bab i - bambangthea.files.wordpress.com file · web viewpendahuluan. latar belakang. berdasarkan...
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahklak mulia, sehat,berilmu, cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam hal ini bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual
sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penujang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Berdasarkan kurikulum 2006 dijelaskan bahwa salah
satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, adalah untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien, sesuai dengan
etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar peserta didik diharapkan dapat meningkatkan
kemmapuan intelektual kematangan emosional dan sosial.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan intelektual, pemahaman bahasa
sangatlah diperlukan oleh peserta didik, Karena pemahaman bahasa merupakan kunci
keberhasilan sebuah pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Pemahaman bahasa
adalah salah satunya pemahaman kata dan kalimat. Apabila pemahaman bahasa peserta
didik rendah maka akan berpengaruh pada pencapaian keberhasilan seluruh mata
pelajaran khususnya dikelas rendah (kelas 1). Pemahaman bahasa sangatlah penting.
Karena kelas 1 merupakan awal dari proses pembelajaran yang keberhasilan
pembelajarannya akan berpengaruh pada tingkatan selanjutnya.
Rendahnya pemahaman bahasa salah satunya disebabkan karena rendahya
membaca khususnya dikelas 1, dan ini benar-benar terjadi SDN Pangkalan II yang
siswanya berjumlah 35 orang. Dari jumlah 35 orang tersebut 10 diantaranya belum bisa
membaca. Penyebab rendahnya kemampuan membaca dikelas I SDN Pangkalan II antara
lain sebagian besar anak–anak tidak memasuki Taman Kanak Kanak, faktor Gizi, karena
sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu, faktor lingkungan yang
kurang mendukung seperrti keluarga (orang tua) yang memiliki latar belakang pendidikan
yang sangat rendah bahkan tidak sekolah, kurang perhatian dari orang tua karena
sebagian besar orang tua peserta didik bekerja menjadi TKW. (faktor masalah yang
dihadapi guru belum tampak dampak siswa gizi diluar action classroom research (PTK)
Faktor yang tak kalah pentingnya yang mempengaruhi rendahnya tingkat
pemahaman kalimat siswa adalah faktor guru itu sendiri : Pembelajaran yang diberikan
kurang memperhatikan kebutuhan siswa.
Mengingat pentingnya pemahaman kalimat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas rendah (khususnya kelas 1), maka peran seorang guru sangat diperlukan.
Berdasarkan kenyataan itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan pemahaman kalimat melalui
membaca dikelas rendah.
B. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan yaitu tentang rendahnya
kemampuan membaca awal dari kelas 1 SDN Pangkalan II maka diperoleh beberapa
analisis anatara lain :
1. Pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik.
2. Penggunaan metode yang kurang bervariatif.
3. Penggunaan Bahasa yang kurang komunikatif.
4. Pendekatan pembelajaran yang diberikan guru kurang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
5. Guru tidak menggunakan alat peraga yang konkrit.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapat rumusan masalah
sebagai berikut: “Upaya meningkatkan kemampuan awal membaca pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas 1 di SDN Pangkalan I melalui media gambar”
D.Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam memperbaiki
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya tentang kemampuan awal membaca dikelas
rendah dan mengetahui dampak atau pengaruh media gambar terhadap kemampuan
membaca anak.
E. Manfaat penelitian
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,
Kepala Sekolah dan Sekolah. Manfaatnya anatar lain:
a. Bagi guru manfaat yang diperoleh antara lain:
- Memberikan masukan yang bersifat praktis tentang upaya peningkatan
kualitas hasil pembelajaran.
- Menambah wawasan dan keterampilan guru dalam mengatasi
permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahsaa Indonesia khususnya
dalam meningkatkan kemampuan membaca awal.
- Sebagai inovasi dibidang pendidikan
b. Bagi siswa, manfaat yang diperoleh antara lain :
- Dapat meningkatkan kemampuan membaca.
- Dapat meningkatkan dan membentuk kemampuan siswa berkomunikasi
dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang mencakup 4 keterampilan berbahasa
yaitu : menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
c. Bagi Kepala Sekolah, manfaat yang diperoleh antara lain :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya mengefektifkan
serta meningkatkan pengelolaan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sehingga dapat
memberikan masukan kepada Kepala Sekolah untuk menyediakan dan atau
melengkapi alat peraga, sarana serta prasarana yang mendukung terlaksananya
pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian sekolah dapat meningkatkan dan
menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMANMEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SDN PANGKALAN II
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugasMata kuliah PKP (PDGK 4501)
Oleh :
SRI HERTINAH
821061928
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPBJJ-UT SERANGFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA2012
LEMBAR PENGAMATANKEGIATAN PEMBELAJARAN
Nama/NIM : SRI HERTINAH/821061928Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaTempat Praktek : SDN Pangkalan II
No Aspek Yang Diamati Kemunculan Komentar1 Kegiatan Awal
Memotivasi
Mengaitkan
Mengecek Perilaku awal
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
2 Kegiatan Inti
Memberi Pijakan
Memberi tuntutan
Mengelola kegiatan yang
bervariasi*)
Melibatkan siswa
Melayani kebutuhan individu
Memeriksa pemahaman
Memberi pengamatan
Memberi balikan
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
3 Kegiatan penutup
Merangkum
Menilai
Memberi tindak lanjut
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
………………….
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : SRI HERTINAH
NIM : 821 061 928
UPBJJ – UT : SERANG
Menyatakan bahwa :
Nama : JENAL MUTAKIN, S.Pd.SD
Tempat Mengajar : SDN PANGKALAN II
Guru Kelas : VI (Enam)
Adalah supervisor II yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional
( PKP ).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Tangerang,
Supervisor II,
JENAL MUTAKIN, S.Pd.SDNIP. 196802131996031004
Yang membuat pernyataanMahasiswi,
SRI HERTINAHNIM. 821061928
IDENTITAS PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN
Nama Mahasiswa : SRI HERTINAH
NIM : 821061928
Program Study : S-1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Pangkalan II
Jumlah Pembelajaran : 2 Siklus Bahasa Indonesia
2 Siklus Matematika
Tempat / Tanggal Pelaksanaan : SDN Pangkalan II Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang
Masalah yang menjadi focus perbaikan :
1. Bahasa Indonesia
2. Matematika
Lampiran 1
Format Kesediaan Sebagai Supervisor II dalam
Penyelenggaraan PKP
Kepada
Kepala UPBJJ Serang
Di Serang
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : JENAL MUTAKIN, S.Pd.SD
NIP : 196802131996031004
Tempat Mengajar : SDN Pangkalan II
Alamat Sekolah : Jl. Raya Tanjung Pasir Km.2
Telephone : 081911095794
Menyatakan bersedia sebagai Supervisor II untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP
atas nama :
Nama : SRI HERTINAH
NIM : 821061928
Program Studi : S.I PGSD
Tempat Mengajar : SDN. Pangkalan II
Alamat Sekolah : Jl. Raya Tanjung Pasir Km.2
Telephone : 021-99231649
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SRI SUWATI
Tangerang, 2012
Supervisor II,
JENAL MUTAKIN, S.Pd.SD
NIP. 195312281975122001 NIP. 196802131996031004
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Kurikulum Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem, artinya kurikulum merupakan
suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen dimana antara
komponen yang satu dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan kurikulum menggambarkan
kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan.
Secara sederhana kurikulum diangggap sebagai sejumlah mata pelajaran (subject)
yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh ijazah. Sedangkan dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua
pengalaman belajar (learning experience) yang dialami siswa dan mempengaruhi
perkembangan pribadinya.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
bagi pihak pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Seperti guru,
kepalas sekolah, pengawas orang tua, masyarakat dan siswa itu sendiri.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan
suatu rencana tertulis yang digunakan untuk memperlancar proses belajar mengajar.
Dalam kurikulum 2006 pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan
menemukan serta menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia dicurahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan baik dan
benar baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia indonesia.
Pengajaran bahasa indonesia dapat dilihat sebagai suatu sistem dan proses. Suatu
sistem, pengajaran bahasa indonesia mempunyai komponen yang satu sama lain saling
berhubungan. Sebagai suatu proses pengajaran bahasa indonesia akan mengalami
perbaikan dan penyempurnaan yang orientasinya adalah peningkatan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk peningkatan tersebut adalah pengembangan kualitas dan kuantitas
pengajaran bahasa indonesia yang didasarkan pada kurikulum, tenaga pengajar,
pengajaran dan metode pengajaran dan siswa.
Pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan baik dan benar serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia–manusia indonesia.
Dalam kurikulum 2006, mata pelajaran bahasa indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta
kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia indonesia
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia kelas I mencakup :
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1. Memahami
bunyi bahasa, perintah
dan dongeng yang
dilisankan
1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa
1.2 Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah
artau petunjuk sederhana
1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
Berbicara
2. Mengungkap
kan pikiran perasaan
dan informasi secara
lisan dengan perkenalan
dan tegur sapa,
pengenalan benda dan
fungsi anggota tubuh
dan deklamasi
2.1 Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat
sederhana dan bahasa yang santun
2.2 Menyapa orang lain dengan menggunakan
kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang
santun
2.3 Mendeskripsikan benda benda disekitar dan
fungsi anggota tubuh dengan kalimat
sederhana
2.4 Mendeklamasikan puisi anak dengan lafal
intonasi yang sesuai
Membaca
3. Memahami
teks pendek dengan
membaca nyaring
3.1 Membaca nyaring suku kata dengan lafal
yang tepat
3.2 Membaca nyaring kalimat sederhana
dengan lafal danintonasi yang tepat
Menulis
4. Menulis
permulaan dengan
menjiplak, menebalkan,
mencontoh, mlengkapi
dan menyalin
4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar,
lingkaran dan bentuk huruf
4.2 Menebalkan berbagai bentuk gambar,
lingkaran dan bentuk huruf
4.3 Mencontoh huruf, kata atau kalimat
sederhana dari buku atau papan tulis dengan
benar
4.4 Melengkapi kalimat yang belum selesai
berdasarkan gambar
4.4 Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf
Lepas
C. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Belajar
Secara tradisional belajar dapat diartikan sebagai upaya untuk menambah dan
mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Sedangkan secara modern belajar adalah
suatu proses kegiatan yang membawa perubahan tingkah laku pada individu dalam
pengetahuan keterampilan dan sikap dengan aktifitas siswa sendiri. Perubahan tersebut
mencakup perubahan Kognitif (Pengetahuan), Afektif (Sikap) dan Psikomotorik
(Keterampilan).
Menurut Watson adalah proses relasi antara stimulus dan respon (SR), Fontasna
(1981 :1.18), mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relative
tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.
Gagne (1985 : 1.18) menyatakan bahwa belajar adalah alat perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Perubahan
kemampuan yang dimaksud adalah :
a. Kemampuan keterampilan intelektual mencakup sejumlah pengetahuan mulai
dari membaca, menulis, berhitung sampai pada pemikiran yang bersifat rumit.
b. Kemampuan strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam
arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah.
c. Informasi verbal menjelaskan pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,
Keterampilan yang diperoleh disekolah antara lain keterampilan menulis,
mengetik, menggunakan jangka, dan lain sebagainya.
d. Sikap nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional yang dimiliki
seseorang atau kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang atau
kejadian.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan yang menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Pengertian Mengajar
T.Raka Joni (1985) mengemukakan bahwa mengajar adalah sebagai pencipta
suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta diidik /siswa
disekolah. Selain itu mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda
melalui lembaga pendidikan sekolah.
Berdasarkan pengertian–pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah proses menyampaikan keterampilan dan penanaman sikap-sikap dari guru kepada
peserta didik.
3. Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar.
pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru (Pengajar) dan siswa
(Pembelajar).
Syamsu, dkk (1992: 2) mengemukakan bahwa “….pembelajaran adalah suatu
rangkaian aktifitas (Kegiatan individu siswa dalam wujud interaksi dinamis untuk
mencapai perubahan perilaku pribadinya…..”
Menurut Gagne,Briggs dan Wager (1992 : 1.19) menyatakan pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa.
Pembelajaran adalah upaya mengorganisir lingkungan untuk menciptakan kondisi
belajar bagi peserta didik.
Dari pengertian–pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
setiap upaya yang sistematis dan sengaja yang dilakukan oleh pendidik untuk
menciptakan kondisi agar peserta didik dapat melakukan belajar
Secara universal, Bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya
ujaran. Bahasa merupakaan alat bantu komunikasi antara anggota masyarakat berupa
lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan
sebagai alat komunkasi antara anggota masyarakat terbagi atas 2 unsur utama yakni
bentuk dan makna (isi).
Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar secara lisan maupun tulis.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan keterampilan guru dalam
menentukan dan memilih metode yang tepat yang sesuai dengan karakterisitik serta
kebutuhan perkembangan peserta didik.
Pengajaran bahasa indonesia yang dilaksanakan dengan baik dapat memberikan
banyak manfaat pendidikan yang luar biasa. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
1.) Manfaat akademis
Pengajaran bahasa indonesia yang baik dpat menjadikan siswa mahir berbahasa
Indonesia. Karena, bahasa indonesia merupakan bahasa pengantar semua mata pelajaran.
Siswa yang mahir berbahasa indonesia akan lebih mudah dan lebih cepat dalam belajar.
2.) Manfaat Sosial
Pengajaran bahasa Indonesia yang baik dapat menjadikan siswanya gemar
membaca. Sehingga mereka dapat menemukan kesenangan atau rekreasi dari bacaan
tersebut.
Mengingat pentingnya serta banyak manfaat yang diambil dari pembelajaran
bahasa indonesia, maka perlu dikembangkan pengajaran bahasa Indonesia yang salah
satunya pemilihan metode serta alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
bahasa indonesia khususnya kelas rendah (Kelas I). Mengingat kelas I merupakan awal
mula pendidikan formal yang akan menentukan keberhasilan pendidikan pada tingkatan
selanjutnya.
D. Perkembangan Bahasa Anak
Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba tiba atau sekaligus .Tetapi
bertahap, kemampuan berbahasa mereka seiring perkembangan fisik, mental, intelektual
dan sosialnya. Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau
suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi atau ucapan yang sederhana menuju
tuturan yang kompleks.
Perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam menguasai kosa kata,
ucapan, susunan kalimat dan etika pengucapannya. Sesuai dengan usia kronologisnya.
Tahapan perkembangan bahasa anak terdiri dari :
1.) Tahapan Pralinguistik / Masa Meraba ( 0 – 12 Bulan )
Tahap Pralinguistik berlangsung pada usia 0 – 12 bulan . Pada tahapan ini, bunyi bunyi
bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi-bunyi yang dihasilkan berupa
vokal atau konsonan tertentu. Tetapi, tidak mengacu pada kata atau makna tertentu
(Tarigan, 1988; Tarigan, dkk : 1998 ; Ellies, dkk : 1989).
2.) Tahap Satu Kata ( 12 – 18 Bulan )
Pada masa ini, anak sudah mulai menggunakan satu kata yang memiliki arti yang
mewakili keseluruhan idenya.
3.) Tahap Satu Kata ( 18 – 24 Bulan )
Pada tahap ini kosa kata dan gramatik anak berkembang cepat.
4.) Tahap Banyak Kata ( 3 – 5 tahun )
Pada tahapan ini bahasa Indonesia telah menyerupai bahasa orang dewasa bahkan anak
telah mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara untuk berbagai keperluan,
termasuk bercanda atau menghibur (Tompkins dan Hoslisson, 1995 : 1.12)
Ross dan Roe (Zohdi dan Budi Asih, 1997 ) membagi fase atau tahapan
perkembangan bahas anak sebagai berikut :
- Tahap Fonologis ( 0 – 2 tahun )
Pada masa ini, anak mulai mampu bermain dengan bunyi-bunyi bahasa mulai dari
mengoceh sampai menyebut kata–kata sederhana
- Tahap Sintaktik ( 2 - 7 Tahun )
Kemampuan bahasa anak pada tahapan ini yaitu anak mampu menggunakan
kesadaran gramatis dan berbicara mengunakan kalimat
- Fase Semantik ( 7 – 11 Tahun )
Pada fase ini, anak dapat membedakan kata sebagai symbol dan konsep yang
terkandung dalam kata
E. Pembelajaran Membaca Permulaan di Sekolah Dasar
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Menurut Henny Guntur
Taridan (1985: 2) membaca adalah proses perolehan pesan yang disampaikan oleh
seorang penulis melalui tulisan.
Klein daam Fraida mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu proses
dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimilki oleh pembaca
mempunyai peran yang utama dalam membentuk makna.
Merrie Jay (1992), membaca diartikan sebagai peroleh pesan, aktifitas,
memecahkan masalah dimana pertumbuhan kekuatan dan fleksibilitasnya, semakin
banyak dengan di praktekan.
Berdasarkan uraian uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang tidak hanya melibatkan tulisan saja, tetapi melibatkan
aktifitas visual, berfikir, psikolinguitik dan metakognitif.
F. Strategi Pembelajaran Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar
Salah satu faktor keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Strategi tersebut salah satunya
mencakup pemilihan metode yang tepat yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman
serta perkembangan peserta didik. Begitu pula dengan pembelajaran membaca permulaan
yang pembelajarannya diberikan dikelas rendah Sekolah Dasar (Kelas I sampai dengan
kelas III). Penekanan pembelajaran membaca dikelas rendah adalah melatih kemampuan
membaca siswa dalam membaca, teknik atau membaca nyaring. Membaca nyaring
merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan vokalisasi. Membaca nyaring
sangat penting dilakukan dikelas rendah karena bertujuan untuk melatih peserta didik
menyimak, berbicara dan menulis.
Pengajaran membaca permulaan bertujuaan agar siswa memiliki pengetahuan
dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membaca bahasa Indonesia.
Pengajaran membaca permulaan dapat diawali dengan diajarkan sistem bunyi-
bunyian yang terdapat dalam bahasa, pola tata bahasa sederhana, kosa kata, makna kata
yang berhubungan dengan kalimat maupun wacana.
G. Metode Pengajaran Membaca Permulaan
Dalam dunia pengajaran metode dapat diartikan sebagai rencana penyajian bahan
yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Selain
itu, metode merupakan cara untuk mempelajari materi agar mencapai tujuan.
Dalam pengajaran membaca permulaan. Ada beberapa metode tayang dapat
diterapkan antara lain :
1. Metode Demonstrasi
Sarjaya (1998 / 1999) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan pada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang yang
berakhir dalama topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
Tujuan penggunaan metode demonstrasi adalah :
- Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa
- Mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa
- Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara bersama- sama
2. Metode Penugasan
Menurut Sagala (2006) metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar,
dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru.
Tujuan penggunaan metode pemberian tugas adalah :
- Untuk memperdalam bahan ajar yang ada
- Untuk mengecek penugasan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari
- Untuk membuat siswa aktif belajar, baik secara individu mapun kelompok.
3. Metode Struktur Analisis Sintetis (SAS)
Metode SAS adalah suatu metode yang memulai pengajaran dengan menampilkan
struktur kalimat secara urut, kemudian dianalisis dan pada akhirnya dikembalikan ke
bentuk semula.
Proses penganalisaan dalam pembelajaran membaca permulaan dengan metode
SAS, meliputi :
- Kalimat Menjadi kata
- Kata menjadi suku kata
- Suku kata menjadi huruf
Manfaat metode SAS dalam pembelajaran membaca permulaan anatara lain :
- Metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang
satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat.
Kalimat dibentuk oleh satuan–satuan bahasa dibawahnya .yakni Kata, Suku kata
dan huruf.
- Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman
bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya.
- Metode ini sesuai dengan prinsip inquiri (menemukan sendiri). Murid mengenal
dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.
Dengan begitu, anak akan merasa lebih percaya diri, atas kemampuannya sendiri
sehingga akan membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar.
H. Peran Media Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan
1. Pengertian Media
Secara etimologi kata “Media” berasal dari bahasa latin “medium”, artinya
perantara atau perjalanan. Secara umum media diartikan sebagai sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima.
Gagne dan Briggs (dikutip Arsyad, 2002) menyatakan bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran.
AECT (Association of Education and Communication Technology), 1977
menyebutkan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
Depdiknas (2003) dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah media
pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
yang sudah dirumuskan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media adalah
komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi dilingkungan
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum, fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Dalam proses
pembelajaran, fungsi media adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta hasil nya lebih baik.
Enoch (1992), Fungsi media pembelajaran antara lain :
- Membangkitkan rasa ingin tahu dan minat.
- Membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar.
- Dapat mempengaruhi psikologi siswa.
- Membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman.
- Menyajikan materi data dengan menarik.
- Memudahkan menafsirkan data dan memadatkan informasi.
Kemp dan Dayton (1985), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebagai
berikut :
- Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
- Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
- Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
- Pemakaian waktu dan tenaga lebih efisien.
- Kualitas hasil belajar siswa meningkat.
- Proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
- Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar.
- Mengubah peran guru ke arah yag lebih positif dan produktif.
Hafni (1985) menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran, khususnya media
audio visual, bukan saja sekedar menyalurkan pesan. Melainkan juga membantu
menyederhanakan proses penerimaan pesan yang sulit sehingga proses komunikasi
menjadi lancar tanpa distorsi :
Kaufman (1972), menyatakan bahwa media visual memiliki empat fungsi yaitu :
(1) Fungsi Atensi, yaitu dapat menarik atau mengarahkan perhatian siswa agar
berkonsentrsi pada isi pembelajaran yang terkandung dalam media visual
(2) Fungsi Afektif, yaitu dapat digunakan untuk menciptakan rasa senang atau
kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran
(3) Fungsi Kognitif, yaitu fungsi yang dapat mempermudah siswa dalam memahami
pesan atau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran
(4) Fungsi Kopensatoris, yaitu fungsi yang dapat mengakomodasi siswa yang lemah
dalam menerima isi pembelajaran.
3. Jenis Media Pembelajaran
Gerlach (1971) mengklasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan,
yatu :
a. Media Tradisional yang meliputi :
- Media visual diam yang diproyeksikan, Media visual diam yang tidak
diproyeksikan misalkan gambar poster, foto, chart, grafik, diagram, papan info,
dan papan buku.
- Audio, contohnya radio, piringan hitam dan tape recorder : multimedia contohnya
: tape recorder dan multi image. Media visual yang diproyeksikan contohnya :
Film, televisi dan media.
- Media cetak, contohnya : buku teks, modul, workbook, majalah dan hand out
- Media permainan , misalnya teka teki dan simulasi
- Medai realita, misalnya : model, manipulatif seperti boneka dan peta.
b. Media dengan teknologi mutakhir, meliputi 2 jenis, yaitu :
- Media berbasis mikroprosesor, contohnya : komputer – assted instruction,
permainan, system tutor intelejen, interaktif, hypermedia, CD
- Medai berbasis telekomunikasi, contohnya teleconference dan kuliah jarak jauh.
Atmohoetomo (dalam Ruhari : 1997) mengklasifikasi media pembelajaran
menjadi :
- Media Visual (yang dapat dilihat)
- Media Audio (yang didengar)
- Media Audio Visual (dapat didengar & dilihat)
I. Alasan Perlunya Media Dalam Pengajaran Membaca Permulaan
Penggunaan media dalam pengajaran membaca permulaan sangat diperlukan
karena dengan pengunaan media khususnya media visual diharapkan :
- Imajinasi anak terangsang
- Optimalisasi Panca indera anak dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar,
panca indera dan seluruh kesanggupan seorang anak didik perlu dirangsang,
digunakan dan dilibatkan. Sehingga mereka tak hanya mampu mengetahui,
melainkan juga dapat memahami, mengingat, menganalisa dan melakukan
kembali kembali setiap peragaan yang dilakukan guru denan baik dan benar serta
kemampuan lainya yang bersifat kognis, afeksi, dan psikomotorik. Hasil
penelitian membuktikan bahwa 11% pengetahuan seseorang, yang diperoleh dari
pendengaran dan 83% dari penglihatan sedangkan 20% kemampuan daya ingat
diperoleh dari penggunaan pendengaran, dan 50% dari apa yang dilihat.
- Penggunaan media sederhana mampu merangsang imajinasi anak dan
memberikan kesan yang dalam jika diciptakan dan digunakan secara seimbang
dan sesuai dengan materi pelajaran.
- Mencegah verbalisme, memperbesar minat perhatian siswa pengalaman belajar
lebih nyata, pemikiran yang teratur, menghemat waktu belajar dan memantapkan
hasil.
Selain itu, alasan penggunaan media gambar dengan tema “Keluarga” akan
membuat pembelajaran lebih bermakna, karena keluarga merupakan lingkungan terdekat
dengan peserta didik.
Catatan :
Tanda huruf merah sempurnakan
Urutkan sesuai sistimatika
Ikuti sistmatika yang ada di panduan PKP atau yang telah kita sepakati (Tanya
teman), waktu dijelaskan tidak diperhatian)
Contoh BAB II apakah ada sub A, B. dstnya lihat di Panduan PKP atau sesuai
sistematika yang telah disepakati. Tanya teman yang lain atau Mas Bambang