat maupun wacana.

G. Metode Pengajaran Membaca Permulaan

Dalam dunia pengajaran metode dapat diartikan sebagai rencana penyajian bahan

yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Selain

itu, metode merupakan cara untuk mempelajari materi agar mencapai tujuan.

Page 17: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

Dalam pengajaran membaca permulaan. Ada beberapa metode tayang dapat

diterapkan antara lain :

1. Metode Demonstrasi

Sarjaya (1998 / 1999) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah cara penyajian

pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan pada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun

dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang yang

berakhir dalama topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

Tujuan penggunaan metode demonstrasi adalah :

- Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa

- Mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa

- Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara bersama- sama

2. Metode Penugasan

Menurut Sagala (2006) metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan

pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar,

dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru.

Tujuan penggunaan metode pemberian tugas adalah :

- Untuk memperdalam bahan ajar yang ada

- Untuk mengecek penugasan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari

- Untuk membuat siswa aktif belajar, baik secara individu mapun kelompok.

3. Metode Struktur Analisis Sintetis (SAS)

Metode SAS adalah suatu metode yang memulai pengajaran dengan menampilkan

struktur kalimat secara urut, kemudian dianalisis dan pada akhirnya dikembalikan ke

bentuk semula.

Proses penganalisaan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode

SAS, meliputi :

- Kalimat Menjadi kata

- Kata menjadi suku kata

Page 18: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

- Suku kata menjadi huruf

Manfaat metode SAS dalam pembelajaran membaca permulaan anatara lain :

- Metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang

satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat.

Kalimat dibentuk oleh satuan–satuan bahasa dibawahnya .yakni Kata, Suku kata

dan huruf.

- Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman

bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya.

- Metode ini sesuai dengan prinsip inquiri (menemukan sendiri). Murid mengenal

dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.

Dengan begitu, anak akan merasa lebih percaya diri, atas kemampuannya sendiri

sehingga akan membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar.

H. Peran Media Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan

1. Pengertian Media

Secara etimologi kata “Media” berasal dari bahasa latin “medium”, artinya

perantara atau perjalanan. Secara umum media diartikan sebagai sesuatu yang dapat

menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima.

Gagne dan Briggs (dikutip Arsyad, 2002) menyatakan bahwa media pembelajaran

meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran.

AECT (Association of Education and Communication Technology), 1977

menyebutkan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi.

Depdiknas (2003) dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah media

pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu

yang sudah dirumuskan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media adalah

komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi dilingkungan

yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Page 19: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

Secara umum, fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Dalam proses

pembelajaran, fungsi media adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta hasil nya lebih baik.

Enoch (1992), Fungsi media pembelajaran antara lain :

- Membangkitkan rasa ingin tahu dan minat.

- Membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar.

- Dapat mempengaruhi psikologi siswa.

- Membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman.

- Menyajikan materi data dengan menarik.

- Memudahkan menafsirkan data dan memadatkan informasi.

Kemp dan Dayton (1985), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebagai

berikut :

- Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

- Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

- Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

- Pemakaian waktu dan tenaga lebih efisien.

- Kualitas hasil belajar siswa meningkat.

- Proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

- Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar.

- Mengubah peran guru ke arah yag lebih positif dan produktif.

Hafni (1985) menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran, khususnya media

audio visual, bukan saja sekedar menyalurkan pesan. Melainkan juga membantu

menyederhanakan proses penerimaan pesan yang sulit sehingga proses komunikasi

menjadi lancar tanpa distorsi :

Kaufman (1972), menyatakan bahwa media visual memiliki empat fungsi yaitu :

(1) Fungsi Atensi, yaitu dapat menarik atau mengarahkan perhatian siswa agar

berkonsentrsi pada isi pembelajaran yang terkandung dalam media visual

(2) Fungsi Afektif, yaitu dapat digunakan untuk menciptakan rasa senang atau

kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran

Page 20: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

(3) Fungsi Kognitif, yaitu fungsi yang dapat mempermudah siswa dalam memahami

pesan atau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran

(4) Fungsi Kopensatoris, yaitu fungsi yang dapat mengakomodasi siswa yang lemah

dalam menerima isi pembelajaran.

3. Jenis Media Pembelajaran

Gerlach (1971) mengklasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan,

yatu :

a. Media Tradisional yang meliputi :

- Media visual diam yang diproyeksikan, Media visual diam yang tidak

diproyeksikan misalkan gambar poster, foto, chart, grafik, diagram, papan info,

dan papan buku.

- Audio, contohnya radio, piringan hitam dan tape recorder : multimedia contohnya

: tape recorder dan multi image. Media visual yang diproyeksikan contohnya :

Film, televisi dan media.

- Media cetak, contohnya : buku teks, modul, workbook, majalah dan hand out

- Media permainan , misalnya teka teki dan simulasi

- Medai realita, misalnya : model, manipulatif seperti boneka dan peta.

b. Media dengan teknologi mutakhir, meliputi 2 jenis, yaitu :

- Media berbasis mikroprosesor, contohnya : komputer – assted instruction,

permainan, system tutor intelejen, interaktif, hypermedia, CD

- Medai berbasis telekomunikasi, contohnya teleconference dan kuliah jarak jauh.

Atmohoetomo (dalam Ruhari : 1997) mengklasifikasi media pembelajaran

menjadi :

- Media Visual (yang dapat dilihat)

- Media Audio (yang didengar)

- Media Audio Visual (dapat didengar & dilihat)

I. Alasan Perlunya Media Dalam Pengajaran Membaca Permulaan

Penggunaan media dalam pengajaran membaca permulaan sangat diperlukan

karena dengan pengunaan media khususnya media visual diharapkan :

Page 21: BAB I - bambangthea.files.wordpress.com file · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa

- Imajinasi anak terangsang

- Optimalisasi Panca indera anak dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar,

panca indera dan seluruh kesanggupan seorang anak didik perlu dirangsang,

digunakan dan dilibatkan. Sehingga mereka tak hanya mampu mengetahui,

melainkan juga dapat memahami, mengingat, menganalisa dan melakukan

kembali kembali setiap peragaan yang dilakukan guru denan baik dan benar serta

kemampuan lainya yang bersifat kognis, afeksi, dan psikomotorik. Hasil

penelitian membuktikan bahwa 11% pengetahuan seseorang, yang diperoleh dari

pendengaran dan 83% dari penglihatan sedangkan 20% kemampuan daya ingat

diperoleh dari penggunaan pendengaran, dan 50% dari apa yang dilihat.

- Penggunaan media sederhana mampu merangsang imajinasi anak dan

memberikan kesan yang dalam jika diciptakan dan digunakan secara seimbang

dan sesuai dengan materi pelajaran.

- Mencegah verbalisme, memperbesar minat perhatian siswa pengalaman belajar

lebih nyata, pemikiran yang teratur, menghemat waktu belajar dan memantapkan

hasil.

Selain itu, alasan penggunaan media gambar dengan tema “Keluarga” akan

membuat pembelajaran lebih bermakna, karena keluarga merupakan lingkungan terdekat

dengan peserta didik.

Catatan :

Tanda huruf merah sempurnakan

Urutkan sesuai sistimatika

Ikuti sistmatika yang ada di panduan PKP atau yang telah kita sepakati (Tanya

teman), waktu dijelaskan tidak diperhatian)

Contoh BAB II apakah ada sub A, B. dstnya lihat di Panduan PKP atau sesuai

sistematika yang telah disepakati. Tanya teman yang lain atau Mas Bambang