bab i pendahuluan - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “asywa>k” karya qutb...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan replika dari kehidupan sosial (Wellek dan Warren, 1993:109). Salah satu karya sastra khususnya genre prosa yang banyak digandrungi dan popular adalah novel. Patterson (dalam Manshur, 2011:23) mendefinisikan novel, “adalah ungkapan hati penulisnya dalam melihat makna kehidupan dan identitas dirinya serta berfungsi membangkitkan kesadaran masyarakatnya untuk mengungkapkan aspirasi dan meraih kebebasan”. Kata novel sendiri berasal dari bahasa Latin novellus yang diturunkan dari kata novies yang berarti “baru”. Dalam “The American College Dictionary”, novel adalah suatu cerita prosa fiktif dengan panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur yang agak kacau (Tarigan, 1984:164). Sebagaimana yang terdapat dalam novel “Asywa>k” karya Qutb yang terbit pada tahun 1947 sebagai objek material dalam penelitian ini. Karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan pengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi dari pengalaman pribadinya (Al-Kalidiy, 2016:163). Karya ini menarik, karena Qutb adalah seorang sastrawan yang dikenal sebagai politikus sekaligus tokoh pemuka agama. Alasan lain penelitian atas novel “Asywa>k” karena novel ini terinspirasi dari keadaan di Mesir tepatnya kota Kairo yang telah mengalami westernisasi atau mendapat pengaruh dari Barat. Al-Khalidiy (2016:214) mengatakan bahwa yang dimaksud Barat adalah Zionis, Salibis, dan penyembah

Upload: lynga

Post on 27-May-2019

266 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan replika dari kehidupan sosial (Wellek dan Warren,

1993:109). Salah satu karya sastra khususnya genre prosa yang banyak

digandrungi dan popular adalah novel. Patterson (dalam Manshur, 2011:23)

mendefinisikan novel, “adalah ungkapan hati penulisnya dalam melihat makna

kehidupan dan identitas dirinya serta berfungsi membangkitkan kesadaran

masyarakatnya untuk mengungkapkan aspirasi dan meraih kebebasan”. Kata

novel sendiri berasal dari bahasa Latin novellus yang diturunkan dari kata novies

yang berarti “baru”. Dalam “The American College Dictionary”, novel adalah

suatu cerita prosa fiktif dengan panjang tertentu yang melukiskan para tokoh,

gerak, serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur yang

agak kacau (Tarigan, 1984:164). Sebagaimana yang terdapat dalam novel

“Asywa>k” karya Qutb yang terbit pada tahun 1947 sebagai objek material dalam

penelitian ini.

Karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan

pengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi

dari pengalaman pribadinya (Al-Kalidiy, 2016:163). Karya ini menarik, karena

Qutb adalah seorang sastrawan yang dikenal sebagai politikus sekaligus tokoh

pemuka agama. Alasan lain penelitian atas novel “Asywa>k” karena novel ini

terinspirasi dari keadaan di Mesir tepatnya kota Kairo yang telah mengalami

westernisasi atau mendapat pengaruh dari Barat. Al-Khalidiy (2016:214)

mengatakan bahwa yang dimaksud Barat adalah Zionis, Salibis, dan penyembah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

2

berhala. Adapun Anh (1985:42) menyebut Barat adalah orang-orang Amerika

Serikat (AS) sebab sebagai negara paling menonjol yang telah memperkaya

pusaka orang Eropa di masa renaissance. Tidak dapat dipungkiri bahwa

perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kebangkitan peradaban

Barat telah memberikan pengaruh yang besar dalam berbagai bidang (Quthb,

1985:31). Masyarakat Amerika Serikat (AS) memiliki sebuah kebiasaan hidup

bertolak belakang dengan budaya Timur Tengah, mulai dari kesusastraan, seni

musik, sampai dalam hal kebiasaan hidup. Di Amerika Serikat kita akan melihat

keadaan sosial masyarakat dan kebudayaan yang berbeda dengan Timur Tengah.

Iklim Islam memenuhi rongga kehidupan dalam dunia Timur Tengah, sedangkan

masyarakat di AS mengandalkan kebebasan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Tomassow bahwa kebiasaan hidup masyarakat Amerika Serikat adalah

mengandalkan kebebasan (1986:59). Penduduk Amerika Serikat juga dikenal

membeda-bedakan warna kulit. Orang berkulit putih dianggap lebih tinggi

dibandingkan kulit hitam. Bahkan beberapa fasilitas umum bertuliskan “Whites

Only” yang artinya fasilitas tersebut hanya boleh digunakan orang berkulit putih

(Smith, 2005:82).

Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin canggih, menjadikan dunia

semakin dekat dan sempit. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah globalisasi.

Beberapa aspek dalam kehidupan seperti perilaku dan budaya satu negara dengan

lainnya saling mempengaruhi (Azwar, 1998:60). Menurut Smith dalam buku

berjudul Islam in America, Islam di Amerika Serikat telah masuk pada akhir abad

ke-19. Hal ini dimulai ketika orang-orang Muslim bermigrasi dari berbagai negara

di Timur Tengah, seperti Syria, Yordania, Palestina, dan Libanon. Smith juga

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

3

berpendapat Islam berkembang pada abad ke-20 dengan ditandai kedatangan

orang-orang Muslim Sunni, Syi’ah, Durze, dan Alawi (2015:76). Meskipun

demikian, banyak pemuda Muslim yang tumbuh di AS jauh dari agama karena

akulturasi (Smith, 2015:82). Keadaan Islam di AS dibanding negara tempat

kelahiran Qutb yaitu Mesir berbeda. Perbedaan ini dilihat dari Islam sebagai

agama mayoritas di Timur Tengah, namun di Amerika Islam merupakan agama

minoritas.

Adapun di Timur Tengah, dengan adanya globalisasi, modernisasi

komunikasi pada gilirannya berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan sosial.

Dunia semakin dekat dan sempit serta media komunikasi semakin dominan

sehingga menentukan corak dan warna manusia, baik sebagai sebagai individu

maupun makhluk sosial. Gaya hidup, selera, nilai-nilai, norma, dan banyak aspek

kepribadian manusia dibentuk oleh televisi, radio, majalah, dan pesan-pesan yang

disuapi orasi politik, serta pesan ideologi dalam berbagai sarana. Pergaulan bebas

menjadi dampak sebab adanya globalisasi (Azwar, 1998:60). Dengan kata lain,

Timur Tengah telah mengalami westernisasi atau terpengaruh oleh budaya Barat,

seperti yang digambarkan dalam novel “Asywa>k” karya Qutb.

“Asywa>k” adalah kisah penuh hikmah yang dibukukkan melalui novel

bergenre roman. Novel merupakan karya fiksi berbentuk prosa yang mengandung

keindahan serta syarat akan makna. Kaitan karya sastra dengan sosial masyarakat

juga sangat terlihat dalam novel ini. Budaya masyarakat antara Timur Tengah dan

Amerika Serikat tidak terlepas dari penciptaan karya. Latar cerita adalah di Mesir,

sebuah negeri yang telah diakui sebagai pusat budaya dan politikal utama wilayah

Arab dan Timur Tengah. Peradaban dunia yang terkenal dengan monumen

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

4

termegah dunia seperti Piramid Giza, Kuil Karnak, Lembah Raja, serta Kuil

Ramses (Salim dan Sahr, 2015:16). Selain itu, Mesir juga dikenal kaya akan

kesusastraannya. Berbagai julukan lain juga telah tersemat bagi Mesir; Negeri

Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah (Nafi dan Adawiyah,

2013:4).

Penulis novel “Asywa>k” bernama lengkap Ibrahim Husain Shadhili Sayyid

Qutb, lahir pada 9 Oktober 1906 di Musyah, Asyuth, Mesir (‘Imarah, 2009:273).

Adapun karya sastra yang ditulis Qutb adalah Al-Atyaf al-Arba’ah, Al-Madinah

al-Masurah, Muhimmat al-Syi’r fi al-Haya>h (1933), Naqd Mustaqbal al-Tsaqa>fah

fi> Misr (1939) dan Asywa>k (1947). Novel “Asywa>k” ditulis oleh Qutb sebelum

dia bergabung dalam gerakan Ikhwanul Muslimin. Beberapa karya lain Qutb yang

terkenal adalah: “di bawah naungan al-Qur’an” (tafsir fi< dzila>l al-Qur'an),

“petunjuk jalan” (ma'alim fi< thariq), “representasi artistik dalam al-Qur’an” (al-

tashwi>r al-fanni fi al-Qur`an), “keadilan sosial dalam Islam” (‘al-adalah al-

ijtima’iyyah fi al-Islam), “peperangan antara Islam dan kapitalisme” (‘ma’rakah

al-Islam wa ar-ra’s al-maliyyah’), “inilah Islam” (ha>dza al-di>n), “masa depan

Islam” (al-mustaqbal li ha>dza al-di>n), “karakteristik pandangan Islam” (khasha>'is

al-tashawwur al-Isla>mi wa muqawwimâtihi’), “Islam dan persoalan peradaban”

(al-Isla>m wa musykilah al-hadha>rah) (al-Khalidiy, 2016:31, 250, ‘Imarah,

2004:275).

Masa hidup Qutb dihabiskan dengan mendalami agama, menulis, bersyair,

serta menjadi tenaga pendidik. Pada tahun 1940 banyak karyanya yang menjadi

acuan resmi sekolah, kampus, dan universitas. Pada era 1950 sampai 1960 Qutb

adalah anggota utama Ikhwanul Muslimin Mesir. Resikonya Qutb behadapan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

5

dengan rezim sekuler yang menindas gerakan kritis serta masuk penjara tiga kali.

Pada tahun 1966 dia dituduh terlibat dalam rencana pembunuhan presiden Mesir

Gamal Abdel Nasser dan dieksekusi dengan cara digantung, pada 29 Agustus

1966 pada usia 59 tahun (‘Imarah, 2009:274-277).

Penelitian tentang novel “Asywa>k” pernah dilaksanakan oleh peneliti

sebelumnya yakni Kholifiyannida (2012) dalam skripsinya yang berjudul Fi’l

Kalam al-Inkari fil Riwayat Asywak li Syayyid Qutb Dirasah Tahliliyah

Tadaawliyah. Dalam penelitiannya, Kholifiyannida membahas bagaimana bentuk

lingual tindak tutur penolakan dalam novel “Asywa>k” karya Qutb. Hasil analisis

penelitian Kholiyannida yaitu: (a) terdapat bentuk-bentuk lingual tindak tutur

penolakan dalam novel “Asywa>k” karya Qutb yang bermodus kalimat deklaratif,

interogatif, imperatif, langsung, tidak langsung, literal, dan non literal, (b) terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pemilihan bentuk-bentuk tindak tutur

penolakan dalam novel “Asywa>k” karya Qutb yang meliputi; faktor peserta tutur

yang melibatkan penutur, mitra tutur, dan peserta tutur ketiga; faktor situasi tutur

atau setting, meliputi: waktu dan tempat terjadinya peristiwa tutur, (c) terdapat

fungsi-fungsi tindak tutur penolakan dalam novel “Asywa>k” karya Qutb dengan

menyebutkan fungsi lain seperti menyindir dan merajuk.

Kedua, Hayati (2012) dalam skripsinya berjudul Naqd al-Tarjamah al-

Indonesiyah li Riwayat Asywak li Sayyid Qutb. Hayati meneliti tentang bagaimana

kesalahan terjemahan novel “Asywa>k” karya Qutb yang dialih bahasakan dari

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan judul buku “Bidadari yang

Hilang”. Hasil penelitian Hayati yakni ditemukan kesalahan penerjemahan novel

“Asywa>k” dari beberapa aspek: (1) aspek kata (makna refrensial leksikal), (2)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

6

aspek gramatikal, seperti dalam memahami dhamir, mutakallim dan mukhatab,

(3) aspek penghilangan kosa kata dalam sejumlah kalimat panjang dan kalimat

yang menggambarkan suasana tertentu (ekspresi). Kesalahan-kesalahan tersebut

menyebabkan kelenyapan suasana yang ingin dibidik oleh teks sumber dan

mengakibatkan alur cerita menjadi kabur termasuk pesan di dalamnya dan jauh

dari maksud teks sumber.

Ketiga, penelitan oleh Taspirin (2006) dalam skripsinya yang berjudul Unsur-

Unsur Romantisme dalam Novel Asywak Karya Sayyid Qutb. Masalah yang

dibahas adalah bagaimana unsur-unsur romantisme dalam dalam novel “Asywa>k”

karya Qutb. Hasil penelitian Taspirin menunjukkan bahwa novel “Asywa>k” karya

Qutb merupakan novel bercorak romantik, dengan memuat beberapa unsur

penting romantisme di dalam tema dan unsur-unsur intrinsik lainnya. Pertama,

dalam tema: (1) terdapat gagasan obsesi dan kerinduan yang besar terhadap masa

lalu, (2) ketiadaan batas yang jelas antara mimpi dan realitas, (3) cinta yang

melankolis dan idealis, (4) celaan terhadap kehidupan perkotaan serta kecintaan

terhadap alam pedesaan. Kedua, isi cerita didominasi oleh sikap melankolis dan

idealis dalam percintaan. Ketiga, dalam penokohan memuat unsur-unsur

romantisme pada karakter tokoh-tokohnya.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penelitian dengan objek “Asywa>k”

karya Qutb kajian sosiologi sastra belum pernah dilakukan. Hal ini mendorong

penulis untuk meneliti menggunakan kajian tersebut khususnya sosiologi

pengarang dan sosiologi karya sastra, serta membahas tentang pergaulan bebas di

Mesir yang digambarkan dalam novel “Asywa>k” karya Qutb.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

7

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah struktur teks novel “Asywa>k” karya Sayyid Qutb?

2. Bagaimanakah pergaulan bebas di Mesir pada novel “Asywa>k” karya

Sayyid Qutb berdasarkan sosiologi pengarang dan sosiologi karya

sastra?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguraikan dan mendeskripsikan struktur teks novel “Asywa>k” karya

Sayyid Qutb.

2. Mengungkapkan dan mendeskripsikan pergaulan bebas di Mesir pada

novel “Asywa>k” karya Sayyid Qutb berdasarkan sosiologi pengarang

dan sosiologi karya sastra.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu

teoretis dan praktis:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam studi sastra terutama

Sastra Arab. Selain itu, diharapkan bisa menambah wawasan mengenai

penelitian terhadap novel Qutb yang berjudul “Asywa>k” menggunakan

pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi pengarang dan

sosiologi karya sastra.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

8

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

pembaca mengenai fenomena pergaulan bebas masyarakat Mesir yang

dipresentasikan melalui tokoh-tokoh dalam novel. Sehingga dapat

diambil solusi terbaik dan pencegahan untuk diambil sebagai sebuah

keputusan dari pergaulan bebas tersebut.

E. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk mempermudah jalannya penelitian

agar lebih efektif dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Adapun

pembatasan masalah dalam penelitian ini yakni: Pertama, deskripsi struktur teks

dalam novel “Asywa>k” karya Qutb adalah memanfaatkan teori struktural Badr

(1411 H/ 1991 M) meliputi: peristiwa (al-achda>ts), penokohan (asy-

syakhsiyyah), alur (al-habkah), latar (al-bi’ah), dan tema (al-fikrah). Kedua,

deskripsi pergaulan bebas dalam novel “Asywa>k” karya Qutb dibatasi

pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di Mesir dengan menggunakan

analisis sosiologi sastra yaitu sosiologi pengarang dan sosiologi karya sastra.

Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dalam kurun waktu tahun

1906-1947, tahun dimana Qutb lahir sampai novel “Asywa>k” diterbitkan.

F. Landasan Teori

Penelitian ini terpusat pada realitas sosial dalam novel “Asywa>k” karya

Sayyid Qutb yakni mengenai pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

9

Penelitian ini memanfaatkan tiga teori, yakni teori Badr (1411 H/ 1991 M),

teori sosiologi sastra, dan teori pergaulan bebas.

1. Teori Struktural

Pendekatan struktural merupakan pendekatan awal dalam penelitian sastra.

Pendekatan struktural penting bagi sebuah analisis karya sastra, sebab karya

sastra dibangun oleh unsur-unsur yang membentuknya. Unsur-unsur instrinsik

prosa menurut Badr (1411 H/ 1991 M) terdiri atas peristiwa (al-achda>ts),

penokohan (asy-syakhshiyyah), alur (al-habkah), latar (al-bi’ah), dan tema (al-

fikrah).

a. Peristiwa (al-achda>ts)

Al-achdat>s adalah rangkaian peristiwa yang diungkapkan dalam

novel atau satu peristiwa yang diungkapkan dalam cerita pendek (Badr,

1411:176).

b. Penokohan (asy-syakhsiyyah)

Asy-syakhshiyyah merupakan mereka yang menghidupkan dan

berpengaruh di dalam peristiwa, menunjukkan kisah sebagai model dari

karakter manusia yang bervariasi. Sebagian mereka berkarakter baik,

sebagian berkarakter buruk, dan sebagian yang lain memiliki karakter

campuran antara keduanya. Karakter tersebut fleksibel sesuai jalan

cerita. Peran tokoh penting, karena mewakili pengarang menjalankan

cerita dari awal sampai akhir (Badr, 1411:176).

c. Alur (al-habkah)

Al-habkah yakni alur atau gaya kesenian yang membangun kisah.

Alur dijalankan oleh peristiwa dan tokoh. Penulis menjadikan rangkaian

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

10

peristiwa yang kompleks, diperumit sedikit demi sedikit sampai

mencapai puncak (klimaks). Setelah itu cerita menuntut adanya solusi

yang kebanyakan hal itu akan menjadi ending cerita. Alur merupakan

unsur yang menjadikan peristiwa dalam cerita menjadi menarik dan

mendebarkan hati, serta menggabungkan peristiwa pertama dengan

peristiwa setelahnya agar tidak menyimpang (Badr, 1411:176).

d. Latar (al-bi’ah)

Al-bi’ah adalah tempat dan waktu yang tepat di dalam peristiwa

yang sedang berlangsung. Misalnya penulis menceritakan peristiwa

yang terjadi di Mekah pada masa awal hijriyah, maka untuk mengetahui

hal itu dengan baik, dilukiskan mengenai rumah-rumahnya, jalanannya,

pasar-pasar, pakaian yang dikenakan masyarakatnya, serta hal-hal

lainnya. Menggambarkan peristiwa-peristiwa di masa modern

digambarkan dengan waktu dan tempat yang teliti akan menjadikan alur

yang berkesan (Badr, 1411:177).

e. Tema (al-fikrah)

Al-fikrah merupakan isu atau gagasan yang dihadirkan di dalam

cerita. Gagasan atau yang biasa disebut tema menjadi pelengkap dari

peristiwa dan penokohan. Untuk menemukan tema tidak hanya dengan

satu atau beberapa frase, tetapi dapat dipahami dengan jalan membaca

cerita secara keseluruhan (Badr, 1411:177).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

11

Diagram 1: kerangka teori struktural Badr (1411 H/ 1991 M)

2. Teori Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari

akar kata socio (Yunani) yang memiliki arti: bersama-sama, bersatu, kawan,

teman dan logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Perubahan makna terjadi

setelah perkembangan zaman, soio atau socius berarti masyarakat, logi atau logos

berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan

(evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan

antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Adapun

sastra berasal dari kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi

petunjuk/instruksi, dan tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat

untuk mengajar, buku petunjuk, atau buku pengajaran yang baik (Ratna, 2013:1).

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan definisi sosiologi sastra yaitu: 1)

pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek

kemasyarakatannya, 2) pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan

aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya, 3) pemahaman

terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang

melatarbelakanginya, 4) pemahaman yang berkaitan dengan aspek-aspek

Teori Struktural Badr

Tema

(al-fikrah)

Latar (al-

bi’ah)

Alur (al-

habkah)

Peristiwa

(al-achda>s)

Penokohan (asy-syakhsiy-

yah)

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

12

penerbitan dan pemasaran karya, 5) analisis yang berkaitan dengan sikap-sikap

masyarakat pembaca (Ratna, 2013:2-3).

Selanjutnya, Ian Watt (1964:300-313) dalam Damono (1978:3-4)

mengklasifikasi tentang hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra dan

masyarakat dalam esainya yang berjudul “Literature an Society”. Klasifikasi

tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a) Konteks sosial pengarang: konteks sosial pengarang ada hubungan dengan

posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan

masyarakat pembaca. Dalam pokok ini termasuk juga faktor-faktor sosial

yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perseorangan di samping

mempengaruhi isi karya sastra. Pendekatan ini meliputi: faktor-faktor

yang mempengaruhi pengarang dalam menciptakan karya sastra. Faktor-

faktor tersebut antara lain mata pencaharian, profesi kepegawaian, dan

masyarakat lingkungan pengarang.

b) Sastra sebagai cermin masyarakat: maksudnya karya sastra

mengungkapkan gejala sosial masyarakat dimana karya itu tercipta dalam

sastra akan terkandung nilai moral, politik, pendidikan, dan agama dalam

sebuah masyarakat. Selain itu pandangan sosial pengarang harus

diperhitungkan apabila menilai karya sastra sebagai cermin masyarakat.

Hal pokok yang perlu mendapat perhatian adalah, 1) sejauh mana sastra

mencerminkan masyarakat pada saat karya sastra itu di buat, 2) sejauh

mana pengaruh sifat pengarang dalam mengagambarkan keadaan

masyarakat, 3) sejauh mana genre sastra yang dipakai pengarang yang

bisa dianggap mewakili seluruh masyarakat.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

13

Berdasarkan definisi dan penjelasan tersebut di atas, sastra dapat dipandang

sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis oleh pengarang pada kurun waktu

tertentu pada umumnya langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat

istiadat zaman itu (Luxemburg dalam Sangidu, 2007:41). Selanjutnya dibuat

klasifikasi masalah sosiologi sastra sebagai berikut: pertama sosiologi pengarang

yang memasalahkan status sosial, ideologi sosial, agama, dan lain-lain yang

menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra. Kedua, sosiologi karya sastra

yang memasalahkan karya sastra itu sendiri, berupa isi karya sastra, tujuan dan

apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut yang berkaitan dengan masalah

sosial. Ketiga, sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial

karya sastra (Wellek dan Warren, 1993:111-112).

a. Sosiologi Pengarang

Pembahasan mengenai masalah sosiologi pengarang adalah berkaitan

dengan diri pengarang, yaitu meliputi jenis kelamin, tempat kelahiran,

status sosial, profesi, ideologi, latar belakang, ekonomi, agama dan

keyakinan, tempat tinggal, serta kesenangan yang dimiliki pengarang

(Kasnandi dan Sutejo, 2010:59).

Ian Watt dalam esainya yang berjudul Literature and Society (1964)

(dalam Damono, 2002:4) mengatakan bahwa dalam membahas konteks

sosial pengarang kaitannya dalam masyarakat yaitu terdapat beberapa

faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam karya sastra anatara lain:

bagaimana pengarang mendapatkan mata pencaharian, apakah dia

menerima bantuan dari pengayom, dari masyarakat atau dari kerja

rangkap, bagaimana profesionalisme pengarang dalam kepengarangan,

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

14

dan masyarakat apa yang dituju oleh pengarang. Hubungan anatara

pengarang dan masyarakat adalah penting karena sering didapati bahwa

masyarakat yang dituju menentukan bentuk dan isi karya sastra.

b. Sosiologi Karya Sastra

Masalah yang berkaitan dengan sosiologi karya sastra adalah isi

karya sastra, tujuan karya sastra, dan hal-hal yang tersirat di dalam

karya tersebut serta hal yang berkaitan dengan masalah sosial. Dalam

hal ini sosiologi karya sastra dapat mencakup beberapa hal, menurut

Wellek dan Warren (dalam Kasnandi dan Sutejo, 2010:59) yaitu:

1) Aspek sosial meliputi sosial ekonomi, sosial politik, sosial

pendidikan, sosial religi, sosial budaya, dan sosial

kemasyarakatan.

2) Aspek adat istiadat meliputi tentang perkawinan, perawatan

bayi, pemujaan, dan sebagainya.

3) Aspek religius meliputi keimanan, ketakwaan, ibadah, hukum,

dan muamalah.

4) Aspek etika meliputi tentang pergaulan antara laki-laki dan

perempuan, pertemanan, bertamu, dan berkunjung.

5) Aspek moral meliputi tentang pelacuran, pemerkosaan, korupsi,

dermawan, penolong, kasih sayang, dan ketabahan.

6) Aspek nilai meliputi nilai kepahlawanan, nilai religi, nilai

persahabatan, nilai moral, nilai sosial, nilai perjuangan, dan nilai

didaktik.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

15

c. Sosiologi Pembaca

Sosiologi pembaca adalah sosiologi sastra yang mengkaitkan

pembaca hubungannya dengan pengaruh sosial karya sastra. Pembaca

sebuah karya sastra berasal dari beragam golongan, kelompok, agama, ras,

pendidikan, gender, umur, dan sebagainya. Dalam sebuah penelitian

sebuah karya sastra terhadap respon pembaca, apabila karya sastra tersebut

dianggap buruk oleh masyarakat umum atau pemerintah, bisa saja karya

sastra tersebut dilarang beredar (Damono, 2002:4).

Pembahasan pada sosiologi pembaca ini yaitu tentang segala hal yang

berkaitan dengan masalah pembaca dan dampak sosial karya sastra

terhadap masyarakatnya. Pembahasan ini dapat dikaji dari segi jenis

kelamin pembaca, status sosial pembaca, profesi pembaca, dan tendensi

pembaca (Kasnadi dan Sutejo, 2010:59).

Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi

pengarang dan sosiologi karya sastra. Hal tersebut dikarenakan

keterbatasan penulis dalam melakukan pendekatan sosiologi pembaca

yang memakan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar.

Diagram 2: kerangka teori sosiologi sastra

3. Teori Pergaulan Bebas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pergaulan dengan kata

dasar gaul memiliki arti campur, sedangkan kata pergaulan memiliki definisi

Sosiologi Sastra

Pembaca Karya Sastra Pengarang

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

16

perihal bergaul, kehidupan bermasyarakat, mempengaruhi kepribadian (KBBI,

2008:421). Pergaulan merupakan salah satu bagian dari etika. Bertens (2000:4)

mengatakan, bahwa etika adalah ilmu tentang adat kebiasaan. Dengan demikian

pergaulan dapat dikategorikan sebagai perilaku yang sudah menjadi kebiasaan.

Kebiasaan manusia dalam bertindak atau bergaul merupakan sesuatu yang

erat dengan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Skinner (dalam Suseno,

2006:160) bahwa kondisi kehidupan adalah suatu hal yang dapat

mempengaruhi tindakan. Muchsin (2002:24) juga menegaskan bahwa

lingkungan dapat mengarahkan kecenderungan manusia dalam bersikap.

Berbeda dengan pendapat tersebut, Apriliyanto (2008:27) mengatakan bahwa

terdapat dua hal yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku yaitu

lingkungan personal dan lingkungan sosial atau masyarakat: lingkungan

personal yakni diri sendiri yang meliputi pikiran, perasaan, tindakan dan

kondisi fisik, sedangkan lingkungan sosial adalah keterlibatan diri sendiri dan

orang lain yang menimbulkan dampak sebab-akibat. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi manusia dalam berperilaku adalah sebagai berikut:

a) Faktor personal meliputi: 1) faktor biologis 2) sosiopsikologis: afektif

(emosional), kognitif (intelektual), konatif (vilisional atau kebiasaan dan

kemauan manusia bertindak), 3) sosiogenetis: motif ingin tahu, motif

kompetisi, motif cinta, motif harga diri dan identitas, kebutuhan akan nilai,

kedambaan dan makna kehidupan, serta kebutuhan pemenuhan diri, 4)

sikap, 5) emosi, 6) kepercayaan, 7) kebiasaan, 8) kemauan.

b) Faktor situasional: 1) faktor ekologis: keadaam alam seperti faktor

geografis, iklim dan meteorologis, 2) faktor rancangan dan arsitektual, 3)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

17

faktor temporal, 4) suasana perilaku: efek lingkungan, 5) teknologi, 6)

faktor-faktor sosial: karakteristik populasi, struktur kelompok dan

organisasi, dan system peranan dalam masyarakat, 7) lingkungan

psikososial: sejauh mana lingkungan memuaskan dan mengecewakan bagi

diri, 8) stimulus yang mendorong dan memperteguh perilaku (Rakhmat,

2011:33-46).

Dari pemaparan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa pergaulan

merupakan hubungan dalam kehidupan bermasyarakat yang telah menjadi

bagian dari kebiasaan serta melibatkan peran individu dan lingkungan sosial.

Pergaulan bebas terdiri atas 2 (dua) kata yaitu pergaulan dan bebas. Definisi

pergaulan telah dipaparkan dalam pembahasan di atas yaitu kehidupan bergaul

(KBBI, 2008:421). Adapun “bebas” berarti tidak terikat atau tidak terbatas oleh

aturan (KBBI, 2008:154). Aturan dapat disebut juga dengan etika atau norma.

Norma dan etika adalah peraturan yang menjadi patokan atau batasan dalam

sebuah masyarakat. Dengan demikian pergaulan bebas berarti kehidupan

bergaul yang tidak terbatas oleh etika dan norma dalam sebuah masyarakat.

Aturan atau etika dalam setiap budaya atau masyarakat memiliki

karakteristik yang berbeda-beda (Bertens, 2001:14). Artinya setiap daerah atau

wilayah memiliki pengertian tersendiri dalam mengartikan pergaulan bebas.

Pergaulan dapat dikatakan bebas dilihat dari kiblat budaya yang melihatnya,

misalnya budaya Barat dan budaya Timur. Anh (1985:42) menyatakan bahwa

Barat memiliki semboyan hidup liberal yang artinya bebas. Apabila bebas

menjadi semboyan hidup di Barat, maka pergaulan bebas lebih cocok disebut

dengan kebiasaan atau budaya. Adapun belahan dunia Timur memiliki budaya

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

18

yang identik dengan sopan santun dan menjunjung moralitas serta religious

(Anh,1985:76). Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebutan pergaulan

bebas tersebut adalah dipandang dari segi kebudayaan Timur. Yakni pergaulan

yang telah menentang aturan-aturan yang melanggar etika dan norma budaya

Timur. Menurut Iswati (2012:5) Mesir merupakan kawasan Timur Tengah,

artinya batasan etika yang dimiliki cenderung pada budaya Timur. Diperkuat

dengan pendapat al-Khlidiy (2016:214) yang menyatakan bahwa Mesir adalah

belahan bagian Timur. Maka dengan demikian pergaulan yang ada di Mesir

dalam novel “Asywa>k” karya Qutb itu merupakan sebuah pergaulan bebas.

Lingkup pergaulan bebas adalah interaksi atau pergaulan antara laki-laki

dan perempuan. Rafi’udin (2007:18) menyebutkan definisi pergaulan bebas

yaitu bercampurnya secara bebas antara laki-laki dan perempuan. Adapun dari

sudut pandang budaya Timur, seorang laki-laki dan perempuan memiliki

batasan dalam berinterksi. Seperti yang dikatakan Barakat bahwa dunia Timur,

khususnya Mesir memiliki kekuatan pembentuk masyarakat berkat agama

Islam yang dianut oleh masyarakatnya (2012:161). Maka yang dimaksud

dengan pergaulan bebas adalah kehidupan bergaul antara laki-laki dan

perempuan yang bercampur dan tidak mengindahkan etika dalam Islam dan

berkiblat pada pergaulan Barat. Adapun pola-pola pergaulan dalam masyarakat

Mesir telah mengadopsi budaya Barat yang disebabkan perubahan moral

seksual (Abaza, 2006:233). Tomassow (1986:59) menerangkan bagaimana

hubungan antara laki-laki dan perempuan di Barat sebagai berikut:

a) Pergaulan laki-laki dan perempuan biasanya bebas dan membangun

hubungan yang bervariasi seperti berpacaran.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

19

b) Lawan jenis yang single bisa jadi teman dekat dan saling berbagi

masalah pribadi tanpa keterlibatan secara romantis.

c) Laki-laki dan perempuan dapat bergaul dengan intensitas yang

dikehendaki.

d) Laki-laki dan perempuan berkencan dengan dan tanpa rencana untuk

menikah. Hubungan dapat diakhiri setelah kencan ketiga atau

kencan yang berjalan mulus setelah sekian lama. Adapun waktu

yang popular untuk berkencan adalah malam Sabtu dan malam

Minggu.

e) Terdapat “traditional date” yaitu laki-laki muda dahulu yang

bertanggungjawab untuk berkencan: menelfon atau menghubungi

perempuan yang dilakukan seminggu awal sebelum berkencan.

f) Terdapat “group date” yaitu kencan secara berkelompok atau

bersama-sama untuk saling mengenal dan bersantai di malam hari.

g) Laki-laki dan perempuan yang sudah menikah kadang-kadang

menganggap masing-masing teman baiknya sama seperti suami atau

istri mereka. Mereka juga bergaul dengan lawan jenis sebagai

pasangan atau secara bebas.

Dari uraian di atas, dapat diperbandingkan dengan pola pergaulan antara

laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Mesir di era 1930-an menurut

Abaza (2006:234-235) antara lain: 1) Budaya kencan dengan lawan jenis

merupakan adopsi dari kebudayaan Barat, 2) beberapa keluarga tidak

membiarkan pasangan untuk pergi tanpa ditemani saudara laki-laki, saudara

perempuan, atau mahramnya. Adapun menurut Allen (2009:29) masyarakat

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

20

Mesir memiliki sebuah struktur sosial yang menghargai pernikahan,

“pernikahan adalah lembaga penting diantara keluarga dan organisasi sosial

(marriage is crucial link between family and social organization)”. Maka,

perilaku antara laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki batasan dalam

beberapa aspek yang telah disebutkan termasuk kategori pergaulan bebas.

Dengan demikan, dapat disimpulkan yang termasuk dalam kategori

pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang tidak sesuai dengan etika

masyarakat Mesir dalam novel “Asywa>k” yaitu: 1) berkhalwat antara laki-laki

dan perempuan, 2) memiliki anak di luar pernikahan. Berikut ini diagram kajian

pergaulan bebas novel “Asywa>k” karya Qutb:

Diagram 3: kerangka pergaulan bebas dalam novel “Asywa>k” karya Qutb

Selanjutnya, gambar diagram 3 yaitu tentang kerangka pergaulan bebas

dalam novel “Asywa>k” karya Qutb akan diuraikan lebih rinci dalam

pembahasan Bab III poin B. Diagram tersebut dibuat agar pembahasan tentang

pergaulan bebas menjadi terarah sesuai dengan data primer tekstual dalam

novel “Asywa>k” karya Qutb.

Pergaulan Bebas di Mesir dalam Novel “Asywa>k” Karya Qutb

Pergaulan Bebas antara Laki-laki dan Perempuan

Memiliki Anak di

Luar Pernikahan

Berkhalwat antara Laki-

laki dan Perempuan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

21

G. Data dan Sumber Data

1. Objek Penelitian

Sangidu (2004:61) menyatakan bahwa objek penelitian sastra adalah pokok

atau topik penelitian sastra. Objek penelitian ini terdiri atas objek formal dan

objek material. Objek formal berupa pergaulan bebas di Mesir dengan pendekatan

sosiologi pengarang dan sosiologi sastra. Objek material penelitian ini adalah

novel “Asywa>k” karya Qutb.

2. Data

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya data. Dalam penelitian sastra,

data adalah berupa verbal, yakni berwujud kata, frasa atau kalimat. Meski bersifat

verbal, namun data menyajikan daya tarik serta kaya akan kedalaman interpretasi.

Data merupakan sumber informasi yang akan diseleksi sebagai bahan analisis

(Siswantoro, 2010:70). Secara lebih terperinci, data dibagi kedalam dua bagian,

yaitu data primer dan data sekunder:

a. Data Primer

Siswantoro (2010:70) mendefinisikan data primer adalah data utama

yang diseleksi atau diperoleh langsung dari sumbernya tanpa perantara.

Data primer dibuat oleh peneliti dengan maksud khusus untuk

menyelesaikan masalah yang akan menjadi bahan penelitian (Sugiono,

2010:137). Penelitian ini memiliki data primer berupa teks, kata-kata,

kalimat, dan wacana tentang pergaulan bebas di Mesir yang terdapat dalam

novel “Asywa>k” karya Qutb.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

22

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan sebagai tambahan

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sebagai acuan penelitian

(Sugiono, 2010:137). Data ini diperoleh secara tidak langsung atau dengan

kata lain adalah melalui perantara, akan tetapi tetap bersandar pada

kategori atau parameter yang menjadi rujukan (Siswantoro, 2010:71). Data

Sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui berbagai referensi: buku,

skripsi, dan e-book yang berkaitan dengan penelitian.

3. Sumber Data

Sumber data dalam ilmu sastra adalah naskah atau teks (Ratna, 2013:47).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku, skripsi, serta

tulisan-tulisan baik dalam bentuk cetak maupun dalam media online (internet).

Hal ini diperjelas dengan rincian sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber yang menjadi rujukan utama

dalam penelitian yaitu berupa novel “Asywa>k” karya Qutb setebal 72

halaman.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari hasil

penelitian yang sudah ada, seperti buku, skripsi, dan e-book yang

membahas tentang novel “Asywa>k” karya Qutb.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

23

H. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Subana dan Sudrajat (2011:10) mengemukakan bahwa metode penelitian

adalah strategi yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Moleong (2010:6) mengartikan

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, dengan

cara mendeskripsiakan dalam kata-kata dan bahasa.

2. Teknik Penelitian

Langkah pertama yang dilakukan yakni dengan mengumpulkan data atau

disebut dengan teknik pustaka. Teknik pustaka adalah dengan menggumpulkan

data yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber

tertulis berupa buku, majalah, surat kabar, karya sastra, dan bacaan ilmiah (Satoto,

1992:42). Peneliti menggunakan novel “Asywa>k” karya Qutb sehingga

pengumpulan data berupa membaca, memahami, mencatat, mengutip setiap data-

data berupa kata-kata, kalimat dan frasa yang terdapat dalam novel tersebut.

Langkah kedua, yaitu pengolahan data yaitu data yang telah terkumpul diolah

dan dianalisa dengan beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah proses yang

berurutan dan saling berkesinambungan. Teknik analisis data dalam penelitian

kualitatif dilaksanakan secara terus menerus, sejak pengumpulan di lapangan

sampai waktu penulisan laporan penelitian (Miles dan Huberman dalam

Aminudin, 1990:18). Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

24

1) Teknik deskripsi, yaitu setelah mencatat data, peneliti selanjutnya

memberi deskripsi atau keterangan singkat seputar data tersebut untuk

mempertajam keakurtan data (Siswantoro, 2010:77). Seluruh data yang

diperoleh dalam novel “Asywa>k” karya Qutb dihubungkan dengan

persoalan struktur teks novel dan pergaulan bebas yang melanggar etika di

Mesir, kemudian dilakukan tahapan pendeskripsian.

2) Teknik klasifikasi, yaitu data-data yang telah dideskripsikan kemudian

dikelompokkan menurut kelompoknya masing-masing sesuai dengan

perumusan masalah yang ada (Siswantoro, 2010:104). Data dalam novel

“Asywa>k” karya Qutb dikelompokkan dalam kategori yang termasuk

dalam struktur novel meliputi peristiwa, penokohan, alur, latar, dan tema,

serta pergaulan bebas berdasarkan sosiologi pengarang berupa pendapat

Qutb terhadap pergaulan bebas dan sosiologi karya sastra berupa: a)

berkhalwat antara laki-laki dan perempuan, b) memiliki anak di luar

penikahan.

3) Teknik analisis, yaitu data disesuaikan dengan objek material dan masalah

yang diteliti, sehingga tidak terjadi kesulitan dalam penelitian (Sangidu,

2004:105). Semua data-data yang telah diklasifikasikan menurut struktur

teks novel dan sosiologi sastra dianalisis menggunakan pendekatan

struktural Badr selanjutnya menggunakan sosiologi sastra yaitu dengan

sosiologi pengarang dan sosiologi karya sastra.

4) Teknik interpretasi data, yaitu data ditafsirkan untuk mencari makna yang

lebih luas dan implikasi dari hasil analisis (Sangidu, 2004:74). Data-data

yang telah dianalisis dengan pendekatan struktural Badr dan sosiologi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id filepengarang, seperti novel “Asywa>k” karya Qutb yang merupakan karya inspirasi ... Para Nabi, Negeri Seribu Menara, serta Negeri Kinanah

25

pengarang serta sosiologi karya sastra, kemudian dihubungkan dengan

sumber data sekunder yaitu referensi yang berkaitan dengan novel

“Asywa>k” karya Qutb, sehingga didapat pemecahan masalah yang utuh

dan menyeluruh.

5) Teknik evaluasi, yaitu seluruh data-data yang sudah dianalisis dan

diinterpretasikan diteliti kembali, agar diperoleh penilaian yang dapat

dipertanggungjawabkan (Hutomo dalam Sangidu, 2010:74). Data-data

dalam novel “Asywa>k” karya Qutb yang telah dianalisis dan

diinterpretasikan ditinjau kembali sehingga mengurangi kesalahan dalam

penelitian.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, landasan teori, data

dan sumber data, metode dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Struktural novel “Asywa>k” karya Sayyid Qutb berisi peristiwa,

penokohan, alur, latar, dan tema.

Bab III Pergaulan bebas di Mesir pada novel “Asywa>k” karya Sayyid Qutb

berdasarkan sosiologi pengarang berisi biografi Sayyid Qutb, pendapat Sayyid

Qutb, dan pergaulan bebas di Mesir berdasarkan sosiologi karya sastra.

Bab IV Penutup berupa kesimpulan dan saran.