bab i pendahuluan - portal wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c1010028_bab1.pdf ·...

40
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Libya merupakan wilayah di Afrika Utara berbatasan dengan Laut Tengah di sebelah Utara, Mesir di sebelah Timur, Sudan di sebelah Tenggara, Chad dan Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat (Agastya, 2013:87). Negara Libya berasal dari bahasa Mesir lubu, yakni sebutan bagi orang Berber yang tinggal di sebelah barat sungai Nil, yang diadopsi oleh bahasa yunani sebagai “Libya”. Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, yang berbatasan oleh afrika utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan untuk seluruh Benua Afrika.Adapun bahasa resmi adalah Arab (2013:88). Secara historis, Libya adalah sebuah kerajaan yang didirikan pada 24 Desember 1951. Raja Idris I bertindak sebagai kepala pemerintahan. Kemudian dikuasai oleh Italia sampai Perang Dunia II. Pada 1969, setelah memimpin kudeta militer, Khadafi menjalankan sistem politik yang mengkombinasikan sosialisme dengan Islam, yang dilakukan melalui demokrasi langsung (Soyomukti, 2011:143). Libya sejatinya tidak begitu terkenal di mata dunia. Ketenarannya dimulai sejak krisis berdarah di ibu kota Libya, Tripoli, sehingga negara ini menjadi terkenal seantero dunia. Sosok Khadafi selalu memandang dirinya sebagai revolusioner pada masa kejayaannya. Gamal Abdel Nasser adalah inspirasinya, karena kagum pada kepemerintahannya dan jiwa nasionalismenya di Mesir (Tamburaka, 2011:219). Khadafi terlibat aktif dalam gerakan protes untuk membela dalam Perang Suez pada

Upload: tranmien

Post on 03-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Libya merupakan wilayah di Afrika Utara berbatasan dengan Laut Tengah

di sebelah Utara, Mesir di sebelah Timur, Sudan di sebelah Tenggara, Chad dan

Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat (Agastya,

2013:87). Negara Libya berasal dari bahasa Mesir lubu, yakni sebutan bagi orang

Berber yang tinggal di sebelah barat sungai Nil, yang diadopsi oleh bahasa yunani

sebagai “Libya”. Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas,

yang berbatasan oleh afrika utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan

untuk seluruh Benua Afrika.Adapun bahasa resmi adalah Arab (2013:88).

Secara historis, Libya adalah sebuah kerajaan yang didirikan pada 24

Desember 1951. Raja Idris I bertindak sebagai kepala pemerintahan. Kemudian

dikuasai oleh Italia sampai Perang Dunia II. Pada 1969, setelah memimpin kudeta

militer, Khadafi menjalankan sistem politik yang mengkombinasikan sosialisme

dengan Islam, yang dilakukan melalui demokrasi langsung (Soyomukti, 2011:143).

Libya sejatinya tidak begitu terkenal di mata dunia. Ketenarannya dimulai sejak

krisis berdarah di ibu kota Libya, Tripoli, sehingga negara ini menjadi terkenal

seantero dunia.

Sosok Khadafi selalu memandang dirinya sebagai revolusioner pada masa

kejayaannya. Gamal Abdel Nasser adalah inspirasinya, karena kagum pada

kepemerintahannya dan jiwa nasionalismenya di Mesir (Tamburaka, 2011:219).

Khadafi terlibat aktif dalam gerakan protes untuk membela dalam Perang Suez pada

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

2

pertengahan 1950-an. Dia masuk dalam pendidikan tentara dan merencanakan

untuk melakukan kudeta pada Raja Idris.

Setelah menekuni pendidikan militer di Yunani Hellenic Millitery Academy

di Athena, Ia melanjutkan pendidikan militer di Inggris. Rencana kudeta

dimatangkan saat Ia kembali ke Benghazi, Libya. Maka pada 1 September 1969,

kudeta itu dilakukan (Soyomukti, 2011:218). Kekuasaannya didapat dalam

posisinya sebagai pimpinan komite revolusi, yang anggotanya adalah orang orang

yang loyal pada Khadafi. Ia menjadikan komite revolusi sebagai alat untuk

meminimalkan resiko revolusi sekaligus mengontrol kekuasaan.

Khadafi melakukan kudeta pada tanggal 1 September 1969, ketika saat itu

beliau memimpin sekelompok kecil perwira muda, yang kemudian melakukan

kudeta terhadap Raja Idris yang ketika itu sedang berobat ke Turki. Kemudian

Khadafi membentuk dewan revolusi yang terdiri dari perwira muda yang umumnya

mendapatkan pendidikan militer di Barat. Khadafi selanjutnya memimpin dewan

revolusi, dan kemudian kekuasaannya itu disebut sebagai “kekuasaan rakyat”.

Khadafi mengkombinasikan ideologi sosialisme, arabisme, dan Islam (2011:144).

Perjuangan rakyat Libya tidak berhenti sampai di situ. Meraka terus

mengadakan perlawanan perlawanan terhadap Khadafi (Agastya, 2013:91).

Khadafi naik ke pemerintahan dengan mengkudeta kerajaan, maka salah satu pihak

yang gencar memusuhinya adalah sisa-sisa kekuatan monarki yang dulu dikudeta,

yan sebagian besar berada di luar negeri setelah melarikan diri. Kekuatan

menentang Khadafi memang berada di luar negeri, terutama setelah siapa saja yang

berusaha menentangnya didalam negeri langsung ditangkap dan kemudian dibunuh

pada tiang gantungan. Kaum oposisi yang menentangnya kebanyakan justru berasal

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

3

dari pejabat pemerintahannya yang membangkang karena tidak setuju dengan

model kepemimpinannya yang otoriter.

Beberapa puluh kelompok oposisi ada di luar negeri. Khadafi menjadi

pahlawan revolusi hingga menjadi para internasional, lalu akhirnya menjadi mitra

strategis. Dia mengembangkan falsafah politiknya sendiri yang begitu berpengaruh.

Khadafi hadir dalam pertemuan internasional dan Arab dengan sangat berani,

sampai seorang pengamat Arab menjuluki Khadafi sebagai “Picasso Politik Timur

Tengah”.

Pengikut presiden pertama Mesir Gamal Abdul Nasser ini ikut memakai

pangkat militer yang sama, mempromosikan dirinya dari kapten menjadi kolonel

kudeta. Khadafi pertama-tama menetapkan cara untuk mengatasi keadilan terhadap

ekonomi yang waktu itu sangat dikuasai oleh pihak asing.

Bagi Khadafi ketidakadilan itu adalah minyak, minyak merupakan faktor

penting bagi-bagi negara barat. Cadangan minyak ditemukan di Libya pada akhir

tahun 1953, dan dimulainya ekploitasi pada tahun 1956. Libya pun mulai

melakukan aksi penjualan minyak ke Eropa sejak tahun 1967 (Agastya, 2013:91).

Stabilitas harga minyak dan distribusi yang terus berjalan ini memaksa negara

Eropa dan Amerika turun tangan dalam revolusi yang terjadi. Intervensi asing ini

terlihat melalui hadirnya NATO dengan penyerbuan pertama melalui udara

dilakukan oleh Perancis dibawah perintah Nicolas Sarkozy. Kondisi yang terjadi di

Libya terbelah menjadi dua kubu, yaitu tentara Khadafi dan tentara pemberontak,

kelompok anti-pemerintah dan kelompok pro-Khadafi, juga keberadaan NATO

untuk membantu penggulingan rezim Khadafi. Melihat revolusi yang terus

berlangsung dengan gencatan senjata yang terus dilakukan mendatangkan banyak

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

4

kecaman dari dunia internasional dan menyebut Khadafi sebagai penjahat perang.

Ia terus melakukan pendudukan ke wilayah kelompok revolusioner. Ini dapat

disaksikan dari keberlangsungan hidup masyarakat yang semakin mapan,

pembangnunan yang terus bergilir di setiap tempat, dan perkembangan lainnya.

Libya sebagai negara produsen sumber mineral perlu memperhatikan

kondisi tersebut untuk keberlanjutannya. Keinginan dominasi dan eksploitasi

sumber mineral merupakan salah satu faktor dominan untuk menimbulkan konflik.

Apalagi dalam kondisi negara yang tengah memulai dari awal pasca revolusi.

Kemungkinan munculnya bibit-bibit konflik sangat besar. Ketidak mampuan dalam

memobilisasi masyarakat serta mengkonsolidasikan persatuan dalam pembangunan

negara, sehingga menimbulkan ketegangan antar elemen-elemen dalam

masyarakat. Terlebih lagi sebagai negara dengan kondisi demografis yang sangat

beragam, di mana didalamnya sangat kental oleh persaingan antar suku, etnis,

kelompok kepentingan, dan lainnya. Tidak semua daerah di Libya merupakan

penghasil minyak, dan hal ini bisa saja menjadi “potential conflict” bagi Libya di

masa depan (Hatimah, 2012:16).

Masyarakat yang tergabung dalam People Power untuk menjatuhkan

penguasa, mencari kebebasan dalam nama demokrasi dan mengharapkan kondisi

pemerintahan yang lebih baik setelahnya. Akan tetapi, demokrasi seperti apa yang

akan cocok bagi negaranya, dalam hal ini Libya, harus dipikirkan dengan seksama

berdasarkan pada kondisi negara ini secara keseluruhan yang meliputi, sejarah,

budaya, potensi, kondisi kontemporer, demografis, geografis, dan lain sebagainya

(2012:17).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

5

Secara lebih mendasar, ekonomi Libya lebih bersandar pada hasil minyak

bumi daripada sumber lain, seperti pertanian, hasil laut, pertambangan selain

minyak, dan perdagangan. Melalui hasil minyak inilah, perkambangan Libya

tampak begitu pesat. Ini dapat disaksikan dalam keberlangsungan hidup masyarakat

yang semakin mapan, pembangunan yang terus bergilir di setiap tempat, dan

perkembangan lainnya (Agastya, 2013:91). Selain minyak, Khadafi juga

melakukan nasionalisasi seluruh industri yang ada di Libya untuk mencegah

dalamnya intervensi asing dalam pemerintahannya. Militer yang merupakan

pertahanan negara berada pada pihak Khadafi sehingga penggulingan rezim

Khadafi akan lebih sulit, karena Khadafi banyak mempunyai ‘kartu-kartu penting’

untuk mempertahankan kekuasaannya.

Awal tahun 70-an dia membuktikan diri sebagai filusuf politik terkenal,

mengembangkan satu teori yang bernama teori universal ketiga yang

dipaparkannya secara mendalam dalam buku terkenalnya Green Book (Layuk,

2013:57). Teori beliau menyelesaikan kontradiksi yang ada secara melekat dalam

kapitalisme dan komunisme, guna mengantarkan dunia ke revolusi politik,

ekonomi, sosial dan membebaskan kalangan tertindas dimanapun. Atas nihilnya

tantangan terhadap pemerintahannya di dalam negeri, Khadafi berhasil membawa

kampanye menentang Imperialisme ke seluruh dunia.

Bisa dilihat tiga kelompok yang mempunyai peranan penting dalam krisis

tersebut. Pertama, kelompok Khadafi yang berusaha untuk mempertahankan

kekuasaanya. Kedua, kelompok oposisi yang menginginkan Khadafi turun dari

tahta kekuasaannya. Mereka menilai bahwa pemerintahannya otoriter dan koruptif.

Ketiga, dunia internasional yang hadir dan melakukan intervensi dengan alasan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

6

kemanusiaan dan perdamaian (Kompasiana, 19 Juli 2011). Meskipun kehadirannya

masih dihantui oleh kepentingan nasional masing-masing. Terlepas dari itu, saya

menilai terdapat dua kepentingan yang sangat kontrakdiktif, yakni kepentingan

kelompok Khadafi yang berusaha mempertahankan kekuasaan dan kelompok

oposisi (dan juga dunia internasional) yang menginginkan Khadafi turun dari

kekuasaannya. Mereka menginginkan kebebasan, kesetaraan dan kesejahteraan.

Ketika angin revolusi berhembus ke dunia Arab dari Tunisia, Libya bukan

berada dalam negara urutan teratas daftar negara berikutnya (Soyomukti,

2011:143). Gerakan pemberontakan di Tunisia mulai pada Desember 2010 ini

dimaksudkan untuk menurunkan Ben Ali yang telah menjabat sebagai presiden

selama 24 tahun. Selama kepemimpinannya yang berlangsung sejak 1987 berbagai

pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terjadi. Selain banyaknya pelanggaran

HAM, Tunisia menjadi negara yang di landa krisis pangan dan lapangan pekerjaan

yang sulit (Syukur, 2011:93). Tunisia menjadi negara yang mempunyai kebebaan

berserikat. Organisasi masyarakat Tunisia, media cetak maupun elektronik tidak

punya wewenangan untuk menyampaikan pendapat atau kritik kepada pemerintah

(Paciello, 2011:1). Berbagai permasalahan yang melanda Tunisia menjadi salah

satu faktor utama terjadinya pemberontakan Tunisia, yang berujung mundurnya

Ben Ali dari kursi pemerintahan.

Sedangkan pemberontakan rakyat Mesir dimulai Januari 2011. Selama

kepemimpinannya, Husni Mubarak menemukan kekayaan di tengah krisis yang

melanda di Mesir. Berdasarkan catatan situs Daily Telegraph, kekayaan husni

Mubarak ditaksir mencapai 20 miliar pounsterling atau sekitar 287 miliar rupiah,

yang disimpan sejumlah bank di Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris (Syukur,

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

7

2011:98). Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang

ottoriter dan masa kepemimpinan Husni Mubarak yang terlalu lama membuat

rakyat Mesir melakukan pemberontakan untuk mendapatkan perubahan. Selain

faktor-faktor tersebut, pemberontakan rakyat mesir juga dipicu oleh gerakan pro

demokrasi pada tahun 2005 yang di pimpin oleh Kefeya (Balata, 2011:61). Setelah

hampir 18 hari Mesir mengalami pergejolakan, akhirnya Husni Mubarak memeilih

untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Keberhasilan Tunisia dan Mesir untuk menurunkan Ben Ali dan Husni

Mobarak dari jabatannya sebagai presiden memotivasi rakyat Libya untuk bangkit

melawan rezim Khadafi. Selain hal itu, keberadaan Tunisia dan Mesir yang

berbatasan langsung dengan Libya langsung mendorong Libya untuk melakukan

pemberontakan. Hal ini dikenal sebagai teori domino, yaitu fenomena perubahan

berantai berdasarkan prinsip geo-politik dan geo-strategis (Tamburaka, 2011:271).

Khadafi termasuk penguasa yang otoriter karena berkuasa selama 42 tahun, yaitu

sejak tahun 1969-2011. Tetapi dia tidak dipandang sebagai boneka barat seperti

layaknya pemimpin negara-negara Arab lain yang cenderung untuk tunduk pada

Barat dan mementingkan kepentingan Barat daripada kepentingan rakyatnya

sendiri. Khadafi membagi-bagikan kekayaan untuk rakyat, namun sulit dibantah

bahwa Khadafi selalu membagi-bagikan kekayaan yang lebih besar demi untuk

membeli kesetiaan rakyatnya daripada untuk mendorong persamaan. Beliau

mensponsori pekerjaan umum yang besar seperti proyek pengadaan air buatan

manusia yang terkenal bernama Klik Great Man-Made River yang memasok air

segar ke negara gurun Libya (Hartanto, 2013:13).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

8

Selain itu kebijakan otoriter yang ia keluarkan dinilai melecehkan

demokrasi dan kebebasan. Ketika seruan aksi demonstrasi beredar pertamakali,

Khadafi berjanji untuk ikut berdemonstrasi dengan rakyat, sesuai dengan mitos

yang dikembangkan bahwa dia adalah saudara para pemimpin dalam revolusi yang

sudah lama memeberikan kekuasaan kepada rakyat (Syukur, 2011:106-107).

Namun pada akhirnya bau kebebasan serta kemungkinan menggulingkan Khadafi,

seperti halnya menjatuhkan Hosni Mubarak di Mesir dan Ben Ali di Tunisia,

merupakan godaan yang terlalu kuat untuk ditentang diantara rakyat Libya.

Akibat perang saudara yang berlangsung sejak Februari hingga Oktober

2011, pemerintah Libya, yang saat itu berkuasa selama lebih dari 40 tahun, tumbang

(Agastya, 2013:92). Libya pun memasuki periode pemerintahan oleh suatu

pemerintahan sementara yang disebut Dewan Transisi Nasional (NTC). NTC akan

mengawasi tahap pertama suatu trasisi menuju demokrasi. Setelah itu, lembaga

tersebut akan bubar dan di ganti oleh suatu dewan perwakilan.

Khadafi selain menjadikan Libya sebagai negara pemrakarsa agenda

bersatunya negara-negara Arab, tetapi juga mengantarkan Libya sebagai suatu

negara yang berpengaruh dalam konstalasi politik melawan dominasi Amerika

Serikat, khususnya di wilayah Timur Tengah dan Afrika (Hatimah, 2012:4).

“Aku Siap Mati Syahid” itulah sepenggal kalimat yang di ucapkan oleh

Khadafi karena telah menyatakan dua ratus mil dari Teluk Sidra harus dibatasi dari

setiap penggunaan internasioanal ditambah sikap angkatan udara Amerika Serikat

(Hartanto, 2013:239). Kadhafi pun berhasil menanamkan pemikiran politik dan

pemerintahan anti-Barat di dalam negaranya dengan menempuh kebijakan sebagai

negara tertutup diawali dengan keputusan menutup pangkalan militer Amerika

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

9

Serikat di Libya (Kompas, 2011:1). Amerika Serikat kemudian memasukkan Libya

dalam daftar negara yang mendukung terorisme internasional. Libya juga dikaitkan

dengan beberapa aksi terorisme internasional di antaranya, pemboman sebuah

diskotik pada tahun 1986 di Berlin, pemboman pesawat Prancis (French Airliner)

pada tahun 1989, dan yang paling fenomenal adalah pemboman pesawat Pan Am

Flight 103 di Lockerbie, Skotlandia.

Hasilnya, Libya menjadi negara yang disegani dan berulang kali menjadi

sasaran embargo Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa (Al Jazeera, 30 Januari

2012).Bukan hanya itu, selain itu Khadafi masih dalam upayanya memaksakan

pemikirannya pribadinya tentang sosialisme Libya, serta-merta menasionalisasi

semua aset pihak asing di Libya, ketika ia memutuskan menjadikannya sebagai

negara tertutup, termasuk industri perminyakan.

Khadafi bahkan berada pada garis depan menjadi pendukung perlawanan

Palestina terhadap. Khadafi yang seringkali bertolak belakang dengan keinginan

Amerika Serikat dan Sekutunya, menyebabkan hubungan yang sangat buruk antara

Libya dengan Negara Barat. Khadafi mulai goyang dalam panggung politik Libya

ketika pada tahun 2010, dunia internasional diwarnai dengan munculnya gejolak

demokrasi di Timur Tengah. Negara-negara dengan cap otoriter di Timur Tengah,

mulai mendapatkan tekanan dari rakyatnya, yang menginginkan sistem

pemerintahan yang demokratis, termasuk di antaranya yaitu Libya dan Israel

(Hatimah, 2012:5). Berbagai sanksi internasional terutama sanksi ekonomi dari

Amerika Serikat yang dibebankan kepada Libya, mempengaruhi tidak hanya

kondisi ekonomi tetapi juga politik Libya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

10

Manfaat penelitian dengan judul “Faktor Penyebab Revolusi di Libya pada

Masa Pemerintahan Khadafi” adalah secara praktis penelitian ini dapat dijadikan

rujukan untuk sumber referensi penelitian, Penelitian ini dapat dijadikan bacaan

atau literature sumber rujukan terkait penyebab lahirnya revolusi Libya pada masa

pemerintahan Khadafi, Sebagai rujukan intelektual bagi peneliti yang ingin

melakukan kajian yang lebih mendalam dan menambah wawasan akan sejarah

revolusi Libya pada masa Khadafi.

B. Rumusan Masalah

Penulis menitik beratkan pada dua pertanyaan pokok sebagai rumusan

masalah, yaitu:

1. Apa Faktor Penyebab Revolusi di Libya pada Masa Runtuhnya Pemerintahan

Khadafi?

2. Bagaimana bentukIntervensi NATO diLibya?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji faktor-faktor internal yang menyebabkan adanya revolusi yang

terjadi di Libya saat runtuhnya pemerintahan Khadafi.

2. Memberikan gambaran dari analisa penulis bentuk intervensi NATO yang

terjadi di Libya.

D. Batasan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang mengenai pentingnya serta alasan

pemilihan judul “Faktor Penyebab Revolusi Libya pada Masa Runtuhnya

Pemerintahan Khadafi”, maka penulis menetapkan batasan masalah dimulai sejak

runtuhnya Khadafi pada tahun 2011. Tahun 2011 merupakan akhir dari semuanya

pemerintahan Khadafi dan masuknya intervensi NATO di Libya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

11

E. Landasan Teori

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan Libya masa

kepemimpinan Khadafi. Untuk membuat sebuah tulisan ilmiah, diperlukan

landasan teori dan konsep yang jelas. Teori maupun konsep ini akan menjadi

pijakan dasar bagi penulis untuk memaparkan bahkan menganalisa fakta yang

terjadi. Sangat diperhatikan agar teori maupun konsep yang digunakan, relevan

dengan penelitian yang dilakukan. Teori yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah

1. Pengertian revolusi

Revolusi merupakan puncak dari perubahan sosial. Revolusi merupakan

sebuah proses pembentukan ulang masyarakat sehingga menyerupai proses

kelahiran kembali. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan

yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan

akibat revolusi bersifat radikal, fundamental dan menyentuh langsung pada inti

dan fungsi dari struktur sosial. Proses perubahan tersebut hanya memerlukan

waktu yang cepat, sesuatu yang bertolak belakang dengan konsep evolusi pada

perubahan sosial (Sztompka, 2007:357).

Berbanding terbalik dengan bentuk perubahan sosial lain, revolusi

berbeda dalam 5 hal. 1). Menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas,

menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat: ekonomi, politik, kultur,

organisasi sosial, kehidupan sehari-hari dan kepribadian manusia. 2).

Perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial.

3). Perubahan yang terjadi sangat cepat dan tiba-tiba. 4). Revolusi adalah

pertunjukkan perubahan paling menonjol, waktunya luar biasa cepat dan karena

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

12

itu sangat mudah diingat. 5). Revolusi membangkitkan emosional. Khusus dan

reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi masa,

antusiasme, kegemparan, kegembiraan, optimisme dan harapan (Sztompka,

2007:357).

Konsep revolusi modern berasal dari dua tradisi intelektual yaitu filsafat

sejarah dan sosiologi. Konsep filsafat sejarah tentang revolusi berarti terobosan

radikal terhadap kontinuitas jalannya sejarah (Brinton, 2965:237). Perhatian

ditujukan pada pola umum proses sejarah dan revolusi menandai terobosan

kualitatif pola umum ini. Contoh khususnya pandangan Marx tentang rentetan

formasi sosio ekonomi di mana revolusi sosial menandai lompatan kualitatif ke

fase perkembangan lebih tinggi (Sztompka, 2007:360).

Menurut pengertian ini revolusi adalah lawan kata Evolusi. Sebagaimana

beberapa pakar mendefenisikan revolusi sebagai berikut: Definisi revolusi dapat

digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, definisi yang

menekankan pada transformasi fundamental masyarakat. Perhatian ditekankan

pada cakupan dan kedalaman perubahan.Menurut pengertian ini revolusi adalah

lawan kata pembaruan (reform). Dengan demikian ada pengertian revolusi

sebagai perubahan tiba-tiba dan radikal dalam struktur politik, sosial, dan

ekonomi masyarakat atau perubahan mendadak, yang luas dalam struktur sosial

atau dalam unsur utamanya. Kelompok kedua mencakup definisi yang

menekankan kekerasan, perjuangan, dan kecepatan perubahan. Perhatiannya

ditujukan pada teknik perubahan. Menurut pengertian ini revolusi adalah lawan

kata Evolusi.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

13

Sebagaimana beberapa pakar ilmu yang mendefenisikan beberpa

pengertian revolusi sebagai berikut:

a. C. Jhonson, revolusi adalah upaya mewujutkan perubahan dalam

masyarakat dengan paksa.

b. Gurr, revolusi adalah perubahan sosial politik mendasar yang dilaksanakan

dengan kekerasan.

c. Brinton, revolusi adalah pergantian drastis dan tiba-tiba dari suatu kelompok

yang berkuasa dalam kesatuan politik teritorial oleh kelompok lain yang

tidak menjalankan pemerintahan.

d. Giddens, revolusi adalah perampasan kekuasaan negara dengan kekerasan

yang dilakukan pimpinan gerakan masa dan karena itu kemudian digunakan

untuk memprkarsai proses reformasi sosial besar-besaran.

Ringkasnya dari kedua kelompok revolusi diatas terliihat adanya

consensus mengenai basis atau komponen utamanya sebagai berikut:

a. Revolusi mengacu kepada perubahan fundamental, menyeluruh dan multi

dimensional, menyentuh inti tatanan sosial. Menurut pengertian ini,

perombakan sebagian dari hukum dan administrasi, pergantian

pemerintahan dan sebagainya tak terhitung sebagai revolusi.

b. Revolusi melibatkan rakyat masa yang besar jumlahnya yang dimobilisasi

dan bertindak dalam satu gerakan revolusioner. Dalam kasus ini banyak

melibatkan pemberontakan kaum petani dan urban.

c. Kebanyakan pakar yakin bahwa revolusi memerlukan keterlibatan

kekerasan dan pengunaan kekerasan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

14

Sztompka memberikan gambaran bahwa “revolusi merupakan puncak

dari perubahan sosial”. Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan ulang

masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Perubahan yang

terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua

tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan akibat revolusi bersifat radikal,

fundamental dan menyentuh langsung pada inti dan fungsi dari struktur sosial.

Proses perubahan tersebut hanya memerlukan waktu yang cepat, sesuatu yang

bertolak belakang dengan konsep evolusi pada perubahan sosial.

Revolusi mempunyai dua wajah yang saling bertolak belakang. Wajah

pertama menggambarkan revolusi sebagai sebuah mitos, sedangkan wajah kedua

memberikan gambaran revolusi sebagai sebuah konsep dan bahkan teori dalam

ilmu sosiologi. Kedua wajah ini mempunyai keterkaitan bahkan dialektika

diantara keduanya menjadi suatu bentuk kewajaran.

a. Asal mula Munculnya Revolusi

Konsep revolusi pada awalnya merujuk pada pengertian gerakan

melingkar pada benda langit. Tidak mengherankan apabila kita mengenal

istilah revolusi bumi terhadap matahari. Namun kemudian penggunaan

konsep revolusi juga menyentuh pada bidang sosial politik. Perkembangan

selanjutnya memberikan gagasan tentang pentingnya revolusi dalam

mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan lebih “sempurna”. Marx

menggunakan konsep revolusi sebagai alat untuk menumbangkan dominasi

kapitalis dan sebagai landasan untuk membangun masyarakat komunis.

Secara berangsur-angsur, mitos revolusi mengalami kemunduran. Ini

terjadi tidak lepas dari “kegagalan” revolusi itu sendiri. Revolusi dipandang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

15

sebagai suatu proses yang tidak pernah berakhir. Tatanan kehidupan yang

lebih baik seperti yang dijanjikan tidak dapat terwujud. Sejarah telah

membuktikan bahwa sebagian besar revolusi menghasilkan bentuk

ketidakadilan, ketimpangan, eksploitasi dan penindasan yang lebih parah.

Selain itu revolusi seringkali harus diiringi dengan tindak kekerasan,

peperangan dan kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa tidak sedikit.

Revolusi dianggap sebagai sebuah bencana dibandingkan sebagai sebuah

usaha penyelamatan kehidupan manusia.

Konsep revolusi dapat dibahas dalam dua perspektif, yaitu filsafat

sejarah dan sosiologi. Konsep revolusi berdasarkan filsafat sejarah

mempunyai arti sebagai bentuk terobosan radikal terhadap kesinambungan

jalannya sejarah. Perspektif sosiologi memandang revolusi sebagai bentuk

penggunaan kekuatan massa terhadap penguasa untuk melakukan perubahan

mendasar dan terus-menerus. Revolusi dapat dianggap sebagai upaya

membentuk ulang sejarah dengan menggunakan kekuatan krativitas manusia.

Kedua perspektif tersebut turut mempengaruhi pendefinisian konsep

revolusi hingga pada akhirnya mengerucut pada tiga kelompok. Revolusi

dapat diartikan sebagai lawan dari pembaruan. Perhatian utamanya adalah

pada proses transformasi fundamental masyarakat. Selain itu, revolusi dapat

dimaknai sebagai lawan dari evolusi. Tekanan yang diberikan adalah pada

penggunaan kekerasan, perjuangan dan kecepatan perubahan yang terjadi.

b. Aliran-aliran teori Revolusi

Terdapat empat aliran dalam teori revolusi, yaitu tindakan, psikologi,

struktural dan politik.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

16

1) Teori revolusi modern pertama diajukan oleh Sorokin tahun 1925 (1967).

Kesimpulannya terutama didasarkan pada pengalaman revolusi Rusia

1917, tempat ia berpartisipasi dan memerakan peran politik tertentu.

Teorinya dapat dianggap sebagai contoh pendekatan tindakan karena ia

memusatkan perhatian pada tindakan individu yang menandai revolusi

(Sorokin, 1967:367). Penyebab tindakan menyeleweng itu dicarinya dalam

bidang kebutuhan dasar (naluri) individu. Pertunjukan tragedi besar,

drama dan tragedi revolusi di panggung sejarah, terutama dibawa oleh

naluri menindas bawaan (1967:372). Revolusi ditandai oleh perubahan

mendasar ciri perilaku manusia. Perilaku beradab cepat dibuang dan

digantikan oleh perilaku seperti binatang buas yang hendak saling

memangsa (1967:372). Sorokin meneliti dan mencatat perubahan seperti

itu di enam bidang: (1) transformasi reaksi terhadap ucapan, (2)

penyelewengan reaksi terhadap pemilikan, (3) penyelewengan reaksi

seksual, (4) penyelewengan reaksi terhadap tugas, (5) penyelewengan

reaksi terhadap kekuasaan dan bawahan, (6) reaksi terhadap agama, moral,

estetika dan berbagai bentuk perilaku yang dipelajari lainnya (1967:41-

169). Berbagai bentuk penyelewengan ini menghancurkan kepekaan

naluriah. Orang bertindak tanpa menghiraukan kepatuhan, disiplin, aturan,

dan berbagai kriteria perilaku beradap lainnya. Manusia berubah menjadi

gerombolan buas manusia gila (1967:367)

2) Teori revolusi psikologi. Aliran psikologi mengabaikan bidang tindakan

reflek atau nalurian dasar dan beralih ke bidang orientasi sikap dan

motivasi. Teori ini paling erat kaitannya dengan pemikiran akal sehat

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

17

(common sense). Karena itu tak heran, teori itu paling populer dan paling

rinci dari semua pendekatan yang ada. Teori paling berpengaruh diajukan

oleh James Davis (1962) dan Ted Gurr (1970) dengan teori kerugian

relatif. Revolusi disebabkan sindrom mental yang menyakitkan yang

tersebar di kalangan rakyat, diperburuk karena menjangkiti banyak orang.

3) Teori revolusi struktural. Teori struktural memusatkan perhatian pada

tingkat struktur makro dengan mengabaikan faktor psikologi. Menurut

teori ini revolusi adalah hambatan dan ketegangan struktural dan terutama

bentuk hubungan khusus tertentu antara rakyat dan pemerintah. Penyebab

revolusi lebih dicari ditingkat hubungan sosial khusus, yakni dalam

kondisi hubungan antar kelas dan antar kelompok (nasioal dan

internasional) ketimbang di kepala rakyat, dalam arti mentalitas atau sikap

mereka. Tokoh terkenal teori ini, Theda Skocpol, menyebutknya

“perspektif struktural” dengan maksud untuk lebih menekankan pada

hubungan dan konflik obyektif yang terjadi antar kelompok dan antar

bangsa dalam revolusi tertentu (Skocpol, 1979:291). Mengutip Eric

Hibsbawm, ia menyatakan: Pentingnya bukti peran aktor dalam revolusi

tak berarti bahwa mereka juga adalah pelaku, pencipta dan

perencananya. (1979:18).

Membandingkan bukti historis revolusi Perancis, Rusia dan Cina,

Skockpol mengahasilkan analisis struktural umum tentang penyebab,

proses dan hasil ketiga revolusi itu. Revolusi itu ternyata mengikuti pola

tiga tahap: (1) terjadi kehancuran struktural dan krisis politik dan ekonomi

dalam rezim lama. Mereka terjepit dalam tekanan bersilang antara struktur

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

18

kelas domestic dan kepentingan hubungan internasional, penguasa

otokrasi, administrasi sentral dan kekuatan militernya tercerai-berai.

Keadaan ini membuka jalan bagi transformasi revolusioner yang dimulai

dengan pemberontakan di bawah (Skocpol, 1979:47), (2) krisis rezim

membuka peluang pemberontakan petani dan atau buruh perkotaan.

Kehancuran rezim lama adalah perlu (necessary), tetapi tak cukup

(sufficient) untuk menyulut revolusi. Pemberontakan petani telah menjadi

unsur huru-hara penting dalam revolusi sosial hingga kini (1979:112-113),

tetapi revolusi hanya dapat terjadi dalam kondisi kehancuran politik

sebelumnya. Melemahnya kemampuan menindas dari pemerintah yang

sebelumya bersatu dan terpusatlah yang akhirnya menciptakan kondisi

yang secara langsung menyebabkan, atau yang pada akhirnya

menguntungkan bagi, meluasnya pemberontakan petani menentang tuan

tanah (1979:117), (3) tema revolusi utama selama tahap ketiga ini adalah

bidang politik yakni, konsolidasi ulang, penataan ulang, dan penyatuan

ulang pemerintah dan administrasinya oleh elit politik baru yang mulai

berkuasa setelah berhasil menyingkirkan rezim lama. Revolusi hanya

dapat diwujudkan dengan sempurna segera setelah organisasi negara yang

baru (administrasi dan militer) dikoordinasikan oleh eksekutif yang

memerintah atas nama simbol revolusi yang dibentuk ditengah-tengah

konflik situasi revolusioner (Skocpol, 1979:163). Keunikan teori Skockpol

adalah penekanannya pada faktor politik dan hubungan internasional. Baik

itu terciptanya situasi revolusioner maupun wujud rezim baru yang muncul

dari konflik revolusioner itu, keduanya pada dasarnya tergatung pada

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

19

struktur organisasi negara, derajat otonominya dan hubungan dinamis

dengan kelas-kelas dan kekuatan politik dalam negeri serta posisinya

dalam hubungan dengan negara lain (1979:284). Ia memprediksi: Dalam

revolusi dimasa mendatang, seperti di masa lalu, bidang kehidupan

negara tetapi akan menjadi pusat perhatian (1979:293).

Teori struktural pun dituduh berat sebelah dan mengabaikan

psikologi individual. Teori jelas memusatkan perhatian pada kondisi dan

dampak struktural, mengabaikan keseluruhan proses kompleks yang

terjadi diantara keduanya. Ketika masa rakyat diorganisir dan dimobilisasi

oleh pemimpin yang melakukan revolusi. Skockpol lupa bahwa manusia

yang berfikir dan bertindak itu (meski dengan sembrono) merupakan mata

rantai yang menghubungkan antara kondisi struktural dan hasil sosialnya.

Kondisi struktural tak bisa menentukan secara mutlak tentang apa yang

akan dilakukan manusia. Kondisi struktural semata meletakkan batas

tertentu terhadap tindakan manusia atau menetapkan sederetan peluang.

Pesan kritik yang diperoleh dari analisis struktural, sama dengan yang

dikemukakan sebelumnya: memerlukan pendekatan sistesis atau

multidimensional. Skockpol lebih melihat analisis struktural dan

voluntaris sebagai saling bertentangan ketimbang sebagai dua unsur

penting dari penjelasan sosiologis yang lengkap.

4) Teori revolusi pendekatan politik. Pendekatan ini melihat revolusi sebagai

sifat fenomena politik yang muncul dari proses yang khusus terjadi

dibidang politik. Revolusi dilihat sebagai akibat pergeseran keseimbangan

kekuatan dan perjuangan memperebutkan hegemoni antara pesaing untuk

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

20

mengendalikan negara. Contoh yang baik dari pemikiran serupa itu

dikemukakan oleh Tilly (1978). Ia yakin revolusi bukanlah fenomena luar

biasa, kekecualian atau penyimpangan tetapi justru kelanjutan proses

politik dengan cara lain. Artinya, berbagai proses politik normal dimana

berbagai kelompok berupaya mewujudkan tujuannya dengan merebut

kekuasaan. Revolusi adalah bentuk ekstrim pertikaian untuk mengontrol

politik. Revolusi hanya akan terjadi bila pesaing mampu memobilisasi

sumber daya secara besar-besaran yang diperlukan untuk merebut

kekuasaan dari rezim lama (Goldstone, 1982:193). Kondisi lebih luas

untuk menempatkan revolusi secara konseptual, disebut “model negara”.

Ini adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan, diantaranya:

“pemerintah” yakni organisasi yang mengontrol cara utama penggunaan

paksaan terhadap rakyat. “Pesaing” yakni kelompok yang selama periode

tertentu menghimpun sumber daya untuk mempegaruhi pemerintah.

Pesaing ini mencakup penantang dan anggota (aparatur) negara. Anggota

adalah pesaing yang memiliki akses murah untuk mendapatkan sumber

daya yang dikendalikan pemerintah. Penantang adalah pesaing lainnya

(1978:52). Memobilisasi kekuatan revolusioner terjadi dikalangan

penantang yang tak mempunyai cara lembaga dan yang sah untuk

mewujudkan kepentingan mereka. Mobilisasi berarti peningkatan sumber

daya yang berada dibawah kontrol kolektif penantang atau peningkatan

derajat kontrol kolektif (Tilly, 1978:53). Mobilisasi adalah syarat tindakan

kolektif untuk mencapai tujuan akhir besama. Revolusi adalah bentuk

tindakan kolektif khusus yang dibedakan oleh kondisi khusus (situasi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

21

revolusioner). Ciri terpenting situasi revolusioner adalah “kedaulatan

ganda” atau dengan kata lain pelipatgandaan pemerintah yang sebelumnya

dibawah kotrol tunggal kemudian menjadi sasaran persaingan antara dua

atau lebih kekuatan yang berbeda. Situasi ini akan berakhir bila kontrol

atas pemerintahan diraih kembali oleh kekuasaan tunggal (1978:191).

Rakyat dihadapkan sekurangnya pada dua pusat kekuasaan dengan

kepentingan yang bertentangan: pemerintah terdahulu dan yang

menentang. Dalam hal ini ada empat jenis situasi politik: (1) sebagai

taklukan, jika suatu negara berdaulat menaklukan negara berdaulat yang

lain, (2) ketika sebuah negara taklukan menyatakan kemerdekaannya

(misalnya, sebuah koloni yang tunduk kepada kekuasaan asing). Pola dasar

situasi ini adalah pemberontakan anti kolonial atau pemberontakan

nasional, (3) ketika penantang memobilisasi dan mendapatkan kontrol atas

sebagian aparatur negara, (4) ketika negara terpecah menjadi dua blok atau

lebih, masing-masing blok mendapat sebagian kontrol atas pemerintahan

(1978:191). Revolusi meledak jika sebagian besar rakyat mengalihkan

kesetiaan mereka ke pusat kekuasaan tandingan. Revolusi menang bila

pengalihan kekuasaan benar-benar terjadi dan perangkat pemegang

kekuasaan digantikan oleh yang lain. Revolusi besar bersifat ekstrim

dalam dua hal: kekuasaan terbelah dua dan terjadi pergantian besar-

besaran aparatur negara.

Revolusi dianggapnya sebagai wujud dari perubahan sosial yang

paling spektakuler, yang merupakan suatu pertanda perpecahan mendasar

suatu proses histories, pembentukkan ulang masyarakat dari dalam, dan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

22

pembentukan ulang manusia. Revolusi tidak menyisakan apapun seperti

keadaannya sebelumnya.

Revolusi menutup epos lama dan membuka epos baru. Saat terjadi

suatu perubahan sosial besar, suatu revolusi, masyarakat mengelami

puncak agenya. Bagi Sztompka pada saat itulah terjadi meledaknya

potensi transormasi dirinya sendiri.

Secara ringkas Sztompka juga memberikan kerangka definisi

tentang revolusi yang dikerucutkan dari beberapa ahli seperti C. Johnson

(1968), Gurr (1970), Giddens (1989) yang pada akhirnya menemukan tiga

komponen utama yang mendasar dari revolusi yaitu:

a. Revolusi mengacu pada perubahan fundamental, menyeluruh dan

multidimensional, menyentuh inti tatanan sosial.

b. Revolusi melibatkan massa rakyat yang besar jumlahnya yang

dimobilisasi dan bertindak dalam satu gerakan revolusioner. Seperti

yang terjadi di Jepang dengan restorasi Maiji, revolusi Attaturk di

Turki, Reformasi Nasser di Mesir, Perestorikanya Gorbachev.

c. Revolusi memerlukan keterlibatan kekerasan dan penggunaan

kekerasan (Sztompka, 2008:362). Walaupun ada proses revolusi di

India oleh Ghandi atau gerakan sosial di Eropa Timur dan Tengah yang

memaksa kematian komunisme. Seperti juga revolusi damai Solidaritas

di Negara Polandia dan revolusi Beludru di Negara Ceko.

c. Proses Revolusi

Proses selanjutnya dari revolusi adalah suatu tatanan masyarakat yang

seperti dihidupkan kembali, harapannya adalah dengan revolusi terjadi suatu

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

23

perubahan yang lebih baik, dan masyarakat menemukan kesejahteraannya.

Menurut Sztompka revolusi merupakan suatu proses perubahan sosial yang

paling tinggi dan menimbulkan dampak yang luar biasa jika dibandingkan

dengan proses perubahan sosial yang lainnya, yaitu:

1) Menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua

tingkat dan dimensi masyarakat, seperti: ekonomi, budaya, politik,

organisasi sosial, kehidupan sehari-hari masyarakat, dan perubahan

kepribadian manusianya.

2) Perubahan yang terjadi dan diadilkan adalah perubahan yang menyentuh

inti dari bangunan dan fungsi sosial masyarakatnya.

3) Jika proses kesejarahan dianggap sebagai suatu proses yang relatif

lambat, maka proses revolusi merupakan suatu proses perubahan yang

terjadi sangat cepat, tiba-tiba, seperti ledakan bom atom.

4) Dalam seni pertunjukkan proses perubahan yang terjadi dalam bingkai

revolusi merupakan suatu pertunjukkan perubahan yang paling

menonjol, waktunya luar biasa cepat, dan karena itu sangat mudah

diingat.

Revolusi dapat membangkitkan emosional khusus dan reaksi

intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme,

kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan, perasaan

hebat dan perkasa, keriangan dan aktivisme dan menggapai kembali makna

kehidupan, melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan.

Revolusi terjadi secara tidak merata di sepanjang sejarah. Kebanyakan terjadi

dalam periode modern. Revolusi Besar seperti di Inggris pada tahun 1640,

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

24

revolusi perancis pada tahun 1789 yang melahirkan epos modern, revolusi

komunis di Rusia pada tahun 1917 dan di China pada tahun 1949, dan revolusi

yang anti komunis di Eropa Timur, dan Tengah pada tahun 1989 revolusi ini

mengakhiri periode komunis.

d. Cakupan Revolusi

Sztompka (2005) menjelaskan revolusi sosial kedalam lima hal yaitu;

(1) menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua

tingkat dan dimensi masyarakat, (2) dalam semua bidang tersebut

perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi

sosial, (3) perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, (4) membangkitkan

emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan

mobilisasi massa, antusiasme, kegirangan, kegembiraan, optimisme, dan

harapan.

Berbagai konsep revolusi yang telah disampaikan didepan

mempunyai sebuah gagasan yang sama yaitu sebagai bentuk perubahan sosial

yang dahsyat dan bersifat fundamental dalam merubah tatanan masyarakat

dalam waktu yang relatif cepat. Terdapat faktor pencetus yang menyebabkan

revolusi dapat berjalan dalam suatu masyarakat. Berbagai teori

menyampaikan pendapatnya tentang faktor penyebab ini, namun kesemuanya

dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil dari ketidakadilan dalam masyarakat.

Kondisi ketidakadilan atau penyimpangan inilah yang melahirkan semangat

revolusi.

Akibat dari revolusi secara garis besar dapat dilihat dari tumbangnya

penguasa lama dan digantikannya oleh tatanan penguasa baru. Selain

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

25

merubah tatanan kepemimpinan, revolusi mampu merubah segala aspek

kehidupan masyarakat.

2. Pemerintah Otoriter

Otoritarianisme adalah bentuk organisasisosial yang ditandai dengan

penyerahan kekuasaan (Wardaya, 2007:3). Dalam politik, suatu pemerintahan

otoriter adalah satu di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu

pemimpin (Ismanto, 2004:11).

Otoritarianisme biasa disebut juga sebagai paham politik otoriter, yaitu

bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara

atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu (Wardaya,

2007:3).

Otoritarianisme berbeda dari totalitarianisme di lembaga-lembaga sosial

dan ekonomi yang terjadi, yang tidak di bawah kendali pemerintah. Sistem ini

biasanya menentang demokrasi, sehingga pada umumnya kuasa pemerintahan

diperoleh tanpa melalui sistem demokrasi pemilihan umum (Shepart and Robert,

2003:22).

Sistem pemerintahan otoriter lebih diasosiasikan kepada suara rezim

pemerintahan yang dipimpin oleh seseorang dengan kontrol penuh atau nyaris

penuh terhadap negaranya. Baik dia seorang presiden, perdana menteri, maupun

pejabat tinggi lain. Apabila dengan jelas mengendalikan segala bentuk kegiatan

pemerintahan dan kenegaraaannya, dia disebut diktator.

Sistem otoriter adalah rezim pemerintahan yang ditandai dengnan

pemusatan kekuatan politik di tangan sekelompok kecil elit yang tidak

memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat secara institusional.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

26

Dalam bukunya Ethopia: A Post-Cold War African Sate, menuliskan ada

beberapa ciri pemerintahan dengan system pemerintah otoriter.

a. Infrastruktur dan fasilitas pemerintahan dikendalikan secara terpusat.

Kenyataan politik diperoleh dan dipertahankan melalui suatu sistem represif

yang menentang segala bentuk tantangan yang berpotensi menentang.

b. Suatu keputusan politis ditentukan oleh satu pihak dan berlangsung tertutup

dan penggunaan kekeatan pemerintahan yang seolah-olah tidak terbatas.

c. Pimpinan dipilih sendiri atau menyatakan diri. Walaupun ada pemilihan, hak

kebebasan masyarakat untuk memilih cenderung tidak diacuhkan.

d. Tidak ada jaminan kebebasan sipil, apalagi toleransi bagi yang ingin menjadi

oposisi.

e. Tidak ada kebebasan untuk membentuk suatu kelompok, organisasi, atau

partai politik untuk bersaing dengan kekuatan politik yang incumbent.

f. Kestabilan pemerintahan dipertahakan melalui kontrol penuh terhadap

dukungan pihak militer untuk mempertahankan keamanan terhadap

masyarakat, birokrasi dikuasai oleh orang-orang yang mendukung rezim.

Selain ciri tersebut, ciri paling khas sistem pemerintahan otoriter adalah

kekuasaan politik yang tidak terbatas atau nyaris tidak terbatas dimiliki oleh

pemimpin atau partai yang berkuasa.

3. Teori konflik

Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial yaitu,

Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada

pada keteraturan. Karena konflik adalah suatu situasi ketika sasaran dan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

27

kepentingan di dalam masyarakat bertentangan atau tidak sesuai, maka terjadilah

konflik (Simon, 2001:2-4).

Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-

konflik atau ketegangan-ketegangan. Teori konflik juga melihat adanya

dominasi dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan

mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini

menghasilkan kepentingan yang berbeda-beda yang menyebabkan pergesekan-

pergesekan (2001:4).

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

28

Sebab-sebab utama dan sebab-sebab pemicu konflik internal.

Sebab-sebab Utama

Sebab-sebab Pemicu

Faktor-faktor Struktural

Negara yang lemah

Kekhawatiran tentang

keamanan

internal

Geografis etnis

Faktor-faktor Struktural

Negara sedang runtuh /gagal

Perubahan perimbangan kekuatan militer

Perubahan pola-pola demografis

Faktor-faktor Politik

Lembaga politik yang

deskriminatif

Ideologi nasional yang

eksklusif

Politik antar-kelompok

Politik elit

Faktor-faktor Politik

Transisi politik

Ideologi ekslusif yang semakin berpengaruh

Persaingan antar kelompok yang semakin

tajam

Pertarungan kepemimpinan yang semakin

tajam

Faktor Ekonomi /Sosial

Masalah ekonomi

Sistem ekonomi yang

deskriminatif

Pembangunan ekonomi dan

modernisasi

Faktor Ekonomi /Sosial

Masalah ekonomi yang semakin parah

Ketimpangan ekonomi dan modernisasi yang

cepat

Faktor Sosial Budaya

Pola deskriminatif budaya

Sejarah kelompok yang

bermasalah

Faktor Sosial Budaya

Pola deskriminatif budaya yang makin parah

Penghinaan etnis dan propaganda

Sumber: Michael E.Brown (1996) “The Cause and Regional Dimensions of internal

Conflict”dalam Michael E.Brown (ed.) The International Dimensions of Internal Conflict.

Massachusetts: MIT Press, hal.577.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

29

Tabel 1.

Tahapan Konflik

Adanya sumber konflik

Sesuatu yang menyebabkan konflik

bisa terjadi, tetapi bukanlah penyulut

konflik

Isu/Permasalahan konflik

Ekskalasi konflik

Materi yang menjadikan konflik dapat

terjadi (pemicu konflik).

Peningkatan konflik menuju puncak

konflik. Terjadi ketika ada

peningkatan jumlah aktor dan sarana

konflik konflik.

Penurunan konflik dimana ketika konflik

menuju pada penyelesaian. Hal ini terjadi

jika aktor menarik diri dari konflik atau

terdapat pengurangan sarana konflik

Puncak konflik

Terminasi konflik

Kondisi ketika konflik mencapai pada

tingkatan tertinggi dengan adanya aktor

yang maksimal dan sarana konflik telah

maksimal.

Penyelesaian konflik

Terselesaianya konflik melalui negosiasi (tukar

menukar informasi dan kepentingan), mediasi

(Penengahan konflik melalui pihak ketiga), arbitrasi

(pengambilan keputusan dalam penyelesaian konflik

oleh pihak ketiga yang ditunjuk pelaku konflik.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

30

Konflik dapat meluas sehingga melibatkan lebih banyak pihak, wilayah

yang lebih luas, dan isu yang lebih banyak hal ini dapat terjadi, suatu konflik

yang pada awalnya hanya melibatkan dua pihak dan satu isu, bisa berkembang

sehingga melibatkan lebih banyak aktor, dan juga bertambah banyak isu yang

dipertentangkan. Hasil dan akibat yang ditimbulkan bisa bersifat fisik seperti

korban tewas, kerusakan lingkungan, maupun akibat yang bersifat non fisik

seperti menguatnya trauma, pengelompokan, dan lainnya. Masalah yang

dihadapi Libya merupakan hasil dari ketidakpuasan rakyat terhadap

kepemimpinan Khadafi selama 42 tahun yang tidak membawa mereka kepada

kehidupan yang sejahtera dan bahkan telah membawa rakyat Libya dalam

kediktatoran (Simon, 2001:38).

Hal itu menimbulkan pergesekan-pergesekan dalam hubungan antara

pemerintah terhadap rakyat yang menginginkan perubahan. Konflik yang

dihadapi Libya berkembang menjadi konflik bersenjata yang menimbulkan

banyak pelanggaran dan banyak korban. Konflik yang terjadi di Libya dapat

digunakan beberapa konsep yang kemudian dapat membantu dalam

menganalisisnya. Alat bantu tersebut antara lain adalah: (Lihat halaman 31)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

31

Tabel 2.

Diagram Konflik

Pertama: Konsep Diagram Konflik. Konsep ini merupakan cara yang

paling baik digunakan dalam kelompok, yaitu secara bersama. Jika anda sudah

mengenal “Tabel Masalah” dengan baik melalui kegiatan pembangunan dan

pengembangan masyarakat, anda akan tahu bahwa kami mengutip dan

mengadopsinya untuk menganalisis konflik (Simon, 2001:29).

Dalam banyak konflik, ada banyak pendapat mengenai hal-hal berikut:

a). Apa masalahnya? b). Apa sebab-sebab awalnya? c). Efek apa yang muncul

akibat masalah ini? d). Isu apa yang paling berkembang? Tabel konflik

menyajikan suatu metode bagi suatu tim, organisasi, kelompok, atau masyarakat

untuk mengidentifikasi isu yang masing-masing dipandang penting dan

Motif Sejarah

Motif Dikekangnya kebebasan

rakyat

Pelanggaran HAM

Motif Keberhasilan Negara

tetangga

Inti permasalahan

Terancamnya

Keamanan warga asing

di libya

Perebutan kekuasaan Efek

Gelombang Protes

Kekerasan oleh Militer

Korban Berjatuhan

Minyak dunia Naik

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

32

selanjutnya dipisahkan dalam tiga kategori sebagai berikut: penyebab, masalah-

masalah inti, dan berbagai efeknya. Berkaitan dengan penelitian terhadap proses

revolusi yang terjadi di Libya, dengan menggunakan analogi tabel konflik

kemudian akan dicari hal-hal yang menjadi penyebab, inti permasalahan, serta

efek atau dampak yang ditimbulkan dari gerakan revolusi di Libya itu sendiri.

Kedua: Konsep Diagram Konflik. Alat bantu ini diperlukan saat anda

mulai menganalisis berbagai konflik yang tingkatnya lebih dari satu. Metode ini

menggunakan sebuah segitiga yang terdiri dari masing-masing tingkat (karena

masing-masing tingkat terdiri dari tingkat elit, menengah, dan bawah).

Menggunakan metode ini, dapat dilihat beberapa tujuan dalam pemakaian

analogi Piramida Konflik (Simon, 2001:33), diantaranya:

a. Untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama, termasuk kepemimpinan pada

masing-masing tingkat.

b. Untuk memutuskan pada tingkatan mana anda sedang mengatasi konflik

sekarang, dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat yang lainnya.

c. Untuk menilai tipe pendekatan tepat yang dilakukan pada masing-masing

tingkat.

d. Untuk mempertimbangkan cara-cara membangun kaitan antartingkat.

e. Untuk mengidentifikasi para sekutu yang potensial di masing-masing tingkat.

Konsep ini dapat digunakan untuk menjelaskan pihak-pihak yang

berkonflik dalam proses revolusi yang terjadi di Libya, terutama untuk

menemukan faktor-faktor internal yang terdapat pada masing-masing tingkat

dalam revolusi Libya sesuai dengan apa yang telah dipaparkan dalam analogi

Piramida Konflik.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

33

Ketiga: Konsep Resolusi Konflik. Konflik dapat dilatar belakangi oleh

banyak hal, baik penyebab dari dalam maupun dari luar. Konflik internal suatu

negara biasa disebabkan oleh banyak hal, baik konflik politik, ekonomi,

perdagangan, etnis, perbatasan, dan sebagainya. Tentulah kedua belah pihak

maupun pihak luar yang menyaksikan, menginginkan agar konflik tersebut

segera diakhiri (Simon, 2001:34).

Dalam setiap konflik selau dicari jalan penyelesaian. Konflik terkadang

dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak yang bertikai secara langsung. Namun

tak jarang pula harus melibatkan pihak ketiga untuk menengahi dan mencari

jalan keluar. Resolusi konflik adalah suatu proses analitis dan penyelesaian

masalah yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu dan kelompok

seperti identitas dan pengakuan, juga perubahan-perubahan institusi yang yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan.

Menurut Johan Galtung (2007:17), ada tiga tahapan dalam penyelesaian

konflik, yaitu:

1. Peace keeping, adalah proses menghentikan atau mengurangi aksi kekerasan

melalui intervensi militer yang menjalankan peran sebagai penjaga

perdamaian yang ideal.

2. Peace making, adalah proses yang bertujuan untuk mempertemukan atau

merekonsiliasi sikap politik dan strategi dari pihak-pihak yang bertikai

melalui, mediasi, negoisasi, arbitrasi terutama pada level elit atau pimpinan.

3. Peace building, adalah proses implementasi perubahan atau proses

rekonstruksi sosial, politik, dan ekonomi demi terciptanya perdamaian yang

sempurna. Melalui proses Peace building berubah menjadi Positive Peace

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

34

dimana masyarakat merasakan adanya keadilan sosial, kesejahteraan

ekonomi, dan keterwakilan politik yang efektif.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan cara

mengklasifikasikan pustaka yang sudah ada, baik dari skripsi ataupun buku

referensi. Klasifikasi dilakukan guna untuk mempermudah dalam mengidentifikasi.

Skripsi yang berjudul “Faktor penyebab revolusi di Libya pada masa runtuhnya

pemerintahan Kadhafi” belum pernah ada sebelumnya, khususnya dari Mahasiswa

Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Akan

tetapi ada beberapa skripsi yang membahas tentang Revolusi Libya Masa

Pemerintahan Khadafi.

Adapun buku-buku yang di jadikan rujukan penulis yang menyusun sekripsi

ini diantaranya adalah buku yang berjudul Arab Spring Badan Revolusi Timur

Tengah yang Penuh Darah. Buah karya M. Agasitya ABM, Jogjakarta. 2013. Buku

ini terdiri dari berbagai faktor, yaitu tentang kilas balik sebelum revolusi Libya.

Bagian selanjutnya adalah fokus untuk membahas peranan Khadafi dalam

perjalanan revolusi hingga runtuhnya pemimpin Libya Khadafi.

Buku yang berjudul Intervensi NATO di Libya. Karya Nur Luthfi

Hidayatulloh, Malang, 2013. Buku ini memaparkan bagaimana peran NATO dan

NTC dalam peranan revolusi Libya. Dan buku ini sangat detail dalam

penjelasannya.

Mengenai sebab terjadinya revolusi di Libya hingga jatuhnya kekuasaan

rezim Khadafi dibahas dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Apriadi Tambuaka

berjudul Revolusi Libya dimuat dalam bukunya yang berjudul Revolusi Timur

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

35

Tengah Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di negara-negara Timur Tengah

terbitan Narasi, tahun 2011. Tulisan dalam artikel ini memaparkan awal mula

sebelum terjadinya revolusi hingga aksi demonstrasi yang dilakukan rakyat Libya.

Revolusi Libya merupakan serangkaian peristiwa berdarah yang menyebabkan

banyak korban tewas dari rakyat sipil. Pemberontakan yang dilakukan rakyat Libya

merupakan bentuk kekecewaan terhadap Khadafi sebagai pemimpin yang dianggap

otoriter. Perjalanan Khadafi sebagai pemimpin yang berkuasa selama 42 tahun

hingga akhirnya rezim otoriternya berakhir dan pemerintahan Libya diambil alih

oleh Pemerintah sementara yang disebut sebagai N.T.C. (National Transition

Council) dipimpin oleh Mustafa Abdel-Jalil serta campur tangan negara-negara

Barat yang diperkuat oleh N.A.T.O menjadikan revolusi Libya 2011 menjadi

revolusi paling berdarah.

G. Sumber Data

1. Sumber Data

Sumber data adalah naskah. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kepustakaan yakni berupa buku, artikel, dan lain

sebagainya. Diperjelas dengan sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah “sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain” Menurut Lofland, (1984:47).

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku adalah buku

Arab Spring Badan Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah. Buah

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

36

karya M. Agasitya ABM, Jogjakarta.2013. Buku Intervensi NATO di

Libya. Karya Nur Luthfi Hidayatulloh, Malang, 2013.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan pengumpulan data yang

diperoleh dengan mengutip sumber lain untuk melengkapi sumber primer.

Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari sumber-sumber

lain seperti sumber bacaan, referensi internet dan yang lain (Moleong,

2002:113). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah Sumber

tertulis, dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah, sumber dari arsip,

dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

H. Metode dan Teknik Penelitian

Metodologi penelitian merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah

penelitian. Metodologi memiliki dua pengertian, Pertama, sebagai ilmu mengenai

metode, yang berkaitan dengan etimologi, asal-usul kata. Kedua, proses yang

dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian, yaitu keseluruhan cara, seperti teori,

metode dan teknik, termasuk cara penyajiannya bahkan juga penggunaan

bahasanya (Ratna, 2010: 40-41).

1. Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa latin yaitu methodos berasal dari akar kata

meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan

hodos berarti jalan, cara, arah. Metode dalam pengertian luas diartikan sebagai

cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis, untuk

memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Metode berfungsi untuk

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

37

menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan

dipahami (Ratna, 2010: 84).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian sejarah atau disebut dengan metode historis. Gilbert J. Garraghan

mengemukakan metode penelitian sejarah sebagai seperangkat aturan dan

prinsip sistematis, untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif,

menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai

dalam bentuk tertulis (Abdurrahman, 1999:43). Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Senada dengan pendapat

menurut Bogdan dan Taylor yang menyatakan bahwa kualitatif adalah metode

yang pada gilirannya menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata,

baik dalam bentuk tertulis maupun lisan (Ratna, 2010: 84).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian ini berusaha merekonstruksi sejarah di masa lampau mengenai faktor

penyebab revolusi Libya pada masa runtuhnya pemerintahan Khadafi pada

tahun 2011. Tahapan penelitian ini yaitu, mengumpulkan sumber-sumber data

yang berkaitan dengan obyek penelitian, kemudian menganalisis bukti atau

jejak sejarah tersebut hingga diperoleh fakta-fakta sejarah yang lengkap dan

akurat, selanjutnya dapat dilakukan penulisan sejarah secara sistematis.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah pustaka atau

library research, yaitu cara pengumpulan data teoritis dengan menelaah

sejumlah literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti baik berupa

buku, jurnal, dokumen, makalah, laporan, majalah, surat kabar dan artikel yang

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

38

berhubungan dengan masalah ini. Data diperoleh melalui perpustakaan yaitu

Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Pusat

Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

Yogyakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas

Maret Surakarta serta dari pengumpulan informasi dari koran, jurnal, dan

majalah, baik yang bisa didapatkan langsung ataupun yang diakses melalui

internet.

3. Jenis data

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang

saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis

mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan

menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena

alamiah. (Labovitz, Hagedorn, 1982:120) mendefinisikan teori sebagai ide

pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”

bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat

saling berhubungan. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang akan

dilakukan, maka jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa

data teoritis yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. Data ini

diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber dan

instansi terkait yang telah disebutkan sebelumnya. Data teoritis ini yang akan

dianalisis untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

39

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data

kualitatif, dimana penulis akan menjelaskan permasalahan berdasarkan data

teoritis yang diperoleh. Angka-angka statistik hanya digunakan sebagai data

pendukung dari data teoritis yang dipaparkan.

5. Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode deduktif,

dimana penulis memulai pembahasan dengan menggambarkan masalah

secara umum, lalu kemudian memaparkan secara khusus pengaruh dari

masalah yang terlebih dahulu digambarkan.

I. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh karya tulis ilmiah yang sistematis diperlukan sebuah

paparan yang jelas, maka penulisan ini dikelompokkan menjadi beberapa bab agar

mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan sekripsi ini di bagi menjadi tiga bab yang

saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Bab I Pendahuluan

Yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, sumber data, metode

penelitian dan sistematika penulisan. Bab ini merupakan landasan

pemikiran penelitian dan menjadi sumber prosedur dalam penelitian

karena untuk melanjutkan bab selajutnya.

Bab II Pembahasan mengenai isi rumusan masalah.

Pembahasan terdiri dari dua sub bab. Sub bab Pertama ada tiga poin, poin

pertama menguraikan tentang pra-revolusi, kronologi revolusi Libya dan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1010028_bab1.pdf · Kemiskinan, pengangguran, korupsi yang merajalela, pemrintahan yang ... pemerintahan anti-Barat

40

pasca revolusi Libya. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana keadaan Libya sebelum revolusi berlangsung selain itu dapat

mengetahui juga bagaimana kronologi yang mengakibatkan terjadinya

revolusi, dan melihat pasca revolusi dari aspek sosial, politik,

pemerintahan, ekonomi dan keamanan yang telah ditinggal dari

kepemimpinan Khadafi. Poin kedua, membahas bentuk Intervensi NATO

di Libya. Dimana dalam intervensi tersebut memiliki enam poin penting

yang menjadi terjadinya Intervensi NATO di Libya.

Bab III Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan analisis dan

jawaban dari masalah yang sudah dibahas. Dan saran ini ditujukan kepada

pihak yang ingin mengadakan penelitian serupa.